You are on page 1of 5

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2019, Volume 10, Number 2: 393-397


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Efek latihan kesamaptaan terhadap kadar D-Dimer


pada anggota militer Kodam I Bukit Barisan
CrossMark
R. Prathama Wiradharma,1* Nizam Zikri Akbar,2 Adi Koesoema Aman1
Published by DiscoverSys

ABSTRACT

Background: Several reports and experiences show that when doing evaluated whether there was an increase after the test. Examination
heavy exercise often occur complaints which direct the diagnosis towards using Coatron machine with the Immuno Turbidimetric Assay method.
Venous Thrombo-Embolism (VTE) in the form of painful and swollen feet. Result: 30 people are men with an average age of 19-22 years.
This was due to hypercoagulation and resulted in VTE. The D-dimer level D-Dimer showed a significant difference with a mean of 92.83 ± 49.62
is a measure of clot formation and lysis resulting from the breakdown of SD before the test and after the test found a mean of 127.53 ± 57.75
fibrinogen and fibrin during fibrinolysis. Therefore this study aimed to see SD with p = 0.001 (p <0.05).
an increase in D-Dimer which is a marker of increased fibrinolysis. Conclusion: The increase in D-Dimer shows an increase in blood
Method: This study took a sample of blood from 30 soldiers who were coagulation processes and fibrinolysis and can occur in individuals
declared healthy. The sample was checked for D-Dimer 1 hour before who often carry out heavy activities. D-Dimer and Dopler ultrasound
and after the test. The physical readiness test is a standard for assessing screening should be carried out on a periodic check before carrying out
the readiness of soldiers in carrying out tasks. The sample was the physical readiness test.

Keyword: Venous Thrombo-Embolism, D-Dimer, physical readiness test


Cite This Article: Wiradharma, R.P., Akbar, N.Z., Aman, A.K. 2019. Efek latihan kesamaptaan terhadap kadar D-Dimer pada anggota militer
Kodam I Bukit Barisan. Intisari Sains Medis 10(2): 393-397. DOI: 10.15562/ism.v10i2.363

ABSTRAK

Latar Belakang: Beberapa laporan dan pengalaman yang Tes kesamaptaan merupakan standar baku untuk menilai kesiapan
menunjukkan bahwa pada pelaksanaan kegiatan fisik berat sering prajurit dalam melaksanakan tugas. Sampel dilihat apakah ada
terjadi keluhan yang mengarahkan diagnosa ke arah Venous peningkatan setelah pelaksanaan tes. Pemeriksaan menggunakan alat
Thrombo Embolism (VTE) berupa kaki nyeri dan bengkak. Diduga Coatron dengan metode Immuno Turbidimetric Assay.
hal ini disebabkan adanya hiperkoagulasi dan mengakibatkan VTE Hasil: 30 orang merupakan laki-laki dengan rata-rata umur 19-
pada orang tersebut. Tingkat D-dimer adalah ukuran pembentukan 22 tahun. D-Dimer menunjukan perbedaan signifikan dengan mean
gumpalan dan lisis yang dihasilkan dari pemecahan fibrinogen dan 92,83 ± 49,62 SD sebelum tes dan setelah tes kesamaptaan didapatkan
fibrin selama fibrinolisis. Maka dari itu penelitian ini ditujukan untuk mean 127,53 ± 57,75 SD dan p = 0.001 (p<0.05).
1
Departemen Patologi Klinik, melihat adanya peningkatan D-Dimer yang merupakan penanda Simpulan: Peningkatan D-Dimer menunjukkan terjadinya
Fakultas Kedokteran, Universitas meningkatnya proses koagulasi darah dan fibrinolisis. peningkatan proses koagulasi darah dan fibrinolisis dan dapat
Sumatera Utara/RSUP H. Adam Metode: Penelitian ini mengambil sample darah dari prajurit TNI terjadi pada individu yang sering melaksanakan aktivitas berat. Perlu
Malik, Medan, Indonesia yang dinyatakan sehat sebanyak 30 orang. Sample diperiksa untuk dilaksanakan skrining D-Dimer dan USG Dopler pada pemeriksaan
2
Departemen Kardiologi dan D-Dimer 1 jam sebelum dan sesudah pelaksanaan tes kesamaptaan. berkala sebelum melaksanakan tes kesamaptaan.
Kedokteran Vaskular, Fakultas
Kedokteran Universitas, Sumatera
Utara / RSUP H. Adam Malik,
Medan, Indonesia Kata Kunci : Venous Thrombo Embolism, D-Dimer, tes kesamaptaan
Cite Pasal Ini: Wiradharma, R.P., Akbar, N.Z., Aman, A.K. 2019. Efek latihan kesamaptaan terhadap kadar D-Dimer pada anggota militer Kodam I
*
Korespondensi: Bukit Barisan. Intisari Sains Medis 10(2): 393-397. DOI: 10.15562/ism.v10i2.363
R. Prathama Wiradharma;
Departemen Patologi Klinik, Fakultas
Kedokteran, Universitas Sumatera PENDAHULUAN
Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan,
Indonesia, Tingkat D-dimer adalah ukuran pembentu- namun baru-baru ini telah disesuaikan dengan
prathamawira@gmail.com kan gumpalan dan lisis yang dihasilkan dari alat analisa koagulasi dan analisa kimia klinis,
pemecahan fibrinogen dan fibrin selama fibrin- dengan titik akhir berdasarkan imunofluorecens,
Diterima: 13-11-2018 olisis. Uji D-dimer kuantitatif laboratorium immunoturbidimetry, atau chemiluminescence.
Disetujui: 04-02-2019 pusat pada awalnya didasarkan pada teknologi Pemeriksaan D Dimer banyak digunakan sebagai
Diterbitkan: 01-08-2019 enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) indikator adanya hiperkoagulabilitas darah,

Open access: http://isainsmedis.id/ 393


ORIGINAL ARTICLE

terutama aliran darah vena atau Venous Thrombo fibrinolisis. Lalu selama 3-4 jam setelah pelaksa-
Embolism (VTE).1 naan latihan, kadar D-Dimer akan turun menjadi
Menurut White Venous Thromboembolism kadar normal, dikarenakan Half-Life D-Dimer.8
(VTE) atau trombo emboli vena adalah kondisi Peningkatan D-Dimer ini penting karena pada
yang melemahkan dan berpotensi fatal. Terjadinya kejadian VTE kadarnya akan meningkat.9
VTE berasal dari pembentukan gumpalan pada Secara umum dapat diterima bahwa kegiatan
sirkulasi vena dan timbul sebagai thrombosis.2 seperti olahraga ringan dan sedang sepertinya
Terdapat penilaian kritis terhadap triad Virchow menurunkan resiko trombosis vena, dan tidak
(sekitar tahun 1854) mengingat pengetahuan dapat dipungkiri keuntungannya lebih banyak
kontemporer mengenai VTE menunjukkan bahwa daripada tidak melaksanakan olahraga sama
orang-orang yang aktif secara fisik dan sangat sekali.10 Tetapi resiko VTE yang berhubungan
mungkin terutama mereka yang mengejar latihan dengan kegiatan berat yang ekstrim yang dalam hal
kardiovaskular dapat terpapar beberapa faktor ini kegiatan kesamaptaan, perlu diperhatikan lebih,
risiko trombogenik yang berpotensi menjadi VTE.3 terutama karena banyaknya literatur yang menya-
Insidens VTE di Eropa dan Amerika Serikat takan bagaimana intensitas latihan mempengaruhi
kurang lebih 50 per 100.000 populasi/tahun. Angka resiko kejadian thrombosis.11
kejadian VTE meningkat sesuai umur, sekitar 1 per Dengan adanya biomarker D-Dimer yang
10.000 – 20.000 populasi pada umur di bawah 15 dilaporkan mempunyai manfaat yang tinggi dalam
tahun hingga 1 per 1000 populasi pada usia di atas biomarker VTE maka akan sangat menarik apabila
70 tahun. Insidens VTE pada ras Asia dan Hispanik diteliti dalam kaitannya dengan kejadian VTE pada
dilaporkan lebih rendah dibandingkan pada ras olahraga. Dengan bermacamnya latihan pada sektor
Kaukasia, Afrika-Amerika Latin, dan Asia Pasifik. sipil yang mempunyai sifat intensitas tinggi, repe-
Tidak ada perbedaan insidens yang signifikan tisi tinggi, minimal resisten dan minimal istirahat
antara pria dan wanita.4 tahun-tahun belakangan ini, tak dapat dielakkan
Tes kesamaptaan adalah merupakan suatu lagi, klinisi-klinisi menemukan gejala dan keluhan
instrumen untuk menilai kesegaran jasmani dan yang sama akibat melaksanakan kegitan tersebut.12
kesiapan prajurit untuk bekerja maupun bertempur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah
Tes ini berpedoman pada penelitian yang dilaku- ada peningkatan D-Dimer dalam pelaksanaan
kan oleh Kenneth H Cooper dari United States Air kegiatan kesamaptaan prajurit TNI-AD dan menja-
Force (USAF), dimana penilaiannya berdasarkan dikan pedoman apabila terjadi keluhan dan gejala
katagori pencapaian VO2 max. Sejalan dengan yang berhubungan dengan VTE, klinisi dapat
meningkatnya teknologi dan pengembangan pene- memilah pemeriksaan yang akan di ajukan sebagai
litian Cooper maka tes lari sejauh-jauhnya dalam penunjang agar lebih mudah diakses dengan biaya
12 menit berubah menjadi lari 3200 meter yang yang lebih murah dan lebih spesifik untuk VTE,
kemudian digunakan sebagai alat untuk mengukur sehingga dapat digunakan pada fasilitas yang seder-
tingkat kebugaran cardiovaskular militer Amerika hana tanpa mengurangi akurasinya dan menyakiti
Serikat dan selanjutnya digunakan oleh Angkatan serta merugikan pasien.
Bersenjata negara-negara lain termasuk oleh TNI.5
Beberapa studi (penelitian) telah dilakukan
METODE
dengan hasil meningkatnya salah satu biomarker
klinik yang menunjang diagnosa VTE, disamp- Penelitian dilakukan di Batalyon Raider 100
ing menilai dengan skoring yaitu dengan menilai KODAM I Bukit Barisan dan Departemen Patologi
peningkatan D-Dimer. Kevin dkk pada tahun 2014 Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
melaporkan bahwa terjadi peningkatan signifikan Utara/RSUP Haji Adam Malik Medan bekerja sama
D-Dimer, setelah melaksanakan tes kesegaran dengan Departemen Kardiologi dan Kedokteran
jasmani pada 14 orang anggota militer angkatan Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
laut Amerika Serikat.6 Utara. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancan-
Aktivitas fibrinolitik meningkat saat seseorang gan penelitian cohort. Penelitian dilakukan pada
melaksanakan latihan atau olahraga yang terma- bulan Februari 2018 sampai dengan Maret 2018.
suk kategori berat, guna menyeimbangkan status Subyek penelitian adalah prajurit TNI AD yang
hiperkoagulabilitas sementara ketika berolahraga telah dinyatakan sehat dan mempunyai jadwal
dan faktor-faktor trombogenik lain seperti terham- latihan aerobik sekurang-kurangnya 30 menit, dan
batnya sirkulasi dan kerusakan vaskuler.7 Apabila lebih dari tiga kali seminggu di Batalyon Raider
aktivitas fibrinolitik meningkat maka akan diikuti 100 Binjai. Pemeriksaan D-Dimer dilaksanakan 1
dengan kadar D-Dimer yang meningkat sebagai jam sebelum melaksanakan tes kesamaptaan dan
pembentukan gumpalan dan lisis yang dihasil- 1 jam setelah melaksanakan tes. Subyek penelitian
kan dari pemecahan fibrinogen dan fibrin selama adalah 30 prajurit yang dimana dijumpai sebanyak

394 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 393-397 | doi: 10.15562/ism.v10i2.363
ORIGINAL ARTICLE

29 orang (99%) mengalami peningkatan kadar 45  (28-200) dan sesudah tes adalah 85 (57-262).
D-Dimer 1 jam setelah melaksanakan tes dan 1 Dengan nilai Z - 4.7 dan p 0.000. Setelah dilak-
orang (1%) tidak mengalami peningkatan kadar sanakan uji normalitas menggunakan uji
D-Dimer. Pemeriksaan D-Dimer menggunakan Kolmogorov-Smirnov, dan hasilnya p < dari 0.05,
sampel darah plasma sitrat yang diperiksa dengan maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
menggunakan alat Coatron A4, alat ini menggu- Yang selanjutnya digunakan Wilcoxon Signed Rank
nakan metode immune turbidimetric assay. Test dengan hasil p 0.000. Hal ini menunjukkan
Hasil penelitian dianalisa secara statistik dengan adanya perbedaan signifikan antara D-Dimer sebe-
menggunakan software SPSS (Statistical Package lum dan sesudah tes kesamaptaan.
for Social Sciences, Chicago, IL, USA) untuk
Windows. Gambaran karakteristik pada subjek
PEMBAHASAN
penelitian disajikan dalam bentuk tabulasi dan
dideskripsikan. Untuk menganalisa peningkatan D-dimer (atau D dimer) adalah produk degradasi
D-Dimer menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank fibrin (atau FDP), adalah sebuah fragmen protein
Test. kecil yang ada dalam darah setelah bekuan darah
terdegradasi oleh proses fibrinolisis. Dinamakan
demikian karena mengandung dua fragmen D dari
HASIL
protein fibrin yang disambung dengan tautan silang.
Penelitian ini menggunakan sample terkumpul Konsentrasi D-dimer dapat ditentukan dengan tes
sesuai dengan kriteria inklusi pada penelitian ini darah untuk membantu mendiagnosis thrombosis.
sebanyak 30 prajurit yang berdomisili di Batalyon Sejak diperkenalkan pada 1990-an, D-dimer telah
100 Raider Kodam I Bukit Barisan Binjai. menjadi tes penting yang dilakukan pada pasien
Setelah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dicurigai dengan gangguan trombotik. Sementara
dan peninjauan riwayat kesehatan peserta, semua hasil negatif praktis menyingkirkan diagnosa trom-
peserta tidak merokok, tidak pernah mengeluh bosis, hasil positif dapat menunjukkan trombosis
keluhan VTE, tidak pernah mengkonsumsi obat- tetapi tidak mengesampingkan penyebab potensial
obatan dan tidak mempunyai riwayat penyakit lainnya. Oleh karena itu, penggunaan utamanya
terdahulu yang mempengaruhi penelitian ini. adalah untuk menyingkirkan penyakit thrombo-
Pada tabel didapatkan Median (Minimum- emboli dengan probabilitasnya rendah. Selain itu,
Maksimum) D-Dimer sebelum tes adalah juga digunakan dalam diagnosis gangguan darah
yang dikenal sebagai Disseminated Intravascular
Tabel 1  Karakteristik Peserta (n= 30) Coagulation (DIC).13
Akftifitas fisik berat akan menyebabkan akti-
Hasil
fasi dari platelet, koagulasi dan fibrinolisis.14
Variabel (Rata-rata±SB)/ N(%)
Katekolamin, vasopressin, pelepasan epinephrine,
Jenis kelamin hipoglikemia, peningkatan thrombin, kerusakan
Laki-laki 30 (100) vaskuler akibat stressor fisik dan kerusakan otot,
Perempuan 0 (0) yang kesemuanya ini dapat terjadi pada saat aktif-
itas berat akan melepaskan tissue plasmin activa-
Umur (Tahun) 20,7 ± 0,89
tor (tPA) dari sel endotel dan sudah tentu akan
Tekanan Darah (mmHg) menyebabkan meningkatnya konsentrasi D-Dimer.
Sistolik 117,87 ± 7,9 Karena proses fibrinolisis diawali dengan pelepasan
Diastolik 65,1 ± 6,18 tPA dari sel endotel.15
Nadi (kali/menit) 77,3 ± 3,09 Hal ini serupa dengan penelitian yang dilak-
sanakan oleh Kupchak dkk tahun 2013 ditemukan
Respiration rate (kali/menit) 23,2 ± 1,61
peningkatan D-Dimer dari baseline dengan rata-
Berat badan (kg) 62,6 ± 3,9 rata 371.00 (150.02-591.98) pada 16 orang pesepeda
Tinggi badan (cm) 170,9 ± 1,86 dalam sebuah event sepeda balap dengan umur
Indeks Massa Tubuh (IMT) (kg/m2) 21,43 ± 1,40 rata-rata 44.6. Pada penelitian ini dapat disimpul-
kan bahwa latihan fisik yang berat dan dalam waktu
yang lama dalam hal ini bersepeda sejauh 164 km
Tabel 2  Perbedaan kadar D-Dimer sebelum dan sesudah tes meningkatkan aktivitas fibrinolysis pada seseorang
Median (Minimum- yang terlatih. Hal ini juga didukung dengan suhu
Variabel n Maksimum) Z P dan cuaca yang ekstrim saat melaksanakan kegia-
D-Dimer Sebelum 30 45 (28 – 200) tan tersebut.16
Begitu juga dengan penelitian yang dilaksanakan
D-Dimer Sesudah 30 85 (57 – 262) - 4.7 0,000
oleh Parker dkk tahun 2012 ditemukan peningkatan

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 393-397 | doi: 10.15562/ism.v10i2.363 395
ORIGINAL ARTICLE

D-Dimer dengan rata-rata 245.00 (0.00-490.00) pada individu yang sehat dan sering melaksanakan
pada 23 orang pelari marathon dengan umur rata- aktivitas berat.
rata 42 tahun.17 Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disa-
Di sisi lain penelitian yang dilaksanakan oleh rankan untuk melakukan penelitian selanjutnya
Kathleen M dkk tahun 2011 ditemukan pening- dengan melihat individu yang mempunyai aktifitas
katan signifikan pada D-Dimer dengan rata-rata berat dan memiliki keluhan yang mengarahkan
44 ± 14 sebelum latihan dan 55 ± 15 setelah latihan. diagnosa kepada VTE, serta dilaksanakan skor-
Pada penelitian ini juga memperlihatkan mening- ing Wells dan pemeriksaan USG Dopler untuk
katnya aktivitas tPA yang merupakan precursor membuktikan kecurigaan adanya VTE. Dan diper-
aktivitas fibrinolysis. Hal ini dapat disimpulkan lukannya pemeriksaan D-Dimer serta USG Dopler
bahwa intensitas latihan meningkatkan aktivitas pada saat pemeriksaan berkala prajurit yang dilak-
tPA yang kemudian nanti juga meningkatkan akti- sanakan sebelum dilaksanakan tes kesamaptaan.
vitas fibrinolitik.18 Terutama pada anggota prajurit yang umurnya
Pada penelitian yang dilaksanakan oleh Papadaki lebih dari 40 tahun.
dkk 1998, juga disimpulkan bahwa semakin tinggi
kerusakan pembuluh darah, menginduksi pele-
pasan tPA yang lebih tinggi.19 ETIKA PENELITIAN
Dampak positif latihan pada kardiovaskular Penelitian ini telah mendapat persetujuan etik
telah dijelaskan dengan baik. Namun, olahraga oleh komisi etik Fakultas Kedokteran, Universitas
berat juga telah terbukti menyebabkan gangguan Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik, Medan,
penting dalam kimia darah. D-Dimer sebagai Indonesia.
produk degradasi enzimatik utama fibrin secara
luas digunakan sebagai biomarker dengan tinggi
nilai prediksi negatif pada pasien dengan dugaan KONFLIK KEPENTINGAN
PE, DVT, dan sindrom aorta akut. Pengerahan Tidak terdapat konflik kepentingan dalam penu-
tenaga fisik menyebabkan aktivasi trombosit, lisan laporan penelitian ini.
koagulasi, dan fibrinolisis. Fibrinolisis dapat terjadi
akibat pelepasan tissue plasminogen activator (tPA).
Katekolamin, vasopresin, atau pelepasan epinefrin, PENDANAAN
hipoglikemia, peningkatan trombin, stres pemb- Penelitian ini di dukung oleh PT. Setia
uluh darah, dan cedera otot, yang dapat terjadi Anugrah Medika.
selama aktivitas fisik, dapat melepaskan tPA dari
pembuluh darah sel endotel dan menyebabkan
peningkatan konsentrasi D-dimer.19 KONTRIBUSI PENULIS
Keterbatasan penelitian ini adalah sampel Semua penulis memiliki kontribusi yang
30  orang, homogenisitas yaitu sama-sama sehat, sama dalam penulisan akhir laporan hasil
nutrisi, dan umur, keterbatasan lain adalah tidak penelitian.
adanya peralatan untuk mengukur kekuatan
aerobik dan anaerobik peserta, dengan mengukur
denyut jantung dan pengukuran laktat dikare- DAFTAR PUSTAKA
nakan perlunya personil investigasi tambahan dan 1. Rooney KD, Schilling UM. Point-of-care testing in the
pengukuran langsung melalui intravena. Tes kesa- overcrowded emergency department can it make a differ-
ence? Crit Care. 2014;18:1-7.
maptaan yang dilakukan murni saat akan dilak- 2. White R. The epidemiology of venous thromboembolism.
sanakan penilaian periodik oleh bagian Jasmani Circulation. 2003;107:1-5.
Militer. Selanjutnya dalam menegakkan apakah 3. ISTH Steering Committee for World Thrombosis Day.
Thrombosis: a major contributor to global disease burden.
terjadi VTE pada individu tersebut, harus dilaku- J Thromb Haemost. 2014; 12: 1580–90.
kan pemeriksaan lainnya seperti USG Dopler yang 4. JCS Guidelines. Guidelines for the diagnosis, treatment
tidak dilakukan dalam penelitian ini. and prevention of pulmonary thromboembolism and deep
vein thrombosis. Circ J. 2011;75: 1258-81.
5. Sudrajat Y. Kajian tes kesegaran jasmani “A” bagi personel
kategori usia 50 tahun ke atas. Dispenad. 2014.
SIMPULAN 6. Kevin SK. The effect of exercise on D-dimer levels. Military
Medicine. 2014;179:225.
Peningkatan D-Dimer pada subjek penelitian ini 7. Kupchak BR, Volk BM, Kunces LJ, Kraemer WJ, Hoffman
merupakan petunjuk bahwa terjadi proses pening- MD, Phinney SD, Volek JS. Alterations in coagulatory and
katan koagulasi darah yang dimana akan mening- fibrinolytic systems following an ultra-marathon. Eur J
Appl Physiol. 2013;113:2705–12.
katkan proses fibrinolisis. Dan pada penelitian ini 8. Hui SK, Mast A. D-dimer: a non-invasive test for patients
menunjukkan bahwa bekuan darah dapat terjadi with suspected DVT. Clin Lab News. 2009.

396 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 393-397 | doi: 10.15562/ism.v10i2.363
ORIGINAL ARTICLE

9. Wells PS, Anderson DR, Rodger M, Forgie M, Keron C, 16. Kupchak BR, Volk BM, Kunces LJ, Kraemer WJ,
Dreyer J, et  al. Evaluation of d-dimer in the diagnosis of Hoffman MD, Phinney SD, et al. Alterations in coagulatory
suspected deep-vein thrombosis. N Engl J Med. 2003. and fibrinolytic systems following an ultramarathon. Eur J
349:1227–35. Appl Physiol. 2013;113:2705–12.
10. Stralen KJ, Le Cessie S, Rosendaal FR, Doggen CJ. Regular 17. Parker BA, Augeri AL, Capizzi JA, Ballard KD,
sports activities decrease the risk of venous thrombosis. J Kupchak BR, Volek JS, et al. Effect of marathon run and air
Thromb Haemost. 2007; 5:2186–92. travel on pre- and post-run soluble d-dimer, microparticle
11. Posthuma JJ, Meijden PE, Cate HT, Spronk HM. Short- procoagulant activity, and p-selectin levels. Am J Cardiol
and long-term exercise induced alterations in haemostasis: 2012; 109:1521–5.
a review of the literature. Blood Rev. 2015;2:171–8. 18. Kathleen M, Thomas H. Blood coagulation and fibrinolysis
12. Bergeron MF, Nindl BC, Deuster PA. Consortium for in healthy, untrained subjects: effects of different exercise
health and military performance and american college of intensities controlled by individual anaerobic threshold.
sports medicine consensus paper on extreme condition- Eur J Appl Physiol. 2011;111:253–60.
ing programs in military personnel. Curr Sports Med Rep. 19. Papadaki M, Ruef J, Nguyen KT, Li F, Patterson C,
2011;10:383–9. Eskin SG, et al Differential regulation of protease activated
13. Adam SS, Key NS, Greenberg CS. D-dimer antigen: current receptor-1 and tissue plasminogen activator expression
concepts and future prospects. Blood. 2013;113:2878–87 by shear stress in vascular smooth muscle cells. Circ Res.
14. Sand KL, Flatebo T, Andersen MB, Maghazachi AA. 1998; 83:1027–34.
Effects of exercise on leukocytosis and blood hemostasis
in 800 healthy young females and males. World J Exp Med.
2013;3:11–20.
15. Womack CJ, Nagelkirk PR, Coughlin AM. Exercise-
induced changes in coagulation and fibrinolysis in healthy
populations and patients with cardiovascular disease. This work is licensed under a Creative Commons Attribution
Sports Med. 2003;33:795–807.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(2): 393-397 | doi: 10.15562/ism.v10i2.363 397

You might also like