You are on page 1of 7

PENGARUH FORMULASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA

SAWIT DENGAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS
(Zea mays. L Var Saccarata Sturt)

THE EFFECT OF FORMULATIONS COMPOS BUNCHES EMPTY OIL


PALM WITH FERTILIZER NPK ON THE GROWTH AND
PRODUCTION OF SWEET CORN
(Zea mays. L Var Saccarata Sturt)

Elis Kurniawan1, Murniati2, Armaini2


Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau
Email: elis.kurniawanfaperta@gmail.com

ABSTRACT

Sweet corn has economic value and high sale value, because it tastes good
and sweet so it greatly favored by the people. The old plant early maturing and
ready to be harvested 70 days after planting. The aim of this research are to
determine the effect of formulation compost TKKS with NPK fertilizer on the
growth and production of sweet corn (Zea mays. L Var Saccarata Sturt) and
determine the best formulation that could improve result and production. Research
was conducted at the Faculty of Agriculture, University of Riau, from March to
May 2014. The study conducted using completely randomized design (CRD),
which consists of 8 treatments, each treatment was repeated 4 times to obtain 32
units of trial, Each experimental unit consisted of 24 plants, 5 plants taken at
random. The observed parameters are ratio of the root crown, dry plant weight,
when the pistil appear, when the pollen arise, cob length without cornhusk, cobs
diameters without cornhusk and weight of cobs without cornhusk / plot. Results of
analysis of variance continued with Duncan New Multiple Range test at 5 %.
From results of the research that has been conducted shows formulation compost
TKKS with NPK no real effect on all parameters. formulation compost 10 ton/ha
+ 75 kg/ha NPK give the relatively best results on the growth and yield of sweet
corn than other treatments.
Keywords: Sweet corn, composts TKKS and fertilizer NPK

PENDAHULUAN
Jagung manis mempunyai tanaman, tidak terkecuali jagung
nilai ekonomis dan nilai jual yang manis dapat dilakukan dengan cara
tinggi, karena rasanya yang enak dan memenuhi kebutuhan tanaman
manis sehingga sangat digemari oleh tersebut diantaranya kondisi tanah dan
masyarakat. Tanaman ini berumur ketersediaan nutrisi. Tanaman
genjah dan siap untuk dipanen pada mendapatkan nutrisi terutama dari
umur 70 hari setelah tanam. Hal ini tanah sebagai media untuk
juga yang menjadikan komoditi ini pertumbuhan dan perkembangannya.
semakin banyak diusahakan oleh Pemanfaatan tanah untuk budidaya
petani. Meningkatkan produktivitas tanaman tanpa memperhatikan daya

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
dukungnya, dapat menyebabkan menyatakan bahwa efek dari
penurunan produktivitas tanah dan penggunaan pupuk organik lambat
tanaman. Perbaikan produktivitas dibandingkan dengan pupuk
tanah dapat dilakukan dengan anorganik, untuk itu sebaiknya
penambahan pupuk organik maupun dilakukan pengelolaan pupuk terpadu
anorganik. Tanah kaya bahan organik, dengan cara mengkombinasikan
merupakan indikator kualitas tanah penggunaan pupuk organik dengan
yang baik karena bahan organik pupuk anorganik diantaranya pupuk
sebagai subsrat berkembangnya NPK. Penggunaan pupuk NPK lebih
mikroorganisme. Kompos TKKS praktis karena sudah mengandung
sebagai sumber bahan organik unsur utama yang dibutuhkan
berperan dalam perkembangan akar, tanaman. Dosis pupuk NPK yang
efisiensi penggunaan air, dan umum digunakan untuk tanaman
meningkatkan stabilitas struktur tanah semusim berkisar antara 200-400
(Sutanto, 2002). kg/ha.
Penggunaan kompos TKKS Penggunaan pupuk organik
sebagai sumber bahan organik dalam yang dikombinasikan dengan pupuk
berusaha tani dapat menjaga anorganik, dapat mengefisienkan
kesehatan agroekosistem terutama penggunaan pupuk anorganik seperti
mencegah terjadinya degradasi lahan. yang dinyatakan Indrayani dan Umar
Kompos TKKS dapat memperbaiki (2011) bahwa aplikasi ½ dosis NPK
kesuburan tanah karena kompos ditambah pupuk organik dapat
TKKS merupakan bagian integral dari meningkatkan hasil biji kedelai
tanah yang mempengaruhi sifat fisik, sebesar 58,42%.
kimia dan biologi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk
Pemanfaatan kompos TKKS mengetahui pengaruh formulasi
sebagai pupuk organik dapat kompos TKKS dengan pupuk NPK
menyediakan hara secara lengkap dan terhadap pertumbuhan dan produksi
berimbang walaupun dalam jumlah tanaman jagung manis (Zea mays. L
terbatas dan ketersediaan nutrisinya Var saccharata Sturt) serta
juga lambat. Simanungkalit (2013) menentukan formulasi yang terbaik.

BAHAN DAN METODE


Penelitian ini dilaksanakan di timbangan digital, meteran,
kebun percobaan Fakultas Pertanian timbangan biasa, oven dan alat tulis.
Universitas Riau, Jalan Bina Widya, Penelitian ini dilaksanakan
Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan secara eksperimen disusun menurut
Tampan Pekanbaru. Penelitian ini Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu yang terdiri dari 8 perlakuan dengan 4
dari bulan Maret sampai dengan Mei ulangan, adapun perlakuan yang
2014. diberikan adalah formulasi kompos
Bahan yang digunakan dalam TKKS dengan pupuk NPK yang
penelitian ini adalah benih jagung terdiri dari:
manis varietas Bonanza, kompos P1= 5 ton/ha kompos TKKS + 300
TKKS, pupuk NPK, furadan dan kg/ha NPK
insektisida decis. Alat yang P2= 5 ton/ha kompos TKKS + 225
digunakan adalah Hand Tractor, kg/ha NPK
mesin babat, cangkul, ember, sprayer,

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


P3= 5 ton/ha kompos TKKS + 150 'XQFDQ¶V 1HZ 0XOWLSOH 5DQJH 7HV
kg/ha NPK (DNMRT) pada taraf 5 %.
P4= 5 ton/ha kompos TKKS + 75 Pemeliharaan tanaman
kg/ha NPK meliputi: penyiraman, penyulaman
P5= 10 ton/ha kompos TKKS + 300 dan penjarangan, penyiangan dan
kg/ha NPK pembumbunan, pengendalian hama
P6= 10 ton/ha kompos TKKS + 225 dan penyakit. Panen jagung manis
kg/ha NPK dilakukan pada umur 70 HST.
P7= 10 ton/ha kompos TKKS + 150 Parameter yang diamati adalah rasio
kg/ha NPK tajuk akar, berat kering tanaman (g),
P8= 10 ton/ha kompos TKKS + 75 waktu muncul bunga jantan (HST),
kg/ha NPK waktu muncul bunga betina (HST),
Data yang diperoleh dianalisis panjang tongkol tanpa kelobot (cm),
secara statistik menggunakan analisis diameter tongkol tanpa kelobot (cm)
ragam dan dilanjutkan dengan dan bobot tongkol tanpa kelobot per
plot (kg).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Rasio Tajuk Akar dan Berat Kering Tanaman (g)
Tabel 1. Rata-rata rasio tajuk akar dan berat kering tanaman jagung manis (g)
dengan pemberian kompos TKKS dan pupuk NPK.
Berat kering
Perlakuan Rasio tajuk akar
tanaman (g)
5 Ton/ha TKKS + 300 kg/ha NPK 17.24 a 245.60 a
5 Ton/ha TKKS + 225 kg/ha NPK 18.34 a 216.19 a
5 Ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK 15.16 a 228.60 a
5 Ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK 17.91 a 187.02 a
10 Ton/ha TKKS + 300 kg/ha NPK 16.48 a 249.36 a
10 Ton/ha TKKS + 225 kg/ha NPK 16.25 a 245.47 a
10 Ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK 16.81 a 259.72 a
10 Ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK 15.36 a 184.85 a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata berdasarkan uji lanjut DNMRT 5%.
Data Tabel 1 terlihat bahwa Berbeda tidak nyata pada
perlakuan formulasi kompos tandan kedua parameter tersebut diduga
kosong kelapa sawit dengan pupuk karena pengamatan dilakukan lebih
NPK yang berbeda menghasilkan awal yaitu umur 42 HST sehingga
ratio tajuk akar dan berat kering unsur hara yang tersedia belum
tanaman berbeda tidak nyata. dimanfaatkan secara optimal.
Peningkatan dosis pupuk NPK yang Pertumbuhan tanaman lebih
dikombinasikan dengan 5 ton/ha dan dipengaruhi oleh kondisi tanah,
10 ton/ha kompos TKKS berat dimana semua tanaman mendapatkan
kering tanaman cendrung meningkat, pupuk organik dalam bentuk kompos
tetapi untuk kompos 10 ton/ha TKKS. Wibisono dan Basri (1993)
dikombinasikan dengan 150 kg/ha menyatakan bahwa penambahan
NPK berat kering tanaman relatif bahan organik ke dalam tanah
lebih baik dari perlakuan lainnya. bertujuan untuk meningkatkan
kesuburan tanah dan memperbaiki

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


sifat fisika, kimia dan biologi tanah stabil. Nyakpa, dkk (1998)
sehingga sesuai untuk pertumbuhan menyatakan bahwa air merupakan
tanaman. Mubandono (2005) penyusun tubuh tumbuhan, di
menyatakan bahwa bahan organik samping itu air diperlukan tanaman
yang telah mengalami pengomposan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
mampu memperbaiki struktur tanah, seperti: untuk proses transpirasi,
memperbesar tanah mengikat air, proses asimilasi untuk pembentukan
memperbaiki aerase dan draenase karbohidrat dan untuk mengangkut
tanah sehingga kandungan air hasil-hasil fotosintesis ke seluruh
mencukupi dan suhu tanah menjadi jaringan tanaman.

Waktu Muncul Bunga Jantan dan Waktu Muncul Bunga Betina (HST)
Tabel 2. Rata-rata waktu muncul bunga jantan dan waktu muncul bunga betina
tanaman jagung manis (HST) dengan pemberian kompos TKKS dan
pupuk NPK.
Waktu muncul Waktu muncul
Perlakuan bunga jantan bunga betina
(HST) (HST)
5 Ton/ha TKKS + 300 kg/ha NPK 54.00 a 56.25 a
5 Ton/ha TKKS + 225 kg/ha NPK 54.50 a 57.75 a
5 Ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK 53.50 a 56.50 a
5 Ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK 54.50 a 57.00 a
10 Ton/ha TKKS + 300 kg/ha NPK 54.25 a 57.00 a
10 Ton/ha TKKS + 225 kg/ha NPK 53.75 a 56.25 a
10 Ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK 53.75 a 56.00 a
10 Ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK 53.75 a 56.25 a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata berdasarkan uji lanjut DNMRT 5%.
Data Tabel 2 terlihat bahwa fenomena fisiologis yang sangat
perlakuan formulasi kompos tandan kompleks, dimana terdapat banyak
kosong kelapa sawit dengan pupuk faktor yang mempengaruhi tanaman
NPK menghasilkan waktu muncul untuk sampai ke fase tersebut.
bunga jantan dan waktu muncul Menurut Darjanto dan Satifah (1990)
bunga betina tanaman jagung manis menggunakan varietas yang sama,
berbeda tidak nyata pada semua maka proses pembungaan tanaman
perlakuan. Tabel 2 menunjukkan akan cenderung sama. Menurut Islami
bahwa waktu muncul bunga betina dan Utomo (1995) hasil maksimum
berkisar antara 56.25-57.75 HST suatu tanaman ditentukan oleh potensi
dimana ini sudah mencapai dan sesuai genetik tanaman dan kemampuannya
dengan deskripsi jagung manis yaitu beradaptasi dengan lingkungan
55-60 HST. tempat tumbuhnya. Tanaman yang
Semua perlakuan berpengaruh mampu beradaptasi dengan
tidak nyata diduga waktu muncul lingkungannya akan lebih baik
bunga lebih dipengaruhi oleh faktor tumbuhnya dibandingkan dengan
genetik sehingga perlakuan kompos tanaman yang tidak mempunyai
TKKS dengan pupuk NPK tidak kemampuan dalam beradaptasi.
berdampak pada waktu muncul Menurut Lakitan (2004)
bunga. Pembungaan merupakan suatu varietas yang digunakan berasal dari

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


varietas yang sama, maka umur varietas yang sama akan cenderung
berbunga akan berbeda tidak nyata mempunyai sifat-sifat yang sama
karena tanaman yang berasal dari pula.

Panjang Tongkol tanpa Kelobot (cm) dan Diameter Tongkol tanpa Kelobot (cm)
Tabel 3. Rata-rata panjang tongkol tanpa kelobot (cm) dan diameter tongkol tanpa
kelobot tanaman jagung manis (cm) dengan pemberian kompos TKKS
dan pupuk NPK.

Perlakuan P Panjang tongkol (cm) Diameter tongkol (cm)


5 Ton/ha TKKS + 300 kg/ha NPK 20.48 a 4.56 a
5 Ton/ha TKKS + 225 kg/ha NPK 19.88 a 4.55 a
5 Ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK 20.33 a 4.44 a
5 Ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK 19.93 a 4.57 a
10 Ton/ha TKKS + 300 kg/ha NPK 20.33 a 4.60 a
10 Ton/ha TKKS + 225 kg/ha NPK 20.27 a 4.67 a
10 Ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK 20.15 a 4.73 a
10 Ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK 20.50 a 4.71 a
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata berdasarkan uji lanjut DNMRT 5%
Data Tabel 3 terlihat bahwa dalam tanah sudah terpenuhi
perlakuan formulasi kompos TKKS meskipun diberi kompos TKKS
dengan pupuk NPK menghasilkan dengan pupuk NPK. Soetoro,
panjang tongkol tanpa kelobot dan Soelaeman dan Iskandar (1998)
diameter tongkol tanpa kelobot menyatakan bahwa panjang tongkol
berbeda tidak nyata. Hal ini diduga jagung lebih dipengaruhi oleh faktor
pada panjang tongkol tanpa kelobot genetik. Selanjutnya Salisbury dan
dan diameter tongkol tanpa kelobot Ross (1995) menyatakan bahwa
adanya pengaruh genetik lebih pembesaran tongkol berjalan perlahan
dominan daripada pengaruh dimana pemanjangan tongkol lebih
lingkungan karena kebutuhan hara di dulu direspon oleh fisiologi tanaman.

Bobot Tongkol tanpa Kelobot per Plot (kg)


Tabel 4. Rata-rata bobot tongkol per plot tanaman jagung manis (kg) dengan
pemberian kompos TKKS dan pupuk NPK.
Bobot tongkol tanpa kelobot
Perlakuan
per plot (kg)
5 Ton/ha TKKS + 300 kg/ha NPK 3,40 ab
5 Ton/ha TKKS + 225 kg/ha NPK 3,45 ab
5 Ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK 3,32 b
5 Ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK 3,52 ab
10 Ton/ha TKKS + 300 kg/ha NPK 3,62 ab
10 Ton/ha TKKS + 225 kg/ha NPK 3,62 ab
10 Ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK 3,53 ab
10 Ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK 3,78 a
Angka-angka yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama menunjukkan berbeda tidak
nyata berdasarkan uji lanjut DNMRT 5%.

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016


Data Tabel 4 terlihat bahwa ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK dengan
perlakuan formulasi kompos TKKS 10 ton/ha TKKS + 150 kg/ha NPK
dengan pupuk NPK menghasilkan yaitu 7% dan untuk 10 ton/ha TKKS
bobot tongkol yang berbeda nyata. + 75 kg/ha NPK dengan 5 Ton/ha
Formulasi 10 ton/ha TKKS + 75 TKKS + 75 kg/ha NPK juga lebih
kg/ha NPK menghasilkan bobot kurang 7%.
tongkol tanpa kelobot yang tertinggi Menurut Sudjijo (1996)
(3.78 kg) berbeda nyata dengan besarnya jumlah hara yang diserap
formulasi 5 ton/ha TKKS + 150 kg/ha oleh tanaman sangat bergantung dari
NPK tetapi tidak berbeda nyata pupuk yang diberikan, dimana hara
dengan perlakuan yang lainnya. Lebih yang diserap oleh tanaman akan
tingginya bobot tongkol tanpa kelobot dimanfaatkan untuk proses
disebabkan karena formulasi 10 fotosintesis yang pada akhirnya akan
ton/ha TKKS + 75 kg/ha NPK telah berpengaruh terhadap pertumbuhan
mampu menyediakan tempat tumbuh maupun hasil yang diperoleh. Sarief
yang baik diantaranya ketersediaan (1986) menyatakan bahwa
unsur hara bagi tanaman sehingga tersedianya unsur hara yang cukup
menghasilkan tongkol yang relatif pada saat pertumbuhan menyebabkan
lebih panjang dan diameter lebih aktivitas metabolisme tanaman akan
besar (Tabel 3). Hal ini dikarenakan lebih aktif sehingga proses
pada bobot tongkol tanpa kelobot pemanjangan dan diferensiasi sel akan
yang lebih berat. Peningkatan bobot lebih baik yang akhirnya dapat
tongkol tanpa kelobot per plot 10 mendorong peningkatan bobot buah.

KESIMPULAN DAN SARAN 2. Formulasi kompos TKKS


Kesimpulan 10 Ton/ha dan 75 kg/ha NPK
Berdasarkan hasil penelitian memberikan hasil yang relatif
diperoleh kesimpulan sebagai berikut: lebih baik dari formulasi yang
1. Pemberian formulasi kompos lainnya untuk bobot tongkol
TKKS dengan pupuk NPK pada tanpa kelobot per plot .
tanaman jagung manis
berpengaruh tidak nyata terhadap Saran
semua parameter yaitu rasio tajuk Berdasarkan penelitian yang
akar, berat kering tanaman, telah dilakukan untuk
waktu muncul bunga jantan, membudidayakan tanaman jagung
waktu muncul bunga betina, manis, disarankan menggunakan
panjang tongkol tanpa kelobot, Formulasi 10 Ton/ha TKKS + 75
diameter tongkol tanpa kelobot kg/ha NPK.
dan bobot tongkol per plot.

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Riau


Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
2. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Riau
Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016
DAFTAR PUSTAKA Salisbury, B.F. dan W.C. Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan.
Darjanto dan Satifah. 1995. Penerbit ITB. Bandung.
Pengetahuan Dasar Biologi
Bunga dan Teknik Sarief, E.S. 1986. Kesuburan dan
Penyerbukan Silang Pemupukan Tanah
Buatan. Gramedia. Jakarta. Pertanian. Pustaka Buana.
Bandung.
Indrayani, L dan S. Umar, 2011.
Pengaruh Pemupukan N, Simanungkalit, R. D. M. 2013. Tiga
P, K, dan Bahan Organik Belas Prospek Pemupukan
terhadap Pertumbuhan Balittanah. Litbang. Deptan.
dan Hasil Kedelai di Lahan go. id/.../13 prospek%2
Sulfat Masam pupuk (diakses 17 Mei
Bergambut.Balai Penelitian 2013).
Pertanian Lahan Rawa,
Banjarbaru-Jurnal Agrista Soetoro, Y., Soeleman dan Iskandar.
Vol 25 no. 3 (2011). 1988. Budidaya Tanaman
Jagung. Pusat Penelitian dan
Islami, T dan W.H. Utomo. 1995. Pengembangan Tanaman.
Hubungan Tanah dan Air Bogor.
dan Tanaman. IKIP
Semarang Press. Semarang Sudjijo. 1996. Dosis Pupuk
Gandapan pada Tanaman
Lakitan B. 2004. Dasar-Dasar Tomat Secara Hidroponik.
Fisiologi Tumbuhan. Raja Balai Penelitian Solok.
Grafindo Persada. Jakarta.
Sutanto, R. 2002. Penerapan
Mubandono L. 2005. Membuat Pertanain Organik
Kompos. Ed. Rev. Penebar Pemasyarakatan dan
Swadaya. Jakarta. Pengembangannya.
Nyakpa, M. Y. AM Lubis, M. A. Kanisius. Yogyakarta.
Pulung, A.G. Amrah, A. Wibisono A. dan M. Basri. 1993.
munawar, G.b. Hong dan N. Pemanfaatan Limbah
Hakim. 1988. Kesuburan Organik untuk Pupuk.
Tanah. Universitas Buletin Perkebunan. Vol.
Lampung. Bandar Lampung. 021/I KNNS/Tahun 1
Desember.

Jom Faperta Vol 3 No 1 Februari 2016

You might also like