Professional Documents
Culture Documents
MuarifPengembangnaganVariabelIKEMangroveJKN6064 15676 1 SM
MuarifPengembangnaganVariabelIKEMangroveJKN6064 15676 1 SM
net/publication/321268875
CITATIONS READS
0 449
5 authors, including:
Mennofatria Boer
Bogor Agricultural University
109 PUBLICATIONS 266 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
We Try, makes to develop Weda Bay as potential area, need zonation to arrange and make sustainable development. Water ecotourism as sustainable development is
one of activity which can combine ecology and economic aspect. View project
All content following this page was uploaded by Muarif Muarif on 24 November 2017.
Diterima tanggal:24 Oktober 2016, diterima setelah perbaikan:2 November 2016 disetujui tanggal 12 Januari 2017
ABSTRAK
Ketepatan suatu indeks dalam menggambarkan kondisi lingkungan sangat ditentukan oleh ketepatan dalam memilih
variabel-variabel pembentuknya. Survei pakar internasional telah dilakukan untuk menilai validitas variabel-variabel
terpilih dari indeks kepekaan ekologi (IKE) ekosistem mangrove terhadap tumpahan minyak. Variabel-variabel IKE
ekosistem mangrove hasil studi literatur dan telah disaring melalui survei pakar internasional adalah sebanyak 26
variabel yang meliputi tipe pasut, rentang pasut, tinggi gelombang, curah hujan, jumlah hari hujan, lama penggenangan
pasang, jenis substrat, tipologi mangrove, jenis mangrove, umur flora mangrove, jumlah jenis mangrove, keberadaan
flora invasif, kerapatan pohon, kerapatan anakan, kerapatan semai, perbandingan anakan dan pohon, kondisi ekosistem
mangrove, jenis fauna, umur fauna, kemampuan gerak fauna, ruang hidup fauna, keberadaan flora mangrove dilindungi,
keberadan fauna dilindungi, keberadaan nurshery habitat, keberadaan spawning ground, dan status lindung ekosistem
mangrove. Variabel-variabel tersebut mampu mewakili 6 karakteristik ekosistem mangrove. Variabel-variabel yang
memiliki rangking yang tertinggi adalah variabel keberadaan nurshery habitat, sedangkan variabel yang memiliki
rangking terendah adalah keberadaan flora invasif. Variabel-variabel IKE ekosistem mangrove telah diujicoba di
Pesisir Kabupaten Indramayu, dan mendapatkan sebaran IKE ekosistem mangrove tergolong mulai cukup peka sampai
peka, dengan sebagian besar tergolong peka.
Kata kunci: indeks kepekaan ekologi (IKE), ekosistem mangrove, tumpahan minyak
ABSTRACT
Validity of index to describe the environmental conditions is much determined by the accuracy in selecting
formulating variables. The International expert survey was used to assess the validity of selected variables of ecological
sensitivity index (ESI) of mangrove ecosystems to oil spill. t Identified ESI variables from literature study and assessed
through expert survey were 26 variables, including tidal type, tidal range, wave height, rainfall, number of rain day,
type of substrate, long time water logging, species of mangrove flora, number of mangrove flora species, condition of
mangrove ecosystems, age of mangrove flora, density of mangrove trees, density of mangrove saplings, density of
mangrove seedlings, density ratio of sapling and mangrove trees, presence of protected mangrove flora, kind of
mangrove fauna, position of mangrove fauna, motion ability of mangrove fauna, age of mangrove fauna, presence of a
protected mangrove fauna, existence of nursery habitat, existence of spawning ground, typology of mangrove, presence
of invasive flora, and protection status of mangrove ecosystems. The variables were represented of 6 characteristics of
mangrove ecosystem. The highest and the lowest ranking of variables were the existence of nursery habitat and
presence of invasive flora respectively. Variables of Mangrove ESI were applied in Indramayu Resort, and came up
with the result that the distribution of mangrove ESI in Indramayu Resort were categorized from moderate to sensitive,
with dominant mangrove ESI catagorised as sensitive.
Pengembangan Variabel-Variabel Indeks Kepekaan Ekologi (IKE) Bagi Pengendalian Tumpahan Minyak Di
Ekosistem Mangrove – Muarif, Ario, Damar, Sigid Hariyadi, Dewayani Sutrisno, Mennofatria Boer
21
PENDAHULUAN pembentuknya. Variabel-variabel yang relevan
akan memberikan jaminan ketepatan dalam
Tumpahan minyak dapat menimbulkan dampak menilai kepekaan ekologi mangrove. Basis
pencemaran yang serius terhadap lingkungan yang harus diperhatikan dalam penentuan
pesisir, baik lingkungan perairan maupun variabel IKE ekosistem mangrove adalah
daratan. Diantara beragam ekosistem pesisir, variabel memiliki kriteria sesuai kaidah-kaidah
mangrove merupakan ekosistem pesisir yang variabel pembentuk indeks yang baik.
sangat peka apabila terkena tumpahan minyak
(Sloan 1993; Kankara dan Subramanian, 2007). Salah satu kriteria variabel indeks yang baik
Minyak akan terjebak di sela-sela mangrove adalah variabel harus bersifat obyektif (Hilty
sehingga upaya membersihkannya sangat sulit. dan Merenlender, 2000). Suatu Variabel IKE
Tumpahan minyak yang memasuki ekosistem ekosistem mangrove disebut bersifat obyektif
mangrove dapat menyebabkan ekosistem apabila variabel tersebut dipilih karena
mangrove mengalami gangguan. Gangguan memiliki alasan yang kuat, sehingga relevan
tersebut dapat berupa kematian flora dan fauna sebagai variabel kepekaan ekologi mangrove.
dalam jumlah besar, atau kerusakan kecil pada Relevansi tersebut dapat dilihat dari keterkaitan
ekosistem mangrove. Pencemaran minyak variabel tersebut dengan kepekaan mangrove
dapat menyebabkan kematian mangrove dan terhadap tumpahan minyak. Hal ini berarti
biota perairan di dalamnya serta kerusakan penentuan variabel harus didukung oleh alasan
habitat beserta segenap fungsi ekologis dan ilmiah yang kuat (Donnelly et al., 2007).
sistem penunjang kehidupan yang ada di Kajian mendalam untuk mendapatkan alasan
kawasan mangrove (Duke dan Pinzon, 1986; ilmiah yang kuat terhadap hubungan variabel
Taylor, 1991; Garrity et al., 1994; dengan kepekaan ekologi mangrove terhadap
Soemodihardjo dan Soeroyo, 1994). Besar atau tumpahan minyak dapat dilakukan melalui
kecilnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh metode studi literatur dan survei pakar.
tumpahan minyak menggambarkan
karakteristik kepekaan ekosistem mangrove Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
terhadap tumpahan minyak. variabel-variabel IKE ekosistem mangrove
yang baik. Tujuan lain yang ingin dicapai dari
Sifat peka atau tidak peka ekosistem mangrove penelitian ini adalah mengetahui sebaran IKE
terhadap tumpahan minyak dapat diukur dalam ekosistem mangrove sebagai ujicoba variabel di
sebuah indeks. Indeks kepekaan Ekologi (IKE) pesisir Kabupaten Indramayu.
ekosistem mangrove terhadap tumpahan
minyak adalah sebuah pendekatan yang BAHAN DAN METODE
betujuan untuk mengetahui gambaran respon
ekosistem mangrove secara ekologis terhadap Penelitian ini dilaksanakan pada September
tumpahan minyak. Respon tersebut dapat 2015 - Mei 2016. Pengunpulan data dalam
bersifat sangat peka, peka, cukup peka, kurang penelitian ini meliputi studi literatur, survei
peka, atau bahkan tidak peka terhadap pakar, dan survei ekologi mangrove. Studi
tumpahan minyak. Indeks kepekaan ekologi literatur dilakukan melalui kajian literatur-
(IKE) berguna dalam pengendalian pencemaran literatur ilmiah, baik buku laporan penelitian
minyak, yaitu melalui pendeteksian wilayah maupun jurnal ilmiah. Survei pakar dilakukan
yang akan terkena pengaruh buruk tumpahan melalui komunikasi langsung untuk pakar
minyak dan wilayah yang dapat diproteksi dari nasional dan melalui email untuk para pakar
pencemaran minyak (NOOA, 2001). dari luar negeri. Alat yang digunakan untuk
survei pakar adalah kuisioner. Survei ekologi
Nilai indeks kepekaan ekologi (IKE) harus mangrove dilakukan melalui survei lapangan di
mampu mewakili dan menggambarkan dengan Karangsong, Pabean Udik, dan Pabean Ilir
benar kepekaan ekologi mangrove di suatu area Kabupaten Indramayu.
terhadap tumpahan minyak. Ketepatan suatu
indeks dalam menggambarkan kondisi Para pakar yang berpartisipasi dalam penelitian
lingkungan sangat ditentukan oleh ketepatan ini sebanyak 10 orang terdiri atas 5 orang
dalam memilih variabel-variabel
JURNAL KELAUTAN NASIONAL, Vol. 11, No. 1, April 2016, Hal 21- 34
22
Profesor dan 5 orang Doktor yang berasal dari ditawarkan peneliti dan rangking kepekaan dari
7 negara yaitu Indonesia, Amerika Serikat, setiap variabel. Analisis data dilakukan dengan
Australia, New Zealand, India, Sri Langka, dan mengkatagorikan variabel disetujui atau tidak
Brazil. Pakar pakar tersebut memiliki disiplin oleh pakar. Variabel dikatagorikan disetujui
ilmu di bidang mangrove, ekosistem pesisir, oleh pakar apabila mendapat respon lebih besar
pencemaran, biologi laut, dan pengelolaan dari 50 % pakar yang berpartisipasi.
sumberdaya pesisir.
Pengolahan data ekologi mangrove yang
Survei lapangan dilakukan untuk mendapatkan dilakukan berupa tabulasi data, dan
data primer terkait dengan data ekologi penghitungan kerapatan dan indeks nilai
mangrove. Survei dilakukan pada 6 stasiun, penting mangrove. Tabulasi data dibuat untuk
yaitu stasiun 1 dan stasiun 2 berada di menggambarkan karakteristik ekologi
Karangsong, stasiun 3 berada di Pabean Udik, mangrove di setiap stasiun. Penghitungan nilai
serta stasiun 4, stasiun 5, dan stasiun 6 berada kerapatan dan indeks nilai penting mangrove
di Pabean Ilir (Gambar 1). Data ekologi yang dilakukan menggunakan microsoft excel.
dikumpulkan meliputi data jenis substrat, lama
penggenangan air, jenis flora mangrove, jumlah Analisis tingkat kepekaan setiap variabel
jenis flora mangrove, kerapatan pohon, dilakukan melalui kriteria-kriteria tingkat
kerapatan anakan, kerapatan semai, keberadaan kepekaan yang diperoleh melalui studi literatur
fauna dilindungi, keberadaan fauna invasif, (Tabel 1). Indeks kepekaan ekologi (IKE)
jenis fauna, ruang hidup fauna, kemampuan eksistem mangrove dianalisis menggunakan
gerak fauna, status lindung fauna, dan status formula IKE ekosistem mangrove. Nilai indeks
lindung mangrove. Data lain yang dikumpulkan kepekaan ekologi diperoleh melalui
meliputi curah hujan, jumlah hari hujan, tipe pembentukan formula yang berupa
pasang surut, rentang pasang surut, dan tinggi penjumlahan hasil kali variabel dengan
gelombang yang diperoleh melaui data bobotnya. Bobot ditentukan melalui
sekunder. Data sekunder diperoleh melalui perbandingan nilai rangking variabel dengan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten total nilai rangking, yang diperoleh melalui
Indramayu, Badan Pusat Statistik Indramayu, survei pakar.
dan Badan Meterologi, Klimatologi, dan
Geofisika.
Pengembangan Variabel-Variabel Indeks Kepekaan Ekologi (IKE) Bagi Pengendalian Tumpahan Minyak Di
Ekosistem Mangrove – Muarif, Ario, Damar, Sigid Hariyadi, Dewayani Sutrisno, Mennofatria Boer
23
Tabel 1. Variabel-variabel IKE ekosistem mangrove dan tingkat kepekaannya
Table1. Variables of mangrove ESI and sensitivity levels
Tingkat kepekaan
No Variabel Pustaka
Tidak Peka (1) Kurang Peka (2) Cukup Peka (3) Peka (4) Sangat Peka (5)
Campuran
Campuran condong
1 Tipe pasut Ganda Condong Tunggal Wyrkti (1961)
ganda
tunggal
2 Rentang pasut >6 4,1 – 6 2-4 1 - 1,9 <1 Gibb et al. (1992)
Lama waktu
15-20
7 penggenangan air 1 hari/bulan 2-9 hari/bulan 10-15 hari/bulan >20 hari/bulan Van Lonn et al (2007)
hari/bulan
pasang
Jumlah jenis
9 1 2 3 4 5 Suharnoto (2000)
mangrove
Semai atau
Campuran (Pohon,
10 Umur mangrove - Pohon Anakan campuran anakan Proffitt, 1996
anakan, semai)
dan semai
Kerapatan anakan
12 <1.000 1.000-<1.500 1.500-<2.000 2.000-<2.500 ≥2.500 Dephut (2005)
mangrove
Kerapatan semai
13 <2.000 2.000-<3.000 3.000-<4.000 4.000-<5.000 ≥5.000 Dephut (2005)
mangrove
Perbandingan
Modifikasi Dephut
14 kerapatan anakan & <1,5 1,5-<2,5 2,5-<3,5 3,5-<4,5 ≥4,5
(2005)
pohon
Mangrove tepi Mangrove Mangrove tepi
15 Tipologi mangrove Mangrove daratan Hoff et al. (2002)
bagian luar tepian sungai bagian dalam
Kondisi ekosistem Modifikasi Men LH
16 Sangat rusak Rusak Sedang Baik Sangat baik
mangrove (2004)
Keberadaan flora
17 mangrove yang Tidak ada Ada NOAA (2002)
dilindungi
Ministry of Water,
Keberadaan flora
18 Tidak ada Ada Land and Air
invasif
Protection (2004)
IPIECA (1993)
19 Jenis fauna mangrove Tidak ada Fauna teresterial Campuran Fauna perairan O'Sullivan dan
Jacques, (2001).
Ruang hidup fauna Duke, Burn (1999)
20 Tajuk Batang Akar Perairan Substrat
mangrove Melville et al (2009)
Duke, Burn (1999),
Kemampuan gerak Kepiting, Ikan,
21 Infauna Bivalva Gastropoda Fauna tersterial Fingas (2001)
fauna mangrove Udang
Sinderman (2006)
Keberadaan fauna
23 mangrove yang Tidak ada Ada NOAA (2002)
dilindungi
Keberadaan nurshery
24 Tidak ada Ada Peters et al. (1997)
habitat
Keberadaan spawning
25 Tidak ada Ada Peters et al. (1997)
ground
Status perlindungan
26 Tidak ada Lokal Nasional Internasional IPIECA (2012)
ekosistem mangrove
JURNAL KELAUTAN NASIONAL, Vol. 11, No. 1, April 2016, Hal 21- 34
24
variabel dilakukan melalui studi mendalam
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap 23 buah literatur yang terkait
dengan hasil-hasil penelitian tumpahan
Pengembangan Variabel IKE Ekosistem minyak di kawasan mangrove. Studi
Mangrove literatur dimaksudkan untuk memperoleh
Variabel-variabel IKE Ekosistem variabel yang secara ilmiah dapat
Mangrove dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Validitas variabel secara ilmiah adalah
Variabel-variabel IKE Ekosistem Mangrove penting, karena itu Donnelly et al. (2007)
dibutuhkan untuk membentuk indeks mempersyaratkan variabel-variabel
kepekaan ekologi (IKE) ekosistem pembentuk indeks harus dinyatakan valid
mangrove terhadap tumpahan minyak. secara ilmiah. Hasil studi litertur diperoleh
Variabel-variabel tersebut secara ilmiah 26 variabel yang dipilih sebagai variabel-
harus dapat mewakili karakteristik variabel indeks kepekaan ekologi (IKE)
ekosistem mangrove dan mampu ekosistem mangrove terhadap tumpahan
mencerminkan dampak tumpahan minyak minyak (Tabel 2).
di dalam ekosistem mangrove. Pemilihan
Pengembangan Variabel-Variabel Indeks Kepekaan Ekologi (IKE) Bagi Pengendalian Tumpahan Minyak Di
Ekosistem Mangrove – Muarif, Ario, Damar, Sigid Hariyadi, Dewayani Sutrisno, Mennofatria Boer
25
Seleksi Variabel Melalui Survei Pakar akan mampu menganalisis setiap variabel
Survei pakar adalah survei dan mengumpulkan dengan baik.
pendapat dari para pakar tentang topik
tertentu (Yousuf, 2007). Survei pakar telah Faktor penting dalam tahap penelitian ini
banyak digunakan dalam berbagai bidang adalah menjaring partisipasi pakar. Menurut
seperti akunting, teknik, kesehatan, ekologi Crance (1987) dalam survei pakar tidak ada
dan lain-lain (McBride et al., 2012). batasan yang pasti terkait jumlah pakar yang
Penelitian ini mengaplikasikan survei pakar berpartisipasi. Cooke dan Goossens (2000)
dalam bidang ekologi untuk memperoleh dalam penelitiannya hanya menggunakan
variabel-variabel indeks kepekaan ekologi partisipasi 4-8 pakar, sedangkan Clayton
(IKE) ekosistem mangrove terhadap tumpahan (1997) berpendapat 5 to10 ahli mencukupi
minyak. untuk suatu penelitian survei pakar. Dengan
demikian yang paling penting dalam survei
Peranan survei pakar sangat penting untuk pakar adalah menjaring partisipasi pakar yang
memvalidasi variabel-variabel yang diusulkan memiliki keahlian sesuai bidang penilitian.
sebagai variabel indeks kepekaan ekologi
(IKE) ekosistem mangrove. Menurut Cloquell- Penelitian ini menjaring partisipasi 10 orang
Ballester et al. dalam Donnelly et al. (2007) pakar internasional yaitu terdiri atas 5 orang
menyebutkan variabel indeks yang menjadi guru besar dan 5 orang doktor. Bidang
indikator harus divalidasi dan diterima oleh keahlian para pakar meliputi biologi dan
partisipan. Partisipan yang dipilih dalam ekologi mangrove, biologi laut, pengelolaan
penelitian ini adalah pakar, dengan tujuan sumberdaya pesisir dan lautan, oseanografi
untuk memperoleh kepastian kebenaran ilmiah dan lingkungan (oil spill). Sebaran pakar
dari setiap variabel. berdasarkan institusinya adalah FPIK IPB,
Fahutan IPB, Texas A & M University,
Berdasarkan pertimbangan tersebut variabel- Universidade Federal Fluminense (UFF)
varibel indeks kepekaan ekologi (IKE) Brazil, James Cook University, Australia,
ekosistem mangrove perlu diseleksi melalui University of Auckland, New Zealand,
pendapat pakar. Tujuannya adalah agar Annamalai University, India, The Integrated
variabel akhir yang diperoleh mendapat Coastal and Marine Area Management Project
pengakuan pakar, sehingga secara ilmiah Directorate (ICMAM-PD), India, dan
variabel-variabel tersebut diakui valid. University of Ruhuna, Sri Langka. Jumlah
Validitas variabel secara ilmiah adalah penting, pakar yang mencukupi dan kualitas pakar yang
Donnelly et al. (2007) mempersyaratkan memiliki keilmuan dan pengalaman yang baik
variabel-variabel pembentuk indeks harus serta sesuai dengan bidang penelitian ini,
dinyatakan valid secara ilmiah. menjadi dasar yang menentukan keakuratan
penelitian ini.
Pakar adalah seseorang yang memiliki
pengetahuan tentang masalah pada tingkat Tujuan pertama dari survei pakar adalah untuk
yang sesuai dan detail serta mampu mengetahui tingkat persetujuan pakar terhadap
mengkomunikasikan pengetahuan mereka variabel-variabel indeks kepekaan ekologi
(Meyer dan Booker, 2001). Pakar adalah (IKE) ekoosistem mangrove yang telah dipilih
seorang ahli yang memiliki pengetahuan yang sebelumnya. Persetujuan pakar berperan
mendalam terkait subyek yang tengah dibahas penting untuk memvalidasi variabel (Cloquell-
(O’Hagan et al., 2006). Pakar juga memiliki Ballester et al. dalam Donnelly et al., 2007).
tingkat relevansi dan kedalaman pengalaman Hasil survei pakar menunjukkan bahwa
dalam kaitannya dengan topik yang dikaji seluruh variabel disetujui oleh sebagian besar
(Fazey et al., 2006). Kemampuan pakar pakar, dengan persentase 80-100%. Dengan
didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman demikian 26 variabel tersebut merupakan
yang banyak pada tugas-tugas yang relevan variabel yang tepat dipilih sebagai variabel
dengan umpan balik berkualitas tinggi indeks kepekaan ekologi (IKE) ekosistem
(Ericsson, 2004). Penelitian ilmiah adalah mangrove terhadap tumpahan minyak karena
suatu bentuk tertentu dari pengalaman (Fazey selain dipilih berbasis literatur ilmiah, juga
et al., 2006). Para pakar sesuai kedalaman mendapat persetujuan pakar internasional.
pengetahuannya dan keluasan pengalamannya
JURNAL KELAUTAN NASIONAL, Vol. 11, No. 1, April 2016, Hal 21- 34
26
Tabel 3. Persentase persetujuan pakar terhadap variabel IKE ekosisistem mangrove
Table 3. Percent of expert agreement to variables of mangrove ecosistems ESI
NO Variabel PPS NO Variabel PPS
1 Tipe Pasang surut (TPS) 100% 14 Umur fauna mangrove (UFM) 100%
2 Tinggi Gelombang (TGl) 15 Keberadaan fauna mangrove yang
100% 100%
dilindungi (KFL)
3 Curah hujan (CHj) 100% 16 Keberadaan nurshery habitat (KNH) 100%
4 Jumlah hari hujan (JHH) 100% 17 Keberadaan spawning ground (KSG) 100%
5 Lama waktu penggenangan air pasang 18 Rentang Pasang surut (RPS)
100% 90%
(LPP)
6 Jumlah jenis mangrove (JJM) 100% 19 Jenis Substrat (JSb) 90%
7 Umur flora mangrove (UMg) 100% 20 Jenis flora mangrove (JMg) 90%
8 Kerapatan pohon mangrove (KPM) 21 Perbandingan kerapatan anakan dan
100% 90%
pohon mangrove (PAP)
9 Kerapatan anakan mangrove (KAM) 100% 22 Jenis fauna mangrove (JFM) 90%
10 Kerapatan semai mangrove (KSM) 100% 23 Ruang hidup fauna mangrove (RFM) 90%
11 Tipologi mangrove (TMg) 24 Kemampuan gerak fauna mangrove
100% 90%
(GFM)
12 Keberadaan flora mangrove yang 25 Status perlindungan ekosistem mangrove
100% 90%
dilindungi (KML) (SLM)
13 Keberadaan flora invasif (KFI) 100% 26 Kondisi ekosistem mangrove (KEM) 80%
PPS: Persentase pakar yang setuju
Pengembangan Variabel-Variabel Indeks Kepekaan Ekologi (IKE) Bagi Pengendalian Tumpahan Minyak Di
Ekosistem Mangrove – Muarif, Ario, Damar, Sigid Hariyadi, Dewayani Sutrisno, Mennofatria Boer
27
Gambar 2. Variabel dan Kelompok variabel IKE ekosistem mangrove.
Figure 2. Variables and Variable Groups of mangrove ecositems ESI.
Berdasarkan kompleksitas karakteristik (KFMg), karakteristik vegetasi mangrove
ekosistem yang dimiliki oleh variabel, maka (KVMg), karakteristik nilai dan fungsi
variabel-variabel IKE ekosistem mangrove ekosistem mangrove (KNFM), karakteristik
dapat dikelompokkan menjadi 6 kelompok. fauna mangrove dan habitatnya (KFMH), serta
Enam kelompok variabel tersebut adalah aspek perlindungan ekosistem mangrove
karakteristik lingkungan ekosistem mangrove (APEM) (Tabel 4).
(KLEM), karakteristik flora mangrove
2 Karakteristik Flora - berkaitan dengan jenis, umur, dan sifat invasif a. Jenis flora mangrove (JMg)
Mangrove (KFMg) flora b. Umur flora mangrove (UMg)
- tumpahan minyak akan menyebabkan c. Keberadaan flora invansif (KFI)
gangguan fisik sampai kematian flora
mangrove
3 Karakteristik - menggambarkan karakteristik vegetasi a. Kerapatan pohon mangrove (KPM)
Vegetasi Mangrove mangrove b. Kerapatan anakan mangrove (KAM)
(KVMg) - mempengaruhi kemudahan/kesulitan dalam c. Kerapatan semai mangrove (KSM)
membersihkan minyak di ekosistem mangrove d. Perbandingan kerapatan anakan dan pohon
mangrove (PAP)
4 Karakteristik Fauna - berkaitan dengan karakteristik fauna dan a. Jenis fauna mangrove (JFM)
Mangrove dan habitatnya b. Ruang hidup fauna mangrove (RFM)
Habitatnya (KFMH) - berkaitan dengan tingkat gangguan minyak c. Kemampuan gerak fauna mangrove (GFM)
terhadap fauna mangrove d. Umur fauna mangrove (UFM)
5 Karakteristik Nilai - menggambarkan kualitas ekosistem mangrove a. Jumlah Jenis flora mangrove (JJM)
dan Fungsi Ekologi berupa keragaman jenis, kondisi ekosistem b. Kondisi ekosistem mangrove (KEM)
(KNFM) mangrove, dan fungsi ekologis mangrove c. Keberadaan nurshery habitat (KNH)
- kualitas lingkungan mangrove menurun apabila d. Keberadaan Spawning ground (KSG)
terkena tumpahan minyak
6 Aspek Perlindungan - menggambarkan keberadaan perlindungan a. Keberadaan flora mangrove yang dilindungi
Ekosistem biota dan ekosistem mangrove (KML)
Mangrove (APEM) - pencemaran minyak akan berdampak pada b. Keberadaan fauna mangrove yang dilindungi
kualitas perlindungan (KFL)
c. Status perlindungan ekosistem mangrove
(SLM)
JURNAL KELAUTAN NASIONAL, Vol. 11, No. 1, April 2016, Hal 21- 34
28
Rangking Kepekaan Variabel IKE mangrove, lama waktu penggenangan air
Ekosistem Mangrove pasang, keberadaan flora mangrove yang
dilindungi, tipe pasang surut, rentang
Rangking kepekaan variabel Indeks kepekaan pasang surut, kerapatan anakan mangrove,
ekologi (IKE) ekosistem mangrove umur fauna mangrove, dan status
menunjukkan tingkatan nilai penting setiap perlindungan ekosistem mangrove.
variabel dalam menentukan kepekaan 3 Kelompok variabel dengan rataan nilai
ekosistem mangrove secara ekologi terhadap rangking antara 15 sampai 17,5, yaitu
tumpahan minyak. Nilai tersebut diperoleh terdiri atas variabel curah hujan,
dari pendapat para pakar dalam menetapkan keberadaan fauna mangrove yang
urutan rangking variabel-variabel IKE dilindungi, kerapatan pohon mangrove,
ekosistem mangrove. Tabel 5 menyajikan jumlah jenis flora mangrove, kondisi
rataan nilai rangking variabel-variabel IKE ekosistem mangrove, tinggi gelombang,
ekosistem mangrove. Semakin tinggi rataan kemampuan gerak fauna mangrove, dan
nilai rangking menunjukkan semakin tinggi jumlah hari hujan.
rangking variabel tersebut atau semakin 4 Kelompok variabel dengan rataan nilai
penting variabel tersebut dalam menentukan rangking antara 12,5 sampai 15, yaitu
kepekaan ekosistem mangrove secara ekologi variabel perbandingan kerapatan anakan
terhadap tumpahan minyak. dengan kerapatan pohon mangrove
5 Kelompok variabel dengan rataan nilai
Berdasarkan rataan nilai rangking pada Tabel rangking antara 10 sampai 12,5, yaitu
5, variabel-variabel indeks kepekaan ekologi variabel keberadaan flora invasif.
(IKE) ekosistem mangrove terhadap tumpahan
minyak dapat dikelompokkan menjadi 5 kelas. Variabel keberadaan nurshery habitat,
Kelima kelas tersebut adalah sebagai berikut: keberadaan spawning ground, tipologi
1 Kelompok variabel dengan rataan nilai mangrove, dan umur flora mangrove
rangking lebih besar dari 20, yaitu terdiri merupakan variabel-variabel yang tergolong
atas variabel keberadaan nurshery habitat, kedalam kelompok rangking sangat tinggi
keberadaan spawning ground, tipologi (kelompok variabel dengan rataan nilai
mangrove, dan umur flora mangrove. rangking lebih besar dari 20). Keempat
2 Kelompok variabel dengan rataan nilai variabel tersebut juga mendapat persetujuan
rangking antara 17,5 sampai 20, yaitu seluruh pakar (100%) sebagai variabel IKE
terdiri atas variabel kerapatan semai ekosistem mangrove (Tabel 2). Hal ini
Pengembangan Variabel-Variabel Indeks Kepekaan Ekologi (IKE) Bagi Pengendalian Tumpahan Minyak Di
Ekosistem Mangrove – Muarif, Ario, Damar, Sigid Hariyadi, Dewayani Sutrisno, Mennofatria Boer
29
menggambarkan status keempat variabel dan Mendelssohn, 1998). Hoff et al.
tersebut sangat penting dalam menentukan (2002) melaporkan bibit dan anakan, lebih
kepekaan ekosistem mangrove secara ekologi rentan terhadap paparan minyak. Menurut
terhadap tumpahan minyak. Getter dan Ballou (1985), anakan
mangrove juga lebih peka dibandingkan
Peranan keempat variabel tersebut dalam pohon karena penyerapan hidrokarbon
menentukan kepekaan ekosistem mangrove minyak bumi tinggi pada bibit dan rendah
terhadap tumpahan minyak dapat dijelaskan pada pohon dewasa.
sebagai berikut: Tipologi mangrove menggambarkan
Variabel keberadaan nurshery habitat, karakter yang unik terhadap tumpahan
keberadaan spawning ground merupakan minyak. Pengamatan IPIECA (1993) pada
variabel yang yang menggambarkan kejadian tumpahan minyak di Selat
fungsi ekologi mangrove yang sangat Malaka mendapatkan ekosistem mangrove
penting bagi keberlanjutan sumberdaya dengan tipologi mangrove tepi memiliki
hayati di kawasan pesisir. Peters et al. kerentanan yang tinggi terhadap tumpahan
(1997) menjelaskan hutan bakau sebagai minyak, akan tetapi secara alami
habitat berbagai jenis organisme, maka kepekaannya rendah (mangrove mampu
kerusakannya juga akan membahayakan bertahan hidup) karena minyak mudah
biota yang bergantung pada mangrove, tercuci oleh gelombang dan pasut.
sebagai akibat rusaknya spawining ground Sebaliknya pada ekosistem mangrove
dan nurshery habitat. dibelakangnya ditemukan kematian
Umur tanaman akan mempengaruhi mangrove yang tinggi.
kepekaan mangrove terhadap minyak (Lin
SLM Non konservasi Non konservasi Non konservasi Non konservasi Non konservasi Non konservasi
JURNAL KELAUTAN NASIONAL, Vol. 11, No. 1, April 2016, Hal 21- 34
30
Flora invasif sebagai salah satu variabel IKE Tabel 7 menyajikan nilai kepekaan ekologi
ekosistem mangrove disetujui oleh seluruh mangrove di pesisir Kabupaten Indramayu.
pakar (100%), akan tetapi para pakar menilai Setiap variabel memiliki nilai kepekaan yang
keberadaan flora invasif peranannya kecil berkisar mulai 1 (tidak peka) sampai 5 (sangat
dalam mempengaruhi kepekaan ekosistem peka). Variabel yang memiliki tingkat
mangrove (termasuk ke dalam kelompok kepekaan tertinggi di setiap stasiun adalah
variabel dengan rataan nilai rangking antara 10 tinggi gelombang (TGl), keberadaan nurshery
sampai 12,5). Dengan demikian gangguan habitat (KNH), spawining ground (KSG), dan
dari luar seperti flora invasif dinilai tidak fauna yang dilindungi (KFL). Enam stasiun
berdampak penting pada kepekaan mangrove penelitian memiliki gelombang yang rendah
terhadap tumpahan minyak, sebaliknya faktor yang akan sulit mencuci minyak (Adeofun,
internal yang dinilai paling berperan seperti 2011), sehingga kepekaan ekosistem
keberadaan nurshery habitat, tipologi mangrove menjadi tinggi. Seluruh stasiun
mangrove, umur flora mangrove, dan memiliki spawning ground dan nurshery
keberadaan spawning ground. habitat, sehingga tergolong memiliki kepekaan
yang tinggi (Peters et al., 1997). Keberadaan
fauna yang dilindungi terlihat dari keberadaan
Uji Coba Variabel bagi Penilaian burung-burung dilindungi yang hidup di dalam
Kepekaan Ekologi Mangrove di Pesisir atau di sekitar ekosistem mangrove. Jenis-jenis
Indramayu burung dilindungi yang berada di pesisir
Kabupaten Indramayu antara lain kuntul,
Secara umum ekosistem mangrove di setiap cangak, camar, dan raja udang. Fauna yang
stasiun penelitian memiliki sebagian besar dilindungi keberadaannya penting untuk
karakteristik yang relatif seragam. Hal ini dipertahankan, sehingga tergolong sangat peka
ditunjukkan oleh keberadaan 14 variabel yang apabila terkena tumpahan minyak (NOOA,
memiliki karakteristik yang sama di setiap 2002).
stasiun. Variabel-variabel yang memiliki nilai
sama di setiap stasiun meliputi tipe pasang Nilai kepekaan terendah dimiliki variabel
surut, rentang pasang surut, tinggi gelombang, jumlah hari hujan (JHH), keberadaan flora
jenis substrat, tipologi mangrove, keberadaan invasif (KFI), keberadaan flora mangrove yang
flora invasif, jenis fauna mangrove, ruang dilindungi (KML), dan status lindung
hidup fauna mangrove, kemampuan gerak mangrove (SLM). Jumlah hari hujan berkisar
fauna mangrove, umur fauna, keberadaan antara 148-162 hari pertahun. Kisaran jumlah
nurshery habitat, keberadaan spawning hari hujan tersebut masuk kedalam katagori
ground, keberadaan flora mangrove dilindungi, sangat besar (BMKG, 2013). Jumlah hari
keberadaan fauna dilindungi, dan status hujan yang besar menggambarkan kemampuan
perlindungan ekosistem mangrove (Tabel 6). hujan dalam mencuci minyak, yaitu semakin
Faktor pembeda antar stasiun terdapat pada 12 besar jumlah hari hujan akan semakin besar
variabel yaitu lama penggenangan pasang pula kemampuannya dalam mencuci minyak,
(LPP), curah hujan (CHj), jumlah hari hujan sehingga nilai kepekaannya tergolong sangat
(JHH), jenis flora mangrove (JMg), umur flora rendah. Hasil pengamatan dan penelusuran
mangrove (UMg), kerapatan pohon mangrove data sekunder pada 6 stasiun tidak ditemukan
(KPM), kerapatan anakan mangrove (KAM), keberadaan flora mangrove invasif (KFI), flora
kerapatan semai mangrove (KSM), mangrove dilindungi (KML), dan status
perbandingan anakan dan pohon (PAP), lindung mangrove (SLM) sehingga tiga
tipologi mangrove (TMg), jumlah jenis variabel ini memiliki nilai kepekaan yang
mangrove (JJM), dan kondisi ekosistem sangat rendah (NOOA, 2002; dan IPIECA,
mangrove (KEM). 2012).
Pengembangan Variabel-Variabel Indeks Kepekaan Ekologi (IKE) Bagi Pengendalian Tumpahan Minyak Di
Ekosistem Mangrove – Muarif, Ario, Damar, Sigid Hariyadi, Dewayani Sutrisno, Mennofatria Boer
31
Tabel 7. Nilai kepekaan ekologi mangrove di Indramayu
Table 7. Score of ecological sensitivity of mangrove in Indramayu
Nilai Kepekaan Variabel Nilai Kepekaan
Variabel
St 1 St 2 St 3 St 4 St 5 St 6 St 1 St 2 St 3 St 4 St 5 St 6
TPs 4 4 4 4 4 4 KSM 1 5 5 5 5 5
RPs 3 3 3 3 3 3 PAP 1 5 3 3 2 1
TGl 5 5 5 5 5 5 JFM 3 3 3 3 3 3
CHj 4 4 4 4 4 4 RFM 3 3 3 3 3 3
JHH 1 1 1 1 1 1 GFM 3 3 3 3 3 3
JSb 4 4 4 4 4 4 UFM 3 3 3 3 3 3
LPP 3 3 3 4 4 3 JJM 4 4 4 5 5 4
TMg 3 3 3 3 3 3 KEM 5 5 4 5 5 5
JMg 4 5 4 4 4 4 KNH 5 5 5 5 5 5
UMg 2 3 3 3 3 3 KSG 5 5 5 5 5 5
KFI 1 1 1 1 1 1 KML 1 1 1 1 1 1
KPM 5 5 4 5 5 5 KFL 5 5 5 5 5 5
KAM 1 5 5 5 5 5 SLM 1 1 1 1 1 1
Keterangan; IKE: Indeks kepekaan ekologi Nilai IKE 2,99 3,72 3,49 3,63 3,59 3,50
CP: Cukup peka P: Peka IKE CP P P P P P
JURNAL KELAUTAN NASIONAL, Vol. 11, No. 1, April 2016, Hal 21- 34
32
Organic Geochemistry 30 (1999) 1273- Fingas, M. 2001. The Basic of oil spill cleanup.
1286 . 2nd ed. Washington DC (US): Lewis
Clark, R.B. 1986. Marine pollution. Oxford (UK): Publishers. 230p.
Oxford University Press, Oxford, UK. 1986. Garrity, S.D.; S.C. Levings dan K.A. Burns. 1994.
215 p. The Galeta Oil Spill. Long-term Effects
Clayton, M. J. 1997. Delphi: A technique to onthe Physical Structure of the Mangrove
harness expert opinion for critical decision- Fringe. Estuarine, Coastal and Shelf
making tasks in education. Educational Science. 1994, 38:4, Florida. P: 327-348.
Psychology, 17(4), 373-384. Getter, C.D. dan T.G. Ballou. 1985. Field
Cooke, R.M. dan L.H.J. Goossens. 2000. experiments on the effects of oil and
Procedures guide for structured expert dispersant on mangroves. International Oil
judgement in accident consequence Spill Conference Proceedings: February
modelling. Radiation Protection Dosimetry 1985, Vol. 1985, No. 1, pp. 577-582.
vol. 90, No.3 303-309. Hilty, J. dan A. Merenlender. 2000. Faunal
Crance, J.H. 1987. Guidelines for using the delphi indicator taxa selection for monitoring
technique to develop habitat suitability ecosystem health. Biological Conservation
index curves Biological Report 82 (10.134). 92 : 185-197.
National Ecology Center a Division of Hoff, R., P. Hensel, E.C. Proffitt, P. Delgado, G.
Wildlife and Contaminant Research Fish Shigenaka, dan R. Yender. 2002. Oil spill
and Wildlife Service U.S. Department of the in mangrove, planning and response
Interior Washington, DC. 30 p. considerations. Washington (US): NOAA
Culbertson, J., I.Valiela, E.Peacock, C.Reddy, A. Ocean Service, Office of Response and
Carter, dan R. Vander Kruik. 2007. Long- Restoration. 70p.
term effects of petroleum residues on fiddler [IPIECA] International Petroleum Industry
crabs in salt marshes. Marine Pollution Environmental Conservation Association.
Bulletin 54, 955-962. 1993. Biological impacts of oil pollution:
De Lange, H.J., J. Lahr, J.J.C. Van Der Pol, Y. mangroves. IPIECA Report Series Volume
Wessels, dan J.H. Faber. 2009. Ecological Four. London (UK): International
vulnerability in wildlife: an expert judgment Petroleum Industry Environmental
and multicriteria analysis tool using Conservation Association. 20p.
ecological traits to assess relative impact of [IPIECA/IMO/OGP] International Petroleum
pollutants. Environmental Toxicology and Industry Environmental Conservation
Chemistry, Vol. 28, No. 10, Pp. 2233–2240. Association/International Maritime
Donnelly, A., M. Jones, T. O'Mahony, dan G. Organisation/International Association of
Byrne. 2007. Selecting environmental Oil and Gas Producers. (2012). Sensitivity
indicator for use in strategic environmental mapping for oil spill response. London
assessment. Environmen-tal Impact (UK): The Global Oil and Gas Industri
Assessment Review 27 (2007): 161–175. Association for Environmental and Social
Duke, N.C. dan K.A. Burn. 1999. Fate and effects Issues, International Maritime Organization,
of oil and dispersed oil on mangrove International Association of Oil & Gas
ecosystems in Australia. Australian (AU): Producers. 33p.
Australian Institute of Marine Science and Kolyuchkina, G.A., N.A. Belyaev, V.A.
CRC Reef Research Centre. 233-247. Spiridonov, dan U.V. Simakova. 2012.
Emerson. 1983. Oil Effects On Terrestrial Plants Long-term effects of Kerch Strait residual
And Soils: A Review. Ontario Ministry of the oil-spill: hydrocarbon concentration in
Environment. Ontario. bottom sediments and biomarkers in Mytilus
Fazey, I., J.A. Fazey, dan D.M.A. Fazey. 2005. galloprovincialis (Lamarck, 1819). Turkish
Learning more effectively from experience. Journal of Fisheries and Aquatic Sciences
Ecology and Society, 10, 4. 12: 461-469 (2012). Central Fisheries
Faperikan IPB. 1995. Studi Pemetaan Indeks Research Institute (CFRI) Trabzon, Turkey
Kepekaan Lingkungan Wilayah Pesisir in cooperation with Japan International
Indramayu dan Subang Jawa Barat Cooperation Agency (JICA), Japan.
Berkaitan dengan Dampak Kegiatan Lin, Q. dan I.A. Mendelssohn. 1996. A
Pertamina. Bogor (ID): Kejasama comparative investigation of the effects of
Pertamina dengan Fakultas Perikanan IPB. south Louisiana crude oil on the vegetation
Fazey, I., K. Proust, B. Newell, B. Johnson, dan J. of fresh, brackish and salt marshes. Marine
A. Fazey. 2006. Eliciting the implicit Pollution Bulletin, Volume 32, Issue 2,
knowledge and perceptions of on-ground February 1996, 202–209.
conservation managers of the Macquarie
Marshes. Ecology and Society 11(1): 25.
Pengembangan Variabel-Variabel Indeks Kepekaan Ekologi (IKE) Bagi Pengendalian Tumpahan Minyak Di
Ekosistem Mangrove – Muarif, Ario, Damar, Sigid Hariyadi, Dewayani Sutrisno, Mennofatria Boer
33
McBride, M.F., F. Findler, dan M.A. Burgman. National Oceanic and Atmospheric
2012. Evaluating the accuracy and Administration (NOOA), U.S. Department
calibration of expert predictions under of Commerce. Seattle, Washington. 192p.
uncertainty: predicting the outcomes of Souza, P.W.M., F.D. Goncalves, S.W.P.
ecological research. Diversity and Rodrigues, F.R. Costa dan F.P. Miranda.
Distributions, (Diversity Distrib.) (2012) 1– 2009. Multisensor data fusion for
13. geomorphological and environmental
Melville, F., L.E. Anderson dan D.F. Jolley. 2009. sensitivity index mapping in the Amazonian
The Gladstone (Australia) oil spill – Impacts Mangrove Coast, Brazil. Journal of Coastal
on intertidal areas: Baseline and six months Research, SI 56 Proceedings of 10th
post-spill. Marine Pollution Bulletin 58, International Coastal Symposium , 1592-
263-267. 1596, Lisbon Portugal.
Messmer, T., R. Drake dan A. McElrone. 1998. Suharnoto Y. 2000. Environmental Sensitivity
Endangered and threatened animals of Mapping and Database Development: The
Utah. Logan (US): Berryman Institute Case of Indonesia Coastal and Marine
Publication No. 17, Utah State University. Areas. Di dalam: Environmental Workshop
60 pp. on the Environmental Sensitivity Index
Meyer. M.A. dan J.M. Booker. 2001. Eliciting (ESI) Mapping for Oil Spills, Experiences in
and analizing expert judgment: a practical Southeast Asian Seas. Tokyo: hlm128-140
guide. Philadelphia (US): The American Van Loon AF, Dijksma R, dan Van Mensvoort
Statistical Association and Society for MEF. 2007. Hydrological classification in
Industrial and Applied Mathematics. 459 p. mangrove areas: A case study in Can Gio,
Ministry of Water, Land and Air Protection. 2004. Vietnam. Aquatic Botany 87 (2007) 80–82.
Environmental best management practices Yousuf, MI. 2007. Using experts’ opinions
for urban and rural land development; through delphi technique. Practical
environmentally sensitive areas (section Assessment, Research & Evaluation, 12 (4).
five). British Columbia: Ministry of Water,
Land and Air Protection. 5-9.
O’Hagan, A., C.E Buck, A. Daneshkhah, J.R.
Eiser, P.H. Garthwaite, D.J. Jenkinson,
J.E. Oakley, dan T. Rakow. 2006.
Uncertain judgements: eliciting
experts’ probabilities. Hoboken, NJ:
Wiley. xiii+321 pp.
Oldeman, L. R. 1975. The Agroclimatic Map of
Java and Madura. Bogor: Contributions
from the Central Reseacrh Institute for
Agriculture.
O'Sullivan A.J., Jacques T.G. 2001. Impact
Reference System - Effects of Oil in the
Marine Environment: Impact of
Hydrocarbons on Fauna and Flora. European
Commission Directorate General
Environment Civil Protection and
Environmental Accidents Rue de la Loi, 200
- B - 1049 Brussels Belgium.
Oyedepo, J.A. dan C.O. Adeofun. 2011.
Environmental sensitivity index mapping of
Lagos shorelines. Global NEST Journal, 13
(3), 277-287.
Peters, E.C., N.J. Gassman, J.C. Firman, R.H.
Richmond, dan E.A. Power. 1997.
Ecotoxicology of tropical marine
ecosystems. Environmental Toxicology and
Chemistry, 16 (1), 12–40.
Petersen, J., J. Michel, S. Zengel, M. White, C.
Lord dan C. Plank. 2002. Environmental
sensitivity index guidelines version 3.0.
JURNAL KELAUTAN NASIONAL, Vol. 11, No. 1, April 2016, Hal 21- 34
34