You are on page 1of 13
Yth. Kepaia Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Up. 1. Kepala Bidang/Pembimas Katolik 2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia SURAT EDARAN NOMOR 299)-TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENGANGKATAN PEGAWA\ NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA KATOLIK MELALUI PENVESEUAIAN/INPASSING Senubungan dengan terbitnya Keputusan Menteri Agama Nomor 726 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsional Penyulun Agama Molalui Penyesuaian/inpassing, Kami sampaikan beberapa hal sodagai berikut: 1. Bahwa Pelaksanaan Penyesuzianvinoessing dilaksanaken secara serentak se-indonesia, dengan tahapan sebagai berkut a. Pondaftaran secara online melalui hitys:/bit.\vinpassingpenytiuinegamakatolik mulai ‘anggal 9 Desember s.¢_ 16 Desember 2020; . Verfikasi berkas mulai tanggai 17 Desember s.d. 18 Desember 2020; cc. Pangumuman verifkasi berkas tanggal 21 Desember 2020; . Tes Tertulis secara online dilaksanakan serentak se-Indonesia tanggal 22 Desember 2020 mulai pukul 09.00 s.d. 11.00 WIB (wilayah tengah dan timur menyesuaikan), @ Tes Wawancara secara Daring/Onine diaksanakan tanggal 23 Desember 2020 (jadwal ditetapkan kemudian) 1. Hasil kelulusan pelaksanaan penyesuaianlinpassing Penyulun Agama Katolik akan diumumkan —“pada_—tanggal «= 28S Desember = -2020melialui bitps:/bit Iyinpassingpenyulunagamakatotik 2, Mempedomani Keputusan Direkiur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Nomor 645 Tahun 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Penyuluh Agama Melalui Penyesuaian’inpassing; 3. Kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi agar melakukan Sosialisasi kepada jajaran satuan kerja di wilayahnya untuk menyukseskan pelaksanaan kegiatan dimaksud. Demikian, terima kasih Temousan Yth 1. Menteri Agama Ri 2. Sekretaris Jenderal Kementeran Agama; 3. Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Agama. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 645 TAHUN 2020 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA KATOLIK MELALUI PENYESUAIAN /INPASSING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA FSA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK, Menimbang Mengingat jit 5. bahwa untuk memenuhi kebutuhan Jabatan Pungsional Penyuluh Agama Katolik sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 726 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Keputusan Monteri Agama Nomor 648 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama melalui Penyesuaian/ Inpassing; bahwa sebagaimana pertimbangan huruf a, perlu menctapkan Keputusan Direktur Jenderal tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolil melalui Penyesuaian /Inpassing; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil ara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negaran Republik Indonesia Nomor 5494); Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negaran Republik Indonesia Nomor 6037), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor LL Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negaran Republik Indonesia Nomor 6477); craturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian. Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); Keputusan Menteri Negara Koordinater Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 54/KEP/MK.WASPAN/9/1999 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan Angka Kreditnya; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1907) Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA 6. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 14: 7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Negara dan Refocmasi Birckrasi Nomor 42 Tahun 2018 tentang Pengangleatan Pegawai Negeri Sipi) dalam Jabatan Fungsional Mclalui Penycsuaian/Inpassing (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1274); 8. Peraturan Menteri Agama Nomor 19 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1117); 9. Keputusan Menteri Agama Nomor 648 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama melalui Penyesuaian/ Inpassing, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 726 Tahun 2020 tentang Perubahan alas Perubahan Keputusan Menteri Agama Nomor 648 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama melalui Penyesuaian / Inpassing; MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA TENTANG —PETUNJUK PELAKSANAAN PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA KATOLIK MELALUL PENYESUAIAN/ INPASSING. : Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan Pogawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Fungsiona! Penyuluh Agama Katolik melalui Penyesuaian/Inpassing sebagaimana tercantum dalam Lampiran sampai dengan Lampiran Tl yang mcrupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. : Petunjuk Pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU merupakan pedoman bagi Pejabat dalam melaksanakan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik melalui Penyesuaian / Inpassing. : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Ditetapkan di Jakarta pads tanggal 3 Desemnber 2020 DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK, ad YOHANES BAYU SAMODRO LAMPIRAN | KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 645 TAHUN 2020 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN, FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA KATOLIK MELALUI PENYESUAIAN /INPASSING BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 42 Tahun 2018 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Mclalui Penyesuaian/Inpassing citcrbitkan antara lain dalam rangka mewujudkan organisasi pemerintah yang ramping stroktur namun kaya fungsi. Kementerian dan Lembaga diberikan kesempatan untuk mengangkat Pegawai Negeri Sipil di linglungannya dalam jabatan fungsional melalui Penyesuaian/ Inpassing Kementerian Agama tclah merespon hal tersebut_ dengan menerbitkan Keputusan Menteri Agama Nomor 726 Tahun 2020, bahwa yang akan menduduki jabatan fungsional Penyuluh Agama Katolik terlebih dahulu harus mengikuti tahap uji kompetensi secara tertulis dan wawancara agar diketahui standar kompetensi jabatan fungsional Penyuluh Agama Katolik. Uji kompetensi dalam rangka pengangkatan Jabatan Fungsional Penyuluh Agama melalui penyesuaian /inpassing dilaksanakan paling lambat tanggal 31 Desember 2020. Dengan mengetahui tingkat pencapaian kompetensi, maka Pegawai Negeri Sipil dan Penyuluh Agama Katolik dimaksud yang akan di Inpassing dapat dipetakan berdasarkan jumlah kebutuhan yang telah ditetapkan, kemudian sclanjutnya akan diproses pengangkatannya ke dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama Katolils. Agar uji kompetensi dapat dilaksanakan secara cfektif dan efisien serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan, maka pelaksanaan uji kompetensi perlu diatur dalam sebuah aturan teknis. Maka, Direktoral Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik menyusun petunjuk pelaksanaan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama Katolik mclalui penyesuaian/inpassing dengan harapan pelaksanaan uji kompetensi menjadi terstandar Uji kompetensi ini merupakan rangkaian proses yang diperuntukkan bagi pegawai sipi) yang memenuhi kualifikasi untuk mengikuti uji kompetensi jabatan fungsional Penyuluh Agama Katolik melalui penyesuaian/inpassing. Proses ini merupakan alat ukur untuk menentukan pegawai ncgeri sipil mampu dan memenuhi syarat diangkat dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama Katolik. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan Tujuan penyusunan Petunjuk Pelaksanaan ini adalah: 1. Scbagai acuan dalam pelaksanaan pengangkatan PNS Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik melalui penyesuaian/ Inpassing; 2, Mengatur pelaksanaan uji kompetensi secara teknis; 3. Memastikan akuntabilitas pelaksanaan uji kompetensi. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup petunjuk pelaksanaan ini meliputi 1, Pelaksanaan Penyesuaian/ Inpassing; 2, Pelaksanaan Uji Korapetensi; 3. Penetapan Kebutuhan Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik D. Pengertian Umum Dalam petunjuk pelaksanaan ini yang dimaksud dengen 1, Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warge nogara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara secara telap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan tertentu; 2. Penyesuaian/inpassing adalah proses pengangkatan PNS dalam Jabatan Fungsional tertentu guna memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan dalam jangka waktu tertentu: 3. Penyuluh Agama Katolik adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melalukan kegialan bimbingan keagamaan dan penyuluhan pembangunan melalui bahasa agama. BAB IL PELAKSANAAN A. MEKANISME PENYELENGGARAAN L. Peserta Penyesuaian/ Inpassing Penyesuaian/Inpassing kedalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik ditujukan bagi: a, PNS yang telah dan masih menjalankan tugas di bidang penyuluhan agama berdasarkan keputusan pejabat yang berwenang b. PNS yang masih menjalankan tugas jabatan sesuai dengan tormasi Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik dan telah mendapatkan Kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi c. Pejabat Administrator dan Pengawas yang memiliki kesesuaian arau koterkaitan antara jabatan (erakhir yeng diduduki dengan jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik yang akan diduduki. d. Penyuluh Agama Punggional yang belum mengilcuti dildat pombentukan jabatan fungsional, kecuali yang sudah mempunyai SK Pengangkatan Pertama Jabatan Penyuluh (PPJP|. e. Penyuluh agama yang dibebaskan sementara dari jabatan Penyuluh ‘Agama Katolik, karena dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak diangkat dalam jabatan/pangkat tcralhir tidak dapat _memenuhi angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat sctingkat lebih tinggi 2 Persyaratan Peserta a, Administrator dan pengawas yang akan disesuaikan /dimpassing dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama Katolik harus memenuni svarat 1) Berijazah paling rendah Sarjana (8 |}; 2) Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang [II /a; 3) Lulus uji kompetensi di bidang kepenyuluhan, 4) Tidak sedang dalam proses atau menjalanken hukuman disiplin lingkat sedang dan berat; 5) Nilai prestasi kerja paling kurang bernilai baik dalam 2 (dua) tahun terakhir; 6) memiliki pengalaman dalam pelaksanaan tugas di bidang penyuluhan yang akan diduduki paling kurang 2 {tahun}; 7) Usia paling tinggi: a) 56 (lima puluh cnam) tahun bagi yang akan diangkat dalam Jabatan Fungsional jenjang Ahli Pertama dan Ahli Muda, b) 58 [lima puluh delapan) tahun bagi yang akan diangkat dalam sJabatan Fungsional jenjang Ahli Madya. 8) Sehat jasmani dan rohani, b. Persyaratan Penyuluh Agama Katolik yang diangkat dalam jabatan struktural, Penyuluh Agama Katolik yang diberhentikan sementara dari Jabatan Fungsional Penyuluh bukan karena hukuman disiplin atau tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi schagaimana dimaksud angka 1 huruf © yang akan yang disesuaikan/diinpassing dalam Jabatan Fungsional Penyalah ‘Agama Katolik harus memenuhi syarat 1) Berijazah paling rendah Sarjana (S1); 2) Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang Ill/a; 3) Memiliki pengalaman sebagai Fungsional Penyuluh Agama minimal 2 (dua) Tahun; 4)Lulus uji Kompetensi (tes tertulis den wawancara) di bidang kepenyuluhan; 5)Tidak scdang menjalani pembebasan sementara dari jabatan fungsional tertentu karena terkena hukuman disiplin; 6) Nilai prestast kerja paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; 7) Usia paling tinggi 2 (dua) tahun sebelum batas usia pensiun bagi Penyuluh Agama Katolik yang diberhentikan dari Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik bukan karena hukuman disiplin; dan 8) Tidak pernah mengundurkan diri dari jabatan Penyuluh Agama Katolik Fungsional 3 Prosedur Penctapan Penyesuaian /Inpassing a, Pegawai Negeri Sipil mengajukan surat permohonan ditujukan kepada Menteri Agama Republik Indonesia c.q Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik melalui__link pendaftaran — online https://bit.ly/inpassingpenyuluhagamakatolie dengan melampirkan persyaralan sebagai berikut: 1) Surat Rekomendasi dari Kepala Kantor Wilayeh Kementerian Agama Provinsi ; 2) Fotocopy ljazah terakhir (legalisir); 3) Fotocopy SK Pangkat terakhir (legalisir); 4) Fotocopy Penilaian Kinerja 2 (dua) tahun teralhir; ) ) Fotocopy SK jabatan terakhir; Fotocopy keputusan atau perintah penempaten /penugasan/jabatan terakhir yang bersangkutan telah dan/atau masih menjalankan tugas on di bidang penyuluh agama selama 2 (dua) tahun yang telah dilegalisir oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama pada unilnya bekerja: 7) Keterangan pernah menjalankan tugas di bidang penyuluhan agama sclama 2 (dua) tahun sesuai dengan format Lampiran TV; 8) Persetujuan tertulis dari atasan; 9) Surat Keterangan sehat dari dokter pemerintah atau rumah sakit pemerintah; 10) Pernyataan tertulis bersedia diangkat dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik sesuai dengan format Lampiran V; 11) Pernyataan dari Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian bahwa yang bersangkutan tidak scdang dalam proses atau menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat sesuai dengan format V1; 12) Penyuluh Agama yang dibebaskan sementara harus melampirkan: a) Keputusan pembebasan sementara dani jabatan penyuluh agama; b) Penctapan angka kredit terakkhir. . Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik menetapkan tim sclcksi yang Lerdiri dari: 1) Ketua 2) Sekretaris 3) 5 (lima) orang anggota Tim seleksi memiliki tugas 1) Menyampaikan sosialisasi; 2) Menyiapkan paket soal tertulis dan kisi-kisi wawancara 3) Menerima pendafiaran secara online; 4) Memverivikasi berkas /dokumen; 5) Mengumumkan daitar calon peserta yang ulus verifikasi; 6) Mclaksanakan uji kompetensi (tes tertulis dan wawancara); 7) Melakukan penilaian dan menetapkan hasil scleksi; dan 8) Mcnyampaikan laporan penctapan havil sclcksi kepada Dircktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik . Bagi peserta yang lulus seleksi administrasi diilkutsertakan dalam tes uji kompetensi tertulis (daring/online) dan wawancara (daring/online) vang dilaksanakan oleh Tim Scleksi dengan ketentuan: 1) Bahan tes uji kompetensi tertulis dan kisi-kisi wawancara disiapkan oleh tim yang dibentuk olea unit escion | dalam hal ini Direktorat Jendcral Bimbingan Masyarakat Katolik; 2) Peserta yang memenuhi ambang batas tes tertulis berhak mengikuti tes wawancara; 3) Batas ambang minimal nilai tes tertulis ditetapkan sebesar 60 soal benar dari 100 soal yang disediakan; dan 4) Tes tertulis dan Uji wewancara dilaksanakan oleh tim seleksi yang telah citetapkan. Direktorat Jerideral Bimbingan Masyarakat Katolik mengajukan usul penetapan SK penycsuaian/inpassing Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik kepada Sekrewaris Jenderal Kementerian Agama u.p Kepala Biro Kepegawaian; . Usulan sebagaimana dimaksud pada huruf e, discrrakan dengan bubti penetapan hasil seleksi oleh Tim Seleksi; .Sekretaris Jenderal Kementerian Agama menctapkan penyesuaian/ inpassing Jabatan Pungsional Penyuluh Agama. B. PELAKSANAAN UJ] KOMPETENSI 1. Persiapan Pelaksanaan Penyesuaian/Inpassing a. Koordinasi Dircktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik melalui Sekretaris Ditjen Bimas Katolik melakukan koordinasi Internal dengan Biro Kepegawaian dan Kantor Wilayah Kementerian Agama. b, Penyiapan Instrumen Instrumen uji kompetensi meliputi dua aspek yaitu uji komperensi tertulis dan wawancara. Soal uji Kompetensi tertulis dam kisi-kisi wawancara dibuat oleh Direktorat Jenderal Birabingan Masyarakat Katolik. c. Penyustinan Jadwal Jadwal inpassing Penyuluh Agama Katolik Tahun 2020 sebagai berikut: No. Kegiatan. Tanggal Keteranga 1 Pendaftaran 9-16 Desember 2020 | 2__| Verifikasi Berkas 17-18 Desember 2026 | 3 | Pengumuman Verifikasi 21 Desember 2020 | Berkas | 4 _| Ujian Kompetensi Tertulis (darin 22 Desember 2020 |_ 5_| Wawancara (daring) 23 Desember 2020 x 6__|Pengumuman Hasil Inpassing 28 Desember 2020 [ . Sosialisasi Sosialisasi dilaksanakan olch Diccktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik kepada: 1) Biro Kepegawaian; 2) Kanwil Kementerian Agama Provinsi; 3) Kantor Kementerian Agama Kabupaten /Kota; c. Narasumber/Penguji Narasumber/penguji pada uji kompetensi Penyuluh Agama Katolik rerdiri dari: 1) Pejabat Pimpinan Tinggi di Ditjen Bimas Katolik: 2) Pejabat Administrator di Ditjen Bimas Katolile; f. Penyiapan sarana dan prasarana: 1) Sistem Informasi Ujian Kompetensi; 2) Pelaksanaan Tes Tertulis (secara online) 3) Pelaksanaan Tes Wawancara dilaksanakan dengan media daring/online {200m} 2. Pelaksanaan Pelaksanaan Uji kompetensi sebagai berilcut: a. Uji kompetensi dilaksanakan oleh Tim Seleksi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik; b. Uji kompetensi meliputi dua aspek yaitu: 1) Tes tertulis meliputi pengetahuan Agama Katolik, wawasan ke- Indonesian, peraturan perundang-undangan, dan pengetahuan kepenyuluhan (daring; 2) Wawancara meliputi wawasan ke-Indonesiaan, Moderasi beragama, pemahaman tugas, dan praktek penyuluhan. Aspek uji kompetensi dilaksanakan masing-ma Tes tertulis peserta dilakukan individu secara sistem informasi berbasis web selama 90 menit; e, Tes wawancara sccara individu dilaksanakan maksimal 30 (tiga puluh) menit untuk sctiap peserta oleh _narasumber/penguji; f. Penilaian uji Kompetensi dibuat dalam bentuk angka dengan ketentuan ing 1 (satu) kali; screniak mengguinakan ao D. sebagai berikut: 1) Tes tertulis dengan bobot nilai maksimal 40% 2) Wawancara dengan bobot nilai maksimal 60%, dengan rin berikut: a) Wawasan ke- Indonesian bobot nila b) Moderasi Beragama bobot nilai 25.

You might also like