Nila fish (0. Niloticus) is one of important commodity of fishery in Indonesian freshwater. Large volumes of detergent used, as cleanser ill society, have the potential of happening contaminationt in aquatic environment.
Nila fish (0. Niloticus) is one of important commodity of fishery in Indonesian freshwater. Large volumes of detergent used, as cleanser ill society, have the potential of happening contaminationt in aquatic environment.
Nila fish (0. Niloticus) is one of important commodity of fishery in Indonesian freshwater. Large volumes of detergent used, as cleanser ill society, have the potential of happening contaminationt in aquatic environment.
PENGARUH ALKYL BENZENA SULFONATE (LAS)
TERHADAP TINGKAT MORTALITAS DAN KERUSAKAN STRUKTURAL,
JARINGAN INSANG PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus L.)
Influence OF Ally Benzena Sufonate (LAS) To Mortality Level And Smctual
‘Damage Gill Tissues Of Nila Fish (Oreochromis niloticus L.)
Program Studi Teknologi Bi Pe
* Palitek ‘aoe Re Pin
Jin. Kare} Satsuitubun, No. 1 Tual-Kabupaten Maluku ‘Tenggara
Email: neritic@ yahoo.com; relkomnet.id
ABSTRACT
"le feb (Qc ono import comedy of fey Indes foc. ne
effort io obrain the satisfying resuf in his activity was supported with good water quality.
large volumes of ‘detergent used, as cleanser m society have the potential of fa
coftaminationt in aquatic environment. Condition of tenrtoral water which progressively reuurh
‘will influence the organism which live in it, The aims of this research was to know influence of
surfactant detergent (LAS = Linear Alkylbenzena Sulfonate) to mortality level and structural
canoe ‘of gill sues on nla fish, This research was done at BBAT Sukabumi in Mei-juni 2005,
hh in ed 3 abeston experinene wing comply randomized de
A ‘Of S treatments and 3 replicates for each treatment, Resultof antecedent tests value
for om LAS wih te congensaion equal 0 16me/L, while sion wader dergent
fon for ton 10mg/ L. At continuation research, bay using analis indicated that the
value of LC,,-96 hours surfactant on nila fish equal to 8,7161 ia mn result
Inicroscopicy indicate that happened the change atnerwork of gillof nila fsh spent
sion, haemorthagic and atrofi Brom the research resulecan be conchuded that detergent
have an effect into morality and also structural damage of gil tissues as t organt
stpintonac ahh Eacelsorof degen concentaton iene moray of TD thesekor
Keyword detergent; nila fishs morality, gill damage.
1, PENDAHULUAN Sodjum Alkyl Sulfonate, ABS (Alkylbenzena
Ikan nila (Q nilotias) merupakan salah. Sufonae) ACS( te
satu ie), LAS (Linear Alkylbenzena
omodias penting perkanan budidayeairtawar —Sulfonate); ens kationikadal
ai Inder fh Tien ini i apa lap din brome speaks spe
an Nistetgene
gern Jug te CN ene Ue ein ccrgantang pada sya
Fan ini dapat hidup § pada berbagai rolelul yang memilk shat idrofilc ya me
konclsi ai Kecuali yang beractn (Kuncoro, dalam air dan Ypofiicyatu tidal lave clam
2003). Sebagai media hilup organise aati ai op ae daa emake adn
wily peraian jugs erupalan sarang fei nak earn
ra berg ebutahaya molduul suchen berpsbung ncn Pablan
Serene eee tury tga erin ae
De Per ere erat aaa at ee a eben Bact tenyebablen
muro clam a dan sah penrupan bepstatan suraan dal masa
Er Surfakean
Eitu baka aktif detergen yang sangat megan aclgen
og sangal
berbahaya bs ‘han nila adalah s falean (LAS dari udara alaba aed terikat secara kimiawi
at alsthessemSslfonas) Bertscian imembentuk buse paca permulaan pera
Syston non da tog de? OPCS 2009, :
ru aio 14 erubahan a gan ini dapat
Cee ee ee onecrnmpengadbadun peritaban Sagka oy than
rmuatan post dat aegatt). De tu berupa, ketilngan orients
i ee Non een fisiolog! eruumbulan dan cts geebiokimia (blood et dan in serta
unya fungs!jaringan,
mmetiimbullan kematian ah do i
Foagmimsinya dai wala
(200) enema Paes fuer leks
ih tinggi empat kali ipa lebih besar
dhjpads ABS. Nama LAS dapat
oleh mikroorganisme sedanghan ABS sangat
sulit untuk dluraikan oleh mikroorganisme
{Larson dan Woltering, 1995), Namun proses
penguraiannya, membutuhkan sejumlah
Sie de ran Jang mencbblan
uu,
= hag ete eentn
ti 5a Se LL srsih, sei mer at
cee teahen ennece Mervan
gaa faltan di Indonesia
shun 199 sees 21 papia/han, bn
2001 ate pith dan jul in
terus meninglat hingga peda tahun
o/ /apia i Semen dalam
ae Ad plan oleh ah Mee
rbeda diungkaplan ol a
(@004) eee Indonesia membuang limbah
jen sebesar 380.000 ton/tahun ke dalam
lingkungan. Kenyataan ini dapat
membahayakan dunia perikanan terutama
ntl hegiatan bcidayayang sangattexgamung
Fenelon in ini bervy
tingkat mortalitas
ata
van untuk melihat
hoa aks a (ra) alt
Sera
eral tbe bedasers pubs sea
Jerusakan serulgural jarngan sang
2, METODE PENELITIAN
2.1, Bahan
Bahan terdiri dari hewan uj, bahan ujidan
Yadah yj Dalam penltian ni gurl spesis
Scbagal Hewan yj Menurut Soemiat
2.2, Hewan uji
(@ adalah ikan nila
daa be jang 4.9-6,4-41,4
oe 8-37 41, ase ewan uji
berasal dari Balai Budidaya Air Tawar
Sula it APH (1998) padat tebar
ngan berat 1 gram
media ij, Berdesarion bert rata
rat hewan Bene teal pada tap
15 ekor per ora a air ni ekor/3 liter a).
Aklimatisasi dilakukan selam 1 minggu
sebelum iyi
2.3. Bahan uji
Bahan adalah surfaktan
deter) nzena Sulfonate (las)
dalam t bende bat uk (powder) bermerel
‘Texapon dengan kadar 100% yang
dan PT. Brataco Chemica Semarang.
Penatan Jarutan stok dengan menimbang.
LAS dan dil dalam iliter
es, da cara ini diperoleh larutan stok
Lonsentrasi 10,000 me/L. Larutan stok
mudian diencerkan sesuai dengan
Cases atsben ened ngan
met mula:
volume laruran stok (ma)
onsentrasifarutan stok (mg/L)
volume larutan yang diinginkan (mL)
kronsentrasi periakuan (mg/T)
2.4, Wadah Uji
‘Wadah ujyang digunaksan berupa bak fiber
berdiameter 2 meter untuk penampungan
ujdanabimatas, Aquarium ebanya
24 unit
dimensi 60x 40 x 40 cm des
vohume96 dope dint reobaan, Hap
Squantum di is detgan air 45 iter dengan
kepadatan 15 ekor ikan, Penentuan tata letak
uutak masing-masing perlaluan dilaukan
secara acale dengan cata undlan,
2.5. Metoda
Metoda yang d adalah metoda
elaperiventbo eos Raneangan penelsan
pags digunakan adalah Rancangan Acak
ka (RAL) dengan 5 pevalnan 1 kontol
Tes = a untuk. penelitian
pendiholoa, T peylkan 1 dontrol
dengan nan
eat perils 1 onbol dene
ulagan untuk penelitian utama ( ‘eat
2.6. Uji pendahuluan
saat fizpendahuluan untuk menentukan
mene!
konsentrasi arb atas (Lethal
Concentration=LC,,,-24jam) dan ambangbawah (LG,-48jam). Konsentrasi ambang atas
adalah koplenn diana semua lean yma
waktu ledahan 24 j jam, sedangkan
ambang bawih adalah konsentrasi ditrana
semua ikon masih hidup dalam walcu
pendedahan 48 ji jam 1998). Uji
Gilakukan dengan 5 peak dan 1 kontrol
dengan tal langan, Konsentrasibakan wi
is log 10, OyansO0}
Usa iy eee
1998). Pengamatan
rent les, 15°, 30° dan jam ke-4, 8, 16, 24,
2.7. Uji lanjut
Ui lan beryjuan untuk menentukan
entrasi dimana ikan ujisebanyak 50% mati
selama wala dedah Sbjam (LC -96). Dari hasil
Uji pendahuluan, dengan formulasi dapat
ditentukan akan diyjikan.
tilatkensentast
‘Adapun persamaannya adalah”
Konsentrasi ambang atas
Konsentrasi ambang bawah
konsentrasi terkecil dalam deret
onsentrasi yang ditentukan
jumlah konsentrasi yang diyjkan
5
oo
K =
(Tim Ekotoksikologi, 2002).
an persamaan logaritma diatas
men ines
ilkan konsentrasi LAS yang, Yanedigunakan
ujiakut, Ujialaut (LC,-96 jam)
dengan diferensiasi 7 konSentasi LAS yang
berbeda dan satu kontrol dengan
3 kali. Pengamatan mortalitas
imenit ke 515,30 dan jamie-4,8, 16,24 48,
72, dan 9.
i dari
LE ee en
yen 2a epee i
Sib, 40%, 50% dari LC, 96 jam, Setelak masa
SSpgamatan is
Pengamatan histologi dilalukan
do ease Hoes
2.8, Analisis data
ia
ss, ad dan homogenitas-m
ita data tidak memenuhi syarat maka data
s ditransformasilan sebelum dianalsis
raga OE unk mengetaut
eka des ren Wing aD
wee saa) Pea Mckee
5%, a histo
Bee wu be csi
Penentuan Li geurakan analisa
Probit sebagai
_EAYUnY.XEY
“THN
s9ejam menggunakan
b=UNCXBXY)
Persamaan regresi: Y =a + bX
Ya 96am = anilog m
5a
m=2
6
di mana:
probit mortalitas ikan uji
logaritsna konsentrasi (mg/L)
konstanta
slope
nila x pada y50%
(Tim Ekotoksikologi, 2002)
Menurut Darmayati (199;
Sigua unk menehiting er oe eae ae
lh teknik-teknik parametrik’probit dan
‘metode logik.
BoP MK
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1, HASIL
3.141. Uji Toksisitas Letal
Uji toksisitas lethal adalah ui unc
racun dapat
mmenpebablan hewan ujimati Darra
2. epmpalan twee eh
sngan biota uji tersebut hidup atauTabel 1, Tingkat konsentrasi LAS dan
mortalitas yang diakibathan selama uji
pendabulvan.
Perlakuan | Konsentrasi | Jumlah Ikan | Mortalitas | Mortalitas
(mg/L) (ekor) (ckor) (%)
K 0 6 Q 0
A dt 6 Q @
B OL 6 0 0
Cc 1 6 0 0
D 10 5 35 778
E 100 6 5 100
Tabel 2, Tingkat konsentrasi LAS dan mortalitas yang diakibatkan sclama uji
____Tanjut satu,
Perlakuan | Konsentrasi | Jumlah Ikan | Mortalitas | Mortalitas
(mg/L) {ekor) (ekor) (%)
K 0 45, 0 0
A 19 6 0 @
B 37 45 0 o_|
a 72 45 0 0
D 39 45 45 100
E 26,8 5 5 100
F 51,8 45 45 100
G 100 45 45 100
Tabel 3. ‘Tingkat konsentrasi LAS dan mortalitas yang diakibatkan selama Uji
lanjut daa.
Perlakuan | Konsentrasi | Jumlah Ikan | Mortalitas | Mortalitas
(mg/L) (ckor) (ckot) ~
K 0 45, o 0
A 785 45, 18 40
B 8,56 45 22 488
Cc 933 6 26 517
DB 10,17 45 35 77
E 11,09 45 39 86,6
F 12,09 45 41 91,1
G 13,18 45. 45. 100.
aiden uma eran dosing jam, Dado pen G ita ni sash bid
Ser dengan seal penguian, | | acer Readedaan jan jan
lu ‘ui pendabuh ralitas
as 7 hat i ee abel ai
3.12, Uji Pendahuluan
rE ow) 5 deret onsenmasi (004
wife mein} ee, (° he
atts pada pera a E, pada Tomentasl EC
terebut niloticus) mi
Kematian secara eseluruhan dalam waka 24
3.13. Uji Lanjut
Geet Davi ambang ata dan dan anbang bawah
Sonia igh
leh tersaji pada Tl eae 2.“Tabel 4, Analisis ragam data monalitasikan nila pada ji lanjut 2.
3K a ri ET Fhitong Fable
ops | Opt
Perlakuan 7 521,9583, 74565476
Error + 10 0,625, 119,30476°* 2,66 401
jumlah BHI,958S_| 75190476
I
Katingan = babolasagar nar
Tabel 5. Uji Wilayah Ganda Duncan morealitas ikan nila pada uji lanjut,
erfakuan _ Nilai Sisk
Tengah
S 150 |G
F 13,67, i34_F,
E 13,00, 20" 067 _E
D 12,00 300> 1674 10D
Cc 8.47 633") 500% ae 335] —C
B 733 767% 6344 5,674 4674134 B
A 6,00 900% 7,674 7,004 6002674133 A
K (0,00 | 15,00 13,6774 13,0074 1,00" 8.674734 6,00"
eienngan * = berbeda sangat ayara
* = berbeda nyata
Tabel 6. Konsentrasi dan mortalitas ikan nila selama uji toksisitas sublethal
Perlakuan | Konsentrasi_| Jumlah kan | Mortalitas | Mortalitas
(mg/L) (kor) (kor) (%)
: x 0 6 0 0
B 0.87 5 a a
c ive 45 @ o
D 2,61 5 @ o
E 3,49 5 @ o
F 436 45 @ 0
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pada
perlakuan D(13,9 mg/L) ikan mati semua
sebelum 24 jam masa pendedahan. Hal ini
ambang tas 100 mg/L dar
tere! masih met hewan uji
ditentukan kembali oncentast yang lebih
rendah, Sementara hasil penelitian Sajiah (2003)
interval ambang atas dan ambang bawah
terlampau lebar
konsentrasi kembali.. Berdasakan havitersebut
mls perian D3? me) i yan fe
scbagel gmbong atas untuk ee jut he 2. ke-2,
ertian ambang
fonsent ends dana dimana ikan juan ioe
selama 24jam pendedahan, bawah
diambil dari perlakuan C(7,2 mg/L). Deret
konsentrasi ss yng nakan dan tingkat
mortalias sebagaimana tersaji
pads Tab "aba 3°
Hasil ini kemudian diolah mes
wt nggunakan
leh nilai sebesar 8,716
hasil
Serena Tabel 4 menu isis
ragam dari uji lanjut 2, Hasil analisis raga
tpemunjukkan bahwa nai Fhitang lebih besar
dari F table pada tara kepercayaan 95%
99%" dengan demmikian pemberia
TAS alan Konsentrasi yang berbeda
Sangat
Eng > hap ral vale pe
Selanjutnya untuk mengetahui perbedaanantar
saan dilakukan Uji h Ganda
an, hasilnya terlihat pada “Beas
tl ijt Duncan ciate “ala
terdapat sangatny
Cres pera Ba seat
Forbin Cd ; perlakuan B
ee ie don pated oan
peslaeuan F ree Os sedanghan tidak
Faenqand perbhon deapen D perblvon
dengan B, dan perlakuan B dengan A.
3.1.4. Uji toksisitas sub lethal
Uji toksisitas sublethal dilakukan unculs
is aman, yaitu dosis yang tidak
10sampai menyebabkan kematian pada hewan
eal cukup menggangeu hese
viecblime hewn ui Cama, 9),
ir den al ds
seblumny, Komen ooh
telsblos bleed canker sels
96jam, sebesar 8,716 m ‘emda
ditent kkonsentrasi sebesar 10 %,
20 %, 30 %, 40% dan 50 % dari nilai tersebur.
‘Ururan perlakuan dan nilai konsentrasi serta
Hingkat moralitas selma uj erat pada
isi joss sublethal, a erdapat
fematian hewan ce ini ment
onsentrasi Souham
untuklehidupan anos dalam isan O-
436mg/L. tkan nila mampu beradaptasi
terhadap perubahan media asbat adanya
3.1.5. Histologi
Melalui | pengamazan isolog terhadap
jeringaa insang, diperoleh bahwa
ceakan oust tera pa perlakuan
Bos (087mg) sot erp berupa b perp ziau
pembeng
menynjubkan ian bers he keras wk
mendapatkan oksigen dengan me
uas inang ‘Menurut Hughes 0974) oa
Setiawan (2001) bahwa ilan yang kelurangan
olsigen (hyporia) akan tradi ad peielstan
eritrosit nsentrasi hae!
Penumpukkan sel darah pada. insang
menyebabkan lamella me: fandjung
1982) dalam Riyanto (2002) maka tingkat
akan nsang intergolong padatinglat k=
3, Semakin tinggi konsentrasi LAS, tin
ikerusakan jaringan insang semakin nyata.
rlakuan C(1,74 eng terjadi yperplasia
Eimella primer, sementara lamella sekunde
‘uli tea fst atau teredoks Karena uluaran
lamella primer yang terus membengkak.
‘Adanya penumpukkan darah pada lamella
terlihat ie dan senna. pemergh ya bagian
lamella yang
Pada peta D TEE ne/
Ty duet ampak adn perdaran
(horag etn tee
insang yang mengalamt hyperplasia berat
Reakec a alla decbablen tokame
semakin meningkat sementara ome
ci ela dena
dalam pembuluh darah dan
akhimya pecah.
Insang berwarna merah kecoklatan dan
smengeloarkan mula yang tebal Tenadinys
incminjcan nga heal
pada taal nga
tT Ee jam, Pada.
il
Leb aot pad peeataan F(436mg/1)
sebagian besarlamellaselaunder telah tere
sementara pembengkakan lamella rime
snes, Rendon in did farena
hemorthagi se suas, sehingga
Beg trkonsentas pads iynells Seagal
erusalan ini digolongkan pada
cues terjadinya penyusutan lamella
primer (atrofi).
3.1.6. Parameter Kualitas Media Uji
Pemantauan Iualitas media ji dilakukan.
‘untuk
mengetahui media uji bagi kehidupan
hewan uj serta perubahan aaa selama
tahapan uji berlangsung, Parameter
eae etseenenarerihar dein Tsbel?
Tabel 7. Parameter kualitas sir pada uji toksisitas
kronis.
Hasil
Pengamatan
492—5,75 mg/L
[4,29 - 10,22 mg/L
21,2 — 22,5
Parameter
Kualitas Air
igen terlarut
-arbondioksida |
[bebas (002)
7 eO
778-869
Poa O14 — 058 mg/L
Keterangen Pustaka: ‘con dan Choon
Tingkat
Kelayakan|
>4me/L
<15 mg/L
14-38
= 3
r
4, PEMBAHASAN
Nilai ambang batas tertinggi adalah 100
LAS, karena pada konsentrasi ini kan mati
% selama pendedahan 24jam. Sednglan
ambang bawah adalah 1mg/L dimana 100 %
hewan uji masih bertahan hidup slam
nsentrasi 100 mg/L tkan nila Peach
mengatssi perubakan [nglungan dengan
mengeluarkan banyak len ear (ns pada
organ insane el
jean tethada Fontanini aS sebagian
ahkan meng hemorrahgi verutarma pada
Tamell
i ibahoe toglah aka sudah —enhar
ieee te atm
mg/L). Tkan
nila terlihat Eypersensitive da
angguan Orientasiterhadap li
Berg fe Redear dan permulan air
akan operkulum vchumsemalea
meningkat dan badang gerakannya tidak
beraturan, Kondisi ini diduga bahwa ikan
berusaha untuk oksigen denganmemperbanyak volume air yang melewati
insang, Metelev etal. (1971) dalam Sajiah (2003)
menyatakan bahwa deterjen di dalam
konsemtrasi sublethal dapat menyebabkan
frekuensi pernafasan ikan dan konsumsi
oksigen meningkat 2-3 kali kemudian dilai
dengan perurunan ritme pernafasan,
see, remerurar ime pernaasa
Peayebab kematin ian adalah arena
kerusakan ephitelium insang dan akibat
Penyumbatan safuran-saluran branchiola
Sehingga peru een gas ua gat rrpangge di
mikrosko} dee Fens ol ie
Baha tefadi perubahan pada
ikan nila pada semua ee. kecua ff
perlaan, A ‘A(0 (omg/L) Pe erubahan berupa
sau ety etane: teed e' iamella
primer, hemoragi, dan tof, Konds ik
saunjukkan bahwa pada konsentrasi LAS
lebih besar dari O° mg/L, telah dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan insang
jkan nila, walaupun bellum inengakibatkan
kematian.
Lamella primer fisiknya tipis berupa 2
gas wreleagung, he belakang dan saling
shubungan se
ni la sekunder
berbentuk: an ecenaen ame mengelilingi
ser bagian lamella primer Bentuk fel
nose
Paced iimella ¢ diduga terjadi so
iia ang meas pada sl el dan
sekunder tereduksi,
condisi ini kan terhambatnya proses
pertukaran gas, sehingga ikan nila ja mati
tbat kekorangae ‘oksigen serta akibat
hates epane oe
etal 000) menjelas]
fing terhambat oleh sekresi
Pel dt cr tang ching se i
rn pada pusat Tespirasi merupa
sebab
eI
smorthagi adalah menurunnya tingkat
permebiice ‘pembulub kapiler dan dermis
Insang akibatintasi. Karena cairan diluar tu
iene a
ma
tubub ilein dan ikan mengalami dehidrasi dan
pendaakan dibs nang, Kumi (999)
menyatakan bahwa irtasi dapat menyebabkan
semakin tingginya daya osmotic pembuluh
dank Psa ang eh dv sera
yang terjadi
nggunya proses engnghutsn bahan
nan yang dipertukan oleh organ dan
jaringan tubuh serta untuk memperbaikt
faringan yang tusak Bila kondsi seperti in
12
igs bengsung dala ang wal bana
s berlan
menyebabkan kematian pada ikan,
ari perhitungan _analisa|_ probit
menunjuklan balwa deter
me ee Se jamn capi
ticus inglat daya
raoun suaty bahan pencenar teriaep fen
dibedakan menjadi beberapa kriteria
sebagaimana abel 8. Berdasarkan kriteria
tenebur, LG96 jam deterjen terhaday
p ikan
nila mempunjai tinghat daya racun tinggi.
Tabel8. Tingkat aya racun_berdasarkan
LG 96jam,
LG Sham
100me/L
Tingkat Daya
Racun
Sangat Tinggi
“Tinggi
Sedang
Ringan’
Sumber: Hindart (1997).
Lallmanne'al, (2000) menyebutkan bahwa
setiap zat kimia pada dasamya bersifat racun
tena leeman dea hone
dan car pemberan. Lebih anjtdjelaskan
bahwa karalteristik absorpsi penting dike
LAS ermasukgolongan anion dengan dry a
ionisasi negatif ini menunjukian bahwa
berignisas nda sehingge ‘mudah diserap
mel
Dari keterangan disampaikan oleh
pullman, dapat at diduge bakers tingkat
akan strolaural janingan insang Yang
oe 2 ft decksblan besa tingginga
abs¢ i LAS oleh dinding sel. Sebun; ga semua
ionscamasi diaasO mg/L telah
menyebabkan
‘Meskipun pada semua tinglat konsentrasi
di atas 0 telah dapat menyebabkan
gangeuan pada ikan nila berupa kerusakan
jaringan insang tecapi masih dapat di toleransi
Oleh tubuh ikan nila. Terbulci dari ji voksisitas
sublethal memberikan hasil positf untuk semua
eee periuan diana 100% ikan nila
beri aleuan AQ me/,
Diners deterjen dlinghungan perairandisarankan tidak melebihi_konsentrasi
4,36mg/L agar tidak terjadi fenomena
kematian masal terhada
ip organisme aquatik
seperti .
DAFTAR PUSTAKA.
Ama X, dan Khai man. (2003) Budidaya Tian
ila Secara Intensif. ‘rome
ere Hil. 33-3
API 1998). Standard * tethods for the
Heintnstign of Gener aad Wastes
Fourteenth Edition. American Public
Health Association, America.
Dany (197) Uf Tlie
Krustasea dan Ikan; dalam Met
Fla, eine dna la
a Eon aga
din Rion 91 1 DUSLETBANG
|ANOLOGI - LIPI, Jakarta. Him. 169-
Darmaya, Y. (2004, Studi Pencemaran di
Perairan Pesisir Kalimantan: Aspek
balterolog. Dali Seyavan va (cs)
Prosiding interaksi Daratan dan Tautan,
Kedepotian Ilmu Pengetahuan Kebumian,
LPL, Jakarta, Film, 198-216,
Findan,D. (957) Metode Uji Tiss
ipa Mee fos Arla Sinn
iota n
HP, Setapemana D, dan Riyons SE
PUSLITBANG OSE ANOLOGI ~ IPL
(2000), Metode
aan: Unt imme
‘biologi. CV. Armico
Hath, NG, 6000). Water Pollaton and Fish
Phisiology. Departement of Biology.
13
Virginia Polytecnic pie Insite and State
Unwversit Inc, Florida,
Hinde $ Boos) Mens Mengolah Air Limbah;
Supaya Tidal Mencemar Orang ain. Penerbit
18. 54 ie Linear Allyfbenzena Slfonate
[Compounds. wwwinchemorg.
Kuncoro, E.B. (2003). Tan Siklid; Jeni,
Perawatan, Pemijahan, Seri Agriwawasan,
Penebar Swadaya. ra Hin 2 a
Kurniasih (1999). Desfripsi Histoy
Beberapa Penyakit Than, Laboratonum
Patologi Fakultas Kedokteran Hewan.
HL, Mohr K, Ziegkr, and Bieger
D, (2600). Color Aras of Pharmacology.
Bi ed te. and expanded. Thieme New
Deterjen Bagi
Mets ‘esos. Penggunaan Deteren Bagi
Kesehatan
Riyani ewes) Ptah P
to, en} enggunaan
Tnseltisida Lebayeid'900 EC terhadap
Fepumbuk, ban, Hla Kelangsungan
Mas (Grp ca carpio pe), Fa Fakultas
Pease lan Universitas
Diponegoro. Seung ie Ua
Sajial, L. (2003) PengarultSufakran
Linear Alkylbenzena Suen (2A)
Sehr eetice Stadia
Mas (G (Gyprins
sampat
Soest jy ae Lingisungan.
Tim Ehookeikologs (2002). Petunjuk
i Rotahsilologi, Manajemen
Samberdaya Pesta fistan Boa
Fakultas Perikanan dan Tima Kelautan,
Universitas Diponegoro. Semarang.