You are on page 1of 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/334964729

BIOREMEDIASI TANAH TERKONTAMINASI HIDROKARBON MINYAK BUMI


TOTALFINAELF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BIOPILE PADA SKALA
LABORATORIUM

Article · August 2019

CITATIONS READS

0 559

4 authors, including:

Sandra Madonna Agus Jatnika Effendi


Universitas Bakrie Bandung Institute of Technology
18 PUBLICATIONS   7 CITATIONS    68 PUBLICATIONS   162 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

[INDUSTRIAL PROJECT: GDP Filter] Anoxic-oxic Membrane Bioreactor for Azo Dye Biodegradation View project

Ultrasonic Remediation View project

All content following this page was uploaded by Sandra Madonna on 05 August 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


OREMEDIASI TAi\AH TERKONTAMINASI HIDROKARB ON
BI
MINYAK BUMI TOTALFII\AELF DENGAI\ MENGGUNAKAN TEKNIK
BIOPILE PADA SKALA LABORATORIUM

Sandra Madonnal), Agus Jatnika Effendil), dan M. Mulyono2)


t)programpascasariana;,;;,f^itrf;;f;fr
i?:!:;;fy'togiBandung,Bandung

Abstract

Bioreruediation has become an important method for restoration of oil polluted environwent
by use of indigenous ot' exogefious microbial. Several factors such as aeration, use of bulking
agents and the type of miuobial species play a malor role in the remediation of oil-contatninqted
sites. Laboratoty study was caried out on the bioremediation af soil cantuminated with petroleum
hydrocarbon at Terminal Senipah TotalFinaElf site, East Kalimuntan. The rnaiar obiective of"this
r.esearch was to find the appropriate environment conditions for enhancing petroleum hydrocarbon
degradatian. The effect of bulking agents and inoculation of extraneous rhicrobial on
bior.emediation process were studied during 7A days in loboratory erperiment. Polluted soil was
treatedwith static ventilatedbiopile. Biopile was performance in laboratory scale ( 22 x jI cm)
using rice hulls, sawdust and grass as a bulking agents, NPK as iruorganic mrtrient-and a bacterial
consortium (indigenous or extraneous microbial). WH consentrations were determinated by
grwimetry ond gas chramatography. Between 33, 27 ?6 to 69, 4 % of initial TPH were removed
through biological process in. Decreasing af Total Petroleum Hydrocarbons €PH) was the
greatest at treatment of contaminated soil using fice hulls as the bulking agents and indigenous
bacterial consortium, that up to 69,4 % of lrydrocurbon contanninantts were degredated during 70
I.
days (fi.om 3$A2 tu 11720 mg HC &S ey wS Addttion of the extraneaus bacterial cansortium
insi gnifi cant enhance d the r eruoval oil fr om soil.

Keywords: Bioremediation, bulking agents, microbial consorsia, oil-contominated soil.

PENDAHULUAN pembersihan lahan dari ceceran minyak bumi


memerlukan biaya yang sangat besar,
Pencemaran lingkungan oleh industri
memerlukan energi yang tinggi dan
minyak dan gas bumi (migas) karena kegiatan
menghasilkan produk samping yang tidak
produksi migas seperti eksplorasi, eksploitasi
diinginkan seperti dioksin. Solusi alternatif
dan pengelolahan hingga pengangkutan untuk mengatasi pencemaran lahan oleh
minyak bumi dan produk-produknya tidak bisa
limbah minyak bumi adalah bioremediasi,
dibiarkan berlarut-larut. Limbah migas perlu
karena bioremediasi merupakan teknologi
dikelola dengan baik untuk menghindari
ramah lingkungan yang cukup efektif
terjadinya degradasi kualitas lingkungan dan
efisient dan ekonomis (Vasudevan, N.et a1.,
sumber daya alam. Penggunaan teknologi
2001).
seperti landfill dan insenerasi untuk

Jurnal Biolagi Lingkungan, Voume l, Nomor 2,Oktaber 2A07 78


Sandralul, dkk Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Hidrokarb on

Bioremediasi adalah suatu proses organik telah berhasil dilakukan mengguna-


biologis untuk mendegradasi atau mengurangi kan teknik biopile, Teknologi ini telah
kosentrasi limbah berbahaya dari tempat- diterapkan dalam skala pilot khususnya
tempat yang tercemar dengan memanfaatkan untuk hidrokarbon minyak bumi oleh
kemampuan mikroorganisme dalam Samson et a1., 1994; Fustine et a1., 1995;
merombak senyawa organik seperti senyawa Filauro et al. 1998 dan Koning et al., 1998,
hidrokarbon, yang digunakannya sebagai Berdasarkan uraian diatas telah
sumber karbon untuk pertumbuhannya @weis dilakukan penelitian Bioremedi'asi skala
et al., 1998). laboratorium dengan menggunakan teknik
Menurut Cookson (1995), bahwa biopilq penggunaan konsorsium bakteri
kecepatan bioremediasi tergantung pada indigenous dan eksogenous, pengunaan
densitas populasi milroba dan aktivitasnya beberapa jenis bulking agent, pupuk
dalam mendegradasi kontaminan. Pemilihan anorganik sebagai nutrisi tambahan, dengan
metoda untuk bioremediasi sangat tergantung tujuan unhrk mengetahui efektifitas dari
pada beberapa aspek yaitu karakteristik dan proses bioremediasi pada lahan yang
jumlah limbah, kondisi hidrogeologi, dicemari oleh minyak bumi di Terminal
ketersediaan zatmakanan, mikroba Senipah TotalFinaElf Kalimantan Timur
pendegradasi, serta kondisi lingkungan. Salah berdasarkan kosentrasi penurunan
satu teknik bioremediasi adalah biopile. hidrokarbon secara kualitatif dan kuantitatif,
Biopile merupakan suatu gundukan material untuk mengetahui pengaruh jenis bullttttg
yang dilakukan pengolahan secara biologi agent, konsorsium bakteri eksogenous dalam
terhadapnya dengan penambahan nutrisi dan proses bioremediasq dan untuk mengetahui
udara kedalam gundukan tersebut, Biopile kondisi optimum bagi proses bioremediasi
dapat dalam keadaan statik dengan tanah terkontaminasi minyak bumi
menghubungkan pipa-pipa untuk aerasi ke TotalFinaElf.
dalam pilg atau dapat juga dengan cara
membalik-balik tanah dengan peralatan khusus METODE PENELITTAN
untuk tujuan pemberian aerasi. Biopile dapat Bahan dan AIat
dikembangkan dengan penambahan bulking Bahan yang digunakan adalah; crude
agent. Bulking agent adalah bahan-bahan oil, tanah tercemar minyak bumi dari
dengan densitas rendah yang dapat Terminal Senipah TotalFinaElf Kalimantan
menurunkan densitas tanalq meningkatan Timur, isolat konsorsium bakteri indigenous
porositas tanah dan difusi oksigen ke dalam dan konsorsium bakteri eksgenous koleksi
tanah sehingga dapat meningkatkan alctifitas Laboratorium Bioteknologi Lingkungan
mii<roba tanah (C.Jorgensen, K.S., 2000). Pusat Penelitian Antar Universititas ITB, air
Selain itu rnenurut Vasudevan, N. et al. suling, alkohol 7A yo, medium Nutrient Agar
(2001), buking agent dapat memperkaya dan medium Stone Mineral Salt Solution
ketersediaan bahan organik di tanah yang (SMSS) Pupuk NPK produksi Norsk Hydro
dapat digunakan sebagai material organik A.S. Norwegia, serbuk gergaji, sekam,
tambahan selama proses bioremediasi. rumput. HCl pekat, n-Hexane, silica gel,
Menurut Cookson (1995), bulking agent dapat kertas thimbles, MgSO+.HzO (anhydrous)
berupa potongan rumput, serbuk gergaji atau dan kertas saring. Sedangkan alat yang
batang padi. digunakan adalah; peralatan sarnphng steel
C Jorgensen, K.S. (2000), melaporkan corer, cooler box, sieve shaker, lemari
bahwa bioremediasi beberapa kontaminan pendingin, reaktor, pompa, flow meter,
desikator, alat ektraksi soxhlet, bak pemanas,
hot plate, autokla{ inkubator, shaker,

Jurnal Biologi Lingkungan, Voume l, Nornor 2,Oktober 2007 79


Sandra tu[, dkk B i oreme di asi Tanah T erkontaminasi Hi drobarb on

timbangan, gas kromatografr, mikropipet, pH Untuk mengurangi lamanya fase lag


meter, peralatan gelas seperti cawan petri, (fase adaptasi) pada pola pertumbuhan
erlemeyer, tabung reaksi, pipet takar dan gelas baktreri, isolat bakteri indigenous dan
ukur. eksogenous diaktivasi dan diadaptasikan
terlebih dahulu pada medium pertumbuhan
Perlakuan Awal Terhadap Sampel Tanah SMSS dan selanjutnya digunakan sebagai
Sebelum digunakan samPel tanah inokulum untuk proses selanjutnya.
terlebih dahulu disaring menggunakan alat Inokulum bakteri diinkubasikan dalam
sieve shaker size 4 ASTM Standnrt Test Sieve shaker de- ngan kecepatan 180 rpm selama
(opening 4.75 mm) untuk memisahkannya dari 24 jam pada suhu kamar.
makrofauna, batu-batuan dan material padat
lainnya yang dapat menimbulkan masalah Proses Bioremediasi
teknis pada saat proses pencampuran' Proses Bioremediasi dilakukan
Kemudian diukur pE kelembabaq suhu, menggunakan teknik biopile. Oksigen
jumlah populasi bakteri, total nitrogen dan disalurkan ke dalam tanah dengan bantuan
Total Petroleum Hydrocarbon (TPFD awal pompa vakum melalui pipa-pipa yang
ditanah. Karena pH awal tanah terlalu asam dilubangi. Kecepatan oksigen yang masuk ke
yaitu berkisar 5, maka dilakukan penambahan dalam tanah adalah 40 L/menit. Reaktor
kapur CaCOr 1% (blv) untuk meningkatkan yarrg digunakan adalah model simulasi
pH tanah mendekati pH netral. Selain itu sederhana yang dibuat untuk menggamba?-
dilakukan penambahan pupuk NPK dengan kan teknik bioremediasi menggunakan teknik
rasio C. N yaitu 100:10 di tanah. biopile di lapangan. Reaktor dibuat dari
wadah plastik sebanyak 5
buah (sesuai
Pembuatan Medium Nutrient Agar (NA) dengan variasi perlakuan) dengan ufuran 22
Medium Nutrient Agar (NA) diguna- x 3 1 cm yang pada dasarnya diletakkan pipa-
kan untuk perhitungan populasi bakteri. pipa yang dilubangi dan dihubungkan
Medium NA dengan komposisi 3 gr beef dengan pompa vakum. Masing-masing
ekstrak, 5 gr peptone, 15 gr agar dilarutkan reaktor diisi dengan 4 Kg tanah tercemar,
dalam 1 liter air suling lalu masak, kemudian pupuk NPK dengan rasio C : N yaitu 100:10,
0C
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 l0 % bk hulking cgent dengan jenis sesuai
tekanan 15 lbs selama 15 menit. perlakuan dan loyo konsorsium bakteri
sebagai inokulum.
Pembuatan Medium Stone Mineral SaIt Proses Bioremediasi dilakukan dua
Solution (SMSS) tahap perlakuan dengan menggunakan kom-
Medium Stone Mineral Salt Solution binasi perlakuan sebagai berikut:
(SMSS) digunakan untuk pembuatan inoku- a. Tahap I: Penggunaan mikroba indige-
lum, dengan komposisi 0.5gr CaCO3, 2.5gr nous, penambahan pupuk NPK dan pe-
NtIaNOr, 1 gr Na2HPO4.7HIA,0.5gr KH2POa, penambahan jenis Bulking agent yang
0.5gr MgSO+.7I{zO, 0.69r MnCL2.7TI2O, dan berbeda pada media. lenis Bulking agent
10 rnl crude oll dilarutkan dalam 1 liter air yang digunakan yaitu: Serbuk gergaji
suling, kemudian dihomo-genkan dan
0C
@erlakuan A), Rumput Kering (Perla- kuan
disteiilkan dalam autoklaf pada suhu 121 B) dan Sekam (Perlakuan C).
tekanan 15 lbs selama 15 menit. Sebagai kontrol (K) dibuat I
buah reaktor
yang berisi; tanah tanpa penambahan bulking
Adaptasi dan Aktivasi Bakteri dan ageftt dan pupukNPK.
Penyediaan Inokulum Bakteri b. Tahap II:
Penggunaan mikroba indi-
genous dan eksogenous, penambahan pupuk

Jurnal Biologi Linglatngan, Vourne I, Nomor 2,Obober 2007 80


i
I
5
4
!i

F
Sandra lul. dkk Bioremediasi Tanah Terkontaminasi Hidrokarbon

NPK dan penambahan Bulking agerut yang sampling sendok dicuci dengan alkohol TOa/o
terpilih dari hasil penyisihan hidrokarbon dan air suling untuk mencegah terjadinya
terbesar pada Tahap I. kontaminan pada sampel. Dan setelah selesai
Parameter uji pada penelitian ini diantaranya pengambilan sampel, masing-masing sampel
pengukuran Total Petroleum Hidrokarbon tadi dicampur untuk mendapatkan sampel
(TPH) secara gravimetri dan menggunakan yang reprssentatif (sampel dari 5 titik x 2
teknik gas kromatografi, dan perhitungan sampel dari kedalaman masing-masing grid
populasi mikroba. Analisa dilakukan setiap 14 (10 rata-rata sampel).
hari sekali selama proses bioremediasi.
Reaktor yang digunakan dirancang seperti Perhitungan Populasi
yang terdapat pada Gambar 1. Perhitungan Total Bakteri dilakukan
dengan menggunakan metoda cawan hitung I
Pengambilan Sampel Total Plate Count (TPC) dengan cara
Pengambilan sampel pada setiap menaflaman bakteri dengan teknik spread
reaktor untuk dianalisis lebih lanjut, dilakukan plate pada medium Nutrient Agar (NA)
secara acak, dengan skema sampling seperti padat yang bagian atasnya dilapisi dengan
padaGambar 2. crude oil, dimana sebelumnya telah
Pengambilan sampel dilakukan pada dilakukan serangkaian pengenceran terhadap
setiap titik sampel diatas (4 g, C D dan E) 1 gr sampel tanah yang akan dianalisis.
dengan menggunakan sendok. Sampel diambil Analisis dilakukan secara duplo, perhitun$an
Bertama kali di permukaan tanah kemudian populasi dilakukan setelah 72 jam masa
dari bawah permukaan tanah di setiap titik inkubasi pada suhu kamar.
sampling, dimana setiap telah melakukan

Perporated

Gambar 1. Desains Teknis Reaktor

Gambar 2. Skema Pengambilan Sampel

iil
Jurnal Biologi Lingkungan, Voume l, Nomor 2,Oldober 2002
81
ii;i
{ii
#q1,
il1
l;,
Sandra lv'Iadonna, dkk Bi oreme di asi Tanah Terkontamin asi Hidrokarb on

Pengukuran Total Petroleum Hidrokarbon organik dan NH:. Reaksi yang terjadi adalah
(rPrr) oksidasi zat organik dimana nitrogen organik
Untuk mengetahui penurunan TPH diubah menjadi ammonium. Setelah penam-
secara kuantitatif dilakukan analisa TPH bahan basa, ammonium didestilasi dan NH:
secara gravimetri dengan metoda Soxhlet ditangkap oleh larutan asam borat. Amonia
Extraction Method (Standard Methods, metode kemudian diukur dengan cara kalorimetri
5520 F). Dimana +
20 gr sampel tanah atau titrasi dengan asam.
ditambahkan 0,5 mL HCI pekat dan 25 gr
MgSO+.tIzO (anhidrous) diaduk sampai rata Pengukuran pH
dan dibiarkan selama 15-30 menit, kemudian pH medium diukur menggunakan pH
digerus dalam mortal sampai halus lalu meter, dengan cara melarutkan 1 gr tanah
dibungkus dalam kertas t}imbles dan kering yang telah dihaluskan dalam 5 mL air
dimasukan ke dalam labu pada alat ekstraksi. deionisasi lalu dihomogenkan dan kemudian
Tanah diekstraksi menggunakan pelarut n- diukur pHnya menggunakan pH meter.
hexan selama 4 jam (20 putaradam). Angka yang tertera pada pH meter menun-
Kemudian labu yang berisi minyak dan pelarut jukan nilai pH medium tanah.
ditambahakan 3 gr silika gel, dikocok selama 5
menit kemudian, campuran ekstrak dan pelarut Kelembaban Tanah dan Suhu
didestilasi untuk memisahkan pelarutnya. Kelembaban tanah dianalisis secara
Kemudian ekstrak yang ada ditimbang. gravimetri yang pada prinsipnya rnendapai-
Penentuan TPH yang terdapat pada sampel kan berat tanah yang konstan dengan cara'
menggunakan rumus (1) dan penukuran mengeringkan tanah di dalam oven pada
efisiensi bioremediasi menggunakan rumus suhu 105 0C sampai mencapai berat yang
e) konstan. Kandungan air yang ada adalah
Selain itu juga dilakukan pengukuran selisih berat tanah basah dengan berat tanah
Total Petroleum Hidrokarbon (TPH) secara kering per berat tanah basah. Suhu tanah
kualitatif mengunakan alat Gas Kromatografi diukur menggunakan thermometer tanah
/Spektrofotometri Massa (GC/A{S) dengan dilakukan pada 5 lokasi secara acak dan
prinsip metoda ekstrasi dan kromatografi. hasilnya dilaporkan sebagai suhu rata-rata
Instrumen Gas Kromatografi/Spektrofotometri dan suhu kamar diukur menggunakan
Massa yang digunakan dengan merk Shimadzu thermometer.
GC MS.QP 5050A dengan nitrogen sebagai
gas pembawa. Analisa Data
Analisa data dilakukan terhadap
Pengukuran Total Nitrogen Penyisihan Total Petroleum Hidrokarbon
Kandungan nitrogen total dalam media (TPI| pada masing-masing perlakuan uji
diukur dengan mengunakan metoda Kjeldahl secara statistik menggunakan perangkat
Standart Method 4500-Norg B. Prinsip dari lunak SPSS versi 10.
metoda ini adalah mengukur kadar nitrogen

Total Petroleum Hidrokarbon (TPID : Berat ekstrak (mg) (1)


Berat sampel (Kg)
Eflisiensi : berat minyak awal - berat minyak waklu tertentu x 100 Ya (2)
Berat minyak awal

Jurnal Biologi Linglcungan, Voume l, Nomor 2, Oktober 20A7 82


$
1l
Sandralul, dkk B i oreme di asi Tanah Terkont amin asi Hi drokarb on

HASIL DAN PEMBAHASAN sehingga dapat menyebabkan terbentuknya


l.iil
l:til Kondisi Awal Sampel Tanah Sebelum zafia anerobik pada tanah tersebut yang
Proses Bioremediasi berakibat berkurangnya jumlah bakteri
Nilai awal Total Petroleum HYdro- aerobik dan peningkatan jumlah bakteri
carbon (TPH), jumlah populasi bakteri, pH, anaerob atau anaerob fakultatif yang hidup
kelembaban, suhu tanah dan nitrogen total pada tanah tersebut (Eweis et al, 1998).
pada masing-masing perlakuan tertera pada Sedangkan untuk total nitrogen pada masing-
Tabel1 berikut: masing perlakuan berkisar antara A.0288 (%
b/b) sampai 0.04'17 (% blb) Limbah crude
Dari Tabel I dapat diketahui bahwa oil atau minyak mentah di dalam tanah dapat
Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) sebelum
menyebabkan ketidak seimbangan rasio C :
proses bioremediasi di tanah berkisar arfiara
N dalam tanah terkontaminasi, agar menda-
38490 me/ke sampai 25244 mdkg.pH tanah
patkan pertumbuhan mikroba yang effisient
sebelum perlakuan berkisar afitara 5.0 sampai
dalam mengkomsumsi hidrokarbon rasio C :
5.9 yang cendrung bersifat asam, oleh karena
itu pH media pada awal perlakuan diatur N sebaiknya berkisar antara 60-100 10 :
mendekati pH normal dengan penambahan I @ibble dan tsartha, 7979; Jobson et a1.,1972
cil Raghavan et al. 1999).Pada penelitian ini
% (b/v) kalsium karbonat pada media uji, dilakukan penambahan pupuk NPK ke dalam
karena pH tanah sangat berpengaruh terhadap
media tanah sebagai nutrient tambahan bagi
aktivitas mikroba. Sebagian besar mikroor-
bakteri dengan rasio C:N yang digunakln
ganisme tumbuh baik pada kisaran pH antara 6
yaitu 100:10 di dalam media.
sampai 8. Suhu tanah pada setiap perlakuan
0C.
bersuhu sama yaitu 23 Suhu tanah tersebut
masih berada dalam rentang dimana proses Proses Bioremediasi
t,
bioremediasi dapat berlangsung, seperti yang Proses Bioremediasi pada penelitian terdiri
i'i
iii
dikemukakan Cookson (1995), bahwa Suhu dari dua tahap yaitu:
:iii
,ili
berpengaruh terhadap laju bioremediasi. A. Tahap pertama tujuannya untuk mencari
1.
Umumnya mikroorganisma berkerja efektif jerus bulktug agent yang terbaik di dalam
:i:
:l' dalam proses bioremediasi pada kisaran suhu media yang memberikan kondisi terbaik
,i..

il
antara 10 sampai 400C, Kelembaban sampel bagi mikroba indigenous dalam
.ij. tanah berkisar antara 11 % sampai 12 yo penyisihan hidrokarbon.
i
ili dengan kondisi demikian tanah cendrung B. Tahap kedua dilakukan penambahan
lii bersifat kering untuk meningkatkan kelembab- perlakuan uji yaitu penambahan mikroba
an dilakukan penyiraman tanah setiap tiga hari eksogenous ke dalam media media dengan
i.
1, sekali. Kelembaban tanah sangat berpengaruh jenis bulking agent terpilih pada tahap
i';
terhadap aktifitas biologi di tanah. Air adalah pertama. Tujuannya yaitu untuk mengetahui
komponen utama dalam protoplasma bakteri, interaksi mikroba indigenous dan eksoge-
keberadaan air dalam jumlah yang memadai nous dalam mendegradasi polutan dan untuk
sangat penting bagi pertumbuhan dan mengetahui keefektifan proses bioremediasi.
kelangsungan hidup mikroba. Air berfungsi
ll sebagai media transport bagi nutrient yang Seleksi Bulking agent
iil
masuk kedalam sel. Kandungan air yang Berdasarkan hasil penelitian tahap pertama
:i..
sangat rendah di tanah dapat mengakibatkan diketahui bahwa dari ketiga jenis bulking
il
terbentuknya zona kering sehingga aktifitas agerut yang digunakan yaitu: sekam, serbuk
lli mikroba di daerah tersebut berkurang, gergaji dan
rumput. Media dengan
i.i sebaliknya terlalu banyak kandungan air tanah penambahan balking agent sekam mempu-
l.i dapat menghambat perfukaran gas dan nyai kemampuan tertinggi dalam penyisihan
!li menghambat masuknya oksigen kedalam tanah polutan hidrokarbon. Kemampuan penyisih-
iri
ii
Ail
*i
3,
i, Jurnal Biologi Linglatngan, Voume 1, Nomor 2,OWober 2007 83
$i
H

%
t;
Sandra M. dkk Bioreme di asi Tanah Te rkontamin asi Hidrokarb on

an hidrokarbon tertinggi ditentukan dari nilai dapat meningkatkan aktifitas mikroba indige-
konstanta penyisihan polutan hidrokarbon nous dalam mendegradasi hidrokarbon
pada akhir penelitian tahap pertama yaitu pada minyak bumi setelah 28 hari proses
hari ke 28 proses bioremediasi, kondisi bioremediasi hal ini ditunjukkkan dengan
medium dengan penambahan bulking agent nilai effisiensi degradasi hidrokarbon
jenis sekam dapat meningkatkan laju degradasi tertinggi yaitu 63 Yo yang diperoleh media
bakteri indigenous, hal ini ditunjukan dengan tersebut. Untuk tahapan penelitian selanjut-
konstanta penyisihan polutan hidrokarbon nya sekam digunakan sebagai bulking agent
yang terbesar yaitu 0.03523 ppm/hari. pada media dan dilakukan penambahan
Hasil analisis data penyisihan polutan mikroba eksogenous pada media tersebut.
minyak bumi dengan menggunakan program Kondisi lingkungan yang mendukung proses
SPSS versi 10.0 didapatkan bahwa data bioremediasi pada media dengan penambah-
penyisihan polutan hidrokarbon pada media an sekam sebagai bulking agent pada hari ke
yang mengandung sekam sebagai bulking 28 proses bioremediasi diantaranya : pH
agent mempunyai koefisien kolerasi G) tanah berada pada nilai 6.38, jumlalr populasi
sebesar 0.968 yang menunjukan kolerasi mikroba indigenous yaitu 55. 10 (sel/ml), '
antara dua data peubah (ln Perurunan suhu tanah 24aC dan kandungan air tanahZ}
konsentrasi polutan terhadap waktu (hari), %blb. Kondisi lingkungan tersebut dianggap
nilai 0.968 ini mendekati kolerasi sempurna kondisi optimum bagi media dengap
yaitu 1. Koefisien penentuan (r) yeng penambahan sekam piaa 28 hari ptos"'s
dihasilkan sebesar 0.937 yang berarti 0.937 bioremediasi, dimana pada kondisi tersebut
atau 93,7 Yo data dari ln penurunan kosentrasi dapat meningkatkan aktifitas bakteri indige-
polutan dapat diterangkan oleh data waktu atau nous dalam penyisihan hidrokarbon minyak
sebaliknya. Effisiensi degradasi pada peneli- bumi pada tanah terkontaminasi hidrokarbon
tian tahap pertama tertera pada Tabel2. minyak bumi tanah yang terkontaminasi
Hasil penelitian menunjukan bahwa minyak bumi dengan penambahan mikroba
media dengan penambahan sekam sebagai eksogenous.
bulking agerfi adalah media yang terbaik yang

Tabel 1. Parameter Awal Pada Masing-Masing Perlakuan

Perlakuan Parameter
TPH pH Jumlah Suhu Kelembaba Total
mglkg Populasi (oc) n {%btb) Nitrogen
(seUrnl) x10 6 (%btb\
K 38490 5.4 44-5 23 11 0.0288
A 38302 5.3 51.5 23 t2 4.0477
B 25244 5.0 215 23 t2 0.0331
C 29LgA 5.9 130 5 .L) 11 0.0393

Keterangan : K: Kontrol, A: Media dengan penambahan sekam, B: Media dengan penambahan


serbuk gergaji, C: Media dengan penambahan rumput.

Tabel 2. Nilai Effrsiensi Degradasi Hidrokarbon Mnyak Bumi Pada Masing- Masing Perlakuan

Jurnal Biologi Lingkungan, Voume l, Nomor 2,Olsober 2007 84


Sandra t4 dkk Bioremedi as i Tanah Terkontaminasi Hifu okorbon

Perlakuan Konsentarasi TPH awal Konsentarasi TPH setelah 28 Nilai


Penambahan (melke) hmi proses Bioremediasi Effisiensi
(ms/ke)
Sekam 38302 14283 63%
Serbuk gergaji 2s244 21467 t5%
Rumput 2919A 19831 32%

Penambahan Mikroba Eksogenous l)alam Penambahan mikroba eksogenous ke


Media dalam media dengan jenis bulking
agent terpilih pada tahap pertama yaitu pada menyisihkan hidrokarbon. Hal ini bisa
media yang mengandung sekam sebagai dikarenakan pada media yang mengandung
bulking agent bertujuan tmtuk mengetahui bakteri eksogenous terjadi kompetisi diantara
interaksi mikroba indigenous dan eksogenous bakteri eksogenous dan indigenous di dalam
dalarn mendegradasi polutan. Hasil penunxmn mendapatkan makanan pada media tersebut.
kosentasi Total Petroleum Hidrokarbon Dengan demikian, walaupun jumlah bakteri
GPID di dalam tanah dengan penambahan di dalam media dengan penambahan bakteri
mikroba elsogenous dan tanpa mikroba eksogenous, lebih banyak daripada di dalam
eksogenous kedalam media yang mengandung media tanpa bakteri eksogenous, tidak
sekam sebagai bulking agent dapat dilihatpada berpengaruh di dalam penyisihan hidrokar-
Gambar 3. Diketahui bahwa media yang bon pada media tersebut. Dari semui
mengandung sekam sebagai bulking agent perlakuan diketahui bahwa pada aLtir proses
dengan perlakuan dengan penambahan atau bioremediasi Q0 hari) terjadi penunrnan
tanpa penambahan mikroba eksogenous pada TPH dengan effesiensi yang berbeda pada
akfiir proses bioremediasi menunjukan hasil masing-masing perlakuan seperti yang tertera
yang tidak berbeda nyata dalam kemampuan pada Tabel 3.
mikroba pada kedua media tersebut

Tobl Pekoleum Hidrokarbon ffPH)

25(x)0
200(x,
ls0()0
tdEo
5(m
0
12
W.ktrO.d)

+Sekam+MikrobaEksogenous
-}-Sekam

Garnbar 3. Grafik Peaurunan Total Petroleum Hidrokarbon Selama Proses Bioremediasi Pada
Media Sekam

Jurnal Biologi Linghtnga Youne 1, Nomor 2,Obober 2007 85

L
SandrafuI. dkk B i oremedi asi Tanah Terkontaminasi Hidrokarb on

Tabel 3. Nilai Effisiensi Degradasi Hidrokarbon Minyak Bumi Pada Masing-Masing Perlakuan
Setelah 70 Hari Proses Bioremediasi

Perlakuan Konsentarasi Konsentarasi TPH Nilai


TPH awal pada akhir proses Effisiensi
(melkg) Bioremediasi
(mdks)
Sekarn 38302 11724 69,4Yo
Serbuk gergaji 25244 16846 33,27 a
Rumput 29190 1 1458 60,75 0
Penambahan M.Eksogenous 3 1859 11627 63.s0%

Total Petroleum Hidrokarbon ffPH)

40000
^ smoo
.?
35000

E zsom
g 2oooo
:E 15000
cF 10000
sooo
o

Gambar 4. Grafik Penurunan Total Petroleum Hidrokarbon Selama Proses Bioremediasi Pada
Setiap Perlakuan

Secara keseluruhan grafik penurunan diantaranya jumlah populasi bakteri.


TPH pada masing-masing perlakuan tertera Diketahui bahwa terjadi fluktuasi jumlah
pada Gambar 4. Dari Gambar 4 diketahui populasi selama proses bioremediasi dimana
bahwa penggunaan bakteri indigenous pada pada tahap awal proses bioremediasi pada
proses bioremediasi dapat ditingkatkan dengan umumnya cendrung terjadi peningkatan
pengkondisian media, diantaranya dengan namun kemudian terjadi penurunan jumlah
pemberian jenis bulking agent yang sesuai populasi setelah hari ke 28 proses
guna mengefektifkan kerja mikroorganisme bioremediasi. Keadaan ini juga ditandai
indigenous dalam mendegradasi hidrokarbon dengan penurunan dalam jumlah populasi
minyak bumi. Menurut Jorgensen et al Q000) setelah hari ke 28 proses - bioremediasi
bahwa tanah terkontaminasi biasanya miskin berhubungan dengan laju penyisihan hidro-
akan meteri organik dan mempunyai aktifitas karbon setelah hari 28 yang meningkat tidak
mikroba yang rendah. Penambahkan bahan- begitu tajam. Menurut Vasudevan et al.
bahan organik kedalam tanah yang dapat (2001), bahwa Penambahan bulking agent
meningkatkan aktifitas mikroba secara umum cendrung memberikan pengaruh utama
dan juga aktifitas degradasi khususnya pada dalam populasi mikroba dan penambahan
tanah terkontaminasi. Parameter lingkungan material organik pada tanah yang dapat
yang mendukung proses bioremediasi meningkatkan degradasi minyak bumi.

Jurnal Biologi Lingkungan, Voume 1, Nomor 2,Oktober 2007 86


Sandralul. dkk B i oreme di asi T anah T erkont aminasi Hi drokarb on

Setelah hari ke 28 pada umumnya terjadi pada awal prosss bioremediasi, secara
penurunan jumlah populasi bakleri, penurunan keseluruhan diketahui terjadi pergeseran
ini bisa dikarenakan terjadinya pengurangan kromatogram ke arah kanan. Selain itu juga
atau defesiensi nutrisi yang ada pada masing- terjadi perubahan dalam jumlah puncak yang
masing media sehingga dapat menghambat terdeteksi pada masing-masing range waktu
pertumbuhan bakteri. retensi tertentu, dan berkurangnya luas area
Hasil pengukuran pH media selama 70 puncak yang terdeteksi pada masing-masing
hari pengamatan menunjukan bahwa nilai pH perlakuan. Hal ini menandakan bahwa pada
tanah tidak selalu bersifat asam. Hasil setiap perlakuan telah terjadi perubahan
penelitian pada pengukuran pH hari ke tujuh, komposisi hidrokarbon karena diduga telah
pH tanah pada media dengan rumput sebagai terjadi degradasi rantai karbon oleh mikroba
bulking agent tedadi peningkatan nilai pH. selama proses bioremediasi. Secara keselu-
Secara umum data hasil pengukuran pH terjadi ruhan pada awal proses bioremediasi,
penurunan pH media sekitar 0.3 sampai 1.1 senyawa-senyawa hidrokarbon karbon
unit dari pH awal. Secara keseluruhan hasil senyawa dengan panjang rarfiai karbon
analisa parameter uji pada masing-masing berkisar Cr-Cro tidak terdeteksi. Hal ini
perlakuan dapat dilihat pada Tabel4. dikarenakan senyawa-senyawa tersebut
Data yang tertera pada Tabel 4 mempunyai titik didih yang rendah dan telah
merupakan nilai parameter uji yang optimal mengalami proses penguapan sebelum proses
bagi masing-masing perlakuan dalam mende- bioremediasi dilakukan. Pada akhir proSes
gradasi hidrokarbon minyak bumi di tanah, bioremediasi pada perlakuan tersebut range
dilihat dari nilai effisiensi tertinggi yang panjang rantai karbon berkisar antara Cr:-
dihasilkan selama 70 hari proses bioremediasi. Cz.t. Masih terdapatnya senyawa-senyawa
Dari hasil analisa gas kromatografi secara yang terdeteksi dengan berat molekul tinggi
keseluruhan pada masing-masing perlakuan setelah proses bioremediasi. Hal ini
dapat diketahui bahwa profil kromatogram menandakan bahwa senyawa dengan rantai
pada akhir proses bioremediasi (hari ke 70), karbon panjang tersebut relatif lebih sulit
bila dibandingkan dengan profil kromatogram terdegradasi.

i.i. Tabel 4. Rekapitulasi Data Hasil Analisa TPH, pH, Total Nirtrogen, Suhu, Total koloni bakteri
l,i pada akhir proses bioremediasi
lt:

i.,.
|t'.,
Perlakuan Parameter
ir. TPH pH Jumlah Suhu Kelembaban TotaI
1,
ji
mglkg Popuiasi (oc) (%b/b) Nitrogen
i,r.
iji i
(seUml) (%b/b)
a:'

i:i:
K 37008 6.3829.10
6
24 ' l6 0.0288
A tt720 6.17 95.10 24 24.5 o.0477
iil.
B 16846 5.62 46,5.106 24 16 0.CI331
6
ii:
C 11458 6.75 i02,5.10 24 24.5 0.0393
D 11627 5.83 24-25108 24 T7,5 4.4452
1i Keterangan : K:
Kontrol, A: :
Media dengan penambahan sekam, B Media dengan penambahan
1:;,
serbuk gergaji, C :
Media dengan penambahan rumput, Media dengan D:
ii
ir
' penambahan sekam dan mikroba eksogenous.
ir

il
ii!.i
AI

li
ll
:
ii Jurnal Biologi Lingkungan, Voume l, Nomor 2,Olctober 2007 87
i:
g:
s
q
q
Sandra M, dkk B i o re me di asi T an ah T e rkont amin as i H i dr okar bo n

KESIMPULAN J. Environment Interutational, Vol. 26, p


Kesimpulan yang dapat diambil dari 409-4r t.
penelitian ini menudukkan bahwa
kemampuan mikroba indigenous dari lokasi
tanah yang tercemar minyak bumi
TotalFinaElf dalam mendegradasi seilyawa
hidrokarbon minyak bumi dapat ditingkatkan
dengan mengoptimasikan kondisi lingkungan
yang mendukung. Uuntuk proses bioreme-
diasi tanah yang tercemar minyak bumi
TotalFinaElf, sekam merupakan jenis bulking
agent yang terbaik bila dibandingkan kedua
jenis bulking agent lainnya yaitu serbuk
gergaji dan rumput. Penambahan sekam pada
media dapat memberikan nilai effesiensi
tertinggi pada proses bioremediasi selama 70
hari, yaitu sebesar 69,4 % dengan
konsentarasi TPH pada akhir proses bio-
remediasi sebesar 11720 mg/kg, dengan
kondisi lingkungan yang mendukung dianta-
ruoya pH media bernilai 6.17, suhu tanah24
oC, jumlah populasi 95,106 seUml, dan
kandungan air tanah 20,5 % (b/b)
Penambahan mikroba eksogenous ke dalam
media tidak memberikan pengaruh yang nyata
terhadap proses bioremediasi tanah yang
tercemar minyak bumi TotalFinaElf. Hal ini
dipertegas dengan hasil analisis kromatografi
gas yang menunjukan telah terjadi perubahan
komposisi minyak pada masing-masing per-
lakuan di akhir proses bioremediasi.

DAFTAR PUSTAKA
Cookson J. T. Ir. 1995. Bioremediation
Engineering, Design and Aplication.
Mc.Graw-Hill.Inc.USA
Eweis, et a1.1998. Bioremediation Principles.
Mc. Graw-Hill"Inc.Malaysia
Jorgensen, K.S., Pustine, J., Suorni,A,M.
2000. Bioremediation of Petroleum
Hydrocarbon-Contaminated Soil by
Composting in Biopile. J. Environment
Pollution, Yol.l07, p. 245-254.
Vasudevan, N., Rajaram, P. 20A1. Bioreme-
diation of Oil Sludge-Contaminated Soil.

Jurnal Biologi Linglamgan, Voame l, Nomor 2,Oktober 2007 88

View publication stats

You might also like