Professional Documents
Culture Documents
Analisis Biaya Bongkar Muat Saat Kapal Memasuki Alur Masuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Sutini
Analisis Biaya Bongkar Muat Saat Kapal Memasuki Alur Masuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang Sutini
Sutini
e-mail : paleon_sutini@yahoo.co.id
Bambang Riyanto
Universitas Diponegoro Semarang
e-mail : Bbriyanto@gmail.com
ABSTRACT
The port is the final destination of cruise ships as well as loading and unloading places and
passengers. In addition, the Port is also a process of loading and unloading and shiploading.
Before the ship is docked when the port is full of vessels first anchor / anchored anchor. For
the process of relying first wait for the queue to dock, in the process of a long side there are
some ships that do not dock at the port but do unloading by way of anchor / anchored
anchors with the ship system to ship. From the description above in terms of this research is
related to the process of loading and unloading costs at the port of Tanjung Emas Semarang.
This study will analyze the influence of ship movement on loading and unloading costs when
entering the port of Tanjung Emas entrance in Semarang, the emphasis of this study is on the
analysis of loading and unloading costs, ship's cost and port docking costs.
Approach with random sampling model is to get samples from each ship in ship-to-shipment
and ship-to-shore transfer process, ship loading and ship loading and unloading process
takes a long time so it costs quite expensive.
The completion of the results of the analysis in this study is applied to the system of
relocation, movement and loading and unloading using the method of ship to ship and ship to
shore associated with the total cost that will be carried each ship / company. From the
analysis it is known that the cost of the vessel shipage is Rp. 4.107.308.172,- loading and
unloading costs Rp. 250,257,336,550, - and dredging cost Rp. 10.676.000.000,- therefore the
large cost of loading and unloading, the cost of dredging and dredging costs is closely
related to the operational costs of ships and companies.
29
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
ABSTRAK
Pelabuhan merupakan tujuan akhir dari pelayaran kapal juga sebagai tempat bongkar muat
dan naik turunnya penumpang. Disamping itu Pelabuhan juga sebagai proses tempat bongkar
muat dan penyandaran kapal. Sebelum kapal sandar apabila di pelabuhan penuh kapal
terlebih dahulu anchor / berlabuh jangkar. Untuk proses penyandaran terlebih dahulu
menunggu antrian untuk sandar, dalam proses penyandaran ada beberapa kapal yang tidak
sandar di pelabuhan tetapi melakukan bongkar muat dengan cara anchor / berlabuh jangkar
yaitu dengan sistem ship to ship. Dari uraian diatas dalam hal penelitian ini terkait dengan
proses penyandaran dan biaya bongkar muat di pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Studi ini akan melakukan analisis mengenai pengaruh olah gerak kapal terhadap biaya
bongkar muat pada saat memasuki alur masuk Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, titik berat
studi ini ditekankan pada analisis biaya bongkar muat, biaya olah gerak kapal dan biaya
sandar di pelabuhan.
Pendekatan dengan model sampel acak adalah untuk mendapatkan sampel dari masing-
masing kapal dalam proses penyandaran ship to ship dan ship to shore, proses bongkar muat
ship to ship dan ship to shore membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga membutuhkan
biaya yang cukup mahal.
Penyelesaian dari hasil analisis dalam studi ini diterapkan untuk sistem penyandaran, olah
gerak dan bongkar muat yang menggunakan method ship to ship dan ship to shore yang
berhubungan dengan total biaya yang akan ditangung masing-masing kapal / perusahaan.
Dari hasil analisis diketahui bahwa biaya penyandaran kapal sebesar Rp. 4.107.308.172,-
biaya bongkar bongkar muat Rp. 250.257.336.550,- dan biaya pengerukan Rp.
10.676.000.000,- oleh karena itu besar biaya bongkar muat, biaya penyandaran dan biaya
pengerukan sangat berhubungan dengan biaya operasional kapal dan perusahaan.
Kata kunci : Biaya Olah Gerak Kapal, Bongkar Muat dan Pengerukan
30
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
Jenis-jenis kapal ditinjau dari segi sendirinya dan tidak seperti dengan
muatannya yaitu : beberapa jenis tongkang lainnya.
a. Kapal Kargo Kontainer Kapal Hopper ini dirancang khusus
Kapal Kargo Kontainer adalah kapal untuk membawa bahan seperti batu,
khusus untuk membawa semua beban5 pasir, tanah dan sampah yang nantinya
atau muatan dalam bentuk / ukuran akan dibuang ke laut dan danau untuk
intermodal.dan kapal ini mempunyai dilakukan reklamasi tanah.
teknik yang disebut dengan f. Kapal Angkat Berat
33issal33r33nal33ion. Dengan Kapal Angkat berat adalah kapal yang
membentuk sarana umum angkutan dirancang khusus dan berfungsi
komersial sistem intermodal memindahkan beban yang tidak dapat
containerization transport. Maka dilakukan oleh kapal biasanya yang
dengan cara ini pemuatan / mengangkut barang atau muatan.
pembongkaran barang lebih cepat kira Semi-submersible kapal yang
kira membutuhkan waktu 3 6 jam dirancang untuk mengangkut kapal
dan kapal tersebut siap untuk berlayar atau barang keluar dari air dan
kembali. mengangkutnya.
b. Kapal Bulker g. Kapal Floating Production
Kapal Bulker adalah kapal untuk Kapal Floating Production adalah
dagang yang dirancang untuk kapal didesain khusus untuk
mengangkut kargo curah unpackaged, melakukan penyimpanan dan
seperti contoh batu bara dan semen. pembongkaran kapal. Kapal ini biasa
Adapun kelebihan dari kapal bulker digunakan oleh 33issal33r minyak
adalah mempunyai daya angkut yang lepas pantai dan gas, dan dirancang
besar. khusus supaya mampu mengambil
c. Kapal Tanker ( Tanker Ship ) semua minyak atau gas yang
Kapla Tanker adalah kapal yang sudah dihasilkan dari platform terdekat.
diramcang khusus untuk mengangkut Adapun proses untuk melakukan
cairan atau minyak dalam jumlah penyimpanan yakni minyak atau gas
begitu besar. Adapun jenis kapal yang didapatkan akan diturunkan
tanker yang sering kita dengar antara melalui saluran pipa khusus ke kapal
lain kapal tanker minyak, pembawa tanker.
gas alam cair. Kapal tanker ini h. Kapal Selam
mempunyai desain khusus tersendiri Kapal Selam adalah kapal yang
sesuai apa yang akan diangkut mempunyai kegunaan untuk meninjau
nantinya, sehingga kapal tanker ini kegiatan di dasar laut dan biasanya
mempunyai sistem keselamatan yang dijadikan tempat untuk mengambil
canggih demi keselamatan para awak gambar gambar hewan laut dan
yang berada di kapal tersebut. biasanya dijadikan sebagai tempat
d. Kapal Tongkang tentara melakukan penyerangan lewat
Kapal Tongkang adalah kapal yang laut.
dibuat yang mempunyai kegunaan i. Kapal Pemadam
utama untuk transportasi sungai . Kapal pemadam adalah kapal atau
Adapun tongkang yang tidak self- perahu dan biasa mempunyai bentuk
propelled sehingga harus ditarik oleh mirip dengan kapal tunda yang
kapal tunda. dilengkapi dengan pompa dan nosel
e. Kapal Hopper Tongkang yang berfungsi untuk mengatasi
Kapal Hopper Tongkang adalah kapal kebakaran kapal yang ada di laut.
yang tidak bisa bergerak dengan j. Kapal Pasokan Platform
33
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
36
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
LATAR BELAKANG
PERUMUSAN MASALAH
PEMBATASAN PERMASALAHAN
STUDI PUSTAKA
3. Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian Kegiatan bongkar muat di
Jenis penelitian yang digunakan dalam pelabuhan tidak tergantung cuaca
penelitian ini menggunakan metode walaupun hujan. Apalagi untuk
penelitian : kapal peti kemas tidak mengenal
1. Data Primer cuaca dan hujan, waktu bongkar
a. Waktu bongkar muat ship to ship muat tetap berjalan normal.
Untuk kegiatan bongkar muat Kecuali untuk kapal curah yang
ship to ship membutuhkan waktu memuat muatan tepung, semen,
yang cukup lama dikarenakan beras, dan jagung. Kalau hujan
tergantung dari keadaan laut. pasti kegiatan bongkar muat di
Apabila terjadi ombak dan angin hentikan dulu menunggu sampai
laut, kegiatan bongkar muat hujan berhenti, baik ship to ship
sementara dihentikan menunggu maupun ship to shore.
sampai cuaca normal kembali, c. Waktu penyandaran kapal
baik kapal peti kemas, kapal Untuk penyandaran kapal ship to
kargo maupun tanker. ship tergantung dengan cuaca
b. Waktu bongkar muat ship to shore juga, karena kalau terjadi ombak
dan angin yang cukup kuat perlu
37
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
menggunakan tug boat, bila perlu Adapun biaya bongkar muat ship to
menunggu keadaan tenang. shore meliputi :
(1) Biaya bongkar dengan
2. Data Sekunder menggunakan shore crane.
a. Data Biaya bongkar muat ship to ship (2) Biaya trailer pengangkut ke
Berdasarkan lamanya waktu data tempat CY (Container Yard)
biaya bongkar muat di pelabuhan (3) Biaya penumpukan di CY
Tanjung Emas Semarang. Waktu (Container Yard)
adalah lamanya kapal melakukan c. Data biaya penyandaran kapal/biaya
kegiatan bongkar muat, kemudian tambat kapal
mengangkat peti kemas dari dermaga Sedangkan data biaya penyandaran
ke ruang muat kapal (untuk muat kapal antara ship to ship dan ship to
bongkar). Data ini didapat dari hasil shore. Waktu siklus adalah waktu
pengamatan di lapangan selama kurun yang dibutuhkan oleh kapal untuk
waktu tertentu. Peneliti akan menyandarkan kapal dari alur ke
mengambil sampel dari TPKS dermaga. Kemudian menyandarkan
(Terminal Peti Kemas Semarang) dari kapal dengan kapal. Data ini didapat
beberapa kapal yang melakukan dari hasil pengamatan di lapangan
kegiatan bongkar muat. Dalam kurun selama kurun waktu tertentu. Dalam
waktu 12 jam. pengambilan data penyadaran kapal di
Adapun biaya bongkar muat ship to dermaga maupun ship to ship peneliti
ship meliputi : mengambil sampel masing-masing
(1) Biaya bongkar dan muat dari satu kapal dari PELINDO III
kapal besar (Mother vessel) ke Semarang.
small vessel
(2) Biaya pengapalan dari tempat 3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan
berlabuh menuju ke Sampel
dermaga/pelabuhan. Populasi adalah wilayah
(3) Biaya bongkar dengan generalisasi yang terdiri atas obyek /
menggunakan shore crane. subyek yang mempunyai kualitas dan
(4) Biaya trailer pengangkut karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
ketempat CY (Container Yard) peneliti untuk dipelajari dan kemudian
(5) Biaya penumpukan di CY ditarik kesimpulannya. Sampel adalah
(Container Yard) sebagian dari bagian atau jumlah dan
b. Data bongkar muat ship to shore karakteritik yang dimiliki oleh populasi
Sedangkan data mengenai biaya tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
bongkar muat antara kapal tidak mungkin mempelajari semua yang
dianchorage. Waktu adalah lamanya ada pada populasi, 38issal karena
kapal melakukan kegiatan (untuk keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
bongkar muat). Data ini didapat dari peneliti akan mengambil sampel dari
hasil pengamatan di lapangan selama populasi itu. Apa yang dipelajari dari
kurun waktu tertentu. sampel itu, kesimpulannya akan
Dalam pengambilan data dan biaya diberlakukan untuk populasi. Untuk itu
bongkar muat di anchorage peneliti sampel yang diambil dari populasi harus
akan mengambil sampel beberapa betul-betul representative
kapal yang melakukan kegiatan (Sugiyono,2011).
boangkar muat antar ship to shore Peneliti dalam pengambilan sampel
selama 12 jam. menggunakan teknik quota sampling yaitu
peneliti sudah membatasi data yang
38
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
Pada grafik 3 selisih biaya antar kapal bongkar muat semakin besar gross tonnage
sangat jauh karena gross tonnage kapal kapal dan semakin banyak muatan yang
yang berbeda dan jenis muatan kapal yang dibongkar semakin mahal biaya yang akan
berbeda sehingga mempengaruhi biaya dibayarkan.
Pada gambar 6 kegiatan satu adalah to ship dan ship to shore. Pada indikator
seluruh total biaya yang dibayarkan oleh ini, hasil penelitian juga menunjukkan
kapal atau perusahaan yang menggunakan adanya peningkatan lamanya proses
metode ship to ship. Kegiatan dua adalah bongkar muat pada sistem ship to ship.
seluruh total biaya yang dibayarkan oleh Peningkatan ini disebabkan karena
kapal atau perusahaan yang menggunakan pengaruh cuaca pada saat melakukan
metode ship to shore. Satuan kegiatan satu proses bongkar muat yang dilakukan pada
dan dua adalah biaya pertahun dalam saat kapal anchor/ berlabuh pada saat
rupiah. melakukan kegiatan proses bongkar muat
dalam kondisis cuaca bagus maka proses
4.5 Waktu dalam Proses Bongkar Muat bisa dilakukan tetapi dalam cuaca tidak
Ship To Ship an Ship To Shore bagus kegiatan bongkar muat terhentikan
Waktu dalam sistem menunjukkan sampai menunggu cuaca bagus kembali.
lamanya proses bongkar muat antara ship
43
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
55%
45%
77%
70% 71%
57%
30% 23% 29%
43% 79%
88% 55%
80% 75% 45% 21%
20% 12% 25%
Nama Kapal
Gambar 7. Waktu dalam proses bongkar muat ship to ship dan ship to shore
Pada gambar 7 lima kapal awal kegiatan bongkar muat dan penyandaran
dalam kegiatan bongkar muatan kapal. Karena metode ship to shore
memerlukan waktu bongkar lebih tinggi pelaksanaan kegiatan penyandaran
dibandikan 5 kapal terakhir karena lima maupun bongkar muat dilakukan di dalam
kapal pertama mempunyai gross tonnage kolam pelabuhan sehingga terlindungi dari
yang cukup besar dibandingkan dengan cuaca buruk sedangkan ship to ship di laut
lima kapal yang terakhir. Kegiatan lepas.
bongkar muat dan penyadaran pada Selisih waktu antara metode ship to
methode ship to ship pada baik ship dengan metode ship to shore rata
dibanndingkan buruk terdapat selisih rata 28% lebih lama metode ship to ship
waktu antara satu sampai dua jam. dikarenakan metode ship to ship
Sedangkan pada metode ship to shore tergantung dari jumlah muatan dan
kondisi cuaca baik maupun cuaca buruk keadaan cuaca sehingga mempengaruhi
tidak berpengaruh terhadap lamanya lamanya kegiatan bongkar muat.
44
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
51% 49%
51% 49%
45
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
sedangkan ship to shore tidak ada. Waktu tanker bisa sandara di pelabuhan, maka
yang digunakan untuk kegiatan bongkar setidaknya PT. PELINDO kerja sama
muat dengan menggunakan metode ship to dengan PT. PERTAMINA untuk
ship dan ship to shore lebih lama membangun pelabuhan khusus tanker.
menggunakan metode ship to ship 4. Potensi Pelabuhan Tanjung Emas
dikarenakan tergantung dari cuaca dan Semarang cukup besar untuk menjadi
kapal yang melakukan kegiatan bongkar Pelabuhan Internasional untuk
muat. meningkatkan ekonomi masyarakat
Semarang.
5. Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini, maka dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain: Daftar Pustaka
1. Proses bongkar muat ship to ship dan
Abbas, R., 1994. A Prototype System for
ship to shore mempunyai perbedaan
off-line Signature Verification
waktu. Proses bongkar muat ship to
using Multilayered Feedforward
ship rata-rata lebih lama 28%
Neural Networks. Tesis Departmen
dibandingkan dengan ship to shore
of Computer Science, RMIT
dikarenakan metode ship to ship
Adjie, P. D. (2008). Perlengkapan Kapal
tergantung dari jumlah muatan dan
Peralatan Bongkar Muat.
keadaan cuaca sehingga
Surabaya: Hang Tuah University
mempengaruhi lamanya kegiatan
Press.
bongkar muat.
Anonim.Ship To Ship Plan 2001. In
2. Biaya bongkar muat ship to ship lebih
accordance with Chapter 8 of
tinggi 2% dibandingkan dengan ship
MARPOL Annex I, as amended by
to shore lebih tinggi, karena dalam
proses bongkar muat ship to ship tidak
Hadi, S. 2001. Metodelogi Riset II.
cukup dibongkar dengan satu kapal
Yogyakarta: Penerbit Andi Offset
saja bahkan lebih dari satu kapal
Irianto & Widodo. 2005. Penanganan dan
sehingga mengakibatkan
Olah Gerak Kapal. Departemen
bertambahnya biaya yang dibutuhkan
Kelautan dan Perikanan
untuk proses bongkar muat dan
Istopo. 1999. Olah Gerak. Jakarta.
pengangkutan ke small vesel.
Koperasi : BP3IP.
Iskandar. 2014. Pengaruh Arus, Ombak
5.2 Saran
dan Angin pada Saat Olah Gerak
1. Pelabuhan Tanjung Emas
Kapal. Jakarta.
Seamarang sebaiknnya membuat
Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian
fasilitas pelabuhan yang menjorok
dengan Statistik. Jakarta
keluar laut supaya tidak perlu
Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi
melakukan pengerukan .
Metodologi Penelitian dan
2. Agar kapal - kapal tanker maupun jenis
Aplikasinya. Ghalia Indonesia :
lain yang berukuran besar bisa masuk di
Jakarta.
Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
tanpa transit lagi ke pelabuhan lain.
P2TL. 1995. Olah Gerak Kapal, AMNI
3. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Semarang.
belum mempunyai pelabuhan khusus
kapal tanker yang mempunyai panjang
Pelindo III. 2016. Lampiran
lebih dari 200 M, agar kapal kapal
yang berukuran besar khususnya kapal
46
Jurnal Saintek Maritim, Volume XVII Nomor 1, September 2017 ISSN : 1412-6826
Rozari, 2004. Olah Gerak Kapal, Flat G, Tim BPLP Semarang, 2004. Olah Gerak
Comp, TCAP Jakarta Kapal , BPLP Semarang
47