Professional Documents
Culture Documents
7-Article Text-19-1-10-20200826
7-Article Text-19-1-10-20200826
ABSTRACT
Introduction: The risk of shivering is higher if the duration of surgery is longer, because it will
increase the time of exposure to the body with cold temperatures and the accumulation of side effects
of spinal anesthesia. The purpose of this study was to determine the relationship of surgical duration
and shivering event of surgical patients with spinal anesthesia in surgical suite of Nganjuk General
Hospital. Methods: The design of this study was correlation with a cross sectional approach. The
research was conducted on August 13-20 2018, at surgical suite of Nganjuk General Hospital. The
population was all surgical patients with spinal anesthesia in the Operating Room of Nganjuk General
Hospital during on August 13-20 2018, as many as 27 patients. Samples were taken by total sampling
technique and obtained a total sample of 27 respondents. The independent variable was surgical
duration and the dependent variable was the shivering event. This research instruments were check list
sheet and medical record data. Data was analyzed using Coefficient Contingency test with α = 0.05.
Results: The results showed that surgical duration in surgical suite of Nganjuk General Hospital,
almost half the duration was in middle level (31-60 minutes) as many as 13 respondents (48.1%).
Shivering event in the Operating Room of Nganjuk General Hospital, almost half of them were in
grade 3 as many as 12 respondents (44.4%). The results of the Coefficient Contingency test showed p-
value of 0.002 ≤ α (0.05). So that it can be concluded that Ha was accepted, meaning that there was a
relationship between the surgical duration and shivering event of surgical patients with spinal
anesthesia in surgical suite of Nganjuk General Hospital. Conslusions: The longer of surgical
duration carried out by respondents in the surgical suite of Nganjuk Hospital, the greater the risk of
the respondent experiencing shivering events. Conversely, the of shorter surgical duration undertaken
by respondents in the surgical suite of Nganjuk General Hospital, the smaller the risk of the
respondent experiencing shivering.
Teknik anestesi spinal, masih menjadi (Kresnoadi, 2013). Namun teknik anestesi
pilihan yang menguntungkan dalam spinal memiliki efek samping yang umum
tindakan operasi, karena selain memiliki terjadi pada pasien operasi yaitu terjadinya
kontrol nyeri yang lebih baik, teknik ini menggigil (shivering). Risiko terjadinya
juga mampu menghasilkan masa pemulihan shivering akan semakin tinggi jika durasi
post operasi yang lebih cepat, pembedahan semakin lama, karena akan
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 55
JURNAL SABHANGA
akibat peningkatan aktivitas otot (Irawan, penelitian: Hubungan Lama Operasi dengan
2018). Pada kasus operasi sectio caesarea, Terjadinya Shivering pada Pasien Operasi
lama operasi dapat memicu peningkatan dengan Anestesi Spinal di Kamar Operasi
konsumsi oksigen pada ibu inpartu selama RSUD Nganjuk.
terjadinya shivering, sehingga
METODE
dikhawatirkan dapat menyebabkan
hipoksemia yang dapat berdampak buruk Desain penelitian adalah analitik
bagi kondisi ibu dan janin (Anggraini, dkk, dengan pendekatan cross sectional.
2014). Penelitian dilakukan di Kamar Operasi
Upaya asuhan keperawatan yang RSUD Nganjuk tanggal 13-20 Agustus
efektif untuk mengatasi terjadinya shivering 2018. Populasi penelitian seluruh pasien
pasca anastesi spinal perlu dipersiapkan yang menjalani operasi di Kamar Operasi
dengan cermat sebelum dilaksanakan RSUD Nganjuk selama tanggal 13-20
tindakan operasi besar yang memiliki lama Agustus 2018, yaitu 27 orang. Teknik
operasi lebih dari 1 jam (60 menit). Cara sampling menggunakan total sampling
yang terbaik adalah dengan memperbaiki dan jumlah sampel 27 responden.
hemodinamik dan metabolisme tubuh serta Variabel independen adalah lama
menjaga suhu tubuh selama tindakan operasi dan variabel dependen adalah
pembedahan (Anggraini, dkk, 2014). terjadinya shivering. Instrumen yang
Terjadinya shivering pasca anastesi dapat digunakan untuk mengukur variabel lama
dicegah dan diatasi dengan berbagai cara, operasi menggunakan data rekam medik
antara lain dengan cara meminimalkan selama 2 jam pasca anestesi dengan
kehilangan panas selama operasi dengan indikator, meliputi lama operasi: ≤ 30
berbagai intervensi mekanik seperti alat menit, 31-60 menit, dan >60 menit.
pemanas cairan infus, suhu lingkungan yang Sedangkan untuk mengukur variabel
ditingkatkan, lampu penghangat dan selimut terjadinya shivering menggunakan check list
penghangat (Fauzi, dkk, 2015). Selain itu, dengan indikator meliputi tanda-tanda: tidak
penggunaan obat-obatan, antara lain: ada menggigil, derajat 1 (peripheral
ondansetron, meperidin, klonidin, dan vasokontriksi), derajat 2 (aktivitas otot
ketamin telah dibuktikan secara klinis dapat hanya pada satu group), derajat 3 (aktivitas
menekan aktivitas otot dan meminimalkan otot lebih dari satu group otot), dan derajat 4
terjadinya shivering (Budiono, 2015). (seluruh tubuh menggigil).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka peneliti bermaksud mengangkat judul
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 57
JURNAL SABHANGA
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Penelitian Lama Operasi dengan Terjadinya Shivering pada Pasien Operasi dengan
Anestesi Spinal di Kamar Operasi RSUD Nganjuk, Tanggal 13-20 Agustus 2018
Variabel Kategori f %
Singkat 10 37,0
Lama Operasi Sedang 13 48,1
Panjang 4 14,8
Jumlah 13 100
Tidak ada menggigil 2 7,4
Derajat 1 2 7,4
Terjadinya Shivering Derajat 2 4 14,8
Derajat 3 12 44,4
Derajat 4 7 25,9
Jumlah 13 100
Tabel 2. Tabulasi Lama Operasi dengan Terjadinya Shivering pada Pasien Operasi dengan Anestesi
Spinal di Kamar Operasi RSUD Nganjuk, 13-20 Agustus 2018.
Terjadinya Shivering
Jumlah
Tidak ada
Lama Operasi Derajat 1 Derajat 2 Derajat 3 Derajat 4
menggigil
f % f % f % f % f % f %
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 58
JURNAL SABHANGA
1. Lama Operasi pada pasien Operasi Apriansyah (2015) umumnya pasien sectio
dari 27 responden hampir setengahnya yaitu peneliti beropini bahwa hampir setengahnya
operasi tingkat sedang (31-60 menit). Dari Nganjuk menjalani lama operasi 31-60
berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak pasien perempuan yang menjalani operasi
9 responden (69,2%) dan hampir sectio caesarea (SC). Selain itu, diketahui
setengahnya responden memiliki umur 21- pula sebagian besar umur pasien SC
(38,5%). Hasil uji koefisien kontingensi termasuk dalam umur produktif dan umur
didapatkan p-value jenis kelamin sebesar ideal bagi ibu melahirkan. Lamanya waktu
0,049 dan p-value umur sebesar 0,029. yang dibutuhkan untuk menjalani operasi
Dengan demikian, jenis kelamin dan umur SC di Ruang Operasi RSUD Nganjuk tidak
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 59
JURNAL SABHANGA
terlalu singkat tetapi juga tidak terlalu lama, shivering, karena pasien yang berpendidikan
yaitu 31-60 menit sesuai dengan waktu tinggi cenderung melakukan persiapan pre
normal yang dibutuhkan dalam operasi SC operasi yang lebih baik dan patuh pada
pada umumnya. instruksi tenaga kesehatan. Menurut
Notoatmodjo (2011) juga pendidikan
2. Terjadinya Shivering pada Pasien memiliki peranan yang besar dalam
Operasi dengan Anestesi Spinal di membentuk pengetahuan seseorang tentang
Kamar Operasi RSUD Nganjuk kesehatan. Semakin tinggi tingkat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seseorang, maka semakin mudah
dari 27 responden hampir setengahnya yaitu orang tersebut dalam menerima informasi,
sebanyak 12 responden (44,4%) mengalami sehingga semakin banyak pula pengetahuan
terjadinya shivering derajat 3. Dari 12 yang dimiliki.
responden tersebut, setengahnya responden Berdasarkan uraian di atas, maka
memiliki umur 21-30 tahun, yaitu sebanyak peneliti beropini bahwa hampir setengahnya
6 responden (50%) dan sebagian besar responden mengalami terjadinya shivering
memiliki tingkat pendidikan SMA, yaitu derajat 3 atau masih dalam taraf yang
sebanyak 9 responden (75%). Hasil uji normal, dimana hanya beberapa otot klien
koefisien kontingensi didapatkan p-value yang menggigil, tidak sampai seluruh tubuh
umur sebesar 0,000 dan p-value pendidikan menggigil (derajat 4). Biasanya dalam
sebesar 0,031. Dengan demikian, umur dan derajat ini dianggap belum perlu diberi obat
pendidikan responden memiliki hubungan farmakologis, tetapi hanya diberi selimut
yang signifikan dengan terjadinya shivering. hangat. Ketahanan tubuh klien operasi
Menurut Morgan (dalam Mubarokah, dengan anestesi spinal yang mampu
2017), umur pasien merupakan salah satu bertahan pada shivering derajat 3 dapat
faktor utama yang berpengaruh pada disebabkan karena sebagian besar
terjadinya hipotermi dan mengigil atau responden tersebut memiliki umur 21-30
shivering. Pasien anak dan lansia memiliki tahun, dimana umur tersebut pasien
risiko tinggi terjadi komplikasi operasi, memiliki stamina fisik yang baik dan
termasuk salah satunya adalah terjadinya memiliki ketahanan terhadap penurunan
shivering, sedangkan pada pasien umur ambang batas suhu sebagai dampak anestesi
dewasa atau umur produktif, risiko spinal. Selain itu, pendidikan responden
terjadinya shivering lebih rendah. Faktor sebagian besar SMA turut memberikan
pendidikan mungkin memiliki pengaruh pengaruh secara tidak langsung pada
tidak langsung terhadap terjadinya terjadinya shivering, karena responden
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 60
JURNAL SABHANGA
juga berada pada level yang sedang setengahnya berada pada derajat 3 yaitu
(menengah), yaitu berupa shivering derajat 1. sebanyak 12 responden (44,4%). Ada
Hasil penelitian ini telah berhasil hubungan lama operasi dengan terjadinya
membuktikan adanya hubungan antara lama shivering pada pasien operasi dengan
operasi dengan terjadinya shivering pada anestesi spinal di Kamar Operasi RSUD
pasien operasi dengan anestesi spinal di Nganjuk. Hal ini sesuai hasil uji Spearman
Kamar Operasi RSUD Nganjuk. Fakta Rank didapatkan p-value 0,002 ≤ α 0,05.
tersebut sekaligus juga mendukung hasil Disarankan bagi perawat yang
penelitian terdahulu yang dilakukan bertugas di Ruang Operasi agar selalu cepat
Masithoh, dkk, (2018), dimana hasil uji tanggap dalam melakukan asuhan
tabulasi silang antara lama operasi dengan keperawatan pasien pasca anestesi spinal.
terjadinya shivering menggunakan uji chi Asuhan keperawatan yang diberikan adalah
square didapatkan nilai signifikansi p-value dengan memberikan selimut penghangat
≤ α (0,05), sehingga dapat disimpulkan dan penciptaan suhu ruangan yang hangat di
bahwa ada hubungan yang signifikan antara ruang pemulihan untuk mencegah terjadinya
lama operasi dengan terjadinya shivering shivering pada pasien. Disarankan pula bagi
pada pasien pasca anestesi spinal. Hal itu RSUD Nganjuk untuk menyusun SOP
dikarenakan responden terpapar suhu pencegahan dan penatalaksanaan asuhan
ruangan yang dingin lebih lama, tidak keperawatan terjadinya shivering pada
diberikan selimut untuk menutupi tangan, pasien pasca anestesi spinal dan
bahu dan leher selama operasi, dan ruangan memberikan pelatihan pada perawat di
ber-AC dengan suhu 18°C, sehingga dapat ruang operasi agar dapat melaksanakan SOP
menyebabkan penurunan temperatur tubuh tersebut dengan baik.
pasien.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Apriansyah, Akbar. 2015. Hubungan antara
Berdasarkan hasil penelitian dan Tingkat Kecemasan Pre-Operasi dengan
Derajat Nyeri Pada Pasien Post Sectio
pembahasan, maka dapat disimpulkan Caesarea di Rumah Sakit
bahwa lama operasi di Kamar Operasi Muhammadiyah Palembang Tahun 2014.
Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume
RSUD Nganjuk, hampir setengahnya 2, Nomor 1, Januari 2015
menjalani lama operasi tingkat sedang (31- Notoatmodjo, S. 2011. Ilmu Perilaku
60 menit) yaitu sebanyak 13 responden Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 62
JURNAL SABHANGA
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 63