You are on page 1of 9

Aug 2, '09 11:15 PM

SEPSIS NEONATORUM
for everyone
1. Defenisi

Sepsis Neonatorum adalah suatu infeksi bakteri berat yang menyebar keseluruh tubuh

bayi baru lahir. Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan

penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir. .Infeksi bakteri dari 5 kali lebih sering

terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 3 kali lebih

sering menyerang bayi laki laki.

Sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi baru lahir, tetapi kebanyakan baru

muncul dalam waktu 12 jamsetelah lahir. Dan sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari/

lebih memungkinkan disebabkan oleh infeksi Nosokomial.

2. Etiologi

- Bakteri escherichia koli

- Streptococus group B

- Stophylococus aureus

- Enterococus

- Listeria monocytogenes

- Klepsiella

- Entererobacter sp

- Pseudemonas aeruginosa

- Proteus sp

- Organisme anaerobik

Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri. Resiko terjadinya sepsis mei pada
- Ketuban pecah sebelum waktunya (kpd)

- Pendarahan atau infeksi pada ibu.

3. Tanda dan Gejala

- Bayi tampak lesu

- Tidak kuat menghisap

- Denyut jantung lambat

- Jaundice (kuning)

- Muntah

- Diare

- Suhu tubuh turun naik

- Gangguan pernafasan

- Kejang

- Perut Kembung

Gejalanya tergantung kepada sumber energi dan penyebarannya:

- Infeksi pada tali pusat (ompalitis) bisa menyebabkan keluarnya nanah/darah dari tali

pusat.

- Infeksi ada selaput otak (meningitis) atau abses otak bisa menyebabkan koma,

kejang, opistotonus ( posisi tubuh melengkung kedepan) atau penonjolan pada ubun

ubun.

- Infeksi pada tulang (osteomielitis) menyebabkan terbatasnya pergerakan pada

lengan/tungkai yang terkena terasa hangat.

- Infeksi pada selaput perut peritonitis) bisa menyebabkan pembengkakan perut dan

diare berdarah.
4. Pemeriksaan Diagnosif

- Pemeriksaan mikrokopis maupun pembiaakan terhadap contoh darah air kemih, jika

diduga suatu meningitis, maka dilakukan fungsi lumbal

- Bila sindroma klinis mengarah ke sepsis, perlu dilakukan evaluasi sepsis secara

menyeluruh. Hal ini termasuk biakan darah, fungsi lumbal, analisis dan kultur urin.

5. Komplikasi

- Spasme otot faring yang menyebabkaan terkumpulnya air liur didalam rongga mulut

dan keadaan ini memungkinkan terjaadinya aspirasai serta dapat menyebabkan

pnemonia aspirasi.

- Aspiksia

- Kejang

- Fraktur kompresi

- Atekektasis karena obstruksi skret

6. Fato fisiologi

Melalui Air Ketuban Bakteri Infeksi pada Ibu

Masuk kedalam tubuh janin Pepitonitis

Ompalitis

Terjadinya Infeksi awal . Meningitis

Osteomietis

Infeksi/Kuman menyebar

Keseluruh tubuh janin

Hipotalanus Organ Hati Organ pernafasan SistemGastrointestinal

Berespon menghasil Erirtosit banyak G3 sirkulasi O2 Muntah, Diare


kan panas tubuh Dilisis CO2 Malas menghisap

Hipertermia Fungsi tidak Bayi akan sesak mk:G3 Volume

Optimal cairandan elektrolit

Hiperbilirubin mk:G3 pola nafas

Jaundice (ikterif)

Ke Otak

Enselopati

Kemit ikterik(kejang)

mk: resiko cedera

7. Penatalaksanaan Mandiri dan Medis

- Anti biotika: amphisilin, gantamisin dan kanamisin secara intraavena/intrakuskuler

- Pengobatan Suportif: penatalaksanaan keseimbangan cairan dan elektrolit, transfusi kukar,

pengobatan terhadap Dic, dan bantuan yang penting bagi pengobatan antibidik.

8. Pencegahan

- Pada masa antenatal

Pemeriksaan kepada ibu secara berkala,imunisasi,asupan gizi yang memadai.

- Pada masa bersalinan

Perawatan ibu selama bersalinan di lakukan secara aseptik.

- Pada masa paska persalinan

- Rawat gabung bila bayi normal, berikan ASI selamanya, jaga lingkungan dan peralatan teatap

bersih, perawatan luka umbilikus serta steril.

Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

• Aktivitas/istirahat

Gejala: malaise
• Sirkulasi

Tanda: tekanan darah normal/sedikit dibawah jangkauan normal denyut perifer

kuat,cepat,takikardia (syok).

• Eliminasi

Gejala: diare

• Makanan dan Minuman

Gejala: anoreksia, mual, munta

• Neurosensori

Gejala: Sakit kepala, pusing, pingsan

Tanda: gelisah, ketakutan

• Nyeri / Keamanan

Gejala: abdomiral

• Pernafasan

Gejala: tacipnea, infeksi paru, penyakit vital

Tanda: Suhu naik( 39,95OC) kadang abnormal dibawah 39,95OC

• Seksualitas

Gejala: puripus perineal

Tanda: magerasi vulvaa – pengeringan vaginal purulen

• Penyuluhan Pembelajaraan

Gejala: masalah kesehatan kronis riwaayat selenektomi penggunaan antibiaotik

2. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap infeksi (progesi dari sepsis ke syok sepsis) berdasarkan
prosedur invasif, pemajanan lingkungan (nasokomial).

Intervensi

1) Berikan isolasi/pantau pengunjung sesuai indikasi

2) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukaan aktivitas walaupun menggunakan

sarung tangan steril.

3) Dorong penggantian posisi , nafas dalama/ batuk.

4) Batasi penggunaan alat/prosedur invasif jika memungkinkan

5) Pantau kecendrungan suhu.

Rasional

1) Isolasi luka linen dan mencuci tangan adalah yang dibutuhkan untuk mengalirkan

luka, sementar pengunjung untuk menguranagi kemungkinan infeksi.

2) Mengurangi kontaminasi ulang.

3) Bersihkan paru yang baaik untuk mencegah pnemoniaa

4) Mencegah penyebaran infeksi melalui proplet udaraa.

5) Demam ( 38,5OC- 40OC) disebabkan oleh efek dari endotoksinhipotalkus dan

endofrin yang melepaskan pirogen.

2. Hipertermia berdasarkan peningkatan tingkat metabolisme, penyakit dehidrasi, efek

langsung dari sirkulasiedotoksia pada hipotalamus perubahan pada reguasi temperataif.

Intervensi

1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil / diaporesis.

2) Pantau suhu linkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur, sesuai indikasi.

3) Berikan kompres hangat.


Rasional

1) Suhu 38,9OC- 41,1OC menunjukakana proses penyakit infeksius akut.

2) Suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankana sushu

mendekati normala.

3) Dapat membantu mengurangi demam.

3. Kekurangan volume cairan berdasaarkan peningkataaan jelas padaa vasodilatif maatif/

kompurtmen vaskuler dan permeabilitas kapiler/kebocvoran cairan kedalam lokasi

interstisial (ruang ketiga)

Intervensi

1) Ukur / kadar urine dan berat jenis datat ketidaak seimbangan masukan dan

keluaraan kumulatif dihubungkan dengan berat badan setiapa hari, dorong

masukan cairan oral sesuai toleransi.

2) Palpasi denyut peripher

3) Kaji membran mukosaa kering, turgor kulit yang kurang baik, dan rasa haaus.

4) Amat odema dependem/ periper pada skrotum, punggung kaki.

Rasional

1) Pengurangan dalam sirkulasi volume cairan dapat mengurangi tekanan darh.

2) Denyut yang lemah, mudah hilang dapat menyebabkan hipovolemia.

3) Hipovomelemia/cairan ruang ketiga akan memperkuat tanda tanda dehidrasi.

4) Kehilangan cairan dari komparlemen vaskuler kedalam ruangaan intersilikal akan

menyebabkan edema jaringan.


Sumber : Tugas Perkuliahan

Dari berbagai sumber

Tags: hadiah tupperware


Prev: MANFAAT AIR SUSU IBU UNTUK BAYI
Next: DIET RENDAH KOLESTEROL
reply share

http://grupnabilah.multiply.com/journal/item/3

You might also like