You are on page 1of 20

Jurnal Akuntansi dan Investasi, Vol. 18 No.

1, Hlm: 28-47, Januari 2017


Artikel ini tersedia di website: http://journal.umy.ac.id/index.php/ai
DOI: 10.18196/jai.18159

Determinan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan


Keuangan Daerah dan Implikasinya terhadap Kepercayaan
Public-Stakeholders
Baiq Nurrizkiana; Lilik Handayani; Erna Widiastuty
Program Magister Akuntansi Universitas Mataram, Jl. Pemuda No. 35 Mataram, NTB, Indonesia
ARTICLE INFO ABSTRAC T
Article history: This research aimed to examine the influence of the financial statements
received 17 Nov 2015 presentation and accessibility toward transparency and accountability of regional
revised 28 Jun 2016 financial management, followed by examine the influence of transparency and
accepted 4 Sep 2016 accountability of regional financial management toward the trust of Public-
stakeholders. This research is explanatory research. Sampling in this research using
purposive sampling method, then determined a sample of 233 respondents from
internal public-stakeholders as many as 83 people, namely 30 heads and 30 chief
Keywords: financial officer of SKPD/agencies, and 23 auditors of East Lombok district
Financial Statements government inspectorate, with consideration that they are understand and
Presentation; Financial
responsible for the presentation and availability of financial statements. Samples are
Statements Accessibility;
Transparency; derived from external public-stakeholders as many as 50 members of Parliament in
Accountability; East Lombok, 35 NGO activists / Management Foundation, 35 journalists who are
Trust of Public- users of financial information and 30 businessmen taxpayer / levy. Analysys
Stakeholders methods used in testing the hypothesis is the Partial Least Square Analysis. The
results showed that the financial statements presentation and accessibility partially
positive and significant influence toward the transparency and accountability of
regional financial management. Similarly with the transparency and accountability of
regional financial management partially positive and significant influence toward the
trust of public-stakeholders.
© 2016 JAI. All rights reserved

PENDAHULUAN kepala daerah wajib menginformasikan substansi


Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang (APBD) kepada masyarakat yang telah diundang-
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas kan dalam Lembaran Daerah.
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme menyatakan Penjelasan Undang-Undang No. 17 Tahun
bahwa transparansi dan akuntabilitas merupakan 2003 tentang Keuangan Negara dinyatakan bahwa
dua dari beberapa asas yang harus dipenuhi oleh Kepala Daerah merupakan pengelola keuangan
pemerintah termasuk pemerintah daerah. Trans- daerah. Ini juga dijelaskan dalam Peraturan Peme-
paransi dan akuntabilitas tidak hanya menjadi rintah Republik Indonesia No. 58 Tahun 2005
kewajiban pemerintah pusat tetapi juga pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 1 ayat
daerah sesuai dengan amanat Undang-undang No. (10) yang menyatakan bahwa Pemegang Kekuasaan
32 Tahun 2004 mengenai pemerintah daerah Pengelolaan Keuangan Daerah adalah kepala
(pemda). Pemda melaksanakan transparansi dan daerah yang karena jabatannya mempunyai kewe-
akuntabilitas karena kewajiban dan adanya tekanan nangan menyelenggarakan keseluruhan penge-
yang kuat dari pemerintah pusat. Dipertegas oleh lolaan keuangan daerah. Dalam mengelola keua-
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 ngan daerah, kepala daerah melimpahkan sebagian
Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan atau seluruh kekuasaannya dengan berpedoman
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 pada peraturan perundangan-undangan. Selan-
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, jutnya, dalam Peraturan Daerah Kabupaten
dijelaskan untuk memenuhi asas tansparansi, Lombok Timur Nomor 7 Tahun 2009 tentang

*Corresponding author, e_mail adrress: Nurrizkiana78@yahoo.com


Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah di terbuka kepada publik, karena kegiatan peme-
Kabupaten Lombok Timur, pasal 5 ayat (3) rintah adalah dalam rangka melaksanakan amanat
menyatakan bahwa Pemegang Kekuasaan Penge- rakyat (Mulyana, 2006; Pratolo, 2008).
lolaan Keuangan Daerah melimpahkan sebagian Laporan keuangan sektor publik merupakan
atau seluruh kekuasaannya kepada sekretaris representasi terstruktur posisi keuangan akibat
daerah selaku koordinator Pengelolaan Keuangan transaksi yang dilakukan. Sebagai organisasi yang
Daerah, kepala satuan kerja Pengelola Keuangan mengelola dana masyarakat, Pemerintah Kabu-
Daerah (SKPKD) selaku Pejabat Pengelola Keua- paten Lombok Timur harus mampu memberikan
ngan Daerah (PPKD) dan kepala SKPD selaku pertanggungjawaban publik melalui laporan keua-
Pejabat Pengguna Anggaran/Barang Daerah. Selan- ngannya. Penyajian informasi yang utuh dalam
jutnya, pasal 8 menjelaskan bahwa PPKD selaku laporan keuangan akan menciptakan transparansi
Bendahara Umum Daerah (BUD) menunjuk peja- dan nantinya akan mewujudkan akuntabilitas
bat di lingkungan Satuan Kerja Pengelola Keua- (Nordiawan, 2010). Semakin baik penyajian lapo-
ngan Daerah selaku Kuasa BUD yang bertang- ran keuangan pemerintah daerah maka akan
gungjawab kepada PPKD dan ditetapkan berda- berimplikasi terhadap peningkatan terwujudnya
sarkan keputusan Bupati. akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Akse-
Komposisi dan alokasi belanja pemerintah sibilitas laporan keuangan merupakan kemudahan
daerah akan berdampak terhadap pertumbuhan bagi seseorang untuk memperoleh informasi
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Sejalan mengenai laporan keuangan. Akuntabilitas yang
dengan penelitian Sularso dan Restianto (2011), efektif tergantung kepada akses publik terhadap
alokasi belanja modal memberikan pengaruh laporan keuangan yang dapat dibaca dan dipahami
positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian (Mulyana, 2006). Masyarakat sebagai pihak yang
Yustie dan Heriqbaldi (2014) menyimpulkan memberi kepercayaan kepada pemerintah untuk
bahwa belanja modal berpengaruh signifikan mengelola keuangan publik berhak untuk
terhadap tingkat kemiskinan kabupaten/kota di mendapatkan informasi keuangan pemerintah
Provinsi Jawa Timur. Dengan demikian, kinerja untuk melakukan evaluasi terhadap pemerintah
APBD atau pengelolaan keuangan daerah yang (Mardiasmo, 2002).
baik dapat meningkatkan kesejahteraan dan Mulyana (2006), Bandariy (2011), Aliyah dan
kepercayaan masyarakat (Murtin, 2008). Nahar (2012), dan Wahyuni (2014) telah mela-
Menurut Grosso dan Gregg (2011) untuk kukan penelitian untuk menguji secara empiris
mencapai kepuasan masyarakat, maka salah satu pengaruh penyajian laporan keuangan dan akse-
cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah sibilitas laporan keuangan terhadap transparansi
menerbitkan laporan keuangan dan laporan kinerja dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
pemerintah untuk menjaga akuntabilitas dan Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa
transparansi. Apabila pemerintah tidak akuntabel penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibi-
dan transparan, maka akan menimbulkan dampak litas laporan keuangan daerah berpengaruh positif
negatif kepada masyarakat, seperti kurangnya dan signifikan terhadap transparansi dan akun-
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah tabilitas pengelolaan keuangan daerah. Sukhemi
(Judith et al., 2009) serta timbulnya korupsi dan (2010) melakukan penelitian untuk memberikan
penyalahgunaan wewenang (Ridha dan Basuki, bukti empiris tentang pengaruh penyajian neraca
2012). Menurut Jones et al. (1985) dan Steccolini daerah terhadap akuntabilitas keuangan daerah
(2002) ketidakmampuan laporan keuangan dalam dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
melaksanakan akuntabilitas, tidak saja disebabkan penyajian neraca daerah berpengaruh secara positif
karena laporan keuangan yang tidak memuat dan signifikan terhadap akuntabilitas keuangan
semua informasi relevan yang dibutuhkan para daerah.
pengguna, tetapi juga karena laporan tersebut tidak Selanjutnya, Mustafa (2012) dan Sande (2013)
dapat secara langsung tersedia dan aksesibel menguji secara empiris pengaruh penyajian lapo-
kepada para pengguna potensial. Salah satu ran keuangan daerah dan aksesibilitas laporan
prasyarat untuk dapat meningkatkan transparansi keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keua-
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara ngan daerah oleh para pengguna Laporan keua-
(pusat dan daerah) adalah dengan melakukan ngan. Hasil penelitian mereka menunjukkan
reformasi dalam penyajian laporan keuangan. bahwa penyajian laporan keuangan daerah dan
Pemerintah harus mampu menyediakan semua aksesibilitas laporan keuangan daerah berpengaruh
informasi keuangan relevan secara jujur dan positif dan signifikan terhadap akuntabilitas penge-

29
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

lolaan keuangan daerah. Hasil penelitian tersebut Welc et al. (2004). Tolbert dan Mossberger (2006)
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan menguji perilaku masyarakat terhadap pelaksanaan
oleh Safitri (2009) yang menemukan bahwa e-government dan pengaruhnya terhadap keperca-
penyajian laporan keuangan daerah tidak berpe- yaan masyarakat kepada pemerintah. Hasil
ngaruh terhadap penggunaan informasi keuangan penelitian tersebut menunjukkan bahwa pelaksa-
daerah, dan aksesibilitas laporan keuangan daerah naan e-government meningkatkan persepsi masya-
berpengaruh dan signifikan terhadap penggunaan rakat terhadap transparansi pemerintah. Semen-
informasi keuangan daerah. tara, hasil penelitian Welch et al. (2004) mene-
Berbeda juga dengan penelitian yang dila- mukan bahwa penggunaan e-government dan
kukan Pasaribu (2011) yang bertujuan untuk website pada masyarakat berhubungan positif
mengetahui pengaruh penyajian laporan keuangan dengan kepuasan masyarakat kepada pemerintah.
SKPD dan aksesibilitas laporan keuangan SKPD Keberadaan website pemerintah Kabupaten
terhadap transparansi dan akuntabilitas penge- Lombok timur yakni http://lomboktimurkab.go.id/
lolaan keuangan SKPD. Hasil penelitiannya menu- merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan
njukkan bahwa penyajian laporan keuangan SKPD transparansi dan akuntabilitas pemerintahan di
dan aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh Kabupaten Lombok Timur. Melalui website
terhadap transparansi dan akuntabilitas penge- tersebut masyarakat dapat mengakses berbagai
lolaan keuangan SKPD, penyajian laporan aktivitas pemerintah dan perkembangan kegiatan
keuangan SKPD berpengaruh negatif terhadap pelaksanaan APBD (e-monev), layanan sistem
transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pengadaan barang yang dilakukan secara elek-
SKPD, dan aksesibilitas laporan keuangan SKPD tronik (e-procurement) melalui link LPSE serta
berpengaruh terhadap transparansi dan akunta- data-data penting lainnya yang sangat dibutuhkan
bilitas laporan keuangan SKPD. oleh para pemangku kepentingan (public-stake-
Riyansa et al. (2015) menguji secara empiris holders) yakni: pejabat birokrasi, wakil rakyat/
pengaruh penyajian laporan keuangan dan aksesi- DPRD, pengusaha, LSM, akademisi, wartawan dan
bilitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas masyarakat lainnya. Walaupun begitu masih
pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten banyak data-data penting yang belum bisa diakses
Padang Pariaman. Hasil penelitiannya menun- (belum tersedia) dalam sub menu “Transparansi
jukkan penyajian laporan keuangan tidak berpeng- Info” pada menu “Pemerintahan” yakni data-data
aruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah
keuangan daerah dan aksesibilitas laporan keua- Kabupaten Lombok Timur seperti laporan neraca
ngan berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas dan realisasi anggaran, DPA SKPD, laporan
pengelolaan keuangan daerah. APBD, laporan rencana umum pengadaan, dan
Studi tentang transparansi dan akuntabilitas laporan penerimaan ZIS, serta link LPSE (e-
terhadap kepercayaan masyarakat pada pemerintah procurement) yang masih belum bisa diakses
salah satunya dilakukan oleh Rahmawati (2013) sampai saat ini1.
yang meneliti pengaruh transparansi dan akun- Terkait dengan transparansi dan akuntabilitas
tabilitas pemerintah daerah terhadap kepuasan dan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten
kepercayaan masyarakat di Daerah Istimewa Lombok Timur tahun anggaran 2014, BPK RI
Yogyakarta yang terbagi dalam lima kabupaten/ (Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia)
kota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada menemukan 15 kasus masing-masing 6 (enam)
pengaruh akuntabilitas dan transparansi peme- kasus ketidakpatuhan dan kecurangan dalam peng-
rintah daerah terhadap kepuasan dan kepercayaan ujian kepatuhan terhadap peraturan perundang-
masyarakat kepada pemerintah daerah. Fard dan undangan dan 9 (Sembilan) kasus kelemahan
Rostamy (2007) juga meneliti pengaruh akunta- dalam sistem pengendalian intern pada Pemerintah
bilitas terhadap kepuasan dan kepercayaan masya- Daerah Kabupaten Lombok Timur. Berdasarkan
rakat. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa laporan hasil pemeriksaan BPK RI atas LKPD
akuntabilitas pemerintah mempengaruhi keperca- periode Tahun Anggaran 2014, pemerintah daerah
yaan masyarakat kepada pemerintah dengan Kabupaten Lombok Timur masih mendapatkan
peningkatan kepuasaan masyarakat atas kinerja predikat Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang
pemerintah. disebabkan oleh permasalahan aset yang belum
Penelitian yang berhubungan dengan trans-
paransi pemerintah telah dilakukan diantaranya 1 diakses jum’at, 22 Januari 2016
oleh Tolbert dan Mossberger (2006) dan oleh

30
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

diselesaikan secara menyeluruh dan tata kelola Perbedaannya dengan penelitian ini adalah
laporan keuangan yang kurang baik. Bahkan penelitian ini lebih menekankan untuk menguji
menurut BPK RI, pemerintah daerah Kabupaten pengaruh transparansi dan akuntabilitas penge-
Lombok Timur memiliki tingkat pelanggaran atau lolaan keuangan daerah oleh pemerintah terhadap
nilai temuan diatas angka Planing Materiality. kepercayaan public-stakeholder. Penelitian ini juga
Laporan hasil pemeriksaan BPK RI tersebut mengembangkan pengujian menggunakan analisis
menunjukkan bahwa kondisi Kabupaten Lombok Partial Least Square (smartPLS).
Timur belum berhasil melaksanakan salah satu Dari penelitian ini, diharapkan dapat mem-
misi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah berikan kontribusi praktis berupa informasi yang
Daerah Kabupaten Lombok Timur periode 2013- berguna dalam perumusan arah dan kebijakan
2018 yang menyatakan yakni “meningkatkan tata terkait akuntabilitas dan transparansi pelaporan
kelola pemerintahan yang baik”. Terkait dengan keuangan pemda. Dalam hal teoritis, penelitian ini
misi tersebut, pemerintah menetapkan tujuan yang menjadi literatur tambahan dalam pengembangan
ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, konsep good government governance, khususnya
yaitu “Mewujudkan pengelolaan pemerintahan terkait aspek akuntabilitas dan transparansi di
yang efektif dan efisien”, yang sasarannya adalah lembaga pemerintahan.
meningkatnya profesionalisme dan kesejahteraan
aparatur, penataan kelembagaan perangkat daerah,
meningkatnya penguatan kapasitas pemerintahan TINJAUAN LITERATUR DAN
desa, meningkatnya akuntabilitas kinerja peme- PERUMUSAN HIPOTESIS
rintah daerah, meningkatnya akuntabilitas kinerja
pengelolaan keuangan daerah, ketersediaan doku-
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah
men perencanaan di semua SKPD, meningkatnya
terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan
kemitraan eksekutif dan legislatif, serta mencegah
Daerah
praktek KKN.
Penelitian-penelitian terdahulu yang telah
Teori keagenan menjelaskan mengenai dua
diuraikan di atas menunjukkan adanya perbedaan
pihak yang melakukan kesepakatan atau kontrak
hasil penelitian (gap research) tentang pengaruh
penyajian dan aksesibilitas laporan keuangan ter- yang memiliki permasalahan berupa asimetri infor-
masi. Pada sektor publik, (pemda) sebagai pihak
hadap akuntabilitas dan transparansi pengelolaan
yang menyelenggarakan pelayanan publik memiliki
keuangan daerah. Hal ini menjadi salah satu alasan
informasi lebih banyak sehingga dapat membuat
peneliti untuk menguji dan menganalisa kembali
keputusan atau kebijakan yang hanya memen-
pengaruh penyajian dan aksesibilitas laporan
tingkan pemerintah dan penguasa serta menga-
keuangan sebagai faktor penentu akuntabilitas dan
baikan kepentingan dan kesejahteraan rakyat.
transparansi pengelolaan keuangan daerah di
Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini meng- Bupati dan Wakil Bupati selaku agen yang diama-
nahi prinsipal (rakyat) harus mampu memper-
eksplorasikan pengaruh penyajian dan aksesibilitas
tanggungjawabkan dan mempertanggungjelaskan
laporan keuangan daerah terhadap transparansi
kinerjanya. Di dalam mengelola amanah, Bupati
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
dan Wakil Bupati adalah pihak yang terinformasi
serta mengelaborasi pengaruh transparansi dan
dari pada prinsipal. Untuk tujuan mekanisme
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah terha-
kontrol tentang apa yang telah dilakukan oleh
dap kepercayaan public-stakeholders.
Rahmawati (2013), Fard dan Rostamy (2007), manajer (Sekertaris Daerah, Kepala SKPD, Kepala
SKPKD dan Kepala Badan-Badan), maka laporan
Tolbert dan Mossberger (2006), dan Welch et al.
keuangan daerah yang disusun merupakan meka-
(2004) telah melakukan penelitian tentang penga-
nisme tanggung jawab dan tanggung jelas terhadap
ruh transparansi dan akuntabilitas pemerintah
kinerjanya kepada Bupati sebagai penguasa penge-
terhadap kepuasan dan kepercayaan masyarakat
lola keuangan daerah, yang selanjutnya disam-
pada tempat dan waktu yang berbeda tetapi
menemukan hasil yang sama dimana transparansi paikan sebagai pertanggungjawaban Bupati kepada
rakyat (pemilik).
dan akuntabilitas pemerintah berpengaruh positif
Penyajian informasi yang utuh dalam laporan
dan signifikan terhadap kepuasan dan kepercayaan
keuangan akan menciptakan transparansi dan
masyarakat. Penelitian-peneltian tersebut memba-
nantinya menciptakan akuntabilitas (Nordiawan,
has mengenai transparansi dan akuntabilitas
2010). Dengan demikian, maka semakin baik
pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah.

31
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

penyajian laporan keuangan daerah maka semakin kepercayaan kepada pemerintah untuk mengelola
transparan pengelolalaan keuangan daerah. Berda- keuangan publik berhak untuk mendapatkan
sarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan informasi keuangan pemerintah untuk melakukan
hipotesis sebagai berikut: evaluasi terhadap pemerintah (Mardiasmo, 2002).
H1a: Penyajian laporan keuangan daerah berpe- Semakin mudah masyarakat mengakses laporan
ngaruh positif dan signifikan terhadap trans- keuangan daerah, maka semakin transparan dan
paransi pengelolaan keuangan daerah. akuntabel pengelolaan keuangan daerah oleh agen
yang telah dipilih oleh rakyat (prinsipal). Situasi ini
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah hendaknya bisa dimanfaatkan oleh pemerintah
terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan daerah untuk membuka segala informasi yang
Daerah dibutuhkan oleh prinsipal maupun public-stake-
holders lainnya. Berdasarkan uraian di atas, maka
Teori keagenan menyatakan bahwa agen dan dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
prinsipal memiliki kepentingan yang berbeda H2a: Aksesibilitas laporan keuangan berpenga-
(Eisenhardt, 1989). Prinsipal tentu menginginkan ruh positif dan signifikan terhadap transpa-
hasil kinerja yang baik dari agen dan agen ransi pengelolaan keuangan daerah.
berkewajiban mempertanggungjawabkan kinerja-
nya kepada masyarakat (prinsipal) melalui laporan Pengaruh Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah
keuangan yang berkualitas (Puspita dan Martani, terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
2010). Nordiawan (2010) menegaskan penyajian Daerah
informasi yang utuh dalam laporan keuangan akan
menciptakan transparansi dan nantinya akan Dalam teori agensi, informasi akuntansi
menciptakan akuntabilitas. Semakin baik peme- manajemen digunakan untuk dua tujuan, yakni:
rintah daerah dalam menyajikan laporan keua- pertama, digunakan untuk pengambilan keputusan
ngan, maka semakin meningkat akuntabilitas oleh prinsipal dan agen; kedua, digunakan untuk
pengelolaan keuangan daerah (Mudhofar dan mengevaluasi dan membagi hasil sesuai dengan
Tahar, 2016). Berdasarkan uraian di atas, maka kontrak kerja yang telah dibuat dan disetujui
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: (Raharjo, 2007). Kemudahan dalam mengakses
H1b: Penyajian laporan keuangan daerah berpe- laporan keuangan pemerintah sebagai agen sangat
ngaruh positif dan signifikan terhadap akun- penting bagi prinsipal sebagai bentuk pertanggung-
tabilitas pengelolaan keuangan daerah. jawaban atas kontrak atau program-program
pemerintah yang dibahas dalam musrenbang
Pengaruh Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah pemerintah ataupun janji-janji yang pernah disam-
Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan paikan oleh pemerintah (agen) dalam kampa-
Daerah nyenya. Akuntabilitas yang efektif dipengaruhi oleh
akses publik terhadap laporan pertanggungjawaban
Dalam teori keagenan, tanggung jawab yang maupun laporan hasil pemeriksaan. Akses publik
ditunjukkan pemerintah daerah sebagai agen tidak difasilitasi melalui media, seperti surat kabar,
hanya berupa penyajian laporan keuangan yang majalah, radio, stasiun televisi, dan internet, serta
lengkap dan wajar, tetapi juga pada bagaimana forum yang memberikan perhatian langsung atau
mereka mampu membuka akses dan meng- peranan yang mendorong akuntabilitas pemerintah
ungkapkan laporan keuangan untuk para pema- terhadap masyarakat (Shende dan Bennet, 2004).
ngku kepentingan yang berkepentingan dengan Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan
laporan keuangan. Pemerintah daerah sebagai agen hipotesis sebagai berikut:
akan menghindari risiko berupa ketidakper- H2b: Aksesibilitas laporan keuangan berpenga-
cayaan public-stakeholders terhadap kinerja ruh positif dan signifikan terhadap akunta-
mereka (Safitri, 2009). bilitas pengelolaan keuangan daerah.
Aksesibilitas laporan keuangan merupakan
kemudahan bagi seseorang untuk memperoleh Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah dan
informasi mengenai laporan keuangan. Penggu- Kepercayaan Public-Stakeholder
naan informasi keuangan yang efektif tergantung
kepada akses publik terhadap laporan keuangan Salah satu prinsip kepemerintahan yang baik
yang dapat dibaca dan dipahami (Nordiawan, menurut Peraturan Pemerintah No. 101 tahun
2010). Masyarakat sebagai pihak yang memberi 2000 adalah transparansi menciptakan keper-

32
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

cayaan timbal-balik antara pemerintah dan masya- ungkapan atas aktivitas dan kinerja finansial peme-
rakat melalui penyediaan informasi dan menjamin rintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang dengan laporan tersebut (Mardiasmo, 2002).
akurat dan memadai. Seluruh public-stakeholders Akuntabilitas publik bertujuan untuk mendorong
memiliki kesempatan memperoleh akses informasi terciptanya kinerja yang baik dan terpercaya.
yang terkait dengan pemerintahan daerah. Bila Semakin tinggi tingkat akuntabilitas pengelolaan
agen dan prinsipal memiliki informasi yang seim- keuangan daerah maka semakin tinggi kepercayaan
bang, maka akan mengurangi perilaku oportunis public-stakeholders terhadap pemda (Mardiasmo,
pihak agen dan dapat meminimalisir anggapan 2002 ).
bahwa agen tidak dapat dipercaya. Semakin ter- Dalam sudut pandang signalling theory,
buka pengelolaan keuangan daerah maka semakin pemda selaku agen akan berupaya mengurangi
meningkatkan kepercayaan public-stakeholders asimetri informasi keuangan daerah dengan cara
terhadap pemda. menghasilkan informasi laporan keuangan yang
Teori Pensinyalan (Signalling Theory) dalam berkualitas dan berintegritas. Secara kongkrit,
ranah publik diwujudkan dalam bentuk penyusu- pemerintah daerah melalui auditor inspektorat
nan laporan keuangan yang berkualitas, pening- daerah melakukan reviu terhadap laporan keua-
katan sistem pengendalian intern, dan pengung- ngan daerah dan perlu mendapatkan opini baik
kapan yang lebih lengkap. Sinyal tersebut meru- dari pihak independen, dalam hal ini adalah BPK
pakan bentuk keterbukaan/transparansi yang RI. Sinyal positif dalam bentuk akuntabilitas dan
berimplikasi terhadap meningkatnya kepercayaan transparansi ini menunjukkan kepada masyarakat
masyarakat kepada pemerintah (Puspita dan bahwa pemda telah melaksanakan kewajiban dan
Martani, 2010). Sementara, dalam konsep Steward- tanggungjawabnya sebagai pengemban amanat
ship Theory mengasumsikan bahwa agen bekerja rakyat (Puspita dan Martani, 2010). Semakin baik
didasari pada asas kepercayaan pada pihak sinyal (akuntabilitas) yang disampaikan, maka akan
yangmemiberikan wewenang, dimana manajemen semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat
dalam suatu organisasi dicerminkan sebagai good (Gunawan, 2000).
steward yang melaksanakan tugas yang diberikan Penelitian Rahmawati (2013) menunjukkan
oleh atasannya secara penuh tanggungjawab bahwa akuntabilitas pemda berpengaruh terhadap
(Sakinatantri, 2002). Dalam penelitian ini, pemda kepuasan dan kepercayaan masyarakat kepada
bertindak sebagai good stewards yang mengarah- pemda. Untuk itu pemda harus menjaga keper-
kan semua kemampuan dan keahliannya dalam cayaan masyarakat dengan meningkatkan akunta-
menyajikan dan menyediakan informasi yang ber- bilitas pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan
manfaat bagi organisasi dan para pengguna infor- uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan
masi keuangan pemerintah, baik secara langsung adalah sebagai berikut:
atau tidak langsung melalui wakil rakyat/legislatif H4: Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
dalam rangka mewujudkan transparansi dan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. kepercayaan public-stakeholders.
Menurut Tschannen-Moran dan Hoy (2001),
salah satu aspek kepercayaan itu adalah keter-
bukaan (openess), sehingga semakin transparan/ METODE PENELITIAN
terbuka pengelolaan keuangan pemda, maka ke-
percayaan masyarakat semakin meningkat kepada Populasi dan Sampel
pemerintah daerah sebagai good steward. Berda-
sarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan Populasi dalam penelitian ini adalah Sekre-
hipotesis sebagai berikut: tariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan
H3: Transparansi pengelolaan keuangan daerah Daerah (DPRD), semua Satuan Kerja Perangkat
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Daerah (SKPD) dan Badan-Badan pada pemda
kepercayaan public-stakeholders. Kabupaten Lombok Timur, yang selanjutnya
disebut public-stakeholders internal. Dewan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), pengusaha,
Kepercayaan Public-Stakeholder Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan atau
Yayasan, dan wartawan di Kabupaten Lombok
Akuntabilitas publik dalam konteks organisasi Timur, selanjutnya disebut sebagai public-
pemerintah adalah pemberian informasi dan peng- stakeholders eksternal (Nugraha, 2007).

33
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

Teknik pengambilan sampel yang digunakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis
adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
sampel dengan pertimbangan tertentu untuk men- populasi (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini
dapatkan sampel yang refresentatif (Sugiyono, analisis data statistik inferensial menggunakan
2010). Adapun pertimbangan dalam pengambilan analisis PLS (Partial Least Square) mulai dari peng-
sampel adalah sebagai berikut: ukuran model (outer model), model struktural
(inner model), dan pengujian hipotesis. Ada
(1) Sampel yang diambil berasal dari public- beberapa tahapan dalam PLS yaitu :
stakeholders internal adalah kepala dinas/
badan, kasubag keuangan dan auditor inspek- (1) Konseptualisasi Model; Pemodelan dalam
torat pemerintah daerah kabupaten Lombok PLS terdiri atas inner model dan outer model
Timur dengan pertimbangan bahwa sampel (Hartono dan Abdillah, 2009). Outer model
yang dipilih ini pejabat terkait yang mema- (model pengukuran) menggambarkan hubu-
hami dan bertanggungjawab atas penyajian ngan indikator dengan variabel latennya,
dan ketersediaan laporan keuangan daerah. sedangkan inner model (model struktural)
Jumlah sampel yang diambil 83 orang terdiri menggambarkan hubungan antar variabel
dari 30 kepala SKPD/Badan, 30 Kasubag laten.
keuangan, dan 23 auditor Inspektorat peme- (2) Menentukan metode analisa algorithma;
rintah daerah kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan skema algorithma
(2) Sampel dari public-stakeholders eksternal PLS Path/struktural weighting.
sejumlah 150 orang yang terdiri dari 50 (3) Menentukan metode resampling; Penelitian
anggota DPRD Kabupaten Lombok Timur, ini mengunakan metode bootstrapping karena
aktivis LSM dan Yayasan sebanyak 35 orang metode ini lebih sering digunakan dalam
dan Wartawan sebanyak 35 orang merupakan model persamaan struktural dan karena
pengguna informasi keuangan daerah. program SmartPLS 3.0 hanya menyediakan
Pengusaha sejumlah 30 orang adalah pem- metode resampling bootstrapping.
bayar pajak/retribusi yang merupakan salah (4) Menentukan diagram jalur; Diagram jalur
satu sumber pendapatan daerah, dalam penelitian disajikan dalam Gambar 1.

Indikator Pengukuran Variabel Model Pengukuran (Outer Model)

Indikator yang digunakan untuk mengukur Outer model, sering juga disebut (outer
masing-masing variabel penelitian disajikan pada relation atau measurement model), mendefinisikan
Tabel 1. bagaimana setiap blok indikator berhubungan
dengan variabel latennya (Ghozali, 2008).
Analisis Data
Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
Penelitian ini menggunakan dua teknik analisa
data statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik Uji Validitas
inferensial (Sugiyono, 2013).
Ghozali (2006) mendefinisikan uji validitas
Statistik Deskriptif sebagai alat untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Terdapat dua uji
Menurut Sugiyono (2013) Statistik deskriptif validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis convergent validity dan discriminant validity.
data dengan cara mendiskripsikan atau mengg- Convergent validity (Validitas Konvergen) dinilai
ambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana berdasarkan loading factor indikator-indikator yang
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan mengukur konstruk tersebut (Hartono, 2011).
yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Ukuran reflektif individual dikatakan tinggi jika
berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang
Statistik Inferensial ingin diukur. Namun, demikian untuk penelitian
tahap awal dari pengembangan skala pengukuran
Statistik inferensial, (sering juga disebut nilai loading factor 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup
statistik induktif atau statistic probabilitas), adalah (Ghozali, 2008). Discriminant validity (Validitas

34
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

Tabel 1. Indikator dan Pengukuran Variabel


Nomor
No Variabel Indikator Pengukuran
Pertanyaan
1 Penyajian Laporan a. Andal,
Keuangan (PLK) b. Relevan,
c. Dapat dibandingkan,
Skala Likert 1-4
d. Dapat dipahami.
(Diadopsi dari Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 71 tahun 2010)
2 Aksesibilitas a. Keterbukaan
Laporan a. Kemudahan 5-7
Skala Likert
Keuangan (ALK) b. Accesibel
(Diadopsi dari Penelitian Sande, (2013) )
3 Transparansi a. Ketersediaan sistem informasi,
Pengelolaan b. Aksesibilitas terhadap laporan keuangan daerah,
Keuangan daerah c. Publikasi laporan keuangan daerah,
Skala Likert 8 - 12
(TPKD) d. Ketersediaan Laporan pemeriksaan,
e. Ketersediaan informasi kinerja
(Diadopsi dari Penelitian Ramadhani, (2011)
4 Akuntabilitas a. Pertanggungjawaban dana publik
Pengelolaan b. Jenis dan bentuk laporan keuangan hasil
Keuangan daerah investigasi 13 - 17
(APKD) c. Penyajian tepat waktu Skala Likert
d. Pemeriksaan (audit)
e. Respon yang cepat
(Diadopsi dari Penelitian Ramadhani, (2011))
5 Kepercayaan a. Keyakinan dan Kepercayaan publik/public-
Stakeholders (KS) stakeholders
b. Partisipasi publik/stakeholders
c. Wawasan dan pengetahuan public-stakeholders
d. Ketaatan terhadap aturan
Skala Likert 18 - 25
e. kepercayaan dan kepuasan public-stakeholders
f. Kesadaran public-stakeholders akan haknya
g. Kesesuaian kegiatan-kegiatan pemerintah daerah
h. Berkurangnya kasus-kasus KKN
(Diadopsi dari Penelitian krisnayanti, (2013))

Gambar 1. Ilustrasi Model Struktural

35
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

Diskriminan) berhubungan dengan prinsip bahwa KS1-8 = λ18-25KS + ε11-18


pengukur-pengukur konstruk yang berbeda seha-
rusnya tidak berkorelasi tinggi. Validitas dis- Keterangan:
kriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda PLK = Penyajian laporan keuangan daerah
mengukur dua konstruk yang diprediksi tidak ALK = Aksesibilitas laporan keuangan Daerah
berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak TP =Transaparansi Pengelolaan Keuangan Daerah
berkorelasi. Discriminat validity dari model pengu- AP = Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
kuran dengan reflektif indikator dinilai berda- KS = Kepercayaan stakeholders
sarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. PLK1= Andal
Nilai korelasi cross loading dengan variabel PLK2 = Relevan
latennya harus lebih besar dibandingkan dengan PLK3 = Dapat dibandingkan
korelasi terhadap variabel laten yang lain. Metode PLK4 = Dapat dipahami
lain untuk menilai Discriminant validity adalah ALK = Keterbukaan
membandingkan nilai square root of average ALK2 =Kemudahan
variance extrated (AVE) setiap konstruk dengan ALK3 =Accessible
korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya TP1 = Ketersediaan sistem informasi
dalam model (Ghozali, 2008; Hartono, 2011). TP2 = Aksesibilitas terhadap laporan keuangan
Nilai square root of average variance extracted TP3 = Publikasi laporan keuangan
(AVE) direkomendasikan nilai AVE harus lebih TP4 = Ketersediaan hasil pemeriksaan
besar 0,50 (lihat juga: Sofyani dan Akbar, 2013; TP5 = Ketersediaan informasi kinerja
2015) AP1 = Pertanggungjawaban dana publik
AP2 = Jenis dan bentuk laporan keuangan hasil
Uji Reliabilitas investigasi
AP3 = Penyajian tepat waktu
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur AP4 = Pemeriksaan (audit)
suatu kuesioner berdasar indikator dari variabel AP5 = Respon yang cepat
atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable KS1 = Keyakinan dan kepercayaan
atau handal jika jawaban seseorang terhadap KS2 = Partisipasi
pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu KS3 = Wawasan
(Ghozali, 2006). Uji reliabilitas dalam PLS dapat KS4 = Ketaatan
menggunakan dua metode, yaitu composite KS5 = Kepercayaan dan kepuasan
reliability dan Cronbach’s Alpha (Hartono, 2011). KS6 = Kesadaran masyarakat akan hak-haknya
Rule of thumb nilai alpha atau composite reliability KS7 = Kesesuaian program dengan kebutuhan
yang baik harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai masyarakat
0,6 masih dapat diterima (Hair et al., 1995 KS8 = Korupsi, kolusi dan nepotisme
sebagaimana dikutip Hartono, 2011). γ1-4 = gamma (kecil), koefisien pengruh langsung
variabel eksogen terhadap variabel endogen
Persamaan model pengukuran (outer model) γ5-6 = gamma (kecil), koefisien pengaruh langsung
penelitian variabel endogen terhadap variabel endogen
λ 1-25 = koefisien model pengukuran (outer
Persamaan model pengukuran (outer model) weight)
dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1 δ1-7 = delta (kecil), galat model pengukuran pada
dengan rincian penjelasan sebagai berikut: variabel laten endogen
ε1-18 = epsilon, galat model pengukuran pada
(1) Variabel Penyajian Laporan Keuangan (PLK); variabel laten endogen
PLK1-4 = λ1-4PLK + δ1-4
(2) Variabel Aksesibilitas Laporan Keuangan Model Struktural (Inner Model)
(ALK); ALK1-3 = λ5-7ALK + δ5-7
(3) Variabel Transparansi Pengelolaan Keuangan Menurut Ghozali (2008) dan Hartono (2011)
Daerah (TP); TP1-5 = λ8-12TP + ε1-5 model struktural/evaluasi measurement model
(4) Variabel Akuntabilitas Pengelolaa Keuangan (inner model) merupakan model struktural untuk
Daerah (AP); AP1-5 = λ13-17AP + ε6-10 memprediksi hubungan kausalitas antar variabel
(5) Variabel Kepercayaan Stakeholders (KS); laten.

36
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

Evaluasi Model Struktural (Inner Model) γ1-4 = gamma (kecil), koefisien pengruh variabel
eksogen terhadap endogen
Goodness of Fit γ5-6 = gamma (kecil), koefisien pengaruh variabel
endogen terhadap endogen
Goodness of fit pada inner model diukur λ = koefisien model pengukuran (outer weight);
menggunakan R square variabel laten dependen, Q  = zeta (kecil), galat model struktural
square predictive relevance untuk model struktural ε = epsilon, galat model pengukuran
yang digunakan untuk mengukur seberapa baik
nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga
estimasi parameternya. Nilai Q square lebih dari 0 HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan model memiliki predictive relevance
yang baik, dan sebaliknya jika nilai Q square Distribusi dan Pengembalian Kuesioner
kurang dari atau sama dengan 0 menunjukkan
model kurang memiliki predictive relevance. Jumlah kuesioner yang disebar kepada res-
ponden sebanyak 233 kuesioner. Namun Kue-
T-statistic sioner yang kembali sebanyak 183 kuesioner dan
terdapat kuesioner yang rusak atau tidak dapat
Apabila koefisien T-statistik pada tabel Path digunakan sebanyak 6 (enam) kuesioner. Kuesio-
Coefficient output PLS 3.0 (T-hitung) menunjukan ner yang rusak atau tidak dapat digunakan
koefisien yang lebih besar (>) dari t-tabel (1,68), disebabkan karena ada beberapa pernyataan/
maka hasil ini menggambarkan variabel tersebut pertanyaan yang tidak ditanggapi oleh responden.
signifikan dan dapat diartikan bahwa terdapat Jumlah kuesioner yang tidak kembali sebanyak 50
pengaruh yang bermakna pada variabel laten kuesioner. Kuesioner yang dapat digunakan/diolah
terhadap variabel laten lainnya. sebanyak 177 kuesioner. Secara ringkas data
penyebaran dan pengembalian kuesioner disajikan
Persamaan Model Struktural (Inner Model) pada Tabel 2.
Persamaan model struktural (inner model) Karakteristik Responden
dalam penelitian ini berdasarkan Gambar 1:
Karakteristik berdasarkan jenis kelamin,
TP = γ1PLK + γ3ALK + ζ1 jumlah responden pria adalah sebanyak 138 orang
AP = γ2PLK + γ4ALK + ζ2 atau 77,9 %, dan responden wanita sebanyak 39
KS = γ5TP + γ6AP+ζ3 orang atau 22,03 %. Karakteristik responden
berdasarkan umur menunjukkan bahwa mayoritas
Keterangan: responden dalam penelitian ini berusia 36 – 45
PLK = Penyajian laporan keuangan daerah tahun sebanyak 84 responden atau 47,46 %. Ini
ALK = Aksesibilitas laporan keuangan Daerah mengindikasikan bahwa responden berada pada
TP= Transaparansi Pengelolaan Keuangan Daerah rentang usia produktif dalam bekerja. Berdasarkan
AP = Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah jenjang pendidikan, sebagian besar responden
KS = Kepercayaan stakeholders

Tabel 2. Distribusi dan Pengembalian Kuesioner


Kuesioner Kuesioner Kuesioner yang Kembali
Keterangan yang yang tidak Kuesioner Kuesioner yang
disebar Kembali yang Rusak digunakan
Kepala SKPD/Badan 30 8 0 22 73,33 %
Kasubbag Keuangan 30 6 0 24 80,005%
Auditor Inspektorat 23 2 0 21 91,30 %
DPRD 50 31 0 19 38,00 %
Pengusaha 30 1 1 28 93,33 %
Aktivis LSM/Yayasan 35 0 2 33 94,29 %
Wartawan 35 2 3 30 85,71 %
Total 233 50 6 177 75,97 %

37
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

Tabel 3. Karakteristik Responden


Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%)
Jenis Kelamin Pria 138 77,97
Wanita 39 22,03
Umur 20 - 35 tahun 30 16,95
35 - 45 tahun 84 47,46
≥ 46 tahun 63 35,59
Pendidikan Terakhir SLTA 27 15,25
Sarjana (S1) 117 66,10
Master (S2) 22 12,43
Doktor (S3) 1 0,57
Lainnya 10 5,65
Profesi/Jabatan Kepala SKPD/Badan 22 12,43
Kasubbag Keuangan 24 13,56
Auditor 21 11,86
Anggota DPRD 19 10,73
Pengusaha 28 15,82
Aktivis LSM/Yayasan 33 18,64
Wartawan 30 16,95

Tabel 4. Karakteristik Variabel


Variabel N Min Max Mean Median Std. Dev
Penyajian Laporan Keuangan (PLK) 177 1.0 5.0 3.8 4.0 0.60
Aksesibilitas Laporan Keuangan (ALK) 177 1.0 5.0 3.3 3.3 0.90
Transparansi Pengelolaan Keuangan (TP) 177 1.0 5.0 3.5 3,6 0.68
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan (AP) 177 1.0 5.0 3.6 3,8 0.66
Kepercayaan Stakeholder (KS) 177 1.0 5.0 3.5 3,6 0.66

memiliki pendidikan S1 sebanyak 117 responden validity, sehingga harus dikeluarkan dari model.
atau 66,10 %, yang mengindikasikan bahwa Kemudian setelah indikator yang tidak valid
responden memiliki kemampuan yang baik dalam dikeluarkan dari model, maka dilakukan analisis
mempelajari dan memahami laporan keuangan. PLS Algorithm kembali untuk pengujian tahap II.
Berdasarkan profesi/jabatan, Sebagian besar Hasil evaluasi outer model tahap II menunjukkan
responden dalam penelitian ini adalah aktivis bahwa semua indikator memiliki nilai loading
LSM/Yayasan yang merupakan public-stakeholder factor diatas 0.7, sehingga dinyatakan memenuhi
eksternal sebanyak 33 responden atau 18,64 %. convergent validity. Selanjutnya, indikator reflektif
perlu diuji discriminant validity dimana nilai
Karakteristik Variabel korelasi cross loading dengan variabel latennya
harus lebih besar dibandingkan dengan korelasi
Data-data yang diperoleh melalui kuesioner terhadap variabel laten yang lain.
berupa tanggapan-tanggapan responden terhadap Discriminant validity dapat diukur dengan
pernyataan-pernyataan positif yang berhubungan melihat nilai average variance extracted (AVE),
dengan indikator masing-masing variabel diukur akar average variance extracted (AVE) dan nilai
dengan skala likert. Berikut disajikan statistik korelasi antar konstruk seperti pada Tabel 7. Dari
deskriptif karakteristik variabel pada Tabel 4. Tabel 7 dapat dilihat semua indikator reflektif
Dari Tabel 5 di atas, terdapat 2 indikator yang masing-masing konstruk sudah valid berdasarkan
memiliki nilai loading factor dibawah 0.7 yaitu uji discriminant validity yakni nilai AVE berada di
indikator AP3 pada variabel Akuntabilitas Penge- atas 0,5 dan ditunjukkan juga oleh nilai akar AVE
lolaan Keuangan Daerah (AP) dengan nilai loading dan korelasi konstruk dengan item pengukuran
factor sebesar 0.685, dan indikator KS3 pada (indikator) lebih besar daripada ukuran konstruk
variabel Kepercayaan Stakeholder dengan nilai tersebut dengan konstruk lainnya. Setelah uji
loading factor sebesar 0.603. Hal ini berarti kedua validitas, dilakukan uji realibilitas data dengan
indikator tersebut tidak memenuhi convergent melihat nilai composite reliability dan Cronbach

38
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

Tabel 5. Result For Outer Loading


I/K ALK AP KS PLK TP
ALK 1 0,913
ALK 2 0,865
ALK 3 0,869
AP 1 0,848
AP 2 0,782
AP 3 0,685*
AP 4 0,774
AP 5 0,785
KS 1 0,805
KS 2 0,765
KS 3 0,603*
KS 4 0,838
KS 5 0,860
KS 6 0,742
KS 7 0,800
KS 8 0,835
PLK 1 0,844
PLK 2 0,861
PLK 3 0,872
PLK 4 0,873
TP 1 0,725
TP 2 0,841
TP 3 0,815
TP 4 0,733
TP 5 0,715
*tidak memenuhi factor loading sehingga dieliminasi

Tabel 6. Result For Cross Loading


I/K ALK AP KS PLK TP
ALK1 0.912 0.585 0.618 0.450 0.715
ALK2 0.864 0.612 0.599 0.485 0.690
ALK3 0.871 0.634 0.596 0.483 0.698
AP1 0.596 0.866 0.653 0.608 0.680
AP2 0.535 0.812 0.563 0.622 0.601
AP4 0.471 0.790 0.596 0.669 0.589
AP5 0.655 0.800 0.662 0.531 0.676
KS1 0.594 0.736 0.812 0.657 0.676
KS2 0.496 0.617 0.776 0.504 0.547
KS4 0.586 0.598 0.826 0.616 0.562
KS5 0.574 0.582 0.862 0.551 0.601
KS6 0.548 0.520 0.745 0.502 0.575
KS7 0.513 0.598 0.809 0.486 0.556
KS8 0.571 0.623 0.848 0.560 0.609
PLK1 0.525 0.688 0.655 0.844 0.568
PLK2 0.400 0.577 0.526 0.861 0.518
PLK3 0.421 0.579 0.566 0.871 0.452
PLK4 0.487 0.694 0.607 0.873 0.553
TP1 0.516 0.658 0.528 0.545 0.723
TP2 0.788 0.610 0.645 0.454 0.841
TP3 0.613 0.659 0.599 0.503 0.814
TP4 0.557 0.546 0.451 0.443 0.735

39
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

Tabel 7. Nilai AVE, Akar AVE dan Korelasi Antar Konstruk


I/K AVE ALK AP KS PLK TP
ALK 0,7796 0.883
AP 0,6691 0.692 0.818
KS 0,6593 0.685 0.758 0.812
PLK 0,7430 0.536 0.742 0.686 0.862
TP 0,5882 0.794 0.780 0.729 0.610 0.767

Alpha. Nilai composite reliability masing-masing TP =Transaparansi Pengelolaan Keuangan Daerah


variabel berada di atas 0,7 dan Cronbachs Alpha AP = Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
masing-masing variabel berada di atas 0,6, sehingga KS = Kepercayaan stakeholders
semua variabel dinyatakan realibel.  = zeta (kecil), galat model struktural

Tabel 8. Composite Reliability dan Cronbach’s Goodness of fit pada inner model diukur
Alpha menggunakan koefisien determinasi R square (R²)
Composite Cronbachs variabel laten depende (lihat Tabel 10). Pada
Konstruk Tabel 10 dapat disimak bahwa nilai 0,672 untuk
Reliability Alpha
ALK 0.914 0.858 konstruk AP yang berarti bahwa aksesibilitas
AP 0.890 0.834 laporan keuangan daerah (ALK) dan penyajian
KS 0.931 0.913 laporan keuangan daerah (PLK) mampu menje-
laskan varians akuntabilitas pengelolaan keuangan
PLK 0.921 0.885
daerah (AP) sebesar 67.2 % dan sisanya sebesar
TP 0.877 0.825
32.8 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
variabel PLK dan ALK. Nilai R-Square juga
Evaluasi Model Struktural (Inner Model) terdapat pada KS dan TP. Konstruk TP menda-
patkan nilai 0,623 yang berarti bahwa aksesibilitas
Hasil evaluasi inner model disajikan lebih laporan keuangan daerah (ALK) dan penyajian
lengkap dalam Tabel 9. Dari tabel 9 di atas dapat laporan keuangan daerah (PLK) mampu men-
dikrtahui nilai t-statistik, nilai signifikansi p-value jelaskan varians transparansi pengelolaan keuangan
hubungan antar variabel dan nilai koefisien masing- daerah (TP) sebesar 62.3 % dan sisanya sebesar
masing variabel. Berikut persamaan inner model 37.7 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
yang dihasilkan : variabel PLK dan ALK. Selanjutnya KS menda-
patkan nilai 0,679 yang berarti bahwa transparansi
(1) TP = 0,259 PLK + 0,656 ALK + ζ pengelolaan keuangan daerah (TP) dan akun-
(2) AP = 0,520 PLK + 0,414 ALK + ζ tabilitas pengelolaan keuangan daerah (AP)
(3) KS = 0,352 TP + 0,483 AP + ζ mampu menjelaskan varians kepercayaan public-
stakeholders (KS) sebesar 67,9 % dan sisanya
Keterangan : sebesar 32,1 % dijelaskan oleh konstruk lain di luar
PLK = Penyajian laporan keuangan daerah penelitian ini.
ALK = Aksesibilitas laporan keuangan Daerah

Tabel 9. Path Coeficients (Mean, STDEV, T-Value)


Hubungan Antar Original Standard Error T Statistics P-
Kesimpulan
Variabel Sample (O) (STERR) (|O/STERR|) Values
PLK -> TP 0.259 0.057 4.514 0.000 H1a diterima
PLK -> AP 0.520 0.052 9.982 0.000 H1b diterima
ALK -> TP 0.656 0.049 13.459 0.000 H2a diterima
ALK -> AP 0.414 0.050 8.244 0.000 H2b diterima
TP -> KS 0.352 0.080 4.405 0.000 H3 diterima
AP -> KS 0.483 0.096 5.009 0.000 H4 diterima

40
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

Tabel 10. R-Square maupun daerah. Masyarakat sebagai pihak yang


Konstruk R-Square (R²) memberi kepercayaan kepada pemerintah untuk
ALK - mengelola keuangan publik berhak untuk
AP 0,672 mendapatkan informasi keuangan pemerintah
KS 0,623 untuk melakukan evaluasi terhadap pemerintah.
PLK - Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aksesi-
TP 0,679 bilitas berpengaruh terhadap transparansi penge-
lolaan keuangan daerah. Hasil uji hipotesis
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah menunjukkan nilai t-statistik sebesar 9.982 lebih
Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan besar dari t-tabel sebesar 1,68 dan dengan nilai
Daerah signifikansi P-Value sebesar 0.000, kurang dari
alpha 5% (0.05), maka hipotesis 1b yang
Diamod (2002) menyatakan bahwa informasi menyatakan aksesibilitas laporan keuangan daerah
keuangan di dalam laporan keuangan dapat (ALK) berpengaruh secara positif dan signifikan
memberikan manfaat atas meningkatnya trans- terhadap transparansi pengelolaan keuangan
paransi dari aktivitas pemerintah. Hal yang sama daerah diterima.
juga diungkapkan Nordiawan, (2010) bahwa Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
penyajian informasi yang utuh dalam laporan Mulyana (2006), Nasution (2009), Pasaribu (2009),
keuangan akan menciptakan transparansi dan Bandariy (2011), Aliyah dan Nahar (2012), dan
nantinya akan menciptakan akuntabilitas. Hasil Wahyuni (2014) yang telah melakukan penelitian
penelitian ini menunjukkan bahwa penyajian untuk menguji secara empiris pengaruh penyajian
laporan keuangan daerah (PLK) berpengaruh laporan keuangan dan aksesibilitas laporan keua-
signifikan dan positif terhadap transparansi penge- ngan terhadap transparansi dan akuntabilitas
lolaan keuangan daerah (TP). Uji hipotesis pengelolaan keuangan daerah. Hasil penelitian
menunjukkan t-statistik sebesar 4,514 lebih besar mereka menunjukkan bahwa aksesibilitas laporan
dari t-tabel sebesar 1,68 dan dengan nilai keuangan daerah secara parsial berpengaruh positif
signifikansi p-value sama dengan 0.000, lebih kecil dan signifikan terhadap transparansi pengelolaan
dari 0,05, maka hipotesis 1a yang menyatakan keuangan daerah.
penyajian laporan keuangan daerah (PLK) Analisis statistik deskripsi menyatakan bahwa
berpengaruh signifikan dan positif terhadap rata-rata tanggapan responden atas aksesibilitas
transparansi pengelolaan keuangan daerah (TP) laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten
terbukti dan dapat diterima. Hasil penelitian ini Lombok Timur adalah tersedia, terbuka dan
sejalan dengan hasil penelitian Mulyana (2006), mudah diakses. Begitu juga mengenai transparansi
Nasution (2009), Bandariy (2011), serta Aliyah dan pengelolaan keuangan daerah, rata-rata responden
Nahar (2012) yang menyatakan bahwa penyajian mengatakan cukup transparan. Ini menunjukkan
laporan keuangan daerah dan aksesibilitas laporan bahwa statistik deskriptif penelitian ini sesuai
keuangan daerah secara parsial maupun bersama- dengan hasil uji hipotesis 1b yang menyatakan
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap bahwa aksesibilitas laporan keuangan daerah
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keua- berpengaruh positif dan signifikan terhadap trans-
ngan daerah. Ini artinya, semakin baik penyajian paransi pengelolaan keuangan daerah.
laporan keuangan akan berpengaruh terhadap
meningkatnya transparansi pengelolaan keuangan Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah
daerah. Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
Daerah
Pengaruh Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah
Terhadap Transparansi Pengelolaan Keuangan Penyajian informasi yang utuh dalam laporan
Daerah keuangan akan menciptakan transparansi dan
nantinya menciptakan akuntabilitas (Nordiawan,
Aksesibilitas laporan keuangan merupakan 2010). Salah satu manfaat Informasi keuangan di
kemudahan bagi seseorang untuk memperoleh dalam laporan keuangan daerah menurut
informasi mengenai laporan keuangan (Mulyana, Diamond (2002) adalah meningkatkan akunta-
2006). Menurut Mardiasmo (2002), laporan bilitas untuk para manajer (kepala daerah dan para
keuangan pemerintah merupakan hak publik yang pejabat pemda). Mereka bertanggung jawab tidak
harus diberikan oleh pemerintah, baik pusat hanya pada kas masuk dan kas keluar, tetapi juga

41
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

pada aset dan utang yang mereka kelola. Hasil Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) seba-
penelitian ini menunjukkan t-statistik sebesar gai salah satu prasyarat untuk memenuhi prinsip
13,459 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,68 dan transparansi dan akuntabilitas pegelolaan keuangan
dengan nilai signifikansi P-Value sebesar 0.000, daerah. Di dalam demokrasi yang terbuka, akses
lebih kecil dari alpha sebesar 0,5 % (0,05), maka ini diberikan oleh media, seperti surat kabar,
hipotesis 2a yang menyatakan bahwa penyajian majalah, radio, stasiun televisi, dan website dan
laporan keuangan daerah (PLK) berpengaruh forum yang memberikan perhatian langsung atau
positif dan signifikan terhadap akuntabilitas peranan yang mendorong akuntabilitas pemerintah
pengelolaan keuangan daerah (AP) diterima. Ini terhadap masyarakat (Shende dan Bennet, 2004).
artinya, semakin baik informasi keuangan yang Semakin mudah masyarakat mengakses laporan
disajikan dalam laporan keuangan maka semakin keuangan daerah maka akuntabilitas pengelolaan
meningkat akuntabilitas pengelolaan keuangan keuangan daerah semakin meningkat. Hasil uji
daerah (AP) yang dilakukan oleh pemerintah. hipotesis menunjukkan t-statistik sebesar 8,244
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lebih besar dari t-tabel sebesar 1,671 dan dengan
Mulyana (2006), Nasution (2009), Bandariy (2011), nilai signifikansi p-value sebesar 0.000, lebih kecil
Aliyah dan Nahar (2012), dan Wahyuni (2014) dari 0,05, maka hipotesis 2b yang menyatakan
yang menyatakan bahwa secara parsial dan bahwa Aksesibilitas laporan keuangan daerah
simultan penyajian laporan keuangan berpengaruh (ALK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
signifikan dan positif terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah (AP)
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Pene- dapat dibuktikan dan diterima.
litian ini juga sejalan dengan penelitian Sukhemi Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
(2010), Mustafa (2012), Sande (2012) dan Mulyana (2006) tentang pengaruh penyajian neraca
Wahyuni (2013) yang menyatakan, penyajian daerah dan aksesibilitas laporan keuangan terha-
laporan keuangan (PLK) berpengaruh positif dan dap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Hasil penelitiannya menunjuk-
keuangan daerah (AP) kan bahwa penyajian neraca daerah dan aksesi-
Dari hasil analisis statistik deskriptif, rata-rata bilitas laporan keuangan secara parsial dan
responden memberi tanggapan atas penyajian simultan berpengaruh signifikan terhadap trans-
laporan keuangan daerah Kabupaten Lombok paransi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
Timur adalah jujur, relevan, dapat dibandingkan daerah. Aliyah dan Nahar (2012), Mustafa (2012),
dan dapat dipahami. Responden juga memberi Wahyuni (2014) yang meneliti tentang pengaruh
tanggapan atas akuntabilitas pengelolaan keuangan penyajian laporan keuangan dan aksesibilitas lapo-
yang menyatakan bahwa pengelolaan keuangan ran keuangan terhadap transparansi dan akunta-
daerah akuntabel. Semakin baik penyajian laporan bilitas pengelolaan keuangan daerah. Hasil pene-
keuangan maka semakin meningkat akuntabilitas litiannya menunjukkan bahwa penyajian laporan
pengelolaan keuangan daerah (AP). Akuntabilitas keuangan dan aksesibilitas laporan keuangan
keuangan pemerintah daerah Kabupaten Lombok secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan
Timur dilakukan dalam bentuk pengungkapan, terhadap transparansi dan akuntabilitas penge-
dan ketaatan terhadap peraturan perundangan- lolaan keuangan daerah. Hasil penelitian ini juga
undangan. Selain itu hal ini juga didukung dengan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
memublikasikan laporan keuangan melalui media, Sande (2013) dan Riyansa et al. (2015) yang
seperti: surat kabar, majalah, radio, stasiun televisi, meneliti tentang pengaruh aksesibilitas laporan
dan website, serta forum yang memberikan perha- keuangan daerah terhadap akuntabilitas pengelo-
tian langsung atau peranan yang mendorong akun- laan keuangan daerah.
tabilitas pemerintah. Dari analisis statistik deskriptif, dapat dike-
tahui bahwa rata-rata tanggapan responden atas
Pengaruh Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah aksesibilitas laporan keuangan pemerintah daerah
Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Kabupaten Lombok Timur adalah tersedia,
Daerah terbuka dan mudah diakses. Begitu juga mengenai
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, rata-
Untuk menciptakan akuntabilitas pengelolaan rata responden mengatakan akuntabel. Ini menun-
keuangan daerah, pemda harus menyampaikan jukkan bahwa statistik deskriptif penelitian ini
laporan pertanggungjawaban berupa laporan keua- mendukung hasil uji hipotesis H2a yang menya-
ngan kepada masyarakat dengan mengembangkan takan bahwa aksesibilitas laporan keuangan daerah

42
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

berpengaruh positif dan signifikan terhadap trans- statistik deskriptif penelitian ini mendukung hasil
paransi pengelolaan keuangan daerah. Ini berarti uji hipotesis 3 yang menya-takan bahwa
semakin meningkat aksesibilitas laporan keuangan transparansi pengelolaan keuangan daerah
daerah semakin meningkat akuntabilitas penge- berpengaruh positif dan signifikan terhadap
lolaan keuangan daerah. kepercayaan public-stakeholder. Dari hasil ini
maka dapat disimpulkan semakin transparan
Pengaruh Transparansi Pengelolaan Keuangan pengelolaan laporan keuangan pemerintah daerah,
Daerah Terhadap Kepercayaan Public- maka public-stakeholder lapo-ran keuangan daerah
Stakeholder akan memberi kepercayaan yang semakin tinggi
kepada pemda.
Mardiasmo (2005) menjelaskan bahwa trans-
paransi berarti keterbukaan (openness) pemerintah Pengaruh Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan
dalam memberikan informasi yang terkait dengan Daerah Terhadap Kepercayaan Public-
aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada Stakeholder
pihak-pihak yang membutuhkan informasi (lihat
juga: Ulum dan Sofyani, 2016). Salah satu prinsip Akuntabilitas publik bertujuan untuk mendo-
kepemerintahan yang baik menurut Peraturan rong terciptanya kinerja yang baik dan terpercaya.
Pemerintah No. 101 tahun 2000 adalah transpa- Semakin tinggi tingkat akuntabilitas pengelolaan
ransi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara keuangan daerah maka semakin tinggi kepercayaan
pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan public-stakeholders terhadap pemerintah daerah
informasi dan menjamin kemudahan di dalam (Mardiasmo, 2002). Untuk menjaga kepercayaan
memperoleh informasi yang akurat dan memadai. stakeholder, pemerintah daerah sebagai steward
Hasil uji hipotesis penelitian ini adalah t-statistik akan bertindak secara kolektif dan bersama-sama
sebesar 4,405 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,68 dengan jajarannya mempertanggungjawabkan peng-
dan dengan nilai signifikansi p-value sebesar 0.000, eloalaan keuangan daerah dan sumber daya
lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis 3 yang lainnya (Mardiasmo, 2002). Hasil uji hipotesis
menyatakan transparansi pengelolaan keuangan penelitian ini menunjukkan t-statistik sebesar
daerah berpengaruh terhadap kepercayaan public- 5,009 lebih besar dari t-tabel sebesar 1,671 dan
stakeholder diterima. dengan nilai signifikansi P-Value sebesar 0.000,
Penelitian ini mendukung hasil penelitian lebih kecil dari 0,5 % (0,05). Dengan demikian
Rahmawati (2013) yang meneliti pengaruh trans- maka hipotesis 4 yang menyatakan akuntabilitas
paransi dan akuntabilitas pemerintah daerah pengelolaan keuangan daerah berpengaruh positif
terhadap kepuasan dan kepercayaan masyarakat di dan signifikan terhadap kepercayaan stakeholder
Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini juga dapat diterima.
mendukung hasil penelitian Tolbert dan Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Mossberger (2006) dan hasil penelitian Welch, Rahmawati (2013) yang meneliti pengaruh trans-
et.al (2004). Penelitian Tolbert dan Mossberger paransi dan akuntabilitas pemerintah daerah
(2006) menguji perilaku masyarakat terhadap pela- terhadap kepuasan dan kepercayaan masyarakat di
ksanaan e-government dan pengaruhnya terhadap Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. menunjukkan bahwa terdapat pengaruh akunta-
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pelak- bilitas pemerintah daerah terhadap kepuasan dan
sanaan e-government meningkatkan persepsi kepercayaan masyarakat kepada pemda. Hasil
masyarakat terhadap transparansi pemerintah. penelitian ini juga mendukung penelitian yang
Dan hasil penelitian Welch, et.al (2004) mene- dilakukan oleh Fard dan Rostamy (2007) yang
mukan bahwa penggunaan e-government dan meneliti pengaruh akuntabilitas terhadap kepuasan
website pada masyarakat berhubungan positif dan kepercayaan masyarakat. Hasil penelitiannya
dengan kepuasan masyarakat kepada pemerintah. mengindikasikan bahwa akuntabilitas pemerintah
Analisis statistik deskriptif menjelaskan bahwa mempengaruhi kepercayaan masyarakat kepada
rata-rata tanggapan responden atas transparansi pemerintah dengan peningkatan kepuasaan masya-
pengelolaan keuangan daerah pemerintah kabu- rakat atas kinerja pemda.
paten lombok timur adalah transparan. Responden Analisis statistik deskriptif menjelaskan bahwa
juga memberi tanggapan atas kepercayaan public- rata-rata tanggapan responden atas akuntabilitas
stakeholder kepada pemda Kabupaten Lombok pengelolaan keuangan daerah pemerintah Kabu-
Timur adalah baik. Hal ini menunjukkan bahwa Paten Lombok Timur adalah akuntabel. Tangga-

43
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

pan responden atas kepercayaan public- Penelitian ini memberikan bukti bahwa
stakeholder terhadap pemda Kabupaten Lombok penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh
Timur menunjukkan bahwa sebagian besar res- positif dan signifikan terhadap akuntabilitas penge-
ponden menyatakan percaya terhadap pemda. Hal lolaan keuangan daerah. Semakin baik penyajian
ini menunjukkan bahwa hasil statistik deskriptif laporan keuangan Pemda Kabupaten Lombok
mengenai akuntabilitas pengelolaan keuangan Timur akan semakin akuntabel pelaporan keua-
daerah dan kepercayaan public-stakeholder sesuai ngan pemerintah daerah tersebut. Penyajian
dengan hipotesis 4 yang menyatakan bahwa akse- laporan keuangan yang jujur, relevan, dapat
sibilitas laporan keuangan daerah berpengaruh dibandingkan dan dipahami merupakan wujud dari
positif dan signifikan terhadap transparansi akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Selain
pengelolaan keuangan daerah. Semakin akuntabel penyajian laporan keuangan yang baik, keter-
pengelolaan keuangan daerah, maka semakin bukaan atau aksesibilitas laporan keuangan juga
meningkat kepercayaan public-stakeholder terha- sangat penting dalam sebuah pertanggungjawaban.
dap pemda. Penelitian ini memberikan bukti bahwa akse-
sibilitas laporan keuangan daerah berpengaruh
positif dan signifikan terhadap akuntabilitas penge-
SIMPULAN2 lolaan keuangan daerah. Hal ini menunjukkan
bahwa laporan keuangan yang terbuka, tersedia
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan dan mudah diperoleh oleh masyarakat akan
memberikan bukti empiris pengaruh penyajian dan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan
aksesibilitas laporan keuangan daerah terhadap daerah. Pemerintah daerah Kabupaten Lombok
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keua- Timur telah berusaha memberikan kemudahan
ngan daerah dan dilanjutkan dengan menguji dan menyediakan data-data yang berhubungan
pengaruh transparansi dan akuntabilitas penge- dengan pelaksanaan program dan sebagian aktivi-
lolaan keuangan daerah terhadap kepercayaan tas keuangan pemerintah melalui website pemda.
public-stakeholders. Pengujian dilakukan dengan Penelitian ini memberikan bukti bahwa terdapat
menggunakan analisis Partial Least Square (PLS). pengaruh positif dan signifikan transparansi penge-
Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa lolaan keuangan daerah terhadap kepercayaan
penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh public-stakeholders. Hal ini menunjukkan bahwa
positif dan signifikan terhadap transparansi penge- keterbukaan dalam laporan keuangan akan mela-
lolaan keuangan daerah. Semakin berkualitas hirkan kepercayaan para pemangku kepentingan
Penyajian laporan keuangan daerah maka trans- kepada pemerintah daerah. Oleh karena itu, peran
paransi pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah website pemerintah daerah Kabupaten Lombok
Kabupaten Lombok Timur semakin meningkat. Timur perlu ditingkatkan kapasitasnya agar public-
Penyajian laporan keuangan yang berkualitas ada- stakeholder dapat dengan mudah mengakses
lah penyajian laporan keuangan yang jujur, relevan, laporan keuangan daerah.
dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Hasil Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa
penelitian ini juga memberikan bukti bahwa terda- terdapat pengaruh positif dan signifikan akunta-
pat pengaruh positif dan signifikan aksesibilitas bilitas pengelolaan keuangan daerah terhadap
laporan keuangan daerah terhadap transparansi kepercayaan public-stakeholders. Artinya, penge-
pengelolaan keuangan daerah. Hal ini menun- lolaan keuangan daerah yang akuntabel akan
jukkan bahwa laporan keuangan daerah yang meningkatkan kepercayaan stakeholder kepada
terbuka, tersedia dan accesable akan meningkatkan pemerintah daerah. Hal ini menunjukkan bahwa
transparansi pengelolaan keuangan daerah. Pemda pemerintah daerah Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Lombok Timur dapat memanfaatkan perlu meningkatkan akuntabilitas pengelolaan
website pemerintah daerah untuk memublikasikan keuangan daerahnya agar kepercayaan public-
laporan keuangan daerah sebagai wujud transpa- stakeholders kepada pemda semakin meningkat.
ransi pengelolaan keuangan daerah. Keterbatasan penelitian ini dapat menjadi
bahan evaluasi dan masukan bagi peneliti selan-
jutnya. Keterbatasan yang dihadapi dalam pene-
litian ini antara lain adalah penelitian ini hanya
2 Penggunaan istilah stakeholder dan public-stakeholder menggunakan stakeholder laporan keuangan pada
pada artikel ini digunakan silih berganti dengan maksud Pemda Kabupaten Lombok Timur, sehingga gene-
yang disamakan. ralisasi hasil penelitian ini tidak dapat diberlakukan

44
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

bagi public-stakeholder laporan keuangan di Kabupaten Lombok Timur Tahun


daerah lain. Penelitian ini juga tidak mengeks- Anggaran 2013, Perwakilan Provinsi NTB.
plorasi faktor-faktor lain seperti pengungkapan Diamond, J. 2002. Performance Budgeting Is
laporan keuangan, pengendalian intern, karak- Accrual Accounting equired. IMFWorking
teristik budaya daerah, dan kompetensi sumber Paper. Fiscal Affairs Department.
daya manusia. Eisenhardt, K.M. 1989. Building Theories From
Penelitian ini menggunakan sampel penelitian Case Study Research. Academy of
masih tergolong kecil mengingat waktu penelitian Management Review, 14 (4), 532-550.
yang terbatas dan masih ada variabel yang memiliki Fard, H. D. dan A. A. Rostamy. 2007. Promoting
validitas rendah yaitu variabel transparansi penge- Public Trust in Public Organization:
lolaan keuangan daerah karena kurang dominan Explaining the Role of Public
dalam memprediksi blognya sendiri terhadap Accountability. Public Organization Review ,
korelasi antar konstruk laten/variabel lainnya. Hal 7, 331-344.
ini menandakan bahwa pernyataan atas indikator Ghozali, I. 2008. Aplikasi Analisis Multivariate
dalam kuesioner perlu dilakukan evaluasi. Selain dengan Program SPSS. Semarang: Badan
itu, penelitian ini memakai satu pernyataan atau Penerbit Undip Semarang.
pertanyaan dalam satu indikator yang dikenal Grosso, A. L., dan G. V. Gregg. 2011. How
dengan first order confirmatory. Citizens View Governmen Performance
Penelitian mendatang perlu mengembangkan Reporting. Public Performance &
obyek penelitian yang lebih luas yang melingkupi Management Review , 35, 235–250.
wilayah propinsi atau negara dengan jumlah Gunawan, B. 2000. Pengumuman Hasil Audit
sampel yang lebih besar dan waktu yang memadai. Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Bank
Peneliti juga menyarankan arah penelitian Indonesia sebagai Upaya untuk Melakukan
selanjutnya agar mempertimbangkan penggunaan Transparansi dan Akuntabilitas Bank
sampel dari stakeholder eksternal saja, atau public- Indonesia (Suatu Tinjauan dari Sisi Audit).
stakeholder internal saja atau memperbandingkan Jurnal Akuntansi dan Investasi , 1 (2), 93-
keduanya. Pada penelitian selanjutnya juga perlu 103.
menggali indikator-indikator dan faktor-faktor lain Hartono, J., dan Abdillah. 2009. Konsep dan
yang berhubungan dengan transparansi dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk
akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Penelitian Empiris. Yogyakarta: BPFE
Di dalam pengumpulan data, instrumen Yogyakarta.
penelitian (kuesioner) perlu dilakukan evaluasi, Hartono, J. 2011. Konsep Dan Aplikasi Structural
khususnya yang berhubungan dengan pernyataan Equation Modeling Berbasis Varian Dalam
mengenai indikator-indikator variabel transparansi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM
pengelolaan keuangan daerah agar lebih mudah YKPN.
dipahami, tidak bias atau tidak mengarahkan Republik Indonesia. Intruksi Presiden (Inpres)
jawaban responden. Selain itu, penelitian selan- nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan
jutnya dapat menggunakan analisis second order Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
confirmatory dengan alat analisis SEM-PLS (CB- Jones, D. B. 1985. The Needs of Users of
SEM) mengingat masing-masing variabel memiliki Governmental Financial Reports.
dimensi dan dimensi memiliki banyak indikator. Government Accounting Standards Board.
Judith, H., M. Karen dan R. Randall. 2009.
Building Trust or Mistrust: The Search for
DAFTAR PUSTAKA Performance Reporting from a Citizen's
Perspective. The Journal of Government
Bandariy, H. 2011. Pengaruh Penyajian Laporan Financial Management, Winter, 40-46.
Keuangan Daerah dan Aksesibilitas Laporan Kabupaten Lombok Timur, Peraturan Daerah
Keuangan terhadap Penggunaan Informasi Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok
Keuangan Daerah. Tesis, Universitas Pengelolaan Keuangan Daerah Di
Diponegoro. Kabupaten Lombok Timur
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Krisnayanti ,I. A. P. A. 2013. Analisis Persepsi
2014. Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI Stakeholder Internal Dan Eksternal
atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas
Laporan Keuangan Pengelolaan Dana BOS

45
Jurnal Akuntansi dan Investasi, 18 (1), 28-47: Januari 2017

di SMP Negeri 1 Banjar. Skripsi, Universitas dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan


Pendidikan Ganesha. SKPD. Tesis, Universitas Sumatera Utara.
LAN dan BPKP. 2003. Pedoman Penyusunan Pratolo, S. 2016. Transparansi Dan Akuntabilitas
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Tata Kelola Pemerintahan Daerah dalam
Pemerintah, Jakarta. Penerbit LAN RI Hubungannya dengan Perwujudan Keadilan
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Dan Kinerja Pemerintah Daerah: Sudut
Yogyakarta: Penerbit Andi. Pandang Aparatur dan Masyarakat Di Era
, 2005. Perwujudan Transparansi dan Otonomi Daerah. Jurnal Akuntansi dan
Akuntabilitas Publik Melalui Akuntansi Investasi, 9 (2), 108-124.
Sektor Publik: Suatu Sarana Good Puspita, R. dan D. Martani. 2010. Analisis
Governance. Jurnal Akuntansi Pemerintah, Pengaruh Kinerja Dan Karakteristik Pemda
2 (1), 1-17. Terhadap Tingkat Pengungkapan Dan
Mudhofar, K. dan A. Tahar. 2016. Pengaruh Kualitas Informasi Dalam Website Pemda.
Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Terhadap Skripsi, Universitas Indonesia.
Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Raharjo, E. 2007. Teori Agensi dan Teori
Pemerintah Daerah di Indonesia: Efek Stewardship dalam Perspektif Akuntansi.
Moderasi dari Kinerja. Jurnal Akuntansi dan Dalam Fokus Ekonomi, 2 (1).
Investasi, 17 (2), 176-185. Rahmawati, N. E. 2013. Pengaruh Transparansi
Mulyana, B. 2006. Pengaruh Penyajian Neraca dan Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Daerah dan Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap Kepuasaan dan Kepercayaan
terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Stakeholder. Tesis, Universitas Gadjah
Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Mada.
Akuntansi Pemerintah, 2. Ramadhani. 2011. Persepsi Stakeholder Internal
Murtin, A. 2008. Persepsi Masyarakat Terhadap terhadap Akuntabilitas dan Transparansi
Kualitas Layanan Publik yang Diberikan Laporan Keuangan Universitas Sebelas
Oleh Instansi Pemerintah di Kabupaten Maret Pasca ditetapkan sebagai Badan
Sleman Dan Kabupaten Bantul. Jurnal Layanan Umum. Skripsi, Universitas
Akuntansi dan Investasi, 9 (1), 80-90. Sebelas Maret.
Mustafa, A. I. 2012. Pengaruh Penyajian dan Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28
Aksesibilitas Laporan Kuangan terhadap Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi,
Kabupaten Pemalang. Journal unnes. ac.id dan nepotisme.
Nahar, A. dan S. Aliyah. 2012. Pengaruh penyajian , Undang-undang
laporan keuangan SKPD dan aksesibilitas Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
laporan keuangan SKPD terhadap Negara.
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan , Undang-undang Nomor
keuangan Daerah Kabupaten Jepara. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi , Peraturan Menteri Dalam
Nahdlatul Ulama Jepara. Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
Nasution. S. I. 2009. Pengaruh penyajian neraca Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam
SKPD dan aksesibilitas laporan keuangan Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
SKPD terhadap transparansi dan Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
akuntabilitas pengelolaan keuangan SKPD , Peraturan Pemerintah
di Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara. Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Skripsi, Universitas Sumatera Utara. Akuntansi pemerintah.
Nordiawan, D. 2010. Akuntansi Sektor Publik. , Peraturan Pemerintah
Jakarta: Salemba Empat. Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Nugraha, M. Q. 2007. Manajemen Strategik Keuangan Daerah
Organisasi Publik, Penerbit Universitas , Peraturan Pemerintah
Terbuka, Edisi I. Nomor 101 Tahun 2000 tentang
Pasaribu, F. J. 2011. Pengaruh penyajian laporan Pendidikan dan Pelatihan negeri Sipil
keuangan SKPD dan aksesibilitas laporan Ridha, A. M., dan H. Basuki. 2012. Pengaruh
keuangan SKPD terhadap Transparansi Tekanan Eksternal, Ketidakpastian
Lingkungan, dan Komitmen Managemen

46
Nurrizkiana et al. – Kepercayaan Public-Stakeholders

terhadap Penerapan Transparansi Laporan Wahyuni, P. S., Sulindawati, N. L. G. Erni, dan


Keuangan. H. N. Trisna. 2014. Pengaruh penyajian
Riyansa, R., Yunilma dan P. Fauziati. 2015, laporan keuangan daerah dan aksesibilitas
Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan dan laporan keuangan daerah terhadap
Aksesibilitas Laporan Keuangan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah (studi empiris pada pemerintahan
(Studi Empiris Pada Pemerintah Kabupaten Kabupaten Badung). e-Journal Akuntansi
Padang Pariaman), Skripsi, Universitas Bung Universitas Pendidikan Ganesha, 2 (1).
Hatta. Welch, E. W., C. H. Charles dan M. J. Moon.
Safitri, R. A. 2009. Pengaruh Penyajian Laporan 2004. Linking Citizen Satisfaction with E-
Keuangan Daerah Dan Aksesibilitas Government and Trust in Government.
Laporan Keuangan Terhadap Penggunaan Journal of Public Administration Research
Informasi Keuangan Daerah (Studi Empiris and Theory, 15, 371–391.
Di Kabupaten Semarang), Skripsi,
Universitas Diponegoro.
Shende, S. dan T. Bennet. 2004. Concept Paper
2: Transparency and Accountability in
Public Financial Administration. UN
DESA.
Sofyani, H., dan R. Akbar. 2013. Hubungan
Faktor Internal Institusi dan Implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) di Pemerintah Daerah.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
10 (2), 184-205.
Sofyani, H. dan R. Akbar. 2015. Hubungan
Karakteristik Pegawai Pemerintah Daerah
dan Implementasi Sistem Pengukuran
Kinerja: Perspektif Ismorfisma Institusional.
Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia, 19
(2), 153-173.
Steccolini, I. 2002. Local Government Annual
Report: an Accountability Medium?. Paper
Dipresentasikan Pada EIASM Conference
on Accounting and Auditing in Public
Sector Performs, Durbin.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta
Sukhemi. 2010. Pengaruh Penyajian Neraca
Daerah Terhadap Akuntabilitas Keuangan
Daerah, Akmenika Jurnal Akuntansi dan
Manajemen, 5, 85-100.
Tschannen-Moran, M. and Hoy, A.W. (2001).
Teacher efficacy: Capturing an elusive
construct. Teaching and Teacher Education
Journal, 17,783-805.
Tolbert, C. J., dan K. Mossberger. 2006. The
Effects of E-Government on Trust and
Confidence in Government. Public
Administration Review , 354-369.
Ulum, I. dan H. Sofyani. 2016. Akuntansi (Sektor)
Publik. Yogyakarta: Aditya Publishing.

47

You might also like