Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Jenis Kemasan Dan Lama Penyimpanan Terhadap Sifat Kimia, Mikrobiologi Dan Organoleptik Permen Karamel Susu Kambing
Pengaruh Jenis Kemasan Dan Lama Penyimpanan Terhadap Sifat Kimia, Mikrobiologi Dan Organoleptik Permen Karamel Susu Kambing
(The Effect of Packaging Type and Storage Time on Chemical, Microbiology, and Sensory
Properties of Goat Milk Caramel Candy)
ABSTRACT
Caramel candy is a kind of toffee classified into soft candies, and processed using milk and sugar
as the main ingredients. One way to prevent food spoilage is to use suitable packaging as well as storage
system. This study was aimed to determine the effects of packaging materials and storage time until 28
days at room temperature and their interaction effects on the the chemical, microbiological, and
organoleptic properties , and its accordance with SNI 3457.2 caramel candy standard.
The study was conducted in two groups of factors and arranged in Complete Randomized
Design with three replications. The first factor was the type of packaging (P) consisted of polyethylene
plastic (P1), aluminum foil (P2), and oil paper packaging (P3). The second factor was the duration of
storage (L) consisted of 0 days (L1), 7 days (L2), 14 days (L3), 21 days (L4), and 28 days (L5). The
homogenity and additivity of the data were tested using Barlett and Tuckey tests, continued using
ANOVA , and then further tested using comparison and orthogonal polynomials at of 1% or 5% level
of significance. The results showed the samples wrapped in aluminum foil and stored for 28 days at
room temperature, was found to be the best type of packaging. The criteria of the best goat’s milk
caramel candies were: water content of 5,81% w/w, ash content of 0,95% w/w, reducing sugar
content 2,26% w/w, total molds and yeasts 0,49x102 colonies/gram, a total microbial of 2,83
colonies/gram, and the color, texture, taste, and aroma were brown, soft, sweet, and neutral. these
criteria met the SNI 3547.2 (2008) quality standard for caramel candies.
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 1
Permen Karamel Susu Kambing Susilawati dan Putri Cyntia Dewi
Permen karamel susu atau toffee simpan dan memberikan nilai tambah bagi
adalah produk confectionery yang dibuat dari produk permen caramel itu sendiri.
bahan dasar gula, sirup glukosa, susu
Tujuan Penelitian
(umumnya susu kondensasi), lemak dan
garam. Kadar air produk permen karamel Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
susu yang lebih tinggi dari hard candy 1. Mengetahui jenis kemasan terbaik selama
menyebabkan permen karamel susu lebih penyimpanan 28 hari pada suhu ruang,
mudah mengalami kerusakan oleh kapang yang dapat mempertahankan sifat kimia,
dan khamir. Menurut Supardi dan Sukamto mikrobiologi, dan organoleptik permen
(1999), penggunaan gula dalam pengolahan karamel dari susu kambing sehingga
bahan makanan dalam kosentrasi tinggi masih memenuhi standar SNI 3547.2
menyebabkan sebagian air yang ada dalam (2008).
bahan menjadi tidak tersedia untuk 2. Mengetahui lama penyimpanan permen
pertumbuhan mikroorganisme. Bahan pangan karamel susu kambing selama 28 hari
dengan kadar air tinggi umumnya dapat pada suhu ruang dengan sifat kimia,
ditumbuhi oleh semua jenis mikroorganisme, mikrobiologi, dan organoleptik yang
tetapi karena bakteri dapat tumbuh lebih cepat masih sesuai standar SNI 3547.2 (2008),
dibandingkan kapang dan khamir, maka 3. Mengetahui adanya interaksi antara jenis
kerusakan oleh bakteri lebih banyak dijumpai. kemasan dan lama simpan produk permen
Oleh karena kapang dan khamir dapat tumbuh karamel selama 28 hari pada suhu ruang
pada nilai aktivitas air yang lebih rendah terhadap sifat kimia, mikrobiologi, dan
daripada bakteri, maka bahan pangan lebih organoleptik permen karamel dari susu
kering dan berkadar gula tinggi cenderung kambing.
untuk mengalami kerusakan akibat organisme
tersebut. Diperlukan bahan pengemas yang BAHAN DAN METODE
tepat bagi produk permen karamel sehingga Waktu dan Tempat Penelitian
daya simpan produk akan lebih lama serta
menjaga mutu produk itu sendiri. Selain itu, Penelitian ini dilaksanakan di
kemasan juga penting untuk menambah nilai Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
estetika pada produk sehingga akan menjadi Biomassa, Laboratorium Analisis Mutu Hasil
lebih menarik. Pertanian, serta Laboratorium Mikrobiologi
Berbagai jenis produk pangan Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
memiliki sifat atau kriteria masing – masing, Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
sehingga pengemasan yang kurang tepat Lampung. Penelitian ini akan dilaksanakan
justru akan menyebabkan penurunan mutu pada bulan Oktober – November 2011
dari produk pangan tersebut. Dari berbagai
jenis kemasan, kemasan plastik, alumunium Bahan dan Alat
foil dan kertas minyak adalah kemasan yang Bahan - bahan yang digunakan dalam
sangat memungkinkan untuk digunakan penelitian ini meliputi bahan untuk
sebagai pengemas produk permen karamel pembuatan permen karamel yaitu susu
susu, akan tetapi belum diketahui jenis kambing murni yang diperoleh dari Desa
kemasan yang terbaik yang sesuai dengan Sungai Langka, sukrosa dan glukosa serta
sifat dari permen karamel susu itu sendiri, bahan-bahan kimia lain yang diperlukan
sehingga dapat mempertahankan mutu dari dalam analisis, yang diperoleh dari
permen karamel susu kambing ini. Oleh Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian.
karena itu melalui penelitian ini diharapkan Sedangkan bahan pengemas yang digunakan
dari ketiga jenis bahan pengemas tersebut adalah plastik polietilen , alumunium foil ,
terdapat jenis kemasan yang paling baik dan dan kemasan kertas minyak yang dibeli di
sesuai dengan karakteristik permen karamel Tanjung Karang.
susu sehingga dapat memperpanjang daya
2 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Susilawati dan Putri Cyntia Dewi Permen Karamel Susu Kambing
Peralatan yang digunakan antara lain sterilisasi baik alat dan bahan yang digunakan
timbangan, wajan, baskom berukuran sedang, selama pengemasan maupun tangan peneliti yang
kompor, wadah plastik (Tupperware), loyang, akan digunakan. Masing – masing pengemas
gelas ukur, dan alat-alat lain untuk uji dipotong dengan ukuran masing – masing 2,5x2,5
organoleptik dan alat – alat untuk analisis. cm. Pengemasan dilakukan secara manual
menggunakan tangan yang ditutupi dengan hand
Metode Penelitian
glove, untuk mencegah kontaminasi terhadap
Penelitian dilakukan dalam dua faktor produk, kemudian ketiga jenis kemasan tersebut
dengan tiga kali ulangan menggunakan Rancangan masing – masing dimasukkan ke dalam wadah
Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Faktor toples plastik dan disimpan pada suhu ruang
pertama adalah jenis kemasan (P) yang terdiri dari selama 0 hari (L1), 7 hari (L2), 14 hari (L3), 21 hari
plastik polietilen (P1), alumunium foil (P2), dan (L4), serta 28 hari (L5), dan pengamatan dilakukan
kemasan kertas minyak (P3). Faktor kedua adalah setiap 7 hari sekali, serta data yang diperoleh
lama penyimpanan (L) yang terdiri dari lama diolah dan dianalisis.
penyimpanan 0 hari (L1), 7 hari (L2), 14 hari (L3),
21 hari (L4), dan 28 hari (L5). Data yang diperoleh
akan diuji homogenitas, uji barlett, uji tukey dan Pengamatan
analisis ragam untuk mendapatkan perbedaan antar Kadar Air
perlakuan, kemudian dilakukan uji lanjut Kadar air permen karamel diuji dengan
menggunakan uji perbandingan dan polinomial metode oven AOAC (1995). Sampel sebanyak 3
ortogonal pada taraf nyata 1% atau 5%. gram dimasukkan ke dalam cawan yang telah
diketahui beratnya. Kemudian cawan dimasukkan
Pelaksanaan Penelitian
ke dalam oven bersuhu 100o C hingga diperoleh
Pembuatan permen karamel ,melalui proses berat konstan. Perhitungan kadar air dilakukan
karamelisasi. Pengolahan karamel susu diawali dengan menggunakan rumus:
dengan memasukkan 150 mL susu ke dalam
wajan dengan penambahan sukrosa 75 gram dan Kadar air = c – (a - b) x 100%
glukosa 25 gram. Susu, sukrosa dan glukosa c
diaduk hingga sebagian sukrosa dan glukosa larut
dan tercampur lalu kompor dinyalakan dengan api keterangan : a = berat cawan dan sampel
besar sambil terus diaduk sampai suhu 1200C. Api akhir (g)
dikecilkan sampai suhu 1000C apabila susu pada b = berat cawan (g)
wajan sudah mulai terkaramel sambil terus c = berat sampel awal (g)
dilakukan pengadukan. Apabila bahan telah
mengeras setelah dimasukkan ke dalam air, itu Kadar Abu
menandakan bahwa bahan telah terkaramelisasi.
Pengujian kadar abu permen karamel
Permen karamel yang telah jadi dituang ke dalam
dilakukan dengan menggunakan metode
cetakan atau wadah dan diolesi dengan mentega
pengabuan kering AOAC (1995). Cawan
agar karamel tidak lengket pada saat diangkat.
porselen dikeringkan dalam tanur bersuhu 400-
Permen karamel yang telah dituang ke dalam
6000 C, kemudian didinginkan dalam desikator
cetakan lalu diratakan dan diolesi dengan mentega
dan ditimbang. Sebanyak 3 gram sampel dan
agar permukaan permen karamel tampak
dimasukkan ke dalam cawan porselen.
mengkilat, kemudian dilakukan pemotongan
Selanjutnya sampel dipijarkan di atas nyala
sebelum permen karamel mengeras, kemudian
pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi,
didiamkan sampai mengeras selama kurang lebih
kemudian dilakukan pengabuan di dalam tanur
10-15 menit.
listrik pada suhu 400-6000 C selama 4-6 jam atau
Produk permen karamel dikemas
sampai terbentuk abu berwarna putih.
menggunakan plastik polietilen (P1), alumunium
Kemudian sampel didinginkan dalam desikator,
foil (P2), dan kertas minyak (P3) sebelum
selanjutnya ditimbang.
dilakukan pengemasan telebih dahulu dilakukan
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 3
Permen Karamel Susu Kambing Susilawati dan Putri Cyntia Dewi
Total Kapang dan Khamir diencerkan lagi secara aseptis dengan 9 mL larutan
pengencer steril dan dihitung sebagai pengenceran
Pengujian total mikroba berdasarkan metode 10-2, dan seterusnya. Sebanyak 1 mL larutan dari
hitungan cawan (Fardiaz, 1989). setiap pengenceran diambil secara aseptis dengan
pipet steril dan dimasukkan ke dalam cawan petri,
Total Kapang Khamir lalu ke dalam cawan petri dituangkan PDA steril
yang sudah ditambahkan 10% asam tartarat steril
Pengujian total mikroba berdasarkan
sebanyak 1,5 mL per 100 mL media, sebanyak
metode hitungan cawan (Fardiaz, 1989). Sebanyak
lebih kurang 15 mL dan digoyangkan secara
1 gram sampel dihancurkan dan diencerkan secara
merata di atas meja agar menyebar homogen.
aseptis dengan 9 mL larutan garam fisiologis
Setelah media membeku, cawan diinkubasi pada
(NaCl) 0,85% yang sudah disterilisasi.
suhu 320 C selama 24 – 48 jam. Koloni yang
Pengenceran ini dihitung sebagai pengenceran
tumbuh dihitung menurut standar yang ditetapkan.
awal 10-1. Pengenceran selanjutnya dilakukan
dengan cara 1 mL larutan hasil pengenceran 10-1
1
Koloni per gram = jumlah koloni x
faktorpengenceran
4 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Susilawati dan Putri Cyntia Dewi Permen Karamel Susu Kambing
1
Total Mikroba =
Jumlah koloni terhitung x Faktor pengenceran
Uji Organoleptik
Pengamatan yang dilakukan terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
Permen karamel secara organoleptik meliputi Kadar Air
warna, tekstur, rasa, aroma, dan penerimaan
Hasil analisis ragam menunjukkan
keseluruhan. Penilaian dilakukan dengan
bahwa jenis pengemas dan lama penyimpanan
menggunakan 20 orang panelis terlatih.
berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air
Adapun uji yang dipergunakan adalah uji
produk permen karamel susu kambing, dan
skoring (warna,tekstur, rasa, dan aroma) dan
terdapat interaksi antara kedua perlakuan. Hasil
uji hedonik penerimaan keseluruhan
uji lanjut perbandingan dan polinomial ortogonal
(Nawansih dan Nurainy, 2005).
menunjukkan bahwa jenis pengemas dan lama
penyimpanan memberikan pengaruh sangat
nyata terhadap kadar air produk permen karamel
susu kambing secara linier (Gambar 1)
6,5
6,3 y = 0.006x + 5.845
6,1 r = 0.913
y = 0.006x + 5.686
Kadar Air (%)
5,9
r = 0.927
5,7 y = 0.012x + 5.889
5,5 r = 0.912
0 7 14 21 28 35
Lama Penyimpanan (hari)
Plastik Alumunium foil Kertas Minyak
Gambar 1. Grafik kadar air permen karamel susu kambing pada masing- masing
jenis kemasan, selama penyimpanan 28 hari.
Dari Gambar 1, dapat dilihat bahwa kadar gram/cm2.hari, kemasan alumunium foil
air permen karamel susu kambing yang dikemas 2,684x10-4 gram/cm2.hari, dan kemasan kertas
dengan kemasan kertas minyak pada lama minyak 4,0422x10-4 gram/cm2.hari. Selain jenis
penyimpanan 7, 14, 21, dan 28 hari, lebih tinggi kemasan, kadar air permen karamel susu
dibandingkan yang dikemas menggunakan kambing juga mengalami peningkatan selama
kemasan plastik dan alumunium foil. Sementara penyimpanan 28 hari pada suhu ruang. Hal ini
itu kadar air produk permen karamel yang disebabkan karena uap air dari luar trus masuk
dikemas menggunakan kemasan plastik pada ke produk yang dikemas.
lama penyimpanan 7, 14, 21, dan 28 hari lebih
tinggi daripada produk permen karamel Kadar Abu
menggunakan kemasan alumunium foil.
Hasil analisis ragam menunjukkan
Perbedaan kadar air ini diduga karena perbedaan
bahwa perlakuan jenis pengemas tidak
daya penetrasi uap air pada kemasan. Menurut
berpengaruh terhadap kadar abu produk
Buckel, et al.(1987) daya permeabilitas uap air
permen karamel susu kambing dan lama
dari kemasan plastik polietilen adalah 3,05x10-4
penyimpanan memberikan pengaruh sangat
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 5
Permen Karamel Susu Kambing Susilawati dan Putri Cyntia Dewi
nyata terhadap kadar abu permen karamel ortogonal menunjukkan bahwa jenis
susu kambing, sedangkan interaksi antar pengemas dan lama penyimpanan
kedua perlakuan tidak berpengaruh terhadap berpengaruh nyata terhadap kadar abu
kadar abu permen karamel susu kambing. permen karamel secara linear (Gambar 2)
Hasil uji lanjut perbandingan polinomial
1 ♦y = 0.000x + 0.941
■y =r 0.000x
= 0.946
+ 0.950
Kadar Abu (%)
0,95 r=0,900
▲y = 0.000x + 0.937
r = 0.784
0,9
Plastik Alumunium foil Kertas Minyak
0 7 14 Lama Penyimpanan
21 (hari)28 35
Linear (Plastik) Linear (Alumunium foil) Linear (Kertas Minyak)
Gambar 2. Grafik kadar abu permen karamel susu kambing pada masing- masing
jenis kemasan, selama penyimpanan 28 hari
6 ♦y = -0.105x + 5.642
Kadar Gula Reduksi (%)
■y = r-0.108x
= 0.992+ 5.189
r = 0.979
4 ▲y = -0.110x + 5.184
r = 0.930
2
Plastik Alumunium foil Kertas Minyak
0 7 14Lama Penyimpanan
21 (hari) 28 35
Linear (Plastik) Linear (Alumunium foil) Linear (Kertas Minyak)
Gambar 3. Grafik kadar gula reduksi permen karamel susu kambing pada masing-
masing jenis kemasan, selama penyimpanan 28 hari
6 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Susilawati dan Putri Cyntia Dewi Permen Karamel Susu Kambing
1,1
1 ♦y = 0.010x + 0.202
0,9
(Koloni/gram)
0,8 R² = 0.997
0,7 ■y = 0.010x + 0.192
0,6
0,5 R² = 0.993
0,4
0,3 ▲y = 0.013x + 0.209
0,2 R² = 0.997
0,1
0
0 7 14 21 28 35
Plastik Lama Penyimpanan
Alumunium foil (hari) Kertas Minyak
Gambar 4. Grafik total kapang dan khamir permen karamel susu kambing pada
masing- masing jenis kemasan, selama penyimpanan 28 hari
Berdasarkan Gambar 4. total kapang dan disebabkan oleh perbedaan penetrasi daya gas
khamir yang dikemas menggunakan kemasan oksigen dan uap air pada masing – masing
kertas minyak pada lama penyimpanan 21 kemasan, kemasan kertas minyak yang
dan 28 hari memiliki jumlah yang lebih memiliki permeabilitas terhadap penetrasi
banyak dibandingkan pada kemasan plastik gas oksigen dan uap air yang lebih besar
dan kemasan alumunium foil. Kemasan daripada kemasan plastik dan alumunium foil.
alumunium foil memiliki total kapang dan Gas oksigen dan uap air dibutuhkan oleh
khamir terendah selama penyimpanan 28 hari. kapang dan khamir untuk tumbuh dan
Perbedaan total kapang dan khamir ini dapat berkembang, sehingga kapang dan khamir
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 7
Permen Karamel Susu Kambing Susilawati dan Putri Cyntia Dewi
4
3,5 ♦y = 0.074x + 1.04
Total Mikroba (Koloni/gram)
3 R² = 0.998
2,5 ■y = 0.065x + 0.913
R² = 0.977
2
1,5 ▲y = 0.102x + 0.82
1 R² = 0.984
0,5
0 7 14 21 28 35
Lama Penyimpanan (hari)
Plastik Alumunium foil Kertas Minyak
Linear (Plastik) Linear (Alumunium foil) Linear (Kertas Minyak)
Gambar 5. Grafik total mikroba permen karamel susu kambing pada masing-
masing jenis kemasan, selama penyimpanan 28 hari
Berdasarkan Gambar 5, total mikroba nutrisi yang cukup banyak untuk digunakan
permen karamel susu kambing dengan mikroba sebagai sumber nutrisi dalam
kemasan kertas minyak memiliki total pertumbuhannya.
mikroba yang lebih tinggi pada penyimpanan
21 dan 28 hari dibandingkan dengan Uji Organoleptik
kemasan plastik dan kemasan alumunium
Warna
foil. Hal ini disebabkan daya penetrasi gas
oksigen dan uap air pada kemasan kertas Hasil analisis ragam menunjukkan
minyak lebih besar daripada kemasan plastik bahwa jenis pengemas dan lama
dan alumunium foil, sehingga kadar air pada penyimpanan berpengaruh sangat nyata
permen karamel dengan kemasan kertas terhadap nilai warna produk permen karamel
minyak menjadi lebih besar dan mikroba susu kambing, namun interaksi antara kedua
tumbuh dan berkembang lebih cepat pada perlakuan tidak berpengaruh. Hasil uji lanjut
perlakuan tersebut. Selain itu, lingkungan perbandingan ortogonal menunjukkan bahwa
tempat dari bahan juga dapat mempengaruhi jenis pengemas berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan mikroba. Permen karamel yang nilai warna produk permen karamel susu,
berbahan dasar susu dan gula memiliki sedangkan hasil uji polinomial ortogonal
8 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Susilawati dan Putri Cyntia Dewi Permen Karamel Susu Kambing
4
3
♦y = -0.003x + 4.036
Warna
■y = 0.002x
r = 0.384
+ 3.873
2 r = 0.322
▲y = 0.002x + 4.126
1 r = 0.192
0 7
Lama Penyimpanan (hari) 28
14 21 35
Plastik Alumunium foil
Gambar 6 . Grafik nilai warna permen karamel susu kambing pada masing-
masing jenis kemasan selama penyimpanan 28 hari
4,3
4
3,7 ♦y = -0.000x2 + 0.002x + 3.883
R² = 0.685
Tekstur
Gambar 7 . Grafik nilai tekstur permen karamel susu kambing pada masing-
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 9
Permen Karamel Susu Kambing Susilawati dan Putri Cyntia Dewi
4 ♦y = -0.003x + 3.95
r = 0.674
3 ■y = -0.003x + 3.916
Rasa
r = 0.363
2 ▲y = -0.006x + 3.971
r = 0.523
1
0 7 14 21 28 35
Lama Penyimpanan (hari)
Gambar 8. Grafik nilai tekstur permen karamel susu kambing pada masing-
masing jenis kemasan, selama penyimpanan 28 hari
Berdasarkan Gambar 8. rasa produk Hal ini menunjukkan bahwa selama proses
karamel susu kambing tidak mengalami penyimpanan reaksi kimia dan aktifitas
perubahan yang signifikan. Kedua perlakuan mikrobiologi tidak mempengaruhi rasa dari
tidak memberikan pengaruh terhadap rasa produk permen karamel susu kambing.
permen karamel susu kambing hal ini dapat
dilihat dengan skor nilai yang tidak jauh
berbeda 3,83-4,1 dengan kriteria rasa manis.
Aroma
10 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Susilawati dan Putri Cyntia Dewi Permen Karamel Susu Kambing
3,4 R² = 0.970
3,1
2,8
0 7 14 Penyimpanan
Lama 21 (hari) 28 35
Plastik Alumunium foil
Gambar 9 . Grafik nilai aroma permen karamel susu kambing pada masing-
masing jenis kemasan, selama penyimpanan 28 hari
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 11
Permen Karamel Susu Kambing Susilawati dan Putri Cyntia Dewi
Gambar 10. Grafik nilai aroma permen karamel susu kambing pada masing-masing jenis kemasan
selama penyimpanan 28 har
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat selama penyimpanan 28 hari pada suhu ruang,
bahwa penerimaan keseluruhan permen merupakan jenis kemasan yang paling dapat
karamel susu kambing dengan kemasan kertas mempertahankan sifat kimia, mikrobiologi,
minyak mengalami penurunan secara drastis, dan organoleptik permen karamel susu
dengan nilai sebesar 4,0-2.4 dengan kriteria kambing dengan kriteria rata – rata kadar air
suka sampai dengan netral selama 5,81% b/b, kadar abu 0,95%b/b, kadar gula
penyimpanan 28 hari. Permen karamel susu reduksi 2,26% b/b, total kapang dan khamir
kambing menggunakan kemasan plastik juga 0,49 x 102 koloni/gram, total mikroba 2,83 x
mengalami penurunan namun tidak sebanyak 102 koloni/gram, serta sifat warna coklat,
pada kemasan kertas. Permen karamel tekstur lunak, rasa manis serta aroma netral.
menggunakan kemasan alumunium foil Dimana sifat – sifat tersebut memenuhi
mengalami penurunan respon penerimaan standar SNI Permen Karamel No. 3547. 2
keseluruhan pada penyimpanan 7 hari dan 14 tahun 2008
hari, namun mengalami peningkatan pada
penyimpanan 21 dan 28 hari. Penerimaan DAFTAR PUSTAKA
keseluruhan yang paling baik terhadap
AOAC. 1995. Official Methods of Analysis
permen karamel susu kambing selama
of The Association of Analytical
penyimpanan 28 hari terdapat pada permen
Chemist. Washington D.C.
karamel susu kambing yang menggunakan
Buckle, K. A, R. A. Edward, G. H. Fleet dan
kemasan alumunium foil, kemudian diikuti
M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.
dengan kemasan plastik dan kemasan kertas.
Universitas Indonesia Press. Jakarta
Hal ini dikarenakan kemasan alumunium foil
(Diterjemahkan oleh H. Purnomo dan
lebih bisa mempertahankan sifat kimia,
Adiono).
mikrobiologi dan organoleptik permen
Dewi, A. 2009. Teknologi Pengolahan Susu
karamel susu kambing ini sesuai dengan
(Karamel Susu). http://
syarat mutu permen karamel SNI 3547.2
www.blogspot.com//dewi/teknologi/p
tahun 2008.
engolahan/susu. Diakses pada tanggal
KESIMPULAN 1 April 2011
Dotulong, V. 2009. Nilai Proksimat Sosis Ikan
Berdasarkan hasil penelitian yang
Ekor Kuning (Caesio sp.) berdasarkan
telah dilakukan, maka simpulan yang dapat
diambil adalah jenis kemasan alumunium foil
12 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Susilawati dan Dewi Permen Karamel Susu Kambing
Jenis Casing dan Lama Penyimpanan. Karamel No. 3547. 2 tahun 2008.
Jurnal Pasifik. Vol. 1(4):5006 – 509 Dewan Standarisasi Nasional. Jakarta.
Dwiari, S. 2008. Teknologi Pangan. Sudarmadji, S., Bambang, H., dan Suhardi.
Departemen Pendidikan Nasional. 1984. Prosedur Analisa untuk Bahan
Jakarta Makanan dan Pertanian edisi ketiga.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan Liberty. Yogyakarta.
Penuntun Praktikum Laboratorium Supardi, I. dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. dalam Pengolahan dan Keamanan
IPB. Bogor. Pangan. Penerbit Alumni. Bandung.
Faridah, A. 2008. Patiseri. Departemen Syarief, R., S. Sassya, dan B.S.T. Insyana.
Pendidikan Nasional. Jakarta. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan
Universitas Indonesia. Jakarta. PAU Pangan dan Gizi. Institut
Saleh, Eniza. 2004. Dasar PengolahanSusu Pertanian Bogor. Bogor.
dan Hasil Ikutan Ternak. Program Winarno, F.G dan B. S. Laksmi, 1982.
Studi Produksi Ternak Fakultas Kerusakan Bahan Pangan Dan Cara
Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Pencegahannya. Ghalia
[SNI] Standar Nasional Indonesia. 2008. Indonesia,.Jakarta.
Kembang Gula Karamel. SNI Permen Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan
Gizi. Gramedia. Jakarta.
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 13