You are on page 1of 13
SS LEUKIMIA PADA ANAK Dosen : Dini Nurbaeti Zen, S.Kep., Ners., WL.Kep. = = KEPERAWATAN ANAK PRODI KEPERAWATAN FIKES UNIGAL 8. ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN LEUKEMIA 8.1. Pengertian Leukemia Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari se] yang normal akan tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan menimbulkan gejala klinis. Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik yang disertal gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok se| ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik. 8.2. Klasifikasi Leukemia 1, Leukemia Akut a. Leukemia Limfositik Akut LLA merupakan jenis leukemia dengan karakteristik adanya proliferasi dan akumulasi sel-sel patologis dari sistem limfopoetik yang mengakibatkan organemegali (pembesaran atat-alat dalam) dan kegagalan organ. LLA lebih sering ditemukan pada anak-anak usia 3-7 tahun. b, Leukemia Mielositik Akut LMA merupakan leukemia yang mengenai sel stem hematopoetik yang akan berdiferensiasi ke semua sel mieloid. LMA merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi. LMA lebih sering ditemukan pada orang dewasa dibandingkan anak-anak. 2, Leukemia Kronile a. Leukemia Limfositik Kronis LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit 8 (jarang pada limfasit 7). Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan akumulasi progresif yang berjalan lambat dari limfosit kecil yang berumur panjang. LLK cenderung dikenal sebagai kelainan ringan yang menyerang individu yang berusia 50 sampai 70 tahun. b, Leukemia Granulositik atau Mielositik Kronik LGK/ LMK adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif matang dan paling sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan (40-50 tahun). 8.3. Etiologi Penyebab leukemia masih belum diketahui secara pasti hingga kini. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan timbulnya penyakit leukemia yaitu: 1. Host a, Umur, jenis kelamin dan ras Insiden leukemia secara keseluruhan bervariasi menurut umur, Leukemia Limfosit Akut (LLA) sering ditemukan pada anak antara usia 2-4 tahun, Leukemia Mielositik Akut (LMA) terdapat pada umur 15-39 tahun, sedangkan Leukemia Mielasitik Kronis (LMA} ditemukan antara umur 30-50 tahun dan Leukemia Limfosit Kronis (LL) merupakan kelainan pada orang tua umur fata rata 60 tahun. Umumnya leukemia lebih tinggi pada pria dibandingkan pada wanita. b. Faktar genetik. Insiden leukemia pada bayi atau anak-anak penderita sindrom down adalah 20 kali lebih banyak daripada normal. Kelainan pada kromosom 21 dapat menyebabkan leukemia akut. 2. Agent a. Virus Ada beberapa hasil penelitian yang mendukung teori virus sebagai salah satu penyebab leukemia yaitu enzim reserve transcriptase ditemukan dalam darah penderita leukemia. b. Sinar radioaktif Sinar radioaktif merupakan faktor eksternal yang paling jelas dapat menyebabkan leukemia. Angka kejadian LMA dan LGK jelas sekali meningkat setelah sinar radioaktif digunakan. c. Zat kimia Zat kimia kforamfenikol dan fenilbutazon diduga dapat meningkatkan resiko terkena leukemia. d. Merokok Merokok merupakan salah satu faktor risiko untuk berkembangnya leukemia. Rokok mengandung Jeukemagen (racun) yang potensial untuk menderita leukemia terutama LMA 8.4. Patofisiologi Adanya proliferasi sel kanker sehingga sel kanker bersaing dengan sel normal untuk mendapatkan nutrisi dengan cara infiltrasi, kemudian se! normal digantikan dengan sel kanker. Dengan adanya sel kanker akan terjadi depresi sumsum tulang yang akan mempengaruhi eritrosit, leukosit, trombosit dan jaringan meningkat karena adanya depresi dari sumsum tulang maka produksi eritrosit menurun dan terjadi anemia, produksi leukosit juga menurun sehingga sistem retikaloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi yang manifestasinya berupa demam. Trombosit juga mengalami penurunan sehingga terjadi perdarahan yang akan menimbulkan trombositopenia. Dengan adanya pergantian sel normal oleh sel kanker terjadi infiltrasi ekstra medular sehingga terjadi pembesaran limpa, liver, nodus limfe dan tulang sehingga bisa menimbutkan nyeri tulang dan persendian. Hal tersebut juga akan mempengaruhi SSP (sistem saraf pusat) yakni adanya infiltrasi SSP sehingga timbullah mteningitis leukemia. 8.5. Manifestasi Klinis Manifestasi klinis dari leukemia yaitu a. Leukemia Limfositile Akut Gejala klinis LLA sangat bervariasl, Umumnya menggambarkan kegagalan sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (yaitu mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga ditemukan anoreksia, nyeri tulang dan sendi. b. Leukemia Mielositik Akut Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan-dan infeksi yang disebabkan oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat tinggi, biasanya mengalami gangguan kesadaran, napas sesak, dan nyeri dada. Selain itu juga menimbulkan gangguan metabolisme yaitu hiperurisemia dan hipoglikemia. . Leukemia Limfositik Kronik Penderita LLK yang mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin parah sejalan dengan perjalanan penyakitnya. d. Leukemia Granulositik atau Mielositik Kronik Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme yaitu merasa cepat kenyang akibat desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit berlangsung lama. Pada fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis dan-demam yang disertai infeksi. a 8.6. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan pemeriksaan sumsum tulang. 1. Pemeriksaan darah tepi Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan Jewkositosis (60%) dan kadang-kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan trombasit. Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari $0.000/ mm3, sedangkan pada penderita LGK/ LMK ditemukan levkositosis lebih dari 50.000/ mm3. 2. Pemeriksaan sumsum tulang Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut ditemukan keadaan Aiperselular, Pada penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari 40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh peningkatan limfosit 8. Sedangkan pada penderita LGk/ LMK ditemukan keadaan hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas granulopoiesis. 8.7. Asuhan Keperawatan 8.7.1. 1, = Pengkajian Riwayat penyakit a. Riwayat penyakit sekarang. b. Riwayat penyakit masa lalu. . Kaji tanda-tanda anemia a. Pucat. b. Kelemahan. c. Sesak. d..Nafas cepat. . Kaji adanya tanda-tanda leucopenia a. Demam. b. Infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia a. Petekie. b. Purpura, c. Perdarahan membran mukosa. . Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulala a. Limfadenopati. b. Hepatomegali. c. Splenomegali. 8.7.2. Analisa Data 1. Data subjektif Data subjektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai berikut : a. Lelah. b. Pusing. c. Sesak dan nyeri dada. d. Hilangnya nafsu makan. e. Demam. f. Merasa cepat kenyang. g. Nyeri tulang dan persendian. Data objektif Data objektif yang mungkin timbul pada penderita leukemia adalah sebagai berikut : a. Pembengkakan kelenjar. b. Anemia. c. Gusi berdarah. nN 8.7.3. Diagnosa Keperawatan Menurut Wang, D.L (2004 7596 - G10), diaqnosa pada anak dengan leukemia adalah 1. Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia. 3. Risiko terhadap cedera yaitu perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit, 4, Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah, 5. Perubahan membran mukosa mulutyaitu stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi. 6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah dan efek samping kemoterapi atau stomatitis. 7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia. 8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agen kemoterapi, radioterapi, imobilitas. 9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan. 10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia. 8.7.4. Intervensi Keperawatan Berdasarkan diagnosa yang ada maka dapat disusun rencana keperawatan sebagai berikut 1. Risiko infeksi bernhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh. Intervens| : a. Pantau suhu dengan teliti Untuk mendeteksi kemungkinan infeks: b. Tempatkan anak dalam ruangan khusus. Untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi c. Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik. Untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif d. Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive. Untuk mencegah kontaminasi silang atau menurunkan resika infeksi. e@. Bersihican mulut dengan bail. Rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan arganisme. f. Berikan periode istirahat tanpa gangguan. Menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler. g. Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia. Untuk mendukung pertahanan alami tubuh, h. Berikan antibiotik sesuai ketentuan. Diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus. 2. ae Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia Intervensi a. Perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari. Menentukan derajat dan efek ketidakmampuan. b. Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan. Menghemat energi untuk aktifitas. c, Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan. Mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi. Risiko terhadap cedera atau perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit Intervensi a. Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimasis. Karena perdarahan memperberat kondisi anak dengan adanya anemia. 'b, Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi Untuk mencegah perdarahan. c, Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut Untuk mencegah perdarahan. d. Hindari obat-obat yang mengandung aspirin Karena aspirin mempengaruhi fungsi trambosit. 4, Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah. Intervensi : a. Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapi. Untuk mencegah mual dan muntah. b. Kaji respon anak terhadap antiemetik. Karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil c. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering. Karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik. d. Berikan cairan intravena sesual ketentuan Untuk mempertahankan hidrasi. 5. Perubahan membran mukosa mulut yaitu stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi. Intervensi : a. Hindari‘mengukur suhu oral Untuk mencegah trauma. b, Gunakan pelembab bibir Untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah. c, Berikan diet cair, lembut dan lunak Agar makanan yang masuk dapat ditoleransi anak. d. Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotan Untuk membantu melewati area nyeri. e. Berikan analgetik Untuk mengendalikan nyeri.

You might also like