You are on page 1of 8
PENGARUH ALKYL BENZENA SULFONATE (LAS) TERHADAP TINGKAT MORTALITAS DAN KERUSAKAN STRUKTURAL, JARINGAN INSANG PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus L.) Influence OF Ally Benzena Sufonate (LAS) To Mortality Level And Smctual ‘Damage Gill Tissues Of Nila Fish (Oreochromis niloticus L.) Program Studi Teknologi Bi Pe * Palitek ‘aoe Re Pin Jin. Kare} Satsuitubun, No. 1 Tual-Kabupaten Maluku ‘Tenggara Email: neritic@ yahoo.com; relkomnet.id ABSTRACT "le feb (Qc ono import comedy of fey Indes foc. ne effort io obrain the satisfying resuf in his activity was supported with good water quality. large volumes of ‘detergent used, as cleanser m society have the potential of fa coftaminationt in aquatic environment. Condition of tenrtoral water which progressively reuurh ‘will influence the organism which live in it, The aims of this research was to know influence of surfactant detergent (LAS = Linear Alkylbenzena Sulfonate) to mortality level and structural canoe ‘of gill sues on nla fish, This research was done at BBAT Sukabumi in Mei-juni 2005, hh in ed 3 abeston experinene wing comply randomized de A ‘Of S treatments and 3 replicates for each treatment, Resultof antecedent tests value for om LAS wih te congensaion equal 0 16me/L, while sion wader dergent fon for ton 10mg/ L. At continuation research, bay using analis indicated that the value of LC,,-96 hours surfactant on nila fish equal to 8,7161 ia mn result Inicroscopicy indicate that happened the change atnerwork of gillof nila fsh spent sion, haemorthagic and atrofi Brom the research resulecan be conchuded that detergent have an effect into morality and also structural damage of gil tissues as t organt stpintonac ahh Eacelsorof degen concentaton iene moray of TD thesekor Keyword detergent; nila fishs morality, gill damage. 1, PENDAHULUAN Sodjum Alkyl Sulfonate, ABS (Alkylbenzena Ikan nila (Q nilotias) merupakan salah. Sufonae) ACS( te satu ie), LAS (Linear Alkylbenzena omodias penting perkanan budidayeairtawar —Sulfonate); ens kationikadal ai Inder fh Tien ini i apa lap din brome speaks spe an Nistetgene gern Jug te CN ene Ue ein ccrgantang pada sya Fan ini dapat hidup § pada berbagai rolelul yang memilk shat idrofilc ya me konclsi ai Kecuali yang beractn (Kuncoro, dalam air dan Ypofiicyatu tidal lave clam 2003). Sebagai media hilup organise aati ai op ae daa emake adn wily peraian jugs erupalan sarang fei nak earn ra berg ebutahaya molduul suchen berpsbung ncn Pablan Serene eee tury tga erin ae De Per ere erat aaa at ee a eben Bact tenyebablen muro clam a dan sah penrupan bepstatan suraan dal masa Er Surfakean Eitu baka aktif detergen yang sangat megan aclgen og sangal berbahaya bs ‘han nila adalah s falean (LAS dari udara alaba aed terikat secara kimiawi at alsthessemSslfonas) Bertscian imembentuk buse paca permulaan pera Syston non da tog de? OPCS 2009, : ru aio 14 erubahan a gan ini dapat Cee ee ee onecrnmpengadbadun peritaban Sagka oy than rmuatan post dat aegatt). De tu berupa, ketilngan orients i ee Non een fisiolog! eruumbulan dan cts gee biokimia (blood et dan in serta unya fungs!jaringan, mmetiimbullan kematian ah do i Foagmimsinya dai wala (200) enema Paes fuer leks ih tinggi empat kali ipa lebih besar dhjpads ABS. Nama LAS dapat oleh mikroorganisme sedanghan ABS sangat sulit untuk dluraikan oleh mikroorganisme {Larson dan Woltering, 1995), Namun proses penguraiannya, membutuhkan sejumlah Sie de ran Jang mencbblan uu, = hag ete eentn ti 5a Se LL srsih, sei mer at cee teahen ennece Mervan gaa faltan di Indonesia shun 199 sees 21 papia/han, bn 2001 ate pith dan jul in terus meninglat hingga peda tahun o/ /apia i Semen dalam ae Ad plan oleh ah Mee rbeda diungkaplan ol a (@004) eee Indonesia membuang limbah jen sebesar 380.000 ton/tahun ke dalam lingkungan. Kenyataan ini dapat membahayakan dunia perikanan terutama ntl hegiatan bcidayayang sangattexgamung Fenelon in ini bervy tingkat mortalitas ata van untuk melihat hoa aks a (ra) alt Sera eral tbe bedasers pubs sea Jerusakan serulgural jarngan sang 2, METODE PENELITIAN 2.1, Bahan Bahan terdiri dari hewan uj, bahan ujidan Yadah yj Dalam penltian ni gurl spesis Scbagal Hewan yj Menurut Soemiat 2.2, Hewan uji (@ adalah ikan nila daa be jang 4.9-6,4-41,4 oe 8-37 41, ase ewan uji berasal dari Balai Budidaya Air Tawar Sula it APH (1998) padat tebar ngan berat 1 gram media ij, Berdesarion bert rata rat hewan Bene teal pada tap 15 ekor per ora a air ni ekor/3 liter a). Aklimatisasi dilakukan selam 1 minggu sebelum iyi 2.3. Bahan uji Bahan adalah surfaktan deter) nzena Sulfonate (las) dalam t bende bat uk (powder) bermerel ‘Texapon dengan kadar 100% yang dan PT. Brataco Chemica Semarang. Penatan Jarutan stok dengan menimbang. LAS dan dil dalam iliter es, da cara ini diperoleh larutan stok Lonsentrasi 10,000 me/L. Larutan stok mudian diencerkan sesuai dengan Cases atsben ened ngan met mula: volume laruran stok (ma) onsentrasifarutan stok (mg/L) volume larutan yang diinginkan (mL) kronsentrasi periakuan (mg/T) 2.4, Wadah Uji ‘Wadah ujyang digunaksan berupa bak fiber berdiameter 2 meter untuk penampungan ujdanabimatas, Aquarium ebanya 24 unit dimensi 60x 40 x 40 cm des vohume96 dope dint reobaan, Hap Squantum di is detgan air 45 iter dengan kepadatan 15 ekor ikan, Penentuan tata letak uutak masing-masing perlaluan dilaukan secara acale dengan cata undlan, 2.5. Metoda Metoda yang d adalah metoda elaperiventbo eos Raneangan penelsan pags digunakan adalah Rancangan Acak ka (RAL) dengan 5 pevalnan 1 kontol Tes = a untuk. penelitian pendiholoa, T peylkan 1 dontrol dengan nan eat perils 1 onbol dene ulagan untuk penelitian utama ( ‘eat 2.6. Uji pendahuluan saat fizpendahuluan untuk menentukan mene! konsentrasi arb atas (Lethal Concentration=LC,,,-24jam) dan ambang bawah (LG,-48jam). Konsentrasi ambang atas adalah koplenn diana semua lean yma waktu ledahan 24 j jam, sedangkan ambang bawih adalah konsentrasi ditrana semua ikon masih hidup dalam walcu pendedahan 48 ji jam 1998). Uji Gilakukan dengan 5 peak dan 1 kontrol dengan tal langan, Konsentrasibakan wi is log 10, OyansO0} Usa iy eee 1998). Pengamatan rent les, 15°, 30° dan jam ke-4, 8, 16, 24, 2.7. Uji lanjut Ui lan beryjuan untuk menentukan entrasi dimana ikan ujisebanyak 50% mati selama wala dedah Sbjam (LC -96). Dari hasil Uji pendahuluan, dengan formulasi dapat ditentukan akan diyjikan. tilatkensentast ‘Adapun persamaannya adalah” Konsentrasi ambang atas Konsentrasi ambang bawah konsentrasi terkecil dalam deret onsentrasi yang ditentukan jumlah konsentrasi yang diyjkan 5 oo K = (Tim Ekotoksikologi, 2002). an persamaan logaritma diatas men ines ilkan konsentrasi LAS yang, Yanedigunakan ujiakut, Ujialaut (LC,-96 jam) dengan diferensiasi 7 konSentasi LAS yang berbeda dan satu kontrol dengan 3 kali. Pengamatan mortalitas imenit ke 515,30 dan jamie-4,8, 16,24 48, 72, dan 9. i dari LE ee en yen 2a epee i Sib, 40%, 50% dari LC, 96 jam, Setelak masa SSpgamatan is Pengamatan histologi dilalukan do ease Hoes 2.8, Analisis data ia ss, ad dan homogenitas-m ita data tidak memenuhi syarat maka data s ditransformasilan sebelum dianalsis raga OE unk mengetaut eka des ren Wing aD wee saa) Pea Mckee 5%, a histo Bee wu be csi Penentuan Li geurakan analisa Probit sebagai _EAYUnY.XEY “THN s9ejam menggunakan b=UNCXBXY) Persamaan regresi: Y =a + bX Ya 96am = anilog m 5a m=2 6 di mana: probit mortalitas ikan uji logaritsna konsentrasi (mg/L) konstanta slope nila x pada y50% (Tim Ekotoksikologi, 2002) Menurut Darmayati (199; Sigua unk menehiting er oe eae ae lh teknik-teknik parametrik’probit dan ‘metode logik. BoP MK 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1, HASIL 3.141. Uji Toksisitas Letal Uji toksisitas lethal adalah ui unc racun dapat mmenpebablan hewan ujimati Darra 2. epmpalan twee eh sngan biota uji tersebut hidup atau Tabel 1, Tingkat konsentrasi LAS dan mortalitas yang diakibathan selama uji pendabulvan. Perlakuan | Konsentrasi | Jumlah Ikan | Mortalitas | Mortalitas (mg/L) (ekor) (ckor) (%) K 0 6 Q 0 A dt 6 Q @ B OL 6 0 0 Cc 1 6 0 0 D 10 5 35 778 E 100 6 5 100 Tabel 2, Tingkat konsentrasi LAS dan mortalitas yang diakibatkan sclama uji ____Tanjut satu, Perlakuan | Konsentrasi | Jumlah Ikan | Mortalitas | Mortalitas (mg/L) {ekor) (ekor) (%) K 0 45, 0 0 A 19 6 0 @ B 37 45 0 o_| a 72 45 0 0 D 39 45 45 100 E 26,8 5 5 100 F 51,8 45 45 100 G 100 45 45 100 Tabel 3. ‘Tingkat konsentrasi LAS dan mortalitas yang diakibatkan selama Uji lanjut daa. Perlakuan | Konsentrasi | Jumlah Ikan | Mortalitas | Mortalitas (mg/L) (ckor) (ckot) ~ K 0 45, o 0 A 785 45, 18 40 B 8,56 45 22 488 Cc 933 6 26 517 DB 10,17 45 35 77 E 11,09 45 39 86,6 F 12,09 45 41 91,1 G 13,18 45. 45. 100. aiden uma eran dosing jam, Dado pen G ita ni sash bid Ser dengan seal penguian, | | acer Readedaan jan jan lu ‘ui pendabuh ralitas as 7 hat i ee abel ai 3.12, Uji Pendahuluan rE ow) 5 deret onsenmasi (004 wife mein} ee, (° he atts pada pera a E, pada Tomentasl EC terebut niloticus) mi Kematian secara eseluruhan dalam waka 24 3.13. Uji Lanjut Geet Davi ambang ata dan dan anbang bawah Sonia igh leh tersaji pada Tl eae 2. “Tabel 4, Analisis ragam data monalitasikan nila pada ji lanjut 2. 3K a ri ET Fhitong Fable ops | Opt Perlakuan 7 521,9583, 74565476 Error + 10 0,625, 119,30476°* 2,66 401 jumlah BHI,958S_| 75190476 I Katingan = babolasagar nar Tabel 5. Uji Wilayah Ganda Duncan morealitas ikan nila pada uji lanjut, erfakuan _ Nilai Sisk Tengah S 150 |G F 13,67, i34_F, E 13,00, 20" 067 _E D 12,00 300> 1674 10D Cc 8.47 633") 500% ae 335] —C B 733 767% 6344 5,674 4674134 B A 6,00 900% 7,674 7,004 6002674133 A K (0,00 | 15,00 13,6774 13,0074 1,00" 8.674734 6,00" eienngan * = berbeda sangat ayara * = berbeda nyata Tabel 6. Konsentrasi dan mortalitas ikan nila selama uji toksisitas sublethal Perlakuan | Konsentrasi_| Jumlah kan | Mortalitas | Mortalitas (mg/L) (kor) (kor) (%) : x 0 6 0 0 B 0.87 5 a a c ive 45 @ o D 2,61 5 @ o E 3,49 5 @ o F 436 45 @ 0 Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada perlakuan D(13,9 mg/L) ikan mati semua sebelum 24 jam masa pendedahan. Hal ini ambang tas 100 mg/L dar tere! masih met hewan uji ditentukan kembali oncentast yang lebih rendah, Sementara hasil penelitian Sajiah (2003) interval ambang atas dan ambang bawah terlampau lebar konsentrasi kembali.. Berdasakan havitersebut mls perian D3? me) i yan fe scbagel gmbong atas untuk ee jut he 2. ke-2, ertian ambang fonsent ends dana dimana ikan juan ioe selama 24jam pendedahan, bawah diambil dari perlakuan C(7,2 mg/L). Deret konsentrasi ss yng nakan dan tingkat mortalias sebagaimana tersaji pads Tab "aba 3° Hasil ini kemudian diolah mes wt nggunakan leh nilai sebesar 8,716 hasil Serena Tabel 4 menu isis ragam dari uji lanjut 2, Hasil analisis raga tpemunjukkan bahwa nai Fhitang lebih besar dari F table pada tara kepercayaan 95% 99%" dengan demmikian pemberia TAS alan Konsentrasi yang berbeda Sangat Eng > hap ral vale pe Selanjutnya untuk mengetahui perbedaanantar saan dilakukan Uji h Ganda an, hasilnya terlihat pada “Beas tl ijt Duncan ciate “ala terdapat sangatny Cres pera Ba seat Forbin Cd ; perlakuan B ee ie don pated oan peslaeuan F ree Os sedanghan tidak Faenqand perbhon deapen D perblvon dengan B, dan perlakuan B dengan A. 3.1.4. Uji toksisitas sub lethal Uji toksisitas sublethal dilakukan unculs is aman, yaitu dosis yang tidak 10 sampai menyebabkan kematian pada hewan eal cukup menggangeu hese viecblime hewn ui Cama, 9), ir den al ds seblumny, Komen ooh telsblos bleed canker sels 96jam, sebesar 8,716 m ‘emda ditent kkonsentrasi sebesar 10 %, 20 %, 30 %, 40% dan 50 % dari nilai tersebur. ‘Ururan perlakuan dan nilai konsentrasi serta Hingkat moralitas selma uj erat pada isi joss sublethal, a erdapat fematian hewan ce ini ment onsentrasi Souham untuklehidupan anos dalam isan O- 436mg/L. tkan nila mampu beradaptasi terhadap perubahan media asbat adanya 3.1.5. Histologi Melalui | pengamazan isolog terhadap jeringaa insang, diperoleh bahwa ceakan oust tera pa perlakuan Bos (087mg) sot erp berupa b perp ziau pembeng menynjubkan ian bers he keras wk mendapatkan oksigen dengan me uas inang ‘Menurut Hughes 0974) oa Setiawan (2001) bahwa ilan yang kelurangan olsigen (hyporia) akan tradi ad peielstan eritrosit nsentrasi hae! Penumpukkan sel darah pada. insang menyebabkan lamella me: fandjung 1982) dalam Riyanto (2002) maka tingkat akan nsang intergolong padatinglat k= 3, Semakin tinggi konsentrasi LAS, tin ikerusakan jaringan insang semakin nyata. rlakuan C(1,74 eng terjadi yperplasia Eimella primer, sementara lamella sekunde ‘uli tea fst atau teredoks Karena uluaran lamella primer yang terus membengkak. ‘Adanya penumpukkan darah pada lamella terlihat ie dan senna. pemergh ya bagian lamella yang Pada peta D TEE ne/ Ty duet ampak adn perdaran (horag etn tee insang yang mengalamt hyperplasia berat Reakec a alla decbablen tokame semakin meningkat sementara ome ci ela dena dalam pembuluh darah dan akhimya pecah. Insang berwarna merah kecoklatan dan smengeloarkan mula yang tebal Tenadinys incminjcan nga heal pada taal nga tT Ee jam, Pada. il Leb aot pad peeataan F(436mg/1) sebagian besarlamellaselaunder telah tere sementara pembengkakan lamella rime snes, Rendon in did farena hemorthagi se suas, sehingga Beg trkonsentas pads iynells Seagal erusalan ini digolongkan pada cues terjadinya penyusutan lamella primer (atrofi). 3.1.6. Parameter Kualitas Media Uji Pemantauan Iualitas media ji dilakukan. ‘untuk mengetahui media uji bagi kehidupan hewan uj serta perubahan aaa selama tahapan uji berlangsung, Parameter eae etseenenarerihar dein Tsbel? Tabel 7. Parameter kualitas sir pada uji toksisitas kronis. Hasil Pengamatan 492—5,75 mg/L [4,29 - 10,22 mg/L 21,2 — 22,5 Parameter Kualitas Air igen terlarut -arbondioksida | [bebas (002) 7 eO 778-869 Poa O14 — 058 mg/L Keterangen Pustaka: ‘con dan Choon Tingkat Kelayakan| >4me/L <15 mg/L 14-38 = 3 r 4, PEMBAHASAN Nilai ambang batas tertinggi adalah 100 LAS, karena pada konsentrasi ini kan mati % selama pendedahan 24jam. Sednglan ambang bawah adalah 1mg/L dimana 100 % hewan uji masih bertahan hidup slam nsentrasi 100 mg/L tkan nila Peach mengatssi perubakan [nglungan dengan mengeluarkan banyak len ear (ns pada organ insane el jean tethada Fontanini aS sebagian ahkan meng hemorrahgi verutarma pada Tamell i ibahoe toglah aka sudah —enhar ieee te atm mg/L). Tkan nila terlihat Eypersensitive da angguan Orientasiterhadap li Berg fe Redear dan permulan air akan operkulum vchumsemalea meningkat dan badang gerakannya tidak beraturan, Kondisi ini diduga bahwa ikan berusaha untuk oksigen dengan memperbanyak volume air yang melewati insang, Metelev etal. (1971) dalam Sajiah (2003) menyatakan bahwa deterjen di dalam konsemtrasi sublethal dapat menyebabkan frekuensi pernafasan ikan dan konsumsi oksigen meningkat 2-3 kali kemudian dilai dengan perurunan ritme pernafasan, see, remerurar ime pernaasa Peayebab kematin ian adalah arena kerusakan ephitelium insang dan akibat Penyumbatan safuran-saluran branchiola Sehingga peru een gas ua gat rrpangge di mikrosko} dee Fens ol ie Baha tefadi perubahan pada ikan nila pada semua ee. kecua ff perlaan, A ‘A(0 (omg/L) Pe erubahan berupa sau ety etane: teed e' iamella primer, hemoragi, dan tof, Konds ik saunjukkan bahwa pada konsentrasi LAS lebih besar dari O° mg/L, telah dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan insang jkan nila, walaupun bellum inengakibatkan kematian. Lamella primer fisiknya tipis berupa 2 gas wreleagung, he belakang dan saling shubungan se ni la sekunder berbentuk: an ecenaen ame mengelilingi ser bagian lamella primer Bentuk fel nose Paced iimella ¢ diduga terjadi so iia ang meas pada sl el dan sekunder tereduksi, condisi ini kan terhambatnya proses pertukaran gas, sehingga ikan nila ja mati tbat kekorangae ‘oksigen serta akibat hates epane oe etal 000) menjelas] fing terhambat oleh sekresi Pel dt cr tang ching se i rn pada pusat Tespirasi merupa sebab eI smorthagi adalah menurunnya tingkat permebiice ‘pembulub kapiler dan dermis Insang akibatintasi. Karena cairan diluar tu iene a ma tubub ilein dan ikan mengalami dehidrasi dan pendaakan dibs nang, Kumi (999) menyatakan bahwa irtasi dapat menyebabkan semakin tingginya daya osmotic pembuluh dank Psa ang eh dv sera yang terjadi nggunya proses engnghutsn bahan nan yang dipertukan oleh organ dan jaringan tubuh serta untuk memperbaikt faringan yang tusak Bila kondsi seperti in 12 igs bengsung dala ang wal bana s berlan menyebabkan kematian pada ikan, ari perhitungan _analisa|_ probit menunjuklan balwa deter me ee Se jamn capi ticus inglat daya raoun suaty bahan pencenar teriaep fen dibedakan menjadi beberapa kriteria sebagaimana abel 8. Berdasarkan kriteria tenebur, LG96 jam deterjen terhaday p ikan nila mempunjai tinghat daya racun tinggi. Tabel8. Tingkat aya racun_berdasarkan LG 96jam, LG Sham 100me/L Tingkat Daya Racun Sangat Tinggi “Tinggi Sedang Ringan’ Sumber: Hindart (1997). Lallmanne'al, (2000) menyebutkan bahwa setiap zat kimia pada dasamya bersifat racun tena leeman dea hone dan car pemberan. Lebih anjtdjelaskan bahwa karalteristik absorpsi penting dike LAS ermasukgolongan anion dengan dry a ionisasi negatif ini menunjukian bahwa berignisas nda sehingge ‘mudah diserap mel Dari keterangan disampaikan oleh pullman, dapat at diduge bakers tingkat akan strolaural janingan insang Yang oe 2 ft decksblan besa tingginga abs¢ i LAS oleh dinding sel. Sebun; ga semua ionscamasi diaasO mg/L telah menyebabkan ‘Meskipun pada semua tinglat konsentrasi di atas 0 telah dapat menyebabkan gangeuan pada ikan nila berupa kerusakan jaringan insang tecapi masih dapat di toleransi Oleh tubuh ikan nila. Terbulci dari ji voksisitas sublethal memberikan hasil positf untuk semua eee periuan diana 100% ikan nila beri aleuan AQ me/, Diners deterjen dlinghungan perairan disarankan tidak melebihi_konsentrasi 4,36mg/L agar tidak terjadi fenomena kematian masal terhada ip organisme aquatik seperti . DAFTAR PUSTAKA. Ama X, dan Khai man. (2003) Budidaya Tian ila Secara Intensif. ‘rome ere Hil. 33-3 API 1998). Standard * tethods for the Heintnstign of Gener aad Wastes Fourteenth Edition. American Public Health Association, America. Dany (197) Uf Tlie Krustasea dan Ikan; dalam Met Fla, eine dna la a Eon aga din Rion 91 1 DUSLETBANG |ANOLOGI - LIPI, Jakarta. Him. 169- Darmaya, Y. (2004, Studi Pencemaran di Perairan Pesisir Kalimantan: Aspek balterolog. Dali Seyavan va (cs) Prosiding interaksi Daratan dan Tautan, Kedepotian Ilmu Pengetahuan Kebumian, LPL, Jakarta, Film, 198-216, Findan,D. (957) Metode Uji Tiss ipa Mee fos Arla Sinn iota n HP, Setapemana D, dan Riyons SE PUSLITBANG OSE ANOLOGI ~ IPL (2000), Metode aan: Unt imme ‘biologi. CV. Armico Hath, NG, 6000). Water Pollaton and Fish Phisiology. Departement of Biology. 13 Virginia Polytecnic pie Insite and State Unwversit Inc, Florida, Hinde $ Boos) Mens Mengolah Air Limbah; Supaya Tidal Mencemar Orang ain. Penerbit 18. 54 ie Linear Allyfbenzena Slfonate [Compounds. wwwinchemorg. Kuncoro, E.B. (2003). Tan Siklid; Jeni, Perawatan, Pemijahan, Seri Agriwawasan, Penebar Swadaya. ra Hin 2 a Kurniasih (1999). Desfripsi Histoy Beberapa Penyakit Than, Laboratonum Patologi Fakultas Kedokteran Hewan. HL, Mohr K, Ziegkr, and Bieger D, (2600). Color Aras of Pharmacology. Bi ed te. and expanded. Thieme New Deterjen Bagi Mets ‘esos. Penggunaan Deteren Bagi Kesehatan Riyani ewes) Ptah P to, en} enggunaan Tnseltisida Lebayeid'900 EC terhadap Fepumbuk, ban, Hla Kelangsungan Mas (Grp ca carpio pe), Fa Fakultas Pease lan Universitas Diponegoro. Seung ie Ua Sajial, L. (2003) PengarultSufakran Linear Alkylbenzena Suen (2A) Sehr eetice Stadia Mas (G (Gyprins sampat Soest jy ae Lingisungan. Tim Ehookeikologs (2002). Petunjuk i Rotahsilologi, Manajemen Samberdaya Pesta fistan Boa Fakultas Perikanan dan Tima Kelautan, Universitas Diponegoro. Semarang.

You might also like