You are on page 1of 22

PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA

COOKIES BISCHAPITIVUM : UPAYA PREVENTIF COMPUTER VISION


SYNDROME DALAM MENGHADAPI
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 SESUAI DENGAN SDG’S 2030

BIDANG KEGIATAN:
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh :
Nadiatul Fitri 1810111090/2018
Muhammad Reva Andrian 1810111101/2018
Mohamad Ridwan Rafiif 1910111076/2019

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA


JAKARTA
2020

1
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-KEWIRAUSAHAAN

1 Judul Kegiatan : Cookies Bischapitivum Upaya


Preferentif Computer Vision
Syndrome dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0 Sesuai
dengan SDG’S 2030
2 Bidang Kegiatan : PKM-AI
3 Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Nadiatul Fitri
b. NIM : 1810111090
c. Jurusan : S1 Manajemen
d. Universitas : UPN Veteran Jakarta
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Rengas No. 18 Pangkalan
Jati, Cinere. Depok,
082260806112
f. Email : Nadiatulfitri3@gmai.com
4 Anggota Pelaksana Kegiatan
/Penulis : 2 orang
5 Dosen Pendamping
Nama Lengkap dan Gelar : Dra. Pusporini, MM
NIDN : 0002066101
Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Pangkalan Jati II Gang Cerri
No. 26C Rt 03 Rw 02
Pangkalan Jati, Cinere, Depok.
08129628732
6 Biaya Kegiatan Total:
a. Kemristekdikti : Rp 200.000
b. Sumber lain : -
7 Jangka Waktu Pelaksanaan : 30 Hari

Jakarta, 24 November 2020


Menyetujui, Wakil Dekan Ketua Pelaksana Kegiatan

Dr. Jubaedah, SE., MM Nadiatul Fitri


NIK. 471099504581 NIM. 1810111090

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

1
Dra. Pusporini, MM
NIDN. 0002066101

Dr.dr. Ria Maria Theresa, Sp. KJ.,


MH
NIK. 466050607941

2
COOKIES BISCHAPITIVUM : UPAYA PREVENTIF COMPUTER VISION
SYNDROME DALAM MENGHADAPI
REVOLUSI INDUSTRI 4.0 SESUAI DENGAN SDG’S 2030

Nadiatul Fitri
Muhammad Reva Andrian
Mohamad Ridwan Rafiif
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Pembangunan
Nasional Veteran Jakarta
Jl. RS. Fatmawati Raya, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Depok, Jawa Barat 12450

ABSTRACT
Millennials are able to innovate and be creative in evolving industries by
utilizing technology, for example, such as computers. But due to the millennial
generation staring too often at computer screens, which later can cause computer
vision syndrome (CVS). Facing the industrial revolution 4.0 will certainly
increase the use of computers. One of the preventive efforts that can be done is to
consume foods high in vitamin A. Food ingredients that contain lots of vitamin A
are pumpkin and peas. Yellow squash has the potential as a source of provitamin
A as much as 767 μg / g, and vegetable in the form of ßcarotene. In addition,
pumpkin also contains vitamin C, fiber and carbohydrates which are quite high
and peas also contain beta-carotene which is good for the eyes. With the
collaboration between pumpkin and peas, the innovation that can be made is
cookies. With the use of cookie management for the millennial generation, the
benefits that will be obtained are two things, namely in terms of producers and
consumers. These benefits will touch two points that support the goals of the
SDGs 2030 program, namely health and the economy.
Keyword : millennials, industrial revolution 4.0, pumpkins, peas, SDGs
2030

ABSTRAK
Generasi millenial mampu berinovasi dan kreatif dalam berevolusi industri
dengan memanfaatkan teknologi, contoh nya seperti komputer. Tetapi akibat
generasi millenial terlalu sering menatap layar komputer, yang nantinya dapat
menimbulkan computer vision syndrom (CVS). Menghadapi revolusi industri 4.0
tentunya akan meningkatkan penggunaan komputer. Salah satu upaya pencegahan
yang dapat dilakukan adalah mengkonsumsi makanan yang tinggi akan vitamin A.
Bahan pangan yang banyak mengandung vitamin A adalah labu kuning dan kacang
polong. Labu kuning memiliki potensi sebagai sumber provitamin A sebanyak 767
μg/g, dan nabati berupa ßkaroten. Selain itu, labu kuning juga mengandung vitamin
C, serat dan karbohidrat yang cukup tinggi dan kacang polong juga mengandung
betakaroten yang baik untuk mata. Dengan kolaborasi antara labu kuning dan
kacang polong inovasi yang dapat dibuat adalah cookies. Dengan pemanfaatan
pengelolaan cookies pada generasi milenial, manfaat yang akan diperoleh ada dua
hal, yakni dari segi produsen dan konsumen Keuntungan ini akan menyentuh dua
poin yang mendukung tujuan program SDG’s 2030, yakni kesehatan dan
perekonomian.

3
Kata kunci : generasi milenial, revolusi industri 4.0, labu kuning, kacang
polong, SDGs 20

PENDAHULUAN
Generasi milenial saat ini sedang berada dititik puncak perubahan besar
ditambah munculnya perkembangan revolusi industri terbaru yang mendukung
otomatisasi hampir diseluruh dunia, yakni revolusi industri 4.0. Revolusi 4.0
merupakan peran teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia
fisik, digital, dan biologi dengan cara yang fundamental dan akan mengubah umat
manusia. (Tjandrawinata, 2016). Teknologi pada revolusi industri 4.0, tidak
terlepas dari penggunaan gawai, komputer, laptop, dan lain-lain untuk menunjang
digitalisasi pada era ini. Penggunaan komputer yang semakin meluas, akan
menimbulkan dampak negative. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa
pengguna komputer yang terus menerus melihat monitor, mengalami lebih banyak
permasalaham penglihatan dibandingkan dengan yang tidak memakai monitor.
Gangguan penglihatan yang disebabkan karena penggunaan komputer oleh The
American Optometric Association dinamakan Computer Vision Syndrom (CVS)
(AOA, 2017). CVS merupakan suatu gejala yang dapat menyebabkan berbagai
keluhan antara lain mata tegang (mata sakit atau mata lelah), sakit kepala,
pandangan kabur saat melihat dekat, fokus mata berubah perlahan, pandangan
kabur saat melihat jauh setelah melakukan pekerjaan dengan jarak dekat,
sensitif terhadap cahaya, iritasi mata (mata perih, mata kering, mata merah),
lensa kontak tidak nyaman, sakit pada leher dan bahu, serta punggung (Sheedy
dan Shaw-McMinn, 2003).
Hingga saat ini upaya preventif kejadian CVS menganjurkan untuk
beristirahat sejenak dari pekerjaan dengan layar komputer. Upaya preventif
kejadian CVS dapat dilakukan dengan memberikan intervensi gizi dengan fokus
terhadap pemberian Asupan vitamin A, mengingat fungsi vitamin A adalah untuk
mejaga kesehatan mata. Upaya pencegahan vitamin A diambil berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Azkadina (2012) yang menyatakan bahwa salah
satu faktor individu yang dapat memperparah kejadian CVS rendahnya asupan
vitamin A. Bahan makanan yang mengandung senyawa vitamin A yang tinggi
adalah labu kuning (Gardjito dkk, 2006 dalam Hamdi 2017) dan kacang polong
(Bhat et al 2013)
Labu kuning dan kacang polong dipilih menjadi bahan pangan lokal utama
dalam pembuatan cookies sebagai upaya pencegahan CVS. Hal ini karena labu
kuning memiliki potensi sebagai sumber provitamin A sebanyak 767 μg/g
bahan, dan nabati berupa ß-karoten. Selain itu, labu kuning juga mengandung
vitamin C, serat dan karbohidrat yang cukup tinggi (Gardjito dkk, 2006 dalam
Hamdi 2017). Penambahan kacang polong diberikan untuk memaksimalkan
kandungan vitamin A pada cookies. Selain itu kandungan protein pada kacang
polong juga termasuk tinggi, sehingga mampu untuk meminimalisir gejala pegal

4
pada otot. Bhat et al 2013 yang menyatakan bahwa kacang polong memiliki
kandungan kaya protein sebesar 21-25% dengan asam amino tertinggi adalah pada
lisin dan tryptophan.
Cookies Bischapitivum merupakan cookies berbahan dasar Cucurbita
Mochata dan Pisum Sativum atau labu kuning dan kacang polong dibuat sebagai
langkah preventif terhadap individu yang mengalami gejala CVS. Dengan potensi
labu kuning dan kacang polong yang mudah didapat di bumi pertiwi Indonesia
mempermudah dalam mendapatkan bahan dasar pembuatan cookies yang kaya
akan vitamin A sebagai pendukung utama dalam kesehatan mata, sehingga
generasi milenial dapat terus mendukung pertumbuhan perekonomian yang
selaras dengan revolusi industri 4.0.

TUJUAN PENULISAN
Membuat inovasi baru dengan memanfaatkan pangan lokal dari labu kuning
dan kacang polong untuk mengatasi CVS pada individu, terutama generasi
milenial yang akan menghadapi era digitalisasi. Meningkatkan produktivitas
generasi milenial untuk memajukan perekonomian indonesia melalui kegiatan
wirausaha dengan memanfaatkan potensi labu kuning dan kacang polong menjadi
sebuah cookies. Dengan pemanfaatan pengelolaan cookies pada generasi milenial,
manfaat yang akan diperoleh ada dua hal, yakni dari segi produsen dan konsumen
Keuntungan ini akan menyentuh dua poin yang mendukung tujuan program
SDG’s 2030, yakni kesehatan dan perekonomian.

METODE PENULISAN
Metode Penulisan karya tulis ilmiah berdasarkan studi literatur kepustakaan
yang diambil dari berbagai referensi baik melalui media cetak ataupun media
online yang saling berhubungan berhubungan dan mendukung terkait persoalan
yang akan dibahas.
1. Penentuan Ide
Gagasan utama karya tulis ilmiah ini adalah pemanfaatan olahan
labu kuning dan kacang polong sebagai upaya pencegahan Computer
Vision Syndrome dalam menghadapi revolusi industri 4.0 guna
meningkatkan pendapatan nasional dan investasi yang selaras dengan
SDGs 2030.
2. Pengumpulan Data
Data yang terkumpul merupakan data sekunder yang diperoleh
melalui berbagai literatur dan hasil kajian ilmiah, baik dari jurnal ilmiah
nasional maupun internasional, buku, artikel, dan internet.
3. Analisis Permasalahan
Hasil pengumpulan data yang diperoleh, kemudian dianalisis baik
secara kualitatif maupun kuantitatif sesuai dengan permasalahan yang
ada. Data kualitatif dianalisis untuk mengetahui prospek pengembangan

5
produk berbahan dasar labu kuning dan kacang polong dalam bidang
wirausaha. Data kuantitatif dianalisis untuk memperoleh kandungan zat
gizi, terutama vitamin A yang akan menjadi unggulan produk dalam
upaya mencegah computer vision syndrome dan analisis pendapatan
nasional serta investasi yang akan didapat apabila sumber daya manusia
terhindar dari penyakit yang berkaitan dengan mata saat menghadapi
revolusi industri 4.0.
4. Rumusan, Pengambilan Kesimpulan dan Rekomendasi
Selanjutnya pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan
pembahasan secara keseluruhan, meliputi rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan hasil pembahasan, sehingga mampu menghasilkan
rekomendasi yang dapat berkaitan dengan permasalahan yang ada,
sehingga karya tulis ini dapat berkelanjutan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Potensi pemanfaatan Cookies Bischapitivum dalam mencegah terjadinya CVS
Computer Vision Syndrome (CVS) merupakan gejala yang dapat
menyebabkan berbagai keluhan, salah satunya adalah terkait dengan kesehatan
mata. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mata guna
meminimalisir kejadian CVS adalah dengan mengonsumsi makanan yang
mengandung asupan vitamin A. Bahan makanan yang dapat dioptimalkan adalah
dengan mengolah pangan mengandung vitamin A, yakni dengan pengolahan labu
kuning dan kacang polong sebagai cookies yang tinggi akan vitamin A. Inovasi
Cookies Bischapitivum berbahan dasar labu kuning dan kacang polong dengan
tinggi vitamin A dibuat dengan pemenuhan angka kecukupan gizi pada individu
dengan standar 2000 Kkal/ hari berdasarkan AKG 2013. Konsumsi vitamin A
yang harus dikonsumsi oleh individu dengan standar 2000 Kkal/hari adalah
sebesar 600 mcg.
Untuk mengklaim Cookies Bischapitivum tinggi vitamin A digunakan
perhitungan yang telah disesuaikan oleh Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia No.13 Tahun 2016 tentang Pengawasan Klaim
pada Label dan Iklan Pangan Olahan. Untuk klaim kandungan zat gizi vitamin dan
mineral yang tinggi digunakan rumus : 2 x 15%ALG per 100 gram bentuk padat.
Untuk ALG yang merupakan akronim dari Acuan Label Gizi, mengacu pada
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No.9
Tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi. Untuk makanan yang dikonsumsi secara
umum, ALG pada vitamin A yang tercantum adalah 600 mcg. Maka untuk
mengklaim bahwa Cookies Bischapitivum tinggi vitamin A adalah minimal
sebesar 180 mcg. Untuk mengetahui kandungan vitamin A pada Cookies
Bischapitivum diperlukan analisis perkiraan kandungan zat gizi. Dalam
melakukan analisis, langkah awal yang dilakukan adalah mengetahui formulasi
yang digunakan. Formulasi di adaptasi berdasarkan penelitian yang dilakukan

6
oleh Romadhoni dan Bernatal 2017, yang di modifikasi. Formulasi yang
dibutuhkan adalah 500 gram tepung labu kuning, 300 gram kacang polong
tumbuk, 100 gram mentega, 100 gram gula, kuning telur 60 gram, baking powder
0,75 gram, dan susu 20 gram. Presentase penggunaan komposit bahan dasar
adalah 50% tepung labu kuning, 30% kacang- polong tumbuk, dan 20% bahan
tambahan. Presentase tersebut diambil guna memenuhi Angka Kecukupan Gizi,
terutama vitamin A, dengan acuan AKG 2013.
Maka analisis zat gizi tepung labu kuning, kacang polong tumbuk, dan bahan
tambahan memiliki perbandingan 50 : 30 : 20. Berdasarkan hasil formulasi
pembuatan Cookies Bischapitivum didapatkan hasil sebagai berikut :
Tepung Labu Kuning Kacang Polong Tumbuk Bahan Tambahan
Energi 164 Kkal Energi 29,4 Kkal Energi 265,8 Kkal
Protein 2,5 gram Protein 2,01 gram Protein 2,66 gram
Lemak 0,25 gram Lemak 0,12 gram Lemak 18,94 gram
Karbohidrat 38,8 gram Karbohidrat 5,31 gram Karbohidrat 22,44 gram
Vitamin A 53,5 mcg Vitamin A 122,1 mcg Vitamin A 249,5 mcg
Tabel 1. Kandungan gizi Labu Kuning, Kacang Polong, dan Bahan Tambahan
Dalam formulasi tepung labu kuning, kacang polong dan bahan
tambahan dihasilkan zat gizi sebagai berikut : energi : 459,2 Kkal ; protein : 7,17
gram ; lemak : 19,31 gram ; karbohidrat : 66,55 gram ; vitamin A : 425,1 mcg.
Formulasi berat bahan total adalah sebesar 1000 gram atau setara dengan 1 Kg.
Dalam menganalisis kandungan zat gizi penggunaan bahan adalah dengan
perbandingan 100 gram bahan. Dalam setiap sajian 100 gram formulasi mampu
menghasilkan 2 sajian, yang mana setiap sajian memiliki berat sebesar 50 gram.
Oleh karena itu, dalam mengemas 1 produk Cookies Bischapitivum adalah sebesar
50 gram. Maka informasi nilai gizi adalah sebagai berikut :
INFORMASI NILAI GIZI
Takaran Saji : 50 gram
Jumlah Sajian per Kemasan : 1 (4 keping)
JUMLAH PER SAJIAN
Energi Total 229,6 Kkal Energi dari Lemak 86,9
Kkal
%AKG*
Lemak 9,7 gram 14,48%
Protein 3,6 gram 6%
Total Karbohidrat 3,32 gram 12,10%
Vitamin A 212,55 mcg 35,43%
*berdasarkan AKG 2.000 kalori. Kecukupan bisa berbeda pada tiap individu.
Tabel 2. Informasi nilai gizi per satu takaran saji
Dengan melihat hasil analisis perkiraan kandungan gizi, maka dapat
disimpulkan bahwa Cookies Bischapitivum tinggi akan vitamin A. Sesuai dengan
perhitungan klaim kandungan gizi per 100 gram kandungan vitamin A yang ada

7
sebesar 180 mcg, namun hasil analisis Cookies Bischapitivum polong per 50 gram
sudah menghasilkan vitamin A sebesar 212,55 mcg. Maka Cookies Bischapitivum
dapat diklaim mengandung vitamin A tinggi. Konsumsi 3 kemasan dalam setiap
harinya sudah memenuhi kecukupan gizi dengan standar 2.000 Kkal, yakni
kecukupan vitamin A sebesar 600 mcg.
Peluang berwirausaha dalam menghadapi revolusi industri 4.0, dengan
membuat Cookies Bischapitivum
Generasi millenial dikenal juga dengan generasi yang inovatif, mereka
mampu menghasilkan hal-hal yang baru yang belum ditemui pada zaman
sebelumnya. Sehingga peluang untuk berwirausaha melalui sistem digitalisasi
akan lebih mudah, mengingat generasi milenial ahli dalam penggunaan teknologi
terutama berbasis digital. Inovasi dan kreatifitas yang dimiliki dapat menciptakan
omset yang nantinya akan berpengaruh dalam pendapatan nasional dengan
penambahan berwirausaha melalui digitalisasi.
Salah satu inovasi yang dapat dibuat adalah Cookies Bischapitivum yang
berbahan dasar labu kuning dan kacang polong. Peluang pembuatan cookies ini
adalah dengan melihat pola pekerjaan masyarakat kearah revolusi industri 4.0
yang lebih kearah digitalisasi. Untuk mencegah sindrom komputer yang mungkin
akan dialami oleh generasi milenial, akibat penggunaan komputer . maka upaya
yang dilakukan adalah generasi milenial dapat mengkonsumsi Cookies
Bischapitivum yang kaya akan vitamin A, sehingga terdapat dua manfaat
sekaligus yang nantinya bisa didapat untuk meningkatkan perekonomian. Dari
segi produsen, dapat menambah pendapatan nasional, sedangkan dari segi
konsumen dapat menginvestasi kan uang yang seharusnya untuk pengobatan
apabila terkena CVS, dialihkan menjadi investasi yang lain dan konsumen dapat
terus produktif hingga masa yang akan datang karena tetap menjaga kesehatan
matanya dalam melakukan pekerjaan. Peluang berwirausaha pada generasi
milenial dapat menggandeng perushaan-perusahaan besar yang aktif dengan
penggunaan teknologi, terutama komputer. Kerjasama yang dijalin adalah dengan
melakukan tahap sosialisasi dan promosi keuntungan produk Cookies
Bischapitivum dalam suatu perusahaan, ketika mereka sudah menyepakati maka
terdapat penandatangan kontrak yang akan dijalin, dan Cookies Bischapitivum
siap untuk di distribusi. Selain itu revolusi industri 4.0 menuntut kita untuk
mengembangkan dan memanfaatkan teknologi. Melihat pengguna internet sudah
mencapai lebih dari 100 juta pada tahun 2018, maka untuk mengembangkan
penjualan produk Cookies Bischapitivum dapat memanfaatkan penjualan melalui
ecommerce. Sehingga penjualan Cookies Bischapitivum dapat lebih luas
jangkauannya dan seluruh lapisan masyarakat dapat mengonsumsi cookies ini,
sehingga pengendalian CVS akan lebih meningkat.
Analisis perhitungan penjualan dan konsumsi Cookies Bischapitivum
sehingga dapat meningkatkan pendapatan nasional dan inevstasi yang
mendukung SDG’s 2030

8
Untuk menghitung analisis perhitungan Cookies Bischapitivum digunakan
metode perhitungan presentase penghasilan pendapatan yang dapat diterima oleh
orang yang melakukan produksi dan setiap orang yang mengkonsumsi dapat
menyimpan uangnya, sehingga presentase kesehatan yang seharusnya digunakan
dapat digunakan untuk keperluan yang lain. Setiap persen yang dihasilkan dari
penjualan produk cookies akan menambah kesejahteraan berupa uang yang
diterima. Sedangkan uang yang dikeluarkan oleh setiap orang yang membeli
produk cookies akan dibandingkan berapa presentase yang dihasilkan dengan
pengeluaran yang disimpan untuk biaya kesehatan. Perhitungan dilakukan dengan
menghitung perkiraan biaya habis pakai untuk pembuatan produk, sehingga
menghasilkan nilai jual produk yang akan dikonsumsi oleh individu. Berikut
Rincian perkiraan biaya habis pakai dalam satu kali pembuatan formulasi.
Bahan Berat/Jumlah Harga Satuan Total Harga
*Tepung Labu Kuning 500 gram/2 bks 35.000/1 bks Rp70.000
Kacang Polong 2-00 gram/2 bks 20.000/1 bks Rp40.000
Mentega 100 gram/ bks 6.000/1 bks Rp3.000
Telur 200 gram/4 btr 2.000/1 btr Rp8.000
Gula Pasir 100 gram 15.000/1 kg Rp1.500
Baking Powder 1 gram 5.000/45 gr Rp100
Susu bks 6.000/40 gr Rp3.000
Biaya Overhead (Listrik, - - Rp75.000
Air, Kemasan, Dll)
Total Keseluruhan Rp200.600
Tabel 3. Analisis Perincian Biaya Formula
Setelah perhitungan perkiraan biaya habis pakai, langkah selanjutnya adalah
menghitung berapa harga per sajian, apabila keuntungan yang diambil untuk
penjualan produk adalah sebesar 30%.
Harga Jual
Keuntungan 30% Rp 60.180
Kemasan yang dihasilkan Rp 20.000
Harga per Kemasan Rp 3.000
Tabel 4. Estimasi Harga Jual Produk
Dalam konsumsinya, untuk memenuhi angka kecukupan gizi berdasarkan
kebutuhan harian dengan acuan 2.000 kalori, cookies ini dapat dikonsumsi
sebanyak 3 kemasan, karena dalam satu kemasan mengandung 212,55 mcg. Pada
acuan AKG2013, individu dengan kebutuhan harian 2.000 kalori harus memenuhi
kecukupan vitamin A sebesar 600mcg. Dengan demikian mengkonsumsi setiap
hari 3 kemasan cookies Bischapitivum Sudah memenuhi lebih dari 600mcg
vitamin A. Apabila individu mengonsumsi 3 kemasan dalam 1 hari, uang yang
akan dikeluarkan adalah sebesar Rp9.000, mengingat harga per kemasan adalah
Rp3.000. untuk konsumsi selama 1 minggu, maka konsumsi cookies mencapai 20
kemasan. Pendapatan yang diperoleh dihitung dalam setiap bulan, maka perkiraan

9
konsumsi satu orang dalam satu bulan adalah 80 kemasan. Apabila asumsinya
akan memproduksi setiap bulannya untuk keperluan 20 orang, sehingga
perhitungan pendapatan nasional yang akan diperoleh adalah sebagai berikut :
Konsumen Kemasan Cookies Keuntungan Hasil
1 orang 80 bungkus (per bulan) 30% x Rp3.000 Rp72.000
20 orang 160 bungkus (per bulan0 30% x Rp3.000 Rp1.440.000
Tabel 5. Perhitungan Pendapatan Nasional Produsen
Analisis keuntungan dari segi produsen
Apabila produsen sudah memiliki pekerjaan, dan melihat potensi bahwa
penjualan cookies Bischapitivum akan memiliki keuntungan yang besar pada
konsumen yang menggunakan komputer sebagai pekerjaan utama, maka estimasi
yang dapat diperhitungkan adalah dengan menambahkan pendapatan utam dan
hasil penjualan. Misalnya pendapatan utama produsen sebesar Rp5.000.000, yang
seluruhnya dibutuhkan untuk konsumsi (y(pendapatan) = c(consumption)) atau
(Rp5.000.0000 = Rp5.000.000). Setelah ada penghasilan tambahan dari penjualan
cookies sebesar 1.440.000, maka pendapatan menjadi (y(pendapatan) =
c(consumption) + I(investation)) atau (y = Rp5.000.0000 + Rp1.440.000)
(y(pendapatan) = 6.440.000) keuntungan yang didapat ( y(pendapatan) =
Rp1.440.000 : 5.000.000 x 100%). Maka peningkatan pendapatan yang diperoleh
setiap bulannya adalah 30%.
Analisis keuntungan dari segi konsumen
Menurut Rudiyanto 2016, penghasilan yang didapatkan dalam satu bulan
dapat dikelola untuk membagi setiap kebutuhan dalam hidup, untuk presentase
kesehatan yang dapat daiambil adalah sebanyak 10%. Asumsinya adalah 10%
pengeluaran biaya kesehatan akan digunakan apabila dimasa depan masyarakat
terutama generasi milenial yang aktif menggunakan komputer ataupun gawai
terkena CVS. Perbandingan yang dapat dilakukan adalah apabila konsumen
mengkonsumsi produk cookies Bischapitivum satu hari sebanyak 3 kemasan guna
memenuhi kebutuhan vitamin A, maka dalam satu bulan konsumen menghabiskan
uang sebanyak Rp270.000. Analisis perhitungan saving money adalah
(y(pendapatan untuk kesehatan) = 10%y(pendapatan) ) atau (y(pendapatan untuk
kesehatan) = 10% x Rp5.000.000), maka dihasilkan y (pendapatan untuk
kesehatan) = Rp500.000. Sehingga dalam setiapbulannya, konsumen harus
menyimpan uang untuk biaya kesehatan dalam langkah antisipasi pengobatan
CVS sebesar 500.000, apabila uang yang di gunakan untuk tunjangan kesehatan
dialihkan untuk mengkonsumsi cookies Bischapitivum, dalam satu bulan
pengeluaran ditambah sebesar Rp270.000 untuk biaya konsumsi, namun masih
menyimpan keuangannya sebesar Rp230.000 yang bisa digunakan untuk
kebutuhan lain, maka uang investasi kesehatan yang dapat disimpan adalah
sebesar 46% dari pendapatan.
Dengan demikian, meningkatnya pendapatan nasional dan investasi
kesehatan yang akan didapat akan menyentuh poin SDG’s 2030 untuk poin 3 dan

10
poin 8. Pada poin 3 bertujuan untuk memastikan hidup sehat dan meningkatkan
kesejahteraan untuk semua usia dengan target pencegahan penyakit tidak menular
pada tahun 2030. Dan pada poin 8 terkait dengan mendorong pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan, inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan penuh dan
produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua dengan target mencapai tingkat
produktivitas ekonomi yang lebih tinggi melalui diversifikasi, peningkatan
teknologi, dan inovasi, termasuk melalui fokus pada sektor bernilai tambah tinggi
dan padat karya.

KESIMPULAN
Generasi milenial yang menjadi tulang punggung perekonomian, dapat
terancam terkena gejala Computer Vision Syndrom (CVS) ketika menghadapi
revolusi industri 4.0, CVS merupakan suatu masalah penglihatan yang kompleks
pada mata akibat melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan adanya
interaksi penggunaan layar komputer. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi
vitamin A yang rendah. Untuk membantu generasi milenial dalam mencegah CVS
yaitu dengan cara mereka harus banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi vitamin A. Bahan pangan potensial yang dapat diolah dengan
kandungan tinggi vitamin A adalah labu kuning dan kacang polong menjadi
cookies. Dengan mengoptimalkan pembuatan cookies berbahan dasar labu kuning
dan kacang polong, generasi milenial mendapatkan dua keuntungan sekaligus,
yakni dari segi produsen maupun konsumen. Dari segi produsen, generasi milenial
mampu mengemabangkan kegiatan berwirausaha guna meningkatkan pendapatan
nasional, sedangkan dari segi konsumen dapat menginvestasikan uang yang
seharusnya untuk pengobatan apabila terkena CVS, dialihkan menjadi investasi
yang lain dengan kosumsi Cookies Bischapitivum dan dapat terus produktif
hingga masa yang akan datang karena tetap menjaga kesehatan matanya dalam
melakukan pekerjaann.
Melihat banyak manfaat yang dimiliki oleh potensi pengembangan Cookies
Bischapitivum, maka akan membantu mewujudkan tujuan dari pembangunan
global yang telah dicanangkan oleh PBB. Pemanfaatannya menyentu dua tujuan
sekaligus, yakni terkait dengan kesehatan dan sejahtera serta pekerjaan yang layak
dan pertumbuhan ekonomi.

UCAPAN TERIMAKASIH
Kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam pembuatan
karya ilmiah ini, terutama kepada dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu
dan waktunya.

DAFTAR PUSTAKA
Adhani, Muthia. 2017. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
Terhadap Manfaat Vitamin A Bagi Kesehatan Mata di Posyandu Wilayah Kerja

11
Puskesmas Pembantu Sidorame Timur Tahun 2016. Skripsi. Fakultas Kedokteran.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Azkadina, Amira. 2012. Hubungan Antara Faktor Risiko Individual Dan
Komputer Terhadap Kejadian Computer Vision Syndrome. Skripsi. Fakultas
Kedokteran. Universitas Diponegoro. Semarang.
Bardiati, endah., Annis Catur Adi., Siti Rahayu Nadhiroh. 2015. Daya
Terima dan Kadar Betakaroten Donat Substitusi Labu Kuning. Media Gizi
Indonesia, Vol. 10, No. 2.
Bhat TA, Gupta M, Ganai MA, Ahanger RA, Bhat HA. 2013. Yield, soil
health and nutrient utilization of field pea Pisum sativum L. as affected by
phosphorus and Biofertilizers under subtropical conditions of Jammu.
International journal of modern plant and animal science. Vol 1 No. 1.
Blehm C, Vishnu S, Khattak A, Mitra S, Yee RW. 2005. Computer vision
syndrome: a review. J Surv Ophthal. Vol 50 No. 3
David Erick Hasian. 2008. Usahatani Dan Tataniaga Kacang Kapri di
Kecamatan Warungkondang,Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Skripsi. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hamdi., Andiyono., Sri Mulyati. 2017. Pengembangan Bahan Pangan Lokal
Labu Kuning (Cucurbita Moschata) Di Kabupaten Sambas. UNES Journal of
Agricultural Scienties Vol.1, No 1
Hardiana, diah riska. 2018. Implementasi Sustainable Development Goals
(SDGs) dalam Pembangunan Kota Berkelanjutan di Jakarta.
Ishartono dan Tri Raharjo, Santoso. 2016. Sustainable Development Goals
(SDGs) dan Pengentasan Kemiskinan. Social Work Jurnal. Vol. 6, No. 2
Mayasari, Anastasia., Dwi Ishartan., Siswanti. 2017. Kajian Sifat Sensoris,
Fisik dan Kimia Pound Cake Substitusi Tepung Labu Kuning (Cucurbita
Moschata) Termodifikasi Asam Asetat. Surakarta. Jurnal Teknologi Hasil
Pertanian, Vol. X, No. 1.
Mussa Atif. 2016. Computer Vision Syndrome. MedCrave Step Into the
World of Research. Vol 3, No.4
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
No. 9 Tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi
Prasetyo, hoedi., wahyudo sutopo. 2018. Industri 4.0: Telaah Klasifikasi
Aspek Dan Rrah Perkembangan Riset. Jurnal Teknik Industri. Vol. 13, No. 1
Purwanto, eko dkk. 2017. Sistem Pakar Deteksi Dini Gangguan Mata dan
Syaraf Akibat Penggunaan Smartphone. Jurnal informatika upgris. Vol. 3, No. 2
R. Tjandrawinata, raymond. 2016. Industri 4.0: revolusi industri abad ini
dan pengaruhnya pada bidang kesehatan dan bioteknologi.
Romadhoni, Ita Fatkhur dan Bernatal Saragih. 2017. Respons Glikemik
Cookies Labu Kuning. Jurnal Gastromi. Vol.1 No. 1
Rosyadi, slamet. 2018. Revolusi Industri 4.0. Peluang dan Tantangan Bagi
Alumni Universitas Terbuka

12
Saelaw, Mayyawadee dan Gerhard Schleining. 2011. Composition
Physicochemical and Morphological Characterization of Pumpkin Flour. Journal
Rajamangala University of Technology Krungthep Bangkok.
Ulpah, Maryah., Hanifa M.D., Siswi Jayanti. 2015. Studi tentang Faktor
Individu, Lingkungan Kerja, Komputer,dan Keluhan Computer Vision Syndrome
(CVS) pada Pengguna Komputer di Perusahaan Perakitan Mobil. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. Vol 3, No 3

13
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Nadiatul fitri
2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi Manajemen
4. NIM 1810111090
5. Tempat Tanggal Lahir Meugit sagoe,02 desember 1999
6. E -mail Nadiatulfitri3@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 0823-6553-4552

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama SDN 2 Meureudu SMPN 1 Meureudu SMAN 1 Meureudu


Institusi
Jurusan - - IPA
Tahun 2006-2012 2012-2015 2015-2018
Masuk-Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Tahun Judul Karya

1. - -

Jakarta, 23 November 2020


Pengusul

( Nadiatul Fitri )

14
2. Biodata Anggota ke-1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Muhammad Reva Andrian
2. Jenis Kelamin Laki - laki
3. Program Studi Manajemen
4. NIM 1810111101
5. Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 22 Agustus 2000
6. E -mail Mrevaandrian.mra@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 0812-9360-5348

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama SDN Setu 02 Pagi SMPN 81 Jakarta SMAN 113 Jakarta
Institusi Jakarta
Jurusan - - IPS
Tahun 2006-2012 2012-2015 2015-2018
Masuk-Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Tahun Judul Karya

1. - -

Jakarta, 23 November 2020


Pengusul

( Muhammad Reva Andrian)

15
3. Biodata Anggota ke-3
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Mohamad Ridwan Rafiif
2. Jenis Kelamin Laki – laki
3. Program Studi Manajemen
4. NIM 1910111076
5. Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 16 November 2001
6. E -mail Raffif16@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 0815-1365-7736

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA

Nama Harapan Ibu SMP Negeri 11 SMA Islam Al- Azhar


Institusi Islamic School Jakarta 3
Jurusan - - IPA
Tahun 2007 - 2013 2013 - 2016 2016-2019
Masuk-Lulus

C. Karya Tulis yang Pernah Dibuat


No Tahun Judul Karya

1. 2018 Pengaruh Kebijakan Pejabat Publik Lurah, Rukun Warga dan


Rukun Tetangga Terhadap Tingkat Kerukunan dan
Kesejahteraan Masyarakat di Desa Pentingsari, Kabupaten
Sleman Yogyakarta.

Jakarta, 23 November 2020


Pengusul

( Mohamad Ridwan Rafif )

16
Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Dra. Pusporini, MM
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Manajemen
4 NIDN 0002066101
5 Tempat dan Tanggal Lahir Klaten, 2 Juni 1961
6 E-mail Pussporini@upnvj.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 08129628732

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2
Nama Instansi IKIP NEGERI UNIVERSITAS GADJAH
YOGYAKARTA MADA
Jurusan Pendidikan Bisnis Magister Manajemen
Tahun Masuk-Lulus 1979-1984 1991-1992

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No. Jenis Penelitian Penyandang Dana Tahun
1. TERAPAN DIKTI 2018
2. TERAPAN DIKTI 2017
3. UPNVJ 2016

D. Penghargaan dalam 5 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainya
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

E. Pengabdian kepada Masyarakat


No. Judul Pengabdian Kepada Pengandang Dana Tahun
Masyarakat
1. Pelatihan Kewirausahaan Dan UPNVJ 2018
Pembuatan Kerajinan Kain
Flanel Bagi Anak Yatim Putri
Di Panti Asuhan

2. Pelatihan Kewirausahaan Dan UPNVJ 2017


Pembuatan Kerajinan Kain
Flanel Bagi Anak Yatim Putri
Di Panti Asuhan

3. Pelatihan Kewirausahaan Dan UPNVJ 2016

17
Pembuatan Kerajinan Kain
Flanel Bagi Anak Yatim Putri
Di Panti Asuhan

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan

Jakarta, 20 Januari 2021


Pembimbing
( Dra. Pusporini, MM )

18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas
N Nama Posisi
o
1 Nadiatul Fitri Ketua
2 Muhammad Reva Andrian Anggota 1
3 Mohamad Ridwan Rafiif Anggota 2

Tugas
1. Ketua
a. Membuat rancangan proposal
b. Mengontrol kegiatan oembuatan proposal
c. Mengawasi jalannya pembuatan proposal
d. Mencari ide dan sumber data penelitian

2. Anggota 1
a. Melaksanakan dan menguji metode penelitian
b. Menyusun sistematika proposal
c. Menyusun sumber data penelitian

3. Anggota 2
a. Melaksanakan dan menguji metode penelitan
b. Membuat lampiran-lampiran
c. Membuat perhitungan biaya dan perhitungan

4.

19
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim

Surat Pernyataan Ketua Tim Pelaksana

Yang bertanda tangan dibawah ini


Nama : Nadiatul Fitri
NIM : 1810111090
Program Studi : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-AI saya dengan judul Cookies
Bischapitivum: Upaya Preventif Computer Vision Syndrome dalam
Menghadapi Revolusi Industri 4.0 dengan SDG’s 2030 yang diusulkan adalah
asli karya kami dan beum pernah dibiyai oleh Lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuai dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebesar-besarnya.

Dosen Pendamping Yang menyatakan

( Dra. Pusporini, MM ) (Nadiatul Fitri)


NIDN. 0002066101 NIM. 1810111090

20
Lampiran 5 Surat Pernyataan Sumber Tulisan

SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:


 Nama : Nadiatul Fitri
 NIM : 1810111090

1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan Bersama anggota tim


lainnya benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan
2) Nakkah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk
prosiding maupun jurnal sebelumnya
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 22 November

Nadiatul Fitri

Jakarta, 22 Npvember 2020 Mengetahui/Menyetujui


Yang Membuat Pernyataan Ketua Jurusan/Prodi,

( Nadiatul Fitri ) ( Wahyudi, SE., MM )


NIM. 1810111090 NIP.

21

You might also like