You are on page 1of 12

ISSN 2407-733X

E-ISSN 2407-9200 Jurnal Teknik Sipil Unaya


pp. 129-140

PENGARUH PENCAMPURAN SEMEN TERHADAP


KUAT GESER TANAH LEMPUNG LAMPOH KEUDE

Muhammad Zardi1, Mukhlis2


1), 2)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Abulyatama
Jl. Blang Bintang Lama Km 8,5 Lampoh Keude Aceh Besar, email:
mr_zardi@yahoo.com

Abstract: The aim of the tests was to investigate the influence of cement on clay of
Lampoh Keude Village Kuta Baroe district Aceh Besar district. Results to be seen is
parameters of shear angle (ø) and cohesion (c) of the direct shear test. Normal
stress to be given to direct shear test is 0.305 kg/ cm2, 0.634 kg cm2 and 1.293 kg
/cm2 with optimum moisture content obtained 23.15% and the dry volume weight
1.438 gr /cm2. This study tested three samples for each percentage mixture of 0%,
4%, 8%, 12% and 16% with one day curing period. The amount of specimen
without cement mixture was made of 3 specimens and without cement mixture was
made of 12 specimens for 3 repetitions testing. Soil testing in the lab include testing
the physical properties of the native land, the mechanical properties of the native
land and land with a cement mixture. Based on the testing of the physical
properties of the native land, AASHTO classifying soil in group A-7-6 (11) and
USCS classifying soil as a silt and clay in CH group. The addition of cement shows
the stability of direct shear tests with increases of cohesion (c) and friction angle
(ø) is 0% cement is c = 0.797 kg/cm2 and ø = 31.45o, 4% cement is c = 1.326
kg/cm2, ø = 36,22o, 8% cement is c = 1.529 kg/cm2 and ø = 38,55o, 12% cement is
c= 1.950 kg/cm2, ø = 38,11o and 16% cement is c = 2.084 kg/cm2, ø = 39,01o.
Direct shear test results by mixing cement on clay showed an increase cohesion (c)
and friction angle (ø) parameters.
Keywords : clay, cohesion, friction angle, direct shear.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh semen terhadap tanah
lempung Desa Lampoh Keude Kecamatan Kuta Baroe Kabupaten Aceh Besar.
Hasil yang ingin dilihat adalah parameter sudut geser (ø) dan kohesi (c) dari
pengujian geser langsung (direct shear test). Tegangan normal yang diberikan
untuk pengujian geser langsung adalah 0,305 kg/cm2, 0,634 kg/cm2 dan 1,293
kg/cm2 dengan kadar air optimum yang diperoleh 23,15% dan berat volume kering
1,438 gr/cm2. Adapun dalam penelitian ini diuji tiga sampel untuk masing-masing
persentase campuran 0%, 4%, 8%, 12% dan 16% dengan masa pemeraman 1 hari.
Benda uji tanpa campuran semen dibuat 3 buah dan dengan campuran semen dibuat
12 buah untuk 3 kali pengulangan pengujian. Pengujian tanah di laboratorium
meliputi pengujian sifat fisis tanah asli, sifat mekanik tanah asli dan tanah dengan
campuran semen. Berdasarkan pemeriksaan sifat fisis tanah asli, AASHTO
mengklasifikasikan tanah dasar sebagai tanah berlempung dalam kelompok A-7-6
(11) dan USCS mengklasifikasikan tanah dasar sebagai tanah lanau dan lempung
dalam kelompok CH. Penambahan pencampuran semen memperlihatkan kestabilan
tanah dari uji geser langsung dengan peningkatan kohesi (c) dan parameter sudut
geser (ø) yaitu 0% semen sebesar c = 0,797 kg/cm2 dan ø = 31,45o, 4% semen
sebesar c = 1,326 kg/cm2 dan ø = 36,22o, 8% semen sebesar c = 1,529 kg/cm2 dan
ø= 38,55o, 12% semen sebesar c= 1,950 kg/cm2 dan ø = 38,11o, 16% semen sebesar
c= 2,084 kg/cm2 dan ø = 39,01o. Hasil pengujian geser langsung dengan
pencampuran semen pada tanah lempung menunjukkan adanya peningkatan kohesi
(c) dan parameter sudut geser (ø).

Kata kunci : tanah lempung, kohesi, sudut geser, direct shear.

Volume 1, No. 2, Juli 2015 129


Jurnal Teknik Sipil Unaya

Tanah mempunyai kaitan erat dengan bahan tersebut, maka banyak hal yang harus
perencanaan suatu struktur bagian bawah diselidiki, terutama diketahui sifat-sifatnya
kontruksi, seperti struktur jalan raya, dan kemampuan bahan tersebut. Sifat-sifat
bangunan, lapangan terbang, dan berbagai tanah yang ditinjau ialah sifat fisis dan sifat
aplikasi lainya. Kestabilan struktur bangunan mekanis. Data sifat fisis dipakai untuk
bawah ikut menentukan kestabilan struktur mengelompokkan tanah dalam suatu sistem
bangunan diatasnya. Untuk itu banyak hal klasifikasi, sedangkan sifat mekanis antara
yang menarik untuk dipelajari tentang prilaku lain untuk mengetahui sifat kepadatan dan
kekuatan tanah bawah kontruksi. kekuatannya.
Salah satu yang harus diperhatikan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dalam pemilihan bahan kontruksi terhadap mengetahui parameter sudut geser (ø) dan
tanah adalah kuat gesernya. Kekuatan geser nilai kohesi (c). Hasil penelitian ini
tanah (shear strength of soil) yaitu diharapkan bisa diperoleh perbandingan
kemampuan massa tanah dalam dalam pencampuran tanah lempung dengan
mempertahankan struktur butirannya yang bahan-bahan stabilisasi yaitu semen. Tanah
disebabkan oleh gaya luar, baik berupa gaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tekan maupun gaya tarikan. tanah lempung yang berasal dari Desa
Kekuatan geser tanah tergantung pada Lampoh Keude Kecamatan Kuta Baro
parameter kekuatannya yaitu sudut geser ø) Kabupaten Aceh Besar. Tanah yang terdapat
dan nilai kohesi (c). Kuat geser tanah ditempat ini sebagian besar mengandung
dipengaruhui oleh beberapa faktor seperti lempung.
angka pori, ukuran butiran dan kadar air.
KAJIAN PUSTAKA
Pada beberapa kasus sering dihadapkan
Klasifikasi Tanah
pada pemakaian tanah sebagai material bahan
Umumnya, penentuan sifat-sifat tanah
timbunan badan jalan (tidak memenuhi
banyak dijumpai dalam masalah teknis yang
persyaratan) seperti tanah lempung kadar
berhubungan dengan tanah. Hasil dari
tinggi. Tanah jenis ini selain daya dukungnya
penyelidikan sifat-sifat ini kemudian dapat
relatif rendah juga mempunyai sifat
digunakan untuk mengevaluasi masalah-
mengembang (swelling) yang cukup besar
masalah tertentu seperti, penetuan penurunan
bila jenuh air, oleh karena itu perlu ada usaha
bangunan, penetuan kecepatan air yang
untuk memperbaiki daya dukungnya bila
mengalir lewat benda uji guna untuk
harus dijadikan bahan kontruksi. Salah satu
menghitung koefisien permeabilitas, dan
upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan
untuk mengevaluasi tanah yang miring.
menambahkan bahan stabilisasi terhadap
Menurut Bowles (1993) bahwa
tanah asli berupa semen.
penentuan jenis tanah atau klasifikasi tanah
Sehubungan dengan banyak kegunaan

130 Volume 1, No. 2, Juli 2015


Jurnal Teknik Sipil Unaya

berdasarkan pemakaian lebih memadai bagi Sistem Klasifikasi Tanah AASTHO


keperluan teknik. Hal ini disebabkan karena Pemberiaan sebutan kelompok tanah
dasar klasifikasi memperhitungkan sifat-sifat menurut klasifikasi ini adalah berdasarkan
fisis tanah disamping persentase ukuran ukuran butir butirannya.
butiran. Tanah dapat diklasifikasi secara Hal ini dikemukakan oleh Hold dan
umum sebagai tanah kohesif dan tidak Konvacs (1981), bahwa tanah terbagi atas
kohesif atau berbutir halus dan berbutir kasar. beberapa jenis yaitu:
Metode yang paling umum digunakan  Berangkal (baulders) diameter lebih
sebagai dasar klasifikasi dalam mekanika besar 75 mm;
tanah adalah sistem klasifikasi AASHTO  Kerikil (gravel) diameter 2 mm sampai
(American association of state highway and dengan 75 mm;
transportation Official) dan sistem klasifikasi  Pasir Kasar (coarse sand) diameter
USCS (Unified Soil Clasification system). 0,425 mm s/d diameter 2 mm;
Kedua sistem tersebut mengelompokkan  Pasir halus (fine sand) diameter 0,075
tanah berdasarkan distribusi ukuran butiran mm s/d 0,425 mm, dan
dan batas-batas Atterberg.  Lanau lempung (silt clay) diameter
butiran yang lolos saringan no.200
(diameter 0.075 mm).

Tabel 1. Klasifikasi sistem AASTHO

Sumber: Hary Christady Hardiatmo (2006)

Pertimbangan lain secara umum terbagi yang butir halusnya (lolos saringan no. 200)
menjadi 2 kelompok yang besar, kelompok paling maksimal 35% dari berat keseluruhan
pertama adalah kelompok granular materials massa tanah itu. Kelompok tersebut terdiri
(bahan-bahan yang berbutir kasar), tanah dari jenis-jenis A-1, A-2, dan A3.

Volume 1, No. 2, Juli 2015 131


Jurnal Teknik Sipil Unaya

Kelompok kedua adalah yang disebut Sistem klasifikasi tanah USCS


silt clay material (bahan-bahan lanau Sehgal (1979) mengemukakan, bahwa
lempung) yaitu tanah yang butiran halusnya tanah yang diklasifikasikan menurut sistem
(yang lolos saringan No. 200) paling ini dapat dibagi menjadi 3 kelompok utama.
minimum 36% dari berat keseluruhan tanah Pertama adalah tanah yang berbutiran kasar
tersebut. Jenis-jenis yang termasuk kedalam (Coarse Grained Soil), dengan persyaratan
kelompok ini adalah A-4, A-5, A-6, dan A-7. bahwa berat butiran yang tertinggal diatas
Ketentuan lainnya adalah banyaknya butiran saringan no. 200 minimum 50%. Kedua
yang lolos dari saringan-saringan nomor ; 10, adalah tanah yang berbutir halus (Fine
40, dan 200, disertai dengan tingkat batas cair, grained soil), dengan persyaratan bahwa
indeks plastisitas, dan indeks kelompok. butiran tanah yang lolos saringan no. 200
Penentuan indeks kelompok tanah yang minimum 50%. Terakhir adalah berupa
dipaparkan oleh Hold dan Kovacs (1981), tanah-tanah organic (Organic soils).
dengan perumusan sebagai berikut: Pengelompokkan jenis pertama dan
GI=(0,2.a)+(0,005.a.c)+(0,01.b.d).........(1) kedua telah disebutkan,juga berdasarkan
dimana : tingkat plastisitas dan gradasinya,tetapi
a = bagian dari persentase yang lolos kelompok yang terakhir berdasarkan pada
saringan No. 200 yang lebih besar pengamatan warna dan bau secara visual.
dari 35 dan tidak melebihi 75,
Kuat Geser Tanah
dinyatakan sebagai bilangan bulat
Parameter kuat geser tanah diperlukan
berkisar dari 1 sampai 40)
untuk analisis-analisis kapasitas dukung
b = bagian dari persentaseyang lolos
tanah, seperti stabilitas lereng dan gaya
saringan No.200 yang lebih besar
dorong pada dinding penahan tanah. Menurut
dari 15 dan tidak melebihi 55,
teori Mohr (1910) kondisi keruntuhan suatu
dinyatakan sebagai bilangan bulat
bahan terjadi oleh akibat adanya kombinasi
(berkisar dari 1 sampai 40)
keadaan kritis dari tegangan normal dan
c = bagian dari batas cair yang lebih
tegangan geser.
besar dari 40 dan tidak lebih besar
Punmia (1980) memberikan batasan
dai 60, dinyatakan sebagai bilangan
tentang kuat geser tanah yaitu kemampuan
bulat (berkisar dari 1 sampai 20)
butiran tanah untuk dapat menahan
d = bagian dari indeks palstisitas yang
(menghambat) akibat pengaruh tegangan
lebih besar dari 10 dari dan tidak
geser yang bekerja untuk dapat menahan
melebihi 30, dinyatakan dalam
kondisi keruntuhannya disebut kuat geser
bilangan bulat (berkisar dari 1
tanah itu sendiri, sehubungan dengan hal
sampai 20)
tersebut, Takeda (1977) mengemukakan

132 Volume 1, No. 2, Juli 2015


Jurnal Teknik Sipil Unaya

bahwa kuat geser tanah pada hakikatnya bahan terjadi oleh akibat adanya kombinasi
terdiri dari dua (2) komponen yaitu: keadaan kritis dari tegangan normal dan
a. Kekuatan kohesi yang terkandung dari tegangan geser pada bidang runtuhnya,
macam tanah dan kepadatannya, tetap dinyatakan dalam persamaan :
tidak terganggu pada beban vertikal yang   f .( ) ……………………........(2)
bekerja pada bidang geser. Jika hubungan tegangan normal dan
b. Kekuatan gesekan (sudut geser dalam) tegangan geser yang berupa sejumlah titik
yang berbanding lurus dengan beban yang masing-masing dihubungkan maka
vertikal yang bekerja pada bidang geser. berbentuk garis lengkung (kurva). Garis
lengkung tersebut dinamakan selubung
Teori tentang kekuatan geser tanah pada keruntuhan mohr (failure envelope), dengan τ
mulanya dikemukakan oleh Coulumb (1977) adalah tegangan geser pada saat terjadinya
dan terakhir digenerasikan oleh Mohr (1910) keruntuhan atau kegagalan, dan σ adalah
berpendapat bahwa kondisi keruntuhan suatu tegangan normal pada saat kondisi tersebut.

Tabel 2. Klasifikasi sistem USCS

Sumber: Hary Christady Hardiatmo (2006)

Volume 1, No. 2, Juli 2015 133


Jurnal Teknik Sipil Unaya

Coulumb beranggapan bahwa selubung Bahan Stabilisasi Semen


keruntuhan geser itu adalah merupakan garis Semen PC adalah bahan hidrolis yang
lurus atau fungsi linear yang dituliskan dari dihasilkan dengan cara mencampurkan batu
persamaan: kapur yang mengandung kapur (CaO) dan
  c   tan ø …….……………........(3) lempung yang mengandung silika (SiO2),
dimana : oksida alumina (AL2O3) dan oksida besi
2
τ = kuat geser tanah (kN/m ) (Fe2O3) dalam oven dengan suhu kira-kira
2
c = kohesi tanah (kN/m ) 145°C sampai menjadi klinker. Klinker ini
ϕ = sudut gesek dalam tanah atau dipindahkan, digiling sampai halus disertai
sudut gesek intern (0) penambahan 3-5% gips untuk mengendalikan
σ = tegangan normal pada bidang waktu pengikat semen agar tidak berlangsung
2
runtuh (kN/m ) terlalu cepat .
Selain memenuhi persyaratan kimia dan
fisik, semen juga mempuyai sifat-sifat lain
seperti hidrasi semen, kekuatan pasta semen
dan faktor air semen Hal yang penting
mendapat perhatian adalah pengikatan dan
pengerasanya. Pengikatan adalah peralihan
dari keadaan keras, sedangkan pengerasan
ialah penambahan kekuatan setelah
Gambar 1. Grafik hubungan tegangan normal
terhadap tegangan geser pengikatan itu selesai. Pada proses pengikatan
Sumber : Bowles (1989)
ada 2 tahap yaitu waktu awal pengikatan dan
Beberapa faktor yang mempengaruhi akhir pengikatan. Waktu awal pengikatan
kuat geser tanah adalah waktu pada saat mulainya semen
Bowles (1986) mengemukakan, menjadi kaku terjadi dalam jam dan menit
bahwa kuat geser bukanlah merupakan hal setelah semen itu diaduk menjadi air. Waktu
yang unik, tetapi tergantung pada beberapa akhir pengikatan adalah waktu sampai
hal antara lain: jenis tanah, kadar air, mencapai pastanya menjadi massa yang
kepadatan, metode percobaan, dan lain- keras.
lainnya. Kadar air tanah mempunyai efek
penting terutama pada tanah jenis lempung. Pemadatan Tanah

Pengaruh kadar air tanah terhadap kuat Menurut Bowles (1993), pemadatan

gesernya, bahwa makin besar kadar air tanah merupakan usaha untuk mempertinggi

kuat geser akan terus menurun. kerapatan tanah dengan memakai energi
mekanis untuk menghasilkan pemampatan
partikel. Energi mekanis yang digunakan

134 Volume 1, No. 2, Juli 2015


Jurnal Teknik Sipil Unaya

dalam proses pemadatan dapat merupakan METODE PENELITIAN


usaha dari penumbukan (impact), penekanan, Pekerjaan awal yang dilakukan berupa
penggetaran, dan penggilasan. Menurut Craig pengambilan contoh tanah dan diangkut ke
(1987), pemadatan (compaction) adalah laboratorium untuk dilakukan pengukuran
proses naiknya kerapatan tanah dengan sifat fisis dan mekanis.
memperkecil jarak antar partikel sehingga
Pengumpulan Data
terjadi penyempitan volume udara.
Data yang diperlukan dalam penelitian
Menurut Sosrodarsono dan Nakazawa
ini meliputi data primer dan data sekunder.
(2005), bahwa hubungan antara berat isi
Data primer adalah data yang diperlukan
kering (dry density) dari tanah yang di
sebagai pendukung utama dalam analisis hasil
padatkan dengan kadar air adalah berubah-
penelitian. Data ini diperoleh dari hasil
ubah secara parabolis atau lengkungan. Harga
pemeriksaan atau pengujian langsung di
maksimum dari berat isi kering disebut berat
laboratorium. Adapun data yang termasuk ke
isi kering maksimum (maximum dry density)
dalam data primer yaitu data sifat-sifat fisis
dan kadar air yang diperoleh dari pemadatan
seperti berat jenis, batas plastis, batas cair
ini disebut kadar air optimum (optimum water
serta analisa butiran, dan data sifat mekanis
content).
yang berupa kepadatan optimum dan nilai
Das (1993) mengemukakan bahwa
pengembangan. Data sekunder merupakan
percobaan–percobaan pemadatan di
data pendukung data primer yang diperlukan
laboratorium yang umum dilakukan untuk
dalam penelitian yaitu berupa angka koreksi
mendapatkan berat volume kering maksimum
benda uji, angka kalibrasi alat pengujian, serta
dan kadar air optimum adalah pengujian
sketsa lokasi pengambilan tanah dan lain
pemadatan dengan standar proctor. Prosedur
sebagainya. Data sekunder diperoleh dari
pelaksanaan pengujian proctor standar telah
instansi-instansi yang terkait dari studi
dirinci dalam ASTM Test Designation T – 99.
literatur dan konsultasi.

Peralatan yang digunakan


Material yang digunakan pada penelitian
ini adalah tanah dan semen pc. Baik itu untuk
pengukuran sifat-sifat fisis maupun
pengukuran mekanik. Penelitian ini terdiri
dari tiga pengujian utama yaitu pengujian
sifat-sifat fisis tanah (mulai dari 0%, 4%, 8%,
Gambar 2. Grafik hubungan kadar air dengan
berat volume kering 12% dan 16%), selanjutnya percobaan
Sumber : Hary Christady Hardiatmo (2006)
pemadatan tanah dan pengujian geser
langsung. Pada pengujian sifat-sifat fisis

Volume 1, No. 2, Juli 2015 135


Jurnal Teknik Sipil Unaya

tanah, peralatan yang digunakan terdiri dari kadar air rata-rata, kadar air optimum (OMC
flask, sungkup vacum, timbangan, satu set = Optimum Moisture Content) dan berat
saringan, mangkuk casagrande, hidrometer, volume kering maksimum (d max). Dari
thermometer, mixer dan oven. perhitungan tersebut akan diperoleh semen
Pengujian mekanis memakai alat yang dan air yang akan diperlukan dalam
terdiri dari mold proctor (cetakan) yang pencampuran tanah.
berbentuk silinder yang terbuat dari besi, Setelah tanah dan semen tersebut merata
timbangan, gelas ukur, pisau perata tanah, dan lalu ditambahkan dengan air yang telah
extruder yang digunakan terdiri dari dihitung banyaknya. Air tersebut diukur
dongkrak dan kerangka besi. dengan cara memasukannya ke dalam gelas
ukur. Lalu tanah yang telah selesai diaduk
Pengambilan sampel tanah
dimasukkan ke dalam kantong plastik. Hal
Tanah yang digunakan pada
ini untuk menjaga agar kadar air dalam tanah
penelitian ini adalah tanah lempung (soil of
tidak berkurang.
clay) yang berasal dari kawasan Desa
Adapun dalam penelitian ini diuji 3
Lampoh Keude Kecamatan Kuta Baro
sampel untuk setiap persentase pencampuran
Kabupaten Aceh Besar, tanah lempung yang
bahan-bahan stabilisasi. Berikut ini
digunakan merupakan sampel tanah
ditampilkan dalam tabel variasi campuran
terganggu (disturbed sample), dan diambil
bahan stabilisasi tanah asli.
dengan menggunakan sekop. Tanah
Tabel 3. Variasi benda uji
dimasukkan ke dalam karung dan dibawa ke
Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas
Teknik Unsyiah, kemudian tanah tersebut
dimasukkan kedalam oven dengan suhu
115ºC, selama 24 jam. Tanah tersebut
selanjutnya ditumbuk dengan menggunakan
palu. Hal ini dilakukan untuk mempermudah
memecahkan gumpalan tanah sehingga tanah
mudah untuk disaring.
Pembuatan Benda Uji Untuk

Pencampuran (Stabilisasi) Pengujian Geser Langsung

Pencampuran tanah dengan semen, Pembuatan masing-masing benda uji

dengan cara mencampurkan tanah dan semen melalui pemadatan dengan kadar air optimum

secara merata didalam suatu wadah, untuk diambil dari hasil pengujian proctor test, berat

mengetahui bebarapa banyak tanah dan tanah tiap mold 2.100 gram, berat mold 4,961

semen yang akan dicampur, terlebih dahulu kg, luas mold 1.105 cm2, tinggi jatuh

harus diketahui berat tanah untuk satu sampel, penumbuk 30,5 cm dengan 25 kali tumbukan

136 Volume 1, No. 2, Juli 2015


Jurnal Teknik Sipil Unaya

dengan 3 lapisan dengan masa tunggu perendam kemudian kencangkan baut


pemeraman 1 x 24 jam. Sampel tanah dari pengunci.
mold dikeluarkan dengan ekstruder. Setelah Setelah itu pasang plat geser atas,
sampel dikeluarkan dan dilakukan koreksi kemudian pasang pen sehingga plat geser
terhadap tinggi sampel dengan cara bawah dan atas lubangnya akan simetris.
memotong sampel dengan wire saw, tiap Kemudian masukan plat alas, dan batu pori.
mold dicetak benda uji sebanyak 3 buah Setelah itu letakkan sampel tanah kemudian
untuk pengujian geser langsung dengan himpit dengan batu pori dan penekan contoh.
menggunakan cutting ring (ring cetak), Pasang instalasi muatan dan palang kecilnya
dengan tinggi sampel 2 cm dan berdiameter akan berhubungan dengan lengan
2
6,3 cm, luas sampel 31,157 cm . keseimbangan, kemudian atur handle stelan
seimbangnya. Pasang dial pergeseran dan
Pengujian Geser Langsung
proving ring. Atur posisi jarum pergeseran
Test ini dimaksudkan untuk menentukan
pada angka nol dan atur pula dial proving ring
nilai kohesi (c) dan sudut geser dalam (ø)
pada angka nol. Isi bak perendam dengan air
secara cepat. Adapun peralatan yang
sesuai kebutuhan. Pasang beban pertama
digunakan dalam pengujian ini yaitu: loading
0,509 kg. Buka pen pengunci lalu putar pen
machine, shear box, loads, sample tube,
perenggang, putar engkol sehingga tanah
proving ring, dial indicator 2 buah, wire saw,
mulai menerima beban geser.
dan peralatan tambahan yaitu: moisture
Baca dial pergeseran setiap 15 detik
content test set, wash bottle, stop watch,
sampai tercapai beban maksimum atau
vernier caliper, spatula.
deformasi 10% diameter benda uji. Masukan
Adapun prosedur pengujian ini,
sampel kedua sesuai prosedur, gunakan beban
siapkan benda uji sebanyak 3 buah,
1,536 kg. Untuk sampel ketiga lakukan
masukkan contoh tanah kedalam tabung
seperti prosedur, gunakan beban 3,59 kg.
pembuat yaitu (sample tube), kemudian
Perawatan dilakukan dengan cara
keluarkan dengan alat pengeluarnya
mengeringkan bak perendam setelah
(extruder). Ratakan tanah yang menonjol
percobaan selesai. Bersihkan cincin geser
dikedua ujung benda uji dengan pisau
terutama bidang gesernya agar tidak terjadi
pemotong (wire saw), timbang sampel
hambatan bila diberikan beban horizontal.
dengan ketelitian 0,1 gram, stel bak geser
Lumasi as pendorong yang menempel pada
(shear box) dimana plat geser bawah
proving ring agar dapat bergerak bebas tanpa
diletakkan pada permukaan dasar bak
hambatan. Buka box gigi penggeraknya.
perendam kemudian kencangkan bak
Buka keempat baut tersebut lalu periksa isi
pengunci. Setalah itu pasang plat geser bawah
box tersebut, kencangkan baut (borg)
diletakkan pada permukaan dasar bak
penahan gigi dan tambahkan oli secukupnya,

Volume 1, No. 2, Juli 2015 137


Jurnal Teknik Sipil Unaya

putar engkol maju mundur sampai lancar. Kualitas tanah tersebut dapat ditentukan
berdasarkan indeks kelompoknya. Indeks
HASIL PEMBAHASAN
kelompok ditentukan dari nilai batas cair,
Klasifikasi menurut AASHTO
indeks plastis dan persentase butiran yang
(American Association of State Highway and
lolos saringan 200, dengan menggunakan
Transportation Officials) dilakukan
Persamaan 2.1 yaitu GI = (0,2 x 19) + (0.05 x
berdasarkan hasil analisis saringan dan
19 x 14) + (0,01 x 39 x 16) = 23 maka
pengujian sifat-sifat fisis tanah. Data dari hasil
didapat indeks kelompoknya sebesar 16. Nilai
analisis saringan pada Tabel 4 menunjukkan
yang didapat ini menunjukkan bahwa tanah
bahwa tanah yang lolos saringan nomor 200
Desa Lampoh Keude termasuk tanah
(Ø 0,074 mm) adalah 54,03% lebih dari
lempung yang tergolong kedalam kelompok
36%, sehingga tanah tersebut termasuk tanah
A-7-6 (16).
lempung dengan simbol kelompok A-4, A-5,
Penentuan jenis tanah menurut sistem
A-6, dan A-7. Berdasarkan batas cair (LL)
USCS didasarkan pada analisis saringan,
sebesar 54,25% yang lebih besar dari 40%,
batas cair dan batas plastis. Berdasarkan
dan indek plastis (PI) sebesar 25,68% yang
analisa saringan menunjukkan bahwa tanah
lebih besar dari 11%, maka tanah tersebut
yang lolos saringan 200 adalah 54,03% yaitu
dimasukkan dalam kelompok A-7. Kelompok
lebih besar dari 50%, sehingga tanah tersebut
A-7 dibagi lagi atas A-7-5 dan A-7-6. Apabila
dimasukkan kedalam fraksi tanah yang
indeks plastis lebih kecil sama dengan batas
berbutir halus. Berdasarkan nilai batas cair
cair kurang 30 (PI ≤ LL-30), maka tanah
sebesar 54,25% yaitu lebih besar dari 50%,
tersebut dapat digolongkan ke dalam tanah
tanah tersebut dimasukkan ke dalam
dengan golongan A-7-5 dan apabila indeks
kelompok CH.
plastis lebih besar dari batas cair kurang 30
Tabel 5. Kadar air pemadatan
(PI > LL-30), maka tanah tersebut dapat
digolongkan ke dalam tanah dengan
golongan A-7-6. Berdasarkan indeks plastis
sebesar 25,68 tanah tersebut digolongkan ke
dalam kelompok A-7-6.

Tabel 4. Hasil pengujian sifat-sifat fisis


tanpa campuran

Tabel 6a. Data parameter kohesi sudut


geser pada campuran semen 0%

138 Volume 1, No. 2, Juli 2015


Jurnal Teknik Sipil Unaya

Tabel 6b. Data parameter kohesi sudut


geser pada campuran semen 4%

Gambar 3b. Grafik - pada 4% campuran


Tabel 6c. Data parameter kohesi sudut semen
geser pada campuran semen 8%

Tabel 6d. Data parameter kohesi sudut


geser pada campuran semen 12% Gambar 3c. Grafik - pada 8% campuran
semen

Tabel 6e. Data parameter kohesi sudut


geser pada campuran semen 16%

Gambar 3d. Grafik - pada 12% campuran


semen

Gambar 3e. Grafik - pada 16% campuran


semen

Penggunaan semen pada material tanah


Gambar 3a. Grafik - pada 0% campuran
semen lempung asal Desa Lampoh Keude
Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar
berpengaruh terhadap peningkatan parameter
nilai ø dan c. Benda uji tanah yang dicampur
dengan bahan stabilisasi berupa semen pada

Volume 1, No. 2, Juli 2015 139


Jurnal Teknik Sipil Unaya

material tanah lempung memiliki nilai ø dan Saran


c lebih tinggi dibandingkan dengan benda uji Penelitian tanah lempung Desa Lampoh
yang tidak dicampur dengan bahan stabilisasi. Keude agar dilanjutkan dengan material
Dengan meningkatnya nilai ø dan c berarti stabilisasi lain seperti bahan yang dihasilkan
meningkat pula kemampuan daya dukung dari limbah industri, dengan demikian dapat
tanah tersebut. Dengan demikian penggunaan membantu mengurangi sampah industri yang
semen untuk tanah yang mengandung terbuang percuma.
lempung sangat efektif untuk meningkatkan
DAFTAR PUSTAKA
kemampuan daya dukung tanah. Berdasarkan
Bowles, J. E., & Johan K. Hainim 1993.
hasil yang diperoleh, semakin tinggi
Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis
persentase penambahan semen semakin
Tanah (Mekanika Tanah). Edisi ke
tinggi pula nilai ø dan c. Hal ini dapat dilihat
dua. Jakarta: Erlangga.
pada semen campuran 4%, 8%, 12% dan
Craig. R.F., 1987. Mekanika Tanah. Edisi
16% menunjukan nilai ø dan c yang terus
ke empat. Jakarta: Erlangga.
meningkat. Semen berfungsi sebagai material
Das, B.M., 1993. Mekanika Tanah
yang merubah sifat-sifat fisis dan mekanis
(Prinsip-prinsip Rekayasa
tanah secara proses kimia.
Geoteknis). Jakarta: Erlangga.
KESIMPULAN DAN SARAN Dunn, I. S, Anderson, L. R Kiefer, 1992.
Kesimpulan Dasar-Dasar Analisis Geoteknik,
1. Tanah lempung Desa Lampoh Keude IKIP Semabu: Tempurung Kelapa
termasuk ke dalam lempung anorganik Press.
dengan plastisitas tinggi yang disimbolkan Hardiyatmo, C. H, 2006. Mekanika Tanah
dengan CH menurut sistem USCS dan I. Yogyakarta: Fakultas Teknik
termasuk golongan A-7-6 menurut sistem Universitas Gajah Mada.
klasifikasi AASHTO. Ismail,M.A., 1995. Buku Petunjuk
2. Penambahan campuran semen dapat Pratikum Mekanika Tanah dan
meningkatkan nilai ø dan c tanah Cara Menulis Laporan. Banda
lempung. Aceh: Fakultas Teknik Universitas
3. Semen dapat digunakan sebagai material Syiah Kuala.
stabilisasi tanah lempung dan mampu Purnomo, E.S.J & G.D. Soedarmo, 1997.
menambah daya dukung tanah. Mekanika Tanah 2. Malang:
4. Kuat geser tanah lempung meningkat Kanisius.
sejalan dengan penambahan kadar semen. Sosrodarsono, S, & Nakazawa, K, 2005.
Mekenika Tanah dan Teknik
Pondasi. Jakarta: Pradn

140 Volume 1, No. 2, Juli 2015

You might also like