You are on page 1of 11

M

M A
A T
T E
E MM AA TT II K
k A
A
R E AA LL II SS T
R E T I I K
k
Dosen Pengampu : Ishmatul Maula, M.Pd

Disusun oleh:

Tyas Dwi Fitriyanti NIM. 1911306014


Alma Fadilla Putri NIM. 1911306036
Siti Azizah Rahmah NIM. 1911306080
Suci Noviyanti NIM. 1911306089
Desy Dwi Minarti NIM. 1911306090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


JURUSAN PENDIDIKAN GURU
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA
1
2021
Pembelajaran Matematika Realistik

R ealis tic Mathematics Education (RME) merupakan suatu


pendekatan baru dalam bidang pendidikan matematika. Pendekatan ini
sudah lama diuji cobakan dan diimplementasikan di Belanda. Di Indonesia
istilah ini dikenal dengan nama Pembelajaran Realistik Matematik (PMR).

Kata 'realistik' pada Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) sering


kali disalah maknai oleh orang yang baru mengenal PMR. Mereka
menganggap bahwa PMR adalah pembelajaran matematika mengenai dunia
nyata dan oleh karena itu harus dimulai dari dunia nyata. Padahal tidak
selalu demikian.

Alasan penggunaan kata 'realistik' pada PMR tidak hanya


dimaksudkan untuk menghubungkan dengan dunia nyata, akan tetapi
dimaknai sebagai penekanan pada proses pembelajaran yang menghadirkan
masalah matematika yang 'dapat dibayangkan oleh siswa'. Hal ini
dikarenakan kata 'realistik' dalam bahasa Belanda (bahasa yang merupakan
asal dari kata realistik pada PMR) di artikan sebagai "to imagine" yaitu usaha
untuk membayangkan sesuatu di secara nyata di alam fikiran.

Ini artinya bahwa masalah pembelajaran yang diberikan kepada siswa


tidak harus berasal dari konteks nyata, akan tetapi dapat juga dari masalah
yang sifatnya fantasi, fiktif, dibuat-buat, bahkan bentuk matematika formal
dan abstrak dapat menjadi masalah matematika yang cocok asalkan saja
dapat dibayangkan oleh siswa, yaitu realistis bagi siswa.1

1. Susilahudin Putrawangsa, Desain Pembelajaran Matematika Realistik (Mataram: CV.Reka Karya,


2017) hlm 41-42

2
Menurut Soedjadi (2001:2) PMR pada dasarnya adalah pemanfaatan
realita dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar
proses pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan
matematika secara lebih baik dari pada masa lalu.

Ide utama pembelajaran matematika realistik adalah siswa harus


diberi kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) konsep dan prinsip
matematika di bawah bimbingan orang dewasa. Siswa diberi kesempatan
untuk menemukan ide atau konsep matematika berdasarkan pengalaman
anak dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud
dapat berupa lingkungan sekolah, keluarga, atau lingkungan masyarakat
yang benar-benar dikenal siswa.2

Proses pembelajaran matematika realistic menggunakan masalah


kontekstual sebagai titik awal dalam belajar matematika. Siswa diberi
kesempatan untuk mengorganisasi masalah dan mencoba mengidentifikasi
aspek matematika yang ada pada masalah tersebut.

2 Iis Holisin, “Pembelajaran Matematika Realistik (Pmr)”. Vol. 5, No. 3, 2007, hlm. 46.

3
Ada tiga unsur prinsip utama dalam pembelajaran Matematika realistik yaitu
sebagai berikut :

1. Guided reinventionsive mathematizing (penemuan kembali


terbimbing /pematematikaan progresif)

Prinsip ini menghendaki bahwa dalam Pembelajaran Matematika, dari


masalah konstektual yang diberikan oleh guru diawal pembelajaran,
kemudian dalam menyelasaikan masalah siswa diarahkan dan diberi
bimbingan terbatas, sehingga siswa mengalami proses menemukan kembali
konsep, prinsip – sifat dan rumus – rumus matematika sebagaimana ketika
konsep,prinsip, sifat – sifat dan rumus – rumus itu ditemukan. Prinsip ini
mengacu pada pandangan konstruktivisme, yang menyatakan bahwa
pengetahuan tidak dapat ditransfer atau diajarkan melalui pemberitahuan
dari guru, melainkan dari siswa sendiri.

2. Didactical phennomenology (fenomena pembelajaran)

Prinsip ini terkait dengan suatu gagasan fenomena pembelajaran, yang


menghendaki bahwa di dalam menentukan masalah konstektual untuk
digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan metode pembelajaran
realistikrealistik didasarkan atas dua alasan, yaitu : a) untuk mengungkap
berbagai macam aplikasi suatu topik yang harus diantisipasi dalam
pembelajaran, b) untuk dipertimbangkan pantas tidaknya masalah
konstektual itu digunakan sebagai poin – poin untuk suatu proses
pematematikaan progresif. Dari penjabaran di atas menunjukan bahwa
prinsip ke 2 Pembelajaran matematika Realistik ini menekankan pada
pentingnya masalah konstektual untuk memperkenalkan topik – topik
matematika kepada siswa.

4
3. Self development models ( model – model dibangun sendiri)

Menurut prinsip ketiga, model – model yang dibangun berfungsi sebagai


jembatan pengetahuan informal dan formal matematika. Dalam pemecahan
konstektual siswa diberi kebebasan untuk menemukan sendiri model
matematika terkait dengan masalah kontekstual yang dipecahkan. Sebagai
konsekuensinya sangat dimungkinkan mucul berbagai model matematika
yang dibangun siswa. Berbagai model tersebut pada mulanya mungkin masih
mirip dengan masalah kontekstualnya. Ini merupakan langkah lanjutan dari
penemuan ulang dan sekaligus menunjukan bahwa sifat bottom up( dari
bawah ke atas) mulai terjadi. Model – model tersebut diharapkan untuk
mampu mengubah kepada bentuk matematika yang formal.3

Karakteristik

1. Menggunakan masalah kontekstual (The use of Context)

Pembelajaran matematika di awali dengan masalah kontekstual, sehingga


memungkinkan siswa menggunakan pengalaman atau pengetahuan yang
telah di miliki sebelumnya secara langsung. Masalah kontekstual tidak hanya
berfungsi sebagai sumber pematematikaan, tetapi juga sebagai sumber untuk
mengaplikasikan kembali matematika. Masalah kontekstual yang diangkat
sebagai topik awal pembelajaran, hendaknya masalah sederhana yang yang
di kenali oleh siswa.

3 https://karyatulisku.com/penerapan-model-pembelajaran-matematika/

5
2. Menggunakan berbagai model (Use Models, Bringing by vertical
instrument)

Istilah model berkaitan dengan model matematika yang di bangun sendiri


oleh siswa dalam mengaktualisasikan masalah kontekstual kedalam bahasa
matematika, yang merupakan jembatan bagi siswa untuk membuat sendiri
model-model dari situasi nyata ke abstrak atau dari situasi informal ke
formal.

3. Konstribusi siswa (Student Contribution)

Siswa di beri kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan berbagai


strategi informal yang dapat mengarahkan pada pengkonstruksianberbagai
prosedur untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain, konstribusi yang
besar dalam proses pembelajaran di harapkan datang dari siswa , bukan dari
guru. Artinya semua pikiran atau pendapat siswa sangat di perhatikan dan di
hargai.

4. Interaktif (Interactivity)

Interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, serta siswa dengan
perangkat pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika realistik. Bentuk-bentuk interaksi seperti
negosiasi, penjelasan, pembenaran, persetujuan, pertanyaan atau refleksi
digunakan untuk mencapai bentuk pengetahuan matematika formal dari
bentuk-bentuk pengetahuan matematika informal yang di temukan sendiri
oleh siswa.

6
5. Keterkaitan (Intertwinment)

Struktur dan konsep matematika saling berkaitan, biasanya pembahasan


suatu topik (unit pelajaran) harus dieksplorasiuntuk mendukung terjadinya
proses pembelajaran yang lebih bermakna.4

Langkah-Langkah Dalam Pembelajaran


Matematika Realistik5

Berdasarkan prinsip dan karakteristik pembelajaran matematika


realistik, maka langkah-langkah yang harus dilakukan dalam kegiatan inti
proses pembelajaran adalah sebagai berikut.

a. Memahami masalah kontekstual

b. Menjelaskan masalah kontekstual


Pada langkah ini siswa diberi
masalah kontekstual dan siswa Pada langkah ini guru menjelaskan
diminta untuk memahami masalah situasi dan kondisi masalah dengan
kontekstual yang diberikan. Langkah memberikan petunjuk atau saran
ini tergolong dalam karakteristik-1 seperlunya terhadap bagian tertentu
pembelajaran matematika realistik. yang belum dipahami siswa. Langkah
ini tergolong dalam karakteristik-4
pembelajaran matematika realistik.

4. https://www.dosenpendidikan.co.id/realistic-mathematics-education/
5.https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:An8cdO7GAyEJ:https://core.ac.uk/
download/pdf/229571481.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id

7
c. Menyelesaikan masalah kontekstual

Setelah memahami masalah, siswa


menyelesaikan masalah kontekstual secara
individual dengan cara mereka sendiri, dan
menggunakan perlengkapan yang sudah
mereka pilih sendiri. Sementara itu guru
memotivasi siswa agar siswa bersemangat
untuk menyelesaikan masalah kontekstual d. Membandingkan dan mendiskusikan
dengan cara mereka sendiri. Langkah ini jawaban
tergolong dalam karak teristik-2 dalam
Guru menyediakan waktu dan kesem patan
pembelajaran matematika realistik.
kepada siswa untuk membandingkan jawaban
soal secara berkelompok, untuk se lanjutnya
dibandingkan dan didiskusikan di kelas. Di sini
siswa dilatih untuk belajar me ngemukakan
pendapat. Langkah ini tergolong dalam
karakteristik-3 dan karakteristik-4 dari PMR,
yaitu menggunakan kontribusi siswa dan
adanya interaksi antar siswa.

e. Menyimpulkan

Setelah selesai diskusi kelas, guru


mem bimbing siswa untuk mengambil
kesimpulan suatu konsep atau prinsip.
Langkah ini tergolong dalam
karakteristik-4 dari PMR, yaitu interaksi
antara siswa dan guru.

8
Kelebihan dan Kekurangan

Matematika Realistik

Menurut Mustaqim (2001) mengatakan bahwa kelebihan dan kelemahan


matematika realistic, sbb:6

Kelebihan

1. Karena siswa membangun diri sendiri pengetahuannya maka siswa tidak


mudah lupa dengan pengetahuannya
2. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena
menggunakan realitas kehidupan
3. Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban
siswa ada nilainya
4. Memupuk kerja sama dengan kelompok
5. Melatih keberanian siswa karena harus menjelaskan jawabannya
6. Melatih siswa untuk terbiasa berfikir dan mengemukakan pendapat
7. Pendidikan budi pekerti misalnya : kerja sama dan saling menghormati
teman yang sedang berbicara
8. Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena
menggunakan realitas kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan
untuk belajar matematika7

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA,


“https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/926/3/T1_292008199_BAB%20II.pdf
“ (diakses pada tanggal 22 Maret 2021, pukul 22.00)
7 Karyatulisku, Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik (RME) Dalam Proses
Pembelajaran di sekolah Dasar, “https://karyatulisku.com/penerapan-model-pembelajaran-
matematika/“ (diakses pada tanggal 22 Maret 2021, pukul 22.00)

9
Kekurangan

1. Karena sudah terbiasa diberi informasi terlebih dahulu maka siswa masih
kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya
2. Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah
3. Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar untuk menanti temannya
yang belum selesai
4. Metode pembelajaran tersebut memerlukan partisipasi siswa secara aktif
baik fisik maupun metal8
5. Membutuhkan alat peraga yang sesuai dengan situasi pembelajaran saat
itu
6. Belum ada pedoman penilaian, sehingga guru merasa kesulitan dalam
evaluasi/memberi nilai

8. Karyatulisku, Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik (RME) Dalam Proses


Pembelajaran di sekolah Dasar, “https://karyatulisku.com/penerapan-model-pembelajaran-
matematika/“ (diakses pada tanggal 22 Maret 2021, pukul 22.00)

10
Daftar Pustaka

Susilahudin Putrawangsa, Desain Pembelajaran Matematika Realistik


(Mataram: CV.Reka Karya, 2017) hlm 41-42

Iis Holisin, “Pembelajaran Matematika Realistik (Pmr)”. Vol. 5, No. 3, 2007,


hlm. 46

https://karyatulisku.com/penerapan-model-pembelajaran-matematika/

https://www.dosenpendidikan.co.id/realistic-mathematics-education/

.https://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:An8cdO7GAyEJ:h
ttps://core.ac.uk/download/pdf/229571481.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=
id

Karyatulisku, Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik (RME)


Dalam Proses Pembelajaran di sekolah Dasar,
“https://karyatulisku.com/penerapan-model-pembelajaran-
matematika/“ (diakses pada tanggal 22 Maret 2021, pukul 22.00)

BAB II KAJIAN PUSTAKA,


“https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/926/3/T1_292008199
_BAB%20II.pdf “ (diakses pada tanggal 22 Maret 2021, pukul 22.00)

Karyatulisku, Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik (RME)


Dalam Proses Pembelajaran di sekolah Dasar,
“https://karyatulisku.com/penerapan-model-pembelajaran-
matematika/“ (diakses pada tanggal 22 Maret 2021, pukul 22.00)

11

You might also like