g KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA e
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
& I Jalan H.R. Rasuna Said Blok XS Kavling 4-9 Jakarta 12950
> Telepon : (021) 5201590 (Hunting), Faksimile : (021) 5261814, 5203872
Webstesraw.yankes kemkes.oaid
GERMAS
Yth.
4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi di Seluruh Indonesia
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR: HK .02,02/11/2518/2020
TENTANG
PELAYANAN PUSKESMAS DI ERA TATANAN BARU DALAM PANDEMI COVID-19
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 dan
turunannya, Permenkes Nomor 9 Tahun 2020. ‘Selanjutnya, dengan kecenderungan penurunan jumlah
kasus COVID-19 pasca pembatasan kegiatan masyarakat tersebut, akan diberlakukan kebijakan_
perubahan pola hidup pada situasi COVID-19 (Tatanan Baru/New Normal). Sehubungan dengan hal
tersebut, perlu dilakukan upaya adaptasi pelayanan kesehatan agar mampu mengantisipasi potensi
meningkatnya kembali kasus COVID-19 sebagai dampak pemberlakuan kebijakan tersebut.
Puskesmas diharapkan mampu meminimalisir potensi risiko meningkatnya Kembali kasus
COVID-19 dengan tetap memberikan pelayanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat di wilayah
kerjanya, Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan pelayanan di Tatanan Baru, Puskesmas perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut
Penyelenggaraan pelayanan tetap mengacu pada Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas pada
Masa Pandemi COVID-19,
2. Pelayanan Kesehatan diprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan yang
dilaksanakan mengacu pada pedoman/panduan program di masa pandemi COVID-19.
3, Puskesmas melaksanakan kegiatan prevensi, deteksi dan respon terhadap COVID-19 secara
optimal termasuk mengaktifkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) serta mampu
melaksanakan pemeriksaan rapid test dan pengambilan swab serta mengedukasi pasien OTG
maupun kasus COVID-19 dengan gejala ringan untuk karantina mandiri dan isolasi diri di rumah.
4, Penerapan kaidah-kaidah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) serta physical distancing
secara ketat di Puskesmas. Koordinator PPI ditetapkan di setiap Puskesmas untuk memastikan
PPI diterapkan secara efektif dan efisien di Puskesmas.
5, Dilakukan penyesuaian dalam proses manajemen Puskesmas, seperti
a. Penyesuaian perencanaan untuk pengendalian target Puskesmas akibat gap yang terjadi
selama pemberlakuan PSBB dan upaya inovasi untuk perbaikan capaian kinerja,
b, Pemanfaatan data Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) untuk
pemetaan populasi rentan sebagai bahan untuk analisis risiko dan perencanaan intervens|
serta untuk melengkapi kondisi kasus COVID-19 yang sedang dipantau Puskesmas terkait
faktor pemberat/komorbid seperti merokok, hipertensi, TB Paru.
c, Memperkuat koordinasi lintas sektor dan jejaring Puskesmas dalam deteksi dan pemantauan
kasus serta sosialisasi agar masyarakat tetap menerapkan perilaku hidup bersih sehat dan
melakukan kaidah pencegahan penularan COVID-19 di tingkat individu, keluarga dan tatanan
masyarakat.
6. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)2
a. Memastikan pelaksanaan UKM esensial dapat berjalan berdasarkan skala prioritas
dengan mekanisme yang disesuaikan dengan kondisi Puskesmas,
b. Prevensi, deteksi dan respon terhadap kasus COVID-19 tetap dilaksanakan tanpa
mengesampingkan Kegiatan pencegahan dan pengendalian penyakit serta masalah
kesehatan lainnya
¢. Teknologi informasi dan media sosial dimanfaatkan untuk penyampaian Komunikasi
Informasi Edukasi (KIE) dalam bentuk digital dan untuk pemantauan kondisi kesehatan
keluarga pada pelaksanaan PISPK.
7. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
a. Pendaftaran pasien secara online/daring untuk mencegah antrian di loket pendaftaran
dan mempersingkat kunjungan di Puskesmas
b. Memastikan pelaksanaan proses triase selalu dilakukan dengan benar serta
penyesuaian alur pelayanan di Puskesmas pada masa pandemi COVID-19.
c. Ruang pemeriksaan Khusus dengan sirkulasi udara yang baik digunakan untuk
pemeriksaan pasien dengan gejala ISPA atau penyakit lain yang mudah ditularkan
melalui udara
4. Tata laksana kasus yang tidak gawat darurat, termasuk penyakit kronis didukung dengan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sesuai Surat Edaran Menteri
Kesehatan Nomor HK.02.01/MENKES/303/2020.
e. Pemantauanipengawasan kondisi kesehatan OTG, ODP dan PDP dengan gejala ringan
dilaksanakan secara daring
{. Sistem rujukan dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya
‘Tembusan:
Ditetapkan di Jakarta
gal > Juni 2020
Menteri Kesehatan
Menteri Dalam Negeri
Gubernur se-Indonesia
Bupati/Walikota se-indonesia
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
Seluruh Eselon | di Lingkungan Kementerian Kesehatan
OOaONS