Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The theme of the article is "economy based on the principles of Islam". This paper tries to discuss the issue
of money supply (M2) as public goods and stock concept and public goods and flow concept. The point of
the problem discussed is about the function of money economically Islam and convention then how the
implementation of money supply (M2) as public goods and flow concept and money supply (M2) as private
goods and stock concept. To find the answer to this problem, use a literature study using the hermeneutical
approach by looking at the money supply data in a broad sense (M2) per year 2014 to 2016 published by
Bank Indonesia. It is concluded that the function of money from an Islamic economic point of view is as a
means of exchange and a unit of value, while in conventional economics the function of money apart from the
two points plus money as a means of exchange of wealth, money as a standard of delay payment. Furthermore
from the money supply data (M2) illustrated that money circulating in the position of money that is public
goods and stock concept. This Stock concept illustrates the weakness of M2 growth that is affected by the
contraction of Government's financial operations. This is reflected in the increase of government deposits, BI
and Banking. Deposits are more channeled on business activities in the form of stock concept, such as property
loans, compared to Working Capital Loans. While in view of Islamic economy money is public goods and
flow concept not public goods and stock concept. Because in Islamic economics there can be no accumulation
of money at one point, meaning money must flow like a flowing water. If the position of money in the stock
concept, it will damage the flow of the economy of society.
Selama itu masih diterima oleh masyarakat dikenal dan dijadikan sebagai alat pembayaran
dan dianggap sebagai uang (Rozalinda, dalam mu’amalah manusia. Berdasarkan
2014). Uang memainkan peran yang sangat sejarah Islam, pada masa Rasulullah SAW.
penting dalam perjalanan kehidupan ekonomi mata uang menggunakan sistem bimetallic
masyarakat. Uang berhasil memudahkan standard (Mujahidin, 2013) (emas dan perak)
dan mempersingkat waktu dalam transaksi demikian juga pada masa Bani Umayyah dan
pertukaran barang dan jasa. Uang dalam Bani Abassiyah. Dalam pandangan Islam mata
sistem ekonomi memungkinkan perdagangan uang yang dibuat dengan emas (dinar) dan
berjalan secara efisien (Nasution, dkk, 2006). perak (dirham) merupakan mata uang yang
Namun efisiensi tersebut tergores dengan paling stabil dan tidak mungkin terjadi krisis
keberadaan uang beredar (M2) pada kegiatan moneter karena nilai intrinsik sama dengan
usaha yang berbentuk stock concept, seperti nilai riil. Mata uang ini dipergunakan bangsa
kredit properti, dibandingkan pada Kredit Arab sebelum datangnya Islam.
Modal Kerja (KMK). Perekonomian dengan sistem barter
Berdasarkan masalah perputaran uang terjadi karena pada waktu itu belum dikenal
beredar (M2) tersebut muncul pertanyaan dari sama sekali alat tukar yang disebut dengan
peneliti yaitu bagaimanakah pelaku ekonomi uang. Bahkan ketika itu belum disepakati satu
dalam menggunakan fungsi uang? Selanjutnya macam alat tertentu yang berfungsi sebagai alat
bagaimanakah sifat uang menurut ekonomi pembayaran (medium of exchange) (Mujahidin,
Islam?. 2013). Dalam al-Qur’an terdapat beberapa
ayat yang menunjukkan pengertian uang dan
Pengertian Uang keabsahan penggunaan uang sebagai pengganti
Secara etimologi uang berasal dari kata sistem barter. Kata-kata yang menunjukkan
al-naqdu-nuqud. Al-naqdu berarti yang pengertian ‘uang’ dalam al-Qur’an ada beberapa
baik dari dirham, menggenggam dirham, macam, yaitu (Mujahidin, 2013):
membedakan dirham, sementara al-naqd a. Dinar ( ) دﻳﻨﺎر, yaitu QS. Ali Imran : 75
berarti tunai (Rozalinda, 2014). Selanjutnya
b. Dirham ( درا ﻫـﻢ/ ) درﻫـﻢ, yaitu QS. Yusuf : 20
para fuqaha menafsirkan emas dan perak
c. Emas dan perak ( ﻓﻀـﺔ/) ذﻫـﺐ, penggunaan
sebagai dinar dan dirham. Uang dalam bahasa
kata-kata emas dan perak ini banyak
Arab disebut “Maal”, asal katanya berarti
terdapat dalam al-Qur’an antara lain pada
condong, yang berarti menyondongkan
QS. At-Taubah : 34.
mereka kearah yang menarik, dimana uang
sendiri mempunyai daya penarik, yang terbuat d. Waraq atau uang tempahan perak ( ) ورق,
dari logam misalnya; tembaga, emas, dan yaitu pada QS al-Kahfi ayat 19.
perak. Menurut Fiqh Ekonomi Umar RA e. Barang-barang niaga yang biasa dijadikan
diriwayatkan , uang adalah segala sesuatu yang alat tukar ( ) ﺑﻀـﺎ ﻋـﺔ, tersebut antara lain pada
QS. Yusuf ayat 88.
Implementasi Uang Beredar (M2) Sebagai Public Goods and Flow Concept... 147
Pembahasan mengenai uang juga terdapat penimbunan uang (iktinaz) (Karim, 2014)
dalam kitab “Muqaddimah” yang ditulis oleh Ibnu berarti memperlambat perputaran uang; uang
Khaldun. Beliau menjelaskan bahwa kekayaan tidak boleh idle (menganggur), uang harus
suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya diproduktifkan dalam bisnis riil. Hal ini berarti
uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh memperkecil terjadinya transaksi, sehingga
tingkat produksi negara tersebut dan neraca perekonomian menjadi lesu. Oleh karena itu
pembayaran yang positif. Apabila suatu negara al-Ghazali melarang menjadikan uang dinar
mencetak uang sebanyak-banyaknya, tetapi dan dirham menjadi perhiasan, karena jika
bukan merupakan refleksi pesatnya pertumbuhan dijadikan sebagai perhiasan berarti menarik
sektor produksi, maka uang yang melimpah uang dari peredaran dan memenjarakan
tersebut tidak ada nilainya. Sektor produksi uang. Selain itu, al-Ghazali juga menyatakan
merupakan motor penggerak pembangunan bahwa mencetak atau mengedarkan uang
suatu negara karena akan menyerap tenaga palsu lebih berbahaya daripada mencuri seribu
kerja, meningkatkan pendapatan pekerja, dan dirham. Mencuri adalah suatu perbuatan
menimbulkan permintaan (pasar) terhadap dosa, sedangkan mencetak dan mengedarkan
produksi lainnya. Menurut Ibnu Khaldun, jika uang palsu dosanya akan terus berulang setiap
nilai uang tidak diubah melalui kebijaksanaan kali uang palsu itu dipergunakan dan akan
pemerintah, maka kenaikan atau penurunan merugikan siapapun yang menerimanya dalam
harga barang semata-mata akan ditentukan oleh jangka waktu yang lebih panjang.
kekuatan penawaran (supply) dan permintaan Syarat-syarat Uang (Rozalinda, 2014)
(demand), sehingga setiap barang akan memiliki 1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari
harga keseimbangan. Misalnya, jika di suatu kota waktu ke waktu,
makanan yang tersedia lebih banyak daripada
2. Tahan lama,
kebutuhan, maka harga makanan akan murah,
3. Bendanya mempunyai mutu yang sama,
demikian pula sebaliknya. Inflasi (kenaikan)
harga semua atau sebagian besar jenis barang 4. Mudah dibawa-bawa,
tidak akan terjadi karena pasar akan mencari 5. Mudah disimpan tanpa mengurangi
harga keseimbangan setiap jenis barang. Apabila nilainya,
satu barang harganya naik, namun karena tidak 6. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan),
terjangkau oleh daya beli, maka harga akan turun 7. Dicetak dan disahkan penggunaannya oleh
kembali. pemegang otoritas moneter (pemerintah).
Merujuk kepada Al-Quran, al-Ghazali
Kriteria Uang (Kasmir, 2011)
berpendapat bahwa orang yang menimbun uang
adalah seorang penjahat, karena menimbun 1. Ada jaminan, harus dijamin oleh
uang berarti menarik uang secara sementara pemerintah supaya mendapat kepercayaan
dari peredaran. Dalam teori moneter modern, oleh masyarakat,
148 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017
Islam yang masih mengikuti model cetakan uang dengan membeli tembaga. Kemudian
Sasanid berukiran Kisra dengan tambahan mencetaknya menjadi mata uang koin (Karim,
kalimat Alhamdulillah pada sebagian dirham 2014). Pemerintah harus mencetak mata
dan kalimat Muhammad Rasulullah pada uang dengan nilai yang sebenarnya tanpa
dirham lainnya. Bahkan Umar saat itu sempat mencari keuntungan dari percetakan tersebut.
berfikiran untuk mencetak uang dari kulit Pemerintah harus melaksanakan kebijakan
unta; “Aku ingin (suatu saat) menjadikan moneter yaitu dengan mencetak uang sesuai
kulit unta sebagai alat tukar” (Nasution, dengan nilai transaksi di tengah masyarakat.
2006) namun niat ini urung dilakukan Ini menunjukkan bahwa Ibnu Taimiyyah
karena dikhawatirkan akan kelangkaan unta. sangat memperhatikan nilai instrinsik mata
Percetakan uang dirham ini dilanjutkan oleh uang sesuai dengan nilai logamnya. Teori
Usman dengan menggunakan kalimat Allahu Ibn Taimiyyah yang dikenal dengan hukum
Akbar, Bismillah, Barakah, Bismillahirabbi, “Gresham bad money drives out good money”
Allah, Muhammad dalam bentuk tulisan yang dilahirkan oleh Sri Thomas Gresham
Albahlawiyah (Rozalinda, 2014). (1519-1579) (Nasution, 2006).
Menurut Umar dalam Nasution (2006), Selain emas dan perak, baik di negeri Islam
uang sebagai alat tukar tidak harus terbatas maupun non Islam juga dikenal uang logam
pada dua logam mulia saja seperti emas yang dibuat dari tembaga atau perunggu.
dan perak. Kedua logam mulia ini akan Dalam fiqih Islam, uang emas dan perak
mengalami ketidakstabilan manakala terjadi dikenal sebagai alat tukar yang hakiki (thaman
ketidakstabilan pada sisi permintaan maupun haqiqi atau thaman khalqi), sedangkan uang
penawarannya. Oleh karena itu walaupun uang dari tembaga atau perunggu dikenal sebagai
dari kulit unta, maka juga dapat berfungis fulus dan menjadi alat tukar berdasarkan
sebagai uang. Karena sesungghunya suatu kesepakatan atau thaman istilahi (Iqbal,
barang yang telah berubah fungsinya menjadi 2009). Kemudian penggunaan emas dan
alat tukar (uang) maka fungsi moneternya akan perak sebagai uang memiliki kelemahan,
meniadakan fungsinya atau akan mendominasi diantaranya memerlukan tempat yang agak
fungsinya sebagai komoditas biasa. besar untuk menyimpan, merupakan benda
Selanjutnya menurut Ibnu Taimiyyah uang yang berat, sukar untuk ditambah jumlahnya
sebagai alat tukar bahannya bisa diambil dari (Sukirno, 2013). Untuk mengatasi kelemahan
apa saja yang disepakati oleh adat yang berlaku dari penggunaan mata uang emas dan perak
(‘urf) dan istilah yang dibuat oleh manusia sebagai alat perantaraan dalam tukar menukar,
(Nasution, 2006). Maka dapat dipahami bahwa mulailah diperkenalkan jenis uang yang baru
uang tidak harus terbatas dari emas dan perak. yaitu uang kertas. Kemudian dari sisi sifatnya
Kemudian Ibnu Taimiyyah menganjurkan yang tidak memiliki nilai instrinsik sebesar
pemerintah agar tidak mempelopori bisnis mata nilai tukarnya, fulus ini lebih dekat kepada
150 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017
sifat uang kertas yang dikenal hingga saat Berdasarkan sekelumit tentang sejarah
sekarang ini. uang, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Uang kertas ini juga dikenal pada uang pada mulanya dari emas dan perak,
pemerintah Usmaniyah tahun 1839 kemudian berlanjut kepada kulit unta.
menerbitkan mata uang yang berbentuk kertas Hingga pada akhirnya uang yang disepakati
banknote dengan nama yang sama. Pada perang terbuat dari uang kertas. Hingga uang yang
Dunia I tahun 1914, Turki seperti Negara beredar ditangan masyarakat saat ini ialah
lainnya memberlakukan uang kertas sebagai uang yang terbuat dari uang kertas. Kemudian
uang yang sah dan membatalkan berlakunya jenis mata uang yang dipakai untuk Negara
emas dan perak sebagai mata uang. Sejak ini Indonesia ialah dengan nama mata uang
mulailah diberlakukan uang kertas sebagai Rupiah kemudian disingkat dengan “Rp”
satu-satunya mata uang di seluruh dunia untuk seluruh daerah dan wilayah yang ada
(Nasution, 2006). seantero Negara Republik Indonesia.
Setelah dikeluarkannya Undang-undang
Fungsi Uang
Pokok Perbankan Nomor 13 Tahun 1968 yang
Pada awalnya fungsi uang hanyalah
menetapkan satuan hitung uang Indonesia
sebagai alat guna memperlancar pertukaran.
adalah Rupiah dan disingkat dengan Rp.
Namun sesuai dengan perkembangan zaman
Adapun jenis-jenis mata uang sebelum
fungsi uang sudah beralih dari alat tukar ke
keluarnya UU tersebut, yaitu (Kasmir, 2011):
fungsi yang lebih luas (Kasmir, 2011). Fungsi
1. ORI, uang Republik Indonesia yang
uang dalam sistem ekonomi konvensional
berlaku hanya di pulau Jawa saja, disamping
ialah sebagai alat tukar (medium of exchange),
mata uang lainnya.
satuan hitung (unit of account), penyimpan
2. URIDAB, uang Republik Indonesia hanya kekayaan (store of value), uang sebagai standar
di daerah Banten. pembayaran tunda (standard of deffered
3. URIPS, uang Republik Indonesia untuk payment). Sedangkan fungsi uang menurut
provinsi Sumatera. ekonomi Islam ialah sebagai medium of
4. URITA, uang Republik Indonesia untuk exchange dan unit of account (Rozalinda, 2014).
daerah Tapanuli. Medium of exchange bukan suatu komoditas
5. URIPSU, uang Republik Indonesia yang bisa diperjualbelikan dengan kelebihan
berlaku untuk daerah provinsi Sumatera baik secara on the spot maupun bukan. Satu
Utara fenomena penting dari karakteristik uang
adalah bahwa uang tidak diperlukan untuk
6. URIBA, uang Republik Indonesia untuk
dikonsumsi, uang tidak diperlukan untuk
daerah Aceh.
dirinya sendiri, melainkan diperlukan untuk
7. UDMP, Uang Dewan Mandat Pertahanan
membeli barang yang lain sehingga kebutuhan
daerah Palembang.
dapat terpenuhi (Nasution, 2006).
Implementasi Uang Beredar (M2) Sebagai Public Goods and Flow Concept... 151
Uang sebagai Alat Tukar (Medium of Exchange) Wealth of Nations” pada tahun 1766 di Eropa,
Penggunaan uang sebagai alat tukar dapat Abu Hamid al-Ghazali dalam kitabnya “Ihya
dilakukan terhadap segala jenis barang dan jasa Ulumuddin” telah membahas fungsi uang
yang ditawarkan (Kasmir, 2011). Misalnya, dalam perekonomian. Beliau menjelaskan, uang
seseorang yang punya beras untuk memenuhi berfungsi sebagai media penukaran, namun
kebutuhannya terhadap lauk pauk, maka dia uang tidak dibutuhkan untuk uang itu sendiri.
cukup menjual beras untuk membeli lauk Maksudnya, adalah uang diciptakan untuk
pauk. Inilah fungsi uang sebagai alat tukar memperlancar pertukaran dan menetapkan
pada setiap transaksi dalam rangka pemenuhan nilai yang wajar dari pertukaran tersebut, dan
kebutuhan hidup manusia (Rozalinda, 2014). uang bukan merupakan sebuah komoditi. Jadi
dalam konsep Islam uang tidak termasuk dalam
Uang sebagai Satuan Nilai atau Standar fungsi utility, karena sebenarnya manfaat uang
Harga (Unit of Account)
bukan dari uang itu sendiri melainkan dari
Uang sebagai satuan harga menunjukkan fungsi uang (Karim, 2010). Menurut al-Ghazali,
nilai dari barang dan jasa yang dijual maupun uang diibaratkan cermin yang tidak mempunyai
dibeli. Uang tidak dibutuhkan untuk uang itu warna, tetapi dapat merefleksikan semua warna.
sendiri, karena uang tidak mempunyai harga, Maknanya adalah uang tidak mempunyai harga,
tetapi ia sebagai alat untuk menghargai semua tetapi merefleksikan harga semua barang. Dalam
barang. istilah ekonomi klasik disebutkan bahwa uang
Uang sebagai Penyimpan Kekayaan (store of tidak memberikan kegunaan langsung (direct
value atau store of wealth) utility function), yang artinya adalah jika uang
Dengan menyimpan uang berarti digunakan untuk membeli barang, maka barang
menyimpan kekayaan sejumlah uang yang itu yang akan memberikan kegunaan.
disimpan. Maksdunya ialah orang yang Ketika uang diperlakukan sebagai
mendapatkan uang kadang tidak mengeluarkan komoditas oleh system kapitalis, berkembanglah
seluruhnya dalam satu waktu, tetapi ia sisihkan apa yang disebut dengan pasar uang. Transaksi
sebagian untuk membeli barang atau jasa yang pada pasar uang ini tidak berlandaskan
ia butuhkan pada waktu yang ia inginkan. Atau motif transaksi yang riil sepenuhnya, bahkan
disimpan untuk hal-hal yang tidak terduga. sebagian besar diantaranya mengandung motif
spekulasi. Menurut data dari sebuah NGO
Uang sebagai Standar Pembayaran Tunai
(standard of deffered payment) asal Amerika Serikat, volume transaksi yang
terjadi di pasar uang (currency speculation
Misalnya transaksi yang terjadi pada
dan derivative market) berjumlah US $ 1,5
waktu sekarang dengan pembayaran ditunda
triliun hanya dalam sehari, sedangkan volume
pada waktu yang akan datang. Uang Dalam
transaksi yang terjadi dalam perdagangan
Pandangan al-Ghazali & Ibnu Khaldun, Jauh
dunia di sector riil US $ 6 triliun setiap tahun
sebelum Adam Smith menulis buku “The
152 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017
uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept hal yang tidak diinginkan atau yang tidak
dan capital adalah sesuatu yang bersifat stock terduga, misalnya sakit atau mengalami
concept. Pendapatan tersebut dinyatakan dalam kecelakaan. Permintaan uang untuk berjaga
persamaan kuantitas uang klasik (classical jaga juga berhubungan positif dengan tingkat
quantity of money). Frederic S. Mishkin pendapatan; jika pendapatan meningkat,
mengemukakan konsep Irving Fisher yang permintaan uang untuk berjaga jaga juga
menyatakan bahwa (Karim, 2010:77): meningkat.
MV = PT c. Motivasi spekulasi (mendapatkan
keuntungan) (speculation motive)
Dimana:
M : Jumlah uang Konsekuensi dari fungsinya sebagai
V : Tingkat perputaran uang penyimpan nilai (store of value) uang dapat
P : Tingkat harga barang
digunakan sebagai alat untuk mendapatkan
T : Jumlah barang yang diperdagangkan
keuntungan. Motivasi menyimpan uang
Dari persamaan di atas dapat diketahui untuk memperoleh keuntungan disebut
bahwa semakin cepat perputaran uang (V↑), maka sebagai motivasi spekulasi (speculation motive).
semakin besar income yang diperoleh. Persamaan Keynes mengembangkan teori ini berdasarkan
ini juga berarti bahwa uang adalah flow concept. asumsi bahwa uang adalah salah satu dari dua
2. Teori Permintaan Uang Keynesian aset finansial yang dapat dimiliki masyarakat
(Karim, 2010:89) yang lainnya adalah obligasi (bond), yakni
Menurut teori ini ada 3 motivasi orang surat utang yang disertai janji mendapatkan
memegang uang yaitu untuk transaksi (transaction bunga. Jenis obligasi yang dimasukkan oleh
motive), berjaga jaga (precautionary motive) dan Keynes adalah obligasi yang jatuh temponya
memperoleh keuntungan (speculation motive ). tidak terbatas (consol bond) dan tidak memiliki
resiko gagal ditagih (defold).
a. Motivasi transaksi (transaction motive)
Dari pandangan di atas dapat ditarik
Permintaan uang untuk transaksi dalam
sebuah rumus (Karim, 2010: 89):
teori ini adalah sama dengan permintaan uang
Md = f (Y)
dalam teori klasik. Masyarakat memegang uang
Mdpre = f (Y)
(holding money) dalam rangka mempermudah
transaksi sehari hari. Permintaan uang untuk Mdsp = f (i)
Keterangan:
transaksi berhubungan positif dengan tingkat
Md = money demand
pendapatan, bila pendapatan meningkat, maka
f = fungsi utility
kebutuhan uang untuk transaksi meningkat. Y = pendapatan nominal
b. Motivasi jaga-jaga (precautionary motive) Konsep Uang Islam dan Konvensional
Hal lain juga orang lain memegang uang (Karim, 2010: 79):
adalah persiapan untuk menghadapi hal-
154 JEBI (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam)-Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017
menyimpan uang tersebut. Biasanya uang Kasmir. (2002). Bank dan Lembaga Keuangan
disimpan di celengan, di bawah kasur dan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
lain-lain. Dengan cara ini menimbulkan
Kasmir. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan
sifat uang menjadi stock concept bukan flow
Lainya. Jakarta: Rajawali.
concept. Sementara dalam ekonomi Islam
uang itu harus mengalir, beredar di kalangan Karim, Adiwarman. (2010). Ekonomi Makro
masyarakat dalam kehidupan ekonomi. Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
Selanjutnya ekonomi Islam mengatakan uang
Karim, Adiwarman. (2014). Sejarah Pemikiran
itu harus public good/milik masyarakat. Namun
Ekonomi Islam. Jakarta: Grafindo.
jika memperhatikan uang beredar (M2) yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia, uang beredar Lubis, Suhrawardi, dkk. (2014). Hukum
pada posisi properti. Artinya uang beredar Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
tidak mengalir umum atau flow concept.
Mujahidin, Akhmad. (2007). Ekonomi Islam.
Selanjutnya fungsi uang dalam ekonomi Jakarta: Grafindo.
Islam ialah sebagai atal tukar (medium of
exchange) dan satuan nilai (unit of account), Mujahidin, Akhmad. (2013). Ekonomi Islam,
sementara dalam ekonomi konvensional Sejarah, Kosep, Instrument, Negara dan
fungsi uang selain dari dua poin tersebut Pasar. Jakarta: Grafindo.
ditambah dengan uang ekonomi konvensional Nasution, M. Edwin, dkk. (2006). Pengenalan
ialah sebagai alat tukar (medium of exchange), Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana.
satuan hitung (unit of account), penyimpan
Rahardja, Pratama dan M. Manurung. (2005).
kekayaan (store of value), uang sebagai standar
Teori Ekonomi Makro. Jakarta: FE-UI.
pembayaran tunda (standard of deffered payment).
Namun sebagian dari pelaku ekonomi masih Ramadhan, Sri. (2016). Pasar Uang dan Pasar
menggunakan fungsi uang itu sebagai alat Modal dalam Perspektif Ekonomi Islam.
komoditi, bukan sebagai alat tukar maupun Al-Masraf : Jurnal Lembaga Keuangan dan
satuan nilai, sebagaimana dalam ekonomi Perbankan, 1 (2): 197-210.
Islam. Uang sebagai komoditi ini jelas dalam
Rozalinda. (2014). Ekonomi Islam Teori dan
ekonomi Islam melarangnya, karena jika uang
Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi.
dijadikan suatu komoditi, maka uang tersebut
Jakarta: PT Raja Grafindo.
bisa diperjual belikan dengan kelebihan baik
secara on the spot maupun bukan. Subagyo, dkk. (2002). Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya. Yogyakarta. STIE
DAFTAR PUSTAKA YKPN.
Iqbal, Muhammad. (2009). Dinar The Real Sukirno, Sadono. (2013). Makro Ekonomi Teori
Money. Jakarta: Gema Insani. Pengantar. Jakarta: Grafindo.