You are on page 1of 8

Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 123 - 130

PERSEPSI GENERASI MUDA TERHADAP KEGIATAN PERTANIAN


DI KELURAHAN BUHA KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

Carolina Sofya Werembinan


Caroline B. D. Pakasi
Lyndon R. J. Pangemanan

ABSTRACT
This study aims to determine the perceptions of the younger generation of agricultural activities in the
Buha Sub-District of Mapanget District. This research was carried out from August 2017 to May 2018.
Primary data was collected through interviews of 15 generations of young people with the help of filling out
questionnaires. Secondary data was obtained from the Buha Village Office, Mapanget District. This analysis
uses descriptive analysis. The results of this study indicate that the perception of the younger generation of
agricultural activities in the Buha Sub-District is overall negative for agricultural activities. Viewed from
internal factors include education, employment, gender and age. The higher the level of education, the wider
the insight of the younger generation so that the lack of interest in the younger generation in agricultural
activities is getting bigger. The younger generation who already have permanent jobs in the non-agricultural
sector look down on agricultural activities because they assume that agricultural activities have a low social
level. Women have a low interest in agricultural activities because they assume that agricultural activities are
not suitable for women because it will damage their appearance. Respondents aged 21-30 years have a low
interest in agricultural activities, in addition to reduced agricultural land. External factors include
socialization, parental work status and land ownership status. The younger generation with a low level of
socialization results in a lack of interest in the younger generation in agricultural activities. Parents of
respondents who work in agriculture or non-agriculture do not want their children to make agricultural
activities the main job. The young generation whose parents still own agricultural land is still doing
agricultural activities to help their parents work on their farms.

Keywords: perception of the younger generation, agricultural activities, the city of Manado

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi generasi muda terhadap kegiatan pertanian di
Kelurahan Buha Kecamatan Mapanget. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Agustus 2017 sampai bulan Mei
2018. Data primer dikumpulkan melalui wawancara kelompok generasi muda yang berjumlah 15 orang dengan
bantuan pengisian kuesioner. Data sekunder diperoleh dari Kantor Kelurahan Buha, Kecamatan Mapanget.
Analisis ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi generasi muda
terhadap kegiatan pertanian di Kelurahan Buha secara keseluruhan negative terhadap kegiatan pertanian.
Dilihat dari faktor internal mencakup tingkat pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin dan usia. Semakin tinggi
tingkat pendidikan maka semakin luas wawasan generasi muda sehingga kurangnya minat generasi muda
terhadap kegiatan pertanian semakin besar. Generasi muda yang sudah memiliki pekerjaan tetap dibidang non-
pertanian memandang rendah terhadap kegiatan pertanian karena beranggapan kegiatan pertanian memiliki
tingkat sosial yang rendah. Perempuan memiliki rendahnya minat terhadap kegiatan pertanian karena
beranggapan kegiatan pertanian tidak cocok terhadap perempuan karena akan merusak penampilan. Responden
yang berusia 21-30 tahun memiliki minat yang rendah terhadap kegiatan pertanian, disamping berkurangnya
lahan pertanian. Faktor eksternal mencangkup sosialisasi, status pekerjaan orang tua dan Status kepemilikan
lahan. Generasi muda dengan tingkat sosialisasi yang rendah mengakibatkan kurangnya minat generasi muda
terhadap kegiatan pertanian. Orang tua responden baik yang bekerja dibidang pertanian maupun non-pertanian
tidak menginginkan anaknya untuk menjadikan kegiatan pertanian sebagai pekerjaan utama. Generasi muda
yang orang tuanya masih memiliki lahan pertanian masih melakukan kegiatan pertanian untuk membantu
orangtuany bekerja di lahan pertanian mereka.

Keywords: persepsi generasi muda, kegiatan pertanian, Kota Manado

Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 123
Persepsi Generasi Muda Terhadap Kegiatan Pertanian……............(Carolina Werembinan, Caroline Pakasi, Lyndon Pangemanan)

PENDAHULUAN Muda yang lebih cepat terpengaruh terhadap


perkembangan yang semakin maju di Kota
Latar Belakang Manado sehingga semakin banyak generasi
Pertanian adalah pemanfaatan sumber muda dari Kelurahan Buha yang telah keluar
daya yang dilakukan manusia untuk dari kelurahan untuk bersekolah dan bekerja di
menghasilkan bahan pangan. Kegiatan Kota. Yulianto (1997), mengemukakan bahwa
pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk pemuda anak petani banyak yang mempunyai
dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai keinginan bekerja di luar sektor pertanian.
budidaya tanaman. Pertanian adalah hal yang Apalagi untuk mereka yang telah mencapai
substansial dalam pembangunan, yaitu sebagai pendidikan SMU, mereka cenderung untuk
pemenuhan kebutuhan pangan, penyedia bahan memilih pekerjaan sendiri di luar sektor
mentah untuk industri, penyedia lapangan kerja, pertanian karena dirasa mampu bekerja pada
dan penyumbang devisa negara. suatu bidang pekerjaan tertentu, hal ini juga
Sektor pertanian dalam kaitannya dengan disebabkan oleh kesesuaian dengan tingkat
sektor yang penting dalam pembangunanpun pendidikan yang telah dicapainya. Kenyataan
tidak terhindar dari masalah, terdapat bahwa generasi muda dengan berbagai kondisi
pergeseran kesempatan kerja di lahan pertanian. yang mempunyai persepsi beragam terhadap
Dapat dilihat bahwa pekerja di sektor pertanian kegiatan pertanian.
rata-rata berusia tua sedangkan tenaga kerja
untuk yang berusia muda mulai jarang didapati Perumusan Masalah
bekerja di lahan pertanian (Anonim, 2009). Bagaimana persepsi generasi muda
Pekerjaan di lahan pertanian sudah mulai terhadap kegiatan pertanian di Kelurahan
berkurang sejak kurangnya minat generasi Buha?
muda untuk bergabung atau bekerja sebagai
petani, sehingga tidak jarang terlihat bahwa Tujuan Penelitian
para petani sekarang lebih banyak melibatkan Untuk mengetahui persepsi generasi
teknologi untuk mengelolah lahan. muda terhadap kegiatan pertanian di Kelurahan
Sebagai lahan pertanian terbesar didunia, Buha Kecamatan Mapanget.
Indonesia dengan sumber daya alam yang
bermacam-macam. Jika dilihat dari Manfaat Penelitian
pekerjaannya maka jelas terlihat bahwa Penelitian ini bermanfaat untuk :
pekerjaan di bidang pertanian sebagian besar 1. Bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam
adalah orang tua. Generasi muda yang termasuk upaya meningkatkan peran pemuda dalam
kedalam tenaga kerja hanya sedikit, karena pembangunan pertanian di Kelurahan Buha.
generasi muda memiliki persepsi tersendiri 2. Memperluas kontribusi generasi muda dalam
terhadap pekerjaan pertanian. Generasi muda pembangunan pertanian di Kelurahan Buha.
merupakan salah satu aset bangsa yang 3. Sebagai bahan acuan bagi peneliti dalam
memiliki sebagai penentu keberhasilan penerapan teori dan konsep yang dipelajari
pelaksanaan kegiatan pertanian (Anonim, selama studi.
2009).
Kelurahan Buha Kecamatan Mapanget
memiliki lahan pertanian 70% dari 100%. Akan METODE PENELITIAN
tetapi, minat generasi muda untuk mengelolah
lahan tersebut sangatlah kecil. Banyak generasi Waktu dan Tempat Penelitian
muda yang tidak terlibat langsung dalam Penelitian dilakukan di Kelurahan Buha
kegiatan pertanian, mengingat Kecamatan Buha Kecamatan Mapanget Kota Manado, Sulawesi
terletak tepat dipinggir wilayah Kota Manado, Utara. Penelitian berlangsung selama 3 bulan
sehingga ubarnisasi begitu kuat untuk yakni dari bulan Agustus sampai Oktober tahun
masyarakat dari Kelurahan Buha untuk bekerja 2017. Mulai dari persiapan sampai dengan
dan sekolah di Kota Manado. Terlebih Generasi penulisan hasil penelitian.

124
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 123 - 130

Metode Pengumpulan Data Suku Bantik yang berasal dari Wilayah Bailang
Jenis data yang digunakan dalam yang semula datang untuk berkebun/bercocok
penelitian ini adalah data primer yang diperoleh tanam di Desa Buha yang dahulunya
secara langsung melalui wawancara dan merupakan suatu wilayah perkebunan yang
pengisian kuesioner dari kelompok generasi lama-kelamaan kemudian berkembang menjadi
muda di Kulurahan Buha, Kecamatan kawasan pemukiman dan menjadi sebuah desa
Mapanget. Data sekunder diperoleh dari yang dinamakan Desa Buha. Kata “Buha”
instansi terkait yaitu Kantor Kelurahan Buha, sendiri berasal dari asal kata Bahasa Bantik
Kecamatan Mapanget. Hasil penelitian maupun yakni “Mbuha” yang artinya Menggosok.
kepustakaan yang berkaitan dengan penelitian Istilah “Mbuha” muncul berkaitan dengan
yang dilakukan. kebiasaan warga/petani yang ketika mereka
telah selesai bekerja di kebun, sebelum
Metode Pengambilan Sampel pulang mereka singgah dahulu di tempat mata
Metode pengambilan sampel dalam air/bak pemandian yang biasa disebut ake
penelitian ini menggunakan metode Purposive “Mbuha” (Lokasi di lingkungan I saat ini)
Sampling penarikan sampel secara sengaja untuk keperluan mandi ataupun mencuci.
dengan mengumpulkan data dari generasi muda Disebut “Mbuha” karena ketika warga
berjumlah 15 orang sebagai responden yang sementara mandi mereka melakukan aktivitas
diwawancarai. saling menggosok tubuh baik untuk diri
sendiri maupun kepada yang lain. Istilah
Konsep yang Diukur
”Mbuha” yang kemudian menjadi Buha ini
Konsep yang diukur menggunakan
diteruskan turun-temurun hingga ketika
Internal (Self Perception), yaitu persepsi yang
kawasan perkebunan ini mulai ditempati oleh
terjadi karena adanya rangsangan yang
warga secara menetap dan lama-kelamaan
berasal dari dalam individu. Dalam hal ini
berkembang menjadi suatu pemukiman dan
yang menjadi objek adalah dirinya sendiri.
menjadi sebuah desa yang dinamakan Desa
Seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, Jenis Buha yang saat ini telah menjadi Kelurahan
kelamin dan umur. Buha dan masuk di wilayah Kecamatan
Eksternal (External Perception), yaitu Mapanget Kota Manado.
persepsi yang terjadi karena adanya
rangsangan yang datang dari luar diri Letak Geografis
individu, Seperti sosialisasi, status pekerjaan Kelurahan Buha merupakan salah satu
orang tua dan Status kepemilikan lahan. kelurahan yang terletak di Kecamatan
Mapanget Kota Manado Sulawesi Utara dengan
Metode Analisis Data batas-batas wilayah sebagai berikut :
Data yang dikumpulkan ditabulasi - Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan
dalam bentuk tabel dan diinterpritasi secara Kima Atas
deskriptif untuk kemudian dilakukan - Sebelah selatan berbatasan dengan
penarikan kesimpulan. Kelurahan Kairagi Dua
- Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan
HASIL DAN PEMBAHASAN Bengkol
- Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan
Deskripsi Wilayah Penelitian Sumompo
Luas wilayah Kelurahan Buha adalah
Asal Usul Kelurahan Buha 1328.8 ha/m2.
Kelurahan Buha dulunya merupakan
sebuah desa yakni Desa Buha yang menjadi Keadaan Penduduk
bagian dari Kecamatan Wori, Kabupaten Total keseluruhan jumlah penduduk yang
Minahasa. Asal mula terbentuknya Desa Buha ada di Kelurahan Buha sebanyak 9368 jiwa,
menurut penuturan para tetua berasal dari warga yang terdiri dari 2565 Kepala Keluarga.
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 125
Persepsi Generasi Muda Terhadap Kegiatan Pertanian……............(Carolina Werembinan, Caroline Pakasi, Lyndon Pangemanan)

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin maksud dengan bekerja diluar sektor pertanian
di Kelurahan Buha Tahun 2017 merupakan pekerjaan sebagai wiraswasta,
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase wirausaha, atau penjaga toko. Berbanding terbalik
1. Laki-laki 4610 49 dengan yang bekerja di sektor pertanian yang
2. Perempuan 4758 51 berjumlah 296 orang dengan persentase 3.15%
Jumlah 9368 100
lebih kecil dari yang bekerja di sektor Non-
Sumber : Kantor Kelurahan Buha, 2017 Pertanian. Sedangkan yang tidak punya pekerjaan
Tabel 1 menunjukan bahwa jumlah tetap berjumlah 2677 orang dengan persentase
penduduk berjenis kelamin Perempuan lebih besar 28.58%. dikatakan tidak memiliki pekerjaan tetap
dari pada penduduk dengan jenis kelamin Laki- karena jika tidak ada panggilan kerja untuk
laki. Sedangkan jumlah penduduk menurut menjadi buruh tani, buruh bangunan atau menjadi
Tingkat Pendidikan di Kelurahan Buha asisten rumah tangga untuk seorang perempuan
ditunjukkan pada Tabel 2 : maka sebagian dari mereka mencari nafkah
dengan menjadi ojek pangkalan. Dari data ini,
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat dapat dilihat bahwa penduduk Kelurahan Buha
Pendidikan di Kelurahan Buha Tahun lebih banyak memilih bekerja di sektor Non-
2017 Pertanian dibanding bekerja di sektor pertanian.
No. Pendidikan Jumlah Persentase
1. Belum Sekolah 110 1,17
2. Tidak Pernah Sekolah 31 0,33 Karakteristik Responden
3. Tidak Tamat Sekolah 488 5,21
4. Sedang Bersekolah 1434 15,31 Internal (Self Perception)
5. Tamat SD 2117 22,60 Karakteristik berdasarkan faktor internal
6. Tamat SMP 1081 11,54
7. Tamat SMA 3167 38,81 merupakan faktor yang berasal dari keadaan
8. PT 940 10,03 spesifik individu yang berkaitan langsung dengan
Jumlah 9368 100 dirinya. Hal ini dapat dilihat dari umur, jenis
Sumber : Kantor Kelurahan Buha, 2017 kelamin, dan tingkat pendidikan.
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian
Umur
besar penduduk di Kelurahan Buha memperoleh
Umur adalah waktu atau bertambahnya hari
pendidikan yang cukup karena sebagian besar
sejak lahir sampai akhir hidup. Umur sangat
berpendidikan Tamat SMA dengan persentase
mempengaruhi seseorang semakin bertambah usia
38,81%, Tamat SD dengan persentase 22,60%,
maka semakin banyak pengetahuan khususnya
Tamat SMP dengan persentase 11,54%, yang
generasi mudah yang ada di Desa Buha yang
Sedang Bersekolah dengan persentase 15,31%,
berperan dalam bidang pertanian. Dalam
Perguruan Tinggi dengan persenatse 10,03%.
penelitian ini merupakan generasi muda yang
Tingkat pendidikan yang dimiliki sangat
berumur 15 tahun sampai 30 tahun
berpengaruh dalam bekerja maupun dalam
menjalankan usahataninya. Tabel 4. Umur Responden
Penduduk di Kelurahan Buha tidak No. Umur Responden Jumlah Persentase
semuanya mempunyai mata pencaharian sebagai 1. 15 – 20 7 4,67
petani, hal ini ditunjukkan dalam Tabel 3. 2. 21 – 30 8 53,33
Jumlah 15 100
Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kelurahan Buha Tahun 2017
No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase Pada Tabel 4, Generasi muda yang menjadi
1. Non-Pertanian 6395 68.26 responden dalam penelitian ini menunjukan
2. Petani 296 3.15 bahwa generasi muda dengan umur 21-30 tahun
3. Tidak Punya Pekerjaan Tetap 2677 28.58 lebih banyak dengan persentase 53,33% dari
Jumlah 9368 100
Sumber : Kantor Kelurahan Buha, 2017
jumlah 8 orang dibandingkan responden umur 15-
20 tahun dengan persentase 4,67% dari jumlah 7
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian orang. Dari penelitian mengenai umur responden,
besar penduduk Kelurahan Buha bermata banyaknya jumlah responden yang berumur 21-30
pencaharian diluar dari sektor Pertanian berjumlah tahun sebagian besar dari mereka masih mencari
6395 orang dengan persentase 68.26%. yang di pekerjaan tetap dengan sampingan masih

126
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 123 - 130

membantu orang tua yang memiliki pekerjaan tingkat pendidikan SMP dengan persentase 40%
sebagai petani yang masih memiliki lahan dari 6 orang sedangkan SD dan D3 dengan
pertanian di Kelurahan Buha. Sedangkan umur persentase 6,67% dengan jumlah 1 orang. Tingkat
responden yang berumur 15-20 tahun, masih pendidikan begitu berpengaruh dalam
berstatus pelajar. menentukan pilihan pekerjaan bagi generasi
muda. Karena begitu tinggi tingkat pendidikan
Jenis Kelamin maka semakin luas pula wawasan sehingga
Tabel 5. Jenis Kelamin Responden generasi muda lebih memilih bekerja di luar
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase sektor pertanian.
Responden
1. Laki-laki 7 4,67 Jenis Pekerjaan
2. Perempuan 8 53,33 Tabel 7. Jenis Pekerjaan
Jumlah 15 100 No Status Jumlah Persentase
1 Pelajar 7 46,67
Dari Tabel 5, menjelaskan Jenis kelamin 2 Bekerja 5 33,33
responden yang menjadi sampel dalam 3 Tidak Bekerja 3 20
penelitian ini adalah 15 orang dengan jumlah 8 Jumlah 15 100
orang perempuan dengan persentase 53,33%
dan 7 orang laki-laki dengan persentase Dari Tabel 7, menunjukan bahwa jumlah
46,67%. Dalam penelitian ini lebih banyak responden yang masih bersekolah berjumlah 7
responden berjenis kelamin perempuan orang dengan persentase 46,67%. Dari jumlah
dibandingkan dengan responden yang berjenis total 15 responden, 7 responden yang masih
kelamin laki-laki. Jenis kelamin sangat bersekolah. Sedangkan jumlah responden yang
telah bekerja berjumlah 5 orang dengan
berpengaruh dalam penelitian ini dikarenakan
persentase 33,33%. dari jumlah 5 orang responden
perbedaan persepsi terhadap kegiatan pertanian
yang telah bekerja, sebagian beranggapan bahwa
antara Jenis kelamin perempuan dan laki-laki. bekerja disektor pertanian memiliki tingkat sosial
Perempuan banyak berpersepsi bahwa bekerja yang rendah.
dibidang pertanian lebih cocok untuk laki-laki
dikarenakan pekerjaan dibidang pertanian harus Eksternal (External Perception)
memiliki fisik yang kuat dalam bertani. Selain Karakteristik berdasarkan faktor eksternal
itu, pekerjaan di sektor pertanian merupakan merupakan faktor yang berasal dari adanya
pekerja keras dan tidak cocok untuk perempuan rangsangan yang datang dari luar diri individu,
yang lebih menjaga penampilan. Seperti sosialisasi, status pekerjaan orang tua
dan Status kepemilikan lahan.
Tingkat Pendidikan Terakhir
Tingkat pendendidikan sanggat di butuhkan Status Pekerjaan Orang Tua
oleh generasi mudah karna dengan adanya tingkat Tabel 8. Status Pekerjaan Orang Tua
pendidikan dalam diri sesorang dapat
meningkatkan daya saing dalam dunia kerja. No. Status Jumlah Persentase
1. Petani 12 80
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Terakhir 2. Non-Petani 3 20
Tingkat Jumlah 15 100
No. Jumlah Persentase
Pendidikan
1. SD 1 6.67 Dari Tabel 8 berdasarkan hasil penelitian,
2. SMP 6 40 orang tua dari responden yang bekerja dibidang
3. SMA 7 46.67 pertanian sebanyak 12 orang dengan persentase
4. D3 1 6.67 80%, sedangkan orang tua responden yang
Jumlah 15 100 bekerja dibidang non-pertanian sebanyak 3 orang
dengan persentase 20%. Pekerjaan orang tua juga
Dari Tabel 6 diatas, menunjukan bahwa dapat berpengaruh pada generasi muda untuk
tingkat pendidikan terakhir responden dengan terjun langsung dalam kegiatan pertanian sebagai
jumlah terbanyak terdapat pada pendidikan SMA pekerjaan mata pencarian utama untuk memenuhi
dengan persentase 46,67% dari 7 orang dan kebutuhan sehari-hari. Salah satunya merupakan
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 127
Persepsi Generasi Muda Terhadap Kegiatan Pertanian……............(Carolina Werembinan, Caroline Pakasi, Lyndon Pangemanan)

lulusan D3 yang masih berminat dalam kegiatan Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa orang
pertanian dikarenakan orang tua responden tua yang memiliki lahan pertanian tersisa 3
merupakan ketua kelompok pertanian Suka Maju orang dengan persentase 20%, sedangkan orang
dalam wilayah Kelurahan Buha dan masih tua yang sudah tidak memiliki lahan pertanian
memiliki lahan pertanian, akan tetapi bekerja berjumlah 12 orang dengan persentase 80%.
dibidang pertanian bukan merupakan mata Meskipun orang tua responden masih memiliki
pencarian tetap baginya. Orang tua responden lahan pertanian, akan tetapi orang tua responden
yang bukan bekerja dibidang pertanian sudah tidak mengharapkan anaknya untuk menjadikan
pasti tidak pernah memperkenalkan anaknya pada kegiatan pertanian sebagai pekerjaan utama
kegiatan pertanian, sehingga anak tidak memiliki
bagi anaknya. Responden yang orang tuanya
keterampilan dalam bertani. Dan orang tua
responden yang bekerja dibidang pertanian juga masih memiliki lahan pertanian, masih sering
tidak mengharapkan anaknya untuk menjadikan membantu orang tuanya untuk bertani di
pekerjaan bertani sebagai mata pencarian tetap. lahan dalam mengelolah lahan pertanian yang
dipergunakan untuk bertanam sayur-sayuran.
Sosialisasi
Sosialisasi yaitu proses seseorang Persepsi Generasi Muda
memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap. Persepsi generasi muda terhadap
Suryanto dan Narwoko (2011), mengungkapkan kegiatan pertanian disini untuk melihat
bahwa sosialisasi adalah proses belajar dan pandangan generasi muda Kelurahan Buha
pengembangan budaya dari generasi tua kepada dalam menilai pekerjaan di sektor pertanian
generasi muda. Melalui sosialisasi individu dalam tingkat kelelahan yang dilakukan
masyarakat belajar mengetahui dan memahami pekerja petani dalam bertani, dibandingkan
tingkah dan tindakan apa yang harus dilakukan dengan pekerjaan di sektor non-pertanian dan
dan apa yang tidak harus dilakukan. Dalam melihat perbandingan pendapatan dari sektor
penelitian ini, orang tua yang bekerja sebagai pertanian dan non-pertanian mana yang lebih
petani sudah pasti mengenalkan kegiatan menguntungkan. Serta membandingkan waktu
pertanian kepada anak-anaknya. Tetapi tak kerja antara dilahan pertanian dan di luar sektor
seorangpun dari orang tua responden yang pertanian.
berharap anaknya untuk menjadi petani. Mereka
mengharapkan anaknya tidak mengikuti jejak Tabel 10. Persentase Generasi Muda Terhadap Tingkat
orang tuanya sebagai petani. Sama halnya dengan Kelelahan Bekerja di Sektor Pertanian
orang tua responden yang bukan bekerja di sektor No. Tingkat Kelelahan Jumlah Persentase
pertanian. Orang tua yang bukan bekerja dibidang 1. Pertanian lebih melelahkan 6 40
pertanian juga tidak mengharapkan anaknya 2. Sama-sama melelahkan 7 46,67
3. Pertanian lebih santai 2 13,33
bekerja dibidang pertanian karena beranggapan
Jumlah 15 100
bekerja dibidang pertanian merupakan pekerjaan
keras yang memiliki tingkat derajat yang rendah. Dari data pada Tabel 10, menunjukan
Mereka lebih menanamkan pemikiran kepada bahwa generasi muda dari 15 responden, 6
anak-anaknya untuk bersekolah dan bekerja orang responden dengan persentase 40%
dibidang sektor non-pertanian seperti bekerja di generasi muda berpersepsi bahwa bekerja
perkantoran. disektor pertanian lebih melelahkan dibanding
dengan non-pertanian, dikarenakan dalam
Status Kepemilikan Lahan bidang pertanian para petani bekerja di luar
Tabel 9. Status Kepemilikan Lahan Orang Tua
ruangan dimana para pekerja harus bekerja
Responden
dibawah cuaca panas maupun hujan dan
Status
No.
Kepemilikan lahan
Jumlah Persentase pekerjaan para petani harus memerlukan tenaga
1. Memiliki lahan 3 20 yang besar / bekerja kasar dalam mencangkul
2. Tidak memiliki lahan 12 80 atau menggarap lahan. sedangkan 7 responden
Jumlah 15 100 dengan persentase 46,67% beranggapan bahwa
bekerja disektor pertanian atau non-pertanian

128
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 14 Nomor 3, September 2018 : 123 - 130

sama-sama melelahkan, dikarenakan bekerja Tabel 12. Persentase Generasi Muda Mengenai
disektor pertanian atau pada non-sektor Perbandingan Waktu yang Dicurahkan
Sehari
pertanian tetap harus menguras tenaga, dimana
No. Tingkat Perbandingan Jumlah Persentase
para pekerja harus bekerja dari pagi sampai sore 1. Pertanian lebih lama 5 33,33
adapun jam kerja dari sore hingga malam 2. Pertanian lebih cepat 8 53,33
contohnya dikantor, proyek, perusahaan/pabrik, 3. Sama 2 13,33
maupun toko atau restoran walaupun ada Jumlah 15 100
pembagian atau pergantian sift kerja.
Dari data pada Tabel 12, menunjukan
Sedangkan sisanya 2 orang responden dengan
bahwa 5 orang dengan persentase 33,33%
persentase 13,33% generasi muda
berpersepsi bahwa perbandingan waktu kerja
beranggapan bahwa pertanian lebih santai
yang dicurahkan sehari pada sektor pertanian
dibandingkan dengan non-pertanian,
lebih lama dibanding pada sektor non-
dikarenakan jika memiliki lahan sendiri, para
pertranian. Dan 8 orang berpersepsi bahwa
petani dapat menentukan sendiri jam kerja
perbandingan waktu kerja yang dicurahkan
dan tak perlu bekerja seharian diladang
sehari pada sektor pertanian lebih cepat
maupun disawah.
disbandingkan dengan bekerja pada sektor
Tabel 11. Persentase Generasi Muda Terhadap non-pertanian, dengan persentase 53,33%.
Tingkat Pendapatan/Penghasilan Sedangkan 2 orang dari 15 orang berpersepsi
Disektor Pertanian bahwa waktu kerja yang dicurahkan sehari
No. Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase pada sektor pertanian dan sektor non-
1. Pertanian lebih kecil 6 40 pertanian adalah sama, dengan persentase
2. Pertanian lebih besar 5 33,33 13,33%.
3. Sama 4 26,67
Jumlah 15 100 Tabel 12. Apakah Generasi Muda Masih Berminat di
Kegiatan Pertanian
Dari data pada Tabel 11, 6 orang No. Status Jumlah Persentase
responden dengan persentase 40% berpersepsi 1. Masih Minat 3 20
bahwa tingkat pendapatan/penghasilan 2. Tidak Berminat 12 80
Jumlah 15 100
disektor pertanian lebih kecil,dikarenakan
hasil akhir dari panen hanya mendapatkan Generasi muda yang masih berminat
sedikit keuntungan. Selain itu harga pasar terhadap kegiatan pertanian sebanyak 3 orang
terkadang tak menentu, kadang harga jual dengan persentase 20%. Hal ini dilihat dari
dipasar naik dan terkadang juga turun generasi muda yang orang tuanya masih
sehingga tak jarang dapat berdampak memiliki lahan pertanian dan masih
kerugian terhadap para petani. dan 5 orang melakukan kegiatan pertanian. Berbanding
responden dengan persentase 33,33% terbalik dengan responden yang orang tuanya
berpersepsi bahwa pendapatan / penghasilan sudah tidak memiliki lahan pertanian yang
pada sektor pertanian lebih besar, hal ini sudah tidak melakukan kegiatan pertanian
dilihat dari hasil akhir panen walaupun belum lagi. Kecilnya minat generasi muda terhadap
dihitung dengan pengeluaran pembelian bibit, kegiatan pertanian disebabkan oleh lahan
pupuk dan tenaga selama bertani yang mulai berkurang.
dibandingkan dengan pendapatan disektor
non-pertanian seperti kantor, perusahaan /
pabrik dan toko atau sertoran yang mendapat KESIMPULAN DAN SARAN
pendapatan sekitar 2 jutaan sampai 3 jutaan.
Sedangkan sisanya 26,67% generasi muda Kesimpulan
berpersepsi bahwa pendapatan / penghasilan Persepsi generasi muda terhadap kegiatan
dari sektor pertanian dan non-pertanian pertanian di Kelurahan Buha secara keseluruhan
adalah sama. sudah beranggapan negative.
Agrisosioekonomi:
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan), Sosial dan Ekonomi 129
Persepsi Generasi Muda Terhadap Kegiatan Pertanian……............(Carolina Werembinan, Caroline Pakasi, Lyndon Pangemanan)

Saran
Kepada peneliti lain disarankan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
persepsi generasi muda terhadap kegiatan
pertanian sehingga dapat diketahui bagaiman
tangapan generasi muda dalam sektor pertanian.
Perlu adanya kebijakan dan sikap dari
pemerintah sekitar agar lebih memperhatikan
generasi muda agar lebih fokus pada sektor
pertanian agar kedepannya pertanian yang ada
di kelurahan Buha Kecamatan Mapanget
tidaklah minim. Terutama lahan pertaniana,
Karena apabila sektor pertanian mengurang
artinya kesejahteraan masyarakat sikitarpun
akan sangatlah sulit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Pengertian Gerasi Muda.

Yulianto. 1997. Faktor yang mempengaruhi


perilaku bekerja pemuda anak tani di
pedesaan. [skripsi]. (ID):IPB. Bogor.

130

You might also like