ARTIREL
PEMERIKSAAN KADAR AIR, WAKTU HANCUR,
DAN MIKROBIOLOGI JAMU MADURA
‘Lestari Handayani, Suharmiati, Suharti Sukimo *
Abstrak
‘The research on Madura traditional medicine (lanm Madura) especially woman reproductive
remedies was cattied out to find oat the quality of the “jamu”. Fourteen “janmi” were collected
from fourteen industries located in Bangkalan, Sampang, Pamekasan and Sumenep regencies.
Eight powder preparations were examined concerning with organoleptic, water content and
microbiological contamination, Six pill preparations (dry and wet) were examined for
organoleptic, soluble time and microbiologic test
‘The result showed that all samples fulfilled the water content, soluble time and
microbiotegical test with the exception of three pills. Two out of three pill remedies were
Contaminated by patological bacteries. A remedy was found that the total plate count bacterial
umber was bigger. than standard. Those conditions might be caused by incorrect procedure ot
unhygienie production, inadequate packaging or storing,
This study recommended the Ministry of Health to supervise and controt the traditional
medicine industri more frequent than before. To improve the knowiedge and skill of traditional
‘medicine industry personnel, training on production process and quality contro! should be
‘conducted. These efforts might improve the quality of traditional medicine industry products in
order to protect the consumers from side effect of the remedies
Keywords: Traditional medicine - Jamu Madura ~ quality
Pendahulwan dihindarkan agar jamu yang bertujuan untuk
‘menyehatkan, tidak menjadi sumber penyakit,
cbagai salah satu persyaratan obat Penelitian ini melakukan —pengujian
tradisional untuk dapat diproduksi dan terhadap obat tradisional Madura yang
diedarkan perlu —didaftarkan terlebih diproduksi oleh industri kecil obat tradisional
dahtulu untuk mendapatkan nomor TR _yaitw yang terdapat di Pulau Madura. Pengujian
nomor pendaftaran obat tradisional Dalam ‘ibatasi pada pemertksaan organoleptik, kadar
pengajuan pendaftaran bat tradisional yang
hharus dilengkapi dengan persyaratan mutu yang
telah ditentukan yang artinya harus_dilakukan
uyji terhadap obat tradisional yang didaftarkan
yang dilakukan oleh Balai Pemertksaan Obat
dan Makanan ( Balai POM )
‘Terdapat beberapa pengujian untuk
mengetahui mutu dari obat tradisional_antara
Jain kadar air waktu hancur, mikrobiologi,
keeragaman bobot, organoieptik, pemeriksaan
kimia, fisika, serta pemeriksaan simplisia/bahan
baku yang digunakan Mutu bahan baku dan
bat tradisional akan berpengaruh terhadap
keamanan —obat—tradisional Karena
Pemanfaatannya oleh masyarakat Iuas di
Indonesia, bahkan mungkin diekspor ke luar
negeri. Pencemaran dari bahan atau kuman
yang membahayakan tubuh manusia_periu
* Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan
Kesehatan, Surabaya
air, waktu hancur , dan penetapan mikrobiologi
Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa jauh muta obat tradisional dari
beberapa industri kecil sebagai gambaran dari
sekian banyak industri kecil obat tradisional
yang ada, khususnya di Pulau Madura
Baban dan Cara
Penelitian ini mengambil sampel_obat
tradisional yang diramu dengan resep Madura
dan dibuat’oleh industri kecil obat tradisional di
Pulau Madurt. Sampel dikhususkan —_ obat
tradisional Madura untuk perawatan fungsi
reproduksi wanita yang merupakan obat_ minum
berupa serbuk atau pil. Bentuk kapsul tidak
iperiksa arena tidak memenuhi persyaratan
bentuk sediaan kapsut
Media Lithanghex Edisi Khuras "Obat Asli Indonesia” Volume VIII Nomor 34 4 1998/1999ARTIKEL
Pengambilan sampe! dilakukan pada empat
Kabupaten di Madura yaitu Bangkalan, Sampang,
Pamekasan, dan Sumenep pada tahun 1996,
Dipilih industri kecil obat tradisional yang
banyak dikenal masyarakat (tidak ditemui di
industri besar) yang berizin dan tidak berizin
usaha. Empat belas industri kecil_obat
tradisional didatangi dan diambil, masing
maisng contoh sampel yang merupakan obat
tradisional terlaris menurut pandangan pengelola
industri. Pengujian dilakukan terhadap sampel
dengan pemeriksaan otganoleptik (bau, rasa,
bentuk dan wama), kadar air (sediaan serbuk),
waktu hancur (sediaan pil}, dan pemeniksaan
mikrobiologi berupa pemeriksaan ALT (Angka
Lempeng Total) dan mikroba patogen.
Basil Penelitian
1. Pemeriksaan Organoleptik
Seluruh jamu —bentuk setbuk — berwama
coklat kehitaman dengan bau yang khas
yaitu beraroma tajam, Bentuk pil ada yang
‘berupa pil kering ada yang berupa pil basah
yang pembuatanaya dicampur mada biasa
disebut dodol atau jenang, Pil keriung
umumnya memiliki butiran lebih kecil dari
pada pil dodol. Waa pil coklat kehitaman
dengan ukuran yang Kurang lebih sama dan
beraroma rempah-rempah
2. Kadar Air
Kadar air obat tradisional adalah banyaknya
air yang terdapat dalam obat tradisional
‘Air tersebut berasal dari kandungan
simplisia, penyerapan pada saat poduksi atau
Penyerapan wap air dari udara pada saat
berada dalam peredaran. Persyaratan kadar
air harus dipenuhi selama proses industri
‘maupun dalam peredaran. Upaya menekan
kadar air serendah mungkin perlu cilakukan,
terutama untuk — obat tTadisonal yang
mengandung minyak atsiri ataw bahan Tain
yang mudah menguap. Persyaratan yang
ditetapkan Departemen Kesehatan RI untuk
kadar air adalah kurang atau sama dengan
10% Hal ini dilakukan untuk
menghindarkan tumbubnya kapang dan
Jamvur dalam sediaan tersebut.
Penelitian ini menguji & jenis jam
berbentuk serbuk yang diukur kadar aimya
dan diperoleh hasil bahwaselurub jam
‘mempunyai kadar air kurang dari 10% yaitu
antara 5% sampai 7% yang berarti
‘memenuhi persyaratan ‘Departemen
Kesehatan (Liat Tabel 1)
Waktu Hancur
Waktu hancur diisyaratkan untuk obat
tradisional yang berbentak pil, tablet atau
kapsul, Pada Penelitian ini, bentuk kapsul
tidak diuji karena di lapangan sudah
diketahui bahwa bentuk Kapsul — tidak
memenuhisyarat dalam proses produksi
karena hanya berisi serbuk yang dimasukkan
dalam kapsul, Dalam peraturan Depkes RI
ddikatakan bahwa isi kapsul adalah obat
tradisionat yang sudah diekstrak. Dalam
penelitian ini juga tidak dijumpai _obat
‘radisional dalam bentuk tablet, Waktu
hancur erat kaitannya dengan penyerapan
dalam tubuh. Makin cepat daya hancur
semakin cepat penyerapan zat aktif oleh
tubuh,
Dari enam jamu yang diperiksa, diketahui
bahwa —Seluruh jamy ——berbentuk pil
memenuhi syarat “waktu hancur, —yaitu
berkisar antara 3 menit sampai yang terlama
30 menit.(lihat tabel 2). Waktu hancur yang,
disyaratkan oleh Departemen Kesehatan
adalah tidak boleh Jebih dari 60 menit.
Pemeriksaan Mikrobiologi
‘Angka lempeng total bakteri = ALT (Total
Plate Count Bacterial) adalah bilangan yang
menyatakan jumlah Kofoni bakteri etob
yang terdapat’ pada tiap gram atau ml
sampel dari produk yang diuji. Prinsip
pengujian ALT ialah berdasar anggapan
bahwa sel sel mikroba. yang terdapat dalam
fbahan uji bila dicampur medium dan
diinkubasikan dalam suhu tertentu. maka
masing masing sel akan membentuk kotont
terpisah yang dapat dilihat. Tujuan uji ini
untuk —mengetahui, —seberapa_—_ tinggi
pencemaran bakteri yang sudah dialami oleh
suatu produk yang mana penyebab
pencemaran dapat berasal dari wadah, cara
penanganan simplisia, cara produksi, cara
pengepakan dan penyimpanan yang salah.
Dua metode yang digunakan dalam
pemeriksaan ini adalah metode tuang dan
metode seb
Pada pemeriksaan cemaran diidentifikasikan
rmikroba patogen yang mungkin mencemari
obat tradisional. Bakteri patogen yang
diidentifikasikan adalah bakteni patogen
yang umumnya ditemukan mencemari
‘makanan_ dan obat tradisional yang dapat
menyebabkan keracuntan takanan dan bila
‘masuk ke dalam tubuh manusia dapat
menyebabkan sakit. Ada _—_beberapa
perubahan —jenis—mikroba—yang
diidemtfikasikan berdasar bentuk sediaan
‘Media Lidhanges Elvi Khas “Oat Asli Indamesin” Volume VIII Nomor 3&4 1998/1999 7ARTIKEL.
Jamu. Jamu bentuk ——serbuk_perlu
diidentifikasikan ALT (Angka Lempeng
Total ), Escherichia coli, Bacilus cereus,
Clostridium perfringens, Kapang dan
Khamir, Pemeriksaan bentuk —serbuk
disesuaikan dengan pemeriksaan makanan
dalam bentuk tepung atau serbuk. Bentuk pil
yang perlu dipeniksa adalah ALT dan
adanya MPN (Most Probable Number )
coliform, Salmonella, Pemeriksaan bentuk
pil disesuaikan dengan pemeriksaan
‘makanan kering yang langsung cbkonsumst
fanpa pemanasan, Uji Cemaran dilakukan
tetkadap 14 jenis jam yang diambil dari
masing masing satu produsen jamu yang,
paling laku terjsal, Jan tersebut terdini dari
Jamu yang berbentuix pil, dodol/jenang, dan
serbuk.
Hasil Pemeriksaan Kadar Air, ALT, dan
8 Jame berbentuk serbuk yang diperiksakan
ternyata seluruhnya —memenuhi_persyaratan
pengujian mikrobiologi yang artrinya tidak
‘mengandung bakieci patogen sert angka ALT
‘kurang dari 10°. Sedangkan, angka Kapang dan
Khamir_ yang diisyaratkan tidak melebihi 10°
terpenuhi oleh seluruh jamu. (Tabet 1)
Enam jamu berbentuk pil yang dipesksa
diperoteh hasil dua jamu (amu J dan N)
berbentuk pil madu dan 1 pil kering, yang tidak
‘memenuhi persyaratan uji mikrobiologi Karena
ditemukan ‘bakteri patologis dalam. sediaan
jamu dan ALT lebih dari 10°. Satu jam
berbentuk pil_madu (amu L) tidak mememuht
persyaratan pemeriksaan mikrobiologi karena
ALT melebibi 10° meskipun tidak ditemui
Tabel 1
Mikroba Patogen 8 Jenis Jamu Berbentuk Serbuk
No | NAMA JAMU | KADAR AIR | ALT*
SST eT
a A 5,710"
(2 B 4x10"
3 c _6% 18x 10°
(s D TM 18x 10°
s |e 5% 9x10
oe F 3% 13x00
71 G 5% | 26x10" | 0
8 H 3% sx o® 0
Keterangan : *) koloni / Gram jam
‘Mikroba I: Escherichia 2
4) Khamir 5
Clostridium perfringens 3, Bacillus cereus
Jarour/Kepang
Tabel 2
Hasil Pemeriksaan Waktu Hancur, ALT, dao Bakteri
Aptogen 6 Jenis Jamu Berbentuk Pil
No | NAMAJAMU | WAKTU ALT *) ~ MIKROBA ]
HANCUR
_ (Menit)
1
1 T [a7 50 oO
2 J 3 T7x10" 0
3 K_ 30 | 3.48. X 10" oO}
Cs L 2 3x1 | 0
3 M 2 11X10 0
Ce N is 75X10 +O
Media Libanykes Basi Khas "Obat Ast Indonesia” Vabume VU Nomor 3&4 1998/1999ARTIKEL,
bakteri patogen. Kapang dan Khamir pada jamu
berbentuk pil disyaratkan tidak lebih dari 103,
schingga jamu berupa pil memenuh
persyaratan. Tiga jamu lainnya — meenuhi
persyaratan pemeriksaan mikroskopis (Tabel 2)
Pembahasan
Dalam Penelitian ini diketabui seluruh
Jamu berbentuk serbuk memenuhi syarat kadar
air. Kadar air sangat penting untuk mencegah
pertumbuhan jamur, sehingga dapat dijelaskar
mengapa sehiruh jamu berbentuk — serbuk
seluruhnya memenuhi persyaratan yi
mikrobiologi tervama tentang Kapang dan
Khamis
Tidak Demikian dengan jam berbentuk
pil, dua jenis jamu yang terkontaminasi bakteri
patogen adalah bentuk dodoV/jenang, yaitu jamu
yang dibentuk pil dengan campuran macy
Dalam wawancara diketahut bahwa madu yang
digunakan bukan madu asti Karena harganya
cukup mahal, sehingga akan _mempengaruhi
harga penjualan dan sebagai kelanjutannya
akan mempengaruhi pemasaran. Sebagai
akibatmya, Karena madu tidak ashi mengandung
air, maka air dapat’ menjadi media pertumbuhan
Mikroba, Keadaan ini mungkin tidak terjadi bila
menggunakan madu asli_ yang tidak
rmengandang air, sehingga sulit untuk ditumbuh,
mikroba. Satu jamu yang berupa pil Kering yang
diketahui —temnyata dicemari_ mikrobs, bila
ditelusuri dari cara produksi_kemungkinan
kkarena terkontaminasi pada saat — produksi
Tindakan Kurang higienis —-memungkinkan
kontaminasi ini, misatkan pada saat menjemur
jamu di udara terbuka tanpa —penutup dan
pengepakan menggunakan alat yang kurang
bers
roses pembuatan jamu yang. panjang
memungkinkan setiap tahapan——_terjach
kotaminasi dengan bahan yang membahayakan
kesehatan, Ditekankan disin’ bahwa pengambilan
bahan sampel Janigsung dari produsen dan
diambil dant jamu produkasi terbaru. Bila jamu
‘yang baru. saja sudah ditemui mikroba patogen
atau ALT yang melebihi standar, perl
ditanyakan lagi, bagaimana dengan — kondist
Jamu yang sudah lama dan berada di tangan
onsumen
Obat Tradisionaljamu yang asi
pemeriksaannya memenuhi syarat, cukup banyak
jumlahnya. Hal ini membuktikan bahwa masih
banyak jamu yang layak dikonsumsi, Meskipun
jumlak jamu yang — tidak memenuhi Syarat
pemeriksaan mikrobiologi hanya 3. jamu
21.4%) dan (4 jamu yang diperiksa, namun
perlumendapat pethatian. —Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya bahwa kontaminast
dengan bakteri patogen dapat menyebabkan
gangguan keschatan pada Konsumen, Kejadian
seperti ini menunjukkan —bahwa_konsumen
masih Kurang terlindungi dari efek samping
‘membahayakan Kesehatan dalam penggunaan
bat tradisional. Pada saty sisi minat terhadap
Jamu semakin digalakkan dan pemerintah,
Khususnya Departemen Kesehatan
rmengharapkan bahwa obat_tadisional yang,
digunakan adalah obat tradisional yang aman
serta terkaji khastatnya,
Dari penelitian ini, hasil_pemeriksnan
cemaran jamu dapat disimpulkan — bahwa
temyata_masih ada jam madura yang kurang,
tenamin dalam —persyaratan Kesehatan
Tronisnya, setelah diamati ternyata yang Kurang,
memenuhi persyaratan adalah jamu yang laris,
sudak (erdaftar, dan diproduksi oleh produsen
yang pemastrannya cukup las. Bila dilihat dari
penelitian di fapangan, Keadaan ini mungkin
disebabkan oleh proses pembuatan jamu sejak
dari awal sampai siap dalam kemasan. Cara
pembuatan yang sederhana, alat-alat sederhans,
tenaga kena yang tidak terjamin kualitasnya,
kondisi bangunan, dan alae-alat yeng tidak
memenuhi persyaratan—penyimpanan dapat
mempengaruhi hasil proses produksi
Kesimpulan dan Saran
Jamu Madura bentuk serbuk dalam
penelitian ini seluruhyna memenui persyaratan
Direkiorat —Jenderal_ POM —_Depanemen
Kesehatan RI, yang berarti bahwsa jamu tersebut
cukup aman untuk dikonsumsi. Sedangkan, 3
Jamu dari 6 jam bentuk pil atau dodoljenang
temyats tidak memenuhi—_persyaratan
pemenksaan mikrobiologis yang artnya bila
dikonsumsi ada tisiko—terjadt-gangguan
kkeschatan akibat Kontaminasi dengan bakteri
yang terdapat pad jarmu
Balai POM sebagai instansi yang,
melakukan —pemeriksaanjamu perk lebih
meningkatkan upaya pengambitan samipel jam
i lapangan, terutama jamu bentuk basah untuk
diperiksa Instansi pembina Industn: jamu dalam
hal ini Kanwil Kesehatan Propinsi melahut
Kantor Departemen Kesehatan di tingkat IL
perlu. melakukan tindakan nyata dengan
meningkatkan pembinaan, terutama data hal
[ Bersambung ke hal
Media Litbangkes Edisi Shusus “Oat Ast Indonesia” Volume VIL Nomer 3&4 1998/1999 °ARTIKEL
pengembangan mutunya, setingga benar benar
bermanfaat bagi upaya’ pengembangan bat
tradisional,
Dengan hilangnya hambatan dan kendala
tadi akan mempercepat terealisasinya amanat
GBHN bidang keschatan, yakni peninekatan
pelayanan Kesehatan msyarakat secara lebih
Tuas dan merata
Daftar Pustaka
1. Sistem Kesehatan Nasional. 1982. Jakarta
Depratemen Kesehatan RI
2. Kebijaksanaan Obat Nasional, 1983
Jakarta Departemen Kesehatan RI
3. Obat Kelompok Fitoterapi, 1985 Jakarta
Departemen Kesehatan RI
4, GBHN (Garis Garis Bsar Haluan Negara)
dan Ketetapan MPR. 1988, Jakarta. CV
Baru
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
760/Menkes/Per/IX/1992 tentang
Fitofarmaka —_Ditektorat_Jenderal
Pengawasan Obat dan Makanan,
Depkes RI, 1995
6
10,
u
B
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
761/MenkevSKIX/1992 tentang
Pedoman fitofarmaka. 1995. Direktorat
Pengawasan Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan , Depkes RI,
Undang Undang No. 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan .
GBHN 1993 beserta susunan Kabinet
Pembangunan VI, 1993 . Surakarta,
Penerbit PT Pabelan.
Petikan GBHN 1998, Departemen
Kesehatan, Biro Perencanaan, 1998
Materi Medika Indonesia Jilid |, 1, Ul, 1V,
V, VI_ 1994 Departemen Kesehatan RI,
Report of The Consultation on Model
Monographs on Widely Used
Medicinal Plants, Traditioal Medicine
Programme.
Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1965-
1995. Badan Litbang Kesehatan
(sedang dalam pencetakan), 1995,
World Health Organization, 1966,
Upaya Pengembangan Obat Tradisional
Menjadi Ftofarmaka. 1994 Prosiding
Pendidikan Berkelanjutan Apoteker,
Fakultas Farmasi Airlangga-Isfi
Sambungan dari halaman ...
CPOTB (Cara Pembuatan Obat ‘Tradisional
yang Baik), Bantuan Pemerintah Daerah dalam
‘membantu biaya maupun tenaga alam rangka
pembinaan Industri kecil OT akan lebih
‘mempercepat tercapainya —_peningkatan
kemampuan industri dalam hal CPOTB
Daftar Pustaka
1, Departemen Kesehatan: _Direktorat
Pengawasan Obat Tradisional Direktorat
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
1998. Kodifikasi Peraturan Perundang
Undangan Obat Tradisional Jilid 1.
. 1985. Analisis Obat
Tradisional, Jakarta.
6
4
Hargono, Djoko. Obat Tradisional dalam
Sediaan Kapsul Buletin Direktorat
Jenderal POM Departemen Kesehatan Ri
Vol. 8 No. 4 Nopember 1986. P. 21 24
Mursito, Bambang. Pengujian Obat
Tradisional”, Buletin Direktorat Jenderal
Pom Departemen Kesehatan RI vol, 10
No.3 Desember 1988, P. 12-15
Suriawira,Unus, 1986. Mikrobiologi Air
dan Dasar dasar Pengolahan Ruangan
‘Secara Biologis, Alumni. Bandung,
Sutrisno, R Bambang. . Reverse Approach
and The A + B= C Equation. Jakarta
Faculty of Pharmacy Pancasila University
1996
Siregar, Lamria O. ‘Pengujian Mikrobiologi
Di Pusat — Pemeriksaan Obat dan
‘Makanan”. Buletin Direktorat_Jenderal
POM Departemen Kesehatan RI Vol. 9
No ,2 September 1987.P. 8-10.
Syamsudin T, U. ‘Problema Produksi Pil
Obat Tradisional”. Buletin Direktorat
Jenderal POM Departemen Keschatan RI
Vol. 10 No. 2 September 1988, P. 13-14
‘Media Lihanghes Eiisi Khusns "Ghat Asi Inudomesia” Volume VII Newer 3&4 1998/1999 7