You are on page 1of 29
OPTIMALISASI PELAYANAN DISTRIBUSI AIR BERSIH UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PDAM KOTA MAGELANG ‘Luk Luk Atul Hidayatt Abstract The economic crisis in Indonesia brings negative impact to the PDAM of Mogelang Municipality in the decreasing profit of the firm. This was caused by the inereasing amount of operational and maintenance and operational cot, meanwhile the income was relatively constant. The maintenance increased as an impact pipes Price and equipments. Higher electricity cost also increased the operational cost. PDAM as district firm as a full responsibility to give public services operationally contrary to that the firm had to be able to obtain fair profit. In other hand, fair ‘Profit would support the firm the firm in developing services through the improvement of water distribution network in areas with no clean water access, Potential alternative as a solution in this condition revealed in the optimalication of clean water distribution capacity. PDAM had potential idle capacity of 8.13 Us. The strategy to implement the alternative was to consider land use plan, structure of distribution network and target market, which were explicitly determined the development targets 10 give optimum income. The targets areas to Support the alternative were Jurangombo and Tidar district. These area mainly cover the land use of industrial and commercial activities, so the assumptions was ‘he ability to pay in this population were higher than the population of setilement areas. The development of Jurangombo and Tidar district contribute Rp. 1,205,278,228.00 and obtained 7,861/s of water distribution capacity. Total investment of Jurangombo and Tidar development was Rp. 985,000,000.00 and could be liable financially. The pay back period of time were estimated 1 year I month, with the profitability index of 1.063 ; internal rate of return with the value of 18,67 % and the net present value with positive value of Rp. 62,121,471.82, The development distribution capacity of Jurangombo and Tidar disiriet were explicitly feasible. In consideration, the development should be immediately implemented to overcome the financial problems and realized social responsibility, Keywords: water distribution, capacity, profitability, pay back period (Opirali Peaan Dsnat Ar Reh rma Megan ‘ak hadTiderst 159) Pardue POA Kos Magny Pendahulvan ‘Air minum merupskan salah safu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, sehingge tingkst permintagnnya tidak elastis (Sri Adiningsih 1998), seiring dengan ‘peningéatan jumlah penduduk dan peningkaton pendapatan per kapita dari masyerakat, ‘make dalam jangka panjang permintaan air minum masih tetap tinggi. Dalam penyediaan ir bersih dengan kuantitas yang culyp dan kualitas yang baik, mutlak bagi perusabaan air minum untuk memperhatikan batasan-batasan penggunaan sumber daya alam. Ada bbeberupa permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam optimasi pelayanan dalam jangka panjang antara lain : (M.Suparmoko 1994) a, Bagaimana pengalokasian air yang tersedia ( Water Supply) diantara berbagai penggunaan atau scktor (Among Users) . Bagaimana mendistribusikan air diantara pemakai air c. Bagaimsna mengalokasikan air itu diantara daerah yang berbeda. 4, Bagsimana mendistribusikan air diantara wakiu ¢, Bagaimana seharusnya pengelolaan siapa pengelola sumber daya eir itu ‘Tingkat pelayanan air bersih penduduk Indonesia pads alchir tahun 1998 sebesar 204 juta jiwa, 38 % atau sekitar 78 juta jiwa adalah penduduk perkotaan, Secara ‘eeseluruhan diperkiralcan 39,3 juta orang atau 50% dari jumlah penduduk perkotnan telah, memperoleh pelayanan air bersih. Dengan kata lain penduduk Indonesia yang mendapat pelayanan air bersih baru sekitar 19 % (Gembong Priyono 1999). Tingkat pelayanan air bersih relatif masih rendah tersebut, memaksa PDAM untuk mengembangkan jaringan saluran distribusi., dan untuk meningkatkan pelayanan air bersih kepada masyerakat dan ‘mengurangi ketergantungan pendanaan penyediaan air bersih dari pemerintah, maka pemerintah daerah perlu mengembangkan program kemitrasn dengan pihak swasta, baik deri dalam negeri maupun luar negeri (Sri Adiningsih 1998), ‘Industri sir minum di 27 propinsi di Indonesia sampai seat ini masih dikuasai oleh perusaaaan daerah, Oleh karena its pekembangan industi ii banyak ditentukan oleh pokokmasyarekat, maka perkembangan industri inijuga dipengaruhi oleh perkembangan ‘masyerakat akan permintaan air mimum (Sri Adiningsih 1998) Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Magelang mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai perussheen yang profit oriented dan perusshaan yang public service, keduanya harus mampu mencapai keseimbangan. Hal ini dikarenakan secara eksplisit diantara kedue fungsi mempunyai hubungan kausalitas yang erat dalam menjaga eksistensi vsaha yang dijalarkan. Peningkatan pelayanan di satu pihnk merupakan suatu perwujuden tanggung jawab sosial PDAM dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyaraket Kola ‘Magelang, Namun apabila social oriented menjadi ttiktolak dalam kegiatan operasional 160 > Volume 2 No.2 Oktober 2004 Jurnal Analisis Bisnie & Ekonomt perusahaan, maka akan terdapat kecenderungan mengabaikan keuntungen perusahaan, sedangkan apabila perusahaan mengutamakan keuntungan sebagai ukuran keberkasilan perusahaan, mak akan mengorbankan kepentingan masyarakat, Secara eksplisit kegiatan ‘operasional perusahaan masih cenderung pada pelayanen publik, di mana hal ini tercermin dari struktur pelanggan yang sebagian besar merupakan pelanggan yang memerlukan subsidi. Data terakhir perusahaan menunjukkan bafwa jurslah pelanggen untuk golongan Rumah Tangga Rendah (ILA.1) mempunyai proporsi yang sangat besar, dimang jumnlah polanggan ini mencapai 52,26 % dari keseluruhan pelanggan. Tingkat subsidi ini harus Yolure 2No.2 Oktober 2008 Turnal Analiele Bisnis & Ekonomi ‘Bertitik tolak dari urnian diatas, maka rumusen masaleh yang dapat dikemukakan dalam penulisan ini adalah ; bageimana mengoptimasikan kapasitas distribusi air bersih ‘untuk meningkatkan pendapatan . Ruang Lingkup 1, Mongidentifikasikan pengembengan kapasitas distribus air bersih guna meningkatkan pendspatan perusahean beserta dampak yang dirasakan akibat pola pengembengan jaringan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, 2. Mengidentifikasikan lokasi atau wilayah pengembangan jaringan yang menghasilkan pendapatan yang maksimal. 3. Meni kelayskan finansial alas encana pengembangan kapesitas distribusi airbersih ‘yang berhasil diidentifiksikan dan menghasilkan pendspaten yang maksimal, ‘Tojuan Penelitian ‘Mengoptimalkan kepasitas distribusi air bersih guna meningkatkan pendapatan PDAM Kota Magelang, Sasaran ‘Untuk mencapai tujuan, maka sasaran yang akan dilakukan, adalah scbagai berikut: 8, Menentukan pengembangan kapasitas distribusi air bersih yang optimal, dengan cara: 1. Memilth sasaran pengersbangan yang masyarakatnya mempunyai daya beli tinggi, 2. Memilih sasaran pengembangan yang membutuhkan dana investasi yang kecil, b. Menentukan altematif pengembangan kapesitas distribusi sir bersih yang mampu ‘menghasilkan pendapatan yang maksimal bagi PDAM Kota Magelang. Kerangke Pemikiran ‘Kerangka pemikiran ini dimaksudkan untuk memberikan gambaron secara ringkas ‘mengenai keseluruban penyusunan penclitian ini. Pengembangan kapasitas ditribusi air bersih merupakan kebijakan yang akurat dalam mewujudkan dimensi tanggung jawab sosial dalam bidang pemenuhan air bersih di seluruh lepisan masyoraket Kota Magelang, ‘Optra Palarn Det Ar Bah Unk Hangin Lak tachastiepet 163 ‘Pangan POA KetaMagary Gambar1 Skema Kerangka Pemikiran Later bolakans ~ Fggladinye trate ekonomi dt ndoncaia berdempak nagelf bagl PDAM Kota : Benecrangen Kapasitns distribual alr beeath pert diargcan pada wileyah yang potenaia! eehinggn dapat dicapal pendepetat Yang conksimal, - Pogensbagan tepnites dntbuet ic tern diraiscen peda eo caida pattaggen Soma uaa Masala Mayaimana mengopeioasizan eapastion |_| ny seas Yolume2 No.2 Oktober 2004 Jurnal Analisis Bieale & Bkonomi © Analisis Fistbilitas Keputusan untuk melakukan investasi pada dasernya akan dilakukan apsbila investasi fisibel yaitu dapat dipertanggung jawabkan secara finansial, Studi kelayakan proyek atau investasi merupakan langkah awai yang harus ditempuh agar kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan. Analisis kelayakan investasi yang ditinjau segi finansiil secara umum yang meliputi analisis Net Present Value, Internal Rate of Return, Pay Back Period dan Benefide and cost value. Analisis NPV dimaksudksn untuk mengetahui besaran selisih antara pencrimaan kas bersih dengan total investasi. Internal rate of return merupakan metode untuk mengetahui tingkat suku bunga yang dapat dibayarkan ‘tas investasi dan analisis pay back period merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk menutup keseluruhan investasi, ‘Telaah Pustaka Pelayanan Air Bersih Masolah pendistribusian air pada daerah yang berbeda, terdapat masalah yang Jarusial yaitu bagaimana membagi air secara proporsional dari satu sumber dengan kapesitas yang terbatas sesuai dengan tingkat kepadatan penduduk. Hal ini tidak lain untuk mencapai optimasi pendistribusian air schingga tidak akan terjadi kesenjangan antara tingkat kebutuhan masyarakat dengan jumlah air yang didistribusikan pada suatu wilayah. Keseimbangan antara tingkat kepadatan penduduk dengan jumlah air yang didistribusiken pada suatu wilayah mutlak untuk diciptakan agar tidak terjadi gejolak sosial dimesyerakat, ‘Disatu pihak apabila jumleh air yang diistribusikan lebih kecil dibandingkan dengan tingkat ‘kebutuhan penduduk, maka akan terjadi klaim dari masyarakat karena masyarakat tidak ‘mendapatkan air dalam jumlah yang cukup. Sedangkan pola pendistribusian pada satu wilayah dengan kapasitas air lebih besar daripada jumlah pemakaian standar, maka akan ‘menjadikan kerugian bagi perusahaan karena tidak dicapainya optimasi pendistribusian air pada masyarakat, Pada bakekatnya perluasan jaringan saluren distribusi air minum diorientasikan ‘untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih dimana hal ini sebagai salah satu petwujudan dari dimensi tanggung jawab sosial yang ada pada PDAM. Namun demikian ‘sebagai perusahaan yang juga berorientasi pada keuntungan, maka investasi pada perluasan jaringan harus dapat dipertanggung jawabkan secara finansial schingga visi dan misi perusahaan dapat terealisir, Menurut Mansoer (1999), analisis mengenai pembiayaan ait bersih sesungguhnya merupakan minimasi biaya pasokan. Tahap studi ekonomi-finansial ‘menggabungkan antara sisi pasokan (produsen) dengan sisi permintaan (konsumen) agar interaksi pelayanan air bersih dapat dipelihara operasionalnya dan dapat dikembangkan lebih ianjut, ‘Opamatad Pian Dot A Bech Ura Hernia ‘Lackner 167 Pendapean POA Koes aguag Dalam kaitannya dengan perluasan jaringan saluran distribusi guna meningkatican skela pelayanan kepada masyarakat dan juga perluesan jaringan horus depat dipertanggung jawabkan dari berbagai segi terutama segi finansiil, maka diperlukan suatu rancangan perluasan yang sistimatis, Hal ini dimaksudkan agar perluasan jaringan akan dilaksanakan benar-benar feasible. Dalatn kaitannya denga rancangan perluasan jaringan saluran distribusi diperlukan adanya mekanisme yang akurat dimana hal ini dapat diwujudkan melalui penyesuaian perluasan jaringan dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), Menurut Achmad Nurmandi (1999), Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan (RUTRP) merupakan suatu rencana struktur ruang kote yang disusun untuk menjaga onsistensi perkembangan pembangunan suatu kota pada sebagian, satu atau lebih wilayah otonomi dengan strategi perkotaan nasional dalam jangika panjang, menjaga keselarasan perkembangan kota dengan wilayah pengaruhnye. Sedangkan Rencana ‘Umurn Tata Ruang Kota (RUTRK) merupaken rencana pemanfastan rusng kota yang 4isusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka peryusunan program-program pembangunen kota dalam jangka panjang, RUTRK ini berisi rumusan tentang kebijaksanaan pengembangan penduduk, rencana pemanfaatan ruang kota, rencana struktur tingkat pelayanan kota, rencana sister transportasi, rencana sistem, jaringan utilitas kota, rencana kepadatan bangunan lingkungan, rencana ketinggian ‘bangunan, rencana pemanfaatan air baku, rencana penangenan lingkungan kota, tahapan peleksanaan pembangunan dan indikasi unit pelayanan kota, ‘Konsepsi rencans pembangunan kota harus disusun sedemikian rupa agar dampak Jingkaungan dapat diminimalkan, Apabila pembangunan kota tidak terstruktur, maka sangat Yorums 2 No.2 Oxtover 2004 Jurnal Analisis Bianis & Ekonomi Pondapatan Pendapatan dapat diartikan sebagai nilai ekonomi yang dapat diterima dari total komoditi, baik berupa barang maupun jess, Sejalan dengan hel tersebut pendspaian pengusaha merupaken pendapatan yang diperoleh dari suatu usahe dengan memproduksi Darang atau jase (Tarmudji 1991) Pade dasarnya pendapatan peruschnan merupakan faktor yang sangat penting Volume 2 No.2 Oktober 200¢ Jurnal Analisis Blenis & Bkonom menambeh penerimaan total dan bukannys menambah biaya total. Jika faktor produksi A adalah satu-satunya faktor produksi variabel yang digunakan oleh perusshaan untuk menghasilkan komoditi X, maka pendapatan tambahan atau peneritnaan marjinal produk faktor produksi A (MRP,), akan diperoleh deri produk marjinal dari faktor produksi A (MP,) kali penerimaan marjinal perusahaan (MR,) yaitu MRP,=MP,. MR,. Jike perusahaan adalah perusahaan pesaing sempurna di pasar produk, MR, =P, dan MRP, = VMP, (nilai produk marjinal dari faktor produksi A). Makin banyak unit faktor produksi ‘A yang digunakan, MP, dan dengan demikian MRP, akhirnya kan menunm. Bagian ‘yang menurun dari skedul MRP, adalah skedul permintaan perusshaan untuk faktor produlsi A. . Dalam industri air bersih sebenarya untuk meningstkan pendapatan bukanlah ‘merupakan suatu masalah yang besar karena perusahaan dapat mengembangkan jaringan distribusinya, Dengan penambahan pelanggan secara ekeplisit tingkat pendapatan akan semakin meningkat yang tentunya tingka keuntungan juga akan semakin meningkat. ‘Namun kenyataan yang terjadi justru beriolak belakang, kerena PDAM mempunyai ddimensi tanggung jawabs sosial yang tinggi dalam memenuhi kebutuban air bersib. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 yang diikati krisis politik, temyata berdampak sangat luas bagi semua kehidupan di Indonesia termasuk berdampak ‘kepada PDAM. Akibat peningkatan nilai tukar rupiah terhadap mata wang asing, Komponen Diaya yang tergantung dari impor mengalami kenaikan yang sangat berarti. Dalam situasi ‘arisis, kondisi keuangan PDAM semakin terpuruk sehingga muncul gagasan untuk smengadakan kemitraan untuk meningkatkan kondisi keuangan PDAM, Namun demikian ‘kemitraan yang telah dilakukan ternyata kurang memberikan hasil, dimana menurut Budi Sutjahyo (2000), alasan utama yang menyebabkan kurang berhasilnya program kemitraan yang bertujuan untuk meningkatkan kesebatan PDAM dalam segi keuangan adalah : 1, Dari Segi PDAM a. Sebagian besar PDAM sangat lemah dalam bidang keuangan sebab perputaran asetnya rendah dan biaya operasional tinggi. Sehingga PDAM tidak layak pinjam dan swasta tertarik. b. Hanya ada beberapa PDAM besar mempunyai kemampuan teknis untuk ‘menyiapkan Master Plan Air Mimum, mampu mengidentfikasikan kebutuhan investasi dan pengembangan proyek, dokumen tender dan dakumen kontrak. Investor menghadapi masalah untuk mengidentifikasi potensi kesempatan yang ‘haras menyiapkan studi kelayakan baik teknis dan ekonomi, evaluasi assets, ‘terkadang memperihatininn, khususnya apabila studi yang difakukan menunjokkan bahwa potensi proyek tidak layak secara keaungan. ‘Gpinaied Ngan Davia ArBea ak iginin TT ‘einen ronoaapery ¢. Pengalaman PDAM sangat terbates dalam menangani penawaran agen tidak , Swasta di Indonesia tidak banyak berpengalaman dalam menangeni sektor air bersih dalam skema kemitraan, motivasi keuntungan finansil sangat menonjol. ¢. Sektor keusngan swasta memberikan prioritas yang tidak cukup besar bagi sektor publik dan sangat tergantung sekali pada sumber keuangan luar negeri. 3. Dari Sektor Pemerintah a, Tidak adanya jaminan dari Pemerintah atas resiko swasta akibat kegagalan kerjasama oleh tindakan Pemerintah sendiri, kondisi keuangan yang tidak ‘smenguntungkan (tingkat suku bunga tinggi, batas waktu pemninjaman yang pendek) dan pada akhimnya proyek tidek layak secara keuangan. b, Tidakadanya badan koordinasitingkat nacional bidang air minum, dibandingkan dengan Jasa Marga untuk jalan Tol, PLN untuk pemibangkit, atau PT.Telkom dan INDOSAT untuk telekomunikasi, Tanggung jawab sektor air minum telah dikembangkan melatui Depdagri kepada Pemerintah tingkat Propinsi dan Kabupaten/ Kotamadya. Tanggung jawab untuk pengaturan dan pemantauan sektor ini ditetapkan oleh Lembaga dan badan yang berlainan, ¢. Tidak adanya badan tingkat pusat dimana investor yang potensial untuk sektor air minum dapat mengidentifikasi kebutuhan masing-masing PDAM (yang ada sekitar 3000 PDAM) atau mendapatkan informasi yang pasti mengenai undang- undang dan peraturan peran serta swasta. d. Tidak edanya badan bursa investasi sektor air minum ¢, Peraturan dan Perundang-undangan masih memerlukan pengembangan yang. sesuai, Kelayakan Investasi Tnvestasi adalah pengeluaran pada saat ini dimane hasil-hasil yang diharapkan dari pengeluaran itu baru akan diter-ima lebih dari satu tahun mendatang ({ndriyo, 1981). ‘Tajuan seseorang mengadaken investasi adalah untuk mendapatkan manfaat di ‘kemudian hari dari faktor produksi yang mereka tanamn-kan tersebut, Manfaat yang vowume 2 No.9 OF:ober 2006 Jornal Bisnis & Ekonomi a. Keuntungan dalam bentuk materi. . Kesempatan kerja untuk mengurangi pengangguran. , Barang-barang yang dapat menggantikan produksi impor. 4. Pendayangunsaa baban baku dalam negeri yang berlimpah. €. Produk-produc penunjang ekspor yang akhimys dapat mengha-silkan devisa dan Jain-Jain. (Riyanto, 1990) Dalam investasi, dane yang sudah ditanamkan akan terikat dalam jangka waktw yang panjang atau dengan kata lain perputarannya kembeli menjadi uang tunai tidak dapat terjadi dalam waktu satu atau dua tahun, tetapi dalam jangka waktu lama, Sebagai contoh penggantian atau penarnbahan kapasitas pabrik, seperti pembelian atau penggantian ‘mesin-mesin dan pongembalian investasi. Mulyadi, 1978) Nilai guna mesin-mesin dan equipment terscbut lebih besar artinya bagi perusshaan untuk menghasilkan faba daripada apabila dijual, dan mengikat modal untuk jangka waktu lama. Sekali investasi diputuskan, maka perusahaan akan terikat pula pada jalan di masa yang akan datong yang sudeh dipilih, dimane tidak mudoh untuk diulangi. Investasi ‘banyak mengandung resiko dan ketidak pastian, yakni dapat berhasil atau mengalami kkegagalan, Suatu proyek investasi dapat dikatakan berhasil apabila dalam pelaksanaannya dapat berjalan Jancar dan setelah proyek tersebut beroperasi dapat menghasilkan manfaat ‘yang diharapkan. Akan tetapi ada proyek investasi yang gagal dalam pelaksanaannya, hhal yang sama bisa terjadi pada proyek yang sudah mulai dioperasikan. Sebab-sebab kegagalan peloksanaan suatu proyck investasi bia-sanya karena : (Sutoyo, 1982) 1. Dari semula pemitikipelaisana proyek tidak memahami dengan jelas syarat-syarat teknis apa yang harus mereka penubi, sebagai akibatnya bilamane dalam tebap-tahap pelaksanaan pemban-gunan proyek muncul masalah teknis di luarjangkauannya, maka pelaksanaan proyek tersebut menjadi terhambat, 2, Pimpinan pelaksana proyek feyata kurang ahli tidak jujur atau kurang bertanggung jawab. 3, Perencansan peleksanaan kurang matang, mungkin dalam hal pembiayoan, desain dan sebagainys, 4, Kekeliruan dalam penempatan tenaga kerja, penggunaan bahsn baku dan peralatan, 5. Timbul perubahan situasi perekonomian dan moneter, kondisi sosial politik negara Yang tidak menguntungkan proyek, 6. Timbul bercana alam di lokasi proyek, dan sebagainya, ‘aka hoa dared 73 Sedangkan proyek yang selarnat dalam pelaksanaannya, mungkin gagel dalam engoperasiannya, karena hal-hal sebagai berikut : (Indriyo, 1982) 1. Pemasaran produksinya tidak lancer, 2. Kesulitan dalam bahan baku dan bahan penolong. 3. Harga bahan baku dan bahan penolong melonjak tinggi melebihi yang diperkirakan, 4, Kesulitan dalam modal kerja, 5. Kepastian proyek tidak sesuai dengan kebutuhan schingga proyek tidak beroperasi seeara optimal, Mungkin over capacity atau under capacity, 6. ‘Tenaga pimpinan kurang ahli, atau tidak bisa bekerjasama secara serasi dengen ‘bawahannya, schingga produktivitasnya re-ndah. Karena sebab-sebab tersebut akibatnya keuntungan yang diperoleh akan berkurang. Sebab-sebab kegagalan suatu proyek investasi seperti tersebut di atas dapat diusehakan untuk mengur-angi kemumgkinan gagainya sampai sekecil mungkin, dengan pengam-bilan ‘keputusan secara tepat berdasarkan pada perencanaan yang matang dan menyelurub, Segala faktor yang dibutubkan demi berhasitnya suatu proyck:investasi dapat dipersiapkan sampai sedetail-detailoya. Pengambi-lan keputusan investasi yang akan dilaksanaken dengan dasar e valuasi proyck dan rencana investasi yang baik, akan memberikan gambaran yang jelas sejeuh mana svatu proyek investasi akan dapat dipertanggumg jawablan keberhasilannya dari berbagai segi. Pembahasan Kondist Fisik Wilayah Pengembangan, Berdasarkan hasil survey, masyarskat yang mempunyai minat untuk menjadi pelanggan yang diklasifikasikan menurut jenis pelanggan atas dasar Tipe rumah secara rinoi dapat dilihat dalam tabel berikut : 174 > Yotumo 2 No.9 Oktober 2004 Jurnal Analisis Bisnis & Ekonomi Tabel,2, Jumiah Potensl Colon Pelanggan 7 (tujuh) Kelurahan di Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang ga at Ra, it a Panopean“Pasjing Geangen ica Xenon Kiel Totobengun Migarag 17 IT rv ate) 2 ta Do Mt 9s (Rah er 3 MAS ” 2B 2 45 56 4 a7 45 =— Gm u : a" Seas a a ‘Jumlah Potensi Calon Pelanggan 7 ((ujuh) Keluraban dl Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang We Gatos Feissgpen ek RR CocaenKemiiy saemgombo Wile ne Thar Maer Tiki 18 3 i ae sedethns) 2 WA2Gtumb sent 177 2° 19 ® wos ws 3 HAS umn e ° 18 2 Bs om ow 4 TACT 8 : s ss me Kees) SMB Qing Bess oo. © WA adie Kee) at 5 WB isda Bean “ az a ar ‘Sumber ; Data primer yang diolah ‘Optra Parr Barat Ar Brah Unc Patan a acre ATS Pandipaen POA Ketan Analisis Penggunaan Tanah ‘Berdasarkan monografi dapat dikemukaken bahwa land use Kote Magelang telah terprogram sedemikian rupa schingga memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap kondisi empiris tingkat kemampuan masyarakat membayar. Dalam pengembangan ‘apasitas distribusi air bersih guna meningkatkan pendapatan PDAM Kota Magelang, ‘maka pengunaaa Iahan kote akan diadakan score dengan ketentuan sebagai berilcut : 1. Sektor pemukiman penduduk dengan score !—3 yeitu perincian : + Rumuh sederhana dengan score 1 ~ Rumah semi permanen dengan score 2 ~ Rumuh permanen dengan score 3 2, Seldor perdagangan dengan score 4 3. Sektor industri dengan score $ Dengan penentuan score sesuai dengan penggunaan tansh tersebut diatas, maka nilai total score untuk masing-masing kelurshan sesuai dengan potensi sasaran ‘Pengembangan kepasites distribusi air bersih, secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut Tabel 4, ‘Total Score Sasaran Pengembangan Jah Ne Relarahan—~~“Tipe Land Use Beare Total Cloner — Panga dari Pps Teduk a Rumaham peomuren 2 Dat Rar permanen. 3 Perdagangan 4 2 Gelangan ‘Rumah eden to on Rumahsm permmnen 2 Jah ‘Ramat pemanen 3 Perdigangan 4 3 Wau ‘Rar sotereca 1 6 398 ummm permmnen 2 Sedeng ura perminen 3 4 Keduagari Roar sede I 6 ou ‘Rumah sma permanen 2 Ju ‘Rup perminen 3 5 Kamat ih Seder 16 o 2 3 176 > Yolume 2 No. 2 Oxtobar 2004 Jurnal Analisis Bisnis & Bkonomi ‘Lanjutan Tabel4 No Keluralian Tipe Land Use Seare Total Calon Jarakdari Pelanggan Pipa Induk © Powobagean Rumah sederhana TO 568 ‘Sedang ‘Rumah sm. permanen ‘Rumah permanen Perdagangan 7 Magelng Rumah sederhana Rumah sm. permanen ‘Rumah permanen 8 Cacaban Rumah sederhana Rumah sm. permanen Rumah permanen Perdagangan 9 Kemirirejo Rumah sedothana Rumah sm, permanen Rumah permanen 10 Je.ombo Rumah sedethana ‘Rumah sm, permanen Rumah permanen Perdagangan 11 Rj.Selatan Rumah sederhana ‘Romah sm. permanen Rumah permanen 12 Rj. Utara Rumah sederhana ‘Rumah sm, permanen Rumah permanen 13 Tidar Rumah sederhana Rumah sm. permancn ‘Rumah permanen Perdagangan Indust 14 Magersari ‘Rumah sederhana ‘Rumah sm. permanen Rumah permanent Sumber : Data primer yang diotah Jauh to 47 Sedang 6 137 1 63 Dekat 1s 1.205 Dekat 6 407 Sedeng Le OREN EWR UNE RENE ENE SEN H ENE awe Dalam optimasi pengembangan kapasitas distribusi air bersih kaiteria pemilihan didasarkan pada beberapa hal yait 1, Kemampuan masyarakat membayar ditinjau dari segi penggunaan tanah. 2. _Kemampuan pasar untuk meningkatken pendapatan 3. Jaringan pipa distribusi agnr minimatisasi investasi dapat tercapai. Peer Ditot A arch anc Mgian aka he taped 177 Pendipeen FOAM Koa ogo Dari Tabel 4 tersebut dapat dikemukakan b ahwa untuk Kelurahan Wates, Kedungsari, Kramat, Magelang, Kemiriredjo, Rejo Selatan, Rejo Utara Gelangan dan Magersari sccara empiris tidak mempu meningkatkan pendapatan karena penggunaan tanah diarahkan pada pemukiman penduduk. Sedangkan Kelurahan Panjang, Potrobangsan, Cacaban, Jurangombo dan Tidar merupakan sasaran pengembangan yang, potensial karena penggunaan tanah beragam dan jumlah calon pelanggan relatif banyak. Selain itu jarak dari pipa distribusi relatif dekat dengan sasaran pengembangan, Analisis Optimasi Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kebutuhan kapasitas air yang diperlukan untuk pegembangan pada masing-masing Kelurshan. Tingkat pemakaian ait berdasarkan realisesi penjualan air tahun 2001, untuk masing-masing jenis pelanggan adalah sebagai berilut : Tabel 5. Rata-rata Pemakalan Alr Per Pelanggan oS OO ———————— No Tenis Pelauggan Rates Per Bulan (m3) Per tahun (oi) TWAT (Rumah sederhanay 9 108 2 TA2 (Rumah semi permsnen) i 132 3 IA3 (Rumah permanen) 3 156 4 MLA Winga Kecity 3 156 5 MIB (Niags Besar) 2 144 6 IVA industri Kee) 15 180 JV B (Industri Besar) 20 Sumber : PDAM Kota Magelang Berdasarkan pemmakaian rata-rata sir masing-masing pelanggan, maka kapasites ‘yang diperlukan untuk pengembangun di masing-masing Kelurehan adalah sebagai berikut: ‘Tabel 6, ‘Tingkat kebutuhan air untuk pengembangan di Kelurahan Panjang Trae einai Fenian Foal bata ry a ‘mas ert permamen a 2 Beha ueah prmasen iB ease tae Ning Keo 3 ss 7 "tos as Nisge Dee a oi ° ° : tna act 3 to ° Indust Besar 2 Me ° : : Sota massa sod Sciober’ Hai asi Daa aaah yng perth ssa00 202 Lite 178 > Yorums 2 No.2 Oktober 2008 Jurnol Analisis Blanls & Ekonomi Tabel 7. Tingkat Kebutuhan Air untuk Pengembangan dl Kelurehan Potrobangean Uralan Per Bulan Pertahun Pelanggen m3 ___tter/dedik ‘Ramah soderhane 9 108 358 38,664 1B Rumah semi permanen n 132 152 20,064 0.64 ‘Runnth permaien 13 156 477332 023 ‘Niage Keeil B 156 u ans 0.05 ‘Ninga Besar 2 144 0 - - Industi Keeit 15 180 0 - - Industri Besar 20 240 0 - a Jumlah 568_67,716 2as ‘Sumber : Hasil Analisis Date ‘Kapsitas yang diperlukan : 67.716 = 2.15 lterdetik 365 x24 x60 x.60 Tabel 8, Tingkat kebutuhan air untuk pengembangan di Kelurehan Cacaban ‘Uraien Rater Tumriah Total Kebutuhan | Per Bulan Pertahun Pelanggan M3 __lier/detik umoh sederhena 9 108) 183 19,764 0.463 Rurnah seen permanca u 132 17 23,364 o74 Rumah permanen 13 156 98 15,288 0.48 Ninga Kecil 3B 156 13 2,028 0.05, Ninga Besar 2 144 0 - : Industri Keeil 18 180 0 - - Industri Besar 20 240 0 : - : a 60.444 12 Surber ‘Hasil Analisis Data Kapsitas yang diperlukan 60.444 = 192 tter/detik 365 x24x60%60 Fagen Dba Ar Bar rk gn, ‘ea tact ere 179 Tabel 9. ‘Tingkat kebutuhan atr untuk pengembangan di Kelurahan Jurangombo Rata-rata Jumniah Total Kebutuhan PerBulanPertahun Pe m3 Titer/dotik Rumah sederhana 9 108 192 20,736 0.66 ‘Rumah semi permanen u 132 198 26,136 083 Rumah pormanen B 156 158 24,648 078 Niaga Kecil B 156 73 11,700 037 ‘Niaga Besar 12 144 0 - : Industri Kecil 15 130 0 - - Industri Besar 20 249 o - - Jura 23 83,220 2.64 ‘Sumber : Hasil Analisis Date, 2002, Kepasitas yang dipertukan : 83,220 365 x24 x 60x60 = 2.64 liter/detik, 5x24 60x60 _= 264liteidetie Tabel 10. Tingkat Kebutuhan Air untuk pengembangan di Kelurahan Tidar ne Uraian Raterate Sumi Total Kebutuban Per Bulan Per tahun Fs!amexxn ms Aiter/detile Rumah sederhana 9 108 295 31,860 1.01 Rumah semi permanen uo 132 as $4,780 14 Rumah permanen 3B 156 333 51,948 146s Niaga Kecil 3 156 2 8,12 0.26 ‘Niaga Bosar 2 148 60 8,640 027 Industri Kecit 1s 180 “4 7,920 025 Industri Besar 2 240 . 6 1440 0.05 Junta 1,205 164,700 522 ‘Sumber : Haail Analisis Data, 2002, Kepositas yang diperlukan : 164,700 = 522 terete 365 x24 x60x60 $a inoxo eee ‘180 > Volume 2 No, 2 Oktober 2004 Turnal Analisis Bisnis & Ekonomi ‘Tabel 11. ‘Matrik kapasitas air yang diperinkan untuk penggabungan dua Kelurahan Keluraban Fanjang Potrobangsen Cacaban Jurangombo Tidar Wet 21S Wat__1,92 Wat a eldt S22 dt Panjang = 317 494 5,66 324 3,02 Idetik Potrobangsan 517 - 799 479 137 2,15 Wdetik Cacaban 494 7.08 : 7158 737 1,92 Wdetik Jurangombo 5,66 any 738 : 7.96 2,64 det Tider 824 731 731 7.86 . 5,22 Wdetike Se dette Sumber : Data primer yang diolah, 2002. Tabet 12, Kapasitas alr yang diperlukan untok penggabungan tiga Kelurahan Panjang (02) | Potobangren @15) | Panjang Alternatif’ Potrobangsan (2,15) ‘Cacaben (1,92) 3,02) ‘Cacaban (1,92) Jurangombo (2,64) Potrobangsan @159) Jurangombo 24) Alternarif L 7,09 literidetik. ~ = Alternatif - 6,7 iter!detik - Alternatif OT = 7,81 Miter/detik_ Dari Tabel 4.36 dan 4.37 dapat dikemukakan bahwa sasaran pengembangan ‘kapasitas distribusi yang optimal adaleh di Kelurahan Jurangombo dan Keluraban Tidar sisa idle sebesar 8,13 tter/detik dapat dimanfaatkan sebeser 7,86 liter/detik schingga sisa idle sebesar 0,27 liter/detik. Analisis Profit Margin Dari perubahan pendapatan setelah pengembangan kapasitas distribusi air bersih i Kelurahan Jurangombo dan Kelurahan Tidar sebagaimana terlampir (Iampiran 6 dan ampiran 7), dapat dikemukakan bahwa pengembengen di Kelurahan Jurangombo dan Kelurahan Tider dapat meningkatkan pendapatan sebesar Rp. 1.205.278.258 yang secara Tinei dapat dilihat dalam tabel berikut : ‘Chere Pyaen Detar A Darah Una Martian kta hel oped) 18 Pendapsn POA Kot Migs ‘Tabel 13, Perbandingas pendapatan, keuntungan sebelum dan sesudah pengembangan di Kelurahan Jurangombo dan Tidar. URAIAN Jurangombe ‘Tidar _Perubahan Pendapatan setelah pengembangan —_7.224.243.770 7.585.575.170 Pendapatan sebelum pengembangan 6.802.270.341 6.802.270.341 Kenaikan pendapatan setelah ‘Pengembangan 421.973429 783,304,829 1.205.278.258 ‘Sumber : Hasil Perhitungan, 2002. ‘Sebagai konseicuensi atas pengembangan jaringen di Kelurahan Jurangombo dan Keelurahn Tider, maka akan terjadi kenaikan bisya operasional terutama pada biaya ‘pemeliharaan, biaya Listrik dan biaya penyusutan, Besar biaya tambaban yang harus dikeluatlan oleh perusshaen adaleh sebagai berikat: 8, Binya Pemeliharaan ~ Total Biaya Pemeliharaan Pipa Rp. 160.023.464,19 + Jumlsh Pelenggen 20,618,00 ~ Binya satuan Rp. 160,023.464,19:20.618 Rp, 7761.35 b.Biaya Listrik + Total Biaya Rp. _627.156.040,00 + Jumlsh air diproduksi 4.000.973 m3 ~ Kapasitas yang dipertuken (4.000.973 x 1.000) : (365 x 24 x 60 x 60) = 126,87 liter/detik ~ Biayallistrik= Rp. 627,156,040 : 126,87 Rp. 4943.296,60 ‘Tambahan untuk biaya pemeliharaan dan listrik adalah ; ~ Binya pemeliharaan 1.828 plgx Rp. 7.761,35 ip. 14.187.747,80 ~ Binya Listrik 7,89 It/dtk x Rp. 4.943.296,60 Rp. 38.854311,76 ~ Biaya penyusutan 12,5 % x Rp. 1.340,300.000 =Rp. 167.537.500,00 Total Rp. 220.579.559,56 Dengan demikian tingkat keuntungan ril setelah pengembangan jaringan di ‘Kelurahan Jurangombo dan Tidar dilakukan adalah: 182 > Volume 2 No 2 Oktober 2004 urna Analisis Blenie & Bkonom ‘Tabel 14, Besaran Profit Margin setelah pengembangan Jaringan No. Uraian Fumiab “T TotalPendapatan. ~~~~*Rp. ‘8.007.548.599,00_ 2 Total Biaya Rp. 6.698.402.597,56 3 Keuntungan Rp. 1.309.146,001,44 4 Total Assets Rp. 18.737.046.263,00 5 %Profit Margin dari assets 699% Sumber : Hasil Perhituagan, 2002. Besaran profit margin sebelum perluasan sebesar 1,93 % dan besaran profit margin setelah pengembangan di Keluraban Tidar dan Jurangombo ternyata besaran profit yang Gapat dihasilkan scbesar 6,90 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengembangan di Kelurahan Tidar dan Jurangombo mampu meningkatkan besaran profit ‘margin sebesar 262,18 %. Kelayakan Investasi Kebutuhan Dana Investasi Pengembangan jaringen di Kelurahan Jurangombo dan Tidar yang merupakan wilayah yang potensial dan memberikan tingkat pendapatan yang paling besar dibandingkan wilayah-wilaych yang lain, Investasiini dibiayai dengan modal sendisi yang bersumber dari Dana Penyusutan, Cadangan Tujuan dan Cadangan Umum dengan nilai total Rp. 1.021.654.725,00, sendangkan investasi yang diperlukan untuk pengembangan sebesar Rp. 985.000.000,00 yang secara rinci dapat dilihat dalam tabel berilait: ‘Opti Pyar Dub AV Bar Uned Penge eka dedFhar 183 Pandagon POAM Kaan Tabel 15, Rencana Anggaran Biaya Pemasangan Jaringan Distribust dan Pemasangen Pelanggan Baru di Kelurahan Jurangombo dan Tidar “Wo. —Uraian Pekejaan” Volume Hara Juma Tata Serum —Harga (Rp) Rp) > T BENDAHULUAN 1 Pengokuran dan Rouplank © -Ls_———«2.500.000 2.500.000 2 Administras/Dokumentasi —-Ls_——'3,000.000 3.000.000 3 Asbuild Drawing. Ls 2.500.000 2.500,000 8.000.000 WU PENGADAAN & PEMASANGAN, 1 Pipa PVC @ 6” 750m 50,000 37.500.000 2 Pipa PVC 4" 2.000 m 35.000 70,500,000 3 Pipa PVC@ 3" 3.500m 25.000 87.50.00 4 Pipa PVC 2" 5.000 20.000 100,000,000 5 Peralatan Pipa Ls 11,775,000 11.75.00 6 Peralatan Pasang Boru 1,828 325.000 594.100.000 900.875.000 Ml PEKERJAAN LAIN-LAIN 1 Bongkar Aspal 1,000m? 25,000 «25,000,000 2 Pe 1,000 m? 40,000 40.000.000 3. Trust Block Beton 2? 325,000 8.125.000 4 Penyerpumasn Ls 3.000.000 3.000.000 76.125.000 Surah 985.000,000, Sumber : Hasil Analisis ‘Analisis Perlode Pengembalian Investas/Pay Back Period Periode pengembalian investasi adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaren investasi dengan menggu-nakan aliran kas neto. Menurut Indriyo (1992) metode periode pengembalian investasi mudah dalam perhitungannys, schingga dapat mengetahui kembatinya modal yang ditanamkan secepatnya, ini merupakan salah satu kelebihannya. Hasil sebagaimana terlampir (lampiran 2) total investasi dapat dlitutup dengan cash flow selame 1 tabun 1 bulan, Analisis Profitability Index ‘Analisis ini untuk mengetahui besaran jaminan investasi atas aliran kas masuk dengan tingkat suku bunga sebesar 17%, Dari analisis sebagaimana terlihat dalam ee eeSSSSSSSFSFSSSSSSssSSsMMsFFsFFeee 1184 > Volume 2 No, 2 Oktober 2004 Jurnal Analisis Bisals 6 Ekonomi lampiran 3, untuk Pl1,063 dengan arti bahwa Rp. 1,00 investasi dijamin Rp, 1,063 onsh in flow sehingga investasifisibel. Analisis Net Present Value Analisis ini untuk mengetahui besaran aliran kas masuk atas total investasi. Dari hasil analisis (lampiran 4) investasi pengembangan kapasitas distribusi di Kelurahan Jurangombo dan Tidar hasinye fisibel karena menghasilkan nilai positif sebesar Rp. 62.121.471,82, Analisis Internal Rate of Return . ‘Analisis ini untuk mengetahui besaran suka bunga pengembalian investasi. ari analisis IRR yang pethitungannya terlampir dalam lampiran $, IRR menghasilkan nilai 18,67 % sehingge dapat disimpulkan bahwa investasi layak untuk dilaksanakan karena dapat dipertanggung jawabkan secara finansial. Kestmputan 1, Pengembengan kapasitas distribusi air bersih yang optimal adalah di Kelurehan Jurangombo dan Kelurahan Tider, dengan kepesites distribusi yang diperlukan sebesar 7,86 liter/detik dan sisa idle sebesar 0,27 liter/detik. 2, Pengembangan kapasites distribusi di Kelurahan Jurengombo dan Tidar mampu meningkatkan pendapatan sebesar Rp. 1.205.278.258,00 dari tingkat pendapatan ‘tahun 2001 sebesar Rp. 6.802.271.341,00 menjadi Rp. 8.007.548.599,00 3, Besaran profit margin yang merupakan perbandingan antara tingkat keuntungan dengan total kekayaan perusahaan, seteish pengembangan kupasitas distribusi air bersih di Kelurahan Jurangomibo dan Kelurahan Tidar sebesar 6,99 %. Profit margin ‘yang dihasilkan pada tahun 2001 sebesar 1,93 % schingga terdapat kenaikan profit margin sebesar 262,18 %. 4, Peningkatan biaya sebesar Rp. 220.579,559,56 atas pengembangan k apasitas istribusi air bersih di Kelurahan Jurangombo dan Kelurahan Tidar masih mampu meningkatican keuntungon perusahaan dengan total keuntungan sebesar Rp, 1,309.146,001,44, 5. Total dana yang dibutubkan untuk investasi pengembengan kapasitas distribusi air bersih di Kelurahan Jurangombo dan Kelurahan Tidar, sebesar Rp, 985.000.000,00, Investasi ini secara finansiil fiibel karena total investasi dapat ditutup kembali dalam Jourun waktu 1 tahun 1 bulan, besaran Profitability indek diperoleh nilai sebesar 1,063, besaran internal rate of return 18,67 % dan Net Present Value menghasilkan nilai positif'scbesar Rp. 62.171.471,82 ‘Spare Pagar Dees Ar Bech Uno Hagin ‘akuacAaaidoret 185 Pandipne POAM Rot Magen Rekomendast 1. Guna mengatasi kondisi keuangan PDAM Kota Magelang yang semakin memurun, maka pengembangan kapasitas distribusi air bersih di Kelurahan Jurangombo dan Kelurahan Tidar untuk segera dilaksanaken, 2. Guna mencapai optimasi pengembangan kapasitas distribusi air bersih PDAM Kota Magelang, make dalam peleksanaannya tetap berpedoman pada Tata Guna ‘Tanah (Land Use) Kota Magelang. 3. Karena pengembangan jaringan distribusi air bersih hanya mampu mengatasi kondisi kkevangan PDAM Kota Magelang selama dua tahun, di mana pada tahun 2005 sudah ‘mongelarai kerugian dan kapasitas distribusi sudah optimal, maka perlu dilakukan studi lebih lanjut tentang peningkatan kapasitas produlsi air bersih dan studi kelayakan investasinya agar dimensi tanggung jawab sosial PDAM Kota Magelang dapat direalisasikan, Daftar Pustaka Achinad Nurmandi, 1999, Manajemen Perkotaan, Aktor, Organisasi dan Pengelolaan Daerah Perkotaan Indonesia, Penerbit Lingkaran Bangsa, Yogyakarta, Farid Wijaya Mansoer, 1994, Model Pengembangan Sumber Air Baku : Pendekatan Rekayasa dan Ekonomt Manajemen, JEBI Vol.14 No.12, Gemibong Priyono, 1999, Penyediaan Air Bersih Perkotaan Dalam Perspektif Otonomi Daerah, Departemen Pekerjaan Umum Jenderal Cipta Karya Jakarta, Hari Sabari Yunus, 2000, Struktur Tata Ruang Kota, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Indriyo, 1994, Studi Kelayakan Proyek, BPFE, Yogyakarta, Kunarjo, 1996, Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan, Edisi Ke 3, Ul-Press, Jakarta. ‘Masri Singarimbun, 1990, Metode Penelitian Survey, PT-Bina Aksara, Jakarta. ‘M Suparmoko, 1994, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Edisi Ke 3, BPFE, ‘Yogyakarta, Philip Kotler, 1980, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi Ketiga, Prentice Hall.Inc.Englewood, New Tersey. Sri Adiningsih, 1998, Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pengembangan Industri Air Bersih, Raker Perpamsi Korda Jawa Tengah dan DIY.OK ‘Sri Adiningsib, 1998, Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pengembangan Industri Air Bersih, Raker Perpamsi Komda Jawa’Tengah dan DIOK 186 > Yolume2 No.2 Oktober 2004 Jurnal Analisis Bi Sukanto Reksohadiprodjo, 1995, Manajemen Produkst dan Operast, BPFE Yogyakarta, ‘Tollanan K Bulent, 1984, Ankara : Prosedure For Upgrading And Urban Managemant, dalam Gerffrey K.Paune : Low Income Housing In The Developping , John ‘Wiley and Sons, New York, Republik Indonesia, 1996, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1996 Tentang Retribusi Daerah “Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 690 — 536, Tahun 1988 Tentang Pedoman Penetapan Tarip Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum Biro Pusat Statistik (BPS), 2001, Magelang Dalam Angka, Magelang, 2001. PDAM, 1998 - 2001, Laporan Keuangan PDAM Kota Magelang, Magelang, 2001. BAPPEDA, 1997 - 2007, RUTRK Kota Magelang, Magelang, 1997, ‘Optreden Dera Bash Uns Melngtn aclaasttaonet 187 Pendaptes OA Kor Meg

You might also like