You are on page 1of 132
PANDUAN PERENCANAAN BENDUNGAN URUGAN VOLUME I (SURVAI DAN INVESTIGASI ) SULA, 1999 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENGAIRAN DIREKTORAT BINA TEKNIK DIREKTORAT JENDERAL PENGAIRAN SAMBUTAN Pembangunan irigai dl Indonesia sudah berjalan lebih dari satu abad, dengan erubshan kendisi () Di hii lokasi berdungan yang b ‘topograti ekibat konstruksi bendungan dan perubatan rejim sungai (2) Di bogian sungai yang lurus pada jarak tertentu dengan kemicingan dan ppotongen melintang sungai tetap. (@) Ditempat dimana muka air hilie yang diperoleh digunakan sntukdesain peredam energi bangunan pelimpah. 2) Instrumen pengamat muka air dan metode pengamatan Instrumen yang digunakan sebaiknya Automatic Water Level Recorder (AWLR) atau pencatat muka air otomatis yang sedertana dan handal ‘Terdapat dua tipe pencatat muka air otomatis yatu tipe tekanan dan tipe ss dengan apung, Alat yang digunakan adalah pencatat dengan ecepatan 10-18 mm/jam dan skala 1:5 Di pos pencatat, harus dipasang juga papan skala, Debit sungai dihitung berdasarkan berbagai Kecepatan aliran yang diukur dari beberapa titik pengamatan pada penampang melintang sungai Pengukuran kecepetan aliran sungai merupakan desar yang harus dilaksanakan untuk menghitung debit sungai Dengan menggunakan lengkung debit (‘Rating Curve") yang ‘mencerminkan hubungan antara debit (Q) dan tinggi maka air (h), debit suungai pada waktu tertentu dapat diperkirakan dari tinggi muka air yang dliuukur oleh pencatat. ‘Ada beberapa metode pengukuran Kecepatan aliran yaity dengan ‘menggunakan pengukur arus (current meter) alat pelampung (float), dan Iainelain. 2 Dari berbagsi metode tersebut, pengukuran dengan pengukurarus (current meter) lebih umum digunakan dan hasilnya dapat diandalkan. Pada metode dengan pelampung, digunakan pengapung permukaan,batang pengapung dan laindain, Namun metoda ini kurang umum digunakan Karena ketelitiannya rendah, disebabkan oleh angin dan arus,kecuali dalam asus banjir besar dimana tidak dapat digunakan metode yang lain, Untuk membunt lengkung debt (ating curve) mengacu pada SNI No. 08 2822 - 1992 Hol-hel yang perlu diperhatikan pada pengamatan mula air PPerubshan potongan melintang pada lokasi pencatat muka alr sungai haras dicatat, karena lengkung debit yang dibuat hanya dapat diterapkan pada potongan melintang tertentu. Dengan demékian, kurva tersebut tidak capatditerapkan paca potongan melintang lain yang berbeda cukup besar dari potongan awal yang. dligunakan sebagai dasar. Pengukuran topografi melintang dan memanjang sunge serta pengukuran debit umumnya dibuat berulang-ulang, disebablan Karena. potongan :melintang sungatcenderung mengelami perubahen yangcukup besarsetiap datangnya bang. Apabilaterjadi perubahan yang cukup besar pada potongan melintang 5 km# pencatatan dilakukan setiap jar. ‘Kecuali pada keadsan banji, pencatatan dapat dilakukan setiap 2-6 jam. ‘Tabel Kedua, yaitu tabel catatan debit spesifik, digunakan untuk menguji karakter debit puncak. Kejadian-kejadian hyjan besar yang erat Kaltannya dengan terjadinya debit spesfik, dicaat dan dikumpulkan didalam tabel hujan spesitik, dan pada saat yang sama, sebaiknya dibuat pula tel debit 10 menitan untuk DPS <5 km’, dan tabel debit 20 menitan untuk DPS> 5 kev. Perlu dicatat pula, wakte terjadinya debit puncak. Data dan informasi banjr terbesar yang tercatat di rencara lokasi bendungan perla dikumpulkan sebanyak mangkin dari pengamatan tanda-tanda banjir, . Demikian pula pada kedua tebing tumpuan, pengukuran harus cukup luas dl ats mercu bendungan termasul lokasi rencana bangunan pelimpal dan bangunan penunjang lainnys, Pada umumnya pengukuran dengan skala 1 : 50D sampai 1 : 1000, digunakan intervel kontur I meter dan tidak lebih dari 2 meter. Bates - batas pengukuran ditetapkan sepanjang kurarg lebih & kali tinggi bendungan Ke arch hulu dan hilir dari as bendungan dengan lebar kurang lebih 3 kali arak tebing tumpuan atas (panjang bendungan) atau dua kali tinggi bendungan, 2 ada dasarnya pengukuron harus dilakukan secara teristris Peta lokasi bendungan (plan) harus mencakup dan menunjukkan (9) Tata letak tubuh bendungan, beserta bangunan - bangunan utama, menunjukan hubungan bangunan-bangunan utama antara lain : a bendungan, tata letak tubuh bendungan,terowongan, seluran, bangunan pengambilan, bangunan pelimpah dan bangunan pelengkap lainnye. (Q) Lokasi survai seismic penyelidikan gempa, lobang tor, terowongan, penyelidikan (adid, garis patahan dan lain sebagainya @) Judul, azimuth, skala, nomor lembar dan tanda tangan penanggung jawab. Spat datar / water pas potongan memanjang tubuh bendungan Patok-patok pengukuran sipat datar_memanjang tubuh bendungen dlipasang seiapjarak 10 sampat 20 meter tergantung Keadaan medan, untuk rmedan yang bergelombang atau permukaan yang tidak sai, diperlukan patok-patok tambahen. Pada kedua tt ujung poros tubuh bendungen harus ¢ipasang, patoke patok tetap. Patok-patok tetap tersebut dipasang dengan ketelitian tinggi Kojn adap lloras + meg maa nk "fess |” San pr eo SQk Ss) eros pe iy ater |» Sg eso | wg" “fat ‘aie ‘ee tnseat_ ‘Gaalas ia Sofone | Ean aorery Rit hn SS pt ar Ecinadn | 3" Steg apy | Scene ssoktramingt | etngst gr deptjg | Sop Se TE 2p te eta_sesloc_pute | Fermentor : Pada tot |» Srteips ohare ands Istnianth | Rinpun iis dan tan |” sous Seta eer ae tat [setmmetabione | Thepmpame ‘na Egar pgs scree test Peeve oan Unt brung < 30 ae dane tr ‘pvt sw | En ran mbps htugbor | pin ey at bnay Fi Foal Fes tn (208 | at er ee Tn dak | eat ain ‘aaeslnamaiane a Ser rae sans | Feegebetre 50 eatep ne tee | 109 on tn Senestbusa seston Saber tate Hast STE tere | Pe: Fier, Mined soa tenes | Se. | Me ohana po | gutted futitetacestint | tes oop aer Dalam rangke menjajegi kemungkinan pelaksanaan proyek, jenis investigasiterutama meneakup (2) Survai geologi permukean Survaigeologi permukaan pada calon lokasi bendungan dlilakukan melalui caraccara seperti yang diuraikan pada sub bab 2.62(a) Survat ini merupakan dasar untuk melakukan investigasi eologi rnc Dios elon bendungan, survaidilaksanakan mencakup areal yang dibatasi oleh garis-garis sebagai berikut 40 ‘Pada bukit sampuan kiri dan kanan oleh garis tezak lurus poros bendungan yang ditarik melalui titik yang beijarak 2H (H ‘itik perpotongan antara ‘tinggi bendungan) kearah Iuar dar puncak bendungan bukit tumpuan kiri maupua kanan. Pada sebelah hulu dan hilir bendungan, masing.trasing oleh garis, yang berjorak 4H dari dan sejajar poros bendungan, ‘Data yang diperoleh dari survai geologi permukaan memberikan sifat fatuan, struktur {nformasi tentang stratigrafi,jnis dan sil geologi, hidrologi, orientasi bidang-bidang. diskontinyuitas seperti struktursesar, struktur kekar dll daerah longsoran,serta Jokssi-lokasi sumber material atau bahan Konstraksi, Untuk selanjutaya mengenai lokasi, jumlah, jen, serta metode investigasi yang peru dilakukan dalam survai geologi bawah permukaan bisa direncanakan. Survai geologi bawah permukaan, Metode yang umum digunakan adalah seismik, pemboran dan pembuatan erowong uj {e- Surva seismic: terutama untuk memperkirakan secara cepat ketebolan dan kedalaman lapisan tanah dan batuan,lokast- Iokesi rekahan, struktur sesorserta Kondisi dan eteblan pelapukan botuan Pada lokasi alon bendungon sedikitnya diperlukan 7 jalur surval yakni alr disepanjang poros bendungan 2alur ssjajar poros bendungan masing-masing disebelah hulu dan tir bendungen 1 jalurdisepanjang sungai tak lurus pores bendungan, 2jalor masing-masing dibukit serdaran kei dan sandaran Kana 1 jlur lagi disepanjang bangenan pelimpah i. Pemboran Pemboran merupakan cara yang efektf untuk mengetahui secara langsung Kondisi geotogi di calon lokasi bendungan, Pada tahap ini biasanya diperlukan 2 lubang bor pada poros bendungan, masing-masing di tumpuan kri dan tumpuan kkanan, 2 atau 3 lubang bor ditempatkan di lembah sungai, -kecuali ka pada dasar sungaitersingkap batuan segar jumlah ‘pemboran ini bisa dikurangi, Jka lembah sungai sempit dan diduga merupakan jaluf struktur sesar, maka pemboran rmiring perlu dilakukan, masing-masing terletak pada kedua sisi tebing sungai dan menembus formasi batuan di bawah Sebagai tambahan, pemboran perludilakukan juga padacalon, puncak bangunan pelimpah dan di tempat-tempat lain yang dianggap perl, ‘Terowong uji + adalah yang paling mahal dibandingkan dengan metoda-metoda yang telah disebutkan di atas. Oleh arena itu harus betul-betul dipertimbangkan sesuai epentingan dan biayanys. Survai ini umumaya dilakukan pada investigesi geologi untuk. bendungan besar (tinggi > $0 meter), diana kekuatan at penting ustuk diketahui (strength) batuan pondasi san Pada tahap desain awal, biasanya dibuat 1 ateu 2terowong uji masingmasing pada tumpuan kisi dan atau di tumpuan kkanan bila perly, ‘Tergantung kondisi geologi setempat, di dalam terowong uji biasanya dilakukan pengujian insite terhadap ketahanan _geser, pengujian deformasi dan lair-lain. (9) Uf insina geotekaile ‘Antara lan terdiri_atas pengujian pembebanan di dalam golian ‘ui (est pi) dan atau di dalam lubang pemboran, pengujian keetahan geser di dalam terowong uj. Data yang diperoleh dari survai di alas Kemudian dituangkan di dalam peta Geologi Teknik skola 1:500 beserta penampang melintangny. (Gambar 26.10 & 11) 2 2) Investigasi pada tahapan desain rinci Terutama dimaksudkan untuk mencari/ melengkapi data-data geologi yang diperluken di dalam membuat desain rinci dan perkiraan mengenai besarnya biaya yang dibutuhkan, Untuk ini diperlakan data yang cukup dan lengkap, baik kualitas maupun kuantites, Survai yang perlu dilakukan pada tahap ini adaloh (2) Survai geologt bawah permukaan. ‘Tahap ini dimaksudkan untuk mengklasifikasiken batuan ppondasi berdasarkan sifatsifat teknisnye, antara lain Kondisi .geologi mencakup jens dan sifatsifat batuan baik fst, naupun rekanik serta sifat hidraulik dan data yang lengiap guna menentuken jenis bendungan serta perbaikan pondasinya Kondisi geologi di atas antara lain bisa diperoleh dengan cara pemboran int Pada batuan yang lapisan penutupnya tipis dipegunakan metode parit uji. Sebagai tambahan dilakukan juga survai seismik, guna melengkapi data yang diperoeh pada tatap desein aval Lokasi pemboranbiasanya_—ditetapkan dengan _mempertimbangkanttktitk pemboran yang telah dilsksanakan pada tahap desainawal agar mencakup areal yang belum pernah dlilakukan pemboran. ‘Akan tetapijumlah dan lokasinya semuanya terganturg kepada kondlisi geologi setempat. Walaupun tidak ada ketentuan yang ppasti mengenai jumlah dan lokasi pemboran, namen untuk bendungan yang tingginya 20m -50 m, disarankan agar lokasi dan jumlah pemboran setidaktidaknya mengikuti letentuan sebagai berikut ‘Di sepanjang_poros bendungan ; pada lereng tumpuan iri ‘maupun kanan, jarak lubang pemboran antara 20m - 30m. Satu a atau dua buah terowong uj di tumpuan kiri dan atau kanan. Untuk bendungan urugan dengan tinggi Kurang dari 30 m. biasanya terowong uj untuk kafian geoteknik tidak diperlukan Dilembah sungai pemboran dengan jarak 20m-30m seria satu atau dua pasang pemboran miring ke arah sungei, yakni apabila Jembah sungainya sempit atau diduga dilalui strukiur sesar. Dari data-data di atas kemudian dibuat peta geolog:teknik rinci termasuk peta kontur batuan dasar, penampang geologi,serta peta lugeon untuk menentukan kedalaman dan kerapatan injekst tira Profil batuan dasar selain berguna untuk menentukan lokasi dan’ kedalaman yang memerlukan perbaikan pondasi, juga untuk _menganalisis tekanan serta respons seismik (2) Ujigeotebnik Kerena pondasi bendungan secera torus menerus akan smenyangge bebsn dengan tekanan yang besa, bai yang berasal dari tubuh bendungen maupun dariairwaduk, makaakan tradi proses perusakan yang laurkerusakannya tergantang kepacia ssfat-sfat dan hetahanan batuan pondast ita endl antara lain: ‘Kuat desak/ kuat tarik yakni ketahanan batuan pondhsiterhadap beban desak atau tari unt geseryokni Ketahanan batuan ponds! teshadapbeban geser yang terjadi di sepanjang bidang diskontinyuitas (bang sesar, bidang kekar dl) Ujikuat desak dan kuat geser bisa dlakukan terhadap contoh inti pemboran (core) dan pada galian uji (periksa sab bab Uji laboratorium hal 73 point (1) Metode uj batuan di laboratorium) Ketahanan batuan pondasiteshadap proses pelapukan juga perl dikaji untuk mengetshut stabilitasnya dalam jangka panjang, “4 batuan sedimen bertekstur halus (misalnya batu lempung, tua, all) dan batuan yong mengandung bidang-bidang d'skontinyuitas pada umumnya lebih rentan terhadap proses pelapukan, Stabilitas batuan {periksa sub bab Uji Laboratorium hal 73 pont (1) Metode ui batuan dilaboratorium) akan tetapi hasilnya tidak mencerminkan stabilitas batwan pondasi secara keseluruhan, Karena ujitersebut isa diketahui dengen mhelakukaa uj stabilitas dilaksanakan pada sepotong batuan di leboratorium. Dari berbagai uji Kekuatan batuan pondasi di atas, perilakuy ‘mekanis batuan pondasi setelah konstruksi bencungan dapat diperkirakan sebelumaya 3) Investigasi pelengkap ‘Mengingatadanya kemungkinanmunculnya permasalakan baru yang ‘dak diduga sebelumnya maka pengamatan Kondisi geologi di lokasi bendungan selama dan setelah pelaksanaan Konstruksi perlu dilakukan terus menerus. ©) Investigasi lokasi sumber material/ bahan urugan 4) Tahap Perencanaan umum dan desain awal Bendungan tipe urugan memerlukan bahan/ material dalam jumlah ‘besar,antara lain untuk urugan batu, bata plindung (ip-rap),tanah ‘untuk inti bendungan, pasir dan Kerikil untuk filter dan drainase Survai bohan/ material untuk mengetahui halhal sebagai berikut ~ _Kualitas material, apakah sesuai dengan standar yang dibutuhkan dalom desain dan konstrukst + Ketersediaan material, apakah cukup sesuai dengan kebutuhan, + Kondisi lokasi sumber material, antara Iain jarak dari lokasi bbendungan, jalan masuk, statusnya, perlu tdaknys Konservasi, dan lain-lain Kualitas material diuraikan secara rinci dalam sub bab 2.25 (Gnvestigasi bahan tiabunan) dan ketersediaan saterial diuraikan secara rinci dalam sub bab 2.23 (suravai dan investigasi opografi Pada tabap ini seyogyanya telah ditentukan atas dipilih beberapa alternatif lokasi sumber material, perkiraan kasar_mengenai volumenya serta penyebaran dan kemungkinan-kemungkinan penggalianaya Investigasi yang perlu dilakukan untuk keperluan tersebut di ates adalah (2) Investigasi geologi permuksan. Kualitas dan jumlah cadangan bahan arugan terutama dlitentuken/ tergantung kepada topogrifi. dan kondisi geologinya.Jenis dan penyebarannya ditentukan melalui survai sgeologi permukaan termasuk cara penggaliannya, Pada awalnya dipilih beberapa lokasi usulan untuk dikaji lebih lanjut mana yang paling menguntungkan/ ekonomis, slanjutnya dikaji jens dan sifat batuan, derajat pelapukennys, pola dan orientasi, Kerapatan dan penyebaran bidang diskontinuitas (bidang perlapisan, struktur kekar, sesar, dan retakan-retakan Jainnya), ketebalan dari tanah penutup dan endapan rombakan, pepohonan serta tata guna tanah, Kondisi geologi, persyaratan dan faktor yang perla dipertimbangkan dalam investigasi endapan lepas untuk bahan konsiruksi dissjkan dalam tabel 224-2 2) Investigasi geologi bawah permukaan, Dari 2 atau 3 usulan sumber material yang dipilih lewat Investigasi Geologi Permukean, perlu dilakukan Investigasi Geologi Bawah Permukaan guna mengetahui sumlah cadangan serta metode penggaliannya, Kemudian lokasi sumber material pat ditetapkan berdasarkan hasil material yang dilakukan, Jnvestigasi pada lokasi sumber material konstruksi terutema dilekukan dengan cara pemboran int atau surnuran ujsekurang- 46 -kurangnya 3 titik untuk setiap lokasi yang diusulkan. Untuk investigasi sumber material batu, survai sefsmik dinila, ccokup efektif dan pada umumaya diperlukan dua jalur surval Bila dipandang perlu, dapat digali1 atau 2 lubang sumuran vj (Gest pit) guna pengambilan sample untuk pengujian di Iaboratorium, ‘Untuk mengevaluasi lokasi surmber material tanah, terutama untuk pengambilan sample dilakukan dengan menggali3 lubang, sumoran uj Sedangkan untuk memperkirakan volume cadangennya, perdu dilakukan pemboran tangan dengan interval/ grid 50 meter. ‘Dari semua data yang diperoleh, selanjutnya digambarkan ata ibuat peta geologi beserta penampang melintangnya. Dari sini, Kemudian dapat diperkirakan jumlah cadangen_-material termasuk metoda penggaliannya dan lain sebagainya. Pada tahap ini hendaknya telah dapat dipastikan sekurang: kurangniya tersedia cadangan meterial sejumlah 2 sampai3 kal volume yang dibutuhlan, 2) Tahap desain vinci Investigasi Geologi pada tahap ini terutama dimaksudsan untuk menetapkan secara pasti lokasi cadangan material yang dipilih, metoda penggaliannya serta perkiraan volume yang tersedia pada rasing-masing lokasi : () Survai geotogi permukaan. Penyebaran dan ketebalan endapan permukaan,jenis dan sifat ‘bahen, derajat pelapukan, pola dan penyebaran bideng-bidang diskontinuitas, kesemuanya dike Iewat pengamatan terhadap sikapan-sikapan yang ada dan dengan bantuan peta topografi dengan skala 1: 500 6/4 1: 1000. Kala perlu dibartu dengan pembuatan peritan afi. (Sub/Bab 2.2423) (2) Investigasi geologi bawah permukoan, i Pemboran. LLokasi pemboran secara efektifditentukan dengan sistem grid dengan interval + 50 meter. Pemboran pada tahap ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan tentang kondisi geologi dan dersjat keseragaman serta Ketebalan lapisan 12) batuan yang ada, tanah penutup dll. (Sub bab 224.2 ii, Terowong uj dan sumar yi Selain untuk melengkapi data mengenai kondisi geologi, dan pengambilan contoh uji (sampel) sekaligus untuk mengkaji tentang metoda penggaliannya, Jumlah dan lokasi sumur yj tergantung kepada hasil survai geologi permukaan dan jumlah contoh yang akan diy Pendugaan geofisik. Pendugaan geofsik ini dilakukan guna melengkapi data pemboran. Survai seismik efektif untuk mengkaji kondisi geologi diantara__itiktitik_—pemboran dengan ‘mempertimbangkan hasil pemboran. Sedangkan pendugaan ‘electric dinilal cukup efektif untuk mendapatkan data inci ‘mengenai Ketebalan lapisan batuan diantara titiktitik pemboran. Berdasarkan hail survai yang telah dilakukan ci tas, kemudian dlibuat peta geologi sayatan dan potongan melintang serta profil dalem skala 1: 200 sampai 1 : 1000 Peta geologi perlu dilengkapi dengan lokast-lokasi investigasi yang telah dilaksanakan mula dari tahap awal sampai tahap ak Demikian juga penampang geologi dan profil sepanjang, grid. Peta-peta ini digunakan untuk mengevaluasidan memperkirakan jumish eadangan volume material Konstruisi yang dapat 8 dimanfaatkan dengan mempertimbangkan sifat fisik masing- smasing material, ) Survai disekitar cekungan waduk Pada perencanaan bendlungan, aspek-aspek geologi yang perlu dikaji disekitar cekungan waduk adalah adanya kemungkinan terjadinya longsoran, pergerakan massa tatuan/tanah, sera kebocoran yang teri setelah waduk terisi air. Hl ini akan dikupas secara rincl pada bab I, 224.2 Prosedur untuk investigasi geologi dan uji geoteknik 8) Prosedur investigasi geologi permukaan ‘Maksud investigasi geologi permukaan adalah melakukan pengenalan lapangan serta pengematan terhadap singkapan-singkapen yang ada untuk menyiapkan peta geologi dengan cara menganaisis Kondisi geologi bawah permukaan yang tertutup oleh tanah dan endapan abu vulkanik Metode ini merupaken dasar dari semua investigasi geologi dan rmerupekan prasyarat untuk analisis dan evaluasi terhadap hasil investigasi geologi bawah permukaan antara lain : survai seismik, pemboran dan uj geotelni, Prosedur umum penyelidikan geologi permukaan untuk tyjuan pembangunan bendungan adalah sebagai berikut + Mempelajaci data/dantulisan yang ada, + Pengamatan dan perincian tethadap singkapan-singkapan dan topografi + Mempersiapkan pets jolu. + Membuat Klasifkasi geotogi + Menyiapkan legenda untuk peta geologi, Uratan pekerjaan di atas harus dikerjakan oleh abli atau beberapa abl ageologi yang memiliki pengetahuan dan pengslaman dalam bidang tek spi 9 Apabilainvestigast geologi permukaan dipercayakan kepada pilsak lain, maka syarat-syarat investigasi harus secara jelas telah dltentukan sebelumnya. Seperti telah diuraikan pada sub bab 224.1 b) dan), Dpahwa untuk mengkaji pondasi bendungan klasifikasigeologi terutama didaserkan kepada kekuatan serta permeabilitas batuan pondasi Sebaliknya apabila tujuan investigast adalah untuk mengetahui dan mengkaji cadangan bahan urugan, maka investigasi kbih diutamaken kepada faktor-faktor seperti gradasi (besar butir) sera hal-hel yang berpengarsh terhadap penggaliannya, Oleh Karena itu, tergantung kepada tujuan investigasinya maka peta geologi yang dihasilkan akan Derbeda HaLhal utama yang perlu dikaji dalam investigasi geclogi permukaan seperti dicantumkan pada tabel 22.43, Peta rute yang menunjukan jalur survai harus dipersiapkan dengan rmenggunakan peta topografi, Demikian juga hastl observasi lapangan hhacus dicatat dan diplot pada peta yang sama. Skala Peta Rute pads ‘omwmnya beberapa kali lebsh besar dibandingkan dengan skala pete geologi yang dipersiapkan. Pada Peta Rute diplot secara tepat lokasi-lokasi singlapan yang telah iobservasi disepanjang jalur survai. Perlu dicatat pula data-data _mengens jenis-jenis batuan,jurus dan kemiringan lapisan batuan, arah, lebar dan kerapatan bidang-bidang retakan dan strukturkekar, demikian juga lebar dan arah sruktur sesar, dan lainlain. Dengan demikian kerapatan dan ketelitian investigasi lapangan bisa dilihet dari Peta Rute. Peta geologi menggambarkan hasil investigasi geologi permukaan dan ibuat berdasarkan klasifikesi geologi sesuai dengan tyjuan investigast Didalam peta, lokasi-lokasisingkapan yang merupakan dasar pemetaan narus diturjukan secara elas. Demikian juga batas-batasformasi batuan dan lokasi-lokasi struktursesar. Balas ini digambarkan dengan garis putus-putus apabilesesarya hanya perkraan atau penafsiransaja,sebaliknya dengan garis penuh bila telah iketahui secara pasti, Untuk singkapan-singkapan hendaknya digambarkan dengan foto dan atau sketsa. 0 ‘abel 224-2 Material dan geologi untuk bendungan “aabaigaepnasis | Grsienen | Geck cont Wn [Reyenin ont | cin “nsopen Sang [Joie bn, gases | mak wat mstet [Coot wnat | sagan 4 at Ei) te |p hate | ae sep rent | Soni Phra | fame ‘kas penton, | fenanyasepa' | eral rer protean coasshin tn) hn etna na | Seman ogre | Spa,” dalam (anion) Sion | diam stare Sihpompeopaae 3 Se eer | gegatkaer | permctaon, en oer [seme [sie Stinansoie | fata” | Sa yng on Seo SennSetinen | 8m pratae fat | Cootutokargen | Tl tndapa feels | Sundance OU ma mays |rabtanion Pesta) “ ers le tos Dieter fignwanuncss | teva | Me 2 ‘abel 224-3 Observasi utama dalam investigasi geologi permukaan. Jenis dan sift. | jenis batuan, wama, kekerasan, tingkat sifat dari lapisan | dan kedalaman pelapukan, ara, sifat- ddan batuan sifat dan kerapatan rekahan, arah dan penyebsran truktur sesar dan zona Singkopan retakan, lurus dan kemiringan lapisan batuan dan lin-Jain, pola perlapisan | pola (keselarasan, etida selarasan, ddan hal-hal yang | struktur_sesar, peralihan) arah dan berkaitan -enampakan bidang batas dan lain-lain | Laindain jenis dan ketebalan lapisan penutup; Jumlah, mutu dan suhu. mata air; ada tidaknya fosil dan lain-lain Bentuk sungal | lebar _lembah, Kemiringan dasar, dan lembahnya _ | kemiringan tebin agi | Dataran dataran banjir, pelataran vulkanik, eee teras/undal sungai bentukyang | “karst’, longsoran, gelincican, gawir spesifi sesar, lembah sesar, Jain-lain Peta rute merupakan catatan pengamaten terhadap_singkapan- singkapan yang digambarkan dengan garis putus-putus dan garis penuh. Untuk mempersiapkan peta geologi, harus dibuat Klasifikesi seologi yang menjelaskan tentang sfat dan kondisi geologi daerah yang, iselidiki, Maksud tama dari peta umum geologi adalah untuk rmenginterpretasikan sejarah geologi dari suatu daerah/kawasan. Dengan demikian, klasfkasi geologi ditekankan pada pemberian batas yang jlas dari pada formasisformasi batuan yang terbentuk pada saat dan kondisilingkungan yang sama, Oleh karenanya, walaupun formasi batuannya sama aamun apabila waktu dan Kondisi pembentukanaya berbeda maka berbeda pula lasfikasinya dan dituojukkan dengan warna yang lat. » ‘Akan teapi dalam hal peta geologi untuk lokasi benéungan dan lokasi cadangan material, pada umumnya lebih baik apabils formasisformasi bbatuan diklasifikesikan berdasarkan sifat-sifat mekanicnya dan didalam satu Kategori dengan mengkesampingkan lingkungen dan. masa pembentukannye, Namun demikian perlu diantsfpasi bahwa perbedaan kondlisi lingkungan dan masa pembentukan, berarti berbeda pula sejarah pembentukannya sehingga formasi-formasi batuan akan mempunyai perbedaan siet-sifat mekanis dan kimiawi, Gambaran geologi dari suatu deerah akan menjadi jlas, apabila formast Datuan yang sama ditunjukan dengan wama yang sama pula pada peta ute ‘Untuk melengkapi peta geologi, pada daerah yang tidak ada singkapan an atau tertutup oleh tumbuhan, penggambarannya dlakukan dengan -menggunakan metoda standar pemetaan geologi. Nemun demikian “untuk meningkatkan keandalan dari peta geologi, ruang-ruang Kosong pada peta rate tersebut sebanyek mungkin dikuangi. Untuk ita kerapatan peninjauan lapangan harus dtingkatkan, mencakup lembah- lembah sempit dan kalau perlu membuka tanah penutup guna rmelakukan pengamatan terhadap batuan bawah permukean. Secara umum keandalan peta geologi tergantung kepada banyaknya singkapan yang diamati, keahlian dalam melakukan aralisasecara visual terhadap singkapan-singkapan dan keahlian memetakannya. Prosedur investigasi geologi bawah permukaan 1) Pendugaan geofisik Pendugaan geofisik dimaksudkan untuk mengklasifikasikan formasi bbatuan dengan cera mengukur perbedaan sifat-sifat sik dari masing- rmasing bagian formasi, antara Jain cepat rambat dari gelombang clasts, thanan listriknya, kepadatannya,sifat-sifat goo magnetik dan radioaktf serta stuktur geologi bawah permukan, sa Sesuai dengan sifatsifat yang diukur, pendugian dapat liklasifikasikan menjadisurvaiseismik, pendugaanlistrik,pendugean sgravitesi, pendugaan magnetik dan pendugean radioaktif, Dalam panduan ini, survai seismik yang biasa diterapkan dan efektif untuk investigasi geologi dalam pembangunan bendungan, lebih diutamakan, PPenjelasan berikut ditekankan pada hal-hal yang perl untukcrencana investigasi beserta evaluasinya dalam investigasi geclogi untuk perencanaan bendungan, (@) Survai seismik ‘Ada dua metoda yang sering digunakan pada survai seismik ait 4. Metode pembiasan (Refraksi) Sifat-safatelastsitas dinamis ditentukan oleh Kondisi geologi dan tingkat pelapukannya, yang menyebabkan adanya variast cepat rambst gelombang elastis, Dengan demikian, struktur geologi bawah permukaan yang mengakibatlan adanya perbedaan laju cepat rambat gelombang elistis dapat diinterpretasikan melalui pemantauan terhadap tenggang waktu ([oterval) dimana gelombang elastis mencapat tik tertentu setelah peledakan atau cara lainnya Uraian di atas adalah prinsip dari survai seismic. Gelombang clastisterdiri dari gelombangmemanjang (P) dan gelombang _melintang (6) dan gelombang permutkaan. Metode pembiasan dengan gelombang (P) umumaya lebih banyak diterapkan dalam investigasi geotekaik Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam perencenaan investigasi dengan metode pembiasan adalah sebagai berikut: © Lokasi-lokasi garis jalur pendugaan harus ditetapkan sebageimana dielaskan pada sub bab 2.24.1 b) Penetapan dilakukan*pada daerah datar dimana pendugaan dapat dilaksanakan dengan rmudah, ® Kedalaman eksplorasi hendaknya lebik besar dari satu sampai dua kali Jinggt bendungen Panjang garis pendugaan harus lebih besar dari tiga stmpal empat kali kkedalaman eksplorast dan diperpanjarg sampai keluar bbatas daerah penyelidikan sejauh dua atau tiga kali kedalaman peayeliikan, ® Jarak standar antar geofon pada lokasi tendungan adalah ® Untuk mengueangi semburan pasir dan cerikil,sebailaya peledakan dilakukan di dalam lobang yang digali secara manual atau dengan bortangan. ® Jalur duga dan lokasi pemboran hendaknye diatur sedemikian, dimana pemboran dilakukan pada ttiktitk perpotongan antara garis-garis pendugean. (alur duga) Hal-hal yong perlu mendapat perhatian dalam menganalisis, ddan mengevaluasihasil pendugaan dengan metode pembiasan adalah sebagai berikut: © Laje cepat rambat gelombang elastis pada lapisan yang dalam pada umumnya suit diukur dan dianalisssehingga Kadang-kadang tidak mungkin untuk daerah yang sanget bergelombang topografinya seperti adanya _lembah berbentuk-V. Dalam hal ini Koreksi data perlu dilakukan dengan melaksanakan “well logging’ di dalam lubang bor di dasar sungai dan atau mengukur gelombang langsung dliantara lobang-lobang bor. @ Penetapan batas antara dua lapisan yang berbeda tetapi ‘memilikicepat rambat gelombang elastis yang sama adalah kar sehingga sult ditentuken secara teat. Demikian juga bila kecepatan gelombang memanjang (P) dari lapisan atas lebih lambat dibandingkan dengan lapisan bawahnya, 6 maka pendugean terhadap lapisan bawah acalah tidak mongkin, Hal yang sama adalah pila lapisan yang, berkecepatan rendah berada diantara dua lapisan dengan ecepatan yang lebih tinggi maka pendugaan juga sult dilakakan. Kondis demikian serng dijumpai pada batuan vutkanis, © Batuan dasar dengan Kecepatan rendah biasanya Giinterpretasikan sebagai zona retakan, Namun perl dicatat babvwa hal tersebut tidak ecepatan rendah dapat juga diakibatkan oleh pengaruh Jalu demikian, Karena topografi batuan dasamya. (Oleh karena itu, ona dengen kecepatan rendah seringkali lebih banyak terdeteks dari pada jumlah zona retaken yang sebenarnya, © Bila garis-goris pendugaan relatif pendek, hasil analisa cenderung menunjukan posisi batuan dasar yang lebih dalam dan berkecepatan lebih rendah dibanding dengan kenyataannya. Metode gelombang langsung. Didalam metode ini, lju cepat rambat gelombang memanjang (©) pada batuan pondasi diamati dengan memamau getaran didalam dan diantara terowong-terowong ui dan lobang- Tobang bor, Tujuan utama dari metoda ini adalah untuk ‘memperoleh harga modulus elastsitas dari batuandasar yang dibutuhkan untuk Keperluan dessin, Metode ini biasa dlilakukan dalam tahap desain, Untuk keperluan perencanaan pendugaan, hal-hal yang perla diperhatikan adaleh © Jarak antar geophone adalah 2 sampai Sm @ Kerapatan antar terowong-terowong uji dan lotang-lobang borantara 15-50m, © Terowong ji dan lobang-lobang tor, seyogyanya ditempatkan pada interval ketinggian yang sama dan lokasinya telah disurvai secara tepat. (2) Pendugean geolistrik Metode geolistrik berdasarkan pada prinsip bahwa tahanan lstrik tergantung pada sifat-2 batuan,jumlah pori dan kelembabannya, Bila kondisinys memungkinkan, takanan listik dapat diukur sampai kedalaman 200 m dan kondisi geologi pada kedalaman tereebut dapat diperkirakan. Metode geolistik ini biayanya jauh lebih mur dibandingkan clengan survai seismik dan pemboran, Pada investigasi geologt untuk pembangunan bendungan, metode ini efektif untuk memperkirakan ketebalan alwvial pada dasar sungai, endapan permukaan dan ketebalan zone pelapukan pada Jokast pengambilan bahan timbunan tanah danbetuan, Metode ini akan efeltif bila persyaratan berikut terpenut: i. Terdapat perbedaan relatif mengenai harga tahanan listrik antaza lapisar-lapisan yang akan divj fi, Topografi disepanjang garis pendugaan adalah datar. fi, Batas dari lapisan-lapisan merupskan bidang yang tegas. iv, Struktur geologinya sederhana dan jumlah bidang-bidang perlapisannya terbatas vy, Stratigraft batuan didaerah sekitamya diketahui dengan baik. Apabila kondisi-kondisi di atas tidak dipenuhi, analisis data ‘menjadi sulit’ sehingga kesalahan intepretasi cenderung meningket. (@) Pendugaan radioaktif Metode ini efektif untuk menentukan struktur sesar dan zona retakan yang tertutup oleh tanah permukaan dan tumbuhan berdasarkan Kenyataan bahwa radioaktif alami yang kat ‘urmumnnya terpantau pada patahan dan zona relakan. ‘Metode ini telah digunakan bertahun-tahun untuk survai zona 38 Jongsoran, namun Kebenarannya masih dipertanyakan. Pada tahun-tahun belakangan ini, peralatan pemantau -adioaktifitas telah ditingkatkan, demikian juga mengenai reabilitas dan efektiftasnya 2) Pemboran Pemboran merupakan metoda yang sangat efektif dalam rangka investigasi geologi bawah permukaan untuk pembangunan bendungan, Karena memungkinkan untuk memperoleh contoh- contoh batuan pada tempattempat yang dalam serta berbagai pengujian dapat dilakukan pada lobang pemboran, Banyak informasi_geologi Bawah permukaan yang bisa diperoleh dengan cara pemboran, antara lain adalah data-data utama seperti tertera pada tabel 224-4 Tabel 224-4 Data pokok yang dapat diperoleh davi pengeboran, Operasi pemboran Pengamatan lobang bor tanh de bgian-bagian yang mengandung air tanah, kehlangan sikubst, longsoran dan KonaisinyaKekersan butuan (dar penggundsn it dan Taj pembora) lavas air -etbalan dan sate endapan permiskaan (nah penstup. orggeian bat, ss, sfebu vulkank, ens, wara daa lekerasan batvan, deri pelpulannys, Kons reukan, kemifingan apsan gambar dar rly ssa, zo remand penguian pemboran ‘ehuatan batvan, sft ik ds serap ai ladar aly, dan lain an pengujan pate lobang, organ sing harge-N (i penetas sada), klalsan ae (pereablins,Lugco), ahanan dan sl potensil (logging lets), moduli deforma (ji tebanloSeng bor) cepatramtat {elombang elssts (logging hecepatan), Kekeasan batuan (legging pembiason. Kept det ton don ports (aging och), pegs Jangrunglobang tor dengan kamera dan TV, dan ain | Halchal penting berkensan dengan perencanaan dan pelaksanaan pemboran di lokasi bendungan adalah sebagai berikut (2) Diameter standar dari mata bor harus lebih besar dari 86mm. Bila digunakan untuk lobang bor pengujan, diameternya harus lebih besar dari 66 mm. Sebagat tembahan, bile lau perolehan inti pemboran dari bagisr-bagian yang jelek dan bagian-bagian batuan dasar yang tidak padu (urai) perlu peningkatan, maka diameter di atas masih harus lebih besar lagi (2) Kedalaman standar pemboran di atas lokasi bendungan adalah 2/3 kali tinggi bendungan serta diperoleh lejelasan mengenai clovasi ata letak muka air tanah, Prinsip umum Kedalaman pemboran seyogyanya sampai menembus batuan dasar lebih dari S meter, walaupun penentuan akhimnya tergantung kepada hasil pendugaan ji seismik dan kondlisi geologi setempat Kedalaman pemboran pada lokasi sumber material terutama cltentukan berdasarkan faktor-faktor ekonomi berkenaan dengan penggaliannya. Secara umum, menurut persamaan Boussinese, besarnya tekanan yang bekerja pada permukaan pondasi secarc berangsur-angsur akan berkurang sesuai dengan kuadrat dari kedalamannya, (Oleh Karena itu, secara teortis sifatsifat mekanis dari lapisan (agian) atas pondasi akan jouh lebih penting dibandingkan dengen lapison-lapisan di bawahnya, Demikian juga mengenai permeabilitasnys, arena laju per Kolas ke arah vertikal jul lebih kecil dibandingkan lengan arah horizontal Namun hasil uj model (model test) menunjukkan bahwa -kosentrasitekanan dapat terjai lapisan atau bagian yang dalam dari pondasi, Hal ini dikarenakan ontara lain oleh “o ketidakseragaman litologi, struktur geologi, bidang-bidang ‘etidaksinambungen, dan lain-lainnya. Disampingitu,perlu dipertimbangkan pula adanya Kemungkinan terjadinya perkolasi air tanah pada bagian-bagian dalem dari bbatuan pondasilewat celah-celah atau zona-zona retakan. Oleh arena itu, walaupun standar Kedalaman sudah dicapai, naman -kondlisi batuan pondasi masih mengandung banyak reakan atau jika masihdijumpaibidang-bidang diskontinyuitaslainaya seperti bidang-bidang per lapisan dan sesar yang diperkirakan dari kajan statigrafl, maka Kedalaman pemboran perlu ditembah guna ‘memastikan kondisi yang sebenamya dari bagian pondasi yang dalam. () Hab-hal yang perlu diamati pada pengambilan inti pemboran. i. Diupayakan agar perolehan int (core recovery) mencapat 100 % fi, Perolehan’ rus meningkat, apabila digunakan tabung int ganda (dua atau tige) atau dengan pembonn Kering seandainya core recoverty pada pemboran bisah tidak memuaskan. sil, Arah pemboran yang memotong tegak lurus struktur geologi lebih menguntungkan, karena perolehan informesinya akan lebih banyak. Disamping itu arah pemboran yarg semakin sejjar dengan arah bidang-bidang diskontinuitasatausemakin Jaurang pula perolehan intinya. Semua masalah / data yang dijumpai selama pemstoran harus dicatat secaratepat, termasuk kehilangan air pembilas (water Joss), elevasi maka air tanah, rongga-tongga, adanya gas, dan Iain, a 3) Lubang pengujian (Test Pit) (2) Sumuran uji (Test hf) Sumuran Uji atau lubang pengujian tegak digunakan dalam investigasi bohan/material untuk baban urugan bendungan, cendapan sungai pada alas bendungan dan laivlain. Lubang-ujt tegak untuk penyelidikan bahan urugan berdungen, terutema ‘untuk mengumpulkan contoh tanah (sampel} untuk uji luborat disamping untuk memastikan setiap lapisan seca visual. Pada tumumnya sumur ini digali secara manual, diameter dan kedalamannya masing-masing antara 1.0 sarrpai 15 m dan 1.0 sampai $.0 m. Sedangkan, surmur yji untuk investigasi endepan dasar sungai dimaksudken untuk menentukan Ketebalan endapan serta istribusi butirannya, juga untuk pengujan kelalusan air serta uj pembebanan di dalam sumur tersebut. 2) Terowong ui (Test Adit) Terowong yji atau sumur uji horisontal, terutama digunakan ‘untuk menyelidiki tanah pondasi pada lokasi bendungan guna _memastikan kondisi geologinya, dimana pembcran menghasilkan data yang kurang memadai akibat perolehan inti (core recovery) ‘yang tidak baik, Selanjutnya, di dalam terowong ji dapat dilakukan pula pengukuran cepat rambat_gelombang elastis di dalam atau di antara lobang-lobang pengujienwil dongkrak untuk Uji deformasi batuan atau uiji geser (dijelaskan lebih lanjut pada sub bab 2242 b) 5) Metodeyji in-situ geotekn'y). (Oleh karena iu terawong uit rus cukup Jebar untuk melakeukan pengamatan dan berbagai pengujian, dengan dimensi minimum sekurang-kurangnya 18m; 15m dan 1.3 m mast masing untuk tinggi, Jebar dasar dan lebar puncak teroiwongan, 8 4) Ujtinsitu permeabilitas npn henga og ee |) I [Pree peereeset yy Gambar.2.241 LUGEON Test (metode Packer) ‘Ujlinsitu permeabilitas, dilakukan untuk berbagai keperluan seperti cevaluasi permeabilitas pondasi bendungan; untuk perencanaan, pelakeanaan, dan evaluasi hasil pekerjaan penyekatan (terutama pekerjaan injeksi semen/ grouting) dan lain-lain. Dari berbagai metode yang ada, pengujian Lugeon digunakan secera melas untuk mengujisifet kelulusan batuan yang retak-etak dengan mengukur besarnya bocoran setelah menginjeksikan air bertekanan kedalam lobang pemboran, Dipihak lain, batuan yang merata (homogen) dan dianggap sebagai ‘media yang lulus air, seperti endapan ara, granit_-yang.sangatlapu. ddan lainain, pengujian dilakukan dengan menggunakan Hukum Dorey yang memperhitungkan hubungan yang setara (proporsional) fantara beda tekanan dengan kebocoran (ceepage). Packer, ujung terbuka, sumur uji dan metode tracer (parit) adalah netode yang 6 umum dilakuken untuk pengujian permeabilitas dilapangan dan dlijelaskan sebagai berikut: (@) Ujilugeon (nis packer), Air bertekanan sebesar 10 kg/em* diinjoksikar kedalam formasi batuan melalui Kolom tertentu dari obang-bot (dikatakan tahap pertema), Volume bocoran per meter setiap menitnya (I/min/m) disebut Iharga Lugeon dengan satuan Lu. Bagan mengensi pelaksanaan metode ini besertaperalatannya dlitunjukkan pada gambar 2.241, Gasnbas (a) acaiah jenis packer- tunggal, dimana tahap injeksinya terletak di antara packer dan ddasar lobang, demikian seterusnya bersamaan dengan kemajuan pengeboran. Sedangkan (b) adalah ipe packer ganda dimana ke- dua packer dipasang, pada bagian tas dan bawah disetiap tahap injeksi, dan pengujian dilakukan setelah selaruh pengetoran selessi, Tipe packer-ganda walaupun lebih efisien tetapi kemungkinan kesalshannya tinggi akibat adarya kemungkinan kebocoran pada packer-nya, sehingga penggunaan tipe tunggal pada prinsipnya lebih disarankan, Eee eed & ; Gambar. 2242 (9). Has Uji Lugeon (diameter lobang bor 66 our dengan kolom uj sepanjang Sm) 64 Gambar 2224-2 0). Nomograph kehilangan tekanan pada Jj Lugeon Sebagsimana terlihat dengan jelas pada gambar 2241 (b), ehilangan tekanan semakin bertambah sesuai dengan bertambahnya njeksiair danjumlah kebilangan-tekanan iniculkup bbesar untuk diabaikan. Koefisien Kelulusan air d:peroleh dari jumlah volume air yang masuk dari setiap tahap pengujian berdaserkan hubungan antara volume dan tekanan air yang di- fnjeksikan pada uji Lugeon dan dihitung dari rumus berikut ini Qt ont tb 210 Fn (2244) Q sgt h sig L tanta 10r 212P on (2 a amt t Or P12 ann (224-2) dimana k oefisien permeabiitas [em/det] 1 + panjang Kolom penguiian fom] H beda tinggi tekanan fers] 65 @ + jumlahair di injeksi femd/det] r jjrjari lobang bor fem] Koefisien permeabilitas yang diperoleh dengan rumus ini rmenunjukkan bahwa permeabilitas sebagai Kecepatan rata-rata sliran pada Kemiringan idrolis sama dengan saru dan iperkirakan bahwa terdapat hubungen yang. selara antara Desamya tekanan dengan jumlah air yang dilrjeksiken, Dengan lemikian rumus ini tidak bisa diterapkan pada kondisi dimana Jnukum Darcy tidak berlaku, misalnya aliran yang melewati celah celah retakan pada batuan (pada kondisi demikian digunakan metoda pengujian Iain seperti diuraikan di bawah ini). Namun emikian, harga permeabilitas yang diperoleh dengan cara dan kondisi seperti diuraikan di atas, pada tinglat tertents masih dapat digunakan dalam mengevaluasi permeabilitas. Hasil uji Lugeon selanjutnya diplot pada grfik seperti pada gambar 224-2 (a) dan dipersiapkan sebagai peta Lugeon untuk profil pondasi bendungan, Data-data dasar ini bila dikorelasiken dengan peta geologi (klasifikasi batuan) dimanéaatkan untuk perencanaan perbaikan pondast (2) Ujinjung texbuka. Pipa casing dipasang sepanjang lubang sampai kedasar pemboran seperti terlihat pada Gambar 224-3, kemudian air yang bersih diljeksikan / dituangkan kedalamaya seraya rempertahankan edudukan muka air tanah di dalam casing, Setelah aliren air kelihatan konstan, kemudian volume air yang diinjksikan dihitung. Koefisien permeabilitas formasi yang divi bisa dihitung, dengan menggunakan ramus 2243) 66 dimana (Q> jumlah air yang dinjekaikan/ ditwangkan fem3/ det) + = jarkjari dalam pipa casing [em] H = beda tinggi tekanan air [em] k= koefisien permeabiltas fem/det] Metode pengujian ini cocok untuk digunakan pada formasi lepas dimana lobang pemboran muclah runtuh apabilatitak dipasang, casing, misalnya pada pasir lepas atau kerikil, debu vulkanis,, batuan yang sangat lapuk, dan lain-lain. Gambar 224-3 Uji permeabilitas dengan metoda jung terbuka, Halal yang perly dipertimbangkan dalam pelaksensan pengujians aru dijogn agar tidak ero kebocoran melaliaang antra dinding lubang bor dengan sing Pengukuran dimula seger sete dicapai debit alizan air injeksi yang Konstan (tetap) dan lilkukon sekurang urangaya selma 30 menit uniuk yong, pemesbilitesaya rendah don sekurang-kurangay 60 menituntck yang lebih besar. Bila dinjeksiban dengan air bertekanan, has dijaga agae besarny tekanan konstan, Mengingat tekanan berleihan bisa merusak formas yang, «inj, maka tekanan yang cocok adalah bila tinggi tekanan air 6 kurang lebih sama dengan 1,5 kali kedalaman beban tansh penutup di atas formasi yang diy ) Metode sumur yj Pada prinsipnya pengujian ini adalah sama dengan metode packer, dan dilakeanakan Khususnya untuk memperoleh keefision permeabilits formasi di atas permuknan aie tarah, Pertama-tama dligali sumur ujidengan kedalaman antara 10 sampai 50 kali jar jari surnur. Gambar 224-4 Setelah dibersihkan kemudian diisi dengan pasir kurang lebih sampai dengan 15.em di bawah permukaan airsumur. Kemudian dipasang pipa casing vertikal di atas pasir agar pengoperasianaya bebas tanpa menyentul dinding sumur. Air bersih yong sebelumnya telah dipersiapkan di dalam tangki (tandon) kernudian diinjekstkan Ke dalam sunurlewat pipa lentur (clang) berdiameter 0.5 inci, sedemikian hingga jumlah air yang, meresap kedalam formasi mencapai Konstan den kemudian livkur, Koefisien pormeabilitas diperoleh dari -umus Kondis I be (TP 3h) on(224-8) Kondisi (62238) on 24-5 Kondist I (Teh 224-6) dimana: Ixy ~_koefisin permeabilitas (cm/ det) hy = Kedalaman air sumu, dihitungdaridasarsumur () 1 = jarijor sums) Q = debit air yang meresap (1/det) 6 br = Koefisien kekentalan air pada suhu =T Ug Ki ‘T, = ketebalanlapisan tak jenub air diantara muka air jen kekentalan air pada sub 20" C Sisplorast geotsik > pemboran + uj permesdiitas 1 updnjeks semen (grovting) Tiina vf = Begun spe = Uj material 1 surval topografi qimmpaanakae ‘eral uragen sjitimbunan itechadap hal-hl yang, Pokokcpokok untuk investigasi material 6 weBnsonuy 1-577 [eae oot . em 2252 Pemilihan jenis investigasi yang diperlukan serta metodanya ditentukan dengan pendekatan sebagai berikut «dari daerah yang bersifat umum ke daerah spesifik dori keteltian kasar sampai ketelitian tinggi; + dari investigasi untuk mengetabui kecenderungan seara menyelurah sampai ke pemahaman kondisispesifk Jenis dan metode sertaketelitan investigasi pada setiap tabap tertentu yang, lebih sesuai dengan tujuannya, kondisi topografi dan geologi kualitas dan ‘kuantitas material akan ditentukan, Khusus untuk materaltanah, kekeliuan ppemilihan metoda penyelidikan dapat menyebabken tidak hanya ketelitiannya yang Kurang atau hasil yang sebetulnya tidak diperlukan. ‘amun juga dapat mengakibatkan kesalahan serius pada investigasi dan desain selanjutaya, Petugas yang bertanggung jawab atas investigasi diharapkan mempunyai dasar dan pengetahuan praktis mengenai geologi, tana, serta metoda penguifan dan lain-lain, Investigasi material bendungan tipe uragan a) Daerah investigasi Pada tahap pertama, daerah investiga! meliputi daerah dengan radius 500 m sampai 1 km di sekitarlokasi rencana bendungen. Apabila pada daerah dengan radius tersebut material yang diperiukan kkurang, maka radius penyelidikan secara bertahap, dipertuasuntuk ‘memperoleh sekitar 2 sampai 3 kali jumlah yang diusulkan tergantung dari ketelitian penyelidikan, Pada umumnya jangkauan 2 sampai Skim ‘merupakan batas ekonomis yang tergantung pula peda kondisi opograft dan situasisetempat. Dasar pembangunan suatu bendungan urugan yang ‘ekonomis adalah penggunaan material alami yang tersedia di sekitar Jokasi bendungan; dengan demikian perolehan material urugan dalam jumlah yang cukup banyak pada lokasi yang paling menguntungkan dari 12 segi transportasinya marupakan hal yang sangat penting. Namun tetap disarankan untuk mengutamakan lokasi cadangan untuk filter dan rip rap yang berkwalitas tinggi meskipun jarak tempulnya cukup jauh dari lokasi bendungan. ) Metode investigest material bendungan tipe urugan 1), Penjajagan Penjsjagan untuk material bendungen tipe urugan dllksanakan berdasaskan hasil yang. diperolch dari penyelidikan geologi ppermukaan tehap sebelumnya serla penggunean peta topografi dengan ketelitian yang memadai untuk invesigas. i dalam investigai untuk cencana Keselurunan, kondisilapangan dan lingkungannya harus dipshamisecaraekstensip, pengamatan pada tanah, batuan,Klasifikasi perlapisan, topografidisekitamya,bangunan yang ada dan tata guna lahan. Pengamatan dilakukan pula pada singkapar-singkapan di sungei,lembah dan galiantebing lan jalan keereta api, dan sebagainya, Apabila jarang dijumpsi adanya singkapan aaka koalitas material diperiksa dengan peagambilan contoh menggunakan bor tangan, Xhusus untuk meterial tanah, maka perlu diketahui mengenai dlistribusi butiran dan kadar air alaminyo, Pada investigasi untuk desain dasar, diperlukan penelitian lebih rinci mengenai topografi, seologi, tata guna lahan, tanaman dan Iain sebagainya, harus ditentukan pula deposit material bendungan serta jumlah yang, tersedia dan lokasi untuk penyelidikan bawah tanah, Pada lokasi quary hers diselidiki terinct mungkin mengenai distibusi dan xearakter deposit permukaan tanah penatup dan talud, nis batuan, rarakter lothologi, perubshan, Kerapatan retakan, sebaran daerah remukan dan sesar Pada studi awal untuk penyelidikan tahap dessin rinc,diperlukan. Konfirmasi hasil penyelidikan sebelumnya, teratama ai dalam remit lokast-lokast penyelidikan bavvah tanah dan pergambilan contohnya, ‘Tabel 225-3 menunjukkan Keterkaitan yang umum antara topografi ‘dan hubungannya dengan material bendungan tipe urugan, dan tabel 225-4 memperlihatkan jenie enis peralatan yang diperluken untuk ssurvai material bendungan tipe urugan. Pendugaan geofisk Survai seismik yang mengukur laju percepatan gelombang elastik smerupakan salsh satu metode tipikal untuk pendugaan geofisik Namun penggunsan teknik ini bagi Keperluan penyelidikan ‘memerlukan pengalaman. Sehingga hasilinterpretasidan analisanya dapat berbeda keandalannya tergantung d ‘Akhir-akhir ini, telah dikembangkan slat yang ringan dengaa prinsip penggunaan yang sama dengan cara yang lama. Ala ini terdiri dari ersonil penggunanya, dua tipe yaitu metoda “Wiggle Trace” dan metode “Digital Count”, Metode penyelidikan geofisik ini merupakan metode tidak langsung pada penyelidikan geologt. Beberapa contoh hasil perdugaan geologi dengan percepatan gelombang elastik dapat dilhat pede gambar 225-2 loa oa on cen 3) Pemboran Pemboran adalah pembuatan lubang Kedalam tanah guna memperoleh sampel tanah dan / atau batuan untuk keperiuan observasi dan uj material. Oleh karena ity, pemslihan metode dan jenis pemboran harus hatchati guna menghindaritejadinya retaken dan perubahan sampel selama proses pemboran, terutama yang discbabkan oleh air pembilas, Metode yang biest digunakan adalah smetode bor ulir (auger) dan metode bor putar (rctary). (2) Bor ulir (auger) ‘Ada dua jenis bor ulir, yaita : bor uli tangan dan bor ulir mesin. ‘Bor ulir tangan cocok untuk kedalaman samzai dengan kurang, lebih 7 meter. Sampel yang diperoleh meskipun dalam kondisi terganggu, namun dapat diambil secara menerus. Jenis ini ‘mempunyai mekanisme yang sederhana,ringaa dan relatifmurah, akan fetapi tidak dapat diterapkan pada tanah berkerikil den tanah berpasie yang terletak di bawah muka air tanah. Material hasil_ pemboran diletakkan secara berurutan sesuai dengan Kedalaman guna memudahkan peneliian, Sampel untuk, pengukuran kadar air disimpan pada kancung plastik guna menghindari penguapan. Sampel-sampel Kiusus yang berasal dari lapisan yong tebal, harus diambil dalam jamlah yang cukup untuk keperluan pengujian, Pada bor ulir mesin, walaupan pengambilan sampelnya dilakukan serentak dengan pemborannye, namun sampel yang diperoleh dapat dianggap atau cukup mewakili, Metode ini dapat diterapkan paca tanah keras, tonah berkeriki, dan lapisan pasie berkerikil sampai dengan keedalaman 15 meter. Penggunaan bor ulir mesin untuk keperluan investigas, pelaksanaannya lebih cepat bila ditandingkan dengan bor ulirtangan ‘Sampel yang diperoleh diperlukan atau disimpan seperti halnya pada sampel dari bor ulirtangan, sesuai dengin keperluannyp 106 (2) Bor putar (rotary) Metode ini dapat diterapkan pada hampir semua jenis tanah sampai batuan. Pemboran dapat dilakukan ke berbagai arah dan kedalaman yang dlinginkan, sedangkan pengambilan sampelnya dapat dilakukan dengan menggunakan tabung int atau “tube core barrel”. Narmun rmetode ini kurang sesuat untuk formasi yang terdir atas kerikil, kkerakal serta bongkak-bongkah dalam jumlah yang besar, atau pada batuan fondasi yang retak-retak dan berongga atau pada tapisan yang Kelulus-arannya ting! disertai dengan aliran bawah tanah, Untuk formasi yang ukuran butimya lebih besar dari 20 mm, diameter Iubang bor sekurang-kurangnya 100 ium, Sedangkan untuk butizan yang ukurannya lebih kecil dari 20 mm, penggunaan diameter yang besar sangat dianjurkan. Pada ‘umumnys, diameter lubang bor tidak boleh kurang dari 46 mun. Heal ini guna menghindari kerusakan akibatsikulast air pemnbilas. Klasifikasi pemboran dan jenis-jenis pemboran inti dapat diihat peda tabel225-3 dan 225-4 07 or aut apoyour reSoqas upsoquuiad sua P PREYEUI UEHZEsUPIg ULOqQad Ien rpduaes uiquietu S-STz PAL, ot loa SUNS 9-STTPML 4) Galian uji Galian uj merupakan metode paling dapat dipercaya untuk investigasi di bawah tanah. Struktur geologi dan keragaman dari {formasi dapat disurvai secara mudah, sementara sampel dapat diambil dalam jomlah yang cukup banyak sesuai Kebutuan. Ada dua tipe galian uj, yaitu sumuran dan terowong (adit), yarg keduanya dapat dibuat dengan ukuran minimal yang bisa dimasuki >ekerja. Dalam hal sumuran berbentuk lingkaran, ukuran diameter minimal adalah 1,2 meter, sedangkan untuk terowong wkuran minimelays adalah 09x15 ‘meter, baik dikeyjakan secora manwal atau dengan alat berat seperti backhoe, dragline atau clamshells, Penggunaar, alat berat harus dilakukan dengan hati-hati agar diperoleh informasi geologi yang tepat serta sampel yang betul-betul mewakill. Kedalaman galian uj tergantung kepada struktur geologi dan kondisi materialnya. Batas Kedalaman sumuran uji adalah 1 meter di bawah mua air tanah Dalam rangka pengamanan perlu dipasang penyokong/ penahan secukupnya sesuai dengan kondisi geologinya. Untuk sumuran yang dalam dibutuhkan ventilasi, disamping sarana pengaman seperti pagar dll, agar manusia dan hewan tidak terperosok ke dalam sumuran uf, baik selama penggalian maupun sesudahnya, 5) Paritan yj Paritan dengan lebar 60 sampai 90 cm digali pada singkapan atau lereng, sehingga struktur geologi dan kualitas matzial dapat diamati secara langsung serta sampel dapat diambil dalam jumlah yang cukup. Pada umumaya, digunakan peralatan seperti backhoe, power shovel, bulldozer dan lain-lannya, namun sering juga dlakuan secgra manual ‘apabila tidak tersedia peralatan datas, 2.2.53 Ujimaterial 8) Pengambilan sampel 1) Pengambilan sampel dari Galian Uji atau Muka Gelian PPerlengkapan untuk pengambilan sampel antara lain: kapak- beliung, sekop, kain kanvas, ember, kantung plastik, pita ukur, buku catatan, label, alattulis dl uo (]) Singkirkan tanh penutup atau tansh yang mengandung benda- benda asing lainnya. « (2) Amati mua galian,catat perlapisannya, Ketebalannys dan jenis, serta Klasifikas nah, {@)_Catat kedalaman Jokasi pengambilan sampel. (4) Bagian yang seragam/ sejenis kemvudian digali dan dikampulkan datas kanwas yang dihamparkan pada atau di sebelah galian uj ‘Lebar minimum dari galian vj adalah empat kali lebih besar dasi ‘ukuran kerikil/ kerakal terbesar yang dijumpai di dalam tanah. (8) Ada dua cara pengambilan sampel, pertama adalah yang dikumputkan dari satu lapisen tanah dan yang ke dua erupaken kumpolan atau cempuran tanah dari keseluruhan interval dari sutu penampang ‘bila mengambil sampel dari satu lapisan tanah hendakaya dijaga agar tidak tercampur dengan tana lain di sekitaxnys (6) Apabila lebih dari 25 persen contoh tanah terdisi dari butiran yang ukurannya lebih besar dari 70 mm, maka pengambilan sampelnya jangan dilakukan pada dinding galian atau paritan tetapi dar tanah hast! galian dalam jumlsh secukupaya melalui cara pengelompokan empat bagian (quartering). (D Sampel yang dikumpulkan dimasukkan ke dalam kantong, tertutup dan dibububi label dengan informasi yang diperlukan, ‘Bor ulir atau pengambilan sampel mekanis ainnys Peralatan yang perlu disiapkan adalah bor ur tangan, bor mesin, bor tumbuk, tabung inti dan peralatan Ininnya, Prosedur polaksanaannya berbeda tergantung dari peralatan yang cigunakan. Kecuali bor ulir tangan, semua peralatan di atas dapat digunakan ‘untuk mengambil sampel dari Iapisan-lapisan yang dalam. ‘Sedangkan prosedur pengambilan sampel adalah sebagat berikut: m (2) Pengembilan sampel dar lubang bor -Mengingat pengembilan sampel pada lapisan ertentu tidak bisa dlilakukan secara tepat, maka material yang diperoleh dart has pemboran dikumpulkan secara terpisah sesuai dengan edalamannys. “Apablaternyata tidal dijumpai adanys lapisan yang elas, maka sampel diombil dari campuran material yang telah diperoleh dari interval Kedslaman tertents dengan menggunakan metode pengelompokan empat bagian (quartering). Sampel yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong tertutup ddan di dalam wadah yang tidak tembus udara, ser diber label dengan catatan yang dianggap perl (2) Pengambilan sampel dengan bor tumbuk Sampel yang diperoleh adalah jenis yang terganggu dan tercampur, Karena pengumpulannya dengan cara ditimba setelah dlitumbuk / dipecah dengan mata bor. Pencampuran mungkin dapat dihindari dengan menggunakan tabung inti ganda, walaupun kehancuran sampel sulit dihindari Jumlah material yang terkumpul relatif sedikit_ mengingnt diameter lubang yang kecil. Oleh karena itu perlu digunaken tabung_ yang diameternya lebih besar dari 10 cm guna mendapatkan sampel dalam jumlah yang cukup untok ji snateral “Mengingat batuan dan lapisan yang pad akan pecah / hancur, aka susunan atau steukturaslinya sult digambarkan, Sampel yang diperoleh dlikeluarkan dari tabung kemodian dimasukan ke dalam Kantong plastik tertutup dipisah steu dicamper, kemudian dibubuhi label dengan eetatan seperlunys, (6) Pengambilan sampel dengen Tabung Inti Sampel yang diperoleh merupakan contoh yang terganggus arena tercuc oleh srklasi air pembilas. 12 Apabilalapisannya_mengandung Kerakal/ batuan, maka keseluruhan sampel termasuk jenis yang terganggu, Karena kerakal/ batuan tersebut terlebih dulu mengalami penghancuran atau pocal-pecah sebelum masuk ke dalam tabung it. Sampel yang padu yang terkumpul di dalam tabung inti pada ‘umumnya berubah Karena rotasi atau oleh air pembilas. Oleh arena ita sampel harus dikumpulkan dengan meneampurkan sehuruh material hasil pemboran pacia setiap interval pemboran tertentu, atau tanpa dicsinpur yakni apabila diperoleh sempel dari lapisan yang sama secara menerus, ‘Sampel yang telah dikumpulkan dimasukan ke dalam kantung, plastik tertutup dan diberi label dengan catatan atau informasi yang perl 1b) Ujt material Beberapajenis pengujian dsajiken dalam tabel2.2.5-2 termasuk jenisjnis pengujian lainaya yang mungkin diperlukan. Nemun demikizn, sampel ‘yang divji harus benar-benar mewakili serta didasarkan tas pertimbangar-pertimbangan antara lain mengenai tujuan/ maksud investigasi, pertimbangan-biaya, skala bendungan dan fastor-faktor lainaya yang penting, Jenisjenis pengujian pada tabel 22.53 adalah standar Jepang. Beberapa hal yang perlu dipersimbangkan didalam uji material untuk tendungan ‘urugan divroikan pada bogian 2.25.3 e) “Metode Uji Materia”. Hasil dari pengujian dikumpulkan dalam tabel ringkasan hasil uj material untuk bendungan urgan. ‘Ada beberapa pengujian yang tidak distandarkan, antaralnin adalah kkepadatan relatif,uji bekst dan caie untuk batuan lunak, oft dampak pengeringan dan pembasahan serta dampak jatuhon, uji sifa-sifat Ikimiavri batuan, uj sifatsfat dinamis dari tanah dan batuan dan lain- lannya. Metode estimasi sifat-sfat mekanis dari pada material yang akan hs. 4) 9 digunakan untuk anaiss stress-strain dari pada bendungan-bendungan sampai sekarang belum distandarkan dan selama ini penetapannya dilakuken dengon menggunakan metode analisis yarg ada. Metode ujidinamis masih dalam tahap penyempurnaan, karena kesulitan

You might also like