You are on page 1of 3

BUKU TEKS

1. Mubarok, W. I. (2012). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar


Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2. Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
3. Wawan, Dewi M. (2010). Teori Pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta : Nuha Medika
4. Fitriani, S. (2011). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
5. Umami, Ida. 2019. Psikologi Remaja. Yogyakarta: Idea Press
6. Ansari, rasyid. 2020. Media komik sebagai alternative media promosi kesehatan
seksualitas remaja. jurnal ilmiah kesehatan vol 19 no 1 DOI: 10.33221/jikes.v 19i01.431
7. Sukmawati, Elizabeth. 2018. Pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker serviks
terhadap peningkatan motivasi untuk mencegah kanker serviks. Global health science vol
3 no 1 http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs
8. Purwono. J, atika. S, 2017. Efektivitas penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan ibu
tentang kanker serviks. Wacana kesehatan, vol 2 no 1
9. Pratiwi. K, vita. A, 2015. Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang
kanker leher Rahim pada ibu usia reproduksi. Yogyakarta.jurnal kebidanan dan
keperawatan vol 11 no 1
10. Ebu et al. 2019. Impact of health education intervention on knowledge and perception of
cervical cancer and screening for women in Ghana. Ghana. BMC public health vol 19 hal
1505 https://doi.org/10.1186/s12889-019-7867-x
11. sadoh et al. 2018. Effect of peer education on knowledge of human papilloma virus and
cervical cancer among female adolescent student in benin city, Nigeria. Africa. Annals
global health vol 84 no1 hal 121-128. https://doi.org/10.29024/aogh.24
12. fang et al. 2019. Community-based cervical cancer education: changes in knowledge and
beliefs among Vietnamese American women. Amerika. Journal community health vol.44
no3 halaman 525-533 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30915676/
13. Cullerton et al. 2016. Cancer screening education: can it changes knowledge and attitudes
among culturally and linguistically diverse communities in queensland, Australia.
Australia. Health promotions of Australia vol27 no2
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/27376437
14. Bebis et al. 2012. Effect of health education about cervical cancer and papanicolaou
testing on the behavior, knowledge, and beliefs of Turkish women. Turki. International
journal of gynecological cancer vol22 no8 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22932261/
15. Khaled et al. 2017. Effectiveness of health education programme: level of knowledge
about prevention of cervical cancer among Saudi female healthcare students. Arab Saudi.
Journal of the Pakistan medical association vol67 no4
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28420907/
16. Lincoln et al. 2018. Evaluation of entertainment education strategies to promote cervical
cancer screening and knowledge in Colombian women. Kolombia. Journal of cancer
education vol33 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28374230/
17. Hamida, dkk. 2012. Penyuluhan gizi dengan media komik untuk meningkatkan
pengetahuan tentang keamanan makanan jajanan. Surakarta. Jurnal kesehatan masyarakat
vol8 no1 https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/2261 via Google
Schoolar
18. McNicol, Sarah. 2016. The potential of educational comics as a health information
medium. Inggris. Heath information and libraries journal vol34 halaman 20-31 Tahun
2016 DOI:10.1111/hir.12145

Mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat, dibandingkan dengan periode perkembangan
sebelum maupun sesudahnya, pertumbuhan fisik pada permulaan remaja sangat
cepat. Tulang-tulang badan memanjang lebih cepat sehingga tubuh nampak makin besar dan kokoh.
Demikian juga jantung, pencernaan, ginjal dan beragai organ tubuh bagian dalam bertambah kuat dan
berfingsi sempurna.

Memiliki energi yang berlimpah secara fisik dan psikis yang mendorng mereka untuk berprestasi dan
beraktivitas. Periode remaja merupaka periode paling kuat secara fisik dan paling kreatif secara mentual
sepanjang periode kehidupan menusia.

Memiliki fokus perhatian yang lebih terarah kepada teman sebaya dan secara berangsur melepaskan diri
dari keterikatan dengan keluarga terutama orang tua. Dalam beberapa aspek, keinginan yang kuat untuk
melepaskan diri dari orang tua belum dibarengi dengan kemampuannya untuk mandiri dalam bidang
ekonomi.

Memiliki ketertarikan yang kuat dengan lawan jenis. Pada periodeini, remaja sudah mulai mengenal
hubungan lawan jenis bukan hanya sekedar sebagai kawan. Akan tetapi, hubungan sudah mulai
cenderung mengarah kepada saling menyukai.

Memiliki keyakinan kebenaran tentang keagamaan. Pada masa ini, remaja berusaha menemukan
kebenaran yang hakiki. Apabila remaja mampu menemukannya dengan cara yang baik dan benar,
maka ia akan memperoleh ketenangan dan sebaliknya bila merasa tidak menemukakan kebenaran
hakiki, keyakinannya tentang agama akan menjadi goyah.

Memiliki kemampuan untuk menunjukkan kemandirian. Kemandirian remaja, biasanya ditunjukkan pada
kemampuan mereka

You might also like