Kajian Distribusi Pangan Pokok Beras Di Kabupaten Kepulauan Talaud

You might also like

You are on page 1of 11

Kajian Distribusi Pangan Pokok Beras di Kabupaten Kepulauan Talaud ..........................................

(Eyverson Ruauw)

KAJIAN DISTRIBUSI PANGAN POKOK BERAS


DI KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Eyverson Ruauw

ABSTRACT

This study aims to determine the various models of distribution channels / staple food marketing
and analyze the performance of the market of each channel of distribution / marketing of staple food to
the people in Talaud Islands District. Primary data were obtained through direct observation in the field
and in-depth interviews (depth) by using a list of questions (questionnaire) which had been prepared in
advance to the institutions of marketing / distribution of food. Determination of the respondents in this
study was conducted with a purposive sampling method and method snowbow of respondents key (key
Pearson) of any marketing agencies. The results showed that the distribution of milled rice in the District
of Talaud Islands only one pattern involving several marketing agencies, namely the village traders,
wholesalers and retailers of Manado city in town Lirung Talaud Islands, while for rice packaging of
Surabaya, the distribution includes agencies marketing Mananado local distributor, wholesaler in the
city of Manado and retailers in town Lirung Talaud Islands. Also the results of the study showed that the
total marketing margin is formed on the pattern of distribution channels milled rice food staples in
Talaud Islands amounted to Rp2.500,00 per kg, with a total marketing costs amounted to Rp413 per kg,
while for rice packaging, total marketing margin formed on the pattern of distribution channels staple
food rice krmasan in District Talaud Islands is Rp 3.500,00 per kg, with a total marketing costs Rp454
per kg. The amount of the farmer's share of the milled rice marketing in District of Talaud Islands
amounted to 73.68%, where the farm-gate price of Rp7,000 per kg and prices at the consumer level of
Rp9,500 per kg. The ratio of cost advantages in marketing agency traders village is very large compared
to the traders in the city of Manado and retailers in the City Lirung. Cost benefit ratio was lowest in the
large trader marketing agencies in the city of Manado.

Keywords: Distribution, Rice

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beragam model saluran distribusi/pemasaran


pangan pokok serta menganalisis keragaan pasar dari setiap saluran distribusi/pemasaran pangan
pokok kepada masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud. Data primer diperoleh melalui hasil
pengamatan langsung di lapangan dan wawancara secara mendalam (indepth) dengan menggunakan
daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan sebelumnya kepada lembaga-lembaga
pemasaran/distribusi pangan. Penentuan responden pada penelitian ini dilakukan dengan metode
purposive sampling dan metode snowbow dari responden kunci (key pearson) dari setiap lembaga
pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi beras giling di Kabupaten kepulauan
Talaud hanya satu pola yang melibatkan beberapa lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul
desa, pedagang besar di kota Manado dan pedagang pengecer di kota Lirung Kabupaten Kepulauan
Talaud, sedangkan untuk beras kemasan dari Surabaya, distribusi melibatkan lembaga pemasaran
distributor di kota Mananado, pedagang besar di kota Manado dan pedagang pengecer di kota Lirung

58
ASE ± Volume 11 Nomor 1, Januari 2015: 58 - 68

Kabupaten Kepulauan Talaud. Juga hasil penelitian menunjukan bahwa total marjin pemasaran yang
terbentuk pada pola saluran distribusi bahan pokok pangan beras giling di Kabupaten Kepulauan
Talaud adalah sebesar Rp 2500,00 per kg, dengan total biaya pemasaran sebesar Rp413 per kg,
sedangkan untuk untuk beras kemasan, total marjin pemasaran yang terbentuk pada pola saluran
distribusi bahan pokok pangan beras krmasan di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah sebesar Rp
3.500,00 per kg, dengan total biaya pemasaran sebesar Rp 454 per kg. Besarnya IDUPHU¶V VKDUH pada
pemasaran beras giling di Kabupaten Kepulauan Talaud adalah sebesar 73,68%, dimana harga di
tingkat petani sebesar Rp7.000 per kg dan harga di tingkat konsumen sebesar Rp9.500 per kg. Rasio
keuntungan biaya pada lembaga pemasaran pedagang pengumpul desa sangat besar dibandingkan
pada pedagang pengumpul di Kota Manado dan pedagang pengecer di Kota Lirung. Rasio
keuntungan biaya terendah terjadi pada lembaga pemasaran pedagang besar di Kota Manado.

Kata- kunci: distribusi, beras

PENDAHULUAN wilayahnya miskin ataupun pendapatan mereka


yang tidak mencukupi untuk memperoleh akses
Latar Belakang terhadap pangan.
Pembangunan pertanian nasional Di sisi lain melihat luasnya wilayah
bertujuan untuk mengatasi kekurangan pangan Indonesia dimana wilayah sentra produksi
dalam jumlah dan mutu selain untuk pertanian khususnya padi dan jagung berada
memperkuat sektor industri, memperbesar pada topografi yang beragam, memiliki
peranannya dalam memperoleh devisa, ketersediaan sarana prasarana untuk
menaikkan dan meratakan pendapatan, mendukung sektor tersebut (produksi,
memperluas kesempatan kerja dan sekaligus pengolahan, penyimpanan) sangat bervariasi,
melestarikan sumberdaya alam pertanian. waktu panen yang tidak bersamaan pada
Ketahanan pangan menjadi salah satu beberapa wilayah, dan iklim yang kurang
prioritas dalam pembangunan nasional. Ada mendukung pada saat tanam maupun panen
tiga alasan utama yang melandasi adanya raya, sehingga petani, kelompok tani (Poktan)
kesadaran dari semua komponen bangsa atas maupun Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)
pentingnya ketahanan pangan yaitu: (i) akses selalu dihadapkan pada berbagai masalah antara
atas pangan yang cukup dan bergizi bagi setiap lain: (i) keterbatasan modal usaha untuk
penduduk merupakan salah satu pemenuhan melakukan kegiatan pengolahan, penyimpanan,
hak azasi manusia; (ii) konsumsi pangan dan pendistribusian/pemasaran setelah panen; (ii)
gizi yang cukup merupakan basis bagi memiliki posisi tawar petani yang rendah pada
pembentukan sumberdaya manusia yang saat panen raya yang bersamaan dengan
berkualitas; (iii) ketahanan pangan merupakan datangnya hujan, sehingga petani terpaksa
basis bagi ketahanan ekonomi, bahkan bagi menjual produknya dengan harga rendah
ketahanan nasional suatu negara berdaulat. kepada para pelepas uang (pedagang perantara);
Ketahanan pangan nasional salah (iii) keterbatasan akses pangan (beras) untuk
satunya dicirikan dengan adanya ketersediaan dikonsumsi saat mereka menghadapi paceklik
pangan yang cukup secara makro namun yang disebabkan karena tidak memiliki
demikian masih ada beberapa daerah dimana cadangan pangan yang cukup. Dampak dari
masyarakatnya tidak mampu mengakses pangan ketidakberdayaan petani, Poktan dan Gapoktan
yang cukup. Hal ini disebabkan karena kondisi tersebut dalam mengolah, menyimpan dan

59
Kajian Distribusi Pangan Pokok Beras di Kabupaten Kepulauan Talaud ..........................................(Eyverson Ruauw)

mendistribusikan/memasarkan hasil itu, peranan distribusi pangan yang terjangkau


produksinya dapat menyebabkan: (i) dan merata sepanjang waktu kiranya akan
ketidakstabilan harga untuk komoditas berpengaruh terhadap peningkatan akses
gabah/beras dan jagung di wilayah sentra pangan bagi setiap rumah tangga di dalam
produksi pertanian pada saat terjadi panen raya, memenuhi kecukupan pangannya.
dan (ii) kekurangan pangan (beras) yang dapat Dalam UU No. 18/2012 tentang Pangan
dikonsumsi pada saat mereka menghadapi disebutkan bahwa ketahanan pangan adalah
musim paceklik. kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara
Distribusi pangan merupakan salah satu sampai dengan perseorangan, yang tercermin
subsistem ketahanan pangan yang peranannya dari tersedianya Pangan yang cukup, baik
sangat strategis, apabila tidak dapat jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
terselenggara secara baik dan lancar, bahan bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
pangan yang dibutuhkan masyarakat tidak akan bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
terpenuhi. Distribusi pangan ini diharapkan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
dapat terlaksana secara efektif, efisien dan aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
merata di setiap lokasi berlangsungnya Dengan demikian, ketahanan pangan
transaksi bahan pangan kebutuhan masyarakat. dihasilkan oleh suatu sistem ketahanan pangan
Gangguan distribusi pangan ini berdampak yang terdiri tiga subsistem, yaitu: (1)
terhadap kelangkaan bahan pangan dan ketersediaan pangan dalam jumlah dan jenis
kenaikan harga pangan serta berpengaruh yang cukup untuk seluruh masyarakat, (2)
terhadap rendahnya akses pangan masyarakat distribusi pangan yang lancar dan merata, dan
karena daya beli bahan pangan menjadi (3) keterjangkauan pangan setiap individu yang
menurun. Distribusi pangan adalah tersedianya memenuhi kecukupan gizi dan kaidah
pangan dan pasokan pangan secara merata kesehatan. Permasalahan dalam mencapai
sepanjang waktu baik jumlah, mutu, aman dan ketahanan pangan adalah ketidakseimbangan
keragamannya untuk memenuhi kebutuhan antara ketersediaan dengan keterjangkauan.
pangan masyarakat, sedangkanakses pangan Masalah ketersediaan disebabkan karena
adalah kemampuan rumah tangga untuk dapat produksi berbagai jenis pangan tidak dapat
menjangkau/mendapatkan pemenuhan dihasilkan di semua wilayah dan tidak dapat
kebutuhan pangan sepanjang waktu baik dihasilkan setiap saat dibutuhkan. Masalah
jumlah, mutu, aman, keragaman untuk produksi yang hanya terjadi di wilayah tertentu
menunjang hidup yang aktif, sehat dan dan pada waktu-waktu tertentu, mengakibatkan
produktif.Masalah pangan adalah keadaan konsentrasi ketersediaan di sentra-sentra
kelebihan pangan, kekurangan pangan dan/atau produksi dan pada masa-masa panen.
ketidakmampuan rumah tangga dalam Karena pentingnya distribusi pangan
memenuhi kebutuhan pangan. Masih adanya kepada masyarakat maka perlu dilakukan
penduduk miskin, daerah rawan pangan, penelitian Kajian Distribusi Pangan Pokok
produksi pangan dihasilkan tidak merata antar Beras di Kabupaten Kepulauan Talaud.
wilayah dan sepanjang waktu, potensi SDA
yang berbeda di masing-masing daerah akan Tujuan dan Manfaat Penelitian
berpengaruh terhadap distribusi dan pasokan Penelitian ini bertujuan untuk:
bahan pangan. Kondisi ini, pada akhirnya akses 1. Mengetahui beragam model saluran
pangan bagi setiap individu rumah tangga akan distribusi/pemasaran pangan pokok kepada
semakin menjadi rendah apabila ketersediaan masyarakat di Kabupaten Kepulauan
pangan setempat terbatas, pasar tidak tersedia,
Talaud.
transportasi terbatas, pendapatan rendah,
pendidikan terbatas, pengangguran tinggi, 2. Menganalisis keragaan pasar (margin
budaya setempat belum memadai. Oleh sebab pemasaran, IDUPHU¶V VKDUH dan rasio

60
ASE ± Volume 11 Nomor 1, Januari 2015: 58 - 68

keuntungan biaya) dari setiap saluran terbentuk harga serta perubahan harga terjadi,
distribusi/pemasaran pangan pokok kepada (3) terjadinya perpindahan kepemilikan
masyarakat di Kabupaten Kepulauan sejumlah barang dan jasa, dan (4) beberapa
susunan fisik dan institusi. Sudiyono (2002),
Talaud.
mendefinisikan pasar sebagai tempat terjadinya
Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pemenuhan kebutuhan dan keinginan dengan
bagi pemerintah untuk mendorong kelancaran menggunakan alat pemuas yang berupa barang
distribusi pangan masyarakat yang merata dan atau jasa, dimana terjadi pemindahan hak milik
terjangkau di Kabupaten Kepulauan Talaud. antara penjual dan pembeli. Secara umum
pemasaran dianggap sebagai proses aliran
barang yang terjadi dalam pasar, dari produsen
TINJAUAN PUSTAKA sampai kepada konsumen akhir. Sedangkan
pemasaran pertanian adalah proses aliran
Konsep Pemasaran/Distribusi komoditi yang disertai perpindahan hak milik
Pada awalnya konsep utama pemasaran dan penciptaan guna waktu, tempat dan bentuk
yaitu pasar, yang diartikan sebagai tempat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
pertemuan antara penjual dan pembeli untuk pemasaran dengan melaksanakan satu atau
mempertukarkan barang-barang. Pengertian lebih fungsi-fungsi pemasaran.
pasar yang sering disarankan oleh para ahli Kotler (2002), menyatakan bahwa
ekonomi adalah tempat dimana terjadi interaksi pemasaran adalah suatu proses sosial yang
antara penawaran dan permintaan produk didalammya individu dan kelompok
(barang dan atau jasa), terjadi transaksi dan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
kesepakatan nilai, jumlah, spesifikasi produk, inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan
cara pengiriman, penerimaan dan pembayaran secara bebas mempertukarkan produk yang
serta tempat terjadinya pemindahan bernilai dengan pihak lain. Produk tersebut
kepemilikan barang atau jasa. diciptakan untuk memuaskan kebutuhan atau
Pemasaran pertanian tidak terlepas dari keinginan manusia, sehingga terjadi proses
konsep pasar, pemasaran dan pertanian. Pasar pertukaran untuk mendapatkan produk yang
awalnya mengacu pada suatu geografis tempat diinginkan atau kebutuhan usaha dari tangan
transaksi berlangsung, namun pada produsen ke tangan konsumen. Konsep
perkembangan selanjutnya definisi tersebut pemasaran berdiri diatas empat pilar, yaitu :
sudah tidak sesuai lagi, terutama dengan pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran
berkembangnya teknologi informasi. terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.
Perkembangan teknologi informasi (telepon, Pemasaran merupakan salah satu fungsi bisnis
internet dll) memungkinkan transaksi dapat yang menghasilkan penerimaan bagi produsen
dilakukan tanpa melalui kontak langsung antara maupun konsumen. Said dan Intan (2004),
penjual dengan pembeli. Kohls andUhl (1985) mendefinisikan pemasaran sebagai sejumlah
mendefinisikan pasar sebagai sebuah arena kegiatan bisnis yang ditujukan untuk memberi
untuk mengatur dan menfasilitasi aktifitas kepuasan dari barang atau jasa yang
bisnis serta untuk menjawab pertanyaan- dipertukarkan kepada konsumen atau pemakai
pertanyaan dasar ekonomi mengenai: produk dalam bidang pertanian, baik input maupun
apa yang dihasilkan, berapa banyak diproduksi, produk pertanian. Sedangkan menurut Limbong
bagaimana cara memproduksi, dan bagaimana dan Sitorus (1987), pemasaran adalah suatu
produk didistribusikan. Sedangkan menurut rangkaian kegiatan yang terjadi dalam proses
Cochrane dalam Dahl and Hammond, (1977), mengalirkan barang dan jasa dari sentra
secara garis besar pasar merupakan sejumlah produksi ke sentra konsumsi guna memenuhi
lingkungan atau tempat, dimana (1) kekuatan kebutuhan dan memberikan keuntungan bagi
permintaan dan penawaran saling bertemu, (2) produsen. Konsep ini menunjukkan bahwa

61
Kajian Distribusi Pangan Pokok Beras di Kabupaten Kepulauan Talaud ..........................................(Eyverson Ruauw)

peranan pemasaran sangat penting dalam Saluran pemasaran melaksanakan tugas


rangka meningkatkan nilai guna bentuk, nilai memindahkan barang dari produsen ke
guna waktu, nilai guna tempat dan nilai guna konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan
hak milik dari suatu barang dan jasa secara waktu, tempat dan kepemilikan yang
umum serta pada komoditas pertanian. memisahkan barang dan jasa dari orang-orang
Menurut Dahl and Hammond (1977), yang membutuhkan atau menginginkannya
pemasaran merupakan suatu rangkaian fungsi (Kotler, 2002).
dari lembaga pemasaran yang dibutuhkan untuk Said dan Intan (2004), menyatakan
menggerakkan produk atau input dari titik bahwa keberadaan kelembagaan pendukung
produksi ke konsumen akhir. Dengan demikian, pengembangan agribisnis nasional penting
pemasaran adalah suatu kegiatan yang produktif untuk menciptakan agribisnis Indonesia yang
karena memberikan nilai tambah dan tangguh dan kompetitif. Lembaga-lembaga
menghasilkan berbagai kegunaan waktu, pendukung tersebut sangat menentukan dalam
tempat, milik dan bentuk. upaya menjamin terciptanya integrasi agribisnis
dalam mewujudkan tujuan pengembangan
Lembaga dan Saluran Pemasaran agribisnis. Beberapa lembaga pendukung
Said dan Intan (2004), menjelaskan pengembangan agribisnis Indonesia adalah :
bahwa peranan lembaga pemasaran dan pemerintah, lembaga pembiayaan, lembaga
distribusi menjadi ujung tombak keberhasilan pemasaran dan distribusi, koperasi, lembaga
pengembangan agribisnis, karena fungsinya pendidikan formal dan informal, lembaga
sebagai fasilitator yang menghubungkan antara penyuluhan pertanian, serta lembaga penjamin
deficit units (konsumen pengguna yang dan penanggungan resiko.
membutuhkan produk) dan surplus units Menurut Limbong dan Sitorus (1987),
(produsen yang menghasilkan produk). sebagian besar produsen tidak menjual barang
Lembaga pemasaran dan distribusi juga mereka langsung kepada pemakai akhir. Antara
memegang peranan penting dalam memperkuat produsen dan pemakai akhir terdapat satu atau
integrasi antar subsistem dalam sistem beberapa saluran pemasaran, yaitu serangkaian
agribisnis. Dengan demikian, pengembangan perantara pemasaran yang melaksanakan
agribisnis yang terpadu harus dapat juga berbagai fungsi. Keputusan saluran pemasaran
memperkuat peranan serta memberdayakan merupakan salah satu keputusan paling rumit
lembaga pemasaran dan distribusi secara efektif dan menantang yang dihadapi produsen.
dan efisien. Pembinaan terhadap lembaga Saluran yang dipilih sangat mempengaruhi
pemasaran dan distribusi sangat diperlukan, semua keputusan pemasaran lain.
karena serangkaian aktivitasnya menjadi
penentu utama besarnya marjin antara harga di Fungsi-fungsi Pemasaran
tingkat produsen dan harga di tingkat Proses penyaluran barang dan atau jasa
konsumen. Salah satu ukuran distribusi yang dari produsen ke tangan konsumen emerlukan
efisien adalah rendahnya marjin antara harga berbagai kegiatan fungsional pemasaran yang
produsen dan harga konsumen, namun tidak ditujukan untuk memperlancar proses
berarti lembaga pemasaran dan distribusi penyaluran barang dan atau jasa secara efektif
tersebut tidak mendapatkan untung, tetapi lebih dan efisien, untuk memenuhi kebutuhan dan
pada upaya pembagian yang adil dari semua keinginan konsumen. Kegiatan fungsional
nilai tambah yang tercipta dalam suatu sistem tersebut disebut sebagai fungsi-fungsi
komoditas kepada setiap pelaku yang terlibat. pemasaran. Fungsi-fungsi pemasaran dilakukan
Saluran pemasaran adalah serangkaian oleh lembaga-lembaga pemasaran yang terkait
organisasi yang saling tergantung yang terlibat atau terlibat dalam proses pemasaran suatu
dalam proses untuk menjadikan produk atau komoditas, dan membentuk rantai pemasaran
jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. atau sering disebut sebagai sistem pemasaran.

62
ASE ± Volume 11 Nomor 1, Januari 2015: 58 - 68

Aliran produk pertanian dari produsen sampai Marjin Pemasaran


ke konsumen disertai dengan peningkatan nilai Limbong dan Sitorus (1987),
guna komoditi pertanian tersebut. Peningkatan mendefinisikan marjin pemasaran sebagai
nilai guna ini terwujud apabila terdapat perbedaan harga yang dibayar konsumen
lembaga-lembaga pemasaran yang dengan harga yang diterima produsen, dan
melaksanakan fungsi-fungsi pemasaran. Pada dapat disebut sebagai nilai dari jasa-jasa
umumnya fungsi-fungsi pemasaran yang pelaksanaan kegiatan pemasaran mulai dari
dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pemasaran produsen sampai ke konsumen akhir. Marjin
adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik dan pemasaran pada umumnya dianalisis pada
fungsi fasilitas. komoditi yang sama, jumlah yang sama dan
Said dan Intan (2004), menyatakan pada pasar persaingan sempurna. Sedangkan
bahwa fungsi-fungsi pemasaran dapat menurut Dahl and Hammond (1977), marjin
didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pemasaran adalah perbedaan harga antara harga
fungsional yang dilakukan oleh lembaga- di tingkat petani (Pf) dengan harga di tingkat
lembaga pemasaran, baik aktivitas proses fisik pengecer (Pr), dimana marjin pemasaran
maupun aktivitas jasa, yang ditujukan untuk tersebut ditunjukkan oleh perbedaan atau jarak
memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai vertikal antara kurva permintaan atau kurva
dengan kebutuhan dan keinginannya melalui penawaran.
penciptaan atau penambahan kegunaan bentuk, Marjin pemasaran terdiri dari dua
waktu, tempat, dan kepemilikan terhadap suatu komponen, yaitu biaya pemasaran dan
produk. Fungsi-fungsi pemasaran ini keuntungan pemasaran. Biaya pemasaran
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu: adalah semua jenis biaya yang dikeluarkan oleh
1) Fungsi Pertukaran, meliputi:fungsi lembaga-lembaga yang terlibat pada sistem
pembelian dan fungsi penjualan. pemasaran suatu komoditi dalam proses
2) Fungsi Fisik Pemasaran, meliputi: fungsi penyampaian barang dari produsen sampai ke
penyimpanan, fungsi pengangkutan, dan fungsi konsumen akhir (misalnya : biaya tenaga kerja,
pengolahan. biaya transportasi, biaya pungutan liar, biaya
3) Fungsi Fasilitas Pemasaran, meliputi: fungsi penyusutan, biaya sewa tempat usaha dll).
standarisasi dan penggolongan produk, fungsi Sedangkan keuntungan pemasaran adalah
pembiayaan, fungsi penanggungan resiko, serta pengurangan marjin pemasaran dengan biaya-
fungsi penyediaan informasi pasar. biaya pemasaran.
Menurut Azzaino dalam Rediansyah
Keragaan Pasar (2003), marjin pemasaran adalah perbedaan
Dahl and Hammond (1977), harga yang dibayar oleh konsumen akhir untuk
mengemukakan bahwa keragaan pasar suatu produk dan harga yang diterima petani
merupakan akibat dari keadaan struktur dan produsen untuk produk yang sama. Marjin
perilaku pasar dalam kenyataan sehari-hari pemasaran termasuk semua biaya yang
yang ditunjukkan dengan variabel harga, biaya, menggerakkan produk tersebut, mulai dari
dan volume produksi dari output yang pada petani sampai di pihak konsumen. Sehingga
akhirnya akan memberikan penilaian baik atau konsep marjin pemasaran dapat menjelaskan
tidaknya suatu sistem tataniaga. Deskripsi dari bahwa kegiatan pemasaran merupakan suatu
keragaan pasar dapat dilihat dari indikator: (1) kegiatan dalam menciptakan tambahan nilai
harga dan penyebarannya di tingkat produsen (value added) baik nilai tempat, waktu, bentuk
dan konsumen; dan (2) marjin dan maupun hak milik melalui proses keseimbangan
penyebarannya pada setiap pelaku pemasaran. supply dan demand oleh pedagang yang
berfungsi sebagai perantara antara petani
(produsen) dengan konsumen akhir.

63
Kajian Distribusi Pangan Pokok Beras di Kabupaten Kepulauan Talaud ..........................................(Eyverson Ruauw)

)DUPHU¶V 6KDUH METODE PENELITIAN


Marjin pemasaran bukanlah satu- Metode Pengumpulan Data
satunya indikator yang menentukan efisiensi Data yang digunakan dalam penelitian
pemasaran suatu komoditas. Salah satu ini adalah data primer dan data sekunder. Data
indikator lain adalah dengan membandingkan primer diperoleh melalui hasil pengamatan
harga yang dibayar oleh konsumen akhir atau langsung di lapangan dan wawancara secara
\DQJ ELDVD GLVHEXW GHQJDQ IDUPHU¶V VKDUH mendalam (indepth) dengan menggunakan
(bagian harga yang diterima petani), dan sering daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah
GLQ\DWDNDQ GDODP SHUVHQ )DUPHU¶V VKDUH disiapkan sebelumnya kepada lembaga-lembaga
mempunyai hubungan yang negatif dengan pemasaran/distribusi pangan, yaitu; produsen
marjin pemasaran, sehingga semakin tinggi responden (petani) dan pedagang responden
marjin pemasaran maka bagian yang akan (pedagang pengumpul desa, pedagang besar
diperoleh petani akan semakin rendah.disebut (grosir atau wholesaler), importir, pedagang
GHQJDQ IDUPHU¶V VKDUH EDJLDQ KDUJD \DQJ antar pulau dan pedagang pengecer). Data
diterima petani), dan sering dinyatakan dalam sekunder diperoleh melalui literatur pada
persen. )DUPHU¶V VKDUH mempunyai hubungan berbagai lembaga/instansi yang terkait. Petani
yang negatif dengan marjin pemasaran, dan peternak responden berasal dari sentra
sehingga semakin tinggi marjin pemasaran produksi utama.
maka bagian yang akan diperoleh petani akan
semakin rendah. Metode Penarikan Sampel
Farmer's share (bagian harga yang Penentuan responden pada penelitian ini
diterima petani) adalah perbandingan antara dilakukan dengan metode purposive sampling
harga yang diterima petani dengan harga yang dan metode snowbow dari responden kunci (key
dibayar oleh konsumen akhir (Limbong dan pearson) dari setiap lembaga pemasaran baik di
Sitorus, 1987). Sedangkan Kohls and Uhls tingkat provinsi maupun di tingkat
(1985) mendefinisikan farmer's share sebagai kabupaten/kota.
selisih antara harga retail dengan marjin
pemasaran. Farmer's share merupakan bagian Metode Pengolahan dan Analisis Data
dari harga konsumen yang diterima oleh petani, Pengolahan dan analisis data yang
dan dinyatakan dalam persentase harga diperoleh dari data primer dan data sekunder
konsumen. Hal ini berguna untuk mengetahui dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
porsi harga yang berlaku di tingkat konsumen Analisis secara kuantitatif dilakukan untuk
dinikmati oleh petani. Besar farmer's share menghitung keragaan pasar melalui marjin
biasanya dipengaruhi oleh: (1) tingkat pemasaran, IDUPHU¶V 6KDUH dan rasio
pemrosesan; (2) biaya transportasi; (3) keuntungan biaya dengan mempergunakan
keawetan produk; dan (4) jumlah produk. bantuan kalkulator dan program Microsoft
Excel.
Rasio Keuntungan Biaya Berdasarkan hasil dari analisis tersebut,
Penyebaran marjin pemasaran talas dapat juga kemudian diintepretasikan secara deskriptif
dilihat berdasarkan persentase keuntungan dalam pembahasan yang meliputih analisis
terhadap biaya pemasaran pada masing-masing saluran dan lembaga pemasaran, analisis
lembaga pemasaran. Dengan demikian, untuk fungsi-fungsi pemasaran, dan analisis keragaan
mengetahui apakah kegiatan pemasaran yang pasar.
dilakukan memberikan keuntungan kepada
pelaku pemasaran, maka digunakan analisis Waktu Penelitian
keuntungan per biaya. Waktu pelaksanaan survei adalalah Juli
2012.

64
ASE ± Volume 11 Nomor 1, Januari 2015: 58 - 68

HASIL DAN PEMBAHASAN biaya-biaya pemasaran. Sebaran marjin


pemasaran setiap bahan pokok pangan di setiap
Distribusi kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Utara
Beras Giling dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Distribusi atau pemasaran beras giling
sebagian besar masih dikuasai oleh pedagang
pengumpul desa yang pada umumnya Tabel 1. Sebaran Harga Rata-rata dan Margin
merupakan pemilik gilingan padi di desa. Hal Pemasaran Beras Giling di Kabupaten
ini terutama disebabkan oleh adanya Kepulauan Talaud
keterbatasan modal yang dimiliki petani. Nilai Persen
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Unsur Margin
(Rp/kg) (%)
distribusi beras giling di Kabupaten kepulauan Petani di Kab.
Talaud hanya satu pola yang melibatkan Bolaang Mongondow
beberapa lembaga pemasaran, yaitu pedagang Harga Jual 7.000 73,68
pengumpul desa, pedagang besar di kota
Manado dan pedagang pengecer di kota Lirung Pedagang Pengumpul
Desa
Kabupaten Kepulauan Talaud.
Harga Beli 7.000 73,68
Beras Kemasan Surabaya Biaya Pemasaran 67 0,70
Beras kemasanan yang dipasarkan di Keuntungan 1.100 11,58
pasar utama Kabupaten Kepulauan Talaud, Harga Jual 8.167 85,96
yaitu di pasar Lirung adalah beras dari pusat Margin 1.167 12,28
perdagangan Surabaya. Distributor di kota Rasio Keuntungan
Manado mendapat pasokan dari distributor di 16,50
Biaya
Kota Surabaya. Barang diterima di pelabuhan Pedagang Besar di
Samudera Bitung. Kota Manado
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Harga Beli 8.167 85,96
distribusi beras kemasan di Kabupaten
Biaya Pemasaran 117 1,23
kepulauan Talaud juga hanya satu pola yang
melibatkan beberapa lembaga pemasaran, yaitu Keuntungan 217 2,28
distributor di kota Manado, pedagang besar di Harga Jual 8.500 89,47
kota Manado dan pedagang pengecer di kota Margin 333 3,51
Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud. Rasio Keuntungan Biaya 1,86
Pedagang Pengecer di
Margin Pemasaran Lirung
Marjin pemasaran merupakan perbedaan Harga Beli 8.500 89,47
harga atau selisih harga yang dibayar konsumen Biaya Pemasaran 229 2,41
akhir dengan harga yang diterima produsen.
Keuntungan 771 8,11
Marjin pemasaran terdiri dari dua komponen,
yaitu biaya pemasaran dan keuntungan Harga Jual 9.500 100,00
pemasaran. Biaya pemasaran adalah semua Margin 1.000 10,53
jenis biaya yang dikeluarkan oleh lembaga- Rasio Keuntungan Biaya 3,36
lembaga pemasaran, diantaranya yaitu; biaya Biaya Pemasaran Total 413 4,34
transportasi, biaya bongkar muat, biaya
Keuntungan Total 2.087 21,97
pungutan liar, biaya akomodasi dan penyusutan,
biaya retribusi dan biaya-biaya yang lainnya. Marjin Pemasaran Total 2.500 26,32
Sedangkan keuntungan pemasaran adalah Rasio Keuntungan Biaya 5,06
pengurangan antara marjin pemasaran dengan

65
Kajian Distribusi Pangan Pokok Beras di Kabupaten Kepulauan Talaud ..........................................(Eyverson Ruauw)

Beras Giling Tabel 2. Sebaran Harga Rata-rata dan Margin


Total marjin pemasaran yang terbentuk Pemasaran Beras Kemasan di
pada pola saluran distribusi bahan pokok Kabupaten Kepulauan Talaud
pangan beras di Kabupaten Kepulauan Talaud Nilai Persen
adalah sebesar Rp 2500,00 per kg, dengan total Unsur Margin
(Rp/kg) (%)
biaya pemasaran sebesar Rp413 per kg. Distributor di Kota
Margin pemasaran tertinggi diperoleh Manado
oleh lembaga pemasaran pedagang pengumpul Harga Beli (FOB
68,18
desa, yaitu sebesar Rp1.167 per kg, sedangkan Bitung) 7.500
pedagang pengumpul di Kota Manado dan Biaya Pemasaran 108 0,98
pedagang pengecer di kota Lirung, masing- Keuntungan 392 3,56
masing hamya memperoleh Rp333 per kg dan
Harga Jual 8.000 72,73
Rp1.000 per kg.
Margin 500 4,55
Rasio Keuntungan
3,62
Beras Kemasan dari Surabaya Biaya
Total marjin pemasaran yang terbentuk Pedagang Besar di
pada pola saluran distribusi bahan pokok Kota Manado
pangan beras di Kabupaten Kepulauan Talaud Harga Beli 8.000 72,73
adalah sebesar Rp 3.500,00 per kg, dengan total Biaya Pemasaran 117 1,06
biaya pemasaran sebesar Rp 454 per kg. Keuntungan 683 6,21
Margin pemasaran tertinggi diperoleh Harga Jual 8.800 80,00
oleh lembaga pemasaran pedagang pengecer di
Margin 800 7,27
kota Lirung, yaitu sebesar Rp2.200 per kg,
sedangkan distributor di Kota Manado dan Rasio Keuntungan
5,86
Biaya
pedagang besar di Kota Manado, masing-
Pedagang Pengecer di
masing hanya memperoleh Rp500 per kg dan Lirung
Rp800 per kg.
Harga Beli 8.800 80,00
)DUPHU¶V 6KDUH Biaya Pemasaran 229 2,09
)DUPHU¶V VKDUH merupakan Keuntungan 1.971 17,91
perbandingan antara harga yang diterima oleh Harga Jual 11.000 100,00
petani dengan harga yang dibayarkan oleh Margin 2.200 20,00
konsumen, dan umumnya dinyatakan dalam Rasio Keuntungan
persentase. )DUPHU¶V VKDUH ini merupakan 8,59
Biaya
sebagai konsep balas jasa atas kegiatan yang Biaya Pemasaran Total 454 4,13
dilakukan petani dalam usahatani. Perhitungan
Keuntungan Total 3.046 27,69
farPHU¶V VKDUH dilakukan terhadap bahan
pokok pangan beras yang dihasilkan oleh petani Marjin Pemasaran Total 3.500 31,82
di kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Utara. Rasio Keuntungan Biaya 6,70
Besarnya IDUPHU¶V VKDUH pada
pemasaran beras giling di Kabupaten
Kepulauan Talaud adalah sebesar 73,68%, Rasio Keuntungan Biaya
dimana harga di tingkat petani sebesar Rp7.000 Beras Giling
per kg dan harga di tingkat konsumen sebesar Rasio keuntungan biaya pada setiap
Rp9.500 per kg. lembaga pemasaran bahan pokok pangan beras
giling di Kabupaten Kepulauan Talaud dapat
dilihat pada Tabel 75. Berdasarkan Tabel 75

66
ASE ± Volume 11 Nomor 1, Januari 2015: 58 - 68

Tabel 3. Rasio Keuntungan Biaya Lembaga Tabel 4. Rasio Keuntungan Biaya Lembaga
Pemasaran Beras Giling Pemasaran Beras Kemasan
di Kabupaten Kepulauan Talaud di Kabupaten Kepulauan Talaud

Rasio Rasio
Keun- Keun-
Lembaga Biaya Keun- Lembaga Biaya Keun-
tungan tungan
Pemasaran (Rp/kg) tungan Pemasaran (Rp/kg) tungan
(Rp/kg) (Rp/kg)
Biaya Biaya
Pedagang Distributor
Pengumpul 1.100 67 16,50 di Kota 392 108 3,62
Desa Manado
Pedagang Pedagang
Besar di Besar di
217 117 1,86 683 117 5,86
Kota Kota
Manado Manado
Pedagang Pedagang
Pengecer di 771 229 3,36 Pengecer di 1.971 229 8,59
Lirung Lirung

terlihat bahwa rasio keuntungan biaya pada


lembaga pemasaran pedagang pengumpul desa KESIMPULAN
sangat besar dibandingkan pada pedagang
1. Distribusi beras kemasan di Kabupaten
pengumpul di Kota Manado dan pedagang
pengecer di Kota Lirung. Rasio keuntungan kepulauan Talaud juga hanya satu pola
biaya terendah terjadi pada lembaga pemasaran yang melibatkan beberapa lembaga
pedagang besar di Kota Manado. pemasaran, yaitu distributor di kota
Mananado, pedagang besar di kota
Beras Kemasan dari Surabaya Manado dan pedagang pengecer di kota
Rasio keuntungan biaya pada setiap
Lirung Kabupaten Kepulauan Talaud.
lembaga pemasaran bahan pokok pangan beras
giling di Kabupaten Kepulauan Talaud dapat 2. Ddistribusi beras giling di Kabupaten
dilihat pada Tabel 76. Berdasarkan Tabel 76 kepulauan Talaud hanya satu pola yang
terlihat bahwa rasio keuntungan biaya pada melibatkan beberapa lembaga pemasaran,
lembaga pemasaran pedagang pengumpul desa yaitu pedagang pengumpul desa,
sangat besar dibandingkan pada pedagang pedagang besar di kota Manado dan
pengumpul di Kota Manado dan pedagang pedagang pengecer di kota Lirung
pengecer di Kota Lirung. Rasio keuntungan
Kabupaten Kepulauan Talaud.
biaya terendah terjadi pada lembaga pemasaran
pedagang besar di Kota Manado. 3. Total marjin pemasaran yang terbentuk
pada pola saluran distribusi bahan pokok
pangan beras giling di Kabupaten
Kepulauan Talaud adalah sebesar Rp
2500,00 per kg, dengan total biaya
pemasaran sebesar Rp413 per kg.

67
Kajian Distribusi Pangan Pokok Beras di Kabupaten Kepulauan Talaud ..........................................(Eyverson Ruauw)

4. Total marjin pemasaran yang terbentuk


pada pola saluran distribusi bahan pokok
pangan beras krmasan di Kabupaten
Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi
Kepulauan Talaud adalah sebesar Rp kesepuluh. PT Prenhallindo. Jakarta.
3.500,00 per kg, dengan total biaya
Kotler. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi
pemasaran sebesar Rp 454 per kg.
kesebelas. PT Prenhallindo. Jakarta.
5. Besarnya IDUPHU¶V VKDUH pada pemasaran
beras giling di Kabupaten Kepulauan Limbong dan Sitorus. 1987. Pengantar
Tataniaga Pertanian (diktat kuliah) Edisi
Talaud adalah sebesar 73,68%, dimana
1. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
harga di tingkat petani sebesar Rp7.000 Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB.
per kg dan harga di tingkat konsumen Bogor.
sebesar Rp9.500 per kg.
Pakpahan. 2006. Analisis sistem Pemasaran
6. Rasio keuntungan biaya pada lembaga Manggis (Kasus di Desa Babakan,
pemasaran pedagang pengumpul desa Kecamatan Wanayasa, Kabupaten
sangat besar dibandingkan pada pedagang Purwakarta, dan di Desa Karacak,
pengumpul di Kota Manado dan Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten
pedagang pengecer di Kota Lirung. Rasio Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Program
keuntungan biaya terendah terjadi pada Studi Manajemen Agribisnis. Fakultas
Pertanian. IPB. Bogor.
lembaga pemasaran pedagang besar di
Kota Manado. Rediansyah. 2003. Analisis Sistem Pemasaran
Bawang Daun (Kasus di Desa Cijarian
Pandai Kecamatan Kadudampit
Kabupaten Sukabumi). Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB.
Dahl, D.C. and J.W. Hammond. 1977. Market Bogor.
and Price Analysis The Agricultural
Said dan Intan. 2004. Manajemen Agribisnis.
Industries. McGraw-Hill Book Company.
PT Ghalia Indonesia. Jakarta.
New York.
Sudiyono. 2002. Pemasaran Pertanian.
Kohls, R.L. and J.N. Uhl. 1985. Marketing Of
Agricultural Products. MacMillian Universitas Muhammadiyah. Malang.
Publishing Company. New York.

68

You might also like