You are on page 1of 26

T R A I N I N G A N D C O N S U LT I N G

ABOUT US

SMARTGATE
SMARTGATE is a brand owned by PT Indo Mahakarya Gemilang. Our business
is Training and Consul�ng, specialize in Electrical and Thermography. We
are also equipped with experts and technology to meet your requirements. For
Fired Heater Furnace Diagnosis and Infrared Electrical Inspec�on, Our
experts hold Level 3 of ITC Interna�onal Cer�fica�on and own
comprehensive field experiences on Infrared Thermography.

VISION AND MISSION

VISION MISSION
Making a significant contribu�on • Becoming the gate to where our experts
to the development of men can share their exper�se and experience
power in the field of Engineering. to our next genera�on.
• Becoming trusted partner in mee�ng your
technical services requirement.

0812.9800.0202 SMARTGATE_indonesia info@smartgate.co.id smartgate.co.id


T R A I N I N G A N D C O N S U LT I N G

WHY CHOOSE US?


FEATURES
PASSION
We are passionate with the development of human capital in energy sector
to an�cipate growing demands for highly skilled technicians.

EXPERT
Our facilitators are experts with extensive tenure in the relevant fields.
We enhance our exper�se by sharing new knowledge and experience on our fields.

FACILITIES
We provide training facili�es and laboratories to engage par�cipants
in live experiments of course subjects.

THERMOGRAPHY SERVICES
Our Level 3 ITC Interna�onal Cer�fied Thermographers and world-class technology
can help you meet requirements for Fired Heater Furnace Diagnosis and Infrared
Electrical Inspec�on.

ONE-STOP SOLUTION
Our one-stop solu�on approach provides you with alterna�ve learning methods
and technical services to fit your requirement.

0812.9800.0202 SMARTGATE_indonesia info@smartgate.co.id smartgate.co.id


T R A I N I N G A N D C O N S U LT I N G

SERVICES

CERTIFICATIONS
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI DJK ESDM
SMARTGATE appointed by the Indonesian Ministry of Men Power in DIRJEN KETENAGALISTRIKAN ESDM
the field of Electrical Engineering (PJK3 Bidang Listrik) as to conduct
Cer�fica�on Program for Ahli K3 Listrik and Teknisi K3 Listrik SMARTGATE in coopera�on with Dirjen
Ketenagalistrikan ESDM provides
prepara�on course for candidates taking
competence cer�fica�on accredited by
DJK ESDM. Our cer�fica�ons: Basic
Infrared Thermography

INFRARED TRAINING CENTER


BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI
SMARTGATE holds official license by SMARTGATE in coopera�on with Badan Nasional Ser�fikasi Profesi
ITC in Sweden as a representa�on (BNSP) provides a course to prepare candidates prior to taking
professional cer�fica�on accredited by BNSP.
in Indonesia to conduct
Infrared Thermography Interna�onal
Cer�fica�on program.

IN-HOUSE / ON-SITE
We also provide In-house or On-site courses on your designated
venue as per your requirement. Schedule Training Program 2019
TRAINING

Training program as follows: Thermography of Furnace Tubes


Pela�han Dasar Operator …
SERVICES

CUSTOMIZED REGULAR TRAINING


We can also work together with you in We facilitate open courses for public
iden�fying the required development areas to meet with our experts so they can impart
and tailor the development strategy to knowledge andexperience on electrical
best fit of your needs. engineering with par�cipants.
Schedule Training Program 2019 Our par�cipants are in need for technical …
Training program …

0812.9800.0202 SMARTGATE_indonesia info@smartgate.co.id smartgate.co.id


T R A I N I N G A N D C O N S U LT I N G

SERVICES

THERMOGRAPHY

INFRARED
ELECTRICAL
INSPECTION

The Na�onal Fire Protec�on Associa�on (NFPA) 70B 11.17.5


suggests that every commercialand industrial building
should have an IR survey at least once a year.

FIRED HEATER
FURNACE
DIAGNOSIS

Diagnosing fired heaters with IR Thermography has


many advantages and it gives the furnace owne
very high cost avoidance. Thermography can be used for
op�mizing safety and performance in refineries …

0812.9800.0202 SMARTGATE_indonesia info@smartgate.co.id smartgate.co.id


TRAINING AND CONSULTING

2020 SERTIFIKASI KOMPETENSI


NASIONAL
UPCOMING TRAINING

AHLI K3 LISTRIK TEKNISI K3 LISTRIK

02 - 20 15 Jun- 07 - 25 23 Nov- 30 Mar- 08 - 13 31 Aug- 02 - 07


Mar 03 Jul Sep 11 Dec 04 Apr Jun 05 Sep Nov

K3 UMUM AHLI MUDA K3 UMUM AHLI MADYA

09 - 12 13 - 16 16 - 19 14 - 17 16 - 19 21 - 24 23 - 26 20 - 23
Mar Apr Jun Jul Mar Apr Jun Jul

K3 UMUM AHLI UTAMA

17 - 20 27 - 30 23 - 26 21 - 24
Mar Apr Jun Jul

0812.9800.0202 SMARTGATE_indonesia info@smartgate.co.id smartgate.co.id


TRAINING AND CONSULTING

2020
INTERNASIONAL SERTIFIKASI KOMPETENSI
INTERNASIONAL
UPCOMING TRAINING

ITC INFRARED THERMOGRAPHY


CATEGORY 1

10 - 14 15 - 19 21 - 25 14 - 18
Feb Jun Sep Dec

ITC INFRARED THERMOGRAPHY


CATEGORY 2

13 - 17 24 - 28 23 - 27
Apr Aug Nov

0812.9800.0202 SMARTGATE_indonesia info@smartgate.co.id smartgate.co.id


TRAINING AND CONSULTING

2020
SERTIFIKASI KOMPETENSI
NASIONAL
REGULAR TRAINING

UPCOMING TRAINING
BASIC INFRARED CORONA AND
THERMOGRAPHY PARTIAL DISCHARGE

03 - 05 30 Jun- 26 - 28 08 - 10 07 - 09 30 Jun- 26 - 28 08 - 10
Mar 02 Jul Oct Dec Apr 02 Jul Oct Dec

DASAR SISTEM KONTROL DAN ELECTRICAL TRANSMISSION


PROTEKSI UNTUK INDUSTRI ANALYSIS PROGRAM

27 - 31 20 - 24 22 - 26 09 - 13 13 - 15 11 - 13 28 - 30 13 - 15
Jan Apr Jun Nov Jan Mar Jul Oct

HEAT BALANCE MOTOR CONTROL


OF POWER PLANT AND PROTECTION

14 - 17 06 - 09 04 - 07 03 - 06 21 - 23 31 Mar- 07 - 09 20 - 22
Jan Apr Aug Nov Jan 02 Apr Jul Oct

GENERATOR, MOTOR, TRANSFORMER


AND MV FEEDER PROTECTION

24 - 28 08 - 12 07 - 11 14 - 18
Feb Jun Sep Dec

0812.9800.0202 SMARTGATE_indonesia info@smartgate.co.id smartgate.co.id


TRAINING AND CONSULTING

2020 REGULAR TRAINING

UPCOMING TRAINING
OPERASI DAN PEMELIHARAAN POWER QUALITY;
INSTALASI LISTRIK GEDUNG HARMONICS AND VOLTAGE DIPS

14 - 16 04 - 06 06 - 09 21 - 23 18 - 21 14 - 17 15 - 18 17 - 20
Apr Aug Oct Dec Feb Jul Sep Nov

SISTEM PROTEKSI
GARDU INDUK SISTEM TATA UDARA HVAC

17 - 19 21 - 23 28 - 30 18 - 20 27 - 30 21 - 24 29 Sep- 08 - 11
Mar Jul Sep Nov Apr Jul 02 Oct Dec

TRANSFORMER CONDITION TRANSFORMER CONDITION


ASSESSMENT ANALYSIS ASSESSMENT FOR MAINTENANCE

20 - 24 06 - 10 28 Sep- 14 - 18 03 - 07 15 - 19 24 - 28 09 - 13
Apr Jul 02 Oct Dec Feb Jun Aug Nov

0812.9800.0202 SMARTGATE_indonesia info@smartgate.co.id smartgate.co.id


1. Prinsip Kerja Mesin Diesel 1
2. Daya keluar Mesin Diesel 4
3. Pengaturan Daya 5
4. Bagian-bagian dari Mesin Diesel 6
5. Sistem Start Mesin Diesel 8
6. Klasifikasi Unit Pembangkit Diesel 9
7. Fondasi Unit Pembangkit Diesel 10
8. Tinjauan dari segi Termodinamika 10
9. Generator Unit Pembangkit Diesel 12
10.Unit PLTD dalam Sistem Interkoneksi 14
1

OPERASI UNIT PEMBANGKIT DIESEL

1. Prinsip kerja mesin diesel

Gambar 1. Prinsip Kerja Mesin Diesel 4 langkah

Prinsip kerja Mesin Diesel 4 Langkah:


Langkah 1 (Langkah Isap):
• KM dibuka dan KB ditutup
• Torak bergerak ke bawah, lalu udara bersih masuk
ke silinder melalui KM

Langkah 2 (Langkah Kompresi):


• KM dan KB ditutup
• Torak bergerak ke atas, lalu udara bersih dalam
silinder dimampatkan
• Pada akhir langkah kompresi, bahan bakar
disemprotkan dan meledak

Langkah 3 (Langkah Tenaga):


• KM dan KB ditutup
2

• Torak bergerak ke bawah dengan dorongan gas


yang diledakkan

Langkah 4 (Langkah Buang):


• KM ditutup dan KB dibuka
• Torak bergerak ke atas, lalu gas hasil
pembakaran/ledakan dibuang melalui KB.
Catatan:
KM = Katup Masuk
KB = Katup Buang

Gambar 2. Prinsip Kerja Mesin Diesel 2 Langkah

Prinsip Kerja Mesin Diesel 2 Langkah:

Langkah 1 A:
• Pada permulaan gerakan, torak bergerak ke atas
sedangkan LM dan LB dalam keadaan terbuka.
Udara bertekanan dari karter masuk ke silinder
3

meniup gas sisa pembakaran/ledakan melalui LB.


(langkah ini disebut juga langkah pembilasan).

Langkah 1B:
• Torak bergerak ke atas, LM dan LB dalam keadaan
tertutup oleh dinding torak, udara bersih dalam
silinder dimampatkan. Pada akhir langkah ini,
bahan bakar disemprotkan dan meledak.

Langkah 2A:
• Torak bergerak ke bawah dengan dorongan gas
yang diledakkan.

Langkah 2 B:
• Pada akhir gerakan, torak bergerak ke bawah di
mana LB sudah terbuka sehingga gas hasil
pembakaran/ledakan mulai keluar dan karena
efek pemompaan oleh ruang karter yang
berkurang volumenya akibat gerak torak yang ke
arah bawah ini.

Catatan:
LM = Lubang Masuk
LB = Lubang Buang

Mesin Diesel 2 Langkah dibandingkan Mesin Diesel 4 Langkah


memberikan keuntungan menghasilkan Daya kira-kira 1,7 kali
4

Mesin Diesel 4 Langkah, untuk dimensi dan jumlah putaran


yang sama. Namun Mesin Diesel 2 Langkah tidak berkembang
karena pembakarannya tidak sesempurna Mesin Diesel 4
Langkah sehingga gas buangnya lebih banyak mengandung
CO2.

2. Daya keluar Mesin Diesel


Daya keluar dari poros mesin Diesel 4 langkah dinyatakan
oleh persamaan:

P = S.A.I.BMEP x n x k [daya kuda]


2 atau 1

di mana:
P = Daya yang keluar dari poros mesin Diesel [daya kuda]
S = Jumlah silinder
A = Luas permukaan torak [cm2]
I = Langkah torak [meter]
BMEP = Brake Mean Effective Pressure = Tekanan rata-
rata [kg/cm2]
n = Jumlah putaran poros per detik [ppd]

Dalam perkembangan teknologi Mesin Diesel nilai BMEP


telah mencapai 24 kg/cm2 .
Perbandingan kompresi yaitu perbandingan volume
silinder waktu torak pada posisi paling bawah
5

dibandingkan dengan waktu posisi torak pada posisi paling


atas adalah = 14.
Tekanan pembakaran maksimum mencapai 56 kg/cm2.

3. Pengaturan Daya
Mesin Diesel yang berfungsi sebagai Pembangkit Listrik
memutar Generator Sinkron 3 Fasa dengan putaran
konstan agar nilai frekuensi yang dihasilkan konstan, 50
Hertz. Pengaturan Daya dilakukan dengan mengatur nilai
BMEP saja, sedangkan pada Mesin Diesel Traksi penggerak
Lokomotif, daya juga bisa diatur dengan mengatur putaran
Mesin Diesel.
Pengaturan nilai BMEP dilakukan dengan mengatur
banyaknya BBM yang diinjeksikan ke dalam silinder oleh
pompa injeksi, dengan mengatur posisi Plunyer yang
berfungsi menginjeksikan Bahan Bakar ke Pengabut BBM
yang ada di bagian atas silinder.

Gambar 3. Pompa Injeksi BBM


6

Dengan bertambahnya BBM yang diinjeksikan melalui


pengabut silinder maka tekanan pembakaran akan naik
sehingga tekanan gas buang akan naik, yang selanjutnya
akan menyebabkan putaran Turbo Charger naik, sehingga
tekanan udara pembakaran yang menuju silinder juga naik
mencapai kira-kira 4 kg/cm2.

Gambar 4. Turbo Charger Mesin Diesel

4. Bagian-bagian dari Mesin Diesel


a. Sistem Pendingin
Air pendingin dialirkan diantara Cylinder Liner dan
Frame (lihat gambar 5) untuk mendinginkan ruang
bakar silinder. Pendinginan ini diperlukan untuk
mencegah minyak pelumas mengering dan
7

menimbulkan kemacetan. Air pendingin Cylinder Liner


(Jacket Water) kemudian dialirkan ke Penukar Panas
untuk didinginkan dengan udara di Radiator atau di
Penukar Panas yang menggunakan air sungai atau air
laut.

b. Sistem Pelumasan
Minyak Pelumas Mesin Diesel adalah Detergen Oil agar
dapat mengikat karbon hasil pembakaran yang
melekat di bagian dalam silinder dan bergesekan
dengan Piston Ring. Pompa pelumas umumnya adalah
Pompa Roda Gigi yang menempel pada bagian atas
bodi Mesin Diesel. Apabila digunakan Pompa Pelumas
dengan motor listrik harus ada tangki pelumas yang
cukup tinggi untuk tetap mengalirkan pelumas apabila
pasokan listrik mati, sehingga motor pelumas berhenti,
dalam keadaan motor listrik berhenti pelumas masih
berjalan karena gravity yang kemudian harus diikuti
dengan pemberhentian mesin diesel.

c. Sistem Bahan Bakar


Tangki Bahan Bakar harian pada umumnya terletak di
bagian atas dalam gedung PLTD. Tangki harian ini
dihubungkan dengan pipa ke pompa injeksi BBM, pipa
penghubung ini harus pipa fleksibel agar tidak patah
mengingat mesin diesel bergetar sedangkan tangka
harian posisinya statis, karena kebocoran pipa
penghubung ini dapat menimbulkan kebakaran
8

terutama apabila BBM yang bocor mengenai asbes


pembungkus pipa gas buang yang panas.

Gambar 5. Gambar penampang melintang dari Mesin


Diesel
Diambil dari buku “ Electric Generation: Hydro, Diesel,
and Gas-turbine Stations hal 266, karangan Bernhardt
G.A. Skrotzki, Mc Graw-Hill Book Company, Inc tahun
1956.

5. Sistem Start Mesin Diesel


a. Start dengan Baterai Listrik
Untuk Mesin Diesel berukuran kecil sampai
dengan 1 MW proses start umumnya
9

menggunakan Baterai Listrik. Untuk pengisian


Baterai harus tersedia penyearah (rectifier).
b. Start dengan Udara Tekan
Untuk Mesin Diesel dengan daya besar, di atas 1
MW umumnya distart dengan Udara Tekan.
Untuk ini harus ada Bejana Udara Tekan dan
Kompresor.

6. Klasifikasi Unit Pembangkit Diesel


a. Unit Putaran Tinggi
Unit Pembangkit Diesel sampai dengan 3 MW
umumnya menggunakan Mesin Diesel putaran
tinggi, sampai 1500 rpm.

b. Unit Putaran Sedang


Unit Pembangkit Diesel dengan daya antara 3
MW sampai 5 MW umumnya mempunyai
putaran antara 500 sampai 750 rpm.

c. Unit Putaran Rendah


Unit Pembangkit Diesel dengan daya di atas 5
MW umumnya menggunakan Mesin Diesel
putaran rendah dibawah 500 rpm.

d. BBM yang dipakai


Untuk Mesin Diesel dengan putaran 600 rpm ke
atas digunakan BBM klasifikasi high speed diesel
oil (HSD).
10

Untuk Mesin Diesel dengan putaran rendah


sampai dengan 500 rpm dapat digunakan BBM
klasifikasi marine fuel oil yang lebih murah
dengan diberi alat pemanas.

7. Fondasi Unit Pembangkit Diesel

a. Unit dengan Skid-mounted


Mesin Diesel dengan daya sampai dengan 3 MW
dengan putaran tinggi 1500 rpm umumnya
dipasang di atas Skid, sehingga hanya dibutuhkan
fondasi beton yang relatif kecil.

b. Unit tanpa Skid


Unit dengan daya besar di atas 3 MW dan putaran
sedang maupun putaran rendah umumnya
memerlukan fondasi yang besar dimana berat
fondasi kira-kira 3 kali berat Mesin Diesel.

8. Tinjauan dari segi Termodinamika


Siklus Termodinamika Mesin Diesel digambarkan oleh
Gambar no. 6
11

Gambar 6. Siklus Termodinamika Mesin Diesel

Langkah 1 - 2 adalah Langkah Kompresi


Langkah 2 - 3 adalah Langkah Pembakaran berupa ledakan
Langkah 3 – 4 adalah Langkah Ekspansi atau Langkah Tenaga
Langkah 4 – 1 adalah Langkah Pembuangan
Q1 adalah Energi BBM yang diinjeksikan
Q2 adalah Energi Gas Buang

Efisiensi Mesin Diesel =


Q1 – Q2
Q1
Efisiensi Mesin Diesel dalam praktek mencapai sekitar
35% atau dari segi konsumsi BBM sekitar 0,2 liter BBM
HSD per KWH.
12

9. Generator Unit Pembangkit Diesel


Unit Pembangkit Diesel terdiri dari Mesin Diesel yang
memutar Generator Sinkron 3 Fasa.
Rotor terdiri dari Kutub Magnet yang mendapat arus
penguat berupa arus searah dan berputar kemudian
menginduksikan gaya gerak listrik pada kumparan
stator. Gaya gerak listrik yang didapat di kumparan
stator adalah tegangan bolak balik 3 Fasa yang
kemudian menghasilkan energi keluaran dari
Generator.

Gambar 7. Rangkaian Dasar Generator Sinkron

Gambar 8. Foto sebuah Generator Sinkron


13

a. Proses Start
Sebelum menstart Unit Pembangkit Diesel perlu
diadakan pengechekan persiapan start berupa
pengechekan:
• tersedianya Bahan Bakar
• tersedianya pelumas dalam Carter mesin
diesel
• air pendingin yang cukup
• tegangan baterai yang cukup apabila
distart dengan baterai, tidak boleh ada
sambungan yang kendor yang dapat
menimbulkan bunga api listrik
• tekanan udara jika distart dengan udara
tekan
• kebersihan lantai kerja harus dijaga, tidak
boleh ada minyak pelumas yang tercecer
dan menyebabkan lantai licin
• sewaktu proses start sebelum mesin
diesel hidup harus diamati bahwa semua
berjalan normal, tidak ada suara yang
aneh

b. Proses Sinkronisasi:
• Setelah mesin diesel hidup aturlah
putarannya sampai kira-kira 80%.
• Kemudian masukkan Sistem Eksitasi
Generator dan amati tegangan
generator.
14

• Atur tegangan Generator sampai


mencapai tegangan nominal
• Atur frekuensi Generator hingga
mendekati 50 Hertz
• Atur Fasa Generator dan lakukan
sinkronisasi

c. Pembebanan Unit Pembangkit


• Setelah Generator sinkron dengan sistem
atur daya aktif Generator MW dengan
mengatur Bahan Bakar
• Setelah Generator parallel dengan sistem,
atur Daya Reaktif Generator dengan
mengatur arus penguat Generator
• Selama operasi berlangsung amati bahwa
semua komponen berjalan normal yaitu
tekanan minyak pelumas, suhu
pembakaran, suhu air pendingin dan tidak
ada suara-suara yang abnormal

10. Unit PLTD dalam Sistem Interkoneksi


a. Dalam Sistem Interkoneksi besar
Dalam Sistem Interkoneksi besar seperti Sistem.
Interkoneksi Jawa, Bali, Madura dengan beban
puncak 27.000 MW Unit PLTD praktis tidak
digunakan. Hanya digunakan untuk Unit Standby
lokal melayani TVRI dengan kapasitas 50 MW.
b. Dalam Sistem Interkoneksi sedang
15

Contoh Sistem Interkoneksi sedang adalah


system Lombok dengan beban puncak sekitar
300 MW. Di sini PLTD mempunyai peran penting
kombinasi dengan PLTU dan PLTA serta PLTS.
c. Dalam Sistem Interkoneksi Kecil
Untuk daerah elektrifikasi baru umumnya
digunakan PLTD dengan beban permulaan sekitar
100 KW dan sekarang dikombinasi dengan PLTS
(Pusat Listrik Tenaga Surya).
d. Masalah Kontrol
Kehadiran Unit PLTD dalam system Interkoneksi
Sedang dan Kecil terutama dalam kaitan adanya
PLTS yang sewaktu-waktu dayanya menurun
karena cuaca perlu diperhatikan masalah control
dimana Unit PLTD bisa berperan dengan diberi
cadangan berputar yang cukup serta penyetelan
governor dengan speed droop cukup kecil.

--- ooo ---


20

You might also like