Professional Documents
Culture Documents
KEL 1
Abstract
Children with mental retardation are children who have a disruption to their intellegence level. One of the
problem that occurs to them is their inability to perform hands washing. An attempt to improve their ability
is to give hands washing training with puzzle method. This study aimed to analyze the effect of hands
washing training with puzzle method to ability to wash hands of children with mental retardation at SDLB-
C TPA in Jember. Study design was a pre experimental research with pretest-posttest group. The samples
were 25 children with mental retardation. Data analysis used Wilcoxon Signed Rank Test. The result
showed that there was an effect of hands washing training with puzzle method with ability to wash hands
of children with mental retardation at SDLB-C TPA in Jember (p value <0.05). Recommendation of this study
is the need of the school to have hands washing facility such as an “emergency” wastafel, soap, and tissue
paper provided anytime
Abstrak
Anak dengan tunagrahita adalah anak yang mengalami gangguan pada tingkat kecerdasannya
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.4 (no.3), September, 2016 563
Zakarya et al., Pengaruh Pelatihan Cuci Tangan Bersih dengan Metode Bermain Puzzle...
Permasalahan anak tunagrahita adalah ketidakmampuan melakukan cuci tangan. Upaya untuk
meningkatkan kemampuan cuci tangan anak tunagrahita dengan memberikan pelatihan cuci
tangan metode puzzle. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan cuci
tangan bersih dengan metode puzzle terhadap kemampuan melakukan cuci tangan anak
tunagrahita. Desain penelitian pre eksperimental, pre test and post test group design. Tempat
penelitian di SDLB-C TPA Kabupaten Jember. Sampel penelitian berjumlah 25 anak tunagrahita.
Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil menunjukkan ada pengaruh
pelatihan cuci tangan bersih dengan metode puzzle terhadap kemampuan melakukan cuci tangan
anak tunagrahita (p value < 0,05). Peneliti menyarankan kepada sekolah untuk menyediakan
fasilitas mencuci tangan seperti wastafel darurat, tisu, dan sabun.
sedang. Menurut Sandra umur berpengaruh menurunnya jumlah kemampuan cuci tangan
terhadap aktifitas atau gerakan pada anak kategori kurang sebanyak 12 anak. Peningkatan
tunagrahita sedang. Pendidikan merupakan kemampuan cuci tangan bersih kategori cukup
salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pada anak tunagrahita didukung oleh media
kemampuan anak tunagrahita dalam melakukan puzzle yang dapat menarik perhatian anak untuk
aktifitas cuci tangan bersih. Pendidikan dapat mengikuti pembelajaran. Media puzzle dengan
diartikan juga melatih atau merawat seseorang ukuran besar lebih memudahkan anak untuk
supaya memiliki pengetahuan [10]. menirukan gerakan cuci tangan sehingga secara
Tidak terdapat anak tunagrahita memiliki tidak langsung anak akan melatih kemampuan
kemampuan cuci tangan bersih kategori baik, motorik halusnya [13]. Hasil diperkuat oleh
selain dikarenakan anak tunagrahita sedang penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
memiliki keterbatasan fisik maupun mental yang Wismaningrum pengaruh teknik puzzle terhadap
dapat berpengaruh terhadap kemampuannya hasil belajar siswa SD kelas 2. Hasil belajar
dalam melakukan cuci tangan bersih [12]. siswa SD kelas 2 mengalami peningkatan yang
Hasil penelitian menunjukkan signifikan.
kemampuan cuci tangan anak dengan Kategori baik hanya terdapat 8 anak yang
tunagrahita setelah dilakukan pelatihan cuci mampu melakukan cuci tangan bersih yang
tangan dengan metode bermain puzzle. sebelumnya tidak ada anak yang memiliki
Kemampuan cuci tangan bersih kategori kurang kemampuan cuci tangan bersih kategori baik.
terdapat 1 anak (4%). Terjadi penurunan jumlah Mayoritas langkah cuci tangan bersih yang bisa
kemampuan cuci tangan kategori kurang dilakukan oleh anak diantaranya langkah 1, 2, 3,
sebanyak 13 anak menjadi 1 anak. Penurunan 4, 5, 10, dan 11 sesuai SOP cuci tangan.
jumlah anak yang memiliki kemampuan cuci Peningkatan jumlah anak kategori baik
tangan kategori kurang disebabkan oleh dipengaruhi oleh frekuensi latihan cuci tangan.
meningkatnya kemampuan praktik cuci tangan, Semakin sering anak diberikan latihan cuci
yang sebelumnya mayoritas yang bisa dilakukan tangan akan membantu anak mengigat langkah-
oleh anak yaitu langkah 1 (membuka kran dan langkah cuci tangan bersih.
membasahi tangan), kemudian bisa Hasil penelitian menunjukkan perbedaan
mengerjakan ke langkah 2, 3, 4, 5, 9, 10 dan 11 kemampuan cuci tangan anak dengan
dilakukan meskipun belum sesuai dengan SOP tunagrahita sebelum dan sesudah dilakukan
cuci tangan bersih. Anak tunagrahita pelatihan cuci tangan dengan metode bermain
membutuhkan adanya bimbingan dan pelatihan puzzle. Sebelum diberikan metode bermain
yang dilakukan secara berkelanjutan dengan puzzle terdapat sebanyak 11 anak (44%) yang
jadwal latihan cuci tangan bersih yang teratur memiliki kemampuan cuci tangan bersih
[10]. kategori cukup dan setelah diberikan metode
Kemampuan cuci tangan bersih kategori bermain puzzle terdapat 16 anak (64%) yang
cukup sebanyak 16 anak (64%). Sebanyak memiliki kemampuan cuci tangan bersih
16 anak kategori cukup didistribusikan dari kategori cukup. Hal ini berarti ada peningkatan
kemampuan dari anak tunagrahita dalam
melakukan cuci tangan bersih. Sebelum
diberikan metode bermain puzzle terdapat
sebanyak 14 anak (56%) yang memiliki
kemampuan cuci tangan bersih kategori kurang
dan setelah diberikan metode bermain puzzle
terdapat 1 anak (4%) yang memiliki kemampuan
cuci tangan bersih yang kurang. Penurunan
jumlah anak yang memiliki kemampuan cuci
tangan bersih kategori kurang menunjukkan
peningkatan kemampuan anak tunagrahita
dalam melakukan cuci tangan bersih. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, metode bermain
puzzle memberikan peningkatan kemampuan
cuci tangan bersih pada anak tunagrahita
sedang di SDLB-C TPA Kabupaten Jember.
Kemampuan cuci tangan bersih dengan baik
yang dimiliki anak dikarenakan adanya
Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Cuci Tangan Bersih Pakai Sabun Sebelum dan Setelah Makan pada Siswa SDN 176
ANALISIS JURNAL CUCI Di dalam Abstrak Penulis
TANGAN BERSIH METODE mengemukakan
PUZZLE UNTUK ANAK permasasalahan anak
TUNAGRAHITA tunagrahita melakukan cuci
tangan bersih dan menjelakan
upaya pembelajaran cuci
tangan bersih menggunakan
metode puzzle penulis juga
memaparkan tujuan
A. IDENTITAS JURNAL penelitian.
5. Keyword Jurnal : Hand
Washing, Mental Retardation,
1. Nama Jurnal : e-Jurnal Puzzle/Cuci Tangan,
Pustaka Kesehatan Tunagrahita, Puzzle.
2. Volume : 04
3. Nomor :3 6. Tanggal Penelitian : Tidak
4. Halaman : 563-567 dicantumkan
6. Judul Jurnal : PENGARUH
PELATIHAN CUCI TANGAN 7. Tempat penelitian :
BERSIH DENGAN METODE SDLB-C TPA Kabupaten
BERMAIN PUZZLE Jember
7. Nama Penulis : Yunus Nur
Zakarya, Erti I. Dewi, Tantut
Susanto
C. PENDAHULUAN
8. Studi Kasus : SDLB-C TPA JURNAL
Kabupaten Jember
G. KESIMPULAN
E. METODE PENELITIAN
Di kesimpulan penulis
Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Cuci Tangan Bersih Pakai Sabun Sebelum dan Setelah Makan pada Siswa SDN 178
menguraikan kesimpulannya kuantitatif yang menyajikan
yaitu Hasil penelitian sebuah data dengan sangat
menunjukkan bahwa, metode valid dan dapat dipertanggung
bermain puzzle memberikan jawabkan. Dan memberikan
peningkatan kemampuan cuci judul langsung menuju topic
tangan bersih pada anak secara langsung/khusus bukan
tunagrahita sedang di SDLB-C secara umum sehingga tidak
TPA Kabupaten Jember. membingungkan pembaca.
Kemampuan cuci tangan bersih
dengan baik yang dimiliki anak
dikarenakan adanya pemberian 2. Kekurangan
inovasi terbaru tentang cuci
tangan bersih dengan
menggunakan metode bermain Terlepas dari kelebihan yang
puzzle. Puzzle dapat dimilki jurnal ini tentunya ada
meningkatkan daya ingat anak kekurangannya yaitu penulis
tunagrahita karena di puzzle tidak mencantumkan tanggal
terdapat urutan langkah-langkah penelitian sehingga pembaca
mencuci tangan. tidak mengetahui kapan
terjadinya penelitian itu dan
H. KELEBIHAN DAN berapa lama selang waktu
KEKURANGAN penelitian.
1. Kelebihan
I. DAFTAR PUSTAKA
[7.]WHO.Clean hands
protection.
ISSN2354-7642
http://www.who.int/gpsc/clean_
hands_pr otection/en/. [13 Juli Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia
2013]; 2009.
Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Cuci Tangan Bersih Pakai Sabun Sebelum dan Setelah Makan pada Siswa SDN 181
t
Knowledge Level Had
a
Relationship with Hand
K Washing with Soap Before
u
n and After Eating in
c
Elemantary Student at SD
i
: N Ngebel Tamantirta,
Kasihan, Bantul,
c
u Yogyakarta
c
i A
b
t s
a t
n r
g a
a c
n t
b
Hands are the principal means
e
of germs transmitting that
r
s causing diseases. Due to less of
i hand-washing habits, children
h become the highest sufferers of
diarrhea and respiratory
p diseases, and its can end in
a death. Soaps have been reached
k to almost all of houses in
a Indonesia, but only about 3%
i that used soap every year.
Approximatley the causes of
s died in 100,000 children in
a Indonesia were diarrhea, mostly
b
in aged 5-14 years. Indonesia’s
u
infant mortality rate was 32 per
n
1,000 live births. The mortality
,
rate of nearly 19% due to
diarrhea. Indonesian people’s
p
behavior against five important
e
n time of handwashing with soap
g can be influenced by the level of
e knowledge, such a condition is
t evident in students SDN Ngebel
a Tamantirta, Kasihan, Bantul,
h Yogyakarta. The purpose of
u study was to determine the
a
relationship between knowledge
n
level of hand washing with soap
Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Cuci Tangan Bersih Pakai Sabun Sebelum dan Setelah Makan pada Siswa SDN 182
attitudes before and after meals on
student at SD N Ngebel Tamantirta,
Kasihan, Bantul, Yogyakarta. This
study was inferential with cross-
sectional design. The respondents
were all students in grade 4, 5, and
6 SDN Ngebel Tamantirta Poor
Bantul Yogyakarta. Samples
included 96 people. Data were
taken using
Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Cuci Tangan Bersih Pakai Sabun Sebelum dan Setelah Makan pada Siswa SDN 183
questionnaire. In conclusion, there was a correlation between knowledge level of hand washing with soap attitudes before
and after meals on student at SD N Ngebel Tamantirta, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Info Artikel:
Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Cuci Tangan Sebelum dan Setelah
Makan di SD N Ngebel Tamantirta, Kasihan, Bantul
RUJUKAN
1. Depkes RI. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Kesehatan Nasional Menuju
Indonesia sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2001.
2. Tietjen. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan Sumber
Daya Terbatas. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo; 2004.
3. Kandun. Cara Sederhana Hindari Penyakit [internet]. 2007 [cited 2008 Jul 19]. Available from:
http://www.depkes.go.id/popups.
4. Indriono. Cuci Tangan Cegah Diare dan Ispa [internet]. 2007 [cited 2007 Des 13]. Available from:
http://.republika.co.id.
5. Azwar S. Penyusunan Skala Psikologi. 1st ed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2005.
6. Yusuf S. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. 7th ed. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya; 2006.
7. Wittin K. Promosi Kesehatan mencuci Tangan menggunakan Sabun Melalui Metode Ceramah,
Demonstrasi dan Latihan dibandingkan dengan Media Leaflet pada Siswa Dasar di Kota Jambi.
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta; 2009.
8. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2003.
9. Sari S. Hubungan Faktor Predisposisi dengan Perilaku Personal Hygine Anak Jalanan
Bimbingan Rumah Singgah YMS Bandung. Bandung: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Padjadjaran; 2006.
A. IDENTITAS JURNAL
C. PENDAHULUAN JURNAL
D. TUJUAN PENELITIAN
E. METODE PENELITIAN
G. KESIMPULAN
2. Kekurangan
I. DAFTAR PUSTAKA