You are on page 1of 13

i

SUSUNAN REDAKSI

Pemimpin Umum
Noengki Prameswari

Ketua Penyunting
Dian W Damaiyanti

Sekretaris
Agni Febrina Pargaputri, Carissa Endianasari

Bendahara
Maria Franciska

Penyunting Pelaksana
Fitria Rahmitasari, Kharina Widyowati,
Endah Wahjuningsih, Widyastuti, Rima Parwati Sari, Dwi Andriani

Penyunting Ahli (Mitra Bebestari)


Setyo Harnowo, Arifzan Razak, Soetjipto, Dian Mulawarmanti, Sarianoferni,
Mei Syafriadi, Bambang Sucahyo, Achmad Gunadi,
Udijanto Tedjosasongko, Iga Wahyu Ardani

Distribusi
Trias Djohar Wirawan

Jurnal Kedokteran Gigi diterbitkan setiap bulan Februari dan Agustus oleh
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah.

ALAMAT REDAKSI
Cp. Carissa Endianasari
Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Hang Tuah
Jl. Arief Rahman Hakim 150 Surabaya
Telp. 031-5945864, 5945894 psw 219/220 Fax. 031-5946261
E-mail: journal.denta@hangtuah.ac.id/jurnal.denta@gmail.com
http://journal-denta.hangtuah.ac.id

i
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017
______________________________________________________
ISSN : 1907-5987

DAFTAR ISI

Susunan Redaksi i
Daftar Isi ii

Bioviability of Mangrove Leaves Extract (Sonneratia alba) on Fibroblast


Cell Line BHK-21 Cell Culture 1
Arlita Gladys Tricia Charyadie, Aprilia, Widyastuti

Combination Administration of Stichopus hermanii Gel and Hyperbaric


9
Oxygen Therapy the number of fibroblasts in diabetes mellitus rats with
periodontitis
Faraziza Maulana, Dian Mulawarmanti, Fanny M.Laihad

Effect of Hyperbaric Oxygen Therapy Combined with Golden Sea 18


Cucumber (Stichopus hermanii Powder to the Level Of Blood Glucose
Diabetic Wistar Rat Induced Porphyromonasgingivalis)
Rafika Rusydia Darojati, Yoifah Rizka, Syamsulina Revianti

Effect of Stichopus Hermanni to Bigonial Width on Maxillary Suture


Expansion using Cephalometric Analysis 29
Kristin Gaby Rosari, Noengki Prameswari, Lisdiana Mardanus

Effectivity of the Gold Sea Cucumber Supplementation (Stichopus 38


hermanii) of Catalase Activity in Wistar Rat’s Submandibular with Oral
Candidiasis
Ajeng Hanun Winny Khairina, Syamsulina Revianti, Nafi’ah

Effectiveness of Chitosan Solution as Denture Cleanser to Inhibit the


Growth of Candida albicans on Acrylic, Valplast and Luciton-FRS 48
Anindita Apsari, Vivin Ariestania

Efektifitas PRP (Platelet Rich Plasma) Terhadap Peningkatan BMD (Bone 56


Mineral Density) Maksila Pemasangan Implan Gigi dengan Pemeriksaan
Radiografi 3 Dimensi (CBCT)
Dianty Saptaswari, Widyatuti, Yoifah Rizka Wedarti, Hansen Kurniawan

Role of C-type Lectin Receptor to C.albicans on Promotion of 63


Inflamantory Diseases
Erna Sulistyani

ii
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017
______________________________________________________
ISSN : 1907-5987

Study of Hyperbaric Oxygen Theraphy and Gold sea Cucumber


(Stichopus Hermanii) 3% for Collagen Density of Rat’s with Diabetes 73
Mellitus Induced by Porphyromonas Gingivalis Bactery
Dyah Lestarining R, Dian Mulawarmanti, Widyastuti

Increasing Performance Treatment Index’s Score (PTI) of Elementary


School Children in Keputih-Surabaya Through Dental Public Health 83
Warrior Project
Aulia Dwi Maharani

Aesthetic Treatment In Patient With Fractures Of Maxillary Central


Incisor Teeth 89
Sinta Puspita

Long Term Evaluation of Anterior Primary Resin Crown in Pediatric


Patient 98
Annisa Listya Paramita, Sandy Aditya Susilo

The Use of Lip Bumper in Lip Sucking Treatment 104


Yulie Emilda Akwan, Ayulistya Paramita, Eriza Juniar

iii
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

CASE REPORT

Perawatan Estetik Pada Pasien Yang Mengalami


Fraktur Gigi Insisif Sentral Rahang Atas

(Aesthetic Treatment In Patient With Fractures Of Maxillary


Central Incisor Teeth)
Sinta Puspita
Conservative Dentistry Department Faculty of Dental Medicine Hang Tuah University

ABSTRACT

Background : A common objective of anterior restorative dentistry is to establish anterior


guidance between the maxillary and mandibular anterior teeth to disclude the posterior teeth
during protrusive mandibular movement. Fracture anterior teeth leads to psychological
trauma, along with functional and esthetic debilitations. Healthy anterior teeth play an
important role of protecting the posterior teeth during excursive mandibular movement. The
contour and shape of the labial surface are important for esthetic purpose; the palatal
surface morphology is critical for harmonious function. Premature contact in palatal surface
restoration is considered as contributing factor to temporomandibular disorder (TMD)
symptoms. Purpose : Improve aesthetics and function of the patient's anterior teeth. Case :
Male, 17 years old with poor aesthetic because of fracture anterior teeth 4 years ago. Case
Management : Root canal treatment, treatment of root resorption, fiber post, custom post,
indirect veener, zirconia crown and enameloplasty. Result : Better aesthetic and get the
optimum function of his teeth.

Keyword: Aesthetic treatment, anterior fracture, zirconia crown, indirect venner

Correspondence: Sinta Puspita, Department of Conservative, Faculty of Dentistry, Hang


Tuah University, Universitas Hang Tuah, Arif Rahman Hakim 150 Surabaya, Phone 031-
5945864, 5912191, Email: sinta_wirawan09@yahoo.com

89
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

ABSTRAK

Pendahuluan: Restorasi pada gigi anterior pada umumnya bertujuan untuk membuat
pedoman anterior antara gigi anterior rahang atas dan rahang bawah agar posterior bebas
oklusi pada saat pergerakan protrusif rahang bawah. Fraktur gigi anterior menyebabkan
trauma secara psikologis dan penurunan dalam hal fungsi maupun estetik. Kesehatan gigi
anterior berperan penting dalam menjaga gigi posterior selama pergerakan rahang bawah.
Kontur dan bentuk permukaan labial sangat penting untuk estetik ; morfologi permukaan
palatal sangat penting untuk keharmonisan fungsi dari gigi geligi. Kontak prematur pada
permukaan palatal restorasi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan munculnya
gejala kelainan temporomandibular (TMD). Tujuan: Memperbaiki estetik dan fungsi gigi
anterior pasien. Kasus: Laki – laki, 17 tahun dengan estetik yang tidak baik karena fraktur
gigi anterior rahang atas 4 tahun yang lalu. Menejemen Kasus: Perawatan saluran akar,
perawatan resorpsi akar, pasak fiber, pasak tuang, veener indirek, mahkota zirconia dan
enameloplasti. Hasil: Estetik lebih baik dan mendapatkan fungsi optimal dari gigi geligi
pasien.

Kata kunci: Perawatan estetik, fraktur gigi anterior, mahkota zirconia, veener indirek

Korespondensi: Sinta Puspita, Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi


Universitas Hang Tuah, Arif Rahman Hakim 150, Surabaya, Telepon 031-5945864, 5912191.
Email: sinta_wirawan09@yahoo.com

PENDAHULUAN ini akan menjelaskan tentang metode


dalam merestorasi gigi anterior rahang
Gigi merupakan bagian tubuh atas yang mengalami fraktur dengan
yang sangat penting dan diharapkan pedoman anterior guidance.
dapat berfungsi dengan baik. Gigi
yang mengalami trauma berupa fraktur
akan menggangu penampilan dan LAPORAN KASUS
terjadi efek psikologis dari penderita.
Fraktur gigi anterior selain Penderita laki-laki 17 tahun
mempengaruhi estetik juga datang ke departemen konservasi gigi
mempengaruhi anterior guidance Universitas Airlangga Surabaya ingin
penderita. Sangat penting bagi seorang memperbaiki geligi anterior rahang
dokter gigi untuk memahami pengaruh atas yang patah. Dari anamnesa
dari permukaan palatal pada gigi diketahui bahwa penderita pernah
anterior rahang atas terhadap mengalami kecelakaan, jatuh dari
pergerakan mandibula sebelum sepeda motor sekitar 4 tahun yang lalu.
pembuatan restorasi.9 Restorasi yang Pemeriksaan intra oral didapatkan gigi
mengganggu relasi geligi anterior akan 11 fraktur ½ insisal, tes perkusi
menyebabkan gangguan relasi pula negatif, pemeriksaan vitalitas gigi
pada gigi posterior, sehingga terjadi (dengan tes thermal dan EPT) tidak
kegagalan restorasi. Optimum anterior menunjukkan reaksi. Pada gambaran
guidance akan mengakibatkan gigi radiologis tampak gigi fraktur ½
posterior tidak beroklusi pada saat insisal, tampak selapis dentin yang
rahang bawah melakukan pergerakan tipis di atas tanduk pulpa dan terdapat
protrusif dan lateral.10 Laporan kasus periapical rarefaction pada ujung

90
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

apeks. Diagnosa dari gigi 11 ini adalah klinis gigi 31 dan 41 tampak gigi
nekrosis pulpa disertai periapical mengalami ekstrusi dan sedikit
rarefaction. Rencana perawatan untuk labioversi, tes perkusi negatif,
gigi 11 antara lain : perawatan saluran pemeriksaan vitalitas gigi (dengan tes
akar, pemasangan pasak tuang dan thermal dan EPT) menunjukkan
restorasi berupa mahkota selubung. adanya reaksi, berarti gigi tersebut
Pemeriksaan intra oral gigi 21 tampak masih vital. Rencana perawatan gigi
adanya fraktur 2/3 insisal, tes perkusi 31 dan 41 adalah dilakukan
negatif, pemeriksaan vitalitas gigi enameloplasti. (Gambar 1 dan 2 )
(dengan tes thermal dan EPT) tidak
menunjukkan reaksi. Pada gambaran
radiologis tampak gigi fraktur 2/3
insisal mencapai tanduk pulpa (
perforasi pulpa ) dan apeks terbuka
sehingga diagnosa dari gigi 21 adalah
nekrosis pulpa disertai resorbsi pada
ujung apeks. Rencana perawatan untuk
gigi 21 antara lain : penutupan ujung Gambar 1. Gambaran Klinis Intra Oral
apeks menggunakan bahan MTA, Pasien
pemasangan pasak tuang dan restorasi
berupa mahkota selubung.
Pemeriksaan intra oral gigi 22 tampak
gigi masih terlihat utuh namun
terdapat fistula pada labial fold, tes
perkusi negatif, pemeriksaan vitalitas
gigi (dengan tes thermal dan EPT)
tidak menunjukkan reaksi dan pada
gambaran radiologis tampak adanya
gambaran periapical rarefaction pada
ujung apeks sehingga diagnosa pada
gigi 22 adalah nekrosis pulpa disertai Gambar 2. Gambaran Radiografis Gigi
periapical rarefaction. Rencana Anterior Rahang Atas
perawatan untuk gigi 22 antara lain :
perawatan saluran akar, pemasangan Rencana Perawatan
pasak prefabricated (fiber) dan Pasien menyetujui untuk
restorasi berupa mahkota selubung. dilakukan perawatan estetik pada gigi
Pemeriksaan klinis pada gigi 12 12,11,21,22 dan telah menandatangani
tampak gigi dalam posisi labioversi inform concent. Pada visit pertama
pada sisi distal, tes perkusi negatif, dilakukan pencetakan untuk
pemeriksaan vitalitas gigi (dengan tes mendapatkan model studi, pembuatan
thermal dan EPT) menunjukkan catatan gigit dan protrusive record
adanya reaksi dan pada gambaran dengan bite registration, dilakukan
radiologis tampak gigi dalam keadaan face bow transfer pada penderita
utuh tanpa ada kelainan periapikal. kemudian model studi ditanam pada
Rencana perawatan gigi 12 adalah articulator semi adjustable dan
pembuatan restorasi veneer indirek ditentukan sudut condylenya.
dengan bahan porcelain. Pemeriksaan

91
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

Pembuatan wax up pada model studi. Kemudian dilakukan pembuatan


silicon index menggunakan 12,11,21,22. Visit selanjutnya
bahan elastomer tipe putty sesuai dilakukan perawatan saluran akar pada
dengan wax-up yang telah dibuat gigi 11, 22 dan perawatan resorbsi
sebagai pedoman preparasi gigi akar pada gigi 21.

Gambar 3. Transfer face bo

Gambar 4. Sudut Condyle Rahang Kanan (15o ) dan Kiri (15o )

1. Perawatan Saluran Akar dikonfirmasi secara radiografis.


Saluran akar dikeringkan dengan
Langkah-langkah perawatan paper point dan dilakukan medikamen
saluran akar gigi 11 dan 22 yaitu intrakanal dengan Kalsium Hidroksida
pertama pemasangan rubber dam lalu (Metapaste, Meta-Biomed, Korea).
dilakukan access opening pada gigi 22. Pasien dipanggil kembali setelah 1
Glide path menggunakan k-file 8-10. minggu. Pada visit ini medikamen
Penentuan panjang kerja menggunakan intrakanal dibersihkan, dan dilakukan
apex locator dan konfirmasi dengan irigasi ulang dengan NaOCL 2,5%
radiografis didapatkan panjang kerja diikuti dengan larutan akuades.
gigi 11 adalah 22mm dan gigi 22 Saluran akar gigi 11 dan 22 kemudian
adalah 24mm. Preparasi saluran akar dikeringkan dengan paper point steril
menggunakan file rotary protaper dan akhirnya dilakukan obturasi
sampai F3 dan irigasi dengan NaOCL menggunakan protaper gutta point dan
2,5% diikuti dengan larutan akuades. sealer (Top Seal, Dentsply).
Pasang coba gutta point dan

92
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

Gambar 5. Gambaran Radiografis Langkah-Langkah Perawatan Saluran Akar Gigi 11,12


(penentuan panjang kerja; coba gutta point sesuai file preparasi terakhir; pengisian secara
konvensional menggunakan gutta point)

2. Perawatan Resorbsi Akar ulang dengan NaOCL 2.5% diikuti


dengan akuades. Gigi dikeringan ulang
Langkah-langkah perawatan dengan paper point, bubuk dan cairan
pada gigi 21 yaitu pertama MTA (Pro root MTA, Dentsply)
pemasangan rubber dam. Penentuan dicampur sesuai aturan pabrik,
panjang kerja menggunakan k-file no. dimasukkan dalam MTA Gun
80 dan didapatkan panjang kerja kemudian diinjeksikan kedalam
18mm. Dilakukan debridement saluran akar sesuai panjang kerja.
mengunakan k-file no. 80 dengan Pemadatan MTA menggunakan
gerakan brush stroke dan diirigasi plugger sehingga didapatkan lapisan
dengan larutan NaOCL 2.5% setelah MTA setebal 5 mm pada daerah ujung
itu diikuti dengan irigasi dengan apeks. 1minggu kemudian dilakukan
akuades. Saluran akar dikeringkan pengecekan kekerasan MTA
dengan paper point dan dilakukan menggunakan file, lalu sisa saluran
medikamen intrakanal dengan kasium akar yang belum terisi diisi
hidroksida (Metapaste, Meta-Biomed, mengunakan gutta percha
Korea). Pasien dilakukan kontrol thermoplastis downpack (Beefill 2-in-
setelah 1 minggu. Pada visit 1, VDW, Jerman) setinggi 2 mm diatas
selanjutnya, medikamen intrakanal orifice. Dilakukan kontrol setelah 3
dibersihkan, dan dilakukan irigasi bulan.

Gambar 6. Gambaran Radiografis Langkah-Langkah Perawatan Resorbsi Akar gigi 21


(penentuan panjang kerja; aplikasi MTA setinggi 5mm pada ujung apeks; pengisian
mengunakan gutta percha thermoplastic downpack)

93
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

3. Pembuatan Restorasi dilakukan pemasangan sementara


pasak menggunakan semen sementara
Setelah 3 bulan obturasi tidak (fregenol) kemudian dilakukan
ada keluhan dari penderita maka ada preparasi untuk mendapatkan akhiran
tahapan perlakuan selanjutnya antara preparasi shoulder. Pasak dikirim
lain : kembali ke laboratorium teknik gigi
1. Pada gigi 22 dilakukan kembali untuk diberi opaqer.
pengambilan gutta point Selanjutnya pasak tuang yang sudah
sedalam 2/3 panjang akar diberi opaqer diinsersi menggunakan
menggunakan penetration drill lutting cement (Fuji 1, GC, Japan).
yang sudah tersedia sesuai Setelah memasang pasak tuang pada
ukuran pasak untuk gigi 11 dan 21 dilakukan preparasi
pemasangan pasak fiber. pada gigi 12 yang akan dibuatkan
Setelah pasak diinsersi restorasi veneer. Hasil preparasi gigi
menggunakan semen resin, 12,11,21,22 dicek menggunakan
gigi 22 dipreparasi untuk silicon index. Setelah itu lakukan
nantinya dibuatkan mahkota gingival retraction pada keempat gigi
selubung. tersebut kemudian dilakukan
2. Pada gigi 11 dan 21 pencetakan dengan teknik double
diindikasikan penggunaan impression menggunakan bahan cetak
pasak tuang. Dilakukan elastomer dan pembuatan catatan gigit
pengambilan gutta point menggunakan bite registration.
sedalam 2/3 panjang akar
menggunakan drill yang
tersedia sesuai dengan lebar
saluran akar. Kemudian
dilakukan pencetakan rahang
atas dengan teknik double
impression menggunakan
bahan cetak elastomer.
3. Pada gigi 31 dan 41 dilakukan
Gambar 7. Retraksi Gingiva Menggunakan
enameloplasti untuk
Retraction Cord Pada Gigi 12,11,21,22
mendapatkan relasi geligi
anterior yang baik. Kemudian
Penentuan warna menggunakan
dilakukan pencetakan rahang
shade guide vita 3D. Didapatkan
bawah dengan menggunakan
warna 3L 1,5 (sesuai warna geligi
bahan cetak alginat
anterior rahang bawah) dan warna die
4. Pembuatan mahkota pasak
gigi 12 adalah ND1. Pembuatan
sementara pada gigi 11 dan 21
mahkota dan veneer sementara.
serta mahkota sementara pada
Setelah mahkota selubung dan
gigi 22 ( splint crown )
Veneer permanen selesai, dilakukan
pasang coba ke gigi dan penderita
Pada visit berikutnya dilakukan
untuk melihat initial fit, kesesuaian
pasang coba pasak tuang untuk menilai
warna, servikal fit serta relasi oklusi
inisial fit dan kesesuaian panjang
posterior maupun anterior.
pasak tuang yang dapat dilihat melalui
Pemasangan tetap mahkota
pemeriksaan radiologis. Setelah sesuai
selubung menggunakan lutting cement

94
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

(Fuji 1, GC, Tokyo, Jepang). penekanan yang sama sehingga


Pemasangan tetap veneer didapatkan atau dihasilkan gigi geligi
menggunakan semen resin (variolink) yang ideal melalui restorasi dengan
warna value +1 yang sebelumnya warna, bentuk, struktur dan fungsi
sudah di try-in menggunakan try-in untuk mencapai kesehatan dan daya
paste (variolink). tahan yang optimal. Dari pemeriksaan
klinis dan radiologis terdapat 2 gigi
(11,21) yang fraktur dan dalam
keadaan nekrosis, gigi 22 tidak fraktur
namun terdapat Fistula (pulpa
nekrosis), gigi 12 dalam posisi sedikit
labioversi pada sisi distal dan 2 gigi
(31,41) mengalami ekstrusi dan sedikit
Gambar 8. Hasil Akhir Insersi Mahkota labioversi karena kehilangan kontak
11,21,22 dan Veneer gigi 12 dengan gigi antagonisnya akibat dari
fraktur pada gigi 11,21 sejak 4 tahun
yang lalu. Dalam merencanakan
PEMBAHASAN perawatan alangkah baiknya diawali
dengan pencetakan awal rahang atas
Fraktur gigi anterior pada dan rahang bawah, pembuatan catatan
penderita muda dapat menyebabkan gigit, pembuatan protrusive record dan
gangguan fungsional, estetika, dan transfer face bow agar kita
psikologis. Saat pembuatan restorasi mendapatkan keadaan gigi dalam
gigi anterior, beberapa faktor seperti relasi, oklusi dan sudut condyle yang
overbite, overjet, path of closure, lip sesuai dengan pasien saat model studi
support harus dievaluasi secara ditanam di articulator semi adjustable
cermat.1 Kontur morfologi permukaan (stratos). Hal ini akan mempermudah
labial penting untuk tujuan estetika dalam pembuatan wax up dan panduan
sedangkan morfologi permukaan dalam preparasi gigi 12,11,21,22 dan
palatal sangat penting untuk fungsi geligi antagonis yang bersangkutan.
yang harmonis.8 Kontak prematur pada Setelah mendapatkan model
permukaan palatal restorasi dapat studi dapat dilakukan perawatan
menyebabkan terjadinya gejala saluran akar gigi 11 dan 22 serta
temporomandibular disorder. Karena perawatan resorpsi akar pada gigi 21.
itu pada saat pembuatan restorasi gigi Perawatan endodontik adalah tindakan
anterior rahang atas harus pencegahan dalam menjaga kesehatan
memperhatikan anterior guidance pulpa, baik vital maupun non vital,
penderita. Anterior guidance untuk mempertahankan fungsi gigi
merupakan pedoman gigi anterior saat dalam lengkung rahang dari infeksi
mandibula melakukan gerakan mikroorganisme.2 Pembuatan restorasi
protrusif dan ke arah lateral.3 tetap dilakukan setelah 3 bulan
Pada laporan kasus ini penderita obturasi. Hal itu dikarenakan proses
setuju untuk dilakukan perawatan penyembuhan terjadi setelah 3 bulan.4
estetik pada keempat gigi anteriornya. Gigi 12 dalam posisi sedikit
Definisi dari estetik dalam kedokteran labioversi pada sisi distal. Untuk
gigi adalah integritas harmonis dari merubah posisi gigi 21 sesuai dengan
beberapa fungsi fisiologis oral dengan lengkung geliginya dapat dilakukan

95
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

veneer indirect dengan bahan ceramic. fiber dan mahkota selubung dengan
Veneer ceramic merupakan salah satu bahan zirconia based ceramic. Pada
teknik yang paling konservatif yang pemeriksaan klinis awal gigi 22
dapat diterapkan untuk membentuk memang terlihat utuh namun pada saat
gigi agar sesuai dengan lengkung proses access opening terlihat adanya
geliginya sehingga meningkatkan garis fraktur pada bagian ½ insisal,
estetika.6 Pilihan bahan restorasi untuk karena itu diputuskan untuk
veneer gigi 12 dalam kasus ini yaitu menggunakan pasak fiber dan restorasi
lithium disilicate based ceramic. mahkota selubung. Bahan mahkota
Lithium disilicate based ceramic juga menggunakan zirconia based
adalah bahan pilihan untuk restorasi ceramic agar lebih mudah dalam
gigi estetik jangka panjang karena penyesuaian warna dengan restorasi
dapat meniru enamel dalam hal gigi 11 dan 21. Dalam kasus yang
translucency dan transmisi cahaya. dilaporkan di atas, restorasi berbahan
Namun flexural strength yang rendah dasar Zirconia memberikan hasil
menyebabkan insiden fraktur dari mekanik (lebih kuat dibandingkan
restorasi ini cukup tinggi.7 Karena itu dengan bahan lithium disilicate based
perlu ketelitian dalam pembuatan ceramic) dan estetika baik.
retorasi terutama daerah permukaan
palatal tidak ada kontak yang berat.
Pada gigi 11 dan 21 restorasi SIMPULAN
menggunakan pasak tuang logam dan
mahkota selubung dengan bahan Perawatan estetik pada gigi
zirconia based ceramic. Pasak yang anterior rahang atas dengan
digunakan yaitu pasak tuang karena menejemen berbagai macam
sisa jaringan gigi yang tinggal sedikit perawatan seperti perawatan saluran
dan dibutuhkan perubahan inklinasi akar dan perawatan resorbsi interna
pada gigi 11 dan 21. Restorasi harus dilakukan dengan baik dan
mahkota pada gigi 11, 21, 22 adekuat, sedangkan indikasi restorasi
menggunakan bahan zirconia based masing-masing gigi disesuaikan
ceramic dikarenakan adanya warna dengan keadaan post perawatan
keabu-abuan pada servikal gigi 21. saluran akar serta keadaan relasi geligi
Keadaan klinis seperti gigitan yang anterior untuk mendapatkan suatu
dalam, kelas II div 2, atau gigi dengan perbaikan penampilan penderita.
pasak logam yang sudah ada atau inti Material kedokteran gigi yang dipilih
amalgam dimana mahkota berbahan disesuaikan secara obyektif dan
dasar lithium disilicate tidak dapat subyektif penderita.
digunakan maka mahkota berbahan
dasar zirconia memberikan alternatif
DAFTAR PUSTAKA
untuk mahkota berbahan dasar logam
ataupun lithium disilicate. Zirconia 1. C. H. Schuyler. The function and
based ceramic menunjukkan resistensi importance of incisal guidance in oral
fraktur yang lebih baik dan juga rehabilitation. The Journal of Prosthetic
memberikan estetika yang sangat baik Dentistry. 2001: 86(3): 219-32.
2. Keinan D, Heling I, Stabholtz A,
jika digunakan dalam keadaan klinis Moshonov J. Rapidly progressive internal
yang tepat.7 Pada gigi 22 restorasi root resorption: a case report. Dent
menggunakan pasak prefabricated Traumatol. 2008: 24: 546-9.
3. F. Mauro and B. Giancarlo. Aesthetic

96
Vol. 11 No. 2 Agustus 2017 ISSN : 1907-5987

Rehabilitation in Fixed Prosthodontics. 2004; 92(6): 562-557.


Quintessence Publishing. Germany. 2008; 8. S. J. Donegan and F. J. Knap, “A study of
2: 385. anterior guidance,” Journal of
4. M. Rukmo. Immunopathological Healing Prosthodontics. 1995; 4(4): 232-226.
of Radicular Cysts After Conventional 9. Haralur S.B. and Al-Shahrani O.S.
Endodontic Treatment. Maj. Ked. Gigi. Replacement of Missing Anterior Teeth
(Dent. J). 2001; 34(1): 42-35. in a Patient with Temporomandibular
5. G. Nisha and G. Amit. Textbook of Disorder. Hindawi Publishing
Endodontics, 3rd ed. Jaypee Brothers Corporation 
 Case Reports in Dentistry.
Medical Publisher. New Delhi. 2013: Saudi Arabia [internet]. 2014: 2.
235. Avalaible from
6. Puri N, Pradhan KL, Chandna A, Sehgal http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles
V, Gupta R: Biometric study of tooth size /PMC3970072/pdf/CRID2014-
in normal, crowded, and spaced 393627.pdf
permanent 
 dentitions. Am J Orthod 10. T. Ogawa, K. Koyano, and T. Suetsugu,
Dentofacial Orthop. 2007; 132: 14-7. “The influence of anterior guidance and
7. Raigrodski AJ: Contemporary materials condylar guidance on mandibular
and technologies for all ceramic fixed protrusive movement,” Journal of Oral
partial dentures: A review of literature: Rehabilitation. 1997; 24(4): 309-303.
The Journal of Prosthetic Dentistry.

97

You might also like