You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332070935

Metode Penyeduhan dan Aktivitas Antioksidatif Minuman Teh (Camellia


Sinensis Linn

Article · January 2018

CITATIONS READS

0 1,511

4 authors, including:

Rohadi Rohadi Ericha Pratiwi


Universitas Semarang Universitas Kristen Satya Wacana
15 PUBLICATIONS   25 CITATIONS    10 PUBLICATIONS   16 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Tea Extract Antioxidant View project

Java Plum Seed Extract View project

All content following this page was uploaded by Rohadi Rohadi on 29 March 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


INISIASI VOLUME 7 NOMOR 2, 2018
http://journal.kelitbanganwonogiri.org/index.php/inisiasi

METODE PENYEDUHAN DAN AKTIVITAS


ANTIOKSIDATIF MINUMAN TEH (Camellia sinensis Linn.)
JENIS TEH PUTIH YANG DIHASILKAN
Rohadi1*, Fonda Natalia2, Diyan Widyantika2 dan Ery Pratiwi1.
1
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Semarang
2
Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Universitas Semarang

Keywords: ABSTRACT
Camellia sinensis L Tea is one of the popular types of drinks in Indonesian society. There
White tea
are various ways of brewing and serving tea, including “Fresh Hot
Steeping
Antioxidant
Tea”“Half Sweet Hot Tea”, “Teabag” and “Sweet Kenthel Hot Tea”
Sweet tea or popularly called, “Nasgithel Tea”. The study aimed to analyze
the effect of the method of brewing tea (Camellia sinensis L.) type
of White tea on antioxidant properties of steeping and the level of
preference of respondents. The research design used was a completely
randomized design (CRD) of one factor, namely the brewing method
with 4 treatments and 5 replications, namely A1 (0% sugar addition),
A2 (5% sugar addition), A3 (10% sugar addition) and A4 (15% sugar
addition). The results showed that the steeping antioxidant activity of
tea would decrease with increasing amount of sugar. Fresh tea (A1)
is steeping with the highest antioxidant activity of 22.04% (RSA-
DPPH), the total phenolic is 5.09 mg-GAE / g, flavonoids are 0.74
mg.-QE / g. and total tannin 1.78% (mg-TAE / g). Hedonic test shows
that respondents prefer A3 (sweet tea) compared to other steaks.
INSTISARI
Teh merupakan salah satu jenis minuman populer masyarakat
Indonesia. Ada beragam cara penyeduhan dan penyajian teh, antara
lain “Teh Panas Tawar”, “Teh Panas Setengah Manis”, “Teh Celup”
dan “Teh Panas Manis Kenthel” atau populer dengan sebutan,
“Teh Nasgithel”. Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh cara
penyeduhan teh (Camellia sinensis L.) jenis teh Putih terhadap sifat
antioksidatif seduhan dan tingkat kesukaan responden. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
satu faktor yaitu metode penyeduhan dengan 4 perlakuan dan 5 kali
ulangan, yaitu A1 (penambahan gula 0%), A2 (penambahan gula
5%), A3 (penambahan gula 10%) dan A4 (penambahan gula 15%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan seduhan
teh akan menurun seiring dengan peningkatan jumlah gula. Teh
tawar (A1) adalah seduhan dengan aktivitas antioksidan tertinggi
22,04 % (RSA-DPPH), total fenolik sebesar 5,09 mg-GAE/g,
flavonoid 0,74 mg.-QE/g. dan total tanin 1,78 % (mg-TAE/g). Uji
hedonik menunjukan responden lebih menyukai A3 (teh manis)
dibanding seduhan lain.

How to Cite:
Rohadi., Natalia, F., Widyantika, D., dan Pratiwi, E. (2018). Metode Penyeduhan dan Aktivitas Antioksidatif Minuman
Teh (Camellia Sinensis Linn.) Jenis Teh Putih yang Dihasilkan. Inisiasi, 7(2). 241-249.

* Korespondesi Penulis: © 2018 KELITBANGAN-IPTEKIN WONIGIRI


Nama : Rohadi ISSN 2303-0844
Email : rohadijarod_ftp@usm.ac.id
Alamat : Jl. Arteri Soekarno-Hatta Tlogosari Semarang
[242] Rohadi dkk., Metode Penyeduhan dan Aktivitas Antioksidatif Minuman Teh

PENDAHULUAN belum berjalan baik.


Teh merupakan salah satu jenis minuman Teh mengandung senyawa bioaktif
yang populer di Indonesia. Minuman teh (bioactive compound) seperti polifenol,
dibuat dari kuncup teh dan beberapa lembar senyawa ini dikaitkan dengan penyusun
daun sesudahnya dari tanaman teh (Camellia aroma, rasa sepet dan manfaat kesehatan
sinensis L.). Kegiatan minum teh lazimnya (Hilal dan Engelhardt, 2007; Setyopratomo,
dilakukan masyarakat pada waktu pagi hari, 2014). Di dalam the terdapat senyawa
sore atau malam hari. Masyarakat dapat kelompok fenolik antara lain senyawa
menyedu teh secara mandiri (memasak golongan catechin i.e. (+)catechin (C),
sendiri) atau memperolehnya dari toko atau (-)-epicatechin (EC), (-)-epigallocatechin
warung terdekat dalam bentuk minuamn 3-gallate (EGCG), (-)-epigallocatechin
teh dalam kemasan. Ada beragam alasan (EGC), dan (-)-epicatechin 3-gallate
orang minum teh antara lain, penghilang (ECG) (Hilal dan Engelhardt, 2007;
dahaga, penyegar dan manfaat kesehatan. Fatemeh dkk., 2014). Senyawa fenolik
Atas dasar perbedaan bahan baku dan tersebut diketahui bermanfaat sebagai
metode pembuatannya dikenal empat jenis antioxidan, anti inflamasi, anti mikrobia,
teh, yakni teh hijau, teh putih (keduanya anti karsinogenik, anti kanker dan anti
tidak melalui proses fermentasi), teh mutagenik (Hilal dan Engelhardt, 2007;
oolong dan teh hitam (keduanya diproses Setyopratomo, 2014; Fatemeh dkk., 2014;
dengan fermentasi)( Hilal dan Engelhardt, Widyasanti dkk., 2016).
2007; Setyopratomo, 2014). Pustaka lain Kualitas air berpengaruh terhadap
menyebutkan selain ke-4 jenis teh tersebut, kualitas seduhan teh. Air yang bagus adalah
dikenal pula teh wangi (jasmine tea) dan air dari mata air pegunungan. Sedangkan
teh herbal. suhu air seduhan tergantung dari jenis
Luas area perkebunan dan produksi teh yang akan diseduh. Untuk teh hitam
teh di Indonesia selama 10 tahun terakhir gunakan suhu air 100oC (mendidih), teh
meningkat kecil. Tercatat luas perkebunan hijau suhu air 85oC dan teh putih suhu air
pada Tahun 2016 sebesar 117.268 hektar 60oC (Jalod 2010 dalam Sekarini, 2011).
yang terdiri atas perkebunan rakyat Pada penelitian sebelumnya menunjukkan
53.141 hektar (46%), perkebunan milik bahwa suhu seduhan 62±2oC/ 10 menit
negara (PT. Perkebunan Negara) sebesar cukup efektif untuk mengekstrak senyawa
35.655 hektar (31%) dan perusahaan fenolik teh putih (Rohadi dan Wahjuningsih,
swasta 28.472 hektar (24%) (Kementerian 2018). Tujuan dari penelitian ini adalah
Pertanian, 2017). Jumlah produksi teh pada menganalisis pengaruh cara penyeduhan
kurun waktu yang sama tercatat 144.015 teh (C. sinensis L.) jenis teh Putih terhadap
ton, yang terdiri atas perkebunan rakyat sifat antioksidatif seduhan dan tingkat
49.364 ton, perkebunan milik negara kesukaan responden.
55.976 ton dan perkebunan swasta 38.675 METODE PENELITIAN
ton. Namun demikian tingkat konsumsi
teh masyarakat per kapita cenderung turun, Bahan dan Alat Penelitian
yakni dari 0,69 kg (2006) menjadi 0,61 Materi yang dipakai meliputi teh putih
kg (2014)(Kementerian Pertanian, 2015). Kaligua, dibeli langsung dari PT.
Dilain pihak tingkat permintaan minuman Perkebunan Nusantara IX, asam galat
teh dalam kemasan meningkat hingga di hidrat dan katekin (Sigma Chemical
atas 10% selama sepuluh tahun terakhir Co. St. Louis USA), kuersetin (Waco
(Winosa, 2018). Diduga hal ini disebabkan Pure Chemical Industry-Osaka Japan),
sosialisasi manfaat teh untuk kesehatan asam hidroklorida (HCl), fero klorida
INISIASI, 7(2). 2018. 241-249 [243]

(FeCl2), feri khlorida (FeCl3), amonium 5%, 10% dan 15 persen.


tiosianat, K3Fe(CN)6, trychloroacetic acid Analisis Total Fenolik
(TCA), 2,2-diphenyl-1-picrylhydracyl Analisis total fenolik dikerjakan menurut
radical (DPPH) (Aldrich Chemical Co.), (Ebrahimzadeh dkk., 2008) dengan
kertas saring Whatman No.4 (Whatman modifikasi. Sejumlah 5 ml seduhan
International, Ltd. England), reagen Folin- teh putih diencerkan dalam labu takar
Ciocalteu (FC) dan phosphate buffer pH dengan penambahan aquades hingga 50
7. Bahan kimia untuk analisis dan standar ml. Diambil 1 ml dan ditambahkan 5 ml
yang digunakan kategori PA (proanalisis). Na2CO3 2 % dan didiamkan 10 menit.
Peralatan yang dipakai meliputi timbangan Ditambahkan padanya 0,5 ml reagen FC
analitik Shimadzu AUW 120 (Shimadzu, dan dihomogenkan (divortek) serta ditaruh
Kyoto Japan), a rotary vacuum evaporator dalam ruang gelap selama 30 menit.
(IKA-RV 10 Basic, USA), water-bath Sampel selanjutnya ditera absorbansinya
shaker (Julabo SW 22), UV-Visible pada λ= 765 nm dengan UV-Vis (UV-1601
spectrophotometer (UV-1601 Shimadzu, Shimadzu, Japan). Nilai OD diplotkan
Japan). pada persamaan regresi kurva standar asam
Uji Skoring Tingkat Kemanisan galat, sehingga dapat diketahui konsentrasi
Uji skoring tingkat kemanisan bertujuan total fenolik (mg-GAE/g-).
untuk mempersepsikan teh tawar, teh manis Analisis Total Flavonoid
sedang, teh manis dan teh sangat manis oleh Analisis total flavonoid dilakukan menurut
panelis dan dikerjakan menurut (Sekarini, Chang dkk., (2002) dimodifikasi. Sebanyak
2011). Secara ringkas 20 panelis tak terlatih 5.000 μg/mL sampel dicampur dengan 1,5
diminta menilai tingkat kemanisan 7 buah ml etanol 96%, 0,1 ml aluminium klorida
sampel seduhan teh dengan konsentrasi 10%, 0,1 mL natrium asetat 1 M, dan
gula berbeda (0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 2,8 mL air destilasi. Setelah diinkubasi
12,5% dan 15%). Uji skoring menunjukkan 30 menit/suhu ruang, selanjutnya ditera
bahwa teh tawar bila penambahan gula 0 absorbansi/OD (UV-1601 Shimadzu,
%, teh manis sedang bila penambahan gula Japan) pada λ = 415 nm. Nilai OD diplotkan
maksimal 5 %, teh manis bila penambahan pada persamaan regresi linier kurva standar
gula maksimal 10 %, dan teh sangat manis kuersetin, sehingga dapat dihitung total
bila penambahan gula hingga 15 %. flavonoid (mg-QE/g).
Analisis Proksimat Analisis Total Tanin
Analisis kadar air, protein, lemak, abu Analisis total tanin dilakukan dengan
dan karbohidrat (by difference) dikerjakan metode spektrofotometri, (AOAC, 1999
menurut (Latimer, 2005). dalam Widyasari, 2007). Sebanyak 5 ml
Preparasi seduhan teh sampel diencerkan dengan penambahan
Sebanyak 6 gram teh putih aquades hingga 50 ml. Diambil 1 ml dan
ditambahkan padanya air panas (65±2oC) dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml,
sehingga volumenya mencapai 1000 ml. kemudian ditambah 2 ml reagen FC dan
Suhu air tetap dipertahankan selama 5 5 ml Na2CO3 jenuh dan ditambah aquades
menit, sambil dilakukan pengadukan. hingga 100 ml. Kemudian diamkan 40
Selanjutnya dilakukan penyaringan dengan menit dalam ruang gelap, untuk selanjutnya
ketas saring Whatman, sehingga diperoleh diabsorbansi pada panjang gelombang 720
filtrat. Filtrat digunakan untuk membuat nm. Nilai OD diplotkan pada persamaan
larutan gula masing-masing sebesar 0%, regresi linier kurva standar asam tanat,
[244] Rohadi dkk., Metode Penyeduhan dan Aktivitas Antioksidatif Minuman Teh

sehingga dapat dihitung total flavonoid level signifikansi α = 0.05.


(mg-TAE/g). HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis RSA-DPPH Hasil Analisis Proksimat Teh Putih
Analisis aktivitas penangkapan radikal Hasil analisis proksimat Teh Putih Kaligua
bebas DPPH (RSA-DPPH) dilakukan terlihat pada Tabel 1. Kadar air sebesar
menurut (Subagio dan Morita, 2001). 7,44 ±0,064% dan kadar abu 5,39 ±0,13%.
Sebanyak 5 ml sampel diencerkan hingga Kedua atribut mutu tersebut memenuhi
50 ml. Setelah itu diambil 1 ml campuran Standar Nasional Indonesia SNI 3836:2013
ditambah 5 ml metanol, 0,5 larutan DPPH tentang produk teh, masing-masing sebesar
0,2 µM kemudian divortek dan didiamkan 8% (BSN, 2018). Sedangkan kadar lipid
30 menit dalam ruang gelap. Campuran sebesar 0,32 ±0,008%, protein 28,63 ±0,17,
ditera diabsorbansi pada λ =518 nm. serat kasar 12,10 ±0,076% dan komponen
Aktivitas penangkapan radikal bebas lain (gula) sebesar 46,04 ±0,054%. Hasil-
DPPH dihitung dengan persamaan Vasi hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan
dan Austin (2009), yaitu satu dikurangi penelitian sebelumnya yang dilakukan
dengan pembagian nilai absorbansi sampel Lelita dkk., (2017) yang menyebutkan
dan nilai absorbansi kontrol dan dikalikan kadar air 7,4%, kadar abu 5,39%, protein
seratus persen. 28,63%, lipid 0,32% dan karbohidrat (by
Analisis aktivitas mereduksi ion Feri difference) 46,04%.
(Fe3+) Tabel 1. Hasil analisis kimia “Teh Putih
Analisis kapasitas mereduksi ion Feri (Fe3+) Kaligua”.
dikerjakan menurut Vichitphan (2007) Komponen Konsentrasi (%)
dengan FeSO4.7H2O sebagai standar.
Reagen FRAP dibuat dengan mencampur Air 7,44 ±0,064
larutan buffer asetat 0,1 M (pH 3,6), larutan Abu 5,39 ±0,133
TPTZ (2,4,6-tripydyls-triazine) 10 µM Lipid 0,32 ±0,008
dalam HCl 40 µM, dan larutan FeCl3.6H2O, Protein 28,63 ±0,17
20 µM (10:1:1). Sebanyak 50 μl supernatan Serat kasar 12,10 ±0,076
dan 150 μl aquades ditambahkan ke dalam Komponen lain 46,04 ±0,054
tabung yang telah berisi 1,5 ml reagen n=3
FRAP. Campuran divorteks dan diinkubasi
selama 8 menit didalam gelap pada suhu
Hasil Analisis Aktivitas Antioksidan
ruang. Absorbansi sampel diukur pada
Total fenolik
λ=700 nm dan hasilnya dihitung sebagai
Hasil analisis aktivitas antioksidan seduhan
nilai absorbansi (OD). Vitamin C 0,2 µM
Teh Putih Kaligua yang meliputi total
dipakai sebagai kontrol positif.
fenolik, flavonoid, dan totak tanin serta
Uji Hedonik aktivitas dalam menangkap radikal bebas
Uji hedonik (kesukaan) sampel melibatkan DPPH (RSA-DPPH) dan kemampuan
20 orang penelis tidak terlatih dikerjakan mereduksi ion Feri (Fe3+) terlihat pada Tabel
menurut Rahayu, (2011). 2. Hasil analisis total fenolik menunjukkan
Analisis Statistik bahwa terdapat perbedaan signifikan antar
Data yang diperoleh disajikan dalam perlakuan (p<0,05). Nilai tertinggi total
format ratarata ± sd dan dianalisis dengan fenolik ada pada A1 (seduhan teh Putih
metode One-Way ANOVA yang diperoleh tawar) sebesar 5,09±0,02 (mg-GAE/g)
dengan menggunakan SPSS 23.0 dengan dan terendah pada A4 (seduhan teh Putih
INISIASI, 7(2). 2018. 241-249 [245]

manis) 3,418±0.02 (mg-GAE/g). Semakin perlakuan (p<0,05). Nilai tertinggi total


tinggi konsentrasi gula pada seduhan the flavonoid ada pada A1 (seduhan teh Putih
putih, semakin menurun nilai total fenolik. tawar) sebesar 0,74±0.004 (mg-QE/g)
Kesimpulan yang senada dikemukakan dan terendah pada A4 (seduhan teh putih
Martina dkk. (2012) untuk seduhan teh manis) 0,386±0,005 (mg-QE/g). Semakin
hijau. banyak gula ditambahkan pada seduhan
Unuchukwu dkk., (2010) teh, semakin menurun nilai total flavonoid.
melaporkan nilai total fenolik pada Senada dengan hasil tersebut diatas
seduhan teh hijau sebesar 1,17 mg-GAE/g dilaporkan Shannon dkk., (2017) nilai total
dan pada seduhan teh Putih 0,96 mg- flavonoid seduhan teh putih sebesar 100 µg-
GAE/g. Sementara Shannon, dkk., (2017) QE/g, jauh lebih rendah dari seduhan teh
melaporkan total polifenolik pada seduhan hijau dan teh hitam berturut-turut sebesar
teh putih (90oC/5 menit) sebesar 190,24 367,84 ± 59.61 μg QE/g dan 326 μg QE/g.
± 7,73 (µg-GAE/g). Terdapat perbedaan Sejauh ini total flavonoid seduhan
hasil dari ketiga penelitian tersebut. Hal teh putih dinyatakan dengan kuersetin
ini diduga karena perbedaan rasio teh : ekuivalen (QE), namun Damiani dkk.
air seduhan, suhu air seduhan dan lama (2013) mengkuatitatifkan dengan katekhin
serta frekuensi penyeduhan. Suhu air dan ekuivalen (CE) seduhan teh putih
lama waktu penyeduhan teh berpengaruh sebesar 3900 µg-catechin equivalents/g).
signifikan terhadap kadar polifenol pada Disebutkan aktivitas antioksidan seduhan
seduhannya (Shannon, dkk., 2017). teh putih yang diseduh (stepping) pada
Beberapa peneliti merekomendasikan suhu ruang lebih kuat dibanding yang
suhu penyeduhan untuk teh putih dan teh diseduh pada suhu yang lebih tinggi.
hijau dibawah suhu didih air (65-95oC) Total Tanin
dengan lama penyeduhan 2-10 menit Hasil analisis total tanin menunjukkan
(Imran dkk., 2013; Shannon dkk., 2017). bahwa terdapat perbedaan signifikan antar
Lama penyeduhan (2-10 menit/62±2oC) perlakuan (p<0,05). Nilai tertinggi total
berpengaruh nyata terhadap kenaikan total tanin ada pada A1 (seduhan teh putih
fenolik, flavonoid, total tanin dan aktivitas
tawar) sebesar 1,778±0,08 mg-TAE/g dan
antioksidan (Widyantika dkk., 2017). terendah pada A4 (seduhan teh putih manis)
Total flavonoid sebesar 1,675±0,004 mg-TAE/g. Semakin
Hasil analisis total flavonoid menunjukkan banyak gula ditambahkan pada seduhan
bahwa terdapat perbedaan signifikan antar teh, semakin menurun nilai total tanin.
Tabel 2. Aktivitas antioksidatif seduhan Teh Putih Kaligua
Perlakuan
Aktivitas antioksidan
A1 A2 A3 A4
Total fenolik (mg-GAE/g) 5,093±0,02d 4,303±0.02c 3,750±0.04b 3,418±0.02a
Total flavonoid (mg-QE/g) 0,74±0.004d 0,673±0.007c 0,540±0.001b 0,386±0,005a
Total Tanin (mg-TAE/g) 1,778±0,08d 1,740±0.005c 1,696±0,005b 1,675±0,004a
RSA-DPPH (%) 22,04±0,06d 19,99±0.09c 17,639±0.03b 13,529±0,08a
FRAP (µM Fe2+) 0,285±0,01d 0,25±0.01c 0,226±0,003b 0,211±0,003a
Ket.: A1 = teh 0% gula, A2 = teh 5% gula, A3 = teh 10% gula dan A4 = teh 15% gula
Huruf superskrip yang sama pada sebaris, tidak ada beda nyata antar perlakuan (p < 0,05),
n=5.
[246] Rohadi dkk., Metode Penyeduhan dan Aktivitas Antioksidatif Minuman Teh

Hasil serupa dikemukakan oleh Martina serta rasio bahan-volume seduhan


dkk. (2012) bahwa semakin banyak gula (Martina dkk., 2012; Damiani dkk., 2014;
yang ditambahkan (0-15%) dan semakin Widyantika, 2017; Shannon dkk., 2017;
tinggi suhu penyeduhan (10-65oC) akan Rohadi dan Wahjuningsih, 2018).
semakin menurun nilai total tanin pada Aktivitas mereduksi ion Feri (Fe3+)/Daya
seduhan teh hijau. Widyantika, (2017) reduksi
menyebutkan nilai total tanin seduhan teh Hasil analisis aktivitas mereduksi ion
putih (2-10 menit/62±2oC) pada kisaran Feri (Fe3+)/total reduksi menunjukkan
0,89±0,01 – 1,14 ±0,01 mg-TAE/g. bahwa terdapat perbedaan signifikan antar
Damiani dkk. (2014) mengatakan bahwa perlakuan (p <0,05). Nilai tertinggi daya
teh putih yang diseduh pada suhu ruang reduksi ada pada A1 (seduhan teh putih
(20-25oC) memiliki total fenolik (4,77– tawar) sebesar 0,285±0,01 dan terendah
7,63 mmol-GAE/L), flavonoid (1,47–2,53 pada A4 (seduhan teh putih manis)
mmol-CE/L) dan katechin (441,5–1.328,2 sebesar 0,211±0,003. Terdapat korelasi
mg-/mL) yang lebih tinggi dibanding teh positif antara total fenolik, flavonoid,
putih yang diseduh pada air panas (70oC). dan total tanin seduhan teh putih dengan
Aktivitas Penangkapan Radikal DPPH daya mereduksi ion Feri (r = 0,98-0,96).
(RSA-DPPH) Semakin banyak gula ditambahkan pada
Hasil analisis aktivitas penangkapan radikal seduhan teh, semakin menurun total reduksi
bebas DPPH (RSA-DPPH) menunjukkan seduhan. Widyantika, (2017) menyebutkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan antar total reduksi seduhan teh putih dengan
perlakuan (p <0,05). Nilai tertinggi RSA- metode yang sama, lama waktu seduhan
DPPH ada pada A1 (seduhan teh putih berbeda (2-10 menit/62±2oC) meningkat
tawar) sebesar 22,04±0,06% dan terendah seiring dengan peningkatan suhu seduhan
pada A4 (seduhan teh putih manis) sebesar pada kisaran 0,22±0,01 – 0,652 ±0,01.
13,529±0,08%. Terdapat korelasi positif Uji Hedonik
antara total fenolik, flavonoid, dan total Hasil analisis uji mutu hedonik seduhan teh
tanin seduhan teh putih dengan aktivitas putih yang meliputi uji kesukaan citarasa
penangkapan radikal DPPH (r = 0,925- (flavoring), warna seduhan dan aroma
0,88). Semakin banyak gula ditambahkan menunjukkan terlihat pada Tabel 3.
pada seduhan teh, semakin menurun daya Huruf superskrip yang sama pada
penangkapan radikal bebas DPPH. sebaris tidak ada beda nyata antar perlakuan
Hasil serupa dikemukakan oleh (p< 0,05) n=20.
Martina dkk. (2012) bahwa semakin banyak Pada semua atribut mutu terdapat
gula yang ditambahkan (0-15%) pada perbedaan tingkat kesukaan yang
tahap penyeduhan teh hijau (650C/30menit, signifikan antar perlakuan ( p < 0,05).
1g/100 mL) semakin menurun nilai RSA- Pada uji kesukaan terhadap citarasa
DPPH 46,86%- 24,95%. Widyantika dkk. (flavoring), tingkat kesukaan panelis yang
(2017) menyebutkan nilai RSA-DPPH paling tinggi ada pada sampel A4 (teh
seduhan teh putih dengan lama waktu sangat manis) sebesar 3,70±0,7, kesukaan
seduhan berbeda (2-10 menit/62±2oC) citarasa terendah pada teh putih tawar (A1)
meningkat pada kisaran 33,23±0,6 – 67,20 1,35±0,67. Penelis lebih menyukai seduhan
±0,1 %. Beberapa faktor yang berpengaruh teh putih yang cenderung manis.
terhadap antioksidan (RSA-DPPH) pada Pada uji kesukaan terhadap warna,
seduhan teh antara lain, konsentrasi gula, ternyata panelis lebih menyukai warna
jenis teh, suhu dan lama waktu penyeduhan seduhan the putih tawar (A1) 3,10±0,96
INISIASI, 7(2). 2018. 241-249 [247]

Tabel 3. Hasil uji hedonik responden atas seduhan Teh Putih pada berbagai kemanisan
Perlakuan
Atribut mutu
A1 A2 A3 A4
Citarasa (flavoring) 1,35±0,67a 1,90±0,64b 3,60±0,59c 3,70±0,7d
Warna 3,10±0,96d 2,95±0,88c 2,10±0,1b 1,80±0,5a
Aroma 3,10±0,71d 2,70±0,80c 2,50±1,00b 1,65±1.00a
Keterangan: A1 = teh 0% gula, A2 = teh 5% gula, A3 = teh 10% gula dan A4 = teh 15% gula
1= tidak suka, 2= agak suka, 3= suka, 4 = sangat suka

dan paling tidak disukai warna seduhan 10(3):178-182.


the putih sangat manis (A4) 1,80±0,5
yang cenderung berwarna ke arah gelap Fatemeh Hajiaghaalipour, M.S.
(kuning kuat). Pada uji kesukaan terhadap Kanthimathi, Junedah Sanusi dan
aroma warna panelis lebih menyukai aroma Jayakumar Rajarajeswaran. 2014.
seduhan teh putih tawar (A1) 3,10±0,71 White tea (Camellia sinensis)
dan paling tidak disukai aroma seduhan teh inhibit proliferation of the colon
putih sangat manis (A4) 1,65±1.00. Panelis cancer cell line, HT-29, activates
lebih menyukai aroma dan warna teh putih caspases and protects DNA of
tawar normal cell againts oxidatives
damage. Food Chemistry, 169
SIMPULAN (2015):401-410. http://dx.doi.
Cara penyeduhan teh (Camellia sinensis org/10.1016/ j.foodchem. 2014.
L.) jenis teh putih berpengaruh terhadap 07.005 0308-8146/.
kualitas hasil seduhan. Semakin lama
waktu penyeduhan (2-10 menit) pada air Damiani, E., Tiziana Bacchetti, Lucia
panas (62±2oC) mampu meningkatkan Padella, Luca Tiano, Patricia
aktivitas antioksidatif hasil seduhan. Carloni. Antioxidant activity of
Namun demikian penambahan gula akan different white teas: Comparison of
menurunkan aktivitas antioksidatifnya. hot and cold tea infusions. Journal
Panelis lebih menyukai citarasa teh putih of Food Composition and Analysis,
yang semakin manis, namun peningkatan 33 (2014) 59–66. Elsevier Inc.
gula justru menurunkan kesukaan terhadap All rights reserved. http://dx.doi.
aroma dan warna seduhan. org/10.1016/j.jfca.2013.09.010.
DAFTAR PUSTAKA Ebrahimzadeh, M.A., Pourmorad, F.,
Badan Standardisasi Nasional (BSN), Hafezi, S. 2008. Antioxidant
2018. SNI 3836:2013. Teh dalam activities of Iranian corn silk. Turk
kemasan. http://www.bsn.go.id. Journal Biology 32: 43-49.

Chang, C. C., Yang, M.H., Wen, H.M., Fatemeh Hajiaghaalipour, M.S.


Chern, J.C. 2002. Estimation Kanthimathi, Junedah Sanusi dan
of Total Flavonoid Content in Jayakumar Rajarajeswaran. 2014.
Propolis by Two Complementary White tea (Camellia sinensis)
Colorimetric Methods. Dalam inhibit proliferation of the colon
Journal of Food and Drug Analysis, cancer cell line, HT-29, activates
[248] Rohadi dkk., Metode Penyeduhan dan Aktivitas Antioksidatif Minuman Teh

caspases and protects DNA of Lelita, D.I., Rohadi, dan Aldila Sagitaning
normal cell againts oxidatives Putri. 2018. Sifat Antioksidatif
damage. Food Chemistry, 169 Ekstrak Teh (Camellia sinensis
(2015):401-410. http://dx.doi. Linn.) Jenis Teh Hijau, Teh
org/10.1016/ j.foodchem. 2014. Hitam, Teh Oolong Dan Teh
07.005 0308-8146/. Putih Dengan Pengeringan Beku
(Freeze Drying). http://repository.
Febriana Ira Dewi1, Faisal Anwar1, dan usm.ac.id/files/journalmhs
Leily Amalia. 2009. Persepsi /D.141.15.0010-20180302094918
Terhadap Konsumsi Kopi Dan
Teh Mahasiswa TPB-IPB Tahun Martina Andriani, Bambang Sigit Amanto
Ajaran 2007-2008. Jurnal Gizi dan dan Gandes. 2012. Pengaruh
Pangan, 4(1): 20 – 28. Penambahan Gula dan Suhu
Penyajian Terhadap Nilai Gisi
Hilal, Y., Engelhardt, U. 2007. Minuman Teh Hijau (Camellia
Characterisation of white tea– sinensis L.). Jurnal Teknologi
Comparison to green and black Hasil Pertanian, 5(2):40-47.
tea. Journal für Verbraucherschutz
und Lebensmittelsicherheit, 2:414- Rahayu, W, P. 2011. Penuntun Praktikum
421. DOI: 10.1007/s00003-007- Penilaian Organoleptik. Institut
0250-3. Pertanian Bogor, Bogor.

Imran, A., Butt, M.S., Sharif, M.K. Rohadi dan Sri Budi Whjuningsih. 2018.
dan Sultan, J.I. 2013. Chemical Komparasi Aktivitas Antioksidatif
profiling of black tea polyphenols. Ekstrak Teh Putih (Camellia
Pakistan Journal of Nutrition, sinensis Linn.) Dibandingkan
12(3), 261-267. Ekstrak Biji Anggur dan BHA
pada Berbagai Konsentrasi. Jurnal
Kementerian Pertanian, 2017. Statistik Aplikasi dan Teknologi Pangan,
Perkebunan Indonesia 2015-2017. 7(2):62-67.
Hendaryati, D.A. dan Ariyanto,
Y. (editor). Sekretariat Direktorat Shannon, E., Jaiswal, A.K. dan Abu-
Jenderal Kementerian Pertanian, Ghannam, N. 2017. Poliphenolic
Jakarta. content and antioxidant capacity of
white, green, black and herbal teas;
Kementerian Pertanian, 2015. Outlook Teh a kinetic styudy. Food Research,
Komoditas Pertanian Subsektor 2(1): 1-11.
Perkebunan. ISSN : 19071507.
Hendaryati, D.A. dan Ariyanto, Setyopratomo, T. 2014. Extraction of
Y. (editor). Pusat Data dan Sistem Phenolic Compound from Green
Informasi Pertanian. Sekretariat Tea Using Ethanol. ARPN Journal
Direktorat Jenderal Kementrian of Engineering and Applied
Pertanian, Jakarta. Sciences, 9(9):1516-1521.

Latimer, G.W, Jr. 2005. AOAC official Subagio, A., dan Morita, N. 2001. No Effect
methods of analysis. 18th ed. of Esterification with Fatty Acid
Maryland: AOAC International. on Antioxidant Activity of Lutein.
Food Res. Int., 34:315-320.
INISIASI, 7(2). 2018. 241-249 [249]

Unachukwu, U.J., Ahmed, S., Kavalier, A., Widyantika, D. 2017. Lama Waktu
Lyles, J.T. and Kennelly, E.J. 2010. Ekstraksi Terhadap Total
White and green teas (Camellia Fenolik, Tannin, Flavonoid,
sinensis var. sinensis): variation Aktivitas Antioksidan, Serta Uji
in phenolic, methylxanthine, Organoleptik Pada Seduhan Teh
and antioxidant profiles. Journal Putih (Camellia Sinensis L.).
of Food Science, 75(6):C541- Skripsi Jurusan Teknologi Hasil
548. doi:10.1111/j.1750- Pertanian, Universitas Semarang.
3841.2010.01705.x.
Winosa, Y. 2018. Berebut Manisnya Industri
Vichitphan, S., Vichitphan, K., & Minuman Teh Dalam Kemasan.
Sirikhansaeng, P. 2007. Flavonoid Warta Ekonomi. 3 September.
content and antioxidant activity https://www.wartaekonomi.co.id/
of krachai-dum (Kaempferia read193618/berebut-manisnya-
parviflora) wine. KMITL Journal industriminuman-teh-dalam-
of Science and Technology, 7(S2): kemasan.html.
97-105.

Widyasanti, A., Marpaung, D.S.S.,


Nurjanah, S. 2016. Aktivitas
antijamur ekstrak teh Putih
(Camellia sinensis) terhadap jamur
Candida albicans. Jurnal Teknotan,
10(2):7-15.

View publication stats

You might also like