You are on page 1of 19

Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

ANALISIS BIAYA BONGKAR MUAT SAAT KAPAL MEMASUKI ALUR


MASUK PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

Sutini

e-mail : paleon_sutini@yahoo.co.id

Bambang Riyanto
Universitas Diponegoro Semarang
e-mail : Bbriyanto@gmail.com

Bagus Hario Setiadji


Universitas Diponegoro Semarang
e-mail : bhsetiadji@gmail.com

ABSTRACT

The port is the final destination of cruise ships as well as loading and unloading places and
passengers. In addition, the Port is also a process of loading and unloading and shiploading.
Before the ship is docked when the port is full of vessels first anchor / anchored anchor. For
the process of relying first wait for the queue to dock, in the process of a long side there are
some ships that do not dock at the port but do unloading by way of anchor / anchored
anchors with the ship system to ship. From the description above in terms of this research is
related to the process of loading and unloading costs at the port of Tanjung Emas Semarang.
This study will analyze the influence of ship movement on loading and unloading costs when
entering the port of Tanjung Emas entrance in Semarang, the emphasis of this study is on the
analysis of loading and unloading costs, ship's cost and port docking costs.
Approach with random sampling model is to get samples from each ship in ship-to-shipment
and ship-to-shore transfer process, ship loading and ship loading and unloading process
takes a long time so it costs quite expensive.
The completion of the results of the analysis in this study is applied to the system of
relocation, movement and loading and unloading using the method of ship to ship and ship to
shore associated with the total cost that will be carried each ship / company. From the
analysis it is known that the cost of the vessel shipage is Rp. 4.107.308.172,- loading and
unloading costs Rp. 250,257,336,550, - and dredging cost Rp. 10.676.000.000,- therefore the
large cost of loading and unloading, the cost of dredging and dredging costs is closely
related to the operational costs of ships and companies.

Keywords : Movement Cost of Ship Shipment, Loading and Dredging

29
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

ABSTRAK

Pelabuhan merupakan tujuan akhir dari pelayaran kapal juga sebagai tempat bongkar muat
dan naik turunnya penumpang. Disamping itu Pelabuhan juga sebagai proses tempat bongkar
muat dan penyandaran kapal. Sebelum kapal sandar apabila di pelabuhan penuh kapal
terlebih dahulu anchor / berlabuh jangkar. Untuk proses penyandaran terlebih dahulu
menunggu antrian untuk sandar, dalam proses penyandaran ada beberapa kapal yang tidak
sandar di pelabuhan tetapi melakukan bongkar muat dengan cara anchor / berlabuh jangkar
yaitu dengan sistem ship to ship. Dari uraian diatas dalam hal penelitian ini terkait dengan
proses penyandaran dan biaya bongkar muat di pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Studi ini akan melakukan analisis mengenai pengaruh olah gerak kapal terhadap biaya
bongkar muat pada saat memasuki alur masuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, titik berat
studi ini ditekankan pada analisis biaya bongkar muat, biaya olah gerak kapal dan biaya
sandar di pelabuhan.
Pendekatan dengan model sampel acak adalah untuk mendapatkan sampel dari masing-
masing kapal dalam proses penyandaran ship to ship dan ship to shore, proses bongkar muat
ship to ship dan ship to shore membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga membutuhkan
biaya yang cukup mahal.
Penyelesaian dari hasil analisis dalam studi ini diterapkan untuk sistem penyandaran, olah
gerak dan bongkar muat yang menggunakan method ship to ship dan ship to shore yang
berhubungan dengan total biaya yang akan ditangung masing-masing kapal / perusahaan.
Dari hasil analisis diketahui bahwa biaya penyandaran kapal sebesar Rp. 4.107.308.172,-
biaya bongkar bongkar muat Rp. 250.257.336.550,- dan biaya pengerukan Rp.
10.676.000.000,- oleh karena itu besar biaya bongkar muat, biaya penyandaran dan biaya
pengerukan sangat berhubungan dengan biaya operasional kapal dan perusahaan.

Kata kunci : Biaya Olah Gerak Kapal, Bongkar Muat dan Pengerukan

30
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

1. Pendahuluan pelaksanaan penyandaran kapal dan


1.1 Latar Belakang Masalah kegiatan bongkar muat.
Melihat keadaan teritorial Negara Pengalaman yang dialami peneliti
Indonesia, tidak menghalangi atau selama melaksanakan penelitian, bahwa
mengurangi tingkat perekonomian atau peranan pandu sangat penting dan
pun kerjasama antar daerah. Tetapi faktor membantu kapal, khususnya Nakhoda
yang harus perhatikan yaitu bahwa tidak dalam menyandarkan kapal saat
semua daerah di Indonesia memiliki melakukan memasuki alur, serta peran
penghubung langsung dengan lautan, hal penundaan kapal pun sangat besar dan
ini dikarenakan memiliki perairan Tanjung berguna bagi pengoperasian kapal, ketika
Emas Semarang tingkat kedangkalan akan melakukan kegiatan bongkar muat
dasar laut yang berbeda-beda dan tidak dipelabuhan maupun di anchorage. sesuai
semua kapal bisa memasuki daerah alur dengan pengalaman yang penulis peroleh
yang dimiliki Indonesia. pada saat melakukan penelitia pada bulan
Dalam rangka untuk menunjang September 2015 Februari 2016 dengan
setiap kegiatan yang dilakukan masyarakat harapan bisa bermanfaat untuk para
khususnya masyarakat Indonesia di bagian pembaca pada umumnya dan penulis
kelautan, pemerintah Indonesia telah sendiri pada khususnya. (Istopo. 1999).
memiliki dan membangun setiap Kendala yang dihadapi khususnya
perusahaan pelayaran maupun berbagai di pelabuhan Tanjung Emas Semarang
macam kapal niaga seperti kapal tanker yaitu kedangkalannya, sehingga tidak
ship, general cargo, container ship, semua jenis kapal bisa memasuki alur
passangger ship dan lain-lain. masuk pelabuhan Tanjung Emas
Tidak setiap jenis dan ukuran kapal Semarang. Kapal kapal yang mempunyai
mampu untuk memasuki sebuah alur ukuran panjang lebih dari 200 meter dan
pelayaran sempit seperti sungai dan letak draft diatas 10 meter, tidak bisa masuk di
dermaga yang memiliki kedalaman yang alur masuk khususnya kapal tanker.
rendah. Oleh karena itu metode Ship To Karena di Pelabuhan Tanjung Emas
Ship ( STS ) sangat membantu dan Semarang belum mempunyai fasilitas
memudahkan kapal untuk melakukan pelabuhan kapal tanker yang jenisnya
bongkar muat walaupun kegiatan bongkar VLCC.
muat tersebut dilakukan di tengah laut. Pelabuhan Tanjung Emas
Namun demikian, metode STS Semarang mempunyai potensi untuk
mengakibatkan biaya yang cukup tinggi ekspor impor ke negara lain. Karena
dan juga sulit dilakukan, tidak semua fasilitas yang tidak menunjang untuk
pelaut bisa melakukan olah gerak ship to kegiatan ekspor impor yang bisa dilakukan
ship. di pelabuhan Tanjung Emas Semarang,
Adanya metode ship to ship maka akhirnya kegiatan ini dialihkan ke
pelaut di Indonesia diharuskan memiliki pelabuhan lain yang bisa melakukan
keahlian, pengalaman dan mampu kegiatan ekspor impor ke negara lain.
berkompetisi dengan sesama pelaut Saat ini pelabuhan Tanjung Emas
Indonesia maupun pelaut dari negara Semarang hanya bisa melayani kapal
lainnya karena metode bongkar muat ini kapal passanger yang berasal dari negara
memiliki resiko kecelakaan kerja yang lain. Sedangkan untuk kapal niaga lainnya
lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan sifatnya kapal transit yang berukuran di
bongkar muat di pelabuhan atau dermaga. bawah 30.000 ton gross tonage, membawa
Dalam metode STS ini, peran pandu dan muatan atau membongkar muatan di
kapal tunda sangat besar dalam membantu pelabuhan Tanjung Emas kemudian
dibawa ke Singapura, setelah itu baru
31
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

dilakukan kegiatan bongkar muat di


Singapura untuk diteruskan dan dibawa Manfaat dari penelitian ini adalah :
oleh kapal kapal besar yang berukuran 1. Kegunaan secara teoritis adalah
lebih dari 50.000 ton gross tonage untuk sebagai referensi ilmiah untuk
diekspor ke Eropa maupun ke negara memperoleh manfaat dan
tujuan. mengembangkan ilmu pengetahuan
Dalam melaksanakan olah gerak dalam bidang kemaritiman.
kapal saat memasuki alur masuk 2. Kgunaan secara praktis adalah
pelabuhan Tanjung Emas Semarang, memberikan sumbangan pemikiran
terdapat satu hal yang sangat penting yang pada PT. PELINDO III Semarang dan
harus di perhatikan yaitu masalah biaya KSOP ( Kesyahbandaran dan Otoritas
bongkar muat maupun biaya penyandaran Pelabuhanan )
kapal. Dalam hal ini penulis akan
membahas secara terperinci mengenai
biaya bongkar muat antara ship to ship dan 2. Telaah Pustaka
ship to shore. 2.1 Pengembangan Hipotesis
Pada bagian ini akan diuraikan
1.2 Perumusan Masalah secara garis besar pengertian biaya
Berdasarkan latar belakang yang bongkar muat antara ship to ship dan ship
telah di paparkan sebelumnya maka to shore serta dijelaskan teori yang dipakai
penulis mengambil pokok permasalahan guna pendekatan penyelesaian masalah
sebagai berikut : penelitian ini.
1. Untuk mengetahui prosedur
penyandaran kapal dengan metode
2.2 Pengertian Kapal
ship to shipdan ship to shore.
Kapal adalah mencangkup setiap
2. Bagaimana perbedaan antara proses
jenis pesawat air termasuk pesawat tanpa
bongkar muat dengan menggunakan
berat benaman, pesawat WIG dan pesawat
metode ship to ship dan ship to
terbang laut yang digunakan sebagai
shore.
sarana angkut di air (Ruswandi, 2001).
3. Bagaimana proses pengerukan di alur
Kapal adalah sarana alat angkut /
masuk pelabuhan Tanjung Emas
transportasi yang digunakan sebagai
Semarang.
kendaraan di atas air baik yang
4. Berapa besar peningkatan biaya ship
menggunakan mesin atau menggunakan
to shore terhadap biaya penyandaran
layar sebagai tenaga penggeraknya.
ship to shore.
Menurut Kamus Besar Indonesia kapal
sebagai kendaraan pengangkut penumpang
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat dan barang di laut (sungai dan
Penelitian sebagainya). Didalam Undang Undang
Adapun tujuan yang ingin dicapai Pelayaran kapal adalah kendaraan air
dalam penulisan penelitian ini adalah : dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angin, tenaga
1. Menganalisis proses penyandaran mekanik, 32issal lainnya, ditarik atau
kapal dengan menggunakan methode tunda, termasuk kendaraan yang berdaya
ship to ship dukung dinamis, kendaraan di bawah
2. Menganalisis waktu proses bongkar permukaan air, serta alat apung dan
muat dengan menggunakan metode bangunan terapung yang tidak berpindah
ship to ship dan ship to shore. pindah.
3. Menganalisis proses pengerukan
dipelabuhan Tanjung Emas Semarang
32
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

Jenis-jenis kapal ditinjau dari segi sendirinya dan tidak seperti dengan
muatannya yaitu : beberapa jenis tongkang lainnya.
a. Kapal Kargo Kontainer Kapal Hopper ini dirancang khusus
Kapal Kargo Kontainer adalah kapal untuk membawa bahan seperti batu,
khusus untuk membawa semua beban5 pasir, tanah dan sampah yang nantinya
atau muatan dalam bentuk / ukuran akan dibuang ke laut dan danau untuk
intermodal.dan kapal ini mempunyai dilakukan reklamasi tanah.
teknik yang disebut dengan f. Kapal Angkat Berat
33issal33r33nal33ion. Dengan Kapal Angkat berat adalah kapal yang
membentuk sarana umum angkutan dirancang khusus dan berfungsi
komersial sistem intermodal memindahkan beban yang tidak dapat
containerization transport. Maka dilakukan oleh kapal biasanya yang
dengan cara ini pemuatan / mengangkut barang atau muatan.
pembongkaran barang lebih cepat kira Semi-submersible kapal yang
kira membutuhkan waktu 3 6 jam dirancang untuk mengangkut kapal
dan kapal tersebut siap untuk berlayar atau barang keluar dari air dan
kembali. mengangkutnya.
b. Kapal Bulker g. Kapal Floating Production
Kapal Bulker adalah kapal untuk Kapal Floating Production adalah
dagang yang dirancang untuk kapal didesain khusus untuk
mengangkut kargo curah unpackaged, melakukan penyimpanan dan
seperti contoh batu bara dan semen. pembongkaran kapal. Kapal ini biasa
Adapun kelebihan dari kapal bulker digunakan oleh 33issal33r minyak
adalah mempunyai daya angkut yang lepas pantai dan gas, dan dirancang
besar. khusus supaya mampu mengambil
c. Kapal Tanker ( Tanker Ship ) semua minyak atau gas yang
Kapla Tanker adalah kapal yang sudah dihasilkan dari platform terdekat.
diramcang khusus untuk mengangkut Adapun proses untuk melakukan
cairan atau minyak dalam jumlah penyimpanan yakni minyak atau gas
begitu besar. Adapun jenis kapal yang didapatkan akan diturunkan
tanker yang sering kita dengar antara melalui saluran pipa khusus ke kapal
lain kapal tanker minyak, pembawa tanker.
gas alam cair. Kapal tanker ini h. Kapal Selam
mempunyai desain khusus tersendiri Kapal Selam adalah kapal yang
sesuai apa yang akan diangkut mempunyai kegunaan untuk meninjau
nantinya, sehingga kapal tanker ini kegiatan di dasar laut dan biasanya
mempunyai sistem keselamatan yang dijadikan tempat untuk mengambil
canggih demi keselamatan para awak gambar gambar hewan laut dan
yang berada di kapal tersebut. biasanya dijadikan sebagai tempat
d. Kapal Tongkang tentara melakukan penyerangan lewat
Kapal Tongkang adalah kapal yang laut.
dibuat yang mempunyai kegunaan i. Kapal Pemadam
utama untuk transportasi sungai . Kapal pemadam adalah kapal atau
Adapun tongkang yang tidak self- perahu dan biasa mempunyai bentuk
propelled sehingga harus ditarik oleh mirip dengan kapal tunda yang
kapal tunda. dilengkapi dengan pompa dan nosel
e. Kapal Hopper Tongkang yang berfungsi untuk mengatasi
Kapal Hopper Tongkang adalah kapal kebakaran kapal yang ada di laut.
yang tidak bisa bergerak dengan j. Kapal Pasokan Platform
33
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

Kapal Pasokan platform adalah kapal mendorong atau menarik kapal di


untuk memasok platform minyak pelabuhan yang tidak bisa begerak
lepas pantai. Kira-kira kapal platform dengan sendirinya. Kapal tunda ini
ini mempunyai panjang 70 350 mempunyai fungsi utama
meter. Adapun fungsi utama dari memindahkan kapal atau
kapal ini yaitu sebagai sarana mengarahkan kapal, apabila kapal
transportasi barang dan personil ke berada di pelabuhan yang ramai atau
platform minyak lepas pantai dan berada di kanal yang sempit. Adapun
struktur lepas pantai lain. kapal yang bisa dipindahkan dengan
k. Kapal Kargo ( Cargo Ship ) kapal tunda ini dikenal sebagai kapal
Kapal Kargo adalah kapal yang penyelamat.
membawa kargo, barang. Setiap o. Kapal Pesiar
tahunnya ribuan operatorkargo laut Kapal Pesiar adalah kapal penumpang
mengarungi samudra dunia. Kapal yang digunakan untuk pelayaran, yang
kargo ini menangani perdagangan dilengkapi dengan fasilitas kapal.
internasional dan dilengkapi dengan Kapal pesiar untuk melakukan jelajah
crane dan mekanisme lainnya atau untuk pariwisata yang mampu
bertujuan untuk lakukan kegiatan membawa jutaan penumpang setiap
bongkar dan muat barang. tahun untuk berwisata dan biasanya
l. Kapal Ro Ro ( Roll-on dan Roll off kapal pesiar ini melakukan perjalanan
) lama, dan biasanya penumpang akan
Kapal yang dikenal dengan Ro-Ro ini melakukan perjalanan dari suatu
merupakan kapal yang biasanya untuk tempat ke tempat lain dengan
mengangkut mobil. Sehingga kapal ini perjalanan yang panjang.
mempunyai rancangan khusus mampu p. Kabel Kapal
membawa kargo roda seperti mobil, Kabel Kapal atau lapisan kabel adalah
truk, trailer. Kapal ini tentunya kapal laut yang dirancang khusus yang
berbeda dengan istilah lo-lo (lift on mempunyai kegunaan untuk
lift off) kapal ini menggunakan 34issa memasang kabel di bawah air untuk
dalam memuat atau membongkar telekomunikasi, litrik, dan lain
muatan. Kapal Ro-Ro ini memiliki sebagainya. Kapal ini bisa dikenal
built-in landai agar kargo bekerja atau ditandai dengan mempunyai satu
secara efisien atau lebih gulungan kabel di atas.
m. Kapal Feri q. Kapal Derek Crane
Kapal Feri adalah kapal untuk Kapal Derek crane atau floating crane
transportasi mengangkut penumpang adalah kapal khusus yang berfungsi
serta kendaraan penumpang melewati untuk mengangkat beban berat. Kapal
jalur air. Selain digunakan untuk 34issa terbesar biasanya sering
mengangkut penumpang banyak juga dijumpai dan digunakan pada
kita jumpai digunakan untuk angkutan konstruksi lepas pantai, dan kapal
barang, misalnya dalam bentuk box, yang lebih besar sering menggunakan
beras, dan bahkan Kapal feri sudah semi-submersible, tetapi juga
termasuk kapal cepat saat ini dan akan monohulls konvensional. Adapun
selalu singgah di pulau pulau perbedaannya dengan sherrleg adalah
lainnya untuk mengambil penumpang crane bisa diputar.
selayaknya mobil taksi jika di darat. r. Kapal Drillship
n. Kapal Tunda (Tug Boat) Kapal Drillship adalah kapal maritime
Kapal Tunda adalah kapal untuk yang dilengkapi dengan alat
memanuver kapal dengan cara pengeboran. Kapal ini sering
34
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

digunakan untuk kegiatan eksplorasi memanfaatkan angin sebagai


pengeboran minyak baru atau sumur penggeraknya. Kapal ini biasanya
gas di perairan dalam dan pengeboran terdiri dari 3 tiang untuk dijadikan
ilmiah. Drillships adalah salah satu sebagai layar diikatkan dan
cara untuk melakukan pengeboran membutuhkan juru mudi yang
eksplorasi pengeboran minyak. berpengalaman.
Drillships juga mempunyai kesamaan
fungsi yang dapat dilakukan oleh 2.3 Pengertian Dermaga
semi-submersible, tongkang jackup Dermaga merupakan bangunan
dan ring platform. yang dirancang khusus pada suatu
s. Kapal Pengerukan pelabuhan yang digunakan atau tempat
Kapal Pengerukan adalah kapal yang kapal untuk ditambatkan/ merapat untuk
dirancang untuk melakukan kegiatan melakukan kegiatan bongkar muat barang
keruk di bawah air laut dan biasanya dan penumpang kapal, juga digunakan
dilakukan pada laut dangkal atau sebagai tempat melakukan pengisian
daerah air tawar dengan maksud bahan bakar kapal, air bersih, air minum.
kumpulan material atau sedimen dari Jenis Jenis Dermaga
bawah air dan membuang hasilnya ke a. Dermaga barang umum
tempat lain. Cara kerjanya yaitu Dermaga barang umum yaitu
mengisap / mengeruk material yang merupakan dermaga sebagai tempat
ada di dasar laut. Biasanya hasil melakukan aktivitas atau kegiatan
pengerukan dijadikan bahan untuk bongkar muat barang ke atas kapal.
reklamasi ataupun tujuan lainnya. b. Dermaga khusus
t. Kapal Nelayan Dermaga khusus yaitu merupakan
Kapal Nelayan adalah kapal yang dermaga yang dibuat khusus untuk
digunakan untuk kegiatan menangkap dijadikan pengangkut barang khusus
ikan di laut, danau, dan sungai. Ada seperti, bahan bakar minyak.
beberapa tipe kapal nelayan, c. Dermaga peti kemas
diantaranya komersial, rakyat, dan Dermaga peti kemas yaitu merupakan
rekreasi. dermaga yang ditempati untuk
u. Kapal Penelitian melakukan bongkar muat peti kemas
Kapal Penelitian adalah kapal yang dengan meggunakan crane atau alat
sengaja dirancang khusus yang angkat, yang dilengkapi dengan
dilengkapi dengan peralatan khusus lapangan penumpukan yang disebut
untuk melakukan penelitian di laut. dengan Container Yard. Dari
v. Kapal Perang kontainer yang diangkat oleh forklip
Kapal Perang adalah kapal yang ke trailer dan diangkut untuk dimuat
dirancang dan digunakan untuk di atas kapal dengan menggunakan
pertempuran atau peperangan lewat jentri crane.
laut. Kapal perang ini begitu berbeda d. Dermaga Curah
dengan kapal kapal lainnya seperti Dermaga curah yaitu dermaga untuk
kapal kargo atau atau kapal lainnya. bongkar muat barang curah dan
Karena di kapal perang ini hanya biasanya menggunakan pipa / sebagai
menampung persenjataan, amuniasi alat bongkar muatnya.
dan berbagai perlengkapan khusus e. Dermaga tanker
untuk perang beserta para tentaranya. Dermaga tanker yaitu merupakan
w. Kapal Berlayar dermaga untuk bongkar muat minyak,
Kapal Berlayar adalah kapal yang gas, LPG, LNG dengan menggunakan
dilengkapi dengan layar dan pipa/nose yang dihubungkan dari
35
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

kapal ke darat maupun dari kapal


dengan menggunakan pompa sebagai 2.5 Fungsi Pelabuhan
tenaga pembongkar maupun a. Gateway
pemuatannya. Sebagai gateway (Pintu Gerbang)
suatu 36issal atau daerah karena suatu
2.4 Pengertian Pelabuhan kapal dapat memasuki suatu negara /
Pelabuhan menurut arti kata adalah daerah melalui pelabuhan negara /
tempat berlabuh. Menurut peraturan daerah yang bersangkutan.
pemerintah RI no.69 tahun 2001 tentang b. Interface
pelabuhan, yang dimaksud pelabuhan Pelabuhan berfungsi sebagai interface
adalah tempat yang terdiri dari daratan dan (penghubung), maksudnya bahwa
perairan disekitarnya dengan batas batas pelabuhan dengan segala fasilitasnya
tertentu sebagai tempat kegiatan yang tersedia dapat melakukan
pemerintahan dan kegiatan ekonomi kegiatan pemindahan muatan dari
dipergunakan sebagai tempat kapal angkutan laut (kapal) ke angkutan
bersandar, berlabuh, naik turun darat atau sebaliknya.
penumpang dan atau bongkar muat barang c. Link
yang dilengkapi dengan fasilitas Pelabuhan berfungsi sebagai link
keselamatan pelayaran dan kegiatan (mata rantai) maksudnya bahwa
penunjang pelabuhan serta sebagai tempat pelabuhan merupakan maa rantai dari
perpindahan intra dan antar moda proses transportasi (pengangkutan)
transportasi. muatan dari daerah produsen (asal
Pelabuhan adalah sebuah fasilitas barang) sampai ke daerah penerima
di ujung samudra, sungai, atau danau atau konsumen.
untuk menerima kapal dan memindahkan d. Industry Entity (Estate/Zone)
barang kargo maupun penumpang Pelabuhan sebagai industry entity
didalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki maksudnya karena pelabuhan
alat alat yang khusus untuk memuat dan merupakan lingkungan kerja yang
membongkar muatan kapal kapal yang bersifat dinamis, maka penyediaan
berlabuh. Crane dan gudang berpendingin berbagai fasilitas pelabuhan perlu
juga disediakan oleh pihak pengelola dikembangkan termasuk fasilitas
maupun swasta yang berkepentingan. untuk, terutama 36issal36r yang ada
Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas hubungannya dengan perkapalan dan
penunjang seperti pengalengan dan transportasi laut lainnya.
pemrosesan barang.
Pelabuhan juga dapat didefinisikan
sebagai daerah perairan yang terlindung
2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis
dari gelombang laut dan dilengkapi dengan
Beberapa penjelasan diatas
fasilitas terminal meliputi : dermaga,
memberikan suatu model kerangka pikir
tempat dimana kapal dapat bertambat yang
yang dikembangkan dari penelitian-
terlindung dari gelombang laut, crane,
penelitian yang pernah dilakukan
untuk melaksanakan kegiatan bongkar
sebelumnya. Gambar model kerangka pikir
muat barang, dan gudang laut, tepat untuk
tersebut adalah ditunjukkan pada gambar
meyimpan muatan dari kapal atau yang
dibawah ini :
akan dipindah ke kapal.

36
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

LATAR BELAKANG

PERUMUSAN MASALAH

PEMBATASAN PERMASALAHAN

STUDI PUSTAKA

METODE PENGUMPULAN DATA

DATA SEKUNDER DATA PRIMER


a. Biaya bongkar muat ship to a. Waktu bongkar muat ship
ship(Biaya pengapalan,shore to ship
crane,trailer,penumpukan) b. Waktu bongkar muat ship
b. Biaya bongkar muat ship to to shore
shore, (Shoretcrane, trailer, c. Waktu penyandaran kapal
penumpukan)

METODE ANALISIS DATA

BIAYA BONGKAR MUAT KAPAL

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

3. Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian Kegiatan bongkar muat di
Jenis penelitian yang digunakan dalam pelabuhan tidak tergantung cuaca
penelitian ini menggunakan metode walaupun hujan. Apalagi untuk
penelitian : kapal peti kemas tidak mengenal
1. Data Primer cuaca dan hujan, waktu bongkar
a. Waktu bongkar muat ship to ship muat tetap berjalan normal.
Untuk kegiatan bongkar muat Kecuali untuk kapal curah yang
ship to ship membutuhkan waktu memuat muatan tepung, semen,
yang cukup lama dikarenakan beras, dan jagung. Kalau hujan
tergantung dari keadaan laut. pasti kegiatan bongkar muat di
Apabila terjadi ombak dan angin hentikan dulu menunggu sampai
laut, kegiatan bongkar muat hujan berhenti, baik ship to ship
sementara dihentikan menunggu maupun ship to shore.
sampai cuaca normal kembali, c. Waktu penyandaran kapal
baik kapal peti kemas, kapal Untuk penyandaran kapal ship to
kargo maupun tanker. ship tergantung dengan cuaca
b. Waktu bongkar muat ship to shore juga, karena kalau terjadi ombak
dan angin yang cukup kuat perlu
37
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

menggunakan tug boat, bila perlu Adapun biaya bongkar muat ship to
menunggu keadaan tenang. shore meliputi :
(1) Biaya bongkar dengan
2. Data Sekunder menggunakan shore crane.
a. Data Biaya bongkar muat ship to ship (2) Biaya trailer pengangkut ke
Berdasarkan lamanya waktu data tempat CY (Container Yard)
biaya bongkar muat di pelabuhan (3) Biaya penumpukan di CY
Tanjung Emas Semarang. Waktu (Container Yard)
adalah lamanya kapal melakukan c. Data biaya penyandaran kapal/biaya
kegiatan bongkar muat, kemudian tambat kapal
mengangkat peti kemas dari dermaga Sedangkan data biaya penyandaran
ke ruang muat kapal (untuk muat kapal antara ship to ship dan ship to
bongkar). Data ini didapat dari hasil shore. Waktu siklus adalah waktu
pengamatan di lapangan selama kurun yang dibutuhkan oleh kapal untuk
waktu tertentu. Peneliti akan menyandarkan kapal dari alur ke
mengambil sampel dari TPKS dermaga. Kemudian menyandarkan
(Terminal Peti Kemas Semarang) dari kapal dengan kapal. Data ini didapat
beberapa kapal yang melakukan dari hasil pengamatan di lapangan
kegiatan bongkar muat. Dalam kurun selama kurun waktu tertentu. Dalam
waktu 12 jam. pengambilan data penyadaran kapal di
Adapun biaya bongkar muat ship to dermaga maupun ship to ship peneliti
ship meliputi : mengambil sampel masing-masing
(1) Biaya bongkar dan muat dari satu kapal dari PELINDO III
kapal besar (Mother vessel) ke Semarang.
small vessel
(2) Biaya pengapalan dari tempat 3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan
berlabuh menuju ke Sampel
dermaga/pelabuhan. Populasi adalah wilayah
(3) Biaya bongkar dengan generalisasi yang terdiri atas obyek /
menggunakan shore crane. subyek yang mempunyai kualitas dan
(4) Biaya trailer pengangkut karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
ketempat CY (Container Yard) peneliti untuk dipelajari dan kemudian
(5) Biaya penumpukan di CY ditarik kesimpulannya. Sampel adalah
(Container Yard) sebagian dari bagian atau jumlah dan
b. Data bongkar muat ship to shore karakteritik yang dimiliki oleh populasi
Sedangkan data mengenai biaya tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
bongkar muat antara kapal tidak mungkin mempelajari semua yang
dianchorage. Waktu adalah lamanya ada pada populasi, 38issal karena
kapal melakukan kegiatan (untuk keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
bongkar muat). Data ini didapat dari peneliti akan mengambil sampel dari
hasil pengamatan di lapangan selama populasi itu. Apa yang dipelajari dari
kurun waktu tertentu. sampel itu, kesimpulannya akan
Dalam pengambilan data dan biaya diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
bongkar muat di anchorage peneliti sampel yang diambil dari populasi harus
akan mengambil sampel beberapa betul-betul representative
kapal yang melakukan kegiatan (Sugiyono,2011).
boangkar muat antar ship to shore Peneliti dalam pengambilan sampel
selama 12 jam. menggunakan teknik quota sampling yaitu
peneliti sudah membatasi data yang
38
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

digunakan sebelum memulai penelitian. merubah haluan ke kanan atau ke kiri


Sampel penelitian sejumlah 10 kapal mendekati tongkang, Kapal di dorong
dibagi menjadi 5 kapal container, 2 kapal dengan kapal tunda sampai sandar di
curah dan 2 kapal tanker. tongkang.
2. Persiapan sebelum dan sesudah
3.3 Metode Analisis penyandaran kapal Fender atau dapra
Analisis data adalah proses mencari gunakan fender atau dapra sesuai
dan menyusun secara sistematis data yang dengan bagian kapal yang akan di
diperoleh dari hasil wawancara, catatan sandari dan pastikan jumlah fender
lapangan, dan dokumentasi dengan cara tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menyusun ke dalam pola, serta membuaut 4.2 Identifikasi Model Observasi Ship
kesimpulan sehingga mudah dipahami to Shore
oleh diri sendiri maupun orang lain. Ada 2 1. Analisis observasi yang dimaksud
jenis metode analisis yang secara umum dalam cara mengolah gerak kapal
digunakan oleh peneliti, yaitu metode sebelum melakukan kegiatan bongkar
analisis data secara kualitatif dan metode muat metode ship to shore adalah kapal
analisis data secara kuantitatif. Metode datang dari laut menuju ke fairway
analisis yang digunakan pada penelitian buoy untuk mengambil pandu yang
yang menggunakan pendekatan kualitatif akan memandu jalannya kapal masuk
tidak menggunakan alat statistika, namun ke pelabuhan dan akan memandu ke
dilakukan dengan menginterpretasi tabel dalam penyandaran kapal.
tabel, grafik grafik, atau angka angka 2. Setelah kapal sandar akan dilanjutkan
yang ada kemudian melakukan uraian dan kegiatan bongkar muat yang sudah
penafsiran. Sedangkan analisis data secara disiapkan perlengkapan alat bongkar
kuantitatif adalah metode analisis yang muatnya oleh PBM (Peralatan Bongkar
digunakan pada penelitian dengan Muat).
pendekatan analisis kuantitatif dan
menggunakan alat statistik. Penelitian ini 4.3 Perbedaan antara olah gerak
menggunakan metode analisis secara method ship to ship dan ship to shore
kualitatif dengan cara menginterpretasikan 1. Analisis observasi olah gerak kapal
tabel tabel, grafik grafik, atau angka sebelum sandar dengan cara method
angka yang ada kemudian melakukan ship to ship, sebelum kapal melakukan
uraian dan penafsiran. Metode analisis penyandara persiapan-persiapan yang
data secara kualitatif juga untuk dilakukan antara lain jangkar harus
menguraikan atau memaparkan data yang stanby untuk mengantisispasi dan
diperoleh dari dokumen, wawancara, serta menahan kapal kalau terjadi arus yang
data hasil pengamatan. cukup kuat, tali-tali disiapkan untuk
dikirim kekapal yang akan sandar
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan dikapal di mother vessel crew stanby
4.1 Identifikasi Model Observasi Ship to dihaluan dan diburitan untuk
Ship menggirim tali dan persiapan olah
1. Analisis observasi yang dimaksud gerak untuk kapal sandar. Selama olah
dalam studi ini adalah cara mengolah gerak proses penyandaran semua
gerakkan kapal sebelum melakukan komando diambil alih oleh
kegiatan bongkar muat metode ship to Nahkoda/Kapten dan dibantu oleh
ship adalah kapal datang dengan pandu yang mengarahkan kapal akan
slow sandar disingle buoy dan dibantu oleh
ahead , Kapal tug boat untuk mendorong dan
39
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

menahan saat proses penyandaran, selanjutnya Mualim jaga akan


Chief officer / Mualim I yang mempersiapkan gang way dan
memimpin dihaluan dan laporan ke membuka semua lashingan muatan
Nahkoda/Kapten kalau kapal sudah selanjuttnya palka akan dibuka dan
mengirim tali maupun sudah merapat melakukan kegiatan bongkar muat
kekapal yang disandari, Second officer / sesuai dengan tipe kapal.
Mualim II yang akan memimpin
diburitan/dibelakang dan melaporkan 4.4 Pembahasan
ke Nahkoda / Kapten kalau kapal sudah Pada bab ini dibahas hasil
merapat kekapal yang disandari. penelitian yang menunjukkan proses dan
Setelah kapal sandar selanjutnya biaya penyandaran kapal ship to ship dan
perwira jaga baik mualim II maupun ship to shore, proses bongkar muat antara
mualim III akan dibantu bosun untuk ship to ship dan ship to shore dan proses
mempersiapkan alat bongkar muat pipe pengerukan sehingga dapat digunakan
line / pipa untuk bongkar dan muat siap sebagai rekomendasi pada pengembangan
untuk dibuka dari kran dan pompa PELINDO III Pelabuhan Tanjung Emas
sudah dijalankan karena kapal yang Semarang dimasa mendatang. Adapun
menggunakan method ship to ship pembahasan yang dikaji meliputi :
kapal tanker. 1. Proses penyandaran kapal antara ship
2. Analisis observasi olah gerak kapal to ship dan ship to shore
sebelum sandar dengan method ship to 2. Proses bongkar muat antara ship to
shore sebelum kapal melakukan ship dan ship to shore
penyandaran Nahkoda / Kapten stanby 3. Proses pengerukan alur masuk di
dianjungan menunnggu pandu dating pelabuhan Tanjung Emas Semarang
kekapal setelah pandu naik diatas kapal Hasil tersebut didapat dari proses
semua komando dibawah perintah observasi lapangan, Hasil tersebut didapat
Nahkoda / Kapten pandu akan dari proses sampel acak yang melibatkan
memandu menuju kepelabuhan setelah 10 buah jenis kapal baik dalam proses
kapal sampai dipelabuhan tug boat akan penyandaran, proses bongkar muat,
membantu mendorong dan menahan dengan cara ship to ship maupun ship to
kapal saat kapal sudah merapat shore. Pengamatan ini dilakukan langsung
kedermaga, Chief officer/Mualim I kelapangan baik dalam proses
yang akan memberikan komando penyandaran maupun bongkar muat .
didepan dan melaporkan ke
Nahkoda/Kapten bahwasannya tali 4.4.1 Proses Penyandaran Kapal
sudah dikirim kedarat dan sudah Sampel dari masing-masing kapal
sampai, Second Office /Mualim II yang dalam proses penyandaran ship to ship
memberikan komando dan proses bongkar muat ship to ship
diburitan/belakang juga memberika membutuhkan waktu yang cukup lama
laporan kepada Nahkoda / Kapten kalau sehingga membutuhkan biaya yang cukup
tali sudah terkirim didarat setelah kapal mahal.
sandar,

Gambar 1. Biaya penyandaran kapal ship to shore


40
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

Gambar 2. Biaya penyandaran kapal ship to ship

Masing-masing kapal mempunyai minimum yang dibayarkan yaitu kurang


waktu sandar yang berbeda sehingga akan dari 2 juta dan waktu yang dibutuhkan
mempengaruh biaya yang akan ditanggung kurang dari 10 jam.
oleh kapal ke perusahaan pelayaran sesuai Dari Gambar 1 dan 2, dapat terlihat
dengan lamanya di pelabuhan. Besar bahwa biaya penyadaran ship to ship
kecilnya kapal dan banyaknya muatan dengan biaya penyandaran ship to shore
yang akan dibongkar dan dimuat akan tidak berbeda secara signifikan karena
mempengaruhi biaya yang akan biaya penyandaran ship to ship sangat
ditanggung masing-masing kapal atau kecil dan biaya labuh pada proses
perusahaan pelayaran. Untuk jenis muatan penyandaran tidak ada.
tidak mempengaruhi biaya bongkar muat,
karena masing-masing kapal belum tentu 4.4.2 Proses Bongkar Muat
menggunakan fasilitas bongkar muat yang Masing-masing kapal akan
ada dipelabuhan Tanjung Emas Semarang. menanggung biaya bongkar muat yang
Contohnya kapal tanker, kapal kargo, berbeda dikarenakan lamanya di
kapal bulk kapal penumpang tidak pelabuhan atau waktu yang dibutuhkan di
menggunakan alat bongkar muat yang ada pelabuhan masing-masing kapal berbeda
di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. dan muatan yang dibongkar jumlahnya
Hanya kapal container saja yang juga berbeda grafik diatas menunjukkan
menggunakan fasilitas Pelabuhan Tanjung kapal yang menanggung biaya bongkar
Emas Semarang. Biaya minimal yang muat yang minimum dan maksimum.
terdapat pada gambar 2 menunjukan biaya

Gambar 3. Biaya bongkar muat ship to shore


41
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

Pada grafik 3 selisih biaya antar kapal bongkar muat semakin besar gross tonnage
sangat jauh karena gross tonnage kapal kapal dan semakin banyak muatan yang
yang berbeda dan jenis muatan kapal yang dibongkar semakin mahal biaya yang akan
berbeda sehingga mempengaruhi biaya dibayarkan.

Gambar 4. Biaya bongkar muat ship to ship

Pada grafik 4 selisih biaya bongkar


muat antar kapal tidak terlalu besar karena 4.4.3 Proses Pengerukan
kapal yang melakukan bongkar muat ship Analisis biaya pengerukan dalam
to ship rata-rata mempunyai gross tonnage waktu satu kali pengerukan dalam satu
yang selisihnya sedikit. Biaya bongkar tahun terdiri dari beberapa kegitan yang
muat satu kapal tanker rata-rata meliputi : administrasi dan dokumen,
memerlukan waktu 48 jam dan biaya provisional, pekerjaan survei dan
perjamnaya seratus juta rupiah ditambah pekerjaan pengerukan. Sekali pengerukan
dengan biaya pandu, biaya labuh biaya, dalam satu tahun memerlukan biaya lebih
kapal tunda, biaya agent, biaya beacukai, dari sepuluh milyar rupiah karena dalam
biaya costum dan biaya dokumen total proses pengerukan PELINDO III
biaya yang dibutuhkan tiga ratus juta Semarang sewa kapal dreging (kapal
rupiah. keruk) dan dilengkapi dengan crew kapal.

Gambar 5. Biaya pengerukan alur masuk pelabuhan Tanjung Emas Semarang


42
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

Melihat kondisi diatas proses besar yang mempunyai draft diatas 10


penyandaran, proses bongkar muat dan meter tidak bisa sandar khususnya kapal
pengerukan pelabuhan Tanjung Emas tanker yang memang tidak mempunyai
Semarang memerlukan biaya yang dermaga khusus sehingga proses bongkar
cukup besar setiap kegiatan. Pada sampel muat dilakukan dengan cara ship to ship.
ini, hasil penelitian juga menunjukkan Pada arus penyandaran kapal,
adanya peningkatan biaya dalam proses bongkar muat dan pengerukan pelabuhan
bongkar muat dan penyandaran kapal terjadi peningkatan biaya pada tiap
maupun biaya pengerukan. Peningkatan ini tahunnya. Pertambahan biaya dalam sistem
disebabkan karena lamanya di pelabuhan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 Bila
waktu kapal sandar, lamanya waktu melihat nilai peningkatan pada sampel
penyandaran karena adanya pengaruh arus acak pada proses penyandaran kapal,
dan angin, dan seringnya dilakukan proses bongkar muata dan proses
pengerukan disetiap tahunnya karena pengerukan menyebabkan peningkatan
dangkalnya alur masuk dipelabuhan waktu yang lama yang berakibat akan
Tanjung Emas Semarang yang meningkatkan biaya yang cukup tinggi.
menyebabkan kapal kapal berukuran

Gambar 6. Peningkatan biaya penyandaran, bongkar muat dan pengerukan

Pada gambar 6 kegiatan satu adalah to ship dan ship to shore. Pada indikator
seluruh total biaya yang dibayarkan oleh ini, hasil penelitian juga menunjukkan
kapal atau perusahaan yang menggunakan adanya peningkatan lamanya proses
metode ship to ship. Kegiatan dua adalah bongkar muat pada sistem ship to ship.
seluruh total biaya yang dibayarkan oleh Peningkatan ini disebabkan karena
kapal atau perusahaan yang menggunakan pengaruh cuaca pada saat melakukan
metode ship to shore. Satuan kegiatan satu proses bongkar muat yang dilakukan pada
dan dua adalah biaya pertahun dalam saat kapal anchor/ berlabuh pada saat
rupiah. melakukan kegiatan proses bongkar muat
dalam kondisis cuaca bagus maka proses
4.5 Waktu dalam Proses Bongkar Muat bisa dilakukan tetapi dalam cuaca tidak
Ship To Ship an Ship To Shore bagus kegiatan bongkar muat terhentikan
Waktu dalam sistem menunjukkan sampai menunggu cuaca bagus kembali.
lamanya proses bongkar muat antara ship
43
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

Tetapi pada proses bongkar muat saat melakukan kegiatan bongkar


yang dilakukan di pelabuhan pada saat muat.Sehingga terjadi peningkatan waktu
kapal sandar tidak perlu menunggu cuaca pada saat pada proses bongkar muat pada
pada saat itu karena kapal dalam keadaan ship to ship setiap kapalnya. Dengan
sandar kecuali untuk kapal kargo pada saat meningkatnya proses bongkar muat
hujan maka kegiatan bongkar muat sehingga menunjukkan peningkatan
dihentikan sementara. untuk kapal tanker waktu dalam proses bongkar muat ship to
dan kapal peti kemas tidak terpengaruh ship.
oleh cuaca pada saat kapal sandar dan pada

55%

45%

77%

70% 71%

57%
30% 23% 29%
43% 79%
88% 55%
80% 75% 45% 21%
20% 12% 25%

Nama Kapal

Gambar 7. Waktu dalam proses bongkar muat ship to ship dan ship to shore

Pada gambar 7 lima kapal awal kegiatan bongkar muat dan penyandaran
dalam kegiatan bongkar muatan kapal. Karena metode ship to shore
memerlukan waktu bongkar lebih tinggi pelaksanaan kegiatan penyandaran
dibandikan 5 kapal terakhir karena lima maupun bongkar muat dilakukan di dalam
kapal pertama mempunyai gross tonnage kolam pelabuhan sehingga terlindungi dari
yang cukup besar dibandingkan dengan cuaca buruk sedangkan ship to ship di laut
lima kapal yang terakhir. Kegiatan lepas.
bongkar muat dan penyadaran pada Selisih waktu antara metode ship to
methode ship to ship pada baik ship dengan metode ship to shore rata
dibanndingkan buruk terdapat selisih rata 28% lebih lama metode ship to ship
waktu antara satu sampai dua jam. dikarenakan metode ship to ship
Sedangkan pada metode ship to shore tergantung dari jumlah muatan dan
kondisi cuaca baik maupun cuaca buruk keadaan cuaca sehingga mempengaruhi
tidak berpengaruh terhadap lamanya lamanya kegiatan bongkar muat.

44
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

laut supaya tidak dibutuhkan lagi baiaya


4.6 Total Biaya dan Waktu yang pengerukan.
digunakan dalam Proses Semakin lama kapal di Pelabuhan,
Penyandaran, Proses Bongkar maupun anchor/ berlabuh, dan semakin
Muat dan Pengerukan seringnya pelabuhan dilakukan
Indikator terakhir yang dikaji untuk pengerukan semakin mahal juga biaya
menunjukkan biaya penyandaran kapal bongkar muat dan biaya sandar. Hal ini
baik ship to ship dan ship to shore, biaya dapat merugikan dari sisi pengguna bila
bongkar muat antara ship to ship dan ship tidak segera diantisipasi. Untuk
to shore dan biaya pengerukan dialur mengatasinya salah satunya dengan
masuk Pelabuhan Tanjung Emas menambah jumlah fasilitas atau dengan
Semarang. Total biaya adalah jumlah membuat pelabuhan baru yang
keseluruhan dari biaya penyandaran, biaya mempunyai kedalam yang cukup supaya
bongkar muat dan biaya pengerukan. setiap kapal yang berukuran besar bisa
Berdasarkan perhitungan pada sub bab masuk setiap saat. Prioritas penambahan
sebelumnya biaya penyandaran sebesar fasilitas ataupun pembuatan pelabuhan
Rp. 4.107.308.172,- biaya bongkar muat baru yang dapat digunakan setiap kapal
Rp. 250.257.336.550,- dan biaya dapat menunjang kelancaran di pelabuhan
pengerukan Rp. 10.676.000.000,- Oleh Tanjung Emas Semarang.
karena itu besar biaya penyandaran, biaya Pada hasil penelitian total biaya
bongkar muat dan biaya pengerukan penyandaran, total biaya bongkar muat dan
sangat berhubungan dengan biaya total biaya pengerukan terjadi peningkatan.
operasional kapal dan perusahaan. Ini menunjukan bahwa biaya penyandaran
Akumulasi biaya pengeruka, biaya ship to ship, biaya bongkar muat ship to
penyandaran dan biaya bongkar muat ship dan biaya pengerukan sangat
cukup tinggi maka pelabuhan Tanjung mempengaruhi biaya operasional dan
Emas Semarang perlu menambahkan biaya yang harus ditanggung oleh
fasilitas pelabuhan yang menjorok kearah perusahaan.

51% 49%

51% 49%

Gambar 8. Peningkatan Total Biaya

Perbedaannya 2% lebih banyak dibandingkan dengan metode ship to shore


menggunakan metode ship to ship dikarenakan adanya biaya labuh

45
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

sedangkan ship to shore tidak ada. Waktu tanker bisa sandara di pelabuhan, maka
yang digunakan untuk kegiatan bongkar setidaknya PT. PELINDO kerja sama
muat dengan menggunakan metode ship to dengan PT. PERTAMINA untuk
ship dan ship to shore lebih lama membangun pelabuhan khusus tanker.
menggunakan metode ship to ship 4. Potensi Pelabuhan Tanjung Emas
dikarenakan tergantung dari cuaca dan Semarang cukup besar untuk menjadi
kapal yang melakukan kegiatan bongkar Pelabuhan Internasional untuk
muat. meningkatkan ekonomi masyarakat
Semarang.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, maka dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain: Daftar Pustaka
1. Proses bongkar muat ship to ship dan
Abbas, R., 1994. A Prototype System for
ship to shore mempunyai perbedaan
off-line Signature Verification
waktu. Proses bongkar muat ship to
using Multilayered Feedforward
ship rata-rata lebih lama 28%
Neural Networks. Tesis Departmen
dibandingkan dengan ship to shore
of Computer Science, RMIT
dikarenakan metode ship to ship
Adjie, P. D. (2008). Perlengkapan Kapal
tergantung dari jumlah muatan dan
Peralatan Bongkar Muat.
keadaan cuaca sehingga
Surabaya: Hang Tuah University
mempengaruhi lamanya kegiatan
Press.
bongkar muat.
Anonim.Ship To Ship Plan 2001. In
2. Biaya bongkar muat ship to ship lebih
accordance with Chapter 8 of
tinggi 2% dibandingkan dengan ship
MARPOL Annex I, as amended by
to shore lebih tinggi, karena dalam
proses bongkar muat ship to ship tidak
Hadi, S. 2001. Metodelogi Riset II.
cukup dibongkar dengan satu kapal
Yogyakarta: Penerbit Andi Offset
saja bahkan lebih dari satu kapal
Irianto & Widodo. 2005. Penanganan dan
sehingga mengakibatkan
Olah Gerak Kapal. Departemen
bertambahnya biaya yang dibutuhkan
Kelautan dan Perikanan
untuk proses bongkar muat dan
Istopo. 1999. Olah Gerak. Jakarta.
pengangkutan ke small vesel.
Koperasi : BP3IP.
Iskandar. 2014. Pengaruh Arus, Ombak
5.2 Saran
dan Angin pada Saat Olah Gerak
1. Pelabuhan Tanjung Emas
Kapal. Jakarta.
Seamarang sebaiknnya membuat
Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian
fasilitas pelabuhan yang menjorok
dengan Statistik. Jakarta
keluar laut supaya tidak perlu
Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi
melakukan pengerukan .
Metodologi Penelitian dan
2. Agar kapal - kapal tanker maupun jenis
Aplikasinya. Ghalia Indonesia :
lain yang berukuran besar bisa masuk di
Jakarta.
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
tanpa transit lagi ke pelabuhan lain.
P2TL. 1995. Olah Gerak Kapal, AMNI
3. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Semarang.
belum mempunyai pelabuhan khusus
kapal tanker yang mempunyai panjang
Pelindo III. 2016. Lampiran
lebih dari 200 M, agar kapal kapal
yang berukuran besar khususnya kapal
46
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826

Rutoto, Sabar. 2007. Pengantar Suyono, C. R. (2007). Shipping :


Metedologi Penelitian. FKIP: Pengangkutan Intermoda Ekspor
Universitas Muria Kudus Impor Melalui Laut. Jakarta: PPM.

Rozari, 2004. Olah Gerak Kapal, Flat G, Tim BPLP Semarang, 2004. Olah Gerak
Comp, TCAP Jakarta Kapal , BPLP Semarang

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Tim FIP IKIP SEMARANG.2004.Olah


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Gerak Kapal.Semarang
Bandung: AFABETA.

47

You might also like