You are on page 1of 5
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA e ef? DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN ee Jalan H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Jakarta 12950 Telepon : (021) 5201590 (Hunting), Faksimile : (021) 5261814, 5203872 Websteswww yankes kemkes.go.d GERMAS Yth 1, Para Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi 2, Para Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota 3. Para pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan pemberi pelayanan Vaksinasi COVID-19 4. Penanggungjawab pos pelayanan Vaksinasi COVID-19 di seluruh Indonesia SURAT EDARAN NOMOR : HK.02.02/1/0534/2021 TENTANG PELAKSANAAN SKRINING CALON PENERIMA VAKSINASI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN POS PELAYANAN VAKSINASI PEMBERI VAKSINASI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) Pandemi COVID-19 memberi dampak besar bagi perekonomian, sektor sosial, Pariwisata, dan pendidikan. Sementara itu, tingkat kerentanan masyarakat semakin meningkat yang disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak minimal 1 —2 meter. Tanpa intervensi kesehatan masyarakat yang cepat dan tepat, diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus COVID-19 akan memerlukan perawatan di rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian yang diperkirakan mencapai 250.000 kematian. Oleh karena itu, periu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit, yaitu melalui upaya vaksinasi. Upaya telah dilakukan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk mengembangkan vaksin yang ideal untuk pencegahan infeksi SARS-CoV-2 dengan berbagai platform yaitu vaksin inaktivasi inactivated virus vaccines, vaksin virus yang dilemahkan (live attenuated), vaksin vektor virus, vaksin asam nukleat, vaksin seperti virus (virus-like vaccine), dan vaksin subunit protein Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisi/penularan COVID- 19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19, mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi. Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi dan merata di seluruh wilayah. Upaya pencegahan melalui pemberian program vaksinasi jika dinilai dari sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila dibandingkan dengan upaya pengobatan. Untuk itu dibutuhkan tenaga Kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19 yang mampu melakukan skrinning terhadap calon penerima vaksinasi agar cakupan kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) terhadap COVID-19 dapat tercapai. Surat edaran ini bertujuan agar cakupan vaksinasi COVID-19 tinggi dan merata diseluruh tanah air sehingga transmisi penularan COVID-19, angka kesakitan dan angka kematian akibat COVID-19 dapat menuruh, tercapainya kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi masyarakat dari COVID-19. Mengingat ketentuan: 4. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3237); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republikindonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4723); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5063); 4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5072); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6236); 6. Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 227) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 66); 7. Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 2020 tentang Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (COVID-19); 8. _Keputusan Presiden Nomor 12 tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2019 tentang Penghapusan dan Penarikan Alat Kesehatan Bermerkuri Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 172) 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pengadaan Vaksin dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1229) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 79 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pengadaan Vaksin dalam rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1266); 41. Peraturan Menteri Kesehatan No. 10 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 172); 12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19; Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini disampaikan bahwa dalam pelaksanaan skrining calon penerima vaksinasi corona virus disease 2019 (COVID-19) di fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan vaksinasi pemberi vaksinasi corona virus disease 2019 (COVID-19) untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Pelayanan vaksinasi COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan vaksinasi pemberi vaksinasi COVID-19 harus menerapkan protokol Kesehatan, pengaturan ruangan dan waktu pelayanan dengan mempertimbangkan jumlah sasaran calon penerima vaksinasi, dan ketersediaan tenaga pelaksana pemberi vaksinasi COVID-19 2. Fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan vaksinasi pemberi vaksinasi COVID-19 harus memilki alur pelayanan vaksinasi COVID-19 sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19 yang ditetapkan oleh Menteri 3. Tenaga Kesehatan yang melakukan skrining calon penerima vaksinasi COVID-19 pada Meja 2 di Fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan vaksinasi harus melakukan identifikasi penyakit penyerta/komorbid melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik sederhana melalui pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah 4. Pengukuran suhu tubuh dan tekanan darah wajib menggunakan alat Kesehatan yang telah dikalibrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 5. Dalam hal hasil pemeriksaan fisik sederhana berupa tekanan darah dengan menggunakan tensimeter digital tidak sesuai dengan Riwayat penyakit hipertensi calon penerima vaksinasi yang diperoleh pada saat melakukan anamnesa, tenaga Kesehatan harus melakukan konfirmasi pemeriksaan fisik ulang dengan menggunakan Tensimeter Aneroid (manual). Pemeriksaan fisik ulang diharapkan dapat mengurangi risiko false examination result. 6. _Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Daerah Provinsi, dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan skrining calon penerima vaksinasi corona virus disease 2019 (COVID- 19) di fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan vaksinasi pemberi vaksinasi corona virus disease 2019 (COVID-19) sesuai dengan kewenangan masing- masing Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 5 Maret 2021 REKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN, Tembusan: 1. Menteri Kesehatan. 2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan.

You might also like