You are on page 1of 30

$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

KEDUDUKAN HUKUM AHLI WARIS YANG MEWARIS


DENGAN CARA MENGGANTI ATAU $+/, :$5,6 ³BIJ PLAATSVERVULLING´
MENURUT BURGERLIJK WETBOEK

Oktavia Milayani
Fakultas Hukum STIP Bunga Bangsa Palangkaraya
Jalan Pangeran Samudra III No. 7 Palangkaraya
Email: oktavia.milayani09@gmail.com

Abstract
Basically inheritance is a transfer of all rights and duties of a deceased person to his heirs.
The definition of inheritance law is a law that regulates the transfer of wealth left by someone
who died and the consequences for his heirs. Inheritance is divided into two, namely
Inheritance under the law, also called the inheritance of ab-intestato and testamentair
inheritance, namely inheritance based on a testament or testament. In terms of inheritance
under the law it is differentiated into Direct Lines "uit eigen hoofde" and the Deed by
replacing or heir "plaatsvervulling". Inheritance by way of replacing or heir "bij
plaatsvervulling" is possible the replacement of a person's position as inheritance by a
particular person. The substitution of this position shall only be made by those who have a
legal relationship as the legitimate offspring of the superseded inheritance that should have
been inherited. Substitution of inheritance in general can only occur in legacy by law
(ab-intestato). Substitution of inheritance is one way to obtain a position as an inheritance
according to Burgerlijk Wetboek. A person is said to be inheritance by way of substitution or
heir "plaatsvervulling" is a person who receives the inheritance from the testator not because
of his own position, but replaces the position of others who should receive the inheritance.
Another person who should receive an inheritance has died earlier than the heir, so in the
inheritance of the one who replaces it is called / appearing to occupy a vacant place because
of the death of the replaced person.

Keywords:

Abstrak
Pada dasarnya pewarisan adalah suatu perpindahan segala hak dan kewajiban seseorang yang
meninggal kepada para ahli warisnya. Adapun pengertian dari hukum waris adalah hukum
yang mengatur tentang peralihan harta kekayaan yang ditinggalkan seseorang yang meninggal
serta akibatnya bagi para ahli warisnya. Pewarisan dibedakan menjadi dua, yaitu Pewarisan
berdasarkan undang-undang, juga disebut pewarisan ab-intestato dan Pewarisan testamentair,
yaitu pewarisan berdasarkan suatu testamen atau surat wasiat. Dalam hal mewaris menurut
undang-XQGDQJ GLEHGDNDQ PHQMDGL 0HZDULV /DQJVXQJ ³uit eigen hoofde´ GDQ 0HZDULV
GHQJDQ FDUD PHQJJDQWL DWDX DKOL ZDULV ³bij plaatsvervulling´ 0HZDULV GHQJDQ FDUD PHQJJDQWL
DWDX DKOL ZDULV ³bij plaatsvervulling´ GLPXQJNLQNDQ DGDQ\D SHQJJDQWLDQ NHGXGXNDQ

405
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

seseorang sebagai waris oleh orang tertentu. Penggantian kedudukan ini hanya dilakukan oleh
mereka yang mempunyai hubungan hukum sebagai keturunan sah dari waris yang digantikan
tersebut yang seharusnya mendapat warisan itu. Penggantian waris secara umum hanya dapat
terjadi dalam pewarisan berdasarkan undang-undang (ab-intestato). Penggantian waris
merupakan salah satu cara untuk memperoleh kedudukan sebagai waris menurut Burgerlijk
Wetboek 6HVHRUDQJ GLNDWDNDQ PHZDULV GHQJDQ FDUD PHQJJDQWL DWDX DKOL ZDULV ³bij
plaatsvervulling´ DGDODK VHVHRUDQJ \DQJ PHQHULPD KDUWD ZDULVDQ GDUL SHZDULV EXNDQ NDUHQD
kedudukannya sendiri, akan tetapi menggantikan kedudukan orang lain yang seharusnya
menerima warisan. Orang lain yang seharusnya menerima warisan telah meninggal lebih
dahulu daripada pewaris, sehingga dalam pewarisan orang yang menggantikan tersebut
terpanggil/tampil untuk menduduki tempat yang lowong karena kematian orang yang
digantikan tersebut.

Kata Kunci: Waris, Ahli :DULV 3HQJJDQWL ³bij plaatsvervulling´

PENDAHULUAN terutama ,dengan orang yang dekat


Manusia sebagai mahluk sosial (homo dengannya. Baik dekat dalam arti nasab
socius) tidak dapat hidup dan memenuhi maupun dalam arti lingkungan. Kelahiran
kebutuhan hidupnya tanpa bantuan dan membawa akibat timbulnya hak dan
peran orang lain, baik untuk memenuhi kewajiban bagi dirinya dan orang lain serta
kebutuhan materi maupun non materi timbulnya hubungan hukum antara dia
(psikis/biologis), oleh karenanya untuk dengan orang tua, kerabat dan masyarakat
memenuhi kebutuhan hidupnya tersebut lingkungannya. Demikian juga dengan
diperlukan aturan hukum, sehingga tidak kematian seseorang membawa pengaruh
terjadi benturan kepentingan dan tercipta dan akibat hukum kepada diri, keluarga,
keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat dan lingkungan sekitarnya,
masyarakat1. selain itu, kematian tersebut menimbulkan
Proses perjalanan kehidupan kewajiban orang lain bagi dirinya yang
manusia adalah lahir, hidup dan mati. berhubungan dengan pengurusan
Semua tahap itu membawa pengaruh dan jenazahnya. Dengan kematian timbul pula
akibat hukum kepada lingkungannya, akibat hukum lain secara otomatis, yaitu

1
adanya hubungan ilmu hukum yang
Akhmad Munawar, Sahnya Perkawinan
Menurut Hukum Positif Yang Berlaku Di Indonesia, menyangkut hak para keluarganya (ahli
Jurnal Hukum Al Adl Volume VII, Nomor 13,
waris) terhadap seluruh harta
Januari-Juni 2015, hlm. 27.

406
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

peninggalannya. Adanya kematian Burgerlijk Wetboek). Orang yang memiliki


seseorang mengakibatkan timbulnya hubungan darah terdekatlah yang berhak
cabang ilmu hukum yang menyangkut untuk mewaris.
bagaimana cara penyelesaian harta Pada dasarnya pewarisan adalah
peninggalan kepada keluarganya yang suatu perpindahan segala hak dan
dikenal dengan nama Hukum Waris. kewajiban seseorang yang meninggal
Hukum Waris di Indonesia selalu kepada para ahli warisnya. Adapun
dipengaruhi perkembangan tiga konsep pengertian dari hukum waris adalah hukum
dasar sistem pewarisan. Ketiga sistem yang mengatur tentang peralihan harta
hukum tersebut adalah hukum adat, hukum kekayaan yang ditinggalkan seseorang
Islam dan hukum warisan Belanda yang meninggal serta akibatnya bagi para
atau civil law yang banyak termuat dalam ahli warisnya2.
Burgerlijk Wetboek. Ketiganya memiliki Bilamana orang membicarakan
beberapa perbedaan mengenai unsur-unsur masalah warisan, maka orang akan sampai
pewarisan, salah satunya yaitu mengenai kepada dua masalah pokok, yaitu seorang
ahli waris. yang meninggal dunia yang meninggalkan
Ahli waris merupakan orang yang harta kekayaannya sebagai warisan dan
menerima harta warisan. Ketentuan meninggalkan orang±orang yang berhak
mengenai ahli waris dalam hukum waris untuk menerima harta peninggalan
adat, hukum waris perdata, dan hukum tersebut.
waris Islam memiliki konsep yang Apabila terjadi suatu peristiwa
berbeda. meninggalnya seseorang, hal ini
Ahli waris menurut hukum waris merupakan peristiwa hukum yang
perdata tidak dibedakan menurut jenis sekaligus menimbulkan akibat hukum,
kelamin layaknya dalam beberapa hukum yaitu tentang bagaimana pengurusan dan
waris adat. Seseorang menjadi ahli waris kelanjutan hak-hak dan kewajiban
menurut hukum waris perdata disebabkan seseorang yang meninggal dunia itu.
oleh perkawinan dan hubungan darah, baik
2
Effendi Perangin, Hukum Waris, Cet. IV,
secara sah maupun tidak (Pasal 832 ayat 1
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 3.

407
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Penyelesaian hak-hak dan kewajiban Dalam hukum waris berlaku asas,


seseorang tersebut diatur oleh hukum. Jadi, bahwa apabila seseorang meninggal maka
warisan itu dapat dikatakan ketentuan yang pada saat itu juga segala hak dan
mengatur cara penerusan dan peralihan kewajibannya beralih kepada para ahli
harta kekayaan (berwujud atau tidak warisnya Pasal 833 Burgerlijk Wetboek,
berwujud) dari pewaris kepada para artinya anggota keluarga orang yang
warisnya. Dalam hal ini, bentuk dan sistem meninggal dunia tersebut yang
hukum khususnya hukum kewarisan sangat menggantikan kedudukan Pewaris dalam
erat kaitannya dengan bentuk masyarakat. bidang hukum kekayaan karena
Bilamana disepakati bahwa hukum meninggalnya Pewaris. Ahli waris
merupakan salah satu aspek kebudayaan menempati kedudukan si meninggal dalam
baik rohaniah atau spiritual maupun hal yang menyangkut harta kekayaan
kebudayaan jasmani, inilah barangkali ³Saisine´ Pasal 833 (1) Burgerlijk
salah satu penyebab mengapa adanya Wetboek4.
beraneka ragam sistem hukum terutama Dalam hal mewaris menurut
hukum kewarisan. undang-undang dibedakan menjadi
Pada asasnya hanya hak-hak dan 0HZDULV /DQJVXQJ ³uit eigen hoofde´ dan
kewajiban-kewajiban dalam lapangan Mewaris dengan cara mengganti atau ahli
hukum kekayaan/harta benda saja yang ZDULV ³bij plaatsvervulling´
dapat diwariskan. Ada beberapa Mewaris dengan cara mengganti
pengecualian, misalnya hak seorang bapak DWDX DKOL ZDULV ³bij plaatsvervulling´
untuk menyangkal sahnya anaknya dan dimungkinkan adanya penggantian
hak seorang anak untuk menuntut supaya kedudukan seseorang sebagai waris oleh
ia dinyatakan sebagai anak sah dari bapak orang tertentu. Penggantian kedudukan ini
atau ibunya (kedua hak itu adalah dalam hanya dilakukan oleh mereka yang
lapangan hukum kekeluargaan), mempunyai hubungan hukum sebagai
dinyatakan oleh undang-undang diwarisi keturunan sah dari waris yang digantikan
oleh ahli warisnya3. tersebut yang seharusnya mendapat

3 4
Ibid. Ibid, hlm. 8.

408
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

warisan itu. dapat dikatakan bahwa yang


RUMUSAN MASALAH dimaksd statute berupa legalisasi
1. Apa kedudukan hukum ahli waris dan regulasi. Pendekatan
yang mewaris dengan cara perundang-undangan dilakukan
PHQJJDQWL DWDX DKOL ZDULV ³bij dengan menelaah semua
plaatsvervulling´ PHQXUXW Undang-undang dan regulasi yang
Burgelijk Wetboek? bersangkut paut dengan isu hukum
2. Bagaimana penentuan pengganti yang sedang ditangani6.
ZDULV ³bij plaatsvervulling´ 2. Sumber Bahan Hukum
menurut Burgelijk Wetboek? Dalam penyusunan tesis ini, bahan
hukum yang digunakan penulis
METODE PENELITIAN
terdiri dari tiga bahan hukum,
Untuk menemukan jawaban pada
yaitu:
permasalahn di atas, penulis menggunakan
a. Bahan Hukum Primer,
beberapa cara untuk mendapatkan hasil
merupakan bahan hukum
penelitian yang tepat dan sesuai di atas
yang berasal dari sumber
yaitu:
hukum nasional meliputi:
1. Pendekatan Undang-Undang
Burgerlijk Wetboek,
(statute approach), 5 yang mana
Peraturan
pendekatan perundang-undangan
Perundang-undangan dan
menggunakan hierarki peraturan
ketentuan-ketentuan lainnya
perundang-undangan dalam
yang mengikat.
mencari pemecahan masalah dari
b. Bahan Hukum Sekunder,
penelitian yang dilakukan. Dari
yaitu bahan-bahan hukum
pengertian tersebut, secara singkat
yang memberikan
penjelasan mengenai hukum
5
Yati Nurhayati, Perdebatan Antara Metode
Normatif dan Metode Empirik Dalam Penelitian
6
Ilmu Hukum Ditinjau Dari Krakter, Fungsi, dan Peter Mahmud Maezuki, Penelitian
Tujuan Ilmu Hukum -XUQDO +XNXP $O¶$GO 9ROXPe Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarata,
V Nomor 10 Juli-Desember 2013, hlm. 87. hlm. 93.

409
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

primer, berupa penelitian GLJDQWL´ Kalau diperhatikan Pasal 841


dan penulisan di bidang Burgerlijk Wetboek tersebut, terutama pada
hukum yang diperoleh dari NDOLPDW ³XQWXN EHUWLQGDN VHEDJDL
literatur hukum meliputi : SHQJJDQWL´ VHRODK-olah mengandung arti
Buku-buku ilmiah, Karya bahwa yang dimaksud di dalamnya adalah
ilmiah, Kamus, Majalah, sebagai suatu perwakilan.
Surat Kabar, Internet dan Klassen-Eggens mengemukakan
Tesis. pendapatnya, bahwa pandangan tentang
3. Pengumpulan Bahan Hukum perwakilan untuk penggantian
Pengumpulan bahan hukum tempat/penggantian waris, perlu
dilakukan penulis diperoleh dari dihilangkan. Sebab orang yang
Peraturan Perundang-undangan, menggantikan kedudukan sebagai waris
Buku Hukum, Artikel, Internet, disini tidak mewakili orang yang
Kamus Hukum, Tesis dan referensi meninggal lebih dahulu yang digantikan
lainnya, yang berkaitan dengan tersebut, demikian juga orang yang
penggantian tempat dalam menggantikan kedudukan sebagai waris
pewarisan yang terkait dengan tersebut bukanlah bertindak atas nama
permasalahan di atas. orang yang digantikan, akan tetapi orang
yang menggantikan kedudukan sebagai
PEMBAHASAN
waris tersebut adalah memperoleh hak dan
Pengertian Penggantian Waris
kewajiban orang yang digantikannya,
Mengenai pengertian penggantian
karena kedudukan atau tempat orang yang
waris tidak diberikan secara tegas dalam
diganti tersebut menjadi lowong karena
Pasal-pasal 841-848 Burgerlijk Wetboek.
kematiannya7.
Dalam Pasal 841 Burgerlijk Wetboek
Pendapat yang dikemukakan oleh
GLVHEXWNDQ EDKZD ³3HQJJDQWLDQ PHPEHUL
Klassen-Eggens tersebut di atas didukung
hak kepada seseorang yang mengganti,
oleh beberapa sarjana di antaranya Pitlo
untuk bertindak sebagai pengganti, dalam
yang menyebutkan bahwa adanya
derajat dan dalam segala hak orang yang
7
Klassen dan Eggens, op.cit., hlm. 32.

410
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

penggunaan istilah tentang perwakilan seharusnya orang tersebut menerima


yang ada dalam undang-undang yang warisannya. Orang yang seharusnya
dipakai untuk melukiskan pengertian mewaris tersebut telah meninggal terlebih
penggantian waris, tidaklah begitu tepat8. dahulu dari pada pewaris, sehingga dalam
Yang mana orang yang tempatnya pewarisan orang yang menggantikan
digantikan itu adalah orang yang tersebut terpanggil/tampil untuk
meninggal terlebih dahulu dari pewaris. menduduki tempat yang lowong karena
Jadi dalam hal ini tidak ada perwakilan. kematian orang yang digantikan tersebut.
Menurut pendapat saya, maksud Orang yang dikatakan mewaris secara
pembuat undang-undang dengan penggantian tempat ialah orang yang
menggunakan istilah memberi hak kepada muncul dalam harta pewarisan untuk orang
seseorang untuk bertindak sebagai lain. Orang lain itu haruslah sudah
pengganti sebagaimana yang ada dalam meninggal sebelum pewaris meninggal.
Pasal 841 Burgerlijk Wetboek, janganlah Hal ini sebagaimana disyaratkan dalam
diartikan sebagai suatu perwakilan, akan Pasal 847 Burgerlijk Wetboek.
tetapi dimaksudkan untuk menggambarkan Penggantian waris sebagai salah
penggantian waris sebagai suatu pemberian satu cara untuk memperoleh kedudukan
hak waris atau sebagai suatu cara sebagai waris, secara umum hanya dapat
memperoleh kedudukan sebagai waris. terjadi dalam pewarisan berdasarkan
Jadi dalam penggantian waris sebagai undang-undang (ab-intestato), di mana
salah satu cara untuk memperoleh dalam pewarisan ab-instestato ini
kedudukan sebagai waris di sini diartikan seseorang dapat memperoleh warisan.
seseorang yang menerima harta warisan Dasar hak mewarisnya adalah hubungan
dari pewaris bukan karena kedudukannya darah dengan pewaris dalam garis lurus ke
sendiri, melainkan menggantikan bawah/keluarga sedarah dalam garis lurus
kedudukan/tempat orang lain yang ke bawah yaitu keturunan-keturunan sah.
Keluarga sedarah dalam garis
8
Pitlo, Hukum Waris: Menurut Kitab menyimpang/menyamping ke atas tidak
Undang-Undang Hukum Perdata Belanda, Jilid I,
berhak mewaris dengan penggantian,
Intermasa, Jakarta, 1986, hlm. 32.

411
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

contohnya saudara dari kakek atau nenek si penggantian waris diperbolehkan seperti
pewaris. Hal ini dapat kita lihat dalam disebutkan dalam Pasal 844 dan 845
Pasal 842 dan 843 Burgerlijk Wetboek. Burgerlijk Wetboek, contohnya anak dan
Adapun bunyi pasal tersebut adalah keturunan saudara laki dan perempuan
sebagai berikut: yang telah meninggal terlebih dahulu, baik
Pasal 842 Burgerlijk Wetboek mereka yang mewaris bersama-sama
³Pergantian dalam garis lurus ke dengan paman atau bibi mereka; dan para
bawah yang sah, berlangsung terus keponakan, di mana di samping keponakan
dengan tiada akhirnya. Dalam yang bertalian keluarga sedarah terdekat
segala hal, pergantian seperti di dengan si meninggal.
atas selama diperbolehkan, baik Seperti sebelumnya telah saya
dalam hal bilamana beberapa anak jelaskan, bahwa tentang penggantian waris
si yang meninggal mewaris sebagai salah satu cara untuk memperoleh
bersama-sama dengan keturunan kedudukan sebagai waris secara umum
seorang anak yang telah meninggal hanya dapat terjadi dalam pewarisan
lebih dahulu, maupun sekalian berdasarkan undang-undang, namun begitu
keturunan mereka mewaris masih ada satu pengecualian mengenai
bersama-sama, satu sama lain penggantian waris yang merupakan
dalam pertalian keluarga yang satu-satunya peristiwa kemungkinan
berbeda-beda derajatnya´. penggantian waris dalam pewarisan
Pasal 843 Burgerlijk Wetboek berdasarkan testamen yaitu sebagaimana
³7LDGDODK SHUJDQWLDQ WHUKDGDS disebutkan dalam Pasal 975 Burgerlijk
keluarga sedarah dalam garis Wetboek.
menyimpang ke atas. Keluarga
Macam-Macam Proses Mewaris Dengan
yang terdekat dalam kedua garis,
Cara Mengganti atau Penggantian
menyampingkan segala keluarga
7HPSDW ³Bij Plaatsvervulling´
dalam perderajatan yang lebih
Dalam undang-undang dikenal
MDXK´
adanya 3 (tiga) macam peristiwa
Dalam garis menyimpang

412
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

penggantian waris yaitu sebagaimana dalam pertalian keluarga yang


diatur dalam Pasal-pasal 842, 844 dan 845 berbeda-beda derajatnya´.
Burgerlijk Wetboek. Kedua peristiwa Artinya tiap anak yang meninggal
yang pertama (Pasal 842 dan 844 lebih dahulu digantikan oleh semua
Burgerlijk Wetboek) terdapat dalam Code anak-anaknya, begitu juga jika dari
Civil, sedangkan peristiwa yang ketiga pengganti-penggantinya ini adalah
(Pasal 845 Burgerlijk Wetboek) merupakan salah satu yang meninggal lebih
penambahan. dahulu, ia juga digantikan oleh
Dalam setiap peristiwa penggantian anak-anaknya begitu seterusnya
waris terjadinya/berlangsungnya tanpa dengan ketentuan, bahwa segenap
akhir. Bukan saja anak dari orang yang keturunan dari satu orang yang
meninggal lebih dahulu yang dapat meninggal lebih dahulu harus
mewaris dengan peggantian, akan tetapi dianggap sebagai satu cabang dan
juga keturunan-keturunannya. bersama-sama memperoleh bagian
Macam-macam penggantian waris yang mereka gantikan. Dengan
tersebut adalah sebagai berikut : demikian, jika semua anak pewaris
1. Pasal 842 Burgerlijk Wetboek telah meninggal lebih dahulu
³Penggantian dalam garis lurus ke sehingga hanya ada cucu-cucunya,
bawah yang sah, berlangsung terus maka mereka mewaris atas dasar
dengan tiada akhirnya. Dalam penggantian. Mereka tidak
segala hal, pergantian seperti di mewaris secara uit eigen hoofed
atas selamanya diperbolehkan, baik (atas diri sendiri).
dalam hal bilamana beberapa anak Mereka ini dapat mewaris secara
si yang meninggal mewaris uit eigen hoofed apabila semua
bersama-sama dengan keturunan anak pewaris ternyata tidak pantas
seorang anak yang telah meninggal atau menolak atau dicabut hak
lebih dulu, maupun sekalian mewarisnya. Dalam hal ini tidak
keturunan mereka mewaris mungkin terjadi penggantian
bersama-sama, satu sama lain dikarenakan anak-anak pewaris

413
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

tersebut masih hidup, sedangkan Demikian juga bagian M yang


kita ketahui penggantian waris meninggal lebih dahulu, maka
hanya dapat terjadi kalau ada yang kedudukannya digantikan oleh R
meninggal dunia. dan S.
Contoh9 : 2)

P adalah Pewaris yang meninggal


dunia meninggalkan 3 orang anak, P meninggal dunia, meninggalkan 2 (dua)
yaitu A, B, dan C. A meninggal orang cucu, D dan E, 3 (tiga) orang cicit F,
dunia demikian pula C. C G, H.
mempunyai 2 orang anak, yaitu E C, D, dan E anak-anak dari A, C anak luar
dan F. E meninggal dan kawin.
mempunyai 3 orang anak, yaitu K, A telah meninggal terlebih dahulu dari P.
L, dan M. M meninggal, Yang berhak mewaris adalah D, E, F, G
mempunyai 2 orang anak, yaitu R dan H cucu dari P.
dan S. Pembagiannya adalah :
Dalam kasus tersebut yang berhak D, E, dan C masing-masing mendapat 1/3
mewaris adalah B dan C. A hak waris.
karena tidak mempunyai keturunan, Bagian C digantikan oleh anak-anaknya,
maka tidak digantikan oleh yaitu F, G, dan H, masing-masing
siapapun. mendapat 1/9.
Bagian C karena meninggal, Anak luar kawin yang diakui sah tidak
digantikan oleh K, L, dan M. dapat menggantikan bapak dan ibu dari
Pewaris (nenek) sebagai ahli waris, karena
9
Surini Ahlan Sjarif, Dan Nurul Elmiyah, ALK yang diakui tidak mempunyai
op.cit., hlm. 29.

414
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

hubungan hukum dengan pewaris (nenek).

3)
A meninggal dunia dan meninggalkan dua
orang cucu Y dan Z anak dari X, anak luar
kawin yang diakui sah oleh A, dan X telah
meninggal terlebih dahulu dari A. Dalam
hal ini Y dan Z menggantikannya sebagai
ahli waris.
A meninggal dunia, dan mempunyai dua
1. Pasal 844 Burgerlijk Wetboek
orang anak, B dan C. C telah meninggal
³Dalam garis menyimpang pergantian
terlebih dahulu dari A. C mempunyai
diperbolehkan atas keuntungan
seorang anak D dan seorang anak luar
sekalian anak dan keturunan saudara
kawin yang diakui sah yaitu X.
laki dan perempuan yang telah
Dalam hal ini harta waris A dibagi antara B
meninggal terlebih dahulu, baik
dan D. B mewaris secara pribadi, atas
mereka mewaris bersama-sama
dasar kedudukannya sendiri, D
dengan paman atau bibi mereka,
menggantikan C. Sedangkan X tidak
maupun warisan itu setelah
berhak mewarisi dari A, karena antara A
meninggalnya semua saudara si
dan X tidak ada hubungan hukum.
meninggal lebih dahulu harus dibagi
Anak sah dari anak luar kawin yang diakui
antara sekalian keturunan mereka,
sah dapat menggantikan kedudukan orang
yang mana satu sama lain bertalian
10
tuanya sebagai ahli waris .
keluarga dalam perderajatan yang tak
4)
sama´.
Kalau kita perhatikan pasal tersebut,
maka dalam macam penggantian
10
Surini Ahlan Sjarif, Dan Nurul Elmiyah, waris yang kedua ini undang-undang
op.cit., hlm. 31.

415
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

mengulangi ayat kedua dari Pasal 842


Burgerlijk Wetboek. Di sini
penggantian terjadi tidak saja apabila
saudara yang meninggal lebih dahulu
A meninggal dunia dan meninggalkan
itu seayah-seibu dengan pewaris,
4 (empat) orang keponakan D, E, F,
tetapi juga apabila mereka tidak
dan G. D dan E adalah anak B. B
seayah atau seibu dengan pewaris.
adalah saudara kandung A yang telah
Juga bagi keturunan dari saudara
meninggal, F dan G adalah anak
berlaku, bahwa mereka hanya akan
kandung C.
bertindak untuk diri/mewaris secara
C adalah saudara kandung A yang
uit eigen hoofed apabila semua
juga telah meninggal terlebih dahulu
saudara-saudara itu, termasuk
dari A. Ahli waris A adalah D, E
orang-orang yang tidak pantas atau
(menggantikan kedudukan B) dan F,
telah menolak.
G (menggantikan kedudukan C).
Contoh11 :
Bagian D dan E masing-masing ¼,
1)
karena menggantikan bagian B.
Bagian C digantikan oleh F dan G
masing-masing ¼ bagian.
2. Pasal 845 Burgerlijk Wetboek
³Pergantian dalam garis menyimpang
A1 menggantikan A, B1, B2 diperbolehkan juga bagi pewarisan
menggantikan B. bagi para keponakan, ialah dalam hal
A1, B1, dan B2 mewaris bilamana di samping keponakan yang
bersama-sama dengan C meskipun bertalian keluarga sedarah terdekat
derajatnya tidak sama. dengan si meninggal, masih ada
2) anak-anak dan keturunan saudara
laki-laki atau perempuan darinya

11
saudara-saudara mana telah meninggal
Surini Ahlan Sjarif, Dan Nurul Elmiyah,
op.cit., hlm. 32. lebih dahulu´.

416
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Dengan demikian pada peristiwa Intinya, yang berhak menggantikan


penggantian waris yang ketiga ini, adalah keturunan saudara yang
anak-anak atau keturunan-keturunan mempunyai hubungan darah terdekat
dari keponakan yang bertalian dengan pewaris dalam garis
keluarga sedarah terdekat ini menyimpang.
menggantikan tempat orang tuanya 1) Bandingkan juga dengan gambar
dan mewaris bersama-sama dengan di bawah ini:
keponakan pewaris.
Contoh12 :
1)

Yang berhak mewaris adalah B dan E


(menggantikan C). F tidak mewaris,
Yang mewaris adalah B, derajat ke±4 karena B adalah derajat ke±4, yang
dan C yang digantikan oleh D, F. mengenyampingkan derajat ke ± 5
2) Bandingkan dengan gambar di yaitu E. Namun bila dilihat, E
bawah ini: meskipun ia derajat ke±5 ternyata
berhak mewaris karena ia tertarik, jadi
ikut mewaris karena B dan C
bersaudara.
2) Lihat pula gambar di bawah ini:

Ahli waris adalah C, derajat ke ± 4


merupakan ahli waris yang
mempunyai hubungan darah terdekat
dengan pewaris dalam garis
menyimpang. D tidak dapat
Yang mewaris hanya D.
menggantikan B.
H sebagai derajat ke±6

12
dikesampingkan oleh F sebagai
Surini Ahlan Sjarif, Dan Nurul Elmiyah,
op.cit., hlm. 34. derajat ke±5.

417
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Pasal 846 Burgerlijk Wetboek: cabang-cabang pancang D13.


³'DODP VHJDOD KDO ELODPDQD Pasal 847 Burgerlijk Wetboek menyatakan:
pergantian diperbolehkan, pembagian ³7LDGD VHRUDQJ SXQ GLSHUEROHKNDQ
berlangsung pancang demi pancang bertindak untuk orang yang masih hidup
apabila pancang yang sama VHODNX SHQJJDQWLQ\D´
mempunyai pula cabang-cabangnya,
maka pembagian lebih lanjut, dalam
tiap-tiap cabang berlangsung pancang
demi pancang pula, sedangkan antara
orang-orang dalam cabang yang sama
A meninggal, B dan C anak A yang masih
pembagian dilakukan kepala demi
hidup. D dan E anak C, cucu A. D dan E
NHSDOD´
tidak dapat bertindak menggantikan C.
Jadi kalau C onwaardig (dinyatakan tidak
layak menjadi ahli waris A), maka D dan E
tidak dapat warisan. Demikian juga halnya
jika C menolak warisan A atau C
A meninggal. Pembagian warisan: dikesampingkan (orterfd) oleh A, maka D
1. Dibagi dulu dalam pancang B, C dan dan E juga tidak dapat menggantikan C14.
D. Pasal 848 Burgerlijk Wetboek menyatakan:
2. Pancang B bercabang L dan M. ³6HRUDQJ DQDN \DQJ PHQJJDQWL RUDQJ
Bagian B dibagi antara L dan M. tuanya, memperoleh haknya itu tidaklah
Bagian L bercabang lagi yaitu karena dari orang tuanya tadi, bahkan bolehlah
ada anak-anaknya P, O dan N. terjadi seorang pengganti orang lain, yang
Dalam cabang yang sama (cabang P, O dan mana ia telah PHQRODN PHQHULPD ZDULVDQ´
N), pembagian dilakukan kepala demi
kepala. Bagian mereka dibagi rata antara
anggota cabang itu. Pembagian dengan
cara yang sama dilakukan pula dalam 13
Effendi Perangin, op.cit., hlm.20.
14
Effendi Perangin, op.cit., hlm.21.

418
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

dalam garis si bapak dan yang lain


untuk sanak saudara dalam garis si
LEX´
Pasal-pasal 854, 855 dan Pasal 859
A meninggal, C meninggal lebih dulu dari Burgerlijk Wetboek, mengatur tentang
A. D mengganti C sebagai ahli waris, D bagian ahli waris golonagn II (bapak/ibu,
memperoleh haknya bukan dari C. Bahkan saudara).
kalau D onwaardig terhadap C, D masih A meninggal, B dan C orang tua A,
juga boleh mengganti C menerima warisan (B bapak A dan C ibu A), meninggal lebih
A15. dahulu dari A. D nenek A dari pihak ibu. E
Pasal 849 Burgerlijk Wetboek menyatakan: kakek A dari pihak bapak. F paman A dari
³8QGDQJ-undang tidak memandang akan pihak bapak. G saudara sepupu A dari
sifat atau asal daripada barang-barang pihak bapak.
dalam suatu peninggalan, untuk mengatur Dalam hal di atas, maka harta
SHZDULVDQ WHUKDGDSQ\D´ warisan yang ditinggalkan A, terlebih dulu
Pasal 850 Burgerlijk Wetboek (Pembelahan dibagi dua yang sama besarnya. Satu
harta peninggalan/kloving): bagian untuk keluarga garis bapak, dan
³'HQJDQ WDN PHQJXUangi satu bagian lain untuk keluarga di garis
ketentuan-ketentuan dalam Pasal 854, ibu.
855 dan Pasal 859 Burgerlijk Wetboek, Pembagiannya ialah: D
tiap-tiap warisan yang mana, baik memperoleh setengah dari warisan dan E
seluruhnya maupun untuk sebagian juga setengah. Pembagiannya menjadi dua
terbuka atas kebahagiaan para LWX GLVHEXW ³kloving´ Kloving terjadi
keluarga sedarah dalam garis lurus ke apabila ahli garis golongan I (isteri/suami
atas, atau dalam garis menyimpang, anak-anak dan keturunannya) dan
harus dibelah menjadi dua bagian golongan II (ayah/ibu, saudara-saudara dan
yang sama, bagian yang mana yang keturunannya) tidak ada. Hal golongan
satu adalah untuk sekalian sanak ahli waris ini akan dijelaskan. Jika

15
keadaannya seperti dikemukakan di atas,
Effendi Perangin, op.cit., hlm.22.

419
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

maka F dan G tidak mendapat warisan, keponakan17.


sebab tertutup oleh E. Nanti akan
dijelaskan bahwa E adalah ahli waris
golongan III, sedangkan F dan G ahli waris
golongan IV. Ahli waris golongan yang
lebih dekat mengenyampingkan ahli waris
golongan yang lebih jauh.
Kalau E meninggal terlebih dahulu Dalam hal keadaan seperti di bawah ini,
dari A, maka bagian dari garis bapak (yang seluruh harta warisan A jatuh kepada
X itu) jatuh pada F, sedangkan bagian di keluarga bapak, dalam hal ini kepada F.
pihak ibu tetap jatuh pada D16.
Pasal 850 ayat 2 Burgerlijk
Wetboek PHQ\DWDNDQ ³%DJLDQ-bagian
warisan tersebut tak boleh beralih dari
garis yang satu ke garis yang lain, kecuali
apabila dalam salah satu garis tiada
seorang keluarga pun, baik keluarga Pasal 851 Burgerlijk Wetboek:
sedarah dalam garis lurus ke atas maupun ³6HWHODK SHPEHODKDQ SHUWDPD GDODP
keponakan-NHSRQDNDQ´ garis bapak dan ibu dilakukan, maka
Dalam hal di bawah ini, tiada dalam cabang-cabang tidak usah
keluarga lain di garis bapak, yang ada dilakukan pembelahan lebih lanjut;
hanya di garis ibu, maka bagian garis dengan tak mengurangi hal-hal,
bapak beralih ke garis ibu. Jadi, seluruh bilamana harus berlangsung sesuatu
harta warisan dari A jatuh pada D. pergantian, setengah bagian dalam
Sebaliknya juga berlaku, apabila di garis tiap-tiap garis adalah untuk seorang
ibu tiada keluarga seorang pun sedangkan waris atau lebih yang terdekat
di garis bapak terdapat keluarga, misalnya GHUDMDWQ\D´
Jadi setelah dibelah satu kali dalam garis

16 17
Effendi Perangin, op.cit., hlm.23. Effendi Perangin, op.cit., hlm.24.

420
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

bapak dan garis ibu selanjutnya tidak usah telah dikemukakan tersebut di atas, yang
dibelah lagi, tetapi pergantian dalam garis perlu diperhatikan bahwa apa yang
ke bawah tetap diperbolehkan. ditentukan oleh undang-undang dalam ayat
Perhatikan dalam garis ke atas tidak ada kedua dari Pasal 842 Burgerlijk Wetboek,
pergantian, hanya ada pergantian dalam yang kemudian juga berlaku dalam macam
garis ke bawah18. penggantian waris yang kedua, maka untuk
peristiwa penggantian waris yang ketiga
hal tersebut tidak berlaku. Apabila semua
keponakan yang sederajat meninggal lebih
dahulu, maka keturunan dari keponakan ini
mewaris untuk dirinya sendiri, di mana
A meninggal. B dan C meninggal lebih
yang bertalian keluarga sedarah yang
dulu dari A. D, F dan G juga meninggal
terdekat dapat menyampingkan yang
lebih dulu dari A. Dalam garis ibu (C)
lain-lain, kecuali apabila ³RUDQJ \DQJ
boleh terjadi penggantian, yaitu I dan J
WHUGHNDW GHQJDQ SHZDULV´ GDODP EDKDVD
menggantikan G. Dalam hal ini I dan J ikut
%HODQGD GLQDPDNDQ ³degene´) mempunyai
mewarisi karena G dan H bersaudara.
lagi satu atau beberapa orang keponakan
Lihat uraian sehubungan dengan Pasal 845
pada saat pewaris meninggal, sedangkan
Burgerlijk Wetboek. Dalam garis bapak (B)
ayah atu ibu dari keponakan ini saudara
yang ada ialah keluarga garis ke samping.
GDUL ³degene´ PHQLQJJDO VHEHOXP
K adalah paman A; sedangkan L dan M
pewaris19.
adalah saudara sepupu A. Derajat K
Sebagaimana halnya dengan
terhadap A adalah lebih dekat dari derajat
penggantian waris yang diatur dalam Pasal
L dan M terhadap A. Dalam hal ini, maka
844 Burgerlijk Wetboek, maka dalam
bagian garis bapak yang setengah itu jatuh
penggantian waris yang diatur dalam Pasal
pada K.
845 Burgerlijk Wetboek tidak ada bedanya
Dari uraian mengenai ketiga
apakah saudara yang meninggal lebih
macam penggantian waris sebagaimana
dahulu itu seayah-seibu, atau seayah atau

18 19
Effendi Perangin, op.cit., hlm.25. Pitlo, op.cit, hlm. 36.

421
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

seibu saja, asal saja orang yang digantikan maka A dan B masing-masing akan
tempatnya adalah sanak keluarga sedarah memperoleh 1/4 bagian dan C memperoleh
dari pewaris. 1/2 bagian. Dari contoh tersebut, terbukti
Menurut Eggens, sesungguhnya bahwa dari penggantian waris ini dapat
Burgerlijk Wetboek hendak mengatakan bergantung tidak saja mengenai siapa-siapa
bahwa orang yang menggantikan mendapat yang mewaris, akan tetapi juga berapa
hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang yang masing-masing mereka waris20.
seharusnya diperoleh oleh orang yang
3HQHQWXDQ 3HQJJDQWLDQ :DULV ³%LM
digantikan itu, andaikata orang itu tidak
3ODDWVYHUYXOOLQJ´ Menurut Burgerlijk
mendahului meninggal. Oleh karenanya,
Wetboek
gambaran yang diberikan oleh Pasal 841
Walau undang-undang kita dalam
Burgerlijk Wetboek kurang tepat, yaitu
Pasal 841 dan 848 Burgerlijk Wetboek
seakan-akan penggantian waris itu
menyebutkan tentang perwakilan
memberikan hak sepenuhnya kepada ahli
(vertegenwoordigen) untuk memperoleh
waris ³bij plaatsvervulling´, sehingga
pengertian yang tepat mengenai
penggantian waris itu adalah karena
penggantian tempat, perlu disingkirkan
hukum dan mungkin saja merugikan orang
pikiran tentang perwakilan. Keluarga
yang menggantikan itu. Misalnya,
VHGDUDK \DQJ MDXK WLGDN ³PHZDNLOL´ \DQJ
seseorang mempunyai dua orang anak
meninggal lebih dahulu, juga tidak
yang telah mendahului meninggal, yaitu X
bertindak atas tetapi hanya menggantikan
dan Y. X mempunyai dua orang anak, A
tempatnya, yang menjadi lowong karena
dan B; sedangkan Y mempunyai seorang
kematian. Dalam Pasal 841 Burgerlijk
anak , C. Oleh karena itu, bagi A dan B
Wetboek undang-undang menyebutkan
akan lebih menguntungkan jika mereka
tentang menggantikan hak-hak dari yang
mewaris bersama-sama dengan C atas diri
meninggal dunia. Jelaslah bahwa di sini
sendiri, karena dalam hal ini mereka
yang dimaksud bahwa yang menggantikan
masing-masing akan mendapat 1/3 bagian.
Akan tetapi, dalam hal mereka harus
20
Soetojo Prawirohamidjojo, op. cit., hlm.
mewaris berdasarkan penggantian waris,
13

422
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

tempat itu memperoleh hak orang yang mereka tidak mewaris uit eigen hoofde,
digantikannya21. tetapi dalam hal ini mereka sebagai
Bukan karena yang belakangan ini pengganti sehingga A dan B
tidak pernah mempunyai sesuatu hak masing-masing mendapat 1/4 dan C 1/222.
terhadap harta peninggalan, malahan
mungkin bahwa mereka yang
menggantikan tempat orang lain itu bukan
orang yang memperoleh hak.
Bandingkan misalnya dengan Pasal 848
Burgerlijk Wetboek, bahwa seseorang
Hanya anak-anak sah dan
menggantikan orang lain, yang mana ia
keturunannya yang dapat menggantikan
telah menolak untuk menerima warisannya.
orang tua atau kakek/nenek terhadap
Undang-undang juga tidak lain dari pada
warisan keluarga sedarah dari orang tuanya.
mengatakan bahwa dia yang menggantikan
Anak-anak luar kawin dalam hal ini tidak
tempat, akan memperoleh hak-hak (dan
dapat sebagai pengganti. Tetapi
juga kewajiban) dari orang yang
sebaliknya keturunan sah (sebegitu jauh
digantikannya, jika sekiranya ia tidak
pernah diakui) dari anak luar kawin dapat
meninggal sebelum pewaris meninggal
menggantikan tempatnya, apabila Pasal
dunia. Oleh karena itu adalah benar bahwa
866 dan 871 ayat 2 Burgerlijk Wetboek
Pasal 841 Burgerlijk Wetboek
dapat dianggap sebagai penerapan dari
menggambarkan penggantian tempat
Pasal 841 Burgerlijk Wetboek23.
sebagai sesuatu pemberian hak (recht
Syarat mewaris karena
gevende). Bekerjanya adalah demi
penggantian24 :
hukum dan dapat berakibat merugikan bagi
a. Ditinjau dari orang yang
yang menggantikan. Misalnya, apabila
digantikan;
seseorang meninggalkan 3 (tiga) orang
cucu masing-masing A dan B dari anak 22
Ibid.
yang telah meninggal lebih dahulu, maka 23
Ibid, hlm. 30.
24
Surini Ahlan Sjarif, Dan Nurul Elmiyah,
21
Klassen dan Eggens, op. cit, hlm. 28 op.cit., hlm. 25.

423
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Orang yang digantikan harus 1974 tentang Perkawinan Pasal


meninggal terlebih dahulu dari PHQ\DWDNDQ ³$QDN yang sah
pewaris. adalah anak yang dilahirkan
Pasal 847 Burgerlijk Wetboek dalam atau sebagai akibat
PHQJDWDNDQ ³7LDGD VHRUDQJ SXQ SHUNDZLQDQ \DQJ VDK´
diperbolehkan bertindak untuk orang Dengan adanya kriteria
yang masih hidup selaku persyaratan keturunan sah saja
SHQJJDQWLQ\D´ yang dapat mewaris dengan
b. Ditinjau dari orang yang penggantian, maka anak luar
menggantikan kawin tidak dapat mewaris
1) Yang menggantikan harus dengan penggantian. Sebagai
keturunan yang sah dari yang contoh: A meninggal dengan
digantikan, termasuk keturunan mempunyai 2 (dua) orang anak
sah dari anak luar kawin. yaitu B dan C. C sudah
Hal ini menjelaskan bahwa meninggal lebih dahulu daripada
keturunan dari pewaris harus A dengan meninggalkan seorang
keturunan yang sah, karena yang anak sah D dan seorang anak luar
dipentingkan adalah hubungan kawin E, dalam peristiwa
hukum antara ahli waris dan penggantian waris ini maka
pewaris. keturunan yang sah yaitu D cucu
Sehubungan dengan adanya dari A dapat mewaris dengan
persyaratan bahwa penggantian penggantian, sedangkan E tidak
hanya terjadi oleh keturunan yang dapat mewaris dengan
sah, maka perlu saya jelaskan penggantian.
bahwa yang dimaksud dengan Menurut sistem yang dianut
keturunan yang sah ialah anak Burgerlijk Wetboek dengan
yang lahir dari perkawinan yang adanya keturunan di luar
sah. Berdasarkan perkawinan belum terjadi
Undang-undang Nomor 1 Tahun hubungan hukum keluarga antara

424
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

anak dengan orang tuanya. hukumnya anak tersebut


Barulah GHQJDQ ³SHQJDNXDQ´ mempunyai hak dan kewajiban
lahirlah suatu pertalian yang sama dalam pewarisan
kekeluargaan dengan sebagaimana halnya anak sah.
akibat-akibatnya (terutama hak Dengan demikian anak tersebut
mewaris) antara anak dengan juga mempunyai hak untuk
orang tuanya yang mengakuinya. bertindak dengan penggantian
Tetapi suatu hubungan atau memperoleh kedudukan
kekeluargaan antara anak dengan sebagai waris dengan
keluarga si ayah dan ibu yang penggantian, dalam pembagian
mengakuinya belum dianggap harta warisan pun anak tersebut
ada sebelum diadakan mendapatkan bagian yang sama
³SHQJHVDKDQ´ DQDN \DQJ besarnya seperti halnya anak
merupakan suatu langkah lebih yang dilahirkan dalam
lanjut lagi daripada pengakuan. perkawinan.
Dengan adanya pengesahan anak, 2) Yang menggantikan harus
mengakibatkan bahwa terhadap memenuhi syarat untuk mewaris
anak tersebut akan berlaku pada umumnya, yakni:
ketentuan-ketentuan (a) Hidup pada saat warisan
undang-undang yang sama terbu
seolah-olah anak tersebut ka;
dilahirkan dalam perkawinan Orang yang berhak untuk
Pasal 272, 274, dan 277 mewaris harus hidup pada
Burgerlijk Wetboek. saat warisan terbuka
Dengan mengingat ketentuan sebagaimana dijelaskan
sebagaimana tersebut dalam sebelumnya menurut Pasal
pasal-pasal di atas, maka status 836 Burgerlijk Wetboek,
anak luar kawin tersebut menjadi dengan pengecualiannya
anak sah, sebagai akibat sebagaimana terdapat dalam

425
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

pasal 2 ayat (2) Burgerlijk berdasarkan Pasal 838


Wetboek. Burgerlijk Wetboek tidak
(b) Bukan orang yang dinyatakan berhak untuk mewaris.
tidak patut mewaris; Namun cucu-cucu pewaris
Orang yang tidak patut yaitu A1, A2, B1, C1 dan D1
mewaris untuk mewaris atau dapat mewaris berdasarkan
onwaardig, berarti orang kedudukannya sendiri, bukan
tersebut masih hidup, maka menggantikan kedudukan A,
kedudukannya tidak dapat B, C dan D (pasal Burgerlijk
digantikan. Wetboek).
Namun demikian apabila (c) Tidak menolak warisan.
dicermati bunyi Pasal 840 Orang yang menolak warisan
Burgerlijk Wetboek, maka atau verwerpen adalah orang
tidak tertutup kemungkinan yang masih hidup dan tidak
bagi anak-anak orang yang diwakili dengan cara
tidak patut ini untuk penggantian sebagaimana
mendapatkan warisan diatur dalam Pasal 1060
berdasarkan kedudukannya Burgerlijk Wetboek. Pada
sendiri, dan tidak prinsipnya orang tidak dapat
menggantikannya. menggantikan kedudukan
25
Contoh : seorang ahli waris yang masih
hidup. Jadi kedudukannya
tidak dapat digantikan oleh
para ahli warisnya (bij
plaatsvervulling).
Anak-anak P yaitu A, B, C,
dan D semuanya tidak patut Bagian Warisan Yang Diterima
untuk mewaris, berarti Masing-Masing Waris Dalam
Penggantian Dengan Mengingat Dasar
25
Ibid, hlm. 27.

426
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Kedudukan Masing-Masing Waris untuk dua orang keturunan E


Bagian warisan yang diterima yaitu F dan G, sehingga
masing-masing waris dalam penggantian masing-masing menerima
dengan mengingat dasar kedudukan 1/4x1/4=1/8 bagian.
masing-masing waris, sebagai berikut: Untuk lebih jelasnya dapat
1. Penggantian Waris Menurut Pasal 842 dilihat pada gambar berikut
Burgerlijk Wetboek. ini:
Contoh: A meninggal dunia. Ia
adalah seorang janda (duda),
mempunyai dua orang anak,
B dan C. C meninggal
lebih dahulu dari pada A, C
mempunyai dua orang anak
D dan E. E meninggal 2. Penggantian Waris Menurut Pasal 844
sebelum A, dengan Burgerlijk Wetboek yaitu Penggantian
meninggalkan dua orang Waris Dalam Garis Menyimpang
anak, F dan G. Pada penggantian waris yang
Pembagian harta warisan terjadi di sini dapat digambarkan di mana
dari A terjadi sebagai berikut: tiap saudara yang meninggal, baik
keturunan C bersama-sama, sekandung maupun saudara tiri, jika
beserta B memperoleh meninggal lebih dahulu, digantikan oleh
warisan A. B menerima 1/2 anak-anak dan/atau keturunannya. Dalam
bagian, keturunan C penggantian waris kedua ini, pembagian
menerima 1/2 bagian yang dalam setiap pancang juga berlaku di sini.
lain. Dalam bagian yang 1/2 Contoh: A meninggal dunia, meninggalkan
untuk keturunan C ini, D saudara sekandung B, anak-anak
menerima setengahnya yaitu: saudara sekandung C yang
1/2x1/2=1/4 bagian, meninggal lebih dahulu yaitu E
sedangkan sisanya dibagi dan F, dan seorang cucu dari

427
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

saudara sekandung D yang masih ada anak-anak dan atau


meninggal lebih dahulu yaitu H. keturunan-keturunan saudara laki-laki atau
Pembagian harta warisan dari A perempuan darinya, saudara-saudara
terjadi sebagai berikut: B tersebut telah meninggal lebih dahulu.
menerima 1/3 bagian, E dan F Dalam peristiwa peggantian waris ini,
menggantikan kedudukan orang maka anak-anak dan atau keturunan
tuanya C yang besar bagiannya tersebut bersama-sama mewaris dengan
1/3, sehingga masing-masing keponakan pewaris tadi.
menerima 1/2x1/3=1/6 bagian, Contoh: A meninggal dunia (pewaris)
sedangkan keturunan dari garis meninggalkan keponakan yang
D yaitu H yang menggantikan bertalian keluarga sedarah
kedudukan orang tuanya G terdekat C dan anak-anak dari
menerima 1/3 bagian. saudara keponakan C yaitu E dan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada F. C merupakan anak dari
gambar berikut ini. saudara pewaris yaitu B,
sedangkan E dan F merupakan
cucu dari saudara pewaris B yang
menggantikan kedudukan orang
tuanya yaitu D.
Pembagian harta warisan dari dan
terjadi sebagai berikut:
Penggantian Waris Menurut Pasal 845
keponakan C menerima 1/2
Burgerlijk Wetboek yaitu Penggantian
bagian, sisanya untuk anak-anak
Waris Dalam Garis
saudaranya yaitu E dan F
Menyimpang/Menyamping Yang Lebih
sehingga masing-masing
Jauh Hubungannya
menerima 1/2x1/2=1/4 bagian.
Pada penggantian waris yang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
terjadi di sini dapat digambarkan di mana
pada gambar di bawah ini.
di samping keponakan yang bertalian
keluarga sedarah terdekat dengan pewaris,

428
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

maka penggantian waris menjadi tertutup


untuk anak-anak atau keturunan
orang-orang yang tergolong tidak berhak
mewaris tersebut, dengan demikian harta
warisan jatuh pada waris yang lain.
Jikalau semua anak pewaris telah
Hal-Hal Yang Menjadikan atau meninggal lebih dahulu sehingga hanya
Menyebabkan Tertutupnya Kesempatan ada cucu-cucunya, maka mereka mewaris
Penggantian Tempat Waris ³bij atas dasar penggantian, mereka tidak
plaatsvervulling´ mewaris secara uit eigen hoofde (atas diri
Dalam suatu peristiwa pewarisan sendiri). Mereka dapat mewaris secara
ada beberapa hal yang menyebabkan uit eigen hoofde, apabila semua anak
seseorang tidak dapat memperoleh pewaris masih hidup dan dinyatakan tidak
kedudukan sebagai waris secara pantas mewaris; menolak warisan atau
penggantian atau dengan kata lain dicabut hak warisnya oleh pewaris.
dikatakan kesempatan mewaris secara Dalam hal ini tidak mungkin terjadi
penggantian atas diri seseorang menjadi penggantian waris sebab anak-anak
tertutup. Adapun hal-hal yang pewaris tersebut masih hidup, sedangkan
menyebabkannya antara lain karena alasan kita ketahui penggantian waris hanya dapat
tidak pantas/tidak patut mewaris terjadi kalau ada yang meninggal lebih
(onwaardig); menolak warisan atau dahulu.
dicabut hak warisnya oleh pewaris. Tentang ketidak pantasan/ketidak
Apabila pada saat terbukanya patutan mewaris oleh undang-undang telah
pewarisan terdapat beberapa orang waris ditentukan mengenai orang-orang yang
dan di antara beberapa orang waris tersebut karena perbuatannya menyebabkan tidak
ada orang-orang yang dinyatakan tidak pantas/tidak patut mewaris. Menurut
berhak mewaris karena alasan tidak pantas Pasal 838 Burgerlijk Wetboek, orang-orang
mewaris (onwaardig); menolak warisan yang digolongkan ke dalam hal tersebut
atau dicabut hak warisnya oleh pewaris, adalah:

429
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

1. mereka yang telah dihukum karena putusan hakim tidaklah beralasan untuk
dipersalahkan telah membunuh menyatakan seseorang tidak pantas/tidak
atau mencoba membunuh pewaris; patut. Hal ini berbeda dengan ketentuan
2. mereka yang dengan keputusan yang ada dalam angka 3 dan 4, bahwa
hakim pernah dipersalahkan karena tidak diperlukan putusan hakim tentang
secara fitnah telah mengajukan hukuman karena perbuatan yang
pengaduan bahwa pewaris telah disebutkan dalam angka 3 dan 4 untuk
melakukan kejahatan yang diancam menyatakan seseorang tidak pantas/tidak
dengan pidana 5 (lima) tahun atau patut mewaris.
lebih; Dengan terbukanya pewarisan,
3. mereka yang dengan kekerasan seorang waris dapat memilih apakah ia
atau perbuatan telah mencegah menerima atau menolak warisan atau ada
pewaris untuk membuat atau pula kemungkinan untuk menerima tetapi
mencabut surat wasiatnya; dengan ketentuan ia tidak akan diwajibkan
4. mereka yang telah menggelapkan, membayar hutang-hutang si meninggal,
merusak atau memalsukan surat yang melebihi bagiannya dalam warisan
wasiat pewaris. itu. Undang-undang tidak menetapkan
Tentang ketidak pantasan/ketidak suatu waktu, seorang waris harus
patutan seseorang untuk mewaris masih menentukan sikapnya. Seorang waris
menimbulkan beberapa pertanyaan. yang dituntut untuk menentukan sikap,
Apakah orang yang tidak pantas mewaris mempunyai hak untuk meminta suatu
karena sesuatu hal seperti tersebut di atas waktu untuk berpikir, hingga selama 4
secara otomatis menurut hukum menjadi (empat) bulan. Mengenai penolakan
tidak pantas ataukah harus dengan suatu harus dilakukan dengan suatu pernyataan
putusan hakim dan kalau kita perhatikan kepada Panitera Pengadilan Negeri
hal-hal yang ada pada angka 1 seperti setempat di mana warisan itu telah terbuka.
diatur dalam Pasal 838 Burgerlijk Wetboek, Dengan adanya penolakan ini, dianggap
maka dalam pasal tersebut disyaratkan hak waris dari seorang waris tersebut
adanya putusan hakim. Tanpa adanya menjadi hilang, dianggap tidak pernah

430
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

menjadi waris (lihat Pasal 1057 dan 1058 sebelum A, maka cucu pewaris dapat
Burgerlijk Wetboek) dan dengan mewaris secara penggantian menggantikan
dicabutnya hak waris seorang waris kedudukan/tempat orang tuanya yang
dengan testament, maka terhadap waris menjadi lowong, mereka ini mewaris
tersebut sudah tidak mempunyai pancang demi pancang dan setiap pancang
kesempatan mewaris. dibagi sama besarnya. Pembagian yang
Untuk lebih memperjelas mengenai terjadi adalah: B1 dan B2 masing-masing
gambaran tertutupnya kesempatan menerima 1/2x1/3=1/6 bagian; C1
penggantian waris karena adanya hal-hal menerima 1/3 bagian. D1, D2 dan D3
sebagaimana telah saya uraikan di atas, masing-masing menerima bagian
maka disini akan saya sertakan dalam 1/3x1/3=1/9 bagian.
bentuk contoh. Apabila B, C dan D masih hidup
Contoh: tetapi dalam pewarisan ini B menolak,
maka sebagai waris adalah C dan D
masing-masing menerima 1/2 bagian. B1
dan B2 tertutup kemungkinannya untuk
penggantian waris.
A meninggal dunia, meninggalkan Apabila B meninggal lebih dahulu,
tiga orang anak yaitu B, C dan D. B C menolak dan D tidak pantas mewaris,
mempunyai dua orang anak yaitu B1 dan maka harta warisan jatuh pada anak-anak
B2. C mempunyai seorang anak yaitu C1, B yaitu B1 dan B2 yang menggantikan
sedangkan D mempunyai tiga orang anak kedudukan orang tuanya, masing-masing
yaitu D1, D2 dan D3. Apabila B, C dan D menerima 1/2 bagian. Anak-anak dari C
tidak pantas mewaris/menolak dan D tertutup kesempatannya.
warisan/dicabut hak warisnya oleh pewaris,
PENUTUP
maka setiap cucu mewaris atas diri sendiri
Kesimpulan
(uit eigen hoofde) masing-masing
Kesimpulan yang dapat saya ambil
menerima seperenam bagian.
berdasarkan permasalahan yang telah saya
Apabila B, C dan D meninggal

431
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

kemukakan sebelumnya adalah: (ab-intestato), dasar hak


1. Penggantian waris merupakan salah mewarisnya adalah adanya
satu cara untuk memperoleh hubungan darah dengan pewaris.
kedudukan sebagai waris menurut Hubungan darah tersebut adalah
Burgerlijk Wetboek. Seseorang hubungan darah sebagai keturunan
dikatakan mewaris dengan cara sah dari pewaris, dalam hal ini
PHQJJDQWL DWDX DKOL ZDULV ³bij yang terpanggil untuk memperoleh
plaatsvervulling´ adalah seseorang kedudukan sebagai waris adalah
yang menerima harta warisan dari keluarga sedarah dalam garis lurus
pewaris bukan karena ke bawah yang sah. Tiadalah
kedudukannya sendiri, akan tetapi penggantian waris untuk keluarga
menggantikan kedudukan orang sedarah dalam garis
lain yang seharusnya menerima menyimpang/menyamping ke atas.
warisan. Orang lain yang Dalam garis
seharusnya menerima warisan telah menyimpang/menyamping
meninggal lebih dahulu daripada penggantian waris dapat terjadi
pewaris, sehingga dalam pewarisan seperti diatur dalam Pasal 844 dan
orang yang menggantikan tersebut 845 Burgerlijk Wetboek.
terpanggil/tampil untuk menduduki
Saran
tempat yang lowong karena
1. AKOL ZDULV ³bij plaatsvervulling´
kematian orang yang digantikan
menempati kedudukan si
tersebut.
meninggal dalam hal yang
2. Penggantian waris secara umum
menyangkut harta kekayaan. Dalam
hanya dapat terjadi dalam
KDO LQL DKOL ZDULV ³bij
pewarisan berdasarkan
plaatsvervulling´ DSDELOD ZDULVDQ
undang-undang (ab-intestato).
yang diterima olehnya itu
Dalam peristiwa penggantian waris
merugikan dirinya sendiri atau
yang terjadi pada pewarisan
dalam hal ini harta kekayaan itu
berdasarkan undang-undang

432
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

berupa utang yang memberatkan DAFTAR PUSTAKA


DKOL ZDULV ³bij plaatsvervulling´, Buku
saran saya ahli waris ³bij Ali, Zainuddin, 2010, Pelaksanaan Hukum
Waris di Indonesia, Sinar Grafika,
plaatsvervulling´ GDSDW PHQRODN
Jakarta.
warisan dengan mengacu pada pada
Amanat, Anisitus, 2001, Membagi
Pasal 1057- Pasal 1065 Burgerlijk Warisan: Berdasarkan Pasal-Pasal
Wetboek. Hukum Perdata BW, RajaGrafindo
Persada, Jakarta.
2. Dalam penjelasan sebelumnya
menyebutkan anak luar kawin dari Klassen, dan Eggens, 1979, Hukum Waris,
bagian I Literatur Wajib Pada
seorang anak pewaris tidak dapat
Jurusan Notariat Fakultas Hukum
turut serta dalam penggantian Universitas Indonesia, Saduran dari
tempat. Apabila dalam keluarga Huwelijks ± Goederen En Erfrecht,
Esa Study Club, Jakarta.
pewaris tidak ada keluarga terdekat
Krisnawati, Emeliana, 2006, Hukum Waris
yang dapat menerima warisan
Menurut Burgerlijk Wetboek
hanya ada anak luar kawin saja, (B.W), Utomo, Bandung.
saran saya anak luar kawin tersebut Kusumawati, Lanny, 2011, Pengantar
dapat mengajukan dirinya sebagai Hukum Waris Perdata Barat, Laros,
Surabaya.
ahli waris dengan mengacu pada
Oemarsalim, 2012, Dasar-Dasar Hukum
Pasal ³bij plaatsvervulling´ Di
Waris Di Indonesia, Rineka Cipta,
mana berdasarkan Pasal tersebut
Jakarta.
anak luar kawin dapat mengajukan
Perangin, Effendi, 2003, Hukum Waris,
haknya terhadap harta kekayaan RajaGrafindo Persada, Jakarta.
yang ditinggalkan oleh pewaris, Pitlo, 1971, Hukum Waris: Menurut Kitab
dalam hal pewaris tersebut tidak Undang-Undang Hukum Perdata
Belanda, Intermasa, Jakarta.
meninggalkan sanak saudara dalam
Prawirohamidjojo, Soetojo, 2000, Hukum
derajat yang mengizinkan
Waris Kodifikasi, Airlangga
pewarisan, maupun suami atau istri University Press, Surabaya.
yang hidup terlama. Ramulyo, Idris, 2000, Perbandingan
Pelaksanaan Hukum Kewarisan

433
$O¶$GO 9ROXPH IX Nomor 3, Desember 2017 ISSN 1979-4940/ISSN-E 2477-0124

Islam Dengan Kewarisan Menurut


Kitab Undang-Undang Hukum Peraturan Perundang-undangan
Perdata (BW), Sinar Grafika, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974,
Jakarta. Tentang Perkawinan (Lembaran
Satrio, 1992, Hukum Waris, Alumni, Negara Republik Indonesia Tahun
Bandung. 1974 Nomor 1).

Sjarif, Surini Ahlan, dan Nurul Elmiyah,


Skripsi
2005, Hukum Kewarisan Perdata
Edy Prijanto, 1982, Penggantian Waris
Barat: Pewarisan Menurut
(Plaatsvervulling) Sebagai Salah
Undang-Undang, Kencana Renada
Satu Cara Mewaris Menurut BW,
Media Group, Jakarta.
Fakultas Hukum Universitas
Subekti, 2002, Hukum Keluarga dan Airlangga, Surabaya.
Hukum Waris, Intermasa, Jakarta.
Website
Subekti, dan Tjitrosudibio, 2004, Burgerlijk
Artikel-makalahlengkapgratis.blogspot.co
Wetboek, Pradnya Paramita,
m/.../makalah pewarisan dalam
Jakarta.
hukum adat.html, diunduh pada
Suparman, Eman, 1987, Hukum Waris tanggal 20 Maret 2014.
Indonesia, Djembatan, Jakarta.
Deniasetyawan.blogspot.com/.../makalah
Tanuwidjaja, Henny, 2012, Hukum Waris keistimewaan hukum waris.html2,
Menurut BW, Refika Aditama, diunduh pada tanggal 20 Maret
Bandung. 2014.
Pengacaraonlinecom.blogspot.com/.../peng
Jurnal aruh hukum waris adat bagi
Akhmad Munawar, Sahnya Perkawinan eksistensi masyarakat geneologis di
Menurut Hukum Positif Yang Indonesia.html, diunduh pada
Berlaku Di Indonesia, Jurnal tanggal 20 Maret 2014.
Hukum Volume VII, Nomor 13,
Januari-Juni 2015.

Yati Nurhayati, Perdebatan Antara Metode


Normatif dan Metode Empirik
Dalam Penelitian Ilmu Hukum
Ditinjau Dari Krakter, Fungsi, dan
Tujuan Ilmu Hukum, Jurnal Hukum
$O¶$GO 9ROXPH 9 1RPRU
Juli-Desember 2013.

434

You might also like