You are on page 1of 8
_ ’ KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL SEKRETARIAT JENDERAL ee Jalan Sisingamangaraja Nomor 2 Jakarta Selatan 12014 Kotak Pos 1403 Telepon: 7228901, 7393939 email: surat@atrbpn.go.id Yth. 1. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Staf Khusus dan Tenaga Ahli Menteri di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; 2. Para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Ketua Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional; 3. Para Kepala Kantor Pertanahan. di Tempat SURAT EDARAN NOMOR 12/SE-100.KP.03/IX/2020 TENTANG PROTOKOL PELAKSANAAN KEGIATAN, PADA SITUASI PANDEMI DAN DALAM RANGKA TATANAN NORMAL BARU. DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL, I. UMUM Schubungan dengan diterbitkannya Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 64 Tahun 2020 tentang Kegiatan Perjalanan Dinas bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru, Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 65 Tahun 2020 tentang Pengendalian Pelaksanaan Jam Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara pada Instansi Pemerintah yang Berlokasi di Wilayah JABODETABEK dalam Tatanan Normal Baru dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 67 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru serta menyikapi kondisi Kantor Pusat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Sehubungan dengan hal tersebut_ dan dalam rangka keberlangsungan pelaksanaan tugas dan fungsi dalam penyelenggaraan pemerintahan serta pelayanan publik khususnya di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang dengan memprioritaskan kesehatan dan Keselamatan pegawai serta masyarakat perlu ditetapkan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Protokol Pelaksanaan Kegiatan pada Situasi Pandemi dan Dalam Rangka Tatanan Normal Baru di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Il. MAKSUD... Miya; Presi, Teper IL. WV. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud Maksud Surat Edaran ini adalah sebagai pedoman/panduan penyelenggaraan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk beradaptasi dengan Tatanan Normal Baru dan aman Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). b. Tujuan Tujuan Surat Edaran ini adalah untuk memastikan pelaksanaan tugas dan fungsi berjalan efektif dalam mencapai kinerja, pelaksanaan pelayanan publik, mencegah dan mengendalikan penyebaran serta mengurangi risiko Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. RUANG LINGKUP Ruang lingkup yang diatur dalam Surat Edaran ini meliputi Prosedur Pelaksanaan Kegiatan, pengaturan waktu kerja, penanganan pegawai yang terpapar Corona Virus Disease 2019 (COVID-i9) pada Situasi Pandemi dan Dalam Rangka Tatanan Normal Baru di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. DASAR HUKUM a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); b. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273); c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); d. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); ¢. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447); {, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6487); g. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 83); h. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 84); i. Keputusan... oe i, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi; j. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru; k. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 64 Tahun 2020 tentang Kegiatan Perjalanan Dinas bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru; 1, Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 65 Tahun 2020 tentang Pengendalian Pelaksanaan Jam Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara pada Instansi Pemerintah yang Berlokasi di Wilayah JABODETABEK dalam Tatanan Normal Baru; m. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 67 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru. Isl Ketentuan Protokol Pelaksanaan Kegiatan pada situasi pandemi dan dalam rangka Tatanan Normal Baru adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Perjalanan Dinas bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru a, Dalam rangka mencapai target kinerja dan/atau sasaran kinerjanya, Pegawai Aparatur Sipil Negara dapat melakukan Perjalanan Dinas dengan memenuhi hal-hal sebagai berikut: - Memperhatikan status penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pada daerah tujuan Perjalanan Dinas berdasarkan Peta Zonasi Risike COVID-19 yang ditetapkan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19; - Memperoleh Surat Tugas yang ditandatangani oleh minimal Pejabat setingkat Eselon I! atau Kepala Kantor bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara pada satuan kerja lainnya; - Melakukan rapid test bagi pegawai yang akan dan telah melakukan perjalanan dinas. b. Pimpinan Satuan Kerja memastikan agar pemberian penugasan dan penerbitan Surat Tugas Perjalanan Dinas bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara dilakukan secara selektif, akuntabel, dan penuh kehati-hatian sesuai tingkat urgensi dilaksanakannya Perjalanan Dinas tersebut. c. Pelaksanaan Perjalanan Dinas dilakukan dengan memperhatikan: - Peraturan dan/atau Kebijakan Pemerintah Daerah asal dan tujuan Perjalanan Dinas mengenai pembatasan keluar dan masuk orang; - Kriteria dan persyaratan perjalanan sebagaimana ditetapkan di dalam Surat Edaran Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nomor 7 Tahun 2020 sebagaimana telah diubah dengan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2020, dan kebijakan lainnya yang terkait dengan Kriteria dan Persyaratan Perjalanan Orang... re Orang yang ditetapkan oleh Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19; dan Protokol kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. d. Pimpinan Satuan Kerja memastikan Pegawai Aparatur Sipil Negara di lingkungan masing-masing mengikut hal-hal yang disebutkan dalam Edaran ini dan apabila terdapat Pegawai Aparatur Sipil Negara yang melanggar hal tersebut, maka yang bersangkutan diberikan hukuman disiplin sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. . Pegawai Aparatur Sipil Negara agar turut serta dan mengajak masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya untuk menerapkan Protokol Kesehatan, setidaknya untuk: Selalu menggunakan masker ketika berada atau berkegiatan di luar rumah tanpa terkecuali; Menjaga jarak aman ketika melakukan komunikasi antarindividu (physical distancing); dan Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. 2. Pengendalian Pelaksanaan Jam Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara khususnya untuk Instansi Pemerintah, diatur sebagai berikut: a. Khusus yang berlokasi di Wilayah JABODETABEK dalam Tatanan Normal Baru, untuk mengendalikan mobilitas Pegawai Aparatur Sipil Negara yang berasal dari dan/atau menuju wilayah JABODETABEK: y) 2) Pimpinan Satuan Kerja agar mematuhi peraturan jam kerja dan pembagian shift kerja sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pengaturan Jam Kerja pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Wilayah JABODETABEK; Setiap Pimpinan Satuan Kerja yang berlokasi di Wilayah JABODETABEK dalam Tatanan Normal Baru, untuk mengevaluasi atas efektivitas pelaksanaan edaran ini dan melaporkannya melalui tautan https://orpeg.atrbpn.go.id/jabodetabek/laporan setiap hari Jumat pada setiap minggunya paling lambat pukul 12.00 WIB b. Dalam menerapkan pengaturan jam kerja dan pembagian shift kerja, Pimpinan Satuan Kerja agar: Mengatur sistem kerja yang akuntabel dan selektif bagi pejabat/pegawai di lingkungan masing-masing yang dapat melaksanakan tugas kedinasan di kantor (work from office) dan/atau di rumah/ tempat tinggal (work from home) sesuai dengan persyaratan dan/atau kinerja yang ditetapkan dalam Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru dan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 67 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Surat Edaran Menteri Pendayagunaan... Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 58 Tahun 2020 tentang Sistem Kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dalam Tatanan Normal Baru, sebagai berikut: 1) Satuan kerja yang berada pada zona kabupaten/kota berkategori tidak terdampak/tidak ada kasus, Kepala Satuan Kerja dapat mengatur jumlah pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan di kantor (work from office) paling banyak 100% (seratus persen) dari kapasitas ruangan; 2) Satuan Kerja yang berada pada zona kabupaten/kota berkategori risiko rendah, Kepala Satuan Kerja dapat mengatur jumlah pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan di kantor (work from office) paling banyak 75% (tujuh puluh lima persen) dari kapasitas ruangan; 3) Satuan Kerja yang berada pada zona kabupaten/kota berkategori risiko sedang, Kepala Satuan Kerja dapat mengatur jumlah pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan di kantor (work from office) paling banyak 50% (lima puluh persen) dari kapasitas ruangan; 4) Satuan Kerja yang berada pada zona kabupaten/kota berkategori risiko tinggi, Kepala Satuan Kerja dapat mengatur jumlah pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan di kantor (work from office) paling banyak 25% (dua puluh lima persen) dari kapasitas ruangan; Mengatur jumlah pegawai yang dapat melaksanakan tugas kedinasan di kantor (work from office) dengan memanfaatkan ruangan yang ada dengan mengikuti kondisi lingkungan; Membagi shift kerja pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan di kantor (work from office) secara proporsional; Menyusun pengaturan teknis operasional jam kerja dan pembagian shift (work from office) kerja di lingkungan masing-masing. Pelaksanaan pengaturan jam kerja dan pembagian shift (work from office) dilaporkan secara berjenjang kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. 3. Setiap Satuan Kerja secara proaktif dan terus-menerus melaksanakan upaya pencegahan dan penanganan penyebaran COVID-19 berupa penerapan protokol kesehatan antara lain: a. b, Menyediakan tempat cuci tangan/hand sanitizer, Melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan satuan kerja masing-masing secara periodik; Melakukan rapid test apabila terdapat pegawai dan/atau keluarga pegawai positif COVID-19. Apabila hasil test dinyatakan reaktif wajib dilakukan Swab Test/Polymerase Chain Reaction (PCR). 4. Protokol Pelaksanaan Kegiatan apabila ada Pegawai yang Terpapar dan Pegawai yang Meninggal Akibat COVID-19 a, Pegawai yang terpapar COVID-19 Pegawai yang dinyatakan positif wajib melakukan isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit rujukan sebagaimana diatur dalam Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Revisi ke- 5 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan; ~ Pegawai. 6- Pegawai yang dinyatakan positif dan melakukan isolasi mandiri agar melaporkan diri pada Rumah Sakit/Puskesmas setempat; Pegawai yang melakukan isolasi mandiri, dapat masuk kantor setelah mendapat pernyataan sembuh dari Rumah Sakit atau Puskesmas setempat; Melaporkan kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pemerintah Provinsi/Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota setempat, serta Ketua Gugus Tugas Kementerian Agraria dan ‘Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Melakukan penutupan ruangan kerja pegawai yang dinyatakan positif COVID-19 selama 3 (tiga) hari dengan pembatasan pelayanan dan jumlah pengunjung serta penyemprotan disinfektan seluruh gedung kantor; Melakukan penelusuran riwayat kontak dengan pegawai yang dinyatakan positif COVID-19; Pegawai yang kontak/berinteraksi dengan pegawai yang dinyatakan positif COVID-19 agar melakukan Swab Test/ Polymerase Chain Reaction (PCR) dan melakukan isolasi mandiri sampai mendapatkan hasil pemeriksaan. Jika hasil test dinyatakan positif, wajib melakukan isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit rujukan; Jika pegawai yang terpapar COVID-19 adalah Pejabat Struktural diwajibkan menunjuk Pejabat Pelaksana Harian. b. Pegawai yang meninggal akibat terpapar COVID-19 Proses pemakaman pegawai dilakukan sesuai Protokol COVID-19; Melaporkan kepada Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 setempat serta Ketua Gugus Tugas Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; Melakukan penutupan ruangan kerja pegawai yang meninggal karena positif COVID-19 selama 3 (tiga) hari dengan pembatasan pelayanan dan jumlah pengunjung serta penyemprotan disinfektan seluruh gedung kantor; Melakukan penelusuran riwayat kontak dengan pegawai yang meninggal karena positif COVID-19; Pegawai yang kontak/berinteraksi dengan pegawai yang meninggal akibat COVID-19 agar melakukan Swab Test/Polymerase Chain Reaction (PCR) dan melakukan isolasi mandiri sampai mendapatkan hasil pemeriksaan. Jika hasil test dinyatakan positif, pegawai wajib melakukan isolasi mandiri atau dirawat di rumah sakit rujukan; Pegawai yang dinyatakan positif dan melakukan isolasi mandiri agar melaporkan diri pada Rumah Sakit/Puskesmas setempat; Pegawai yang melakukan isolasi mandiri, dapat masuk kantor setelah mendapat pernyataan sembuh dari Rumah Sakit atau Puskesmas setempat; Jika pegawai yang meninggal akibat COVID-19 adalah Pejabat Struktural diwajibkan menunjuk Pejabat Pelaksana Tugas. c. Untuk... I c. Untuk memenuhi akuntabilitas pertanggungjawaban anggaran, maka pelaksanaan Swab Test/PCR ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut 1) Kepala Satuan Kerja agar memiliki pertimbangan yang memadai bahwa pengujian tersebut perlu dilakukan setelah memperoleh assessment dari ahli kesehatan dan/atau dokter yang tersedia pada masing-masing satuan kerja atau melalui instansi yang berwenang di bidang kesehatan; 2) Kepala Satuan Kerja mengajukan permohonan kepada Gugus Tugas Penanganan COVID-19 atau instansi yang berwenang melakukan pengujian di wilayah kerja masing-masing untuk mendapatkan bantuan pelaksanaan pengujian kesehatan yang dimaksud pada angka 4 huruf a dan b dengan melampirkan hasil assessment pada angka 4 huruf c angka 1); 3)Jika permohonan pada angka 4 huruf c angka 2) tidak dipenuhi dengan alasan keterbatasan anggaran di instansi tersebut, maka Kepala Satuan Kerja sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dapat melaksanakan sendiri pelaksanaan pengujian keschatan yang dimaksud dengan ketentuan : a) KPA memastikan ketersediaan dana untuk melakukan kegiatan scbagaimana tersebut di atas dengan melakukan revisi anggaran; b) Jika tidak terdapat cukup alokasi anggaran, agar berkoordinasi dengan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 daerah setempat dan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kementerian Agraria dan ‘Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional; c) Besaran tarif tertinggi untuk pemeriksaan rapid test adalah Rp150,000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) d.Penggunaan Akun Belanja yang sesuai dalam rangka penanganan pandemik COVID-19 mengacu pada surat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor KU.01.02/795- 100/V/2020 tanggal 18 Mei 2020 hal Petunjuk Pelaksanaan Pemutakhiran Akun dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19). 5.Protokol Pelaksanaan Kegiatan Fullday/Fullboard Meeting/Perjalanan Dinas a, Memastikan penerapan protokol keschatan kegiatan di luar kantor (Kementerian/Lembaga lain, Hotel) sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020; b. Memastikan diri dalam kondisi sehat; c. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, face shield, hand sanitizer, d. Memperhatikan jarak minimal 1,5 (satu setengah) meter dengan orang lain (physical distancing). 6. Protokol Pelaksanaan Rapat a. Meminimalkan kegiatan pertemuan/rapat tatap muka dan memaksimalkan rapat virtual melalui video conference; b. Diupayakan dapat berlangsung efektif, efisien dan singkat dengan penerapan protokol Kesehatan pencegahan COVID-19 yaitu memeriksa suhu tubuh, mencuci tangan sebelum masuk ke ruangan, memakai masker selama pertemuan/rapat dan menghindari kontak fisik; c. Jumlah... aoe c. Jumlah peserta tidak melebihi 50% (lima puluh persen) dari kapasitas ruangan dengan jarak minimal 1 (satu) meter antar setiap peserta dan menyediakan hand sanitizer di setiap meja. Apabila agenda pembahasan cukup banyak maka dapat dibagi dalam beberapa kali rapat atau sebagian peserta rapat dapat mengikuti melalui video conference; d. Setelah rapat selesai diupayakan tidak ada sesi foto bersama yang akan menimbulkan kerumunan peserta, foto dapat dilakukan di tempat duduk masing-masing; . Setelah pelaksanaan kegiatan, ruangan rapat disemprot disinfektan. 7. Pelaksanaan pengaturan jam kerja dan pembagian shift (work from office) memperhitungkan pencapaian target program kerja. PENUTUP Surat Edaran ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat dievaluasi sesuai dengan kebijakan Pemerintah. Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 8 September 2020 a.n, MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA §N-PERTANAHAN NASIONAL ‘Tembusan: 1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta; 2. Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta.

You might also like