You are on page 1of 77
e MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang Mengingat PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN NOMOR : KM.49 TAHUN 2005 TENTANG ‘SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL ( SISTRANAS ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa transportasi sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan politik mempunyai peranan penting serta_ strategis | untuk —memantapkan perwujudan wawasan nusantara, memperkokoh ketahanan, dan mempererat hubungan antar bangsa dalam usaha mencapai tujuan_yang sama berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan dengan adanya perubahan paradigma sistem pemerintahan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta tuntutan arus globalisasi akan mengubah tatanan pengaturan di bidang transportasi yang bersifat sentralistik ke desentralistik dan dari sifat dominasi pemerintah kepada mekanisme pasar, dipandang perlu menyempumakan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 1997 tentang Sistem Transportasi Nasional; b. bahwa dalam rangka _memantapkan perencanaan dan mewujudkan jaringan transportasi nasional yang efektif dan efisien, perlu dilakukan pendekatan kesisteman dalam satu kesatuan Sistem Transportasi Nasional ; ¢. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan huruf b, erly menetapkan, Sistem Transportasi Nasional dengan eraturan Menteri Perhubungan; : 1, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 _ tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480); 262 Menetapkan 263 Undang Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor §3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481); 4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493); §. Undang-Undang _ Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS). Pasal 1 Sistem Transportasi_ Nasional (Sistranas)___sebagaimana tapkan dalam lampiran Peraturan Menteri Perhubungan ini merupakan tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman untuk dijadikan sebagai pedoman dan’ landasan dalam perencanaan, — pembangunan, —_penyelenggaraan transportasi guna _mampu_mewujudkan penyediaan jasa transportasi yang efektif dan efisien. Pasal2 Sistranas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 disusun secara terpadu dan diwujudkan dalam a. Tataran Transportasi Nasional (Tatranas); b. Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) ¢, Tataran Transportasi Lokal (Tatralok); Pasal 3 Tatranas, Tatrawil dan Tatralok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf (a), (b) dan (c) ditetapkan sebagai berikut: a. Tatranas ditetapkan oleh Pemerintah Pusat; : b. Tatrawil ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi; cc. Tatralok ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. 268 Pasal 4 Pengembangan Sistranas dilakukan secara berkesinambungan, konsisten dan terpadu balk intra maupun antar moda, dengan sektor pembangunan lainnya serta memperhatikan eksistensi Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota, sesuai dengan kebutunan dan perkembangan jaman, imu pengetahuan dan teknoiogi Pasal Dokumen Sistranas yang merupakan Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Menter Pasal 6 Dengan ditetapkan keputusan ini, Keputusan _ Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 1997 tentang Sistranas dinyatakan tidak berlaku lagi Pasal7 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: | JAKARTA Pada tanggal : 12 Agustus 2005 MENTERI PERHUBUNGAN ttd M. HATTA RAJASA, SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada 4. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Sekretaris Negara; 4, Menteri Keuangan; 5. Menteri Hukum dan HAM; 6. Menteri Pertahanan; 7. Menteri Dalam Negeri; 8 Menteri Pekerjaan Umum; 9. Menteri Negara Lingkungan Hidup; 10. Menteri Negara BUMN; 14. Pata Gubernur seluruh Indonesia; 12. Sekjen, Itjen, Para Dirjen dan Para Kabadan di lingkungan Dephub; Para Bupati dan Walikota seluruh Indonesia; Para Kepala Dinas Perhubungan Propinsi seluruh Indonesia; Para Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia Lampiren Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 1 49 Tum 2005 Tonggal : 12 aGWSTUS 2005 : DAFTAR ISI DAFTAR ISI, BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang. B, Maksud dan Tyjuan C. Pengertian D. Sistematika Penulisan BABII POLA DASAR SISTRANAS A. Umum B. Konsepsi. 1. Definisi Sistranas, Landasan Sistranas, Asas Sistranas |. Tajuan Sistranas . Sasaran Sistranas p eeae . Pungsi Sistranas 7. Pola Pikir Sistranas . Tatanan Transportasi 1, Struktur Ruang 2, Tetaran Transportasi 3, Jaringan Transportasi __ BAB II] KONDISI TRANSPORTAS! SAAT INI DAN MASA MENDATANG A. Umum B. Kondisi Saat Ini __ = 1. Kinerja Transportasi 2. Moda Transportasi ©. Kondisi yang Diharapkan Masa Mendatang ___ 1. Kinerja Transportasi_ (2 oda Tvaneportae! =meatemeastmenaDneeneney D. Lingkungan Strategis, Peluang dan Kendala __ 1. Lingkungan Strategis __ a 2s 24 aa 28 33 44 9 33 265 2. Peluang 3, Kendala E, Identifikasi Masalah __ Jaringan Prasarana dan Pelayanan Keselamatan dan Kcaia.an Transportasi Pengusahaan Transportasi Sumber Daya Manusia serts Iptek Lingkungen Hidup dan Energi Dana Pembangunan Transportasi Administrasi Negara di Sektor Transportasi aoosep BAB IV KEBIJAKAN UMUM SISTRANAS A. Umum E. Kebijakan Sistranas —. 1, Meningkatnya Peleyanen Transportasi Nasional __ 13 a. Peningkatan Kualitas Pelayanan _ , Peningkatan Keterpaduan Pengembangan Tatranas, ‘Tatrawil dan Tatralok c. Peningkatan Peranan Sekior Transportasi Terhadap Pengembangan dun Peningkatan Daya Saing Sektor Lam | 4 4. Peningkatan dan Pengembancan Sektor Transportas: Se!» Urat Nadi Penyelenggaraan Sistem Logistik Nasional ¢. Penyeimbangan Peraran BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi 14 {. Perawatan Prasarana Transportasi 48 8. Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang Ada _ 43 bh. Keterpaduan Amarino so i, Pengembangan Kapasitas Transportasi ___ s6 J. Peningkatan Pelayanan pada Daerah Tertinggal +0 K, Peningkatan Felayanan untuk Keiompok Masyarakat Tertentu _. vv 1. Peningkatan Pelayanan pada Keadaan Darurat __ ar 2, Meningkatnya Kesclamatan dan Keamanan Transportusi 47 a. Peningkatan Keselamatan Transportasi _4? bb, Peningkatan Keamanan Transportasi _. 48 3. Meningkatnys Pembinaen Pengusahaan Transportas: 49 a. Peningkaten Efisiensi dan Daya Saing 49 b. Penyederhanaan Perijinan dan Deregulasi __ 49 c. Peningicatan Kompetisi Moda Transportasi _ ~ 49 4. Peningkatan Standardisasi Pelayanan dan Teknolog == __ 49 ¢, Peningkatan Pencrimaan dan Pengurangan Subsidi 50 f, Peningkatan Aksesibilitas Perusahaan Nasional Transports ke Luar Negeri __ = 20 Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Perusahaan Jasa ‘Transportasi |}. Pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) __ 4, Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia serta Timu Pengetahuan dan Telenologi a. Peningkatan Inovasi Melalui Penelitian dan Pengembangan , Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Transportasi _ ©. Peningkatan Keperdulian Masyarakat Terhadap Peraluran Perundangan Transportasi 5. Meninglatnya Pemeliharaan dan Peningkatan Kuaitas Lnglungan Hidup Serta Penghematan Penggunean Energi a. Peningkatan Proteksi Kualtas Lingkcingan ». Peningkatan Kesadaran Terhadap Ancaman Tumpahan Minyak ¢. Peninglatan Koneervasi Berg. di. Penghematan Penggunaan Ruang 6. Meningkatnya Penyediaan Dana Perfbangunan Transportasi a. Peningkatan Penerimaan der Pemakal Jasa Transportasi b. Peningkatan Anggaran Pembangunan Nasional dan Ducrah ¢. Peningkatan Partisipast Swasta dan Koperasi aL Pemanfastan Hibah/Bantven Luar Negen untuk Prograr- program Tertenti “L Meningkatnya Kates Administasi Negara di Seizor Transportas a. Penerapan Manajemen Modern Pengembangan Data dan Perencenaan Transportasi Peningkatan Struktur Organisas Peningkatan Surber Daya Manusia Peninglatan Sistem Pemotvasian Peninghatan Sistem Pengavasan heeog BABV ARAH PERWUJUDAN SISTRANAS A B. Umum Pola Dasar Tataran Transportasi 1. Pungsi . Keterpaduan Tatanan __ — Proses Penyusunan dan Penetapan Pemtinaan Simpul dan Ruang Lal Sistematika Penulisan Lukumen — 2. 3 4 5. Kebijakan 6 7 A ah Perwojudan Jaringian = 267 51 By st 51 ao 52 59. 60) 61 62 . Transportast valan, . Transportasi Kereta Api . Transportes! Sungai dan Dann ‘Transportasi Penyeberangan __ ‘Transportasi Laut, ‘Transportasi Udara ‘Transportasi Pipa, eumereye BAB VI PENUTUP. . Transportasi Antarmoda/Multimoda. 6a, 63 64 oe. 67 oe 69 268 BABI PENDAHULUAN A, Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sangat dipenyaruhi oleh peran transporta sebagai urat nadi kehidupan politk, ekonomi, sosial budaya, dan portithanan keamanan, Pembangunan sekicr transportasi diarahkan pada tenvujudnya sistem transportasi nasional yang Randal, berkemampuan Ung dan diselenggarakan secara cfektif dan efisien dalam menunjang dan sckalyu menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manus: barang seria jasa, mendulcang pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang Iebih memantaplan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara alam rangka perwujudan wawasan nusantara. Perwujudan sistem transportasi nasional yang cfektif dan efisien, menghacapi berbagai tantangan, peluang dan kendala sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis seperti otonomi daerah, globalisasi ekonomi, perubahan perilaku permintaan jasa ansportasi, kondisi politi, perkembangon ilmu pengetahuan dan teknologi, kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup serta adanya -keterbatasan sumber daya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, sistem transportasi nasional verlu terus ditata dan disempumaken dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga terwujud keandalan pelayanan dan keterpaduan antar dan intra’ moda transportasi, dalam rangke memenchi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat serta perdagangan nasional dan intemnasional dengan memperhatikan kehandalan serta kelaikan sarana dan prasarana transportasi, B, Maksud dan Tujuan Dokumen Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) dimaksudkan sebagai pedomen pengaturan dan pembangunan tansportasi, dengan tujuan agar dicapa penyelenggaraan transportasi nasional yang efektif dan efisien, ©. Pengertian 1, Pelayanan transportasi adalah jasa yang dihasilkan oleh penyedia jasa transpertasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa transportasi 2. Jaringan pelayanan transportasi adalah susunan rute-rute pelayanan transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan, 3, Jaringan prasarana transportasi adalah serangkaian simpul yang Gihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan, 4, Ruang lalu lintas adalah suatu muang gerak sarana transpo.tas! yang dilengkapi dengan fasilitas untuk mendulung keselamatan dan kelancaran transportasi. 5, Simpul transportasi adalah suatu tempat yang berfungsi untuk kegiatan menaikan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat 269 270 barang, mengatur perjalanan serta tempat perpindahari Intranets dan antarmod 6. Transportasi antarmoda adalah transportasi penumpang dan nviu barang yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi ‘!slnm satu erjalanah yang berkesinaribungan. 7. Transportasi multimoda adalah transportasi barang dengan menygunnakan paling sedikit 2 (dua) moda transportasi yang berbeda, atas disar satu kontrak yang menggunakan Dokumen Transportasi Multimoda dit satu tempat barang diterima oleh operator transportas} rmaltimocs ke stato tempat yang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut, D, Sistematika Penulisan Penulisan dokumen Sistranas disusun dalam 6 bab dengan tata urut sebaga berikcut: BABI PENDAHULUAN BABII POLA DASAR SISTRANAS BABII KONDISI SISTRANAS SAAT INI DAN MASA MENDATANG BABIV KEBIJAKAN UMUM SISTRANAS BABV _ARAH PERWUJUDAN SISTRANAS BAB VI PENUTUP barnes rises i, Et Se, eee 5 BABII POLA DASAR SISTRANAS A. Umum Sistranas disusun dengan landasan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, undang-undang di Iidang transportasi dan peraturan perundangan terkait Jainnya. Peramusan Sistranas tersebut juga memanfaatkan peluang dan memperhatikan kendala lingkup internasiona), regional dan nasional, baik dari sisi regulator, operator, Pengguna jasa, maupun dari sisi masyarakat, dengan sasaran terwujudnye penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisier:. B. Konsepsi J, Definis! Sistranas istranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa, yang masing-masing terdiri davi sarana dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangket lunak dan ‘perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan ‘orang dan atau barang, yang terus berkembang secara dinamis. 2. Landasan Sistranas Sistranas diselenggarakan berdasarkan landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, landasan visional Wawasan Nusantara, landasan konsepsional Ketahanan Nasional, landasan operasional peraturan perundangan di bidang transportasi serta peraturan perundangan lain yang terkait. a. Pancasila Dalen menunjang pemerataan pembangunan nasional, utamanya seperti yang tersirat dalam sila kelima Pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka pembangunn diarahkan untuk peningkaten taraf hidup masyarakat yang bérkeadilan, antara lain melalui pemerataan pelayanan jasa transportasi. , Undang-Undang Dasar 1945 Pada hakekatnya tujuan nasional yang tercantum di dalam UUD 1945 adalah untuk mencapai cita-cita nasional yaitu negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, antara lain melalui penataan sistem transportasi c. Wawasan Nusantara Merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan bangsa dalam Kebhinekaan dan kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat, Derbangsa, dan beregara, yang perlu didukung sistem transportasi setagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ans AEA Per Prin URED et 3 am 4d. Ketahanan Nasional Konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatken kculetan dan ketangguhan bangsa yang menganduny kemampuan mengembangkan kelniatan nasional, dengan pendekatan Kesejahteraan dan keamanan secara scimbang, serasi, dan sclaras, dalam seluruh aspek kehidupan nasional, dimana peranan transportasi sangat penting, ©. Undang-Undang ¢i Bidang Transportasi dan Peraturan Perundangan Terkait Arah dan kebijakan pembangunan transportasi dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab, mempertimbangkan aspek kcelestarian lingkungan hidup, serta keterpaduan antar sektor dan subsektor dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. &. Asas Sistranas Sistranas disclenggerakan berdasarkan asas Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, asas manfaat, asas adil dan merata, asas usaha bersama, asas keseimdangan, asas kepentingan mum,” asas kesadaran hulcum, asas kemandirian, dan asas keterpaduan, 4, Tujuan Sistranas ‘Tujuan Sistanas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendulung pengembangan wilayah, dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka penwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubungan internasional 5, Sasaran Sistranas Sasaran Sistranas ddalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Bfektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, Kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan ‘cepat, mudah dicapai, tepat wakta, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan Jaringoo transportasi nasional Selamat, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi_ dari kecelukaan akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur antara Jain berdasarkan perbandingan antara jumlah kejadian kecelakaan terhadap jumlah pergerakan kendaraan dan jumlah penumpang dan atau barang. ‘Aksesibilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan pelayanan transportasi dapat menjangkau seluas mungkin wilayah nasional dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan ketahanan national. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain dengan perbandingan antara panjang dan kapasitas jaringan transportasi dengan luas wilayah yang dilayani. ‘Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda dan antarinode dalam jaringan prasarana dan pelayanan, yang meliputi pembangunan pembinaan dan penyelenggaraannya sehingga lebih efektif dan efisien Kapasitas meacukupi, dalam arti bahwa kapasitas sarana dan prasaranc transportasi cukup tersedia untuk memenuhi permintaan pengguna jasa. 2m 3 inerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesua) dengan karaktoriatik wasing-masing moda, antara lain perbandingan jumlah sarana transportasi dengan jumlah penduduk pengguna transportasi, antara sarana dan prasarana, antara penumpang-kilometer atau ton: Kilometer dengan kapasitas yang tersedia, ‘Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang mempunyai jadwal waktu kkeberangkatan dan waktu kedatangan. Keadaan ini dapat diukur antara lain dengan jumlah sarana transportesi berjadwal terhadap seluruh sarana transportasi yang beroperasi. Lanear dan cepat, dalam arti terwujudnya waktu tempuh yang singkat dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara iain kecepatan kendaraan per satuan waktu Mudab dicapai, dalam arti tahwa pelayanan menuju kendaraan dan dari Kendaraan ke tempat tujuan mudah dicapai oleh pengguna jasa melalui informasi yang jelas, kemudahan mendapatkan tiket, dan kemudahan alih kendaraan. Keadaan tersebut dapat diukur entara jain melalui indicator waldtu dan biaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan Ke sarang transportasi atau sebaliknya. ‘Tepat waktu, dalam arti bahwa pelayanan transportasi dilakukan dengan jadwal yang tepat, bail saat keberangkatan maupun kedatangan, sehingga masyarakat dapat merencanakan perjalanan dengan pasti. Keadaan tersebut, dapat diulrur antara lain dengan jumlah pemberangkatan dan kedatangan yang tepat waktu terhadap jumlah sarana transportasi berangkat dan datang, Nyaman, dalam “arti tervujudnya ketenangan dan kenikmatan bagi penumpang selama berada dalam sarana transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur dari ketersediaan dan kualitas fasilitas terhadap standamya. ‘Tarif terjangkau, dalam arli terwujudnya ponyediaan jasa transportasi yang sestai dengan daya beli masyarakat menurut kelasnya, dengan tetap memperhatikan berkembangnya kemampuan penyedia jasa transporiasi Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator perbandingan antara pengeluaran rata-rata masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan tranaportasi terhadap pendapatan rertib, dalam arti pengoperasian sarana transportasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan norma atau nilai-nilai yang berlalca di masyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain perbandingan jumlak pelanggaran dengan jumlah perjalanan, ‘Aman, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari akibat faktor eketernal transportasi baik berupa gangguan alam, gangguan manusia, maupun gangguan lainnya, Keadaan tersebut dapat diukur antara lain berdasarkan perbandingan antara jumlah terjadinya gangguan dengan jumlah perjalanan. Polusi rendab, dalam arti polusi yang ditimbulkan sarana tansportasi baik polusi gas buang, air, suara, maupun polusi getaran serendah mungkin Keadaan ini dapat ditkur antara lain dengan perbandingan antara tingk=t polusi yang terjadi terhaciap ambang baias polusi yang telah ditetapkan Efisien, dalam arti mampu memberikan manfaat yang makswneil dengan pengocbanan tertenta yang harus ditanggung oleh pemenintah, operator, masyarakat dan lingkcungan, atau memberikan manfaat tertentu berjadwal, sebagai penunjang adalah anspkulan udara niaga tidak berjadwal, sedang pelengkap adalah -iphuta udara bukan niaga. Cees a Kegiatan angkutar udara niaga berjadwal melayani rute prnerbangan dalam negeri dan atau penerbangan luar negeri secars tetap van teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidik herjadval tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratut 2) Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandar ulara, yang berfungsi sebagai simpul, dan ruang udara yang berfungs: sebagai ruang lalu lintas udara, Bandar udara dibedakan berdasarkan fungsi, penggunaan, klus status dan penyelenggaraannya serta kegiatannya, Berdasarkan hirarld fungsinya bandar udara dikelompokkan menjadi bandar udara pusat penyebaran dan bandar udara bukun pusat penyebaran. kasi, Berdasarkan penggunaannya, bandas udara dikelompokkan men a) bandar udara yang terbuka untuk melayani angkulan dare ve/dari tear negers by bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angiotan udara ke/darituar neger Rerdasarkan statusnya, bandar udara dikelompolskan menjads a) bandar udara umum yang digunakan untuk melayani kepentingan >) bundar udara Rhusus yang digunskan untuk melayani kepentingan fendinl gana menunjang kegiatan tertents Berdasarkan penyelengyaraannya bandar udara dibedalan alas 4) bandar dora umum yang dieelenggarakan oleh pemenniah, bonatan provinay pemerintah ‘abupaten/ota lau badan pee tatisudarean. Badan usaha kebanderudaraan dapat sab tsortalan pemerintah provinsl, pemerintah kabupaten/ meng eateeictan hala Indonesia melalui Kerjasama, naman rote tor Gengan pemerintan provine! dan atau kabupsten/ Kota herus kerjasama menyelurah, by Bandar dara Khusus yang diselenggara:an leh pemeriniah, bandh provinel, pemerintah kabupaten/c'a dan bagan Bukum Indonesia. asarkan Kegiatanrya bandar udura terdii dar! bandar udara yang melayani kegiatan : x nendarstan dan lopas landas peoawat dere urtuk melayan! Repitan angiratan sara; 1 pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayan angletan dara rena pfs, ee 2 290 291 Bandar udara untuk penaaratan dun lepas landas helikopior untuk melayani kepentingan angkutan udura disebut heliport, hiehprir, cian neudeck. Berdasarkan fungsinya rung lalusintas udara dikelompokkan atas a) controlled airspace yaitu ruang udara yang ditetapkn batas batasnya, yang didalamnya diberikan instruksi secara positif dam pemandu (air traffic controller) kepada penerbang (contoh: control rea, approach control crea, aerodrome control areal; ) uncontrolled airspace yaitu ruang lalu lintas udara yang di dalamnya hanya diberikan informasi tentang lalu linvis yang diperlukan (essential traffic information), Ruang lalu lintas udara disusun dengan menggunakan prinsip jarak terpendek untuk memperoleh biaya terendah dengan \ctap memperhatikan aspek keselamatan penerbangan. b, Transportasi Pipa aringan transportasi pipa terdiri atas : 1) Jaringan transportasi pipa lokal untuk menunjang proses produksi dan distribusi di deerah industri; 2) Jaringan transportasi pipa regional yang berfungsi sebagai pendukung proses produksi dan distribusi di dalam provinsi, 3) Jaringan transportasi pipa nasional dan antar negara yang berfungsi sebagai pendukung proses produksi dan distribusi lintas provinsi dan lintas batas negars. Didalam penggelaran jaringan pipa harus memperhatikan persyaratan keemanan, keselamatan dan kelestarian lingkungan. atte ne Pod a 22 BAB III KONDISI TRANSPORTASI SAAT INI DAN MASA MENDATANG A Umum Kondisi transportasi saat ini merupakan salah satu modal dasar dalam ‘mewujudkan transportasi_ yang e(ektif dan efisien. Kondisi transportasi digambarkan melalui penilaian kinerja setiap moda antara lain kapasitas prasarana, tarif, kelancaran, tingkat ketertiban, keamanan, dan pelayanan ‘transportasi. Kondisi transportasi yang ekan datang ditinjau dari harapan masyarakat, operator, dan pemerintah dinyatakan dalam keterpaduan moda serta penyelengearaan masing-masing moda transportasi yang efektif dan efisien Dalam rangka mewujudkan Kondisi transportasi yang dibarapkan perlu memperhatikan perubahan lingkungan strategis, peluang dan kendala, serta permasalehan pada aspek jaringan, kesclamatan, pengusahaan, sumber dava ‘manusia dan Iptek, linglcangan hidup dan energi, dan pendanaan. ‘Transportasi nasional yang efektif dan efisien diharapkan mampu mendukung terwujudnya ketahanan nasional yang tangguh dan Wawasan Nusantara B. Kondisi Saat Ini 1, Kinerja Transportasi a, Keselamatan ngkat keselamatan transportasi jalan relatif masih rendan, terlinat ada angka kecelakaan yang masih tinggi, yang umumnya discbabkan fakttor manusia. Demikian juga pada Kereta api tingkat kesclamatan relauf masih rendali, terlihat masil; ceringnya tenadi kecelakaar, pada persimpangan sebidang, meskipun terjadi kecenderungan penurunan keecelakaan secara keseluruban. ‘"ingkat keselamatan transportasi sungai dan danau relatif rendah, hal imi tidak terlepas dari kondisi sarana yang sudah tua serta peralatan navigasi yang relatif masih kurang. Selain ita kondisi keamanan dan Keselamatan transportasi laut relatif rendah dengan masin terjadinya kKecelakaan di alur pelayaran dan perompakan teriiadap kapal-kapal di perairan Indonesia dan di selat Malaka. Tingkat keselamatan transportesi ‘udara relatif tinggi meskipun pergerakan penerbangan domestik dan intemasional dari tahun ke tahun mengalami peningkatan cukup tinggi b. Aksesibilitas Aksesibilitas transportasi jalan di Pulau Sumatra, Jawa dan Bali relatif sudah lebih baik dibandingken dengan aksesibilitas di pulau lainnya, yang disebabkan karena masih kurangnya jaringan pelayanan dan jeringan prasarana. Demikian juga pelayanan pada kereta api hanya ada @i Pulau Jawa dan sebagian daerah di Pulau Sumatra. Jaringan sine tm dnemn rm em SP “4 e prasarana transportasi sungai dan danaw terdapat di Pulau Sumatera, Kaiimantan dan Papua. Jeringan penyeberengan yang terscdia saat mencapai 185 lintas penyeberangan. Jaringan prasarana transportasi laut berupa pelabuhan laut sebanyak 2.113 pelabuhan. Aksesibilite s pelabuhan laut diulcur dari perbandingan jumlah pelabuhan dengan lus s wilayah nasional, setiap pelabuhan rata-rata melayani 910 km’, setiep pelabuhan umum rata-rata melayani 2.930,7 km?, dan setiap pelabuhan Jaut yang terbuka bagi perdagangan Iuar negeri rata-rala melayeni 19.733 kan? wilaysh nasional. Jumlah bandar udara saat ini scbanysk« 187 unit. Aksesibilitas bandar udara diukur dari perbandingan jumlah bandar udara dengan juas wilayah nasional, setiap bandar udara mempanyai calcupan wilayah pelayanan 10.118,8 ken’. Keterpaduan Keterpaduan jaringan prasarana dan pelayanan transportasi saat ini delum sepenubnya tervujud, antara lain dapat dilihat dari pelayanan angkatan penumpang umur anlara moda yang satu dengan moda lainnya menyebabkan r.asyarakat yang melaluakan perjalanan tiebcrapa kali berganti kenderaan dan belum dapat dilayani oleh angkutan terusan. Selain itu perpindahan intramoda baik dalam kota, maupun antar kola belum dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Demikian juga keterpaduan dalam jaringan prasarana seperti pelabuhan, terminal bundar udara dan pengaturan jadwal masih belum memuaskan |. Kapasitas Kapasitas sarana iransportasi jalan dalam pelayanan penumpang, relat:f mencukupi terutema pada wilayah Pulau Sumatera, Jawa dun Ba namun —kepasitas lalu lintas kendaraan dengan’ prasarana jalan terutama di kota-kota besar belum seimbang. Transportas: kereta api perkotaan dalam pelayanany penumpang masih kurang mencukupi, sedangkan kapasitas kereta api antar kota telah menculcupi, Pada transportasi penyeberangan kapasitas dermaga relatif mencukupi, namun pada beberapa pelabuhan penyeberangan sudah mencapai titik optimum, seperti pelabuhan Merak dan Bakauheni. Kapasitas kapal penyeberangan dalam pelayanan penumpang secara nasional relalif meneuicupi Demikian juga pada transportasi laut, kapasitas pelabuhan relatit mencukupi, namun pada beberapa pelabuhan telah mencapai titik optimel, seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Kapasitas alur elayaran secara umum relatif mencukupi, namun beberapa alur peieyaran memiliki kepadatan lalu lintas yang cukup tinggi, seperti Selat Malaka dan Selat Sunda. Hel yang sama pada transportasi udara, kapasitas tempat duduk yan @ tersedia untuk penerbangan berjadwal domestik dan intermasional relatif meneukupi, demilian juga untuk kapasitas barang pada angkutan udara ‘berjadwal domestik dan internasional. ‘Tesatur Pada transportasi jalan, ketidakteraturan pelayanan masih sering terjadi, yang disebabkan tingginya volume lalulintas pada ruas-ruas tertenty idusuenya di perkotaun, Keteraturan pelayanan kereta api pada umumnya sudah baik. armas nnn pe UL So es 293 Peleyanan (ransportasi sungai dan danau dilaksanaken dc: berjadwal, Oedang transportas: penyeberangan _jadwalny ditetapkan namun belum seluruhnya dapat dipenuhi. Hal ini tidal terlepas dari tingginya tingkat pemakaian dermaga terutama pada lintasan padat, Pada transportasi laut, keteraturan pelayanan kapal telah duictapkar namun belum seluruhnya terlaksana secara teratur, disamping ‘banyaknya kapal yang melayani secara tramper. Ketezaturan pada transportasi udara secara umum relatif baik dengan tinglat On Time Performance (OTP} rata-rata di atas 85%, Lancar dan Cepat Kelancaran lalulintas jalan masih relatif Kurang. Hal ini tidak terlepas dari terbetasnya daya dulung dan kondisi permukaan jalan serta rendahnya disiplin pemakai jalan teratama di perkotaan dan kota besa. Kelancaran lalulintas di perkotaan khususnya pada jam-jam sibuk hanys darat dicapai dengan Kecepatan 20 ~ 30 km/jam. Pada transportasi sungai clan danau, kelancaran arus lalu lintas pada alur pelayaran masih rendah, yang tidak terlepas dari kondisi sarana kapal sungai dan bercampurnya berbagai angleutan barang industri. Lalulintas angkutan penyeberangan relatif lancar. Kecepatan kapal penyeberangan scbagian besar kurang dari 15 knot, dengan jarak pelayaran relatif jau Pada beberapa lintas penyeberangan yang padat, karena tingkat_pemakaian dermaganya sangat tinggi menyebabkan kelancaran arus lalulintas sering terhambat, Pada transportasi laut dan udara kelancaran arus lalulintas relatif lebih baik. ‘Mudah Dicapai Kemudahan untuk melakukan perjalanan pada umumnya sudah meroadai, namun masih perlu peningkatan, seperti informasi jadwe!l keberangiatan, lokasi penjualan tiket, dan tersedianya kendaraan terusan, terutama dirasakan bagi calon penumpang kereta api, anglcutan penyeberangan, laut dan udara. ‘Tepat Wakta Jariwal waktu kedutangan dan keberangkatan bus, kereta api, days kapal penyeherangan serta Kapal laut telah ditetaphan dalam satu time table, Ekan tetapi belum dapat dilaksanakan sepenuhnya. Sedangkan pada transportasi udara relatif dapat dipenubi. Nyawan Kenyamanan pelayanan angkutan umum perkotean masih jauh dun yang diharapkan, baile untk transportasi jalan maupun kevela ap. Sedang kenyamanan pada transportasi Kereta api antar kota transportasi sungai dan penyeberangan relatif baik. Berbagai alternatif pelayanan telah tersedia pada beberapa lintasan kereta api sesuai dengan Gaya beli masyarakat, namun tingkai ketersediaan fasilitas pelayanan di stasiun Kereta api masih terbetas. Kenyamanan pelayanan di alas kapal aut relatif baik, namun fasilitas di pelabuhan masih perlu ditingkatlan Sedang kenyamanan pada transportasi udara relatif memuaskan baik @ilhat dari altematif pelayanen dan ketersediaan fasilitas. sere he em SSP a 298 J. Tarif Texjangkau ‘ar angkutan umum perkotaan dan kereta api relatif terjanykaus oleh masyarakat. Tarif angkatan umum perkotaan diberlakukan drngan istem tarif datar (flat fare), namun untuk angicctan umum antar !ot diterapkan tarif berdasarkan jarak. Tarif angkutan penyelwr.angan itetapkan oleh pemerintah dan relatif terjangkau masyarakal, Angkutan perintis memperoleh subsidi atau PSO. Pada transportasi laut, bila dilthat dari besaran tarif jasa pelabuhan ¢ Indonesia relatif 1ebin murah dibandingkan dengan negara. tetanggo seperti Singapura, Malaysia dan Philipina. Namun dilihat div kinerja pelayanan yang relat Iebin rendah sehingga total biaya jasa pelabuhan yang dikeluarkan oleh pengguna jasa menjadi lebih besar at mendorong peningkatan peran swasta dalam penyclenggarean angktan pada daerah terisolir dan terpencil. 4) Sarana_kapal penyeberangan masih belum sesuai_ dengan perkembangan jumlah permintaan dan kualitas pelayanan, operasi dan pemeliharaan belum sepenuhnya mengacu pada standar can pedoman yang ada. 5) Jaringan lintas masih terbatas, tingkat pelayanan transportasi penyeberangan masih relatif rendah Khususnya tingkat kenyamar an dan keamanan dan keteraturan terhadap jadual, ‘Transportasi Laut 1} Keterpaduan pelayanan intra dan antarmoda di setiap pelabut an belum sepenuhnya terlaksana, sehingga: perpindahan barang can penumpang kurang efeltif dan efisien. 2) Perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana transporlasi laut belum efektif, sehingga penyediaan kapasitas sarana dan. prasarena transportasi laut untuk memenuhi Kebutuhan belum serasi can seimbang. 3) Belum terbentuknya tarif yang dapat menutupi biaya pelayanan («ost recovery) dengan tingkat efisiensi yang rendah. 4) Pelayanan pada daerah tertinggal, terisolir dari kawasan perbatas an melalui subsidi angkutan perintis atau melalui skema Public Serv ice Obligetion (PSO) belum terwrajud, 5} Penggunaan sarana dar, prasarana transportasi laut masih bel.m optimal dengan tingkat efisiensi rendah, sehingga armada nasioral belum mampu bersaing dengan armada asing, Ketertiban pelayanan dan pengoperasian sarana dan prasarana mesih relatif rendah, Masyarakat pemakai jasa transportasi, operé tor (penyelenggara) dan pengawas (regulator) belum memetuhi secara penuh ketentuan peraturan perundang-undangan 8 7) Sarana dan prasarana keselamatan pelayaran sesuai ketentu an internasional baik di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALK!) maupun di alur pelayaran lainnya belum cukup dalam mendukung kesclama.an pelayaran dan kelancaran angkutan laut ‘beens pf Sr a 299 8) Pelayanan kapal, barang dan penumpang di pelabuhan rclatif belum lancar sebagai salah satu upaya meneian ekonomi biaya ting 9) Keamanan di pelabuhan, di kapal dan di laut sesuai ketentuan international belum sepenuhnya terwujud. loyKemudahan masyarakat dan penyelenggara_angkutan laut ‘memperoleh informasi mengenai transportasi laut melalui media cetak, booklet, internet, dan lain lain belum sepenuhnya terwujud. Lijketepatan waktu berangkat dan tiba sesuai dengan jadwal yang itetapkan belum terwajud schingga belum dapat membantu masyarakat merencanakan kegiatannya dengan tepat. 12)Kenyamanan selama dalam perjalanan dan di pelabuhan relatif belum terwujud. 13}Peran transportasi laut dalam negeri melalui penegakan av ‘belum terwujud sepenuhnya. 14)Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia di sub sektor ‘transportasi laut sesuai dengan perkembangan telmologi dan ketentuan internasional belum serasi dan seimbang. sabotage 15}Peran kelembagaan dalam mendukung terwujudnya penyelenggaraan ‘iransportasi laut belum efektif dan efisien. h, Traasportasi Udara 1) Kepasitas dan produksi transportasi udara sudah sesuai dengan spesifikasi pesawat udara, namun masih perlu ditingkatkan gunz mengantisipasi nailnya permintaan. 2) Jaringan pelayanan transportasi udara sudah berkembang melalu’ Kebijakan deregulasi tarif dan relaksasi perijinan, namun perlu dievaluasi secara berkala untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi. 3) Kondisi keselamatan penerbangan saat im relatif memadai, namun Yerbagai peralatan penuniang operasi keamanan dan kesclamatan penerbangan masih perlu disesuaikan dengan standar nasional dan internasional. 4) Peran kelembagaan saat ini dinilei sudah memadai namun dalam menghadapi penyelenggaraan transportasi udara yang semakin Kompleks di masa depan maka peran kelembagaan masih perla disesuaikan. 5) Sumber daya manusia saat ini sudah relatif memadai, namun mesih memerlukan pengembangan dala.» keahlian tertentu, terutama dalam mengantisipasi perkembangan teknologi penerbangan. Peraturan perundang-undangan saat ini belum dapat sepenuhnye mengakomodasi berbagai perkembangan yang ada. 7) Telah dicapai beberapa perjanjian udara dengan negara mitra, namun masih perk dilakulan evaluasi dengan memperhatikan situast perkembangan pasar global clan kesiapan perusahaan pencrbangay, nasional, 6 8 Pelayanan angkutan perintis. masih_memerlukan subsici untuk menghubungkan dacrah-daerah yang masih belum dapat dilayani oleh moda transportasi lainnya. 32 300 301 Kondist yang Diharapkan 1 Kinogia Keselamatan Meningkatnya tingkat keselamatan transportasi jalan dan kereta pi terutama pada perlintasan scbidang yang inasih senny terj..di kecelakaan, transportasi laut terutama pada alur pelayaran kapal-kaval i Selat "Malaka, den transportasi dara sehubungan dengan meningkatnya lalulintas penerbanpan. b. Aksesibilitas Meningkatnya aksesibilitas jaringan pelayanan dan jaringan prsisarina ‘wansportasi jalan, terutama di Pulau Sumatra, Jawa, Bali Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan Papua, transporiasi kereta api di lintas utara Pulau Jawa dan sebagian di Pulau Suma ra, transportesi sungai dan danau di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Papua, transportasi penyeberangan, transportasi laut khususnya un. tk pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri, dan transpor' asi ‘udara terutama untuk daerah-daerah yang belum ada moda transpor. asi Ieinnya. c. Keterpaduan Meningkatnya keterpaduan jaringan pelayanan dan jaringnn prasarana angicatan umum antara moda yang satu dengan moda lainnya schingge dapat divujudkan pelayanan transportasi yang terpadu |. Kapasitas Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi jalan da.am pelayanan distribusi penumpang \erutama pada wilayah Pulau Sumate ra, Jawa dan Bali, transportasi kereta api dengan pembangunan jalur gasda ‘dan pengembangan sistem persinyalan dan pengembangan dermage penyeberangan. Pada transportasi laut terjadi peningkatan armada, fasilitas pelabu'van dan peti kemas pada beberapa pelabuhan utama seperti Tanjung P-iok dan Tanjung Perak, serta kapasitas alur pelayaran teruiama yang memiliki kepadatan lalu lintas cukup tinggi seperti Selat Malaka clan Selat Sunda. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi udara ur.uk angkutan penumpang berjadwal domestik dan internasional, serte tersedianya angkcutan udara khusus untuk kargo. e. Teratur Meningkatnya keteraturan jadwal kedatangan dan keberanekatan pada ‘angkcutan jalan, angkutan kereta api, anglutan sungei dan dar au, transportasi laut, dan transportasi udara, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. f Lancar dan Cepat Meningkatnya kelancaran dan kecepatan arus lalu lintas jalan werutume pada angkutan perkotaan di kota-kota besar, transportasi sungai clan Eanau, transportasi penyeberangan. transportasi laut terutame Gkeesibilitas ke pelabuhan, dan transportasi udara khususnya pelayeria di terminal bandar udara. (manera pm NOMA SP de fl 302 & Kemudahan Meuinghaliya hemudalan untuk melakukan perjalanany deny didukung adanya informasi jadwal kedatangan dan keberanyhitt:~1 penjualan tket, kendaraan ierusan dan alihTaoda, khusus unt ik transportasi laut tersedia jupa informasi ruang muatan kapal h, Tepat Waktu Meningkatnya ketepatan waktu kedatangan dan keberangkalin bes, Kereta api, Kapal sungai dan dana, kapal penyeberangan, Koja laut rn pesawat udara, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan Nyaman Meningkatnya kenyamanan pelayanan angkutan umum perkotwan, transportasi Kereta api antar kota, transportasi penychcrangen, transportasi laut, dan transportasi udara. J. Tarif Terjangkan Meningkatnya keterjangkauan tarif angkutan umum _perkotain, transportasi kereta api, transportasi penyeberangan, transporiasi laut, dan transportasi udara. \, Textib >Meningkatnya ketertitan berlalulintas pada transportasi jalan khususn ya angkutan perkotaaan sehingga pelanggaran terhadap rambu can peraturan lalu lintas di jalan dapat diminimalisasi. 1 Aman Meningkatnya keamanan transportssi jalan, Kereta api, an penyeberangen, terutama di terminal dan di atas kendaraen, schinsee Endake lriminal terhadap pengguna jasa dapat diminimalisas Meningkatnya keamanan pada pelayanan transportasi laut di Indonésia, Terutoma pada alur pelayaran sibuk seperti Selat Malaka sehingge ejadian perompakan dapat ditekan dan sesuai dengan penerasan International Shipping and Port Security (ISPS) Code. Meningleatnya kemampuan keamanan bandar udara scbegai pinta pencegahan tindal kriminalitas internasional m, Potusi Rendah Menurunnya tingkat polusi udara yang ditimbulkan oleh (ranspor.asi jalan Kiueuenva di wlayah perkotaan, tingkat polusi limba minyac db ieairan aldbat buangon kapal, serta tinglat Kebisingan di selatar kkawasan bandar udara. 2. Bfisien Meningkatnya penggunaan serena dan proserana angkutan penumpang eet taneportast Kereta api antar Kota, faktor muat_kapal Stnyeberangan, efisienei penyelenggaraan pelabuhan dan pengoperasian Trad nasional sehingga mampu bersaing dengan armada asing, 2. Moda Transportasi a. Transportasi Antarmoda/Multimods 1) Tervngjudnya peloyanan wansportasi antarmeda penump ang Nsorkotaan dengan tet tunggal, peningkatan pelayanan transpo" tas! sna ca Pann pm 78 Se ee u penumpang dan atau barang antarmoda/multimoda dalam negery flan mar negeri: 2) ‘Terwujudnya tatanan fasilitar alih muat di simpul transportasi yang mampu miendukung kelancaran kegiatan alih moda; 3) Meningkatnya Keterpaduan jaringan pelayanan —ansportest anusmoda/multimoda utamanya pada. simpul-simpul trinsportasi penyeberangan, laut, dar. udara, untuk mendukung pelayanary {trangportast antarmoda/ multimoda yang efektif dan efisien 4) Meningkatnya kuantitas dan keualitas sumber daya manusia di bidarig transportasi antarmoda/multimoda 5) Terwyjudnya peraturan perundangan di bidang transportasi antarmoda/ multimoda. 6) Terwujudnya xelembagaan untuk pembinaan _penyclonggaraan transportasi antarmoda/multimoda. b. Transportast perkotaan J) Meningkatnya keterpaduan pelayanan angkutan umum perkotaan baik intra meupun antarmoda, khususnya pengembangan simpal bandar udara dan pelabuhan laut sebagai tempat alih muat. 2) Meningkatnya pengembangan trensportasi masal perkotaan scbagai selah satu akselerasi pengurangan kepadatan dan kemaccian lalu lintas di kota besar maupun metropolitan. 3) Meningkatnya ketertiban berlalu Hintas guna menjamin kelancaran Jalu lintas khususnya pada transportasi perkotaan. 4) Meningkatnya kenyamanen dan Keamanan pélayanan angleutan uumum perkotaan sebagai salah satu upaya mendorong pengguna kendaraan pribadi beralih ke angizutan umm, 5) Meningkatnya perhatian dan keberpihakan kepada anglatan umum perkotean Khususnya aspek keselamatan sebagai akibat dari kurang Gisiplinnya pengemudi angeutan umum, 6) Meningkatnya aksesibilitas anglctan perkotaan khususnya di kota- Kota besar, seperti Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, Makasar, Gan lainnya, guna memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan. Meningkatnya Kapasitas jaringen transportasi perkotaan, baik jaringan jalan dan jalan rel, Whususnya di Kota besar dan metropolitan. : 5) Meningkatnya jaringan prasarana guna mengantisipasi meningkainya permintaan pelayanan angleutan umum perkotaan. ©. ‘Transportasi Jalan 1) Berkembangnya jaringan jalan lintas pada masing-masing pulav yang inenghubungkan selurah Kawasan, pusat permuléman dan simpul simpul transportasi. 2) Terujudnya standar prasarana dan sarana transportasi juli sestai dengan perkembangan kawasan dan kota 3) Berkembangnya transportasi antar pulau sebagai bagian dari jaringan Jalan, khususnya yang dapat diseberangi dalam walcu yang relatif sendek dan merupakan kesatuan angkutan transportasi jalan, melalui angleutan penyeberangan. 7 sn en sn pe fis Pn 38 303 4) Meningkatnya -keterkaitan dan hubungan pulau-pulau melalui pembangunan jembatan antar pulau sesuai dengan kebutuhan 9) Meningkatnya fungsi jalan baik jaringan arteri primer maupun Jaringan kolektor primer dan jalan lintas, dengan memperhatikan perkiraan arus penumpang dan barang antar kewasan, anlar kota, antara kawasan dan kota, dan antar pulau. 6) Berkembangnya jalan bebas hambatan (jalan tol) khususnya untu'< ‘mengoptimalican fungsi tranaportasi jalan. 7) Terwujudnya sistem Larif serta subsidi angkutan, 8) Berkembangnya transportasi di daerah terpencil, margine), terbelakang, terisolir dan kawasan perbatasan melalui angkute7 perintis atau skema Public Service Obligation (PSO). ‘Transportasi Kereta Api 1) Berkembangnya jaringan transportasi_ Kereta api dengen memperhatikan perkiraan arus penumpang dan barang, kapasites lintas, dan kondisi jaringan transportasi kereta api yang ada; 2) Berkembangnya jaringan transportasi kereta api dilaksanakan unte k mewujudkan jaringan lintas kereta api di Sumatra, lintas Sumatra Jawa serta angkutan barang di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi; 3) Berkembangnya jaringan transportasi kereta api di Pulau Jawa dititikberatkan pada pengembangan rel jalur ganda secara bertaha>, Pengembangan jaringan transportasi kerela api di kola-kola besar dititikberatkan pada jaringan transporvasi kereta api untuk angkuten massal tidak sebidang dengan jaringan transportasi jalan dan khusu s di Jakarta akan dibangun jaringan transportasi kereta api bawah tanah. 4) Rasionalnya pemberian subsidi melalui skema Public Servize Obligation (PSO), sebagai salah satu upaya untuk memberikan pelayanan kepada segmen masyarakat berdaya-beli rendah, ‘Transportasi Sungai dan Danau 1) Terwujudnya keterpaduan pelayanan intramoda transporiasi_sungai dan danau secara nasional, Di perkotaan, pelayanan transporte si oungai dan danau terpacu dengan transportasi jalan. Scdangkan untuk angkutan antar kota, pelayanan transportasi sungai dan danau serpadu dengan transportas! jalan anter kota dan transportasi laut 2) Meningkatnya kapasitas sarana transportasi sungai dan dane disesuaikan dengan perkembangan pembanguna: —jeringan ‘twansportasi jalan, 3) Maksimalnya penggunaan sarana transpertasi sungai cen dane's, Khususnya dilihat dari faktor muat serta produksi angkutan. 4) Tersedianya sarana bantu navigasi dan peralatan navigusi yang memadai pada setiap alur pelayaran sungai. 5) Meningkatnya kelancaran arus lalu lintas pada alur pelayaran sung ai Khususnya dengan memperhatikan kondisi dan jenis kapal sungai serta bercampurnya herbagai pelayanan 6) Meningkatnya jumlah dan kepasitas pelabuhan sungay sesuai kebutuhan. 36 308 305 7) Meningkatnya keamanen dan keselamatan transportasi sunga dan danau, knususnya melalui pemeliharaan sarana dan rambu-rambu navigasi. 8) Meningkatnya keteraturan pelayanan dan ketepatan ja dwal kedatangan dan keberangkatan ermada transportasi sungai dan ~ + danau sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. 9) Meningkatnya kualitas kenyamanan penumpang transportasi s.ingei dan danau sesuai dengan tarif dan daya beli masyarakat. 10)Meningkatnya pelayanan pada daerah tertinggal dan terisolir mzlalui ‘subsidi angkutan perintis atau Public Service Obligation {PSO} {. Transportasi Penyeberangan 1) Meningkatnya kapasitas transportasi penyeberangan dalam pclayanan distribusi penumpang dan barang secara nasional sesuai dengan tingkat kebutuhan. 2) Tersedianya pelayanan pada daerah tertinggal, terpenci, trisolir dan daerah perbatasen yang disubsidi melalui anglatan perintis. atau melalui skema Public Service Obligation (PSO). 3) Meningkatnya Ketepatan jadwal pelayanen dilihat deri kcses. aian kedatangan dan keberangkatan kapal dengan jadwal 4) Meningkatnya kelancaran arus lalu lintas transportasi penyebera-rgan serta tingkat pemakaian dermaga 5) Meningkatnya eselamatan transportasi_penyeberangan se suai dengen standar nasional dan internasional. 6) Meningkatnya keamanan pelayaran transportasi penyeberangan baik i delam Kapal, lingkungan terminal, dan dermaga. 7) Meningkatnya kenyamanan penumpang transportasi penyeberagan selama dalam perjalanan. 8) Meningkatnya aksesibilitas pelabuhan penyeberangan g Transportasi Laut 1} Meningkatnya keterpaduan pelayanan intramoda dan antarmada/ multimoda i setiap pelabuhan, sebingga perpindahan barang dan penumpang akan semaikin efektif dan efisien. 2) Meningkatnya kapasitas saraua dan prasarana trensportasi_ laut untuk’ memenuhi Kebutuhan melalui efektivitas perencan aan kebutuhan sarana dan prasarana transportasi laut. 3) Terbentuknya tasif yang dapat menutupi biaya pelayanan’ (cost recovery) dengan tingkat efisiensi yang tings} 4) Meningkatnya pelayanan pada daerah tertinggal, tvisolir dan kawasan perbatasan melalui subsidi angkutan perintis atau melalui skema Public Service Obligation (PSO) 5) Meningkatnya efisiensi dalam rangka optimalisast penggunaan sa ana dan prasarana transportasi laut, sehingga armada nasional map bersaing dengan armada asing. Meningkataya ketertiban pelayanan dan pengoperasian sana dan prasarana, Masyarakat pemakai jasa transportas opeiator 306 (penyelenggara) dan pengawas (regulator) semakin mema:uhi ketentuan peratiran perundang-undangan 7) Meningkatnya Kecukupan sarana_dan prasarana_kesclamatan pelayaran sesuai ketentuan internasional baik di alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) maupun di alur pelayaran lainnya dalam mendukung keselamatan peiayaran dan kelancaran angkutan laut. 8) Meningkatnya kelanceran pelayanan kapal dan barang di pelabuhan, ‘schingga dapat meneian ekonomi biaya tinggi. 9) Meningkatnya keamanan di pelaouhan, di kapal dan di laut sesuai ketentuan international. i0)Meningkatnya kemudahan masyarakat dan penyelenggara angku tan aut memperoleh informasi melalui media cetak, booklet, inicrnet, dan fain Jain. 11)Meningkatnya ketepatan waktu berangkat dan tiba sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sehingga dapat membantu masyarakat ‘merencanakan kegiatannya dengan tepat. 12)Meningkatnya kenyamanan selama dalam perjalanan dan di pelabuhan. 19)Meningkatnya peran transportasi laut dalam negeri melalu penegakan azas cabotage. 14)Meningkatnya Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia di sub ‘sektor transportasi laut sesuai dengan perkembangan tcknologi dan ketentuan internasional 18iMeningkatnya peran kelembagaan dalam menduicang tenvujudnya ‘penyeleuggaraan transportasi leut yang fektif dan efisien. ‘Transportasi Udara 1) Meningkatnya kapasitas dan produksi transportasi udara sesuei dengan kebutuhan dan spesifikasi pesawat udara, 2) Meningkatnya jaringen pelayanan transportasi dara melalui pembebasan dalam penetapan daereh operasi, pemilihan rute, kapasitas dan tarif (kecualiperintis), sehingga terwujudnya mekanisme pasar yang didulcing oleh kelayakan investasi 3) Meningkatnya keselamatan penerbangan dan peralatan penunjang operasi Keamanan dan kesclamatan penerbangan sesuai dengan standar nasional dan internasional 4) Meningkatnya peran kelembagean dalam mendukung \erwujudnva penyelenggaraan transportasi udara yang efektif dan efisicn 5) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia sestiar dengan perkembangan teknologi penerbangan untuk memenuhi standar nasional dan internasional. 6) Meningkataya Kualitas peraturan perundang-unianyan dan diratifikasinya konvensi intemiasional yang mengakonier!.is) Lerhag perkembangan yang ada. 7) Meningkatnya manfaat kebyakan liberalisasi_ melas revisi_ dan peninjauan Kembali terhadap hasil-hasil perjanjian uslaia dengan negara mitra wicara, serta terwujudnya Jain dengan prinsip saing menguntungkan, si dan bentuk kena sama 307 8) Meningkatnya pelayanan pada daerah terbelakang, terpencil, tcrisolir, dan daerah perhotaeon melalui subsidi angkutan perintis atau meialui skema Public Service Obligation {PSO} D. Lingkungon Strategis, Peluang dan Kendala 1. Lingleungan Strategis Kegiatan transportasi tidak lepas dari pengaruh berbagai_ perkembangun Hngungan strategis yang terjadi di sekitarnya. Kvalitas dan kuantitas penyelenggaraan transportasi dipenguruhi anuara Jain oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebijacan pemerintah, kegiatan perekonomian dan perdagangan, serta korjase-na internasional, Perkembangan teknologi transportasi dan’informasi mam pu meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan transportasi Penyelenggaraan transportasi nasional dipengaruhi oleh kescpaka an internasional di bidang perekonomian, baik dalam bentuk kerjasama sub regional, regional, maupun internasional. Kerjasama tersebut pada dasarn ya menyepakati liberalisasi perdagangan/ekonomi, termasuk membi ka persaingan di bidang industri jaca, khusuanya pengusahaan transportasi Sejatan dengan itu, maka pemerintah telah mengambil berbagai kebijak an yang ditujukan untuk meningkatkan kinerja ekonomi nasional di sektor industri, perdagangan, perbankan dan keuangan. Pengembangan transportasi nasional dituntut dapat menciptakan iklim yang kondt sif untuk mendorong serta mendulung pengembangan sektor-sektor tersebut Perkembangan lingkangan strategis yang diperkirakan dapat menimbull kendala dalam pembangunan transportasi nasional perlu ditemukenali dian selanjutnya ditetapkan strategi pemecahannya. Sementara ‘ingkungn strategis yang dapat menunjang pengembangan transportasi nasional per lu dimanfaatkan seoptimal mungian. Dampak lingkungan strategis terhadap penyelenggaraan transports, ical dapat diabaikan, tetapi harus diperhatikan dan dicermati. Apalula tid'uk Giperhatikan, maka lingkungen stratcgis tersebut dapat meniilt fakiwr negatif bagi penyelenggarean transportasi. 2. Peluang Peluang-pelueng yang dapat dimanfaatkan bagi pembangunan transports si i masa yang akan datang dapat ditemukenali antara lain: 4 Malin Iuasnya jalinan kerja sama antara perusahaan transporte nasional dengan perusahaan asing bertaraf internasional dalant 1angh@ melayani permintaan transportasi dari dan ke Indonesia, b, Kerja sama bilateral dan .nultilateral yang semakin baik clin chnarn:s dapat meningkatkan investasi dan penguasaan Iptek. c. Semakin terbuka luas kesempatan untuk meningkatkan hemampuin Sumber daya manusia seltor transportasi_ melalui penclicikan den pelatihan di dalam dan Iuar negeri. d. Kerja sama Association of South Bast Asia Nations (ASEAN) dan Asex Pacific Economic Cooperation (APEC) dalam bidang investas: day perdagangen semakin berkembang pesat. 308 fe, Tolah terbentuk forum kerja sama ekonomi sub-regional seperti Bruiner Darussalane ~ indonesia ~ Malaysia ~ Philipina East Asia Growth Area (BIMP-BAGA|, indonesia - Malaysia ~ Thailand Growth Triangle {IM-C1). Australia ~ indonesia Development Area (AIDA). Hal ini akan membuka peluang muatar. f. Deregulasi di bidang ekonomi membuka peluang bagi dunia usaha v ntuke mengembangkan kegiatan dengan semanget persaingan. Deregulasi ini diharapkan dapat mendorong berlakunya mekanisne pasar dalam berbagai kegiatan transaksi ekonomi sehingga peran pemerintah dalam pengelolaan berbagai sarana dan prasarana transportasi menjadi ¢ apat dikcurang. & Kondisi ekonomi dan politik nasional yang semakin membaik akan meningkatkan kepercayaan investor. A. Meningkatnya kegiatan ekonomi sebagai hasil__pembangunan, mengakibatkan meningkatnya mobilitas orang dan barang, sehinpg akan mendorong pertumbuhan sektor trensportasi. i, Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap jasa transportasi, akan lebih menjamin pengembalian biaya investasi, pemeliharaan dan ope rasi sarana dan prasarana transportasi J. Kemajuan industri sarana dan prasarana transportasi dalam negeri, lebih memungkinkan peningkatan kapasitas pelayanan yang sesuei permintaan. k. Undang-undang otonomi daerah beserta peraturan pelaksana:innva alan meningkatkan kegiatan nasional di berbagai dacrah. schir gge meningkatkan pergerakan barang dan orang. 1. Reformasi kebijakan assional di sektor ekonomi dan industri meiungkinkan meningkatnya peran swasta dan masyarakat dalam penyediaan dana investasi yang dibutuhken, baik sebaga Penanarran Dalam Negeri (PMDN) maupun Fenanaman Modal Asing (PMA) m, Meningkataya peran serte swasta dan masyarakat akan memperlias Jangkauan pelayanan dengan kualitas yang makin baik. 3. Kendala Disamping peluang-pelang terscbut di ates, dalam pembangunan sistem transportasi pada masa mendatang harus memperhitungkan kendala. kendala antara lain: @. Adanya hambatan kelembagaan, kurang mendulaing perkembangan sister transportasi antarmoda/rmultimoda, b. Penyerahan urasan bidang transportasi kepada daerah sesuai ketentu an memunglinkan timbulnya pengkotakan pelayanan transportasi jika lic ak disertai dengan adanya kesamaan persepsi dan prioritas kepentingan. c. Wilayah Kepulauan yang lvas memerlukan investasi besar dalam pembangunan transportasi d. Krisis multidimensi yang melanda Indonesia mengakibatkan investasi khususnya di bidang transportasi masih rendah, . Terbatasnya kemampuan dalam penggunaan teknolog: maju paca pelayanan transportaci karena terbatasnya dana dan sumber daya manusia yang berkualitas. st Mae pm A ne Pe 40 309 Pola kerja sama operesional ciantara scsama perusahaan mullinasionl dalwu Lentuk liansi strategis mengakibatkan Kesempil.iy meraih muatan menjadi lebih sempit dan sulit & Manajemen pengelotaan kegintan transportasi. masih_ menyhad.api Kendala dalam bentuk terbatasnya SDM yang. berku.liian dan piofesional. Karena lemahnya manajemen pengeluiaan imi. maka kemampuan perusahaan untuk mengembangkan prasarana «lain transportasi menjadi terbatas, fh. Makin meningkatnya kecenderungan pemakaian mobil pnibixh di kota desar Karena Kurang memadainya pelayanan angkutan unum can pembangunan jalan tol. i. Kurangnya keterpaduan antar dan intramoda mengakibatkan pelayanan dari pintu-ke-pinta belum optimal dan tingginya biaya transport J. Pengaturan di bidang transportasi belum sepenuhnya dapat meneaptakan iidim perusahaan yang Kondusif. Masih terdapat ketentuan yang tidak mendukung atau bertentangan dengan upsya pengembangen prasarane ddan sarana transportasi nasional kc Kurang tersedianya sorana transportasi, khususnya untuk pelayanan ‘ansportasi udara yang sangat diperiulan untuk pelayanan dacrah terpencil dengen intensitas permintaan yang kecil. E, Identifikasi Masala 1. Jaringan Prasarana dan Pelayanan a. Jaringan prasarana dan pelayanan transportasi masih belum mencukupi dan merata di seluruh wilayah khususnya pada daerah terpencil dan daerah tertinggal. b. Pengembangan transportasi antara moda satu dengan moda yang lain ‘belum sepenuhnya terpadu. . Pengembangan transportasi antar wilayah belum terpadu d. Penggunaan fasilites transportasi kurang optimal. ¢. Jaringan pelayanan untuk kelompok masyarakat tertentu seperti penyandang cacat dan lanjut usia belum mendapatkan perhatian yang momadai. 2. Keselamatan dan Keamanan Transportasi a. Tingkat keselamatan dan keamanan transportasi_ masih cup meinprihatinkan baik untuk penumpang maupun barang, . Peran transportasi dalam mendukung keamanan nasional, pencegahan penyelundupan, pemberantasan obat terlarang dan pencegahan terorisme masih belum optimal. 3, Pengusahaan Transportasi a, Pengusaha nasional transportasi belum mampu bersaing di lingkup intemasional dan regional. b. Masih banyak perijinan dan regulasi transportasi yang leurang kondusif ‘agi dunia usaha transpertasi. c. Mesih banyak perangkat atau Komponen sarana dan prasarana transportasi belum memenubi standar keselamatan dan keamanan. (nant ne ome Set bt ai 4, Sumber Daya Manusia sorta IPTEK a. Fenaidikan dan pelanan untuk meninjgkatl manusia transportasi masih belum cfektif, kualitas sumer daca b. Penguasaan teknoiegi transportasi dan pengembangan inovas: melalui penelitian dan pengembangan transportasi masih belum memadin . Lingkungan Hidup dan Energi . Tingkat pencemaran lingkungan hidup yang diakibatkan olen keyyats transportasi masih cukup tinggi . Penggunaan ruang untuk kegiatan transportasi masih belum chisien ¢. Pengembangan sarana transportasi yang hemat energi masih belun maksimal. 6. Dana Pembangunan Transportasi @. Kemampuan pemerintah dalam penyediaan dana pembangunan ‘transportasi masih terbatas. . Partisipasi swasta dalam operasi dan pembangunan fasilitas transporte si betum optimal. 7. Administrasi Negara di Sektor Transportasi ‘a. Manajemen pemerintahan dalam bidang transportasi belum optimal b. Peran kelembagaan belum sepenuhnya sesuai dengan perubahan peranan pemerintah dalam pembangunan transportasi sen re rm pe Pi Pt a 310 sul BABIV KEBIJAKAN UMUM SISTRANAS. A, Unum, Indonesia merupakan negara kepulauan mempunyai keraktcrisik yang berbeda dengen negara lain, sebagai benua maritim dalam arti laut tidak dipandang sebagai pemisah tetapi justru sebagai media penyatu antar pulau- pulau yang ada. Untuk itu diperlukan suatu sistem transportasi yang mam pu mewujudkan Indonesia dalam satu kesatuan ideclogi, politik, sosial, budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan dalam rangka mewujudkan Wawasan Nusantara. Sistranas diorientasikan untuk mewujudkan Wawasan Nusantara dalam wad ah negara Indonesia sebagai benua maritim. Sistranas dalam perumusan dan pengembengannya berpedoman pada visi dan misi, Visi Sistranas adalah terwujudnya kuantitas dan kualitas penyediaan secta layanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, Misi Sistranas adalah : 1, Menyediakan prasarana dan serana_transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi serta memenuhi standar nasional dan intcrnasional 2. Meningkatkan daya saing industsi jasa transportasi nasional di pasar global sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi ekonomi nasional 3. Memberdayskan masyarakat. dunia usaha dan pemerintah dalam rangke penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. 4, Meningkatkan peren transportasi dalam mempercepat laju pertumbuhan pembangunan nasional 5, Memperkuat posisi untuk memperjuangkan kepentingan negara dan bang sa dalam pergaulan dan percaturan internasional. Dalam mewujudkan visi dan misi Sistranas, dirumuskan berbagai kebijakan sebagai pedoman perumusan stretegi dan upaya. B. Kebijokan Sistranas . 1, Meningkatnya Pelayanan Transportasi Nasional a, Peningkatan Kualitas Pelayanan 2) Meningkatkan cualitas jasa transportasi meliputi _selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi dan efisien, utamanya transportasi ‘umum (pub le transport, 2) Menyempumaken berbagai informasi untuk kelancaran (ransportasi Khususnya di bandara, pelabuhan dan terminal. 3) Meningkatkan pelayanan transportasi internasional dalam rangice mengantisipasi perkembangen globalisasi_khususnya untuk mendapatkan akses ke jaringan perdagangan internasional rR Mee pe SB rn s 32 Peningkatan Keterpaduan Pengembangan Tatranas, Tatrawil dan Totralnte 1) Memperjelas dan mengharmonisasikan peran masing-masing instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah yang terlibat di bidang pengaturan, arministrasi dan penegakan hukum, berdasarkan azas dekansentrasi den desentralisasi. 2) Menentukan bentuk koordinasi dan konsultasi termasuk mekanisme hubungan kerja antar instensi pemerintah baik di pusat, daerah, penyelenggara dan pemakal jasa transportasi. 3) Meningkatkan Keterpaduan perencanaan antara pemerintah puset, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam berbaga aspek. ©. Peningkatan Peranan Sektor Transportasi Terhadap Pengembangar dan Peninglatan Daya Saing Sektor Lain 1) Melakukan penelitian terhadap sentra produksi sektor lain serta asa tujuan pergerakannya, sehingga dapat diantisipasi kebutuhar layanan transportasi. Sebaliknya infonnasi dini pembangunar sektor lain yang membutuhkan dukungen transportasi disampaikar ike institusi yang bertanggung jawab di bidang transportasi 2) Melakukan pengkajian kandungan biaya transportasi dalam hargs jual produksi sektor lain dalam rangka efisiensi 3} Menyelenggarakan angkutan perintis untuk daerah-dacrah dimane produksi sektor lain belum dapat bersaing Karena masalab transportasi. 4. Peningkatan dan Pengembangan Sektor Transportasi Sebagai Urat Nadi Penyelenggaraan Sistem Logistik Nasional 1) Meneliti surplus dan defisit. komoditas yang dihasilkan serta dibutuhkan masing-raasing daerah, dalam rangka memprediksi pola pergerakan barang guna mengantisipasi kebutuhan transportasi 2) Meningkatkan pelayanan angkutan dari dan ke pusat perdaganga7 dan pergudangan barang-barang strategis. 3) Mendorong profesionalisme dan keterpaduan berbagai pihak dalar mata rantal sistem logistik nasional, khususnya perusahaa sransportasi agar lehih efektif dan efisien Penyeimbangan Peranan BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi 3) Mendorong koperasi dan twasta dalam menyediakan jasa transportasi baile sarana maupun prasarana. 2) Rasionalisasi peran pemerintah dalam penyediaan jasa transportasi i bidang: a) operasi belum dapat dilakukan secara komersial; b) sektor swasta belum cukup berkembang; ¢) pelayanan transportasi umum massal. 3) Memantau dan menganalisis prospek dan implikasi prvatisesi scluruh atau ecbagian pelayanan jasa transportasi tertentu yang pada ‘saat ini dilacakan oleh BUMN dan BUMD. 4) Memberi kesempatan pada sektor swasta dan koperasi dalam tend=r terbuka untuk pelayanan perintis melalui berbagai_kemudahan, seperti kontrak jangka panjang, proteksi monopoli suaty pelayanan sampai jangka waktu tertentu schingga memperoleh keuntungan yang waar Meningkatkan peranen BUMN dan BUMD a) Tanggung jawab pelayanan dan fasilitas wansportasi yang pada saat ini dikelola pemerintah diserahkan secara bertahap kepada BUMN dan BUMD. b) Menata Kembali status/bentuk usaha, skala den sifat operasi BUMN dan BUMD sesual perkembangan keadasn. ¢) Memberiken pengarahan yang lebih jelas mengenai misi_ dan tujuan BUMN dan BUMD, sehingga dapat ditentukan rincian target Jkinerja_jangka pendek’ dan menengah berdesarken rencana strategis (corporate plan) yang merefleksikan strategi dan kebijakan pemerintah. 6) Pengaturan pengusahoan industri jasa transportasi a) Menata dan menyederhanakan perijinan industri jasa transportasi dengan tujuan: (}) metindungi kepentingan pengguna jasa; (2) menjamin terpenubinya persyaratan keselamatan yang culap; (3) melindung) prasarana mum; (4) kelestarian fungsi lingkungan; (5) mencegah dominasi swasta tunggal secara berlebihan. b) Memberikan Kemudahan untuk mengelola jasa_transportasi sebagai bagian dari usaha pokoknya (own-account transport seperti pada uscha pertambangan, industri, pertanian dar sebagainya. ©) Penyederhanean perijinan untuk pelayanan dari pintu kc pintu/antarmoda. {. Perawatan Prasarana Transportasi 1} Memberikan prioritas pada perawatan prasarana transportasi yang masih dibutuhlcan dalam bentuk rehabilitasi dan perawatan preventif 2) Menyempurnakan pedoman tenis, standar teknis, desain prasarane transportasi sebagai pedoman perawatan bagi segenap instansi yang terlibat. & Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang Ada 1) Penggunaan manajemen transportasi, teknis transportasi dan laly lintas untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas. 2) Memberikan insentif bagi penggunaan fasilita: wansportas! yang fektif dan efisien. 2) Pemilihan teknologi tambahan untuk meningkatkan pradikuvitas fasilitas transportasi yang ada 4) Meningkatkan penggunaan teknik penjadwalan dan pengendaliar canggih dalam menggunakan berbagai fasilitas transportas! 5) Menerapkan sistem tarif khusus pada saat Jalu lintas pun i untui< mengoplimalkan penanfaatan prosarana dan sarana. 5) 6) Standardisasi selurah peralstan transportasi_meliputr swirana prasarana, dan fasilitas penunjang yang diperunivkkn barr 313 314 penyelenggaraan jasa transportasi sesuai dengan ketcntuan ) ang erlalny bail nasional suaupun internasional. 1h. Keterpaduan Antarmoda 1) Menciptakean iktim yang kondusif bagi pemerintah pusat, pemerir tah provinsi dan pemerinteh kebupaten/kota dalam memadukan sistem ‘transportasi yang bersifat nasional, wilayah dan lokal serta prion tas pendanaannya. 2) Memperkuat Kemitraan antara swasta, pemerintah, BUMN, BUILD, dan koperasi dalam rangka menemukenali, _merencanalan, mendesain dan membangun fasilitas alin muat antarmoda transportasi, 1, Pengembangan Kapasitas Transportasi 1) Mendorong pemerintan provinsi, pemerintah Kabupaten /kota, BUMN, BUMD, Koperasi, dan swasta untuk meningkatkan pelayar wn ‘ransportasi pada daerah yang masih rendah tingkat aksesibilitasny a 2) Perencenaan peruntukan lahan untuk pengembangan kapasi-as transportasi di masa mendatang, 9) Meningkatkan kinerja_transportasi_ yang diarahkan untuk penyelenggaraan transportasi antarmoda/multimoda, melalui evaluasi secara menyeluruh dan berkesinambungar. 4) Penetapan keriteria investasi bagi proyelcproyek pembangunan yang éibiayai dari dana pemerintah, 5) Menentukan klasifikasi prioritas pembangunan sarana dan prasara7a transportasi yang dapat memberikan manfaat ganda. 6) Rencana pengembangan dan program feadanaan yang dipersiapkan olch pemerintah dan BUMN/BUMD ‘di sektor transpariasi ‘memperhitungken biaya operasi dan perawatan. 7) Di dalam mengalokasikan sumber investasi, prioritas dibrikan paa penyelesaian pembangunan yang sedang berjalan, dn para pemasangan/penggunaan fasilitas yang sudah —rseds. Pembangunan dengan investasi cukup besar ditinjau wlany sect a teratar dan pelakeanaannya dapat ditunda jika ternyata permintar a yang timbul di bawah perkiraan sebelumnya, Mengembangkan kriteria dan prosedur secarayelts dala mempersiapkan dan memprioritaskan usulan investas! prinerinteh untuk pelayanan xeperintican. Mengupayakan penggunaan sarana transportasi yang «ibviat ataia dirakit di dalam negeri. J. Peningkatan Pelayanau Pada Daerah Tertinggal 1) Meningkatkan alokesi investasi pemerintah at pedesin, cacras tovtnggal daerah terpen dam perbetasan. 2 Mendorong pina swaste meningkatkan investasiny_untu< " Trembangin carane dan prasarana transportash dl eacral (tUngge! ‘hello! pomberianinsenti ust 8) 9) 3) Mempertajam skala prioritas anggaran pemerintah untuk fasilntas transportasi bagi daerah yang relatif belum berkembang. ais i, Peningkatan Pelayanan untuk Kelompok Masyarakat Tertentu 1) Meningkatkan pelayanan, Khususnya bagi penyandang cacal dan lanjut usia dalam penyediaan fasilitas dengan memperhatikan keselamatan dan kenyamanannya. 2) Membanta perusahaan tran: umum dalam mempersiaplan Program dan rercana pengadaan fasilitas transportasi yang sesuai dengan penumpang penyandang cacat dan lanjut usia. 1, Peningkatan Pelayanan pada Keadaan Darurat 1) Menyiapkan contingency plan dalam mengantisipasi_terjadinya keadaan darurat agar penyelenggaraan fungsi transportasi telap dapat berlangsung, Keadaan darurat tersebut antara lain dapat terjadi Karena: 2) Adanya bencana alam. b) Terjadinya kerusuhan atau konflik horizontal di suatu ducrah/ wilayah. ) Terjadinya pemogokan masal 4) Terjadinya peningkatan volume lalu lintas secara signifikan pade hasi-hari besar seperti Hari Lebaran, Natal dan Liburan Sckolah. ¢) Terjadinya ikrisis rnultidimensi yang berpengaruh tcrhadap kemampuan penyelenggaraan fungsi transportasi. 2) Pelaksanaan contingency plan dapat dilalcukan melalui 4) Memobilisasi sarana transportasi milik negara sepert» milk TN1 Polri, instansi pemerintah, milik BUMN/BUMD dan swasta b) Mengoperasikan angkutan perkotaan ke tuar kota path saat terjadinya laluiintas puncak. ) Re-routing jaringan pelayanan transportasi. 2, Meniogkataya Keselamatan dan Keamauan Transportast «. Peningkatan Keselamatan Transportasi 1) Meningkatken keselamatan transportasi 4a) Mewujudkan tingkat keselamatan transportasi yang tinge! b) Penemukenalan potensi permasalahan, keselasnatan dan penyebabnya dilalcikar dengan cara memperbalid terus menerus Blstem pelaporan yang menyengiut Kealeorasian data maupun informasi yang berkaitan dengan gejalakecenderungan penyimpangan. ) Melalakan tinjan ulang (safety audit) untuk setiap dessin bara Sarana transportasi Galam usaha mendeteks kemungkinan adanya Petmasalahan mengenal ‘eselamatan, dan melakukan stuci Rhueus untuk faslitas dan sarana yang sudah ada apabila terjadh maselah yang dianggap serius mengenal Keselamatan dan Keoslakaan. 4) Mengusahakan secara terus menerus agar pemerintah, lembaga penegale huicum dan. sekior swasta melakukan koordinasy dan Frengalokasikan lebih besa sumber dananya untuk bidang Reselamatan, termasuk kesadaran masyarakat, pencgake hukum AN Ne pn tL San Pen 316 dan pelatihan tenaga Kerja scktor pemerintah dan swasta yong terxaut dengan peningkatan keselamatan. ¢) Penyelenggaraan transportasi harus | memenuhi_ persyaritan kelaikan, keselamatan, keamanan dan tata tertib ialu iin tas dengan memperhatikan peraturan perundangan dar konve-si- konvensi internasional yang berlaku dan yang telah diratifikasi 1) Mengupayakan secara__maksimal _peningkatan —_kesaderan masyarakat dan awak kendaraan, menyeleksi dan mcnquji awak serta menegakkan hulcum bagi pelanggarnya. 8) Mengurangi resiko kecelakaan bagi tenaga kerja di scktor transportasi. b) Meningkatkan Jiputan, kuantitas dan kualitas data/inform asi meteorologi dan geofisika khususnya untuk kegiatan pclayaran dan penerbangan. “ i) Meningkatkan kemampuan pencarian dan _ penyclamatan kecelakaan pelayaran dan penerbangan. J) Setiap penyedia jasa (operator) transportasi diwajibkan menu:up asuransi untuk menanggung resiko keselamatan penumpang dan barang yang diangkut. 34) Meningkatkan pemberdayaan fungsi jembatan timbang scbagai alat pengendali muaten berlebih yang dapat beralibat pada kerusak an Jalan dan keselamatan lalu lintas. 2) Meningkatnya Keselamatan Transportasi Barang Berbahaya dan Beracun (B3} a) Penemukenalan permasalahan keselamatan yarg potensia! dengan cara melakukan pengumpulan data ‘keselamatan secara berkesinambungan beserta analisisnya mengenai barang yang diangkcut oleh seluruh moda transportasi secara teratur. b) Mengembangkan regulasi, menegakkan hukum mengenai barang berbahaya dan beracun ‘secara efektif dalam kaitannya dengan bahan, teknologi dan resiko keselamatan bagi seluruh moda transportasi. cj Mengembangkan kebutuhan pendidikan dan _pelatihan penanganan barang berbahaya dan beracun dalam sistem transportasi, melipati kepatuhan terhadap peraturan, kesadaran, penghindaran dan pengurangan bahaya. d) Mengimplementasikan standar dan konvensi internasional untuk penanganan barang berbahaya dan beracun melalui berbagai moda transportasi secara maksimal dan konsisten dengan aturan Keselamatan, dalam rangka memberi Kemudahan pada perdagangan luar negeri dan mempertahankan tingkat kompetisi barang Indonesia di pasaran dunia, b, Peningkatan Keamunan Transportasi 1) Meningkatkan keamanan transportasi dalam mendulcung pertahanan kearnanan nasional. STUN PEN HLL pon faPPAL Sr Phi de 4“ 317 } Merencanakan seluruh fasilitas transportasi sejauh mungkin sectai den dapat diguuakan untuk mendulkung penyelonggeraan pertahanan keamanan negara. >) Melakukan kerjasama untuk menemukenali dan mempcrsiap kan kebiituhan transportasi dalam hal terjadinya bencana alem dan kecelakaan lainnya. 2) Meningkatkan keamanan transportasi_ dalam = mendukung pemberantasan obat terlerang. 8) Meningkatkan kemampuan pencegahan masuknya obat icrla-ang melalui pelabuhun, bandara dan jalan. b) Melakuken koordinasi untuk mencegah pergerakan obat terlarang di dalam negeri. 3) Meningkatkan keamanan transportasi untuk mencegah terorisme. ) Menerapkan alat deteksi bahan peledak generasi baru yang peka untuk mendeteksi dan menggagalkan aksi terorisme. b) Melakukan kerjasama guna menganalisis dan memperbaili fasilitas keamanan terhadap aksi teroris, pembajak dan krim nal lainnya. ©) Menerapkan standar dan konvensi internasional untuk meningkatkan keamanan transportasi, 3, Meningkatnya Pembinaan Pengusahaan Transportasi Peningkatan Efisiensi dan Daya saing 1) Menerapkan prinsip mekanisme pasar untuk meningkatkan efisicisi dan mutu pelayanan. 2) Menetapkan persyaratan ijin usaha berdasarkan kualitas. b, Penyederhanaan Perijinan dan Deregulasi 1) Menghilangkan atau menyederhanakan secara bertahap perijir an usaha yang bermasalah. 2) Menyederhanakan dan mengklasifikasi prosedur untuk mendapatl.an jin. 3) Menegakkan seluruh peraturan khususnya aspek keselamatan perlindungan hak pemakai jasa, praserana mum dan lingkungan secara efektif, melalui penerapan hukum sesuai peraturan perundangan yang berlaica. . Peningkatan Kompetisi Moda Transportasi 1) Menetapkan pedoman tentang pemilihan moda yang tepat. 2) Menetapkan arah kebijakan kompetisi pada moda transportasi. 4, Peniagkatan Standardisasi Pelayanan dan Teknologi 1) Meningkatkan kerjasama dalam merumuskan standardisasi fasilita=/ perslatan, sistem dan prosedur, serta dokumen dan pertukaran deta elektronik. 2) Mengupayakan harmonisasi peraturan perundangan menger. ai pertanggungan kehilangan dan kerusakan barang. 1 Us Pot Rn pn SAUNT See et » 318 3) Menerapkan standar kebisingan pesawat. ¢. Peningkatan Penerimaan dan Pengurangan Subsidi 1) Meninjau ulang bentuk subsidi finansial dan ekonomi, yang raenyebabkan kompetisi yang kurang sehat di kalangan penyclenggara jasa transportasi. 2) Membatasi pemberian subsidi silang antar kategori jasa transportasi, terutama jika diperkirakan akan mengakibatkan penggunaan surrber secara tidak efisien. 3) Mengupayakan peningkatan pendapatan pemerintah dari pemekai jasa transportasi dalam rangka pengurangan subsidi. 4) Membebankan biaya terhadap pengguna fasilitas transportasi secara proporsional sesuai dengan dampak yang diakibatkannya dan manfaat yang diterimanya, 5) Mengijinkan pengirim dan pengangkut barang melakukan negos.asi ‘untuk menentuken biaya transportasi tanpa adanya pengaturan ¢ an campur tangan pemerintah, kecuali untuk pelayanan perintis can Keadaan khusus yang ditunjukkan oleh ketidaksempurnaan pasar yang dapat menimbulkan distorsi harga yang tidak diinginkan. 6) Menganjurkan pengusaha agar mempublikasikan ongkos/ha: ga pelayanan transportasi yang ditawarkan, mendaftarkan/melaporl an besarnya ongkos/harga tersebut ke instansi pemeriniah veng berwenang, dan tetap mentaati ketentuan tersebut sampai tarif bru dipublikasikan, serta memperkenal/an struktur tarif yang didesain untuk menggunakan kapasitas yang tersedia secara lebih efek tif (misalnya cngkos/harga yang berveriasi pada waktu-waktu dalam hari atau pada hari-hari dalam minggu dan sebagainya). 7) Memberikan otonomi kepada BUMN, BUMD dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang transportasi untuk menetapkan terif transportasi penumpang non ekonomi f. Peningkatan Aksesibilitas Perusahaan Nasional Transportasi ke Lu ar Negeri 1) Menegakkan azas cabotage dimana transportasi dalam negeri pada dasamya disclenggarakan oleh warga egara/Badan - Huk. m Indonesia dengan armada yang terregistrasi Indonesia. : 2) Menghilangkan hambaten yang menyebahkan pergerakan barang dan penumpang dari dan ke Indonesia knrang efisien, termasuk tarif dan Persyaratan lain yang menghambat di bidang perdagangan dan transportasi. 3) Meningkatkan aliansi perusahaan nasional dengan perusahaan asing, 4) Melakukan proteksi terhadap perusahaah transportasi nasional yang menghadapi praktek diskriminasi dan tidak adil dari negara lain. 5) Meningkatkan pertukaran teknologi antar negara dengan penckanaa pada pengembangan pasar produk fasilitas transportasi Indonesia

You might also like