GAMBARAN MANIFESTASI KLINIS DAN LABORATORIUM DEMAM
BERDARAH DENGUE (DBD)
DI BAGIAN ANAK RSUD Dr, ABDUL MOELOEK
M. Masykur Berawi, Khairun Nisa, Dewl Agustina
Fokultas Kedokteran Universitas Lampung.
Demam berdarah deneue (DBD) merupakan penyakit demam akut yang ditandai dengan demam akut selama 2
sampai dengan 7 hari, kodane-kadanz bersifat bifasik, discriai denzan manifestasi perdarahan dan dapat
‘menimbulkan syok scria kematian. Pencliian ini untuk mengetahui gambaran manifesiasi Klinis dan. laboratoriam,
50 3imm3 - 100 /mm3 = 60 penserita (70.6%).
hhematokrit antara 20% - 29% : 32 penderita (37.7%), Ht. 30% -39%%:-44 penderita (51.8%) dan Ht. >39%%: 9 penderita
(10,67). Uji seologis Te (+) dan IgG (+): 65 penderia (75.5%), LeM (+) dan IgG (-1: 18 penderta (21.2%) dan
TeM (-) dan 1gG (+) : 2 penderita (2.4%). Penderita DBD derajat 1: 21 penderta (24.7%), DBD derajat Il: $0
penderita (58,896), DBD derajat II = 11 penderita (12.9%) dan DED derajat TV : 3 pendenta (3.6%). Penderita DBD
dengan manifestasi perdarahan yang tcrbanyak adalah petckie scbanyak 41 pendcrita yaitu pads DBD derajat I
dengan 33 pendcria, sedangkan manifestasi perdarahan yang tcrendah adalah perdarahan gusi_scbonyak 2 pendcrita.
pendcrita DBD yang terbanyak tidak ada hepatomegali: 70 penderita. yaitu terbanyak pada DBD derajat I bexjumlah
43 penderita. Jumlah trombosit yang terbanyak adalah trombosit >S03/mm3 - 1003/mm3: 60 penderita, yaita
terbanyak pada DBD derajat Il: 38 penderita, scdanzkan yang tcrendah dengan trombosit 103/mm’- 303/mm3. pada
DBD deryat 1 dan derajat TV. Peningkatan hematokrit yang terbamyak pada Ht. 30% - 39% : 44 penderit, yaitu
terbunyak poda DBD derajat 1 sedangkan kadar poningkatan hemavokrit yang terendah pada Ht. >39% ; 9 penderia
Uji serologis yang terbanyak pada scrologis IeMt-+)/IgG(+) : o> penderita yaitu terbanyak pada DBD derajat I: 40
penderita, dan terendah wjiserologis IeM (-VIgG (+) :2.pendcrita. Kesimpulan buhwa untuk mencgakkan diagnosis
penyakit DBD berdasarkan knteria WHO (1997) dan dikonfermasikan dengan pemeriksaan serologik hemaglutinasi
atau IgM dan [2G
Kata kunct: DBD, demam, manifestasiperdarahan, hepatomegali,trombositopeni, hemokonsentrasi ji serologis.
PENDAHULUAN
Demam berdarsh dengue merupakan penyakit — Demam berdarah dengue discbabkan olch virus
demam ukut yang discbabkan olch salah satu dan == Dengue, famili Flaviviridae dengan genusnya
empat scrotipe virus dengue tipe 1-TV (DEN 1, adalah Flaviverus. Virus dengue termasuk dalam
DEN 2, DEN 3, dan DEN IV), ditandai dengan —_kelompok Arbovirus B (Amhropod bome virus)
dengan demam akut selama 2-7 hari, kadanz- _Acdes acgypti diperkirakan schagai vektor utama
kadang bersifat bifasik, disertai dengan DBD. Di Indonesia vektor DBD belum disclidiki
‘manifestasi perdarahan dan dapat menimbulkan —secara Iuas, Aedes aigypei diperkirakan sebagai
syokserta kematian. vektor terpenting di daerah perkotaan, sedangkan
‘Aedes albopictus di dactah pedesaan.ID | Jnomal Kedokiram den Keschatan Universitas Lampung
Demum berdarsh dengue (DBD) merupakan
spektrum infeksi virus dengue yang menjadi
masalah klinis. Infeksi virus dengue merupakan
penyakit endemis utama di Indonesia. Sudah
beberapa Kali telah terjadi kejadian Iuar biasa,
‘yaitu pada tahun 1983, 1989, 1993 dan tahun 2004.
Walaupun seluruh provinsi pernah melaporkan
kasus DBD, namun angka kematian cendrung
menurun sejak tahun 1968 sebanyak 41.3%
‘menjadi sekitar 25% saat ini
DBD sering menyerang anak usia sckolah 5-10
tahun (57%). Usia anak yang lebih besar akhir-
akhir ini meningkat (23%), sedangkan proporsi
usia belita sedikit lebih rendah (19%).
Di Indonesia, kasus DBD pertama kali di curigai di
Surabaya pada tahun 1968, tctapi_ konfirmasi
‘virologis baru diperoleh tahun 1970. Di Jakarta,
asus pertama kali dilaporkan pada tahun 1969
Pada tahun 1994, DBD telah menyebar ke seluruh,
propinsi di daerah pedesuan. Epidemi pertama di
Iuar jawa dilaporkan tahun 1972, di Sumatra Barat
dan Lampung , disusul Riau, Sulawesi Utara dan
Bali, Sejak 1994, seluruh provinsi di Indonesia
{telah melaporkan kasus DBD.4
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung, jumlah pasien DBD tahun 2007
mencapai 1992 jiwa dan meninggal 15 jiwa.
Korban meninggal dunia akibat DBD umumnya
tidak menunjukkan gejala yang: bisa merujuk ke
penyakit ini, seperti bintik-bintik merah di bawab
permuksan kulit. Scjumlah penderita DBD
meninggal dunia hanya setelah dua hari
Bila tidak dilakukan
mengalami panas
penatalaksanaan. yang tepat, maka kemmungkinan
kasus yang sama dapat terjadi pada tahun tahun
bberikutnya.
Dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM)
RSAM ‘selalu ditemukan kasus DBD setiap.
tahunnys, hal ini terjadi karena kota Bandar
Lampung merupakan dserch endemik DBD.
Banyaknya kasus DBD yang terjadi di Provinsi
Lampung menyebabkan peningkatan dalam.
menampung perawatan penderita di berbagai
rumah sakit, terstama RSUD dr H. Abdoel
Moeluk yang merupakan rumah sakit rujukan dan
rumah sakit pendidikan, hal ini mendorong
penulis untuk meneliti gambaran manifestasi
‘klinis dan aboratorium demam berdarah dengue
DBD di bagian tImu Keschatan Anak RSUD dr
H_ Abdul moctock Lampung.
METODE
Desain penclitin yang digunakan adalah studi
deskriptif retraspektif, dimana sumber data
penclitian adalah menggunakan data skunder
dengan melihat variabel-variabel penclitian yang
‘ercatat pada rckam medik anak yang menderita
penyakit DBD selama periode Juni 2007- Juni
+2008 di hogian rekam medik RSUD de. H. Abdul
Moelosk.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak
yang didiagnosa menderita penyakit, DBD.
Sample dalam penelitian int menggunakan tcknik
total sampling, dimana semua populasi yang
memenuhi kriteria inklusi yaity ansk yang
didiagnosa DBD berdasarkan kriteria WHO
1997,usiadiatas 1 bulans/d 18 tahun, dan adanyaM. Megpkur Bera eat.
kelengkapan data rekam medik, sedangkam kriteria
ekslusi adalah anak yang meninggal dunia oleh
Karena DBD dan data rekam medik tidak lenekap:
Penelitian sccara deskriptif-analitik. Analisa
statistik dilakukan dengan menggunakan
komputer program SPSS for windows versi 16.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sclama kurun waktu penelitian didapatkan sulbjek
sebanyak 95 orang penderita, tetapi yang
memenuhi kriteria_penelitian schanyak 85 orang
Karakteristik umum dari pendcrita-penderita ini
dapat dilthat pada tabel 1 dan karakteristik Klinik
subjek penelitian pada tabel
‘Tabet 1. Karakteristik unum subjek penelitian
Karakteristik Jumlh = %
1, Unmur(bulan)
12tahun 0 8
2 Jeniskelamin
Laki-laki 30, 388
Perempuan cy al
Pada tabel 1, Penderita yang terbanyak pada umur
Stahun -<12 tahun sebanyak 47 penderita(55.3%)
dan terendah pada umur <2 tahun sebanyak 2
penderita (2.3%).
‘Tabel2. Karakicristik gejala klinik dan
lahoratorium subjek penelitian
or Atanifesee Klis dan Labor
4 330
a. 308
Wie
2 19
4 30
8 78
103100.
3. Hepatomezali
Ada Is
Tidak ada
jae
2
3
oo
00.0
—S._Peningkatan hematokrit
n an7
4 318
° ino
as oqo
6 Ujiserologis
IMIG
+t 7S
+1. n2
2A
100.0
Pada tabel 2, terlihat bahwa penderita DBD
dengan lama demam sclama | -3hari scbanyak 18
penderita (21.2%), sclama 4-5 hari sebanyak 48
penderita (56,5%6) dan selama 6 - 7 hari scbanyak
19 penderita (22.4%). Pada penderita DBD
dengan manifestasi perdarahan berupa uji
tourniquet positip sebanyak 34 penderita (33,06),
petekie sebanyak41 penderita (39.8%), epistaksis
sebanyak 14 penderita (13.6%), perdarahan gusi
sebanyak 2 penderita (1.9%), hematemesis
sebanyak 4 penderita (3.9%) dan melena sebanyak.
8 penderita (7.8%). Pada scorang penderita dapat
ddijumpai lebih dari satu macam gejala perdarahan.
Pada penderita DBD dengan hepatomegali
sebanyak 15 penderita (17.6%), sedangkan
penderita yang tidak ada hepatomezali sebanyak
7Openderitat82.4%)14 dana Kedohteran dam Rexchaien Univers Lampung lo
Pada penderita DBD dengan jumlah wombosit 10
3/mm3 - 30 3mm3 schanyak 2 penderita (2.3%).
230 Mimm3 - 50 3mm 3 sebanyak 23 orang
(27.1%)dan 50 3/mm3 - 100 3/mm3 sebanyak:
60 penderita (70.6%). Pada penderita DBD
dengan kadar peningkatan hematokrit antara 20%
29% sebanyak 32 penderita (37,7%), antara 30%
~ 39% sebanyak 44 penderita (51.8%) dan >39%
sebanyak 9 penderita (10.6%). Pada penderita
DBD denganyji serologis berupa IgM (+)/lgG (+)
sschanyak 65 penderita (76.5%), penderita dengan
IgM (+)gG (-) scbanyak 18 penderita (21.2%)
dan pasicn dengan IzM (-)IgG (+) schanyak 2
orang(2,4%)
Tabel3 : Distribusi frekucnsi pasicn DBD.
berdasarkan derajat penyakit DBD
Derajatpeny: DBD Jumih %
1 2 m7
W 30 588
n 129
3 »
Total 8s 100
Pada tabel 3 Terdapat penderita DBD derajat 1
schanyak 21 penderita (24.7%), DBD: derajat 11
schanyak 50. penderita (58.8%), DBD derajat 111
scbanyak 11 penderita (12,9%) dan DBD derajat
IWsebanyak 3 penderita(3.0
omer 2 Feb 16
‘Tabel4, Karakicristik gejola Klinik danlaboraiorium
terhadap derajat penyakit DBD
Karkeerisik yyy Toal
1. Lamademam
(han)
13 69 3 - R
4-3 2 2 6 2
6-7 34a 2
‘Total uo M1 8s
2 1. Mt
Bos 3 4
122 4
a ee:
22 - 4
4 32 1 8
£
8
Total uo M3 8s
4. Jumlsh trombosit
193-303 2 - = 2
303-503 3 2 2B
503-1003 18 38 3160
Total m so i Bim
3. Peningkatan hematokrit
20t-20% 52 5 1 32
30%-39%%, 5B 8 2 4b
=I 16 2 - 6
Total uso M3 8s
6. Ujiserologis
IeM/IgG
oe 2 40 10388
+ a a
eo 2
Total usoIM, Maspha Renew et all, Gambaran NanfetasiKinis dan Caturaroriom | 1S
Pada tabel 4 terlihat bahwa dari 85 penderita
DBD, terdapat manifestasi perdarahan yang
terbanyak odalah petckie scbanyak 41. pendrita
yaitu pada DBD derajat 1 dengan 33 penderita,
sedangkan manifestasi perdarahan yang terendah
adalah perdarahan gusi scbanyak 2 penderita.
Penderita DBD yang terbanyak tidak terdapat
hepatomegali sebanyak 70 penderita, yaitu
terbanyak pada DBD derajat I berjumlah 43
penderita. Pada gejala klinis dengan jumlah
trombosit yang terbanyak adalah >503/mm3 ~
1003/mm3
sebanyak 60 penderits, yaitu
terbanyak pada DBD derajat 1 sebanyak 38
penderita, sedangkan yang terendah dengan
trombosit 103/mm3 - 303/mm3_ yaitu pada DBD
derajat 1 dan derajat 1V. Pada kadar peningkatan
hhematokrit yang terbanyak pada hematokrit 30% -
39% schanyak 4 penderita, yaitu terbanyak pada
DBD derajat M1 sedangkan kadar peningkatan
hematokrit yang terendah pada lematokrit >39
sebanyak 9 penderita. Uji serologis yang
terbanyak pada serologis IeM(+)/IeG (+)
sebanyak 65 penderita yaitu terbanyak pada DBD
derajat II scbanyak 40 penderita, sedanekan yang
terendah uji serologis IgM (-)/lgG (+) scbanyak 2
penderita
DISKUSI
Demam berdurah dengue ditandai dengan 4
manifestasi klinis, yaitu demam tinggi selama 2-7
hari, terdapat perdarahan, hepatomegali dan
kegagalan sitkulasi darah. WHO (1997) membagi
derajat penyakit DBD dalam 4 derajat, Derajat I=
demam discriai gejala tidak Khas dan satu-satunya
manifestasiperdarahan adalah uji_ tourniquet
positip. Derajat It: derajat 1 disertai perdarahan
spontan di kulit dan atau perdarahan Iain. Derajat
11; ditemukan kezagalan sirkulsi, yaitu nadi cepat
ddan lembut, tekanan nadi menurun (? 20 mmhg)
atau hipotensi disertainkulit dingin, lembab dan
pasicn menjadi gelisah. Derajat IV = Syok berai,
nnodi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak
dapat diukur. 1.5
‘Berdasarkan hasil penclitian didapatkan bahwa
dari 85 pasien DBD, umur pasicn betkisar 4 bulan
sampai dengan 14 tahun, dengan terbanyak
penderita dengan umur S sampai dengan 12 tahun
schanyak 47 penderita (55.3%). Hasil penclitian
ini sesuai dengan teori Sumarmo babwa di
penderita DBD terbanyak ialah anak
berumur 5 sampai dengan 1 tahun 2. Lama
demam penderita DBD pada penelitian ini
berkisar antara 2 sampai dengan 7 hari, lama
Indonesit
demam ini scsuai dengan kritcria diagnosis
menurut WHO dan penclitian Sutaryo dan
Syarifah Hanum bahwa scbagian besar pasien
melalui fase demam yang berlangsung antara 2-7
hari dizkuti dengan dengan fase kritis yang
Panjangnys antara 2-3 hari 6. Manifestasi
erdarahan yang terbanyak pada penelitian ini
adalah petckic pada 41 penderita (39,8%), dimana
hhasil penclitian ini sesuai dengan penclitian yang
dilakukan Sumarmo di bagian Ilmu Kesehatan
Anak RSCM Jakarta, bahwa manifestasi
erdatrahan yang terbanyak adalah petckic 79.1%
2. Perdarahan pada demam berdarah dengue dapat
babkan oleh angiopati, trombositopnia, faktor
yang berperan adalah koagulopati, termasuk
sebagai
fibrinolisis 7. Pada penelitian ini penderita DBD
‘yang terdapat hepatomegali terdapat 15 penderita
lanjutan proses koagulasi_ proses16 | JarnatKedekterunaten Kesehatan Cniveras Lampang Vale 2 Nowe 2 Februari
(17.0%), sedangkan penderita yang tidak verdapat
epatomegali sebanyak 70 orang (82.4%)
Hati yang membesar pada umumnya dapat diraba
pada permulaan penyakit dan pembesaran hati ini
tidak sejajr dengan betat penyakit. Hati pada anak
sekitor 4 tahun dan atau lebih dengan gizi yang
bik biasanya tidak teraba 5. Pada hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa semua penderita DBD
mengalami trombositopenia dengan jumlah
trombosit di bawah
‘Trombositopeni pada DBD disebabkan oleh multi
faktor. Pada masa akut trombositopenia
100.000/mm3
disebabkan oleh depresi_sum-sum tulang,
Kemudian pada fase sclanjutnya kerusakan
trombosit kirena reaksi imunologis, ada antigen
dengue di permukaan trombosit, ada reaksi
komplemen dan sekuestrasi oleh hatis
Peningkatan Hematokrit yang terbanyak yaitu
dengan kadar peningkatan hematokrit antara 30%-
39% schanyak 44 penderita (51.8%), bahwa
peningkatan kadar hematokrit atau
hemokonsentrasi menunjukkan adanya kebocoran
plasma. Hemokonsentrasi dengan peningkatan
hematokrit lebih dari 20% merupakan bukti nyata
adanya peningkatan permedbilitas kapiler dan
kebscoran plasmal,9. Pada uji serologis
memperiihatkan bshwa Uji setologis yang terbanyak
‘pada penelitian ni adalah IgM (+)gG (+) scbanyak 65
pendcrita dari 85 penderita DBD. Sctclah satu mingeu
tubub terinfeksi virus dengus, teri viremia yang
diikuti olch pembentukan IgM antidenguc. [pM hanya
berada dalam waktu yang relatif singkat dan akan
disusul segersoleh pembentukan iG 5.
tm. 1-16
KESIMPULAN
Penegakkan diagnosis DBD berdasarkan gcjala Klinis
dam laboratorium. yaitu berdasorkan kriteria WHO
(1997) dan dikonfermasikan dengan pemeriksaan
serologik hemaghutinasi atau IgM dan Ig, Langkah-
Iungkah pencegahan dan pemberantasana
berkesinambungan harus dilakukan bersama-sama
oleh scluruh masyarakat, terutama kcbersihan
Fingkungan untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti
sebagai veltor pernniara infeksidenguc.
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO, Demam Berdarsh Dengue: dingnosis,
Pengobatan dan Pengendalian. EGC, Jakarta
1097
Sumamme Poorwo Seedanmo, Demam Berdarah
(Dengue) pada Anak. Balai Penetbit FK. UL
Jakarta, 2005
3. tkatan Dokter Anak Indonesia (IDAN). Deteksi
Demam Denguc dan Demam Berdarah
Dengue sctuasi saat ini, Untuk Mercka Kita
Bekerja, 2005:-49-80.
4. Dinas Keschatan Provinsi Lampung. Tabel Kasus
don Kematian DBD di Frovinsi Lampung
‘Tahun 2008, Lampung pos.27 Februari 2009,
5. Sumarme Poorwo Socdarmo. — Infeksi Virus
Dengue. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.
Ikatan Dokter Anak Indanesia.2002: 176-178
6. Sutaryo, Syarifah Hamum. Pengzunaan Monitor
Demam Berdarah Dengue. Tatalaksana Syok
an Perdarahan Pada Demam Berdarah
Dengue. Medika Fakultas Kedokteran UGM.
Yoghyakarta, 2004: 06-101
7. Sutaryo, Puji Hagung W. Patogenesis Koazulopati
Pada DED. Tatalaksana Syok dan Perdarahan
Pada Demam Berdarah Dengue, Medika
Fakultas Kedokteran UGM Yorhyakara,
2004:30-33
8. Sutaryo, Sri Molatsih, Trombositopeni dan
‘rombopati pada DBD. Tsislaksana Syok dan
Perdarahan Pada Demam Berdarah Dengue
Medika Fakultas Kedokteran UGM
‘Yoghyakarta, 2004: 20-23
9. Hadinegoro, Sri Rezeki, Hindra 1. Demam
‘Berdarah Dengue. Tatalaksana DBD. Naskah
Pelatihan Bagi Pelatih Dekter Spesialis Anak
dan Dokict Spesialis Penyakit Dalam.