You are on page 1of 60
Menimbang Mengingat PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA. NOMOR : KEP/ 04/M.PAN/1/2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 129/KEP/ M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DAN ANGKA KREDITNYA . MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, bahwa dalam rangka mengembangkan jabatan fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan dipandang perlu mengubah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 129/KEP/M.PAN/ 12/2002 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan dan Angka Kreditnya dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara; 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; 2 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 9. Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2004; 10. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentong Kedudukan, ‘Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen scbagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun 2003; 11. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu; 12. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 129/KEP/M.PAN/2/2002 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan dan Angka Kreditnya; Memperhatikan : 1. Usul Menteri Perindustrian dan Perdagangan dengan surat Nomor 7 521/MPP/VIII/04 tanggal 18 Agustus 2004; 2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan surat Nomor K.26 -30/V.95 - 75/87 tanggal 25 Oktober 2004; 3. Usul Sekjen Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan surat Nomor 1326/S)/XII/2004 tanggal 27 Desember 2004. MEMUTUSKAN: Menetapkan PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 129/KEP/M.PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DAN ANGKA KREDITNYA . Pasal I Beberapa ketentuan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 129/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan dan Angka Kreditnya, sehingga seluruhnya diubah, sebagai berikut : 1. Ketentuan Pasal 2 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut : “Pasal 2 (1) Jabatan Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan termasuk rumpun Imu Sosial dan yang berkaitan; (2) Instansi Pembina Jabatan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan adalah Departemen Perindustrian.” 2. Ketentuan Pasal 18 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut : “Pasal 18 Tata kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan.” 3. Ketentuan Pasal 24 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut “Pasal 24 (2) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan Jain ke dalam jabatan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Terampil atau Penyuluh Perindustrian dan Perdangangan Abi dapat dipertimbangkan setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Bagi Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Terampil : 1. Berijazah serendah-rendahnya SMU/SMK sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan; 2. Serendah-rendahnya menduduki pangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b; @ 3. Sekurang-kurangnya telah memiliki péngalaman bekerja selama 4 (empat) tahun di bidang penyuluhan Perindustrian dan Perdagangan; 4. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) sekurang- kurangnya bernilai baik dalam 1 ( satu ) tahun terakhir; 5. Tersedia lowongan formasi jabatan; dan 6. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai usia pensiun berdasarkan jabatan terakhir yang didudukinya. Bagi Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan Abli: 1. Berijazah serendah-rendahnya Sarjana (S1)/ Diploma IV sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan untuk jabatan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan; 2. Pangkat serendah-rendahnya Penata Muda, golongan ruang III/a; 3. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan fungsional yang ditentukan untuk Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan dan memperoleh setifikat tanda lulus; 4. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir; 5. Tersedia lowongan formasi jabatan; dan 6. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelur mencapai usia pensiun berdasarkan jabatan terakhir yang didudukinya Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah sama dengan pangkat yang dimiliki, dan jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan angka kredit yang diperoleh dari kegiatan unsur utama dan/atau unsur penunjang setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. Pegawai Negeri Sipil yang diangkat sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a, selambatlambatnya 2 (dua) tahun sejak pengangkatan dalam jabatan Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan harus sudah lulus diklat fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan. 4 (4) Ketentuan teknis tentang pelaksanaan diklat fungsional bidang Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan _sebagaimana dimaksud ayat (8) diatur lebih lanjut oleh Menteri Perindustrian selaku Pimpinan Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan.” Ketentuan Pasal 35 diubah, sehingga seluruhnya menjadi berbunyi sebagai berikut “Pasal 35 Petunjuk pelaksanaan Keputusan diatur lebih lanjut oleh Menteri Perindustrian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara.” Pasal I (1) Keputusan ini akan dievaluasi kembali selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak tanggal ditetapkan; (2) Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 1$ Januari 2005 Menimbang Mengingat MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : 129/KEP/M. PAN/12/2002 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL, PENYULUH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DAN ANGKA KREDITNYA MENTER! PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGARA +, bahwa dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil dan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, dipandang erly meninjau kembali ketentuan tentang Jabatan Fungsional Fenyuluh Perindustrian dan Angka Kreditnya sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 05/1991 ». bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas dipandang periu .L—Lr™é<“CeC*™C™”C™C—C—~C~C~—C—S—S—O—OM Perindustrian dan Perdagangan dan Angka kReditnya dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang- undang Nomor 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Gaji Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa «al diubsh dan ditambah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2001 ; Memperhatikan Menetapkan -2- 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil; 8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 9. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 10.Keputusan Presiden Nomor 101 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 2002: +1. Usul Menteri Perindustrian dan Perdagangan dalam surat Nomor 390/MPP/7/2002 tanggal 26 Juli 2002. 2. Pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengan suratnya Nomor K.26-30/V.74-7/18 tanggal 23 Agustus 2002. MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DAN ANGKA KREDITNYA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Penyuluh Perindustrian dan Perdagangan yang selanjutnya dalam Keputusan ini disebut Penyuluh Perindag adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan penyuluhan perindustrian dan perdagangan. 2. Penyuluh Perindag tingkat terampil adalah Penyuluh Perindag yang dalam pelaksanaan pekerjaannya _mempergunakan prosedur dan teknik kerja tertentu . 3. Penyuluh Perindag tingkat ahli adalah Penyuluh: Perindag yang dalam pelaksanaan pekerjaannya di dasarkan atas disiplin ilmu Pengetahuan, metodologi, dan teknik analisis tertentu. 4. Instansi Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Perindag adalah Departemen Perindustrian dan Perdagangan 5. Tim Penilai Angka Kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan bertugas untuk menilai prestasi kerja Penyuluh Perindag 6. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus di capai untuk Penyuluh Perindag dalam rangka pembinaan karier, kepangkatan/jabatnnya. BAB II RUMPUN JABATAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK Pasal 2 Jabatan Fungsional Penyuluh Perindag termasuk dalam rumpun ilmu sosial dan yang berkaitan Pasal 3 (1) Penyuluh Perindag berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional dalam bimbingan dan penyuluhan usaha dalam rangka pembinaan dan pengembangan indag. -4- (2) Penyuluh Perindag sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) , hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil Pasal 4 Tugas pokok Penyuluh Perindag, adalah melakukan penyuluhan di bidang perindustrian dan perdagangan. BAB lil UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN Pasal 5 Unsur dan sub unsur kegiatan Penyuluh Perindag yang terdiri dari : a. Pendidikan, metiputi : 1. Pendidikan Sekolah dan memperoleh ijazah/gelar ; 2. Pendidikan dan pelatihan fungsional dibidang indag serta memperoleh surat tanda tamat pendidikan dan peiatihan (STTPL) atau sertifikat. b. Persiapan penyuluhan usaha indag, meliputi 1. Indentifikasi poterisi wilayah dan sentra usaha indag serta kebutuhan penyuluhan. 2. Penyusunan program penyuluhan usaha indag. 3. Penyusunan pedoman juklak/juknis penyuluhan indag. 4. Merumuskan kajian arah kebijaksanaan pengembangan penyuluhan indag yang —bersifat_- pembaharuan/ penyempurnaan. 5. Penyusunan rencana kerja penyuluh indag. ¢. Pelaksanaan penyuluhan usaha indag, meliputi : Penyusunan materi penyuluhan usaha indag. Melakukan penyuluhan indag. Melakukan bimbingan usaha indag, Menumbuhkan usaha indag. Pembinaan usaha indag. POR YN > Mengembangkan usaha indag, d. Evaluasi dan pelaporan, meliputi : Evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag -5- e. Pengembangan Profesi, meliputi : 1. Melakukan kegiatan karya tulis/karya ilmiah dibidang indag. 2. Menterjemahkan/menyadur buku dan bahan-bahan lain dibidang indag. 3. Melakukan kegiatan temu karya Penyuluh Indag. 4. Menemukan teknologi tepat guna. f. Penunjang penyuluhan usaha indag, meliputi 1. Mengikuti seminarilokakarya, dibidang usaha Indag. 2. Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Penyuluh Perindag. 3. Memperoleh penghargaen atau tanda jasa. 4. Menjadi anggota organisasi profes 5. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya. BAB IV JENJANG JABATAN DAN PANGKAT Pasal 6 Jabatan Penyuluh Perindag terdiri dari: a. Penyuluh Perindag tingkat terampil; dan b. Penyuluh Perindag tingkat ahii. Pasal7 (1) Jenjang Jabatan Penyuluh Perindag tingkat terampil sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 huruf a dari yang terendah sampai dengan tertinggi, terdiri dari : a. Penyuluh Perindag Pelaksana; b. Penyuluh Perindag Pelaksana Lanjutan; ¢. Penyuluh Perindag Penyelia, (2) Jenjang pangkat dan golongan ruang Penyuluh Perindag tingkat terampil sebagaimana dimaksud ayat (1) sesuai dengan jenjang jabatan, adalah : a. Penyuluh Perindag Pelaksana, terdiri dari 1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang Ii 2, Pengatur, golongan ruang Ii/c; 3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang Il/d. -6- b. Penyuluh Perindag Pelaksana Lanjutan, terdiri dari : 1. Penata Muda, golongan ruang Ill/a; 2. Penata Muda Tingkat |, golongan ruang III/b, c. Penyuluh Perindag Penyelia terdiri dari : 1. Penata, golongan ruang lil/c; 2. Penata Tingkat |, golongan ruang IV. (3) Jenjang jabatan Penyuluh Perindag tingkat ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, terdiri dari : a. Penyuluh Perindag Pertama; b. Penyuluh Perindag Muda; c. Penyuluh Perindag Madya. (4) Jenjang pangkat dan golongan ruang Penyuluh Perindag tingkat ahli sebagaimana dimaksud ayat (3) sesuai_jenjang jabatan, adalah : a. Penyuluh Perindag Pertama, terdiri dari : 1. Penata Muda, golongan ruang Ill/a; 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang Ili/b. b. Penyuluh Perindag Muda, terdiri dari 1. Penata, golongan ruang ill/c; 2. Penata Tingkat |, golongan ruang Ill/d. c. Penyuluh Perindag Madya, terdiri dari 1, Pembina, golongan |V/a; 2. Pembina Tingkat |, golongan ruang |V/b; 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. BAB V RINCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DINILAI DALAM MEMBERIKAN ANGKA KREDIT Pasal 8 ian kegiatan Penyuluh Perindag tingkat terampil sesuai an jenjang jabatan, adalah sebagai berikut 4. Penyuluh Perindag Pelaksana, yaite 1, Mengumpulkan data sekunder potensi wilayah dan sentra usaha inday; -7- Mengolah data potensi wilayah dan sentra usaha indag; Merekapitulasi data jenis usaha indag; ‘Mengumpulkan data faktor penentu; Menyusun rencana kerja tahunan; Menyusun materi penyuluhan usaha indag mikro/rumah tangga; 7. Melakukan kunjungan tatap muka/ anjangsana kepada pengusaha bidang usaha indag mikro/rumah tanga: 8. Melakukan kunjungan tatap muka kepada kelompok bidang usaha indag mikro/rumah tangga; dan 9. Menyusun petunjuk informasi indag dalam bentuk media cetak leaflet. Penyuluh Perindag Pelaksana Lanjutan, yaitu : 1. Mengumpulkan data primer potensi wilayah dan sentra usaha indag; 2. Mengolah data faktor penentu; PAREN 3. Menyusun rencana kerja tahunan; 4. Menyusun materi penyuluhan bidang usaha indag kecil pasar tradisional; 5. Menyiapkan bahan alat peraga; 6. Melakukan kunjungan tatap muka/ anjangsana kepada usaha indag kecil pasar tradisional; 7. Melakukan kunjungan tatap muka kepada kelompok usaha indag kecil pasar tradisional; 8. Merencanakan kegiatan demonstrasi (percontohan); 9. Melakukan demonstrasi cara ( percontohan ); 10.Melakukan demonstrasi hasil ( percontohan ); 11.Melakukan desiminasi teknologi baru usaha_indag mikro/rumah tanga; 12.Menyusun petunjuk informasi indag dalam bentuk media cetak selebaran; 13. Menyusun rancangan profil komoditi industri; 14.Mengumpulkan data profil komoditi industri: 15.Mengumpulkan data peluang pasar usaha indag; 16. Melakukan pengawasan berkala barang dan jasa; 17.Menumbuhkan kelompok usaha indag dalam bentuk institusi; -8- 18.Merekrut calon peserta pameran indag;dan 19.Mengumpulkan data hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag. Penyuluh Perindag Penyelia, yaitu : 1, Membuat peta potensi wilayah dan sentra usaha indag; 2. Menganalisa dan merumuskan faktor penentu; 3. Penyaji dalam pembahasan faktor penentu; 4. Menyusun juklak/juknis penyuluhan indag sebagai penyaji; 5. Menyusun juklak/juknis penyuluhan indag sebagai pembahas; 6. Menyusun rencana kerja tahunan; 7. Menyusun materi penyuluhan bidang usaha indag kecil pasar modern dalam negeri; 8. Membuat alat peraga penyuluhan indag; 9. Melakukan kunjungan tatap muka/ anjangsana kepada pengusaha bidang usaha indag kecil pasar modern dalam negeri; 10.Melakukan kunjungan tatap muka kepada kelompok usaha indag kecil pasar modern dalam negeri; 11.Merencanakan uji coba lapangan paket teknologi; 12.Melaksanakan uji coba lapangan paket teknologi; 13, Menyusun proposal kegiatan temu lapangan; 14. Menjadi penyaji dalam temu lapangan usaha indag; 15.Menyusun proposal studi banding dengan kelompok usaha indag; 16.Melakukan kegiatan studi banding dengan kelompok usaha indag; 17.Menyusun kurikulum/silabi pelatihan usaha indag; 18.Membuat materi/modul untuk pelatinan indag, usaha indag mikro/rumah tanga; 19,Mengajar dalam pelatihan/kursus usaha__indag mikro/rumah tanga; 20.Melakukan desiminasi teknologi baru usaha indag kecil pasar tradisional; 21.Menyusun petunjuk informasi indag dalam bentuk media cetak brosur, -9- 22.Membimbing penyusunan rencana tahunan usaha indag mikro/rumah tangga; 23.Bimbingan penerapan sistem manajemen mutu usaha indag mikro/rumah tangga; 24.Bimbingan —_penerapan manajemen __lingkungan pengolah limbah fisika, kimia, sosekbid 1SO-14000 bidang usaha indag mikro/rumah tangga: 25.Mengolah data profil komoditi industri; 26.Menyusun buku profil komoditi; 27.Mengolah data peluang pasar usaha indag; 28.Melakukan pengawasan kasuistis barang dan jasa yang beredar, 29. Membentuk organisasi usaha indag; dan 30.Mengolah data hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag. (2). Rincian kegiatan Penyuluh Perindag tingkat: ahli, sebagai berikut : a. Penyuluh Perindag Pertama, yaitu : 1. Mengindentifikasi permasalahan usaha indag; 2. Menyusun instrumen pengumpulan data _potensi wilayah usaha indag; 3. Sebagai_penyaji dalam diskusi konsep program penyuluhan usaha indag; 4. Mengumpulkan data pedoman penyuluhan indag; 5. Menyusun rencana kerja tahunan; 6. Menyusun materi penyuluhan bidang usaha indag kecil pasar modern luar_negeri; 7, Melakukan kunjungan tatap muka/ anjangsana kepada Pengusaha bidang, usaha indag kecil pasar modern luar negeri; 8. Melakukan kunjungan tatap muka kepada kelompok usaha indag kecil pasar modern luar_negeri: 9. Menyusun proposal kegiatan mimbar sarasehan bidang usaha indag; 10.Membuat materi‘modul untuk pelatihan indag usaha indlag_kecil pasar tradisional; 11.Mengajar dalam pelatihan/kursus usaha indag kecil pasar tradisional; -10- 12.Melakukan desiminasi teknologi baru usaha indag kecil pasar modern; 13.Menyusun petunjuk informasi indag dalam bentuk, media cetak poster; 14.Membimbing pengumpulan data penyusunan proposal usaha indag; 15.Membimbing penyusunan rencana tahunan usaha indag kecil pasar tradisional; 16.Bimbingan penerapan sistim manajemen mutu usaha indag kecil pasar tradisional; 17.Bimbingan —_penerapan_manajemen__lingkungan Pengolah limbah fisika, kimia, sosekbid, 1S0-14000 bidang usaha indag kecil pasar tradisional; 18.Memberikan jasa konsultasi survei lapangan; 19.Membimbing pemenuhan kelayakan ekspor/impor; 20.Merekrut calon wirausaha baru indag dan atau inkubator; 21.Menyusun rancangan profil investasi; 22.Mengumpulkan data sebagai bahan penyusunan profil investasi; 23.Membuat informasi peluang pasar usaha indag; 24.Pengawasan standar klausul baku barang dan jasa yang beredar, 25.Penyebarluasan informasi hasil pengawasan; 26.Menyusun proposal pameran indag; 27.Membuat desain display pameran indag; dan 28.Sebagai penyaji dalam diskusi konsep laporan hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag, b. Penyuluh Perindag Muda, yaitu : 1. Menganalisis data potensi wilayah usaha indag; 2. Sebagai penyaji dalam diskusi_konsep _hasil indentifikasi, 3. Sebagai nara sumber dalam diskusi konsep hasil indentifikasi; 4. Merumuskan alternatif pemecahan masalah usaha indag; 5. Merumuskan kebutuhan penyuluhan usaha indag; -11- 6. Sebagai nara sumber dalam pembahasan faktor — faktor penentu; 7. Menyusun konsep program penyuluhan usaha indag: Sebagai pembahas dalam diskusi konsep program penyuluhan usaha indag; 9. Mengolah dan menganalisis data sebagai bahan Penyusunan pedoman penyuluhan indag; 10.Menyusun konsep pedoman penyuluhan indag; 11.Sebagai penyaji diskusi konsep pedoman penyuluh indag; 12. Sebagai pembahas diskusi konsep pedoman penyuluh indag; 13, Merumuskan konsep pedoman penyuluhan indag; 14.Mengolah dan menganalisis data sebagai bahan Penyusunan juklak/juknis penyuluhan indag: 15. Menyusun konsep juklak/juknis penyuluhan indag; 16. Merumuskan konsep juklak/juknis penyuluhan indag; 17.Mengumpulkan dan mengolah bahan/ data informasi bahan penyempurnaan kebijaksanaan; 18.Menyusun rencana kerja tahunan; 19.Menyusun materi Penyuluhan bidang usaha indag menengah tingkat kesulitan |; 20.Melakukan kunjungan tatap muka/ anjangsana kepada Pengusaha bidang usaha indag menengah tingkat kesulitan |; 21.Melakukan kunjungan tatap muka kepada kelompok usaha indag menengah tingkat kesulitan |; 22.Sebagai_ moderator temu lapangan/temu wicara dengan usaha indag; 23.Menyusun proposal kegiatan temu wicara dengan usaha indag; 24.Menjadi penyaji dalam temu wicara dengan usaha indag; 25.Menyusun proposal temu bisnis dengan usaha indag 26.Menyusun laporan hasil temu bisnis dengan usaha indag; 27.Sebagai nara sumber kegiatan mimbar sarasehan bidang usaha indag; -12- 28.Membuat materi/modul untuk pelatihan usaha indag keoil pasar modern; 29.Mangajar dalam pelatihan/kursus usaha indag_ kecil pasar modern; 30.Melakukan kegialan penyuluhan melalui media elektronika radio; 31.Melakukan layanan jasa konsultasi usaha indag secara langsung; 32.Metakukan desiminasi teknologi baru usaha_indag menengah; 33.Menyusun petunjuk informasi indag dalam bentuk media elektronika sound slide; 34.Membimbing analisis data penyusunan proposal usaha indag; 35.Menyusun rancangan studi kelayakan business _ plan (rancangan usaha); : 36.Melakukan penelitian lapangan dalam rangka penyusunan studi kelayakan business plan (rancangan usaha); 37.Sebagai_penyaji dalam presentasi rancangan_ studi kelayakan business plan (rancangan usaha); 38.Menyusun studi kelayakan business plan (rancangan usaha); 39.Membimbing penyusunan rencana tahunan usaha indag kecil pasar modem; 40.Bimbingan penerapan sistem manajemen mutu_usaha indag kecil pasar modem; 41.Bimbingan penerapan manajemen _lingkungan Pengolah limbah fisika, kimia, sosekbid 1SO-14000 bidang usaha indag kecil pasar modern; 42.Melakukan diagnosa dalam rangka memberikan jasa konsultasi usaha indag; 43.Mengolah data hasil diagnosa dalam rangka memberikan jasa konsultasi usaha indag; 44,Melakukan sosialisasi ketentuan ekspor/impor; 45. Membimbing penyelesaian dokumen eksporlimpor; 46.Menyusun kerangka acuan dan studi AMDAL berdampak penting; 47.Menyusun dokumen AMDAL berdampak penting; -13- 48.Membimbing calon wirausaha indag dan atau inkubator; 49.Membuat evaluasi terbentuknya wirausaha baru indag dan atau inkubator; 50.Mengolah data profil investas; 51.Menyusun buku profil investasi; 52. Menyajikan informasi peluang pasar usaha indag; 53.Menyusun agenda permasalahan dalam rangka negosiator bisnis; 54,Menyusun laporan hasil negosiasi bisnis; 55,Pemasarakatan peraturan perundang-undangan dan sistem pengawasan; 56.Menyusun landasan (AD/ART) / pedoman institusi usaha indag; 57.Menyusun katalog dan bahan promosi pameran indag; 58.Membuat laporan hasil pameran indag; 59.Menyusun rencana kegiatan evaluasi; 60.Sebagai_pembahas diskusi konsep laporan_ hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag; dan 61.Merumuskan laporan hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag. . Penyuluh Perindag Madya, yaitu : 1. Sebagai pembahas dalam diskusi konsep _hasil identifikas!; 2. Sebagai pembahas dalam pembahasan faktor-faktor penentu; 3. Sebagai nara sumber dalam diskusi konsep program penyuluhan usaha indag; 4. Merumuskan konsep program penyuluhan usaha indag; 5. Sebagai nara sumber dalam diskusi penyusunan konsep pedoman penyuluhan indag; 6. Mengumpulkan data dan bahan —penyusunan juklak/juknis penyuluhan indag; 7. Sebagai nara sumber dalam diskusi penyusunan konsep juklal/juknis penyuluhan indag; 8, Menyusun rencana /desain kajian; 9. Menganalisis data dan merumuskan hasil kajian; ae 10.Menyusun rumusan perubahan _/penyempurnaan kebijaksanaan usaha indag; 11. Menyusun rencana kerja tahunan; 12.Menyusun materi penyuluhan usaha indag menengah tingkat kesulitan tI; 13.Melakukan kunjungan tatap muka/ anjangsana kepada Pengusaha bidang usaha indag menengah _tingkat kesulitan Il; 14.Melakukan kunjungan tatap muka kepada kelompok usaha indag menengah tingkat kesulitan I; 15.Menjadi moderator dalam temu wicara usaha indag; 16.Melakukan kontak bisnis_ dan menghasilkan MOU/kontrak; 17.Mengevaluasi pelaksanaan kesepakatan dalam kegiatan mimbar sarasehan bidang usaha indag; 18.Membuat materimodul untuk pelatihan indag usaha indag menengah; 19.Mengajar dalam pelatihan/kursus usaha__indag menengah; 20.Melakukan kegiatan penyuluhan melalui media elektronika TV; 21.Melakukan desiminasi teknologi baru usaha indag besar, 22.Menyusun petunjuk informasi indag dalam bentuk media elektronika film /video; 23.Menyusun petunjuk informasi indag dalam bentuk naskah radio/TV/seni budaya/ pertunjukan; 24.Membimbing penyusunan proposal _pengembangan usaha indag; 25.Mengolah dan mengalisis data hasil penelitian fapangan dalam rangka studi kelayakan business plan (rancangan usaha); 26.Sebagai_ nara sumber presentasi rancangan_ studi kelayakan; 27.Membimbing penyusunan rencana tahunan usaha indag menengah; 28.Bimbingan penerapan sistem manajemen mutu usaha indag menengah; -15- 29.Bimbingan _penerapan _manajemen _lingkungan pengolah limbah fisika, kimia, sosekbid ISO-14000 bidang usaha indag menengah; 30.Analisis kondisi usaha dalam rangka memberikan jasa konsultasi; 31.Presentasi rancangan rekomendasi hasil analisis jasa konsultasi; 32.Membuat laporan dan rekomendasi jasa konsultan; 33.Membimbing penyusunan kerangka acuan dan studi AMDAL berdampak tidak penting; 34.Membimbing —penyusunan dokumen AMDAL berdampak tidak penting: 36.Melakukan kegiatan sebagai negosiator bisnis; 36.Melakukan sosialisasi dan desiminasi peraturan dan hasil pengawasan pengembangan amplikasi dibidang pengawasan; 37.Menganalisis dan menyusun data hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag; 38.Sebagai nara sumber dalam diskusi konsep laporan hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag; dan 39.Merumuskan laporan hasil pelaksanaan penyuluhan usaha indag, (3) Penyuluh Perindag yang melaksanakan _kegiatan Pengembangan profesi dan penunjang penyuluhan perindag diberikan nilai angka kredit sebagaimana tercantum dalam lampiran | bagi Penyuluh Perindag tingkat terampil dan Lampiran Il bagi Penyuluh Perindag tingkat ahli. Pasal 9 Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat Penyuluh Perindag dengan jenjang jabatan yang sesuai untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan (2), Penyuluh Perindag yang satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jenjang jabatan dapat melakukan tugas tersebut berdasarkan penugasan tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersanukutan, 165 Pasal 10 Penilaian angka kredit Penyuluh Perindag yang melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan sebagai berikut : a. Penyuluh Perindag yang melaksanakan tugas di atas jenjang Jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sebesar 80% | (delapan puluh persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran | dan Il, b. Penyuluh Perindag yang melaksanakan tugas di bawah jenjang jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan adalah sama dengan angka kredit dari setiap butir kegiatan sebagaimana tercantum dalam Lampiran | dan Il. Pasal 11 (1) Unsur kegiatan yang dinilai dalam pemberian angka kredit, terdiri dari : a. Unsur utama. b. Unsur penunjang. (2) Unsur utama terdiri dari a. Pendidikan. b. Persiapan penyuluhan usaha Indag, ©. Polaksanaan penyuluhan usaha Indag. d. Evaluasi dan pelaporan hasil penyuluhan. €. Pengembangan profesi. (3) Unsur penunjang, adalah kegiatan yang mendukung Pelaksanaan tugas Penyuluh Perindag, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf 6, (4) Rincian kegiatan Penyuluh Perindag dan angka kredit dari masing-masing unsur sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah sebagaimana tersebut pada : a. Penyuluh Perindag tingkat terampil adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran | b. Penyuluh Perindag tingkat ahli adalah sebagaimana tersebut dalam Lampiran I -17- Pasal 12 (1) Jumiah angka kredit kumulatif minimal yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai Negeri Sipil untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan jabatan/pangkat Penyuluh Perindag tingkat_ terampil adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ili dan bagi Penyuiuh Perindag tingkat ahli adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV, dengan ketentuan : a. Sekurang — kurangnya 80% (delapan puluh persen ) angka kredit berasal dari unsur utama. b. Sebanyak — banyaknya 20% ( dua puluh persen ) angka kredit berasal dari unsur penunjang. (2) Penyuluh Perindag Madya yang akan naik pangkat setingkat lebih tinggi menjadi Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b atau Pembina Utama Muda, golongan ruang Vic, diwajibkan mengumpulkan sekurang-kurangnya 12 (dua belas) angka kredit berasal dari unsur pengembangan profesi. (3) Penyuluh Perindag yang memiliki angka kredit melebihi angka Kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi, kelebihan angka kredit tersebut diperhitungkan untuk kenaikan jabatan/pangkat berikutnya. (4) Penyuluh Perindag yang memperoleh angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat pada tahun pertama dalam masa jabatan/pangkat yang didudukinya, pada tahun berikutnya diwajibkan_mengumpulkan angka kredit sekurang ~ kurangnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari kegiatan penyuluhan perindag. (5) Penyuluh Perindag Penyelia, pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang ld, setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya diwajibkan_ mengumpulkan _sekurang- kurangnya 10 (sepuluh angka kredit dari kegiatan penyuluhan perindag dan/atau pengembangan profesi. (6) Penyuluh Perindag Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IVic, setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya diwajibkan mengumpulkan_sekurang- “urangnya 20 (dua puluh) angka kredit dari kegiatan juhan perindag dan/atau pengembangan profesi aes Pasal 13 (1) Penyuluh Perindag yang secara bersama-sama membuat karya tulis/karya ilmiah dibidang indag, pembagian angka kreditnya ditetapkan sebagai berikut : a. 60 % (enam puluh persen) bagi penulis utama b. 40 % (empat puluh persen) bagi semua penulis pembantu. (2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, sebanyak-banyaknya terdiri dari 3 (tiga) orang. BAB VI PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT Pasal 14 (1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit, setiap Penyuluh Perindag diwajibkan mencatat atau menginventarisir seluruh kegiatan yang dilakukan. (2) Apabila hasil catatan atau inventarisasi seluruh kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1) dipandang sudah dapat memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat, secara hirarkhi Penyuluh Perindag dapat mengajukan usul penilaian dan penetapan angka kredit kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit. (3) Penitaian dan penetapan angka kredit Penyuluh Perindag dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam satu tahun, yaitu setiap 3 (tiga) bulan sebelum periode kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil. Pasal 15 (1) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, adalah : a. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Dagang Kecil Menengah Departemen Perindustrian dan Perdagangan bagi Penyuluh Perindag Madya di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan b. Sekretaris Direktorat Jenderal industri dan Dagang Keeil Menengah bagi Penyuluh Perindag Pelaksana sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia dan Penyuluh Perindag Pertama sampai dengan Penyuluh Perindag Muda dilingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. (1) (2) (3) e20F e. Tim Penilai Angka Kredit Penyuluh Perindag Unit Eselon Il atau Dinas yang membidangi perindustrian dan perdagangan di Propinsi bagi Kepala Dinas atau pejabat eselon Il yang membidangi perindustrian dan perdagangan di Propinsi, selanjutnya disebut Tim Penilai Propinsi. {. Tim Penilai Angka Kredit Penyuluh Perindag Unit Eselon II atau Dinas yang membidangi Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten/Kota bagi Kepala Dinas atau pejabat eselon II yang membidangi perindustrian dan perdagangan di Kabupaten/Kota, selanjutnya disebut Tim Penilai Kabupaten/Kota. Pasal 16 Anggota Tim Penilai Jabatan Penyuluh Perindag, adalah Penyuluh Perindag dengan susunan sebagai berikut a, Seorang Ketua merangkap Anggota b. Seorang Wakil Ketua merangkap Anggota. * ¢. Seorang Sekretaris merangkap Anggota. 4d. Sekurang-kurangnya 4 (empat) orang Anggota. Pembentukan dan susunan keanggotaan Tim Penilai ditetapkan oleh : a, Menteri Perindustrian dan Perdagangan untuk Tim Penilai Direktorat Jenderal. b. Direktur Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah untuk Tim Penilai Sekretariat Direktorat Jenderal. ©. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan untuk Tim Penilai Balai Besar dan Tim Penilai Balai, d. Sekretaris Daerah Propinsi untuk Tim Penilai Propinsi. e. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota untuk Tim Penilai Kabupaten/Kota. Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai Penyuluh Perindag, adalah : a. Jabatan/pangkat serendah-rendahnya sama dengan jabatan/pangkat Penyuluh Perindag yang dinilai; b. Memiliki keahlian dan kemampuan untuk menilai prestasi kerja Penyuluh Perindag; dan c. Dapat aktif melakukan penilaian. (2) -19- Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Departemen Perindustrian dan Perdagangan bagi Penyuluh Perindag Pelaksana sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia dan Penyuluh Perindag Pertama sampai dengan Penyuluh Perindag Muda dilingkungan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan dilingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan bagi Penyuluh Perindag Pelaksana dilingkungan Balai Penelitian dan Pengembangan Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas atau pejabat eselon II yang membidangi perindustrian dan perdagangan di Propinsi bagi Penyuluh Perindag Pelaksana sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia dan Penyuluh Perindag Pertama sampai dengan Penyuluh Perindag Madya dilingkungan masing-masing. Kepala Dinas atau pejabat eselon Il yang membidangi perindustrian dan perdagangan di Kabupaten/Kota bagi Penyuluh Perindag Pelaksana sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia dan Penyuluh Perindag Pertama sampai dengan Penyuluh Perindag Madya dilingkungan masing-masing Dalam menjalankan tugasnya, pejabat_ sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibantu oleh : a. Tim Penilai Angka Kredit Penyuluh Perindag Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah Departemen Perindustrian dan Perdagangan bagi Direktur Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah, selanjutnya disebut Tim Penilai Direktorat Jenderal. Tim Penilai Angka Kredit Penyuluh Perindag Sekretariat Direktorat Jenderal Industri Dagang Kecil Menengah bagi Sekretaris Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah , selanjutnya disebut Tim Penilai Sekretariat Direktorat Jenderal. Tim Penilai Angka Kredit Penyuluh Perindag Balai Besar bagi Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri, selanjutnya disebut Tim Penilai Balai Besar. Tim Penilai Angka Kredit Ponyuluh Perindag Balai bagi Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan industri, selanjutnya disebut Tim Peniai Balai eae (4) Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dapat dipenuhi dari Penyuluh Perindag, maka anggota Tim Penilai dapat diangkat dari Pegawai Negeri Sipil lain yang memiliki kompetensi untuk menilai prestasi kerja Penyuluh Perindag (8) Masa jabatan Tim Penilai, adalah 3 (tiga) tahun. (6) Apabila Tim Penilai belum dapat dibentuk karena ketentuan anggota Tim Penilai tidak dapat dipenuhi, maka penilaian angka kredit Penyuluh Perindag dapat dimintakan kepada Tim Penilai Propinsi, Tim Penilai Kabupaten/Kota yang terdekat atau kepada Tim Penilai dilingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pasal 17 (1) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi anggota Tim Penilai dalam 2 (dua) masa jabatan berturut-turut, dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa jabatan (2) Apabila terdapat anggota Tim Penilai yang ikut dinilai, Ketua Tim Penilai dapat mengangkat anggota Tim Penilai Pengganti. Pasal 18 Tata Kerja dan tata cara penilaian Tim Penilai Penyuluh Perindag ditetapkan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan selaku pimpinan instansi pembina Jabatan Penyuluh Perindag. Pasal 19 Usul penetapan angka kredit diajukan oleh : 1. Sekretaris Direktorat Jenderal, Sekretaris Badan dan Kepala Balai Besar/Kepala Balai kepada Direktur Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah bagi Penyuluh Perindag Madya dilingkungan Departemen Perindustrian. 2. Kepala Bagian Kepegawaian atau pejabat eselon Ill yang membidangi kepegawaian kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah bagi Penyuluh Perindag Pelaksana sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia dan Penyuluh Perindag Pertama sampai dengan Penyuluh Perindag Muda di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. -22- 3. Kepala Bagian Tata Usaha atau pejabat eselon ill yang membidangi kepegawaian bagi Penyuluh Perindag Pelaksana sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia dan Penyuluh Perindag Pertama sampai dengan Penyuluh Perindag Muda di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan 4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha atau pejabat eselon IV yang membidangi kepegawaian kepada Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan bagi Penyuluh Perindag Pelaksana di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 5. Kepala Bagian Kepegawaian atau serendah-rendahnya pejabat eselon Ill yang membidangi kepegawaian kepada Kepala Dinas atau pejabat eselon Il yang membidangi perindustrian dan perdagangan di Propinsi bagi Penyuluh Perindag Pelaksana sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia dan Penyuluh Perindag Pertama sampai dengan Penyuluh Perindag Madya dilingkungan masing-masing. 6. Kepala Bagian Kepegawaian atau serendah-rendahnya pejabat eselon ill yang membidangi kepegawaian kepada Kepala Dinas atau pejabat eselon Il yang membidangi perindustrian dan perdagangan di Kabupaten/Kota bagi Penyuluh Perindag Pelaksana sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia dan Penyuluh Perindag Pertama sampai dengan Penyuluh Madya dilingkungan masing-masing. Pasal 20 (1) Angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, digunakan untuk = mempertimbangkan —_kenaikan jabatan/pangkat Penyuluh Perindag, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Tethadap Keputusan pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, tidak dapat diajukan keberatan oleh Penyuluh Perindag yang bersangkutan. BAB VII PEJABAT YANG BERWENANG MENGANGKAT DAN MEMBERHENTIKAN DALAM DAN DARI JABATAN Pasal 21 Pejabat_yang berwenang mengangkat dan memberhentikan Pegawai Negeri Sipil dalam dan dari Jabatan Penyuluh Perindag, adalah pejabat pembina kepegawaian yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e2a BAB VIII SYARAT PENGANGKATAN DALAM JABATAN Pasal 22 (1) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan Penyuluh Perindag tingkat terampil harus memenuhi syarat sebagai berikut a. Berijasah Diploma Il atau Diploma ll sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan; b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang Il/b; ¢. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan_ pelatihan fungsional di bidang penyuluhan perindag; dan d. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3), sekurang- kurangnya bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. : (2) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali dalam jabatan Penyuluh Perindag tingkat ahli harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Serendah-rendahnya berijasah Sarjana (S1)/Diploma IV sesuai dengan kulifikasi yang ditentukan; b. Serendah-rendahnya menduduki pangkat Penata Muda, golongan ruang lll/a; ¢. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang Penyuluhan Perindag; dan. d. Setiap_unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP-3), sekurang-kurangnya bemilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. (3) Kualifikasi pendidikan untuk Jabatan Penyuluh Perindag Sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat(2) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Pasal 23 Di samping persyaratan sebagaimana dimaksud Pasal 22, pengavigkatan dalam Jabatan Penyuluh Perindag harus pula 1. Sesuai dengan formasi Jabatan Penyuluh Perindag yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara 2. Memenuhi jumlah angka kredit kumulatif minimal yang ditetapkan untuk jenjang jabatan/pangkatnya, -24- Pasal 24 (1) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dari jabatan lain ke dalam Jabatan Penyuluh Perindag tingkat terampil atau Penyuluh Perindag tingkat ahli dapat dipertimbangkan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dan Pasal 23; b. Memiliki pengalaman di bidang penyuluhan indag sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun; : c. Usia setinggi-tingginya 5 (lima) tahun sebelum mencapai batas usia pensiun berdasarkan jabatan terakhir yang di dudukinya; dan d. Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) sekurang-kurangnya berilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir. (2) Pangkat yang ditetapkan bagi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah sama dengan pangkat yang dimiliki, dan jenjang jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Pasal 25 Penyuluh Perindag tingkat terampi! yang memperoleh ijasah Sarjana (S1)Diploma IV dapat diangkat dalam Jabatan Penyuluh Perindag tingkat aii, apabila : 1. fjasah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan untuk Jabatan Penyuluh Perindag tingkat ahii; 2. Lulus pendidikan dan pelatihan fungsional yang ditentukan untuk Penyuluh Perindag tingkat ahli; dan 3. Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk atan/oangkat yang didudukinya (1) (2) (3) (4) -25- BAB IX PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBAL! DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN Pasal 26 Penyuluh Perindag Pelaksana, pangkat Pengatur Muda Tingkat “1, golongan ruang Il/b sampai dengan Penyuluh Perindag Penyelia, pangkat Penata, golongan ruang lll/c dan Penyuluh Perindag Pertama, pangkat Penata Muda, golongan Tuang IIl/a sampai dengan Penyuluh Perindag Madya, pangkat Pembina Tingkat |, golongan ruang IV/b, dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya tidak dapat mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi. Penyuluh Perindag Penyelia, pangkat Penata Tingkat |, golongan ruang III/d, dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya tidak dapat mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) dari kegiatan penyuluhan indag dan atau pengembangan profesi. Penyuluh Perindag Madya, pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IVic dibebaskan sementara dari jabatannya apabila setiap tahun sejak menduduki jabatan/pangkatnya tidak dapat mengumpulkan_angka kredit sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) dari kegiatan penyuluhan indag dan atau pengembangan profesi Di samping pembebasan sebagaimana dimaksud ayat (1) ayat (2), dan ayat (3), Penyuluh Perindag juga dibebaskan sementara dari jabatannya, apabila : a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat berupa penurunan pangkat; b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai Negeri Sipil; c. Ditugaskan secara penuh diluar Jabatan Penyuluh Perindag; 4d. Menjalani cuti di luar tanggungan negara: atau e, Menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan. -26- Pasal 27 (1) Penyuluh Perindag yang telah selesai menjalani pembebasan sementara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, dapat diangkat kembali datam Jabatan Penyuluh Perindag. (2) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Penyuluh Perindag sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat menggunakan angka Kredit terakhir yang dimilikinya dan dari prestasi di bidang Penyuluhan indag yang diperoleh selama tidak menduduki Jabatan Penyuluh Perindag. Pasal 28 Penyuluh Perindag diberhentikan dari jabatannya, apabila : 1. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi; 2. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3), tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan; atau 3. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, kecuali hukuman disiplin berupa penurunan pangkat BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 29 Keputusan pejabat yang berwenang mengangkat, memindahkan, membebaskan sementara dan memberhentikan dalam dan dari Jabatan Penyuluh Perindag yang ditetapkan sebelum Keputusan ini ditetapkan, dinyatakan tetap berlaku Pasal 30 Prestasi kerja Penyuluh Perindag yang telah dilakukan Penyuluh Perindag sampai dengan ditetapkannya petunjuk pelaksanaan Keputusan ini, masih dinilai berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 05/1991 27 BAB X KETENTUAN LAIN - LAIN Pasal 31 (1) Dengan berlakunya Keputusan ini, maka nama dan jenjang jabatan Penyuluh Perindag yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 05/1991, disesuaikan nama dan jabatan menurut Keputusan ini. (2) Penyesuaian jabatan menurut Keputusan ini didasarkan kepada hasil penetapan angka kredit yang terakhir. Pasal 32 Untuk kepentingan dinas dan atau dalam rangka menambah Pengetahuan, pengalaman, dan pengembangan karier, Penyuluh Perindag dapat dipindahkan ke jabatan struktural atau jabatan fungsional lain, sepanjang memenuhi persyaratan jabatan yang ditentukan, BAB XII PEeN UE TU ep Pasal 33 Apabila ada perubahan mendasar dalam pelaksanaan tugas pokok Penyuluhan perindag sehingga ketentuan dalam Keputusan ini tidak sesuai tagi, maka Keputusan ini dapat ditinjau kembali Pasal 34 Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 05/1991 tentang Penetapan Jabatan Fungsional Penyuluh Perindustrian dan Angka Kreditnya, dinyatakan tidak berlaku. -28- Pasal 35 Petunjuk pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara. Pasal 36 Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan Ditetapkandi =: Jakarta Padatanggal =: 3 Desember 2002 Sepuyeyesn eyekuad dd ovo eed dena ues wep yekeyn ssuajod ejad enquiayy euesweied dd E00 Bep ved Bepur eyesn Sval eep IseMIGeYaION Cepur 1 BUBSYRIA dd 9r0'0 uevode| denag eyesn equas uep yee isuajod eyep yejoBuayy Z| |__ evesteied da sw evep red sepunyes 220g ayntae URSYEIed dd ezv0 erp red seuudeeq Uveyrynkuad ueyringey Bepu eyesn | eput eyesn yes Bepu eyesn exuos ueyninkueg | _ enuos vep yekewn suetod eiep uewndunéuany + | _vep uekepa eualed sewynuapu _—_-y uuedeisiod | i Sueluar eres fi ewes dene wel og-o¢ eveue exvewer Bueluar enuiog z eyes deqeg ‘Bueluer enwes € Tenuas deneg z (i118) weep vep Bueluar enuog 2 | enue dees Tel Ore Lay exeue eXtewET veyprpug yeuey epve} YeINg Buelver enuieg 6 rewutes dees Wel 096199 exqUe ere yotoseduau uep ueseupey, [Boelver enaog 3 Tews deqeg wel 09m veP ager erueUIey Uueygeieg vep ueNpBUGE “a Buelver enwog ewig z po muesel yaouadwow [7 Bueliar enaeg i BwoldiGrepnyy euelieg + ep YeIONES UENIppUeY = -Y uewpipueg | I ~ ¥ = e z NVLVIO3y ying “- unsnn gens cy fs wnsna® 2 ‘WdNVUSL LVONIL NVONVOVGYAd NYO NYILSNONIUSd HNTNANSS ‘TWNOISONN NVLVSVP IGAYM VHONY NYO NVLVIO3M NVIONIE Zooz xequesea € : WOONVL Z00Z/ZI/NYA"W/aax/6ZT : —__ HOWON “VuVOIN UNLVUVaY NYWNNOVAVONSd RIBINSW NVSMUNGBN =| NVI Bepay eyes BUBSIPIag dd aso’ uejew deyes e66ue) yewryjosyeu Sepul eyesr, e Gepui eyesn ueyninkuag: “Buepig Bepul veyninkued jaye unsnkuay L ueyninkuad vayew ueunsnfuag ueeuRsyeied | eyefved dd OgeG | eueoue: deyag eiekuad Bepuy yniniueg € eugoua) dees uejniue7 euesyejag Bepu unindueg id BUEDRed dd | woeoter danas eueSyeled BED WinAlag SepUy yrynkuag ! Sepuy ynjnkuag veunye} eliay eueouss unsnKuay, elvey eueouey eunsniusg | I eqeked a 0g0'0 | dasuoy denag seyequed ebeqes _(c eiaMed dd oad asuoy dees Tefuad wBe055 Tr 7 Bepur ueyF i swoinrrennr dasuoy veysraspuayy ‘Bepul ueyninduad simxnrpyenyne i i Sepul ueyninfuad swwynpnyenine unsnkusy ——“L Uvewoped ueunsnfuog | eyakuag dg | ogo? ueode| deyag Wlekuad rebeqag aie nyoved 1oney sone) veseuequied —_'p | a erehvedda | vov'o yoyseu deneg Jove; veysruinsow uep esyeuebvayy 9 velieT | T eUnsvejod de how's uevoder degeg cunvet pera enon 4 BueSyeed dd | "Sep iaied THES TORE] wep uENAaABLAAY Sepu eyesn veyninvad nyuauad rope} | peemvopsuoyy + wesBoud ueunsnkueg ea sc somemeene ea z WNYSXV Sd “ISVH NYNLVS: a ‘UNSNN i eyakued dd 060'0 erode} devog vetou weep | wepow wesed wey Bepul eyes) 9 Tene eUesyeled da erode; deneg levospen esed ay Sep eyes Ueda uer0de| dees eb6ue] yeumyon Bepu yesh —e Bepuieyesn yodwojay 7 . epedey evn dev veBunlumy ueNmeioW —_“Z | epehued da 060°9 wey dees abou werep _ wepow.sesed yoo Gepuleyesn 2 Tey euesyeiad do sho evosipen iesed iwey Gepuieyesn —-q BUESHEIEG dd ‘g100 ebGue} Yewiniyony Bepur eyesn) Suepiq Gepul eyesnSued epeday euesSuelve . fernw deve, veGuniuny veyneen 4 | Cepu veyniniuoduerneen a 2920 ebetod ere denog sypakued ebesad ee enquon —_q 1 ewseeede | irs | obeacyeeiad feed me ueuequeyievuan © | Sepu:veunnlued e6exed ep enquion eyekued dd 070 vajew deveg aBou werep | wepow Jesed ypoy Bepureyes) 2 | wenluey ] | eweseeads | o2t'0 avew denag euosipea sed inoy Bepueyesn { pa ‘a z | dae ‘, Bt, NivivioascuLi i & {__Yavsuviad ony | S¥H-NYTUWS Nvivioay tlie NSN) |S ie eyphibd da 8120 | ReRaTIOE eT Cael fepu _2yesnsnsin4 ueugejed ueteGoy veer ——“y eyohved dd o9e'o | _uetodey denog Supueq mis ueyeuesyeey, PMs dd cero" | esodon deg aaa { I uebvep Bupueg 9 SNRs dd | oad | wane aes webuedey Faery ete uad dt 081'0 | esodoid dees uso} weveiSey yesodoud unsniueyy | Uuebuap vebvede| nwo] ueIeBaHUOHMERN 5 vejfue | BUESHEId de 6900 | _verode devas sey seqvowep ueymyBION 9 wea 7 BUeSYeFed dl 61o'0_| _vevodey degag exe |SeqUOUOP LEAMA _@ venue? 7 PUESIEIRd ded e900 | esodosd dene Sseuuowsp veeBoy veyeveouaey —-@ 2 (veyoucoied seavowep UENO —_'y | {Gojouya, eyohued ad foo | _uerodey deaag Jo¥ed veBuede|eqo0 Jn uereuesyeN a BoURe, eyehved dd res0doud doag Jered ueBvedeeqoa in ueyeueouareyy {Bojouye joyed uebvedeyeqoo fa vee —-¢ TE = z © z r WNVBNYTAd | Sv NYS Ny.vioay auna unsnn ens anssn | on ro epehued de ose’ erode} dogeg 266ue] yewrs omg Gepureyesy “2 | nw vewelevew wis vedevaued ueBuquig erehieg aa Teo weieder Cees ‘268ue; yeunyongu Bepul eyes Te Bepueyesn Sep | beunyey eveoues veunsniued Buquiqwoy euesn veduquig ueynyerent eplunsss | oo | smsnceas som eine | 2ueSYeIed de 90 uereg98 weregaras BUESHEAd ded 90 | Tayeerdenag e i mug ; lwejep Bepu seuuoy yrlumed unsnduoyy Behe dg] tad | wae ase Tevospen esed jooy Eepa euesn —"q wenfvey ——t eueseddd | gyo'g erode} dene e65ue} yeunyorqu Bepuyeyesn 2 | 1129 6}0Uye seUUNSEP UeYNyeIOA, ‘wiehiag da s00 | 1 denies eu) yeuuryoniu Bepul eyes {y | sneimyveuneied welep weleGvey 2 eyaRued dep OL2y | Mpoweiew denes | eBBue| yewniyosqw Bepu eyesr, = T | pu ' | ! ueureled yrqun rpowa¥ewenquey —-q hoa tose r t z a ee baa | wivowiad | yen | _7SY Nvnavs Nvaviogy uling unsnn ans unswn | on ee [ 2 = a 10210} _'sesweb.o deyog Sepu euesn sesiwetio ynuequeyy yro | veiode; degog Sepu eyesn yodworey ueyynqunuey ! Sepueyesn srmsu yriveqwoyy | SepueyesnueySuequabuey —_-y | eel uep eyehud da suo vevede|dewog | Gueveq susinsey vesemebuod vewmeiew <9 [eee 7 eel Uap euesyeied dd 800 uesodey deg Suereg eeyeq uesemesued ueynygiey —-e : eper0q 7 Sek ese uep Suereg ueseme6ued ueNmBIoN| 4 Sepuewesnuecuqueg 3 _eYehued dl |__vesode degag ep yeobuen aq aes i evesyeeddé | oro | rep rayeg ep ueyndunbuoyy —e : i Sepw eyesn sesed Suenjed weouayy —_Z erfveeas | pare | _ nynqdenas powor youd mynq unsnkvayy —-p [wished ag” 76560" [erode does ERED WEOBION [eye 7 2UESHEag dd 40r')_|_eiepyayed dees ep ueundunGuoy _-q {—vetoey —t PUESHEIRd dd | Shi'e——ubueoues denog Nypowoy youd veBueoues unsnkuayy —-e | isnpu ypowoy woud unsnduayy —°, Sepueyesn veyunqunueyy —-g wrelied dd) decd + weed, dohag ‘5 ey yea ja Bepul ELE | Suepiq door) i = 081 payes0s ‘eur ‘esy yecusy yeobued ! veBuny6uy voweleuew vedeveued ueBuawig | 4 pe x YHONY : Suelvar enwag + yererew deqag Yereew yrwuequerep —_-g Bueluer enaiog 8 | nna dees Tomeyyfiveq weep ——e j ueeyendiodp ‘Wey se]UaUIn yoy Ja} UERSEXqNdI Buek Sepur eyesn Guepy iSued a Arey | 7 dt Buelvar enwag 9 | _yerseu depos Yao myer Buek yen yeefew were —_-q { {PUOSEU 216098 UBMTEDEp Gueluar enweg st yng depag: ‘Uep Uexmiqueup Bue nyng ynyUag WeFep e uex|seygndip Buek Sepui eyesn veynjniued i ‘Seput eyesn Buepigp isenrenapanunsjuedeySued Suepiaip yetuy efuexysyry 189401q I ‘Aéeniauad jsey yous su eXvey pkey ueaibexuexmeen vy | _ueBuequioBued | “A | Bepuy eyesn L_ewetued dg Zao | —_uerodey degag ueynynkued ueeuesyejed ysey ejep yejBueyy | Bepu ‘weyninkuag ‘ueynlue7 : | ‘Gepul eyesn veynindued ‘eyesn veynindued ueeuesyejad UI8@} uesodejeg euesyeieddd | ei | —_uerode denog veeuesyejad seu eiep vexndunGuoyy seu vended ep seneng -y | __uepyseneag | “11 vuelve PURSYEI8d dd UBsewed euesed uojeo Innjaray) -e | ‘Bepul uesowed weep ynye uelediog eS re NYS) Tad Nviviogy ulna = insnrrans © se TeuDjseu eiBDes UELePOR ueluor enwas L | mina genes ep vem Buek myna xnueq We —-e epu eyesn Buep, ueyseqncp ip ue) veyeq-ueyeg uep myng | ek Bepu eyesn Gueprap veunpesjueyewoLo sroekuew wenewobaueN —“g - ‘UBAWapad WeIep y uesein neje vesefieb Sueluer enwag sz | ‘yeyseu denag ‘uenefup ednueg ueveseid ueyedwekuay ‘9 | | Ueryesoy nies veyedniow i | Suek essew epew mejou ueysenpeqasip Suiverenues | 2 yexseu denag Suek Bepu: Buepiqy seyndod yews uesiN, —_'g | Bueluar enwes se ojeyew denog yerexew ynwvaq weep -q swieremme | 2 | gees cnamwmuts 2 veexesndiad 1p | | veaseweunyopi dere ues | ! Sepu evesn Bvepq were wp il Yew veseqn neje uenelug edruag sim eke yp | | ouetssrenues | > | _yeyseudeneg df Yo myeIp Bek yeu yeelew weep _-q yng denag ep uemiqioyp Buek nyng ymjuaquiep —e | Bueluar enwag, 8 i vewseyjgndip Guek Bepu i eyesn Buepiip pues ueseBes seu yeu i : ‘esejn neye Uenelun edrueq yew sim ehiey —“g = 8 s ¥ E z |__ywvenia j Yyoey | _1SvH Nvnuvs Nvivieay guna unsnn ens unsnn 9€ : T Sueluer enwes ‘ uesede dena cussed eieqss ; | Suelver enwes z ede denas eqjuns exeworeopowseucquad ebegsg 2 epu)eyesn Buel enwog ¢ erode deyog velesewed e6eq9g +} ep eyesn Buen, ueynynuad | Ruosewawjeuascuebu | ever zeuuos ambien —_y Suelunuog | in ; | Buelverenweg | gee degag. eun6 jeda Bouya) veynweuayy | eun6 yeda) Gojouya) ueymwouay —_-G Suetuor ewes | ose’ | _vesodedones 2hey nwo) o66ue Belvo _-p Biekar oiog | — ger) | Ted ea Gay la, Wee) JOR epou € Buel eras | — 06,0 1 —uesode Garay hey nie) wep Takued pels ——e tuthorerees | care | aaa deyg 2h rivet vey esodoxd unsniuayy 4 i pu Sepa ynntuog i af eyesn uabuap eke nue ueeGoy ueyeueSyeION | ehley nual UBIeONUENMIEN —_-9 | i | Bueluap enuog | eye coves depmeuynuequee a [7 "Bietaarenisag T~ jr danas Ti ave WEED —e | vueyiseqygndip xepa Sue Bepulevesn Suepap venpesucyeuclon —_-g tT n fuetwarenues | og uevseu denag 420 myerp Buek wenn yoielews weed —g eres 2 s ¥ — t z a wvsivnad | W3EY | sisvi nvnuvs Nyuvioay wing ; ‘ungnn ans unsnn L iON ul Ze ALewoidigrevelieg € elvar eres Tewodigrepnn eueles ——z “Buelier ena + efwe} | fensas yep9 Guek _ubeuetes revels, 1166 yojoraduoy 7 Buelver enuog sro | unyerdenag ne B6Eue eqeg [Bustier enaisg bani denag Te sunBued eBeqag | oid | Fevotsewejuyeuorseu yey6uyy |sestue6,o ejo66ue ipeluay 1__ Sueluer enwiog Z___|_beeByeyfued deyag ehpewreioyjuaredngey jeu, og [7 Buetoaremuag: j eebleuBuod dens z velar ous | WeeBieubied deyog TRUOSEUTR UTFEUOSEN jeyBa] —— ehuetiay ese L Sseiseid seje yejuuewed uep esel epueyuesbreysueg “epuey ueeBveybued yaoredurayy ove eiec0s | Bepuiag unyntuag ueeger Bueluor enwog Sepuvod unnved veeqereivad wi ej066ue eluay ‘ejueg wl, e}o6Gue ipeluayy i (“soar Si¢0_| Wena danas sep evean aearnned Na ETTORE t Bepureyesn BBN at kava yeyseu deqag yeresew veyecewed _jyewreye ueysnunvay 20nd 0800. ‘ueiode] deges sequins Bieuebeqes 0 exDeW dt ov wes0de| aes EPI de 0800 uexode| dag ‘seyyaUep| yey desu0y Ley: EDAWN dd | ro ueiode| dees | Bepur eyesn yekeym susiod ejep Si [ wewnqsur Bepui eyes ‘veyninkued ueyringax, Sepuj eyes, werd de 260 _| _veyseudeses | suetod wep uerndundued veungsu. unsnivon ep eulelied dd | eai'5 welode| denag ~Bepureyesh_veyeyesellved seynuapuBuayy W | rene denos 006-19 Bmiae akveuiEy Bualuer enwes Gel 096 ep Waar eTUELIET Sueluer enweg SL ese denag Al euordiqrevates Guelver eniiog wor uesel dena, Ts) euehes Bases eojueseh yaoueduew Buelvar enuag ost ese dens Es) 20000 (ve UeIONeS UEYDPUag veypipued | ee toe _ =e z i” wwesiviad | HOR! [18% wvnavs NvLvio3y dina 2nswn ens unsnn | oN Zooz xequeseq ¢ 200%/ZT/NWd“W/aaX/6zT * WOON YOWON VavoaN UnLVeVdY NYYNNOVAVONSd PaBINAW NVSNuNgaY NY LYMONIL NVONVOVa’ad NVC NVIISNONIMSd HAINANSd TWNOISONN NVLVEVE LIGSYN YHONY NVQ NVIVIO3Y NVIONI Nv [wag 010 [nope des cee Ta CO | mag 0900 |uewopad desvey dena! febuod eBeces (e | @ i | eee | coma 2 desu deneg uewopad dasuoy unsniuayy —(, [ | Sepui veynnkued vewoped unsnhuay a ce a Weide GBRS | Giep sisievebnow wep ueaBuaR — Te ‘aes ad] 7 “ae veg Be venanBTaA TE | : yetuad uewopad I | ep verde _ \ i Sepu uednnived vewopod unsMvonh 2 ! Sepu eyesn ueypynAvod 2t0eW ae uweioxd dasuoy ueysnuniayy 9 (Been ga 0c som ee “ais eu weeaS Te [eras Gas eae Seen’ eas [Taieveg aa | desu deg Thiet wbeqes | Gepureyesn ueyninived | wwesBoud das ep a eae oC TegTTGST weiBOrT desc unsnkvaRy | Sepu eyes ueMued wed union “2 (Tas TEIOUe BERS 7quins BU RECS eIpen de 1 wena, dene seiequed wbeqas a Cepy evesn | | Mueuad Joye} sone) veseyeqwes — || veunntued wesBoid vetmsniuad -g 3 __ ¥ € = z won _[_ 1804 nays Nvaviday uine unsnn OF I Sepy veevesielgsy 2hpen dd HZ5.____vesnuns das _| veeunduafud weweanid vasnusunenkseyy —_-p Steed | tury | waders | _unjeysey ungnura vp mop semen € eet T iuenseyequied yeysieq i ' veeuesyeigay veeunduafved veveg sew SueK Bepu) ueuved SPAN dd 88 ¢ erp ioe Prepjueved yeiobuaw uep ueyndun6vew z_| —ueGvequobued veevesyelqey Ten dd — a aes aS Galey SORE UuaT maTTuR—— Wer ely veRTUn “o suit wenwds | ozo _|_vesnunsdeges | swnnyennrdosvoy veysnuniayy —_(¢ 7 TGS Ba eBeES | I Bepuy veuninfuag siuynnpyening eipendd | cary | _desuoy dowes desuoy veNSTASpLOK i 7 sen Tapa vaya pny et 2670 | desuoydenas | suyne penne dasvoy uneniuon, ! Sepu ! ueynnvad swyonnesne unsnhuon, —_-@ pds Téa werodey deneg bap Sisyeuebuew uep yejobuEn iz. eMpeN dd | «BN BED aed yep UeyiNdunBuayy——{y epi veunniued suonyepne veunsniued ueyeq vepeiepuewdeuon) —-e Sepu veyniniued suanpennr unsakuony 7 ~}—eaepad eon dd cuz'o | _uesnunsdenes uowoped desuoy vexsnunion (6 Tbe da 021") Wend desuoy deqeg| ——soquns eaeu BUGQES TS EY ¥ e z 7 watt | susvi nynive NVLvioay auina -unsnn ans es ungwn Bw WIONY | Meadiiebaret +08 ci fs MOSND. SRY w ome ad 10 erode] aes TueHrsen eu —e PIN dd ‘0600 uevode| deqag Tuewnsey yey6Uy Ty yeBuovow Bepiyevesn eureeg da 0 Ter0d| aS Taba en wopow sesed woay Bepueyesn | ‘Bepui eyesn yodwojey epedey enn deve veSunluny vewmeley —_z ehPEN dd sev | yen denag: way teyuy(z ep dd 0600 | ~~ _Wexdenag” TUeNS=H YeHBU “Th i yebuuaw Bepureyesn _-g eeUES da 3005 TerdaRS al wepow sesed yoay Bepu eyesn Sepa Sepu eyesndved epeday euesBuelue reynus_deyer_veBunfumy_ueyneon —_“y Sepur ueyninfued uernyeIon ADEN db e82'0. eye denes t veyinsey yex5un PRT dd wz0 vayeu dees weyesn-g eae ad mr Tae deay TBS 2 wepow sesed iooy Bepueyesn Sepy eyesn, Bepui eyesn Ueyninkuog | Suepa Sepuveynniued vow unsniueny | _ueynnfued yetew ueunsnfog ueeuesyerog eh eel once | _euzouerdoyog eApeN Gepul unued “gp BAW dd ‘09¢ 0 eueouai deyeg, ‘epnyy Bepul yninkued —@ BuIEHEd dd 08h eueouai deneg eletieq Bepuy ynInKueg v Bepuy yointuag Sepu unynkueg weunyey ebey 2veouas unsnhuayy eli eveoua ueunsnfuag 3 = ~ y € z a HOR VH NVNLYS NvAvioay ging ungnn ens unsnn ON WHONY ey + Bepul eyesn UueBvep uebuedey nua uejeiSay UeYnYEIOW ueyeseies equi ehpen dd cao _| _weroderdenes | _ueveyedesay veeuesyeid enerabuayy 0 BPI dad 0600 | uerede doves 7aguiis eu eBeces aq UeYOSeES eve dd Sr0'0 | esodox! dene {equi veweoy esodoud unsniuayy —-@ fipu eyosn 4 Suen veysseres equi UEeOY UENMERN 9 t eonnidd | 0900 _|__vesodedenos sus nwa} xSey ueodeyunsnfuayy 2 eH10%7 NOW UENSEYBew ehoonds | ouz'o wOHINOW deves dep sus Yeo VENTE ep ad o@i 0] esodoud dees usa ray esodox unankie oe 7 Sepu eyesn vetvep susqnua ueymeay 5 | _ehPeN de sevo_| erodes denes 2 9pK nue; Weep oe.epoW Ipluoy 2 epi dd | 0800 sede doves Gm na Weep Tetued peiay| | nH ds cero | esodoud devas | creo nwo uejeboy esodaud unsniveny —¢ | | epu eyesn | vebuep _e0)n nwa veeBay UeREUESYEIIN yp DoH ad os0'0 20m nweyueSuede| wa, etepoU Seng v € : [SH Nynuys Nvivioay uung unisnn ans unsnn ‘ON ey ekpen dd Oue) |” Welodey doges ~ i Teseq bepur eyes —> eM dd oat) 7” “‘veiodeydeyas Wetvoveu Bepureuesn 7 BENG da 0600 erode} Benes Wapoud sexed joey Bepul yesh —e | te 14eq Gojouyer seuNUISEp UEYONEION “OL | Gunse| exe00s CDN de Oro _; sensvorderdeges | Sepuyeyesn seynsuoy ese! veuehe| Lene 6 ee - ae | oto | eso vuevodey deyos Aa ED dd ‘Ord | vender dees peu ! exo | 7 pew yeiau ueynnAved veeBey UENCE —_'g | BADEN dt i uebueuew Gepuieyesn —(p epn dd Tf c TepouT esed joy Bepur TEST ewes ad [PU0Is pen 1esed ay Bopuleyesn j ae sneunyueured weep Reba —_q | AEN dd npowpvajew denag ye6uauow Bepui eyesn | pW do (poupusjeu dewes apow Tesed joay Bepur eyesn muelied dd] rourisieu deyes | evo 1eSed jay Bopul eyesm | { Bepui ! ! veyed yun npownarewyenquey) | i 26 | ; eyesn snsinyuewiead uereBoy ueNMeRW “1 2 Ts ¥ © z r \ waved | oe Tv wns Nyavioay yuna unsnn ans unsun | ON i PAM dd igo | veyereiox pms de ‘ueyeley pris unsnavay __“@ efpeN dd | oz | veiode doyos ToqUINS BU eI de 0900 | werede dates Tehuad ae ueyekojoy pris uebueoues seWuesoig —_-p | uebu6de| ueqroued efpew dd 69F')_|__wevodey dona sey cep sisyeveBvaw uep yreGuay epi de S97. a ds Tebuede|veqroved veNmeien -] BTN de Sy eb uebuer dene ‘TeyeTeay VEBueoueL unshLBp {eyesn veBveoue) _ ved sousng ueyeAere pris unenhvaw —_-Z 1 i eyes uebvequiebued [__ ehpends | resodoud denas jesodoud ueunenived Buququeny "> TAN de [de des wep ssyeve BuRUIQuON a jesodoid veursnKued eUeUea ed erode degag 2p uejndunbued Buiqurqwy Gey I L Cepu eves soda unsfuony —“f eyesn vebuquia veNMeRW “2 i i uespatuned oh02N de z__|__yepseu dave rekepna wesmyopesyewseu ie eipen dd noi deem Dap) Te aitas Tae prs unos Tp i eacnae ented weeds | yeaa eas asd Th | yee epON nqueg ; uwelep Bepuy seuUoju yAlumed unsnvaR “Lp Sa = ¥ = € z i vivenvtad = HOR tev 4 i oo Nvnuvs NLM AUN unsnn ens unsnn | on SP veynsu0y ehDeW did wzeo uevode} dees. ese[sepuewoyei uep uelodel yenqwow ’keH db ozv'o veiode|deyag | sey wepveweye vebveoues se BADEN det £720 ‘veiode| deges “YESH SIpUOY sISyEUE BBW dd obo ueiode| dena STUBS 1SeU ep yeCBUELT pT det revo ueiode| denog ‘Bepul Bean esoubesp ueyyejour ‘BWELBd dd g0r0 | Ueiode;denag” ‘TebuEdey ianins: I sensu esel vewequyt hp dk orca _| veBvavow Sepueyesn 9 EDN dh 080 apoul sesed jpay Bena even a BuUd dad oar TPlojspeq sed yay Bopui cues | ‘ep o00rL ~ 051 4942508 "Buy ‘eysy YeqUy YefoSuEd | vvebuméuy vawefeuew vedesoued veBuquig 2kpEW dd uesode; deqag ‘ye6uevew Bepur eyesn 2 BDI dd uevode| dese Wapoul resed joey Bepu eyesn ——"G BURL dd ‘uevode| danas” ‘(euosiped sesed jay Bepul eyesn z I nynw veweleuew welsis uedeveued ueBuiquiig PAPE dd 02z'0 uesode| denag yeSuevew Bepul eyesn 2 PPT dd 080 weiode| deyag Wapoul resed yey Bepul eyes ——“q BUIELEd dd 060°0 ueiodey deqag” ‘Tevoisipea Jesed jay Bepui eyesn e t Sepu eyesn i weunyel eueduas ueunsniued Buquiquiayy s v _ € z L “USWH NYNuYS NVLVIO3Y MILLE ‘unsNn ans ‘UNSNN ON ov weLed da 0100 _| _ereptoved doneg ae veyrdunduow —_q eueied dd G00) ueBuebuer densg esonGy yo weBueoiey unankiou —~e | ssesanu word unsnvoy i ] oo DIM dd ekiyrwvaqia senera yenquiou 0 EDA de a Bue cd Beste OED MAaIew eS soeqn 1a uep Bepuy req eyesnesm yrwvequiaA, enuy eyesn ueyunqunuey - -g ‘uqued fen ad Ors'd_{_uawnyep devas Epa eduened TwaNy YeuMeP —_—p eon dd (096°0 | valnyop denes —| —Bunvad yediuepaoa Wyany velop ——S | Tuuad epg veduepiaq hoe ad Sor'¢_|verce ey6veioy danas JWOWY IONS uep uenae exBvEIe, _-g T Bue veda pn dd 12’ | uenoe exéveiey denas “WON Ions uep uence eySues89 I veursnived Weep eyesnved Buqurausy i sok SDN dd | B10 _|_uawnyop deyog Lewnyop ueeserakued Burau 2 edd ‘a0 ened danas “ea upody Vera t eure dd az0'0 | erode; dene ueyekeyey veynuowed Buququew 2 \ i sod podsye vebuquig UBEGa} uexnyEoy Ee es ¥ = z r = aa] YNVSNVTd teat T “IsvH Nynuys NvAviow alina nso ans unsnn | on uv | veseneBuod PAPE det 902.0 | _uesodey devas Suepigp sevice uebvequetved 0 uesemebved weiss vep ueGuepun eed | dehy | _uesode; denag -Buepunied vesneved uereyereksewed esemebved UIebEd dd 600 uevodel denag Sey SeuUo}u uesenyegshued | \ vesemebued sey uep | ese scunusep vep s251@505 UEYENEION —_Z eweled dd 00 ade TRS THjeq (nsf IEPLETS ueseMeBlied UEWTHETSU sep3i0q 5uek ese uep Sueveq ueseneBued uenveian —_“L Sepu eyesn ueeuqueg “3 epNdd |Z ede denag ssesoBou sey ueiodey unsnfvaw 2 ered Shoe deg TpesObeU URAP|OM ——G edd erode) ayes Teypyeseed episbe unsakusa —e — ‘S1siq JojsoB2u ebeqes ueleBay ueYMeRW —_“y Smae i” aaa “ced Duar Roun Wawa Ta “a PO Beueg dd S106 | eunayu deny “sed Bueried Bewuojul enqueue ! Sepul eyesn sesed Buenjad ueouo gt { eonids | ous | mang deeg Ipeisonur word mynq unenkuew —_“p | BN det bre re eos ep UepoUE 5 | woe a ‘Rae — eee mea ee z a i “HGR as = 7 a TB vwaveniad =| ony | ISvH Nvnuvs NVIVIOST LUNE fi ungun == ow ey Bepu eyesn ®ABEW db erode) deneg | _ueunnivad yedwep senjans use veysnusmayy SPAN de ekpeni cd SPAN ge wes0de| dene Saeed dd erode dens Bepuy eyesn ueynintuod Lueeuesyered sey vesode| dasuoy ueysmspuaAL ~ Bepul eyesn uewninfed ueeuesyeied ADE de arco e1ep denog seu ep unsnvow Uep ssseveBUay) ep nnived veeuesyeyed Uuesodejod BONN de eucoues dewag [semen weji6ey eveaues sey uelodejed vep senjeng—_-y ep senieng | “Ay NM de uavedey degeg ubsewed sey uesodeyenquow —_“p Buved de Tesop Gag Terawed Redap UeSop e EDNIN dd Boreiey deneg Soword UeyE @ BOReIey z Peed dd Tesodod depos ‘eneued |es0d0 t Bepu vevowed we Bepuy eye DOW dds Leviay doses | vewoped iyawiay) uesepue unsrMuaw ‘Seput eyesn ismgsu ynyuoquieyy Sepuyeyesn ueySuequetuayy —“y ¥ Nysvioa) ulin. 6r |__ Buetuap enwog ’ yeyseu denag Yoyo nye Buek yews Yereew wee? —_-g (RUOISEU e2299S UEILEPAID Sueluar enwag 8 yng depag ep uewiqanp Buek nyng ymusq weep -e | “ I Lewsemgndip Buek Bepuy eyesn Buepigp uipuas vesebes ysey yeu Lesein neve ueneluy ednioq youn sim ehey —_g + | eppuceses wyeeu queee 9 Sveluar enwas : | Sualuap ensias | ——~g- "rng deag yng amveq Weep“ ueeyeisndiodp Leysevauinyopip ejay ueysexiandip 800 Bek Bepu Bueprap isenersyonne ckeySvod uewjaved pseu you sim ekrey—_z 1 | | | | Wan Sueluepenweg |g | _yeyseudenag \yat0 imyeyp Buek yew yejetew weep —-g | Jeuoiseu B1e088 UBxiEpaID Bueluep enwog ez yng denog ep vewiRioup uek nq yuo WeeD i : veyseqgndp ‘ uek Bepu Suepap serenaponinsjueeouod Sepu Buena veluH eke {394014 i neaued SEY YER SIM ehey Phe uReboy uewnesh a | uebuequtueg SE a 7 t z YNvSNYTad | core |Tv vnuys Nvivieay guna unsnn ans unswn 0s fuelvan enwes 1 WormeU coxa yereeuynivequelep ag Buelvar enueg t Tana denag Thia-ynveq Weep —e ueysexqandp 166 Sek Bepu Buepiap venpespeveud, |L_Sueluar enuag st erseu doneg | ign yoo yep bu youn yeelew weep a | T Ruo|seu B1e085 UEYepaIp | Bueior eniiog ! nea dees ep venga Buek nyna muoq weep -e Sepu Buepa : vewsexrandip vey eyeq uep maNg | Suek Bepu Suepap ueipesneveusta| _ngehuow jeyewobawan “9 va uenuweued weep yew vesen neve uesebe6 |__Bueuor enuiog $z__|_ueyseudegos ‘uonelua ediuoq useeed ueyeduelvany | i | uensay mes veyednuaus | ' Suek essew eipew mjejeus uexsenpeqasip |L_buetuop eruog z oye depos 5uek Bepu Buepi panded yet uesint t = | Gueluar enwag SE; __vereyew deyag YpIeyew ynyuag q [-Bueloar eng 7 Tina diag Ta Ua UE | i upeyejsndied ip uey | #Se]uaWNYopIP \deye) UEN'SEyHANdID yepy Bue ‘ Beput euesn Buepq weep upuos uesebeb sey | ew vesen nate uenelunedhuog sin eke Tae ee % = % Re Nvavieay uiune unsnnigns unsun | oN 1s (7 toeteerenaag ieebrebued dees eipeuBioyiwaIeaNaEy HBG] > [ [ "Rehiarenaes [_weeBieubued denes Tsudorg xu ——@ Bueluar erueg ~~) aeeBieyBied deyeg TRUOREUISIUTFELOSEN yeyBuy ——e eueliay 'seisaud Sele ye|uueUed yep esel epueyueeEveybveg —*y esol puey veeBseyBued yapredwroyy ype ences | Gepuveg ynnkuey ueeqer Bueluap enwas. so vunyey denag Bepuyag yaintued wereger read wi, eo66ue pelvay4 tejuad wi e1o86ue ipelvayy Sueluar enweg r ‘we1ode deqag” eyesed ebeqes e Sueluar enwos z eelode deg que eiewroerspouyeyequad ebeqag | Bepuy eyesn | Buelver enwag e | uBode| degag uewesewad ebeqeg + Sepul eyesn Guepiq ueyninkued i IeuoseuayneuoseN ySutL | _p evexeyo ewes anxBvey Suelunuog {__ Bueluor eng S| hey denas eun6 jeda Bojouye ueyrweueW | eun6 redo) Gorou ueYnuOUDWY | Bueluer enwas, 060° cuesode} deves huey nwey ejo66ue pelueyy Bueluarenues | seru ueiodey deqag ‘Bhiey Muse) Wejep JojevepoW Ipelvayy = Bieluar enuies 060'0 veiode; danas okey nia; Wejep Tekved ipeluay z Gueluer enwag 08K. Jesodoid degeg ehvey nus ueyeiBey fesodosd unsnhuayy + | Bepwweg Bepuved uninduag i Uninueg uebuep — ehvey nwo} uereBay ueyeuesye}aW| | eAsey nue, UEEIEO) UEHnyeION) fae To oe z Z ) foo “TSYH NYT. Wve’) wine unenn | 2g Bueiuar enwog soya her eng Bueleg eosej—z ueluer enieg eueleg eXuyoyod seb ueBvep eure, I Jenees yepn BueK veeveiesey wieBjuezell yaoseduey| | _ueeuelesoy.696 yojreduen) a Bueluap enwog so nye denag se ebbve efeges Boelvar erureg : nye Genes apie Snanbued ebEqes + ssajoid Iuoseweruyjevorsen iey6uip isesweb.o eobbue pelueaW —_-g | Gueluel enwag Sh | ypB degag. suwapeye seja6 jedepuay | pe 9 ¥ = z i LGRDT z VWaVSVTad viony | TSVHNynivs. |. NYAVIDaY MLL unsnn es 09 % 004 avawar z ze wOee %woBz OVONI VH¥SN NYHOINANS¢ NYYNYS HY TZ, ONAHNONSN ONVA NYVLVIOSY ‘ONYPNAN3d UNSNN 'S340%¢ NVONVEWSONSa N¥wOdV 13d NYO IS¥MTWAg ‘van YHVSN NVHNTNANSd NVUNYSHY TEC Gui ‘SVON! VHYSN NVHMINANSd NYdvIStad “a NvwaigioNad vy | ‘wwvin ynsnn Pa Pa | L k I Bepuyag yninkueg Ey f TOR YIM euRRyRieg Sepuueg yninkued NVM NYONOTOOINVILVEYE ONVTNET SSVINASUad ynsNna ON Z00z xequeseq € — >voONYL OZ/ZT/NNd “W/aaa/ 671: XOWON ‘VavO8N UNLVVEY NYVNNOVAVONSE IUBLNSW NvShunday ‘TWdWVUSL LVHONLL NVONVOVOUSd NYG NVRUSNONIEd HOTNANSd ‘HPIONVGINYLVEYE NVOIYNAY NVG NVLVHONVONSd MALLNN TWHININ, SIV TOWN LOREM WHONY HY Naa 0 [oF oo} % 00; wyINor ort 098, oe oze ove oa oz oz 08 woes woaz ‘VON YHYST NVHITINANSd NYYNYS Yd ‘ONMYNGNEW ONVA N¥LvIO3y ONVPNANSd BSN | 18340Ud NYONYEWWZONad NvdodWiad NV IS¥M¥Ag vant VHYSN NVHI"INANSd NeWNYS)W 3d ‘9YONI VHVSN NVHNINANAd NvavISHaE NbaigioNae ‘weivin unsnn | 1 v Pall au eh Bepuys | en Bepuued ynynkueg fag yninkuag euie veg Bepuyed yninfuag zooz 200/21 /NWa“W/aax/6zT ‘OEUH VHONVIONVRY NYONOTOOINVLVEYT ONVPNET aSVINaSUad | unsna NIH LVMONIL NVONVOVaYad NYO NVRLSNONINSd HAINANAd ‘NOIONYGINVAVGYE NVDIVNE NVO NVLYHONVONAd MALNN TWHININ JLLVINNINM LIOR YHONY HYMN xequeseq ¢ TWOONVL YOWON ‘VUVORN SNLVeVdY NYWNNOYAVGNSd PUBLNAWN NYSNUNday AL Nala ss oN

You might also like