You are on page 1of 5
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM INTEGRAT D LABORAT (IL) DANAN STIKES BAKTIUTAMA PATI PRODIS! BI TAHUN AKADEMIK 2019/2020 Nama Mahasiswa Nur Khasanah, 2110220005 NIM 1211022000! Mata Kuliah, Anatami Fisiologi Jenis Kompetensi Anatomi Fisiologi Perasat Pemeriksaan Telinga Semester / Kelompok : 1 A. Latar Belakang (A/asan apa yang mendasar perasat tersebut dilakukan ditinjau dari aspek fisiologi & patofisiologis serta dampak jika tidak dilakukan) idan mempelajari cara pemeriksaan telinga adalah untuk mengetahui telinga pada klien/pasien dan agar bisa mendeteksi kelainan pada Alas ‘a memeriks bagaimana ca telinga yang di lami pasien Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena memberikan respons terhadap getaran mekanik gelombang sura yang terdapat di udara, Telinga menerima gelombang suara, diskriminasi frekuensinya dan penghantaran insformasi dibawa ke susunan saraf pusat. Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi / mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh, Telinga manusia terdiri dari tiga bagian, yoitu telinga kuar (outer aer), telinga tengah (middle ear), dan telinga yang terakhir telinga agian dalam (inner ear). Telinga manusia merupakan organ yang sangat kompleks. (Syaifuddin.2011.) Pemeriksaan telinga adalah prosedur pemeriksaan untuk mengetahui kemampuan pendengaran. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui seseorang itu mempunyai gangguan pendengaran dan kelainan pada telinga atau tidak. Telinga manusia dapat mendengar frekuensi 2-20.00 Hz. Ambang dengar sura (kepekaan) tidak sama dengan frekuensi, Ketahanan pendengaran lazim diukur dengan suatu audiometer. Frekuensi potensial aksi dalan serabut saraf pendengar tunggal sebanding dengan kekerasan bunyi, Pada intensitas bunyi yang rendah tiap akson melepaskan listrik terhadap bunyi. (Syaifuddin.201 1.) Penyakit-penyakit yang ditimbulkan karena tidak menjaga kebersihan telinga terdisi dari, tinnitus adalah persaan mendenger bunyi atau suara lain di kepala. Tuli yaitu apabila pendengaran menurun dan terjadi dengan berat sehingga kemungkinan pendengaran akan gar lagi sevara normal. Perikondrits merupakan rasdang yang sak dan tidak dapat mende! Ser ante telinga. ( Rambe,2013.) ‘menyerang tulang rawan dan Gangguan keseimbangan salah satu penyebab gangguan sistem kescimbangan adalah abyrinthitis, akibat infeksi atau peracangan pada telinga bagian dalam. Kondisi ini menyebabkan penderitanya mengalami pusing berputar. Gangguan keseimbangan juga bisa disebabkan oleh Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), atau penyakit Méniére yang disertai gangguan pendengaran, telinga berdenging, dan telinga terasa penuh, Untuk menentukan penyebab gangguan keseimbangan, dokter THT akan melakukan pemeriksaan ppemeriksaat fisik, tes pendengaran, dan peme saan penunjang, seperti tes darah. Sctelah penyebabnya diketahui, dokter THT akan memberikan pengobatan sesuai penyebabnya. Tnfeksi telinga terjadi ketika kuman masuk dan menginfeksi telinga. Kondisi ini bisa terjadi pada telinga lua, telinga tengah, maupun tclinga bagian dalam. Gejala infeksi telinga dapat berupa nyeri telinga, gangguan pendengaran, demam, atau keluar cairan dari telinga. Umumnya infeksi telinga ringan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun jika tidak kunjung membaik, dokter akan meresepkan antibiotik atau melakukan irigasi telinga dan pengeluaran cairan dalam telinga yang meradang, Gangguan pendengaran dapat terjadi karena kelainan roadukti(melibatkan tenga bagian Tuar atau tenga), sensorineural (melibatkan telinga agian dalam), atau kombinasi keduanya, Penycbabnya bisa karena faktor usia, paparan terhadap suara keras dalam jangka panjang, tumbuh tumor yang menghalangi fungsi pendengaran, atau kotoran telinga yang menumpuk. ( Rambe.2013.) Dampak jika bidan tidak mempelajari cara pemeriksaan telinga yang benar bisa serjadi kesalahan dalam melakukan findakan medis dan bidan tidak dapat mengetahui apakah pasien mempunyai gangguan pada pendengaranya, B. Tujuan (Menggambarkan pencapaian dari perasal yang dilakukan secara Khusus) |. Untuk mengetahui anatomi telinga > Untuk mengetahui kelainan pada telinga C. Indikasi (Sasaran/Obyekdaritindakan) Tidak ada indikasi D. Kontra Indikasi (Sasaran/objek yang tidak boleh dilakukan tindakan) Tidak ada indikasi E. Persiapan Alat & Bahan(Kebutuhan yang harus disediakan sesuai SOP) 1. Garputala F. Prosedur Pelaksanaan (Urutan sistematika dari tindakan) TAHAP PRA INTERAKSI 1. Mencuci tangan 2. Mendekatkan dan mempersiapkan alat secara ergonomis TAHAP ORIENTASI asi terhadap pasien 1. Melakukan identifi 2. Menjelaskan maksud dan tujuan dari tindakan yang dilakukan 3, Menjelaskan prosedur tindakan 4. Melakukan kontrak waktu 5. Melakukan penguatan atau pengulangan terhadap tindakan yang akan dilakukan 6. Meminta persetujuan / in fomconsent 7. Menjaga privacy pasien TAHAP KERJA Tes Rinne 1. Getarkan garputala dengan mengetukkannya pada telapak tangan / punggung tangan > Tempelkan tangkai garputala yang sudah digetarkan di prosesus mastoideus salah satu telinga 3. Tanyakan pada pasien apakah ia mendengar bunyi penala mendengung di telinga yang diperiksa, Bila mendengar, pasien disuruh mengacungkan jari telunjuk, jika tidak mendengar lagi, jari telunjuk diturunkan 4. Segera pindahkan penala dari prosessus mastoidesus ke depan liang telinga pasien kira-kira 2,5 cm jaraknya dari liang telinga dan tanyakan apakah klien masih mendengar bunyi garputala 5. Catat hasil pemeriksaan 5. Catat hasil pemeriksaan ~ S Udaray Me ny € 6S ™ => Tulang Uji Rinne Test Weber 6, Getarkan garputala dengan cara mengetukkan ke telapak tangan / punggung tangan 7. Letakkan tangkai garputala yang berdenging di atas kepala klien ( pada dahi garis median ) dan tanyakan apakah mendengar bunyi penala sama kuat dikedua telinganya atau dibagian telinga mana terdengar bunyi lebih keras. 8. Catat hasil pemeriksaan l Lateran be? Wi Weber Tes Schawbach 9. Getarkan garputala dengan mengetukkannya pada telapak tangan / punggung tangan 10. Letakkan tangkai penala pada planum mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sudah tidak mendengar bunyi maka schawach memendek / normal 11. Sesegera mungkin garputala dipindahkan ke planum mastoid pasien yang diperksa, dan tanyakan apakah pasien masih dapat mendengar bunyi tidak 12. Catat hasil pemeriksaan TAHAP TERMINASI 1 Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan. Menyampaikan hasil pemeriksaan. Membersihkan alat. 4. Mencuci tangan. 5. Mencatat hasil tindakan pada lembar dokumentasi. Pa __ Kesimpulan, saran, dan advice (Evaluasi hasil pengetahuan, sikap, tindakan, serta prosedur tindakan balutan), Ae, b (ol B. Daftar Pustaka Rambe. AYM. 2013. Gangguan pendengaran akibat bising . Fakultas Kedokteran Bagian imu Penyakit Telinga HidungTenggorokan. Universitas Sumatera Utara Syaifuddin.2011. Anatom: Fisiologi Edisi 4. Jakarta:EGC. pati 23 Febsua 90 Dosen Pendamping Praktikan ee (Uswatun Kasanah, S.Si.T., M.Kes.) (Nur Khasanah)

You might also like