I Wayan Suanda Abstak Health development is essentially an effort carried out by all components of the Indonesian Nation which aims to increase the awareness, ability and ability of healthy life for everyone. At present, Indonesia is experiencing a change in disease patterns which are often called epidemiological transitions which are characterized by increased mortality and illness due to non-communicable diseases (PTM) such as stroke, heart disease, diabetes and others.Oral health is a fundamental part of health in general and is able to improve the quality of life. Oral health which was originally called dental health is the well-being of the oral cavity, including the teeth, and its supporting tissue, which can function optimally and free from painBasic Health Research in 2013, showed that the population with problems with teeth and mouth in the Province of Bali reached 24%, Behavior in the selection of dental health also showed that people suffering from dental and oral diseases in the Province of Bali only 38.8% sought treatment / care from dental medical personnel. Most (91.8%) of the population aged 10 years and over in Bali Province brush their teeth every day, but only 4.1% behave correctly in brushing their teeth.Possible steps that can be taken to reduce dental morbidity are through counseling on dental and oral health and habituation to carry out Germas in each activity. The real forms that can be done include: 1 Develop dental health education materials that emphasize the importance of the pattern of Germas activities in preventing dental and oral diseases, 2. Familiarize the community early on to consume fruits and vegetables, check their teeth regularly, minimize smoking and consume alcohol. This implementation will be better done early, for example starting in pre-school children.
Key words: germas, karies
Pendahuluan Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemampuan Kesehatan merupakan hak asazi dan kemampuan hidup sehat bagi setiap manusia, dan merupakan tanggung orang. Saat ini, Indonesia tengah jawab semua pihak, baik pemerintah mengalami perubahan pola penyakit maupun masyarakat. Hal ini relevan yang sering disebut transisi dengan Undang-Unadang Dasar 1945, epidemiologi yang ditandai dengan pasal 28 serta didukung oleh Undang- meningkatnya kematian dan kesakitan Undang Nomor 36 tahun 2014, tentang akibat penyakit tidak menular (PTM) Kesehatan. Berdasarkan pernyataan seperti strok, jantung, diabetes dan lain- tersebut, maka sudah selayaknya kita lain. Dampak meningkatnya kejadian wajib memberikan perhatian yang PTM adalah meningkatnya pembiayaan seoptimal mungkin terhadap pelayanan kesehatan yang harus peningkatan derajat kesehatan ditanggung oleh masyarakat dan masyarakat. pemerintah; menurunnya produktivitas Pembangunan kesehatan pada masyarakat; menurunnya daya saing hakekatnya adalah upaya yang negara yang pada akhirnya dilaksanakan oleh semua komponen
mempengaruhi kondisi sosial ekonomi 2016, sebagai salah satu kebijakan masyarakat itu sendiri. untuk meningkatkan akselerasi Menurut Bloom (1908 dalam pembangunan kesehatan. Selama ini 1 Notoatmodjo, 2012) , derajat kesehatan masalah kesehatan yang muncul, masyarakat dapat dipengaruhi oleh merupakan akibat perilaku hidup yang empat yakni: Perilaku, Lingkungan, tidak sehat dan sanitasi lingkungan, Pelayanan kesehatan, dan Keturunan. serta kurangnya ketersediaan air bersih, Faktor Perilaku dan Faktor Lingkungan karena itu dengan Germas diharapkan memegang peran lebih dari 75% dari merupakan solusi dalam meningkatkan kondisi derajat kesehatan masyarakat. kualitas kesehatan manusia Indonesia Permasalahan kesehatan yang Terdapat tujuh kegiatan Germas, yaitu : timbul dewasa ini merupakan akibat Aktivitas Fisik, Konsumsi Buah dan dari perilaku hidup yang tidak sehat, Sayur, Rutin Memeriksakan Kesehatan, ditambah lagi dengan sanitasi Membersihkan Lingkungan, lingkungan serta ketersediaan air bersih Menggunakan Jamban Sehat, Tidak yang masih kurang memadai, Merokok, dan Tidak Mengkonsumsi khususnya di beberapa daerah. Keadaan Alkohol (www.kabarkini.com)3. ini sesungguhnya masih bisa diperbaiki Kesehatan mulut merupakan melalui upaya promotif dan preventif bagian yang fundamental dari kesehatan untuk menumbuhkan kesadaran secara umum dan mampu meningkatkan masyarakat dalam berperilaku hidup kualitas hidup. Kesehatan mulut yang sehat (www.depkes.go.id)2. pada mulanya disebut kesehatan gigi Salah satu program dari agenda ke adalah kesejahteraan rongga mulut, lima Nawa Cita, adalah meningkatkan termasuk gigi geligi, serta jaringan kualitas hidup manusia Indonesia. pendukungnya, yang dapat berfungsi Program ini dilaksanakan untuk secara optimal dan bebas dari rasa sakit meningkatkan derajat kesehatan (Kwan, dkk. dalam Sriyono 2009)4. masyarakat melalui upaya kesehatan Penyakit gigi, walaupun tidak dan pemberdayaan masyarakat yang dapat menimbulkan kematian secara didukung dengan perlindungan financial langsung, tetapi dapat menurunkan dan pemerataan pelayanan kesehatan. produktivitas kerja, hal ini ditunjukkan oleh hasil survai sosial ekonomi Dalam Rencana Strategis Tahun nasional tahun 1998. Karies gigi dapat 2015 - 2019 Kementerian Kesehatan, dialami oleh setiap orang dan program ini menjadi program utama merupakan fokal infeksi, terutama pembangunan kesehatan, yang apabila dibiarkan maka akan ditetapkan melalui Keputusan Menteri menimbulkan rasa nyeri dan pada Kesehatan RI Nomor akhirnya gigi akan dicabut, serta dapat HK.02.02/Menkes/52/2015. menimbulkan infeksi pada bagian tubuh Gerakan Masyarakat (Germas) lain (Garutkab, 2009). Hidup Sehat merupakan suatu kebijakan Statistik menunjukkan bahwa pemerintah yang dikemas dalam bentuk penyakit gigi dan mulut hampir kegiatan terpadu dan terkonsep yang menyerang setiap orang. Penyakit ini harus dilakukan oleh seluruh elemen mencapai lebih dari 80% anak-anak di bangsa dengan kesadaran, kemauan dan negara maju maupun negara kemampuan berperilaku sehat demi berkembang. Di negara berkembang meningkatkan kualitas hidup sehat. penyakit gigi dan mulut pada orang Gerakan ini diluncurkan pada tahun dewasa lebih buruk keadannya, karena
akumulasi berbagai penyakit yang tidak mengkonsumsi alkohol tersebut akan diobati (Sheiam, 2005 dalam Sriyono, mampu menekan terjadinya penyakit 2009)1. Penyakit gigi yang paling sering gigi dan mulut. Bertitik tolak dari uraian diderita adalah karies gigi dan penyakit di atas, maka penulis ingin mengkaji periodontal, karena prevalensi dan lebih dalam tentang manfaat Gerakan insidensinya yang tinggi di semua Masyarakat Hidup Sehat dalam tempat di seluruh dunia (Kwan dkk mencegah terjadinya penyakit gigi dan dalam Sriyono 2009)4. mulut. Berdasarkan uraian pada latar Riset Kesehatan Dasar tahun belakang, maka dapat disusun rumusan 2013, menunjukkan bahwa penduduk masalah sebagai berikut : “Apakah yang bermasalah pada gigi dan mulut di Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dapat Provinsi Bali mencapai 24%, dengan mencegah terjadinya penyakit gigi dan persentase per kabupaten/kota adalah mulut.?”. seperti Grafik berikut ini : Pembahasan 50 40 Salah satu dari empat tujuan 30 utama Germas adalah menurunkan 20 36.4 41.6 32.3 beban penyakit, baik penyakit menular 28.8 25.7 31.6 10 22.2 15.6 0 8.5 Series1 maupun penyakit tidak menular. Penyakit gigi dan mulut merupakan Gianyar Jembrana
Karangasem Tabanan
Bangli
Buleleng Badung
Denpasar Klungkung
salah satu jenis penyakit yang sering
diderita masyarakat Indonesia, terutama karies gigi dan penyakit periodontal. Walaupun tidak secara langsung tidak Grafik Penduduk yang dapat menyebabkan kematian, namun Bermasalah Kesehatan Gigi dan Mulut dengan sendirinya memungkinkan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi terjadinya penurunan produktivitas Bali Tahun 2013 (Riskesdas, 2013) penduduk. Dari tujuh pola kegiatan Germas, Perilaku dalam pemeiliharaan ada empat pola yang bersentuhan kesehatan gigi juga menunjukkan langsung dengan tindakan pencegahan bahwa masyarakat yang menderita penyakit gigi dan mulut, yaitu : penyakit gigi dan mulut di Provinsi Bali konsumsi buah dan sayur, hanya 38,8% yang mencari memeriksakan kesehatan secara rutin, pengobatan/perawatan dari tenaga tidak merokok, dan tidak medis gigi. Sebagian besar (91,8%) mengkonsumsi alkohol. Sehubungan penduduk usia 10 tahun ke atas di dengan hal tersebut, berikut ini Provinsi Bali sudah menyikat gigi setiap disajikan kerangka pikir manfaat hari, namun hanya 4,1% berperilaku Germas dalam mencegah terjadinya benar dalam menyikat gigi. penyakit gigi dan mulut. Terkait dengan pencanangan Germas pada tahun 2016, maka dapat diperoleh pandangan yang relevan dengan upaya promotif dan preventif kesehatan gigi, dimana terdapat upaya- upaya Germas seperti : konsumsi buah dan sayur, rutin memeriksakan kesehatan, tidak merokok, dan tidak
Pola Kegiatan berulang-ulang menahan pH plak Germas dibawah normal dan menyebabkan kerusakan email, sintesa sukrosa lebih cepat ketimbang glukosa, fruktosa dan laktosa. Sukrosa merupakan gula paling banyak dikonsumsi, maka sukrosa merupakan penyebab utama penyakit Menurunnya Perilaku Meningkatn Prevalensi karies. ya Perilaku Pemeliharaan Pemeliharaa Penyakit Gigi Dalam pola kegiatan Germas, Kesehatan dan Mulut Gigi dan n Kesehatan terutama membiasakan konsumsi buah Gigi dan Mulut Mulut dan sayur sayuran sangat identik dengan pencegahan karies gigi. Karies dapat dicegah dengan cara mengatur pola Gambar kerangka pikir tersebut di makanan sesuai dengan konsep empat atas menunjukkan bahwa pola kegiatan sehat lima sempurna dan menghindari Germas akan mampu merubah perilaku makanan yang merusak gigi yaitu masyarakat, khususnya dalam bidang makanan yang mengandung gula dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. mudah melekat pada permukaan gigi. Dengan perilaku positif dalam Membiasakan konsumsi makanan yang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, berserat dan berair seperti buah dan maka dengan sendirinya akan terjadi sayur mayur akan dapat mencegah penurunan prevalensi penyakit gigi dan terjadinya karies. Buah-buahan yang mulut, seperti karies gigi, gingivitis, berserat dan berair bersifat self penyakit periodontal, dan lain-lain. cleansing, sehingga akan mampu menjaga kebersihan gigi dan mulut. A. Manfaat Germas dalam Memeriksakan kesehatan secara Mencegah Karies Gigi rutin dan berkala, termasuk memeriksakan gigi merupakan salah Karies gigi merupakan salah satu satu cara untuk mencegah terjadinya penyakit gigi yang paling sering penyakit gigi terutama karies mencapai ditemukan, dan bukan merupakan stadium yang lebih tinggi. Disarankan penyakit menular. Menurut Kidd and agar setiap orang dapat memeriksakan Bechal (1992)4, karies gigi disebabkan gigi dan mulutnya secara rutin setiap oleh karbohidrat. Karbohidrat ini enam bulan sekali, ke fasilitas menyediakan substrat untuk pembuatan pelayanan kesehatan. asam dan bakteri. Karbohidrat dengan berat molekul yang rendah seperti gula B. Manfaat Germas dalam akan segera meresap ke dalam plak dan Mencegah Gingivitis dan dimetabolisme dengan cepat oleh Penyakit Periodontal bakteri. Makanan dan minuman yang mengandung gula akan menurunkan pH Menurut Srigupta (2004)2, faktor- plak dengan cepat sampai pada level faktor lokal yang dapat menyebabkan yang dapat menyebabkan kerusakan terjadinya gingivitisantara lain: karang email. Plak akan tetap bersifat asam gigi, sisa-sisa makanan yang terkumpul selama beberapa waktu dan pH plak di sekitar gusi yang tidak mampu akan kembali normal yang akan dibersihkan oleh air liur dan tidak membutuhkan waktu sekitar 30 - 60 dibersihkan oleh sikat gigi, pada gigi menit. Konsumsi gula yang sering dapat berjejal, yang akan mempersulit upaya
menghilangkan plak.Kebiasaan lain 1. Mengembangkan materi sebagai faktor predisposisi terjadinya penyuluhan kesehatan gigi yang gingivitis seperti penggunaan alat-alat menekankan pentingnya pola atau bahan untuk membersihkan gigi kegiatan Germas dalam mencegah yang dapat melukai gusi dan terjadinya penyakit gigi dan mulut, menyebabkan infeksi. 2. Membiasakan masyarakat sejak Menurut Manson dan Eley dini untuk mengkonsumsi buah dan (1993)6, insiden gingivitis lebih besar sayur, memeriksakan gigi secara pada perokok dan juga menunjukkan berkala, meminimalisir perilaku adanya keruskan periodontal yang lebih merokok dan mengkonsumsi parah. Kenaikan prevalensi gingivitis alkohol. pada perokok tentunya disebabkan 3. Implementasi ini akan lebih baik karena kebersihan mulut yang buruk. dilakukan sejak dini, misalnya Hasil penelitian Padmasari mulai pada anak pra sekolah. 7 (2010) , menunjukkan bahwa terdapat tujuh faktor risiko yang signifikan Simpulan meningkatkan risiko gingivitis. Ketujuh faktor tersebut adalah kebiasaan Berdasarkan kajian pada bab menggosok gigi, cara menggosok gigi, sebelumnya, maka dapat disimpulkan jenis makanan kariogenik, frekuensi bahwa penyakit gigi dan mulut di merokok, minum alkohol, susunan gigi Indonesia masih sering ditemukan, berjejal dan tingkat kebersihan mulut terutama karies gigi dan penyakit (OHI-S). periodontal. Salah satu penyebabnya Berdasarkan pernyataan- adalah perilaku pemeliharaan kesehatan pernyataan tersebut di atas, maka dapat gigi dan mulut yang masih rendah. dikatakan bahwa pola kegiatan Germas, Misalnya pola makan, rutinitas baik konsumsi buah dan sayur, pemeriksaan kesehatan gigi, perilaku memeriksakan kesehatan secara rutin, merokok dan konsumsi alkohol. tidak merokok dan tidak konsumsi Gerakan masyarakat hidup sehat alkohol, adalah merupakan upaya dalam merupakan salah satu solusi untuk menekan kejadian penyakit periodontal. mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut. Ada empat pola kegiatan Germas C. Langkah Implementasi Germas yang secara langsung merupakan upaya untuk Mencegah Penyakit Gigi prevensi penyakit gigi dan mulut, dan Mulut adapun pola kegiatan tersebut adalah : 1. Membiasakan konsumsi buah dan Dengan memahami permasalahan sayur mayor dan manfaat Germas dalam mencegah 2. Pemeriksaan kesehatan secara rutin terjadinya penyakit gigi dan mulut, 3. Tidak merokok maka perlu dilakukan langkah-langkah 4. Tidak mengkonsumsi alkohol sosialisasi tentang pola kegiatan Germas bagi masyarakat luas. Adapun langkah Daftar Pustaka yang mungkin dapat ditempuh adalah melalui penyuluhan kesehatan gigi dan 1. Notoatmodjo, S., (2012), Ilmu mulut serta pembiasaan untuk Kesehatan Masyarakat Pensip – melaksanakan Germas dalam setiap Prinsip Dasar, Jakarta: Rineka kegiatan. Bentuk nyata yang dapat Cipta. dilakukan antara lain :