You are on page 1of 13

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.

KAJIAN IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN


SUMBERDAYA AIR
(Studi Kasus : Kabupaten Belitung)
1 2
ASEP HARIYANTO, K. HERRY ISKANDAR

1
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116
2
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik,
Universitas Islam Bandung
Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116

ABSTRACT
This study aims to provide an overview of potential and problems of water resources contained in
Belitung District, as well as inputs for the Government Belitung Regency in order management and
utilization of water resources. The method used is the primary method of survey and secondary survey
methods. Primary survey methods include: surveys of ground water, spring surveys, and surveys of
surface water. While the method of secondary survey conducted through secondary data collection
and is a confirmation of the results of previous studies or Based on the information from the agencies
related to water resource management. The method of analysis used in this study is "Mock method".
Mock The method is a method for estimating the presence of water based on the concept of water
balance. Overall discharge calculations with Method Mock refers to water balance, where the volume
of total water on earth is fixed, only the circulation, and distribution varied. Based on the results of
the analysis has been done, can know the potential water resources are owned Belitung Regency
include: watershed and river discharge that has a large enough reliable; under-mined under the
savings used as raw water sources as ponds that use river water reservoir and water rain; and
groundwater. In addition to the potential, there are some problems related to water resources
management in Belitung District include: water pollution; flooding problems; dryness; as well as
deterioration of water quality problems.

Key words: identification, potential and problems, water resources

Pendahuluan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan


Berdasarkan Undang ± Undang Nomor 7 hidup, dan ekonomi secara selaras.
Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, yang Pendayagunaan Sumberdaya Air adalah
dimaksud dengan Sumberdaya Air adalah air, upaya penatagunaan, penyediaan, penggunaan,
sumber air, dan daya air yang terkandung pengembangan, dan pengusahaan sumberdaya
didalamnya, merupakan karunia Tuhan Yang air secara optimal agar berhasil guna dan
Maha Esa yang memberikan manfaat untuk berdaya guna.
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Kesulitan pemanfaatan sumberdaya air
Indonesia dalam segala bidang. Dalam dan layanan air bersih sudah sangat terasa
menghadapi ketidakseimbangan antara terutama di pusat ± pusat pertumbuhan kota
ketersediaan air yang cenderung menurun dan yang terus mengalami pertumbuhan penduduk
kebutuhan air yang semakin meningkat, mengikuti laju deret ukur. Salah satu faktor
sumberdaya air wajib dikelola dengan belum efektifnya pengelolaan sumberdaya air

Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

di Kabupaten Belitung adalah belum atau badan yang memanfaatkan air tanah
dimilikinya informasi tentang sumberdaya air dangkal (sumur gali), survey mata air
di daerah, kalaupun ada, data masih kurang dilakukan melalui pengukuran debit mata air
lengkap dan belum terintegrasi dengan baik, dengan metoda pengukuran kecepatan arus
selain itu informasi ±informasi tersebut masih dalam saluran segi empat atau pembuatan
tersebar di berbagai institusi. Selain itu, bendung ukur takik-V, survey air permukaan
perusakan sumberdaya alam khususnya lahan (air sungai / hidrometri) dilakukan dengan
dan air tidak dapat dihindari. Air sungai yang mengamati elevasi bekas banjir yang terdapat
semula dapat digunakan untuk keperluan di batuan tepi danau/sungai maupun informasi
sehari ± hari oleh penduduk, sekarang telah dari penduduk setempat akan sangat
mengalami pelumpuran (sedimentasi debris) membantu dalam mengecek hasil perhitungan
yang parah, terkontaminasi oleh limbah banjir teoritas. Sedangkan metode survey
industri, limbah perumahan, limbah tambang, sekunder dilakukan melalui pengumpulan data
dan limbah pertanian sehingga penurunan sekunder dan bersifat konfirmasi terhadap
kualitas air tidak terhindarkan. hasil studi terdahulu ataupun berdasakan
Secara umum laju pembangunan yang informasi dari instansi yang terkait dengan
selalu meningkat, mengakibatkan penurunan pengelolaan sumberdaya air, seperti Dinas PU,
kualitas dan kuantitas sumberdaya alam dan PDAM, dan lain ± lain.
lingkungan sebagai konsekuensi yang sangat Metode analisis yang digunakan dalam
kompleks. Khususnya sumberdaya air yang penelitian ini adalah ³Metode Mock´. Metode
merupakan salah satu sumberdaya alam yang Mock adalah suatu metode untuk
sangat vital bagi kelangsungan hidup dan memperkirakan keberadaan air berdasarkan
kehidupan di berbagai sektor, dan perlu konsep water balance. Keberadaan air yang
mendapat perhatian sebelum kondisinya dimaksud di sini adalah besarnya debit suatu
semakin parah. daerah aliran sungai. Data yang digunakan
Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti untuk memperkirakan debit ini berupa data
merasa tertarik untuk melakukan kegiatan klimatologi dan karakteristik daerah aliran
penelitian mengenai potensi dan permasalahan sungai. Metode Mock dikembangkan oleh Dr.
sumberdaya air di Kabupaten Belitung, F. J. Mock berdasarkan atas daur hidrologi.
sebagai langkah awal untuk mengetahui Metode Mock merupakan salah satu dari
potensi dan permasalahan sumberdaya air sekian banyak metode yang menjelaskan
yang dapat digunakan sebagai masukan bagi hubungan rainfall-runoff. Metode Mock
pengembangan sumberdaya air lebih lanjut. dikembangkan untuk menghitung debit
Berdasarkan uraian diatas, permasalahan bulanan rata-rata. Data-data yang dibutuhkan
yang ingin diangkat dalam penelitian ini dalam perhitungan debit dengan Metode Mock
adalah bagaimana mengidentifikasi potensi ini adalah data klimatologi, luas, dan
dan permasalahan sumberdaya air di penggunaan lahan dari catchment area. Pada
Kabupaten Belitung ? dengan demikian, tujuan prinsipnya, Metode Mock memperhitungkan
penelitian ini adalah memberikan gambaran volume air yang masuk, keluar, dan yang
potensi dan permasalahan sumberdaya air disimpan dalam tanah (soil storage). Volume
yang terdapat di Kabupaten Belitung, serta air yang masuk adalah hujan. Air yang keluar
sebagai masukan bagi Pemerintah Kabupaten adalah infiltrasi, perkolasi, dan yang dominan
Belitung dalam rangka pengelolaan dan adalah akibat evapotranspirasi. Perhitungan
pemanfaatan sumberdaya.air. evapotranspirasi menggunakan Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah Aritmatik. Sementara soil storage adalah
metode survey primer dan metode survey volume air yang disimpan dalam pori-pori
sekunder. Metode survey primer meliputi : tanah, hingga kondisi tanah menjadi jenuh.
survey air tanah yang dilakukan dengan cara Secara keseluruhan perhitungan debit dengan
mengamati/mengunjungi sumur penduduk Metode Mock ini mengacu pada water balance,

Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

dimana volume air total yang ada di bumi berada dalam kondisi kritis. Hal ini disebabkan
adalah tetap, hanya sirkulasi, dan distribusinya oleh berbagai faktor seperti pencemaran,
yang bervariasi. penggundulan hutan, kegiatan pertanian yang
mengabaikan kelestarian lingkungan, dan
Studi Literatur perubahan fungsi daerah tangkapan air.
Menurut Undang ± Undang No. 7 Tahun Terdapat berbagai jenis sumberdaya air
2004 tentang Sumberdaya Air, air adalah yang umumnya dimanfaatkan oleh
semua air yang terdapat di atas maupun di masyarakat, seperti air hujan, air tanah, dan air
bawah permukaan tanah, termasuk dalam permukaan. Dari jenis air tersebut, sejauh ini
pengertian ini air permukaan, air tanah, air air permukaan merupakan sumber air tawar
hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat. yang terbesar digunakan oleh masyarakat.
Daya air menurut Undang ± Undang No. Untuk itu, air permukaan yang umumnya
7 Tahun 2004 adalah potensi yang terkandung dijumpai di sungai, danau, dan waduk buatan
dalam air dan atau sumber air yang dapat akan menjadi perhatian utama dalam
memberikan manfaat ataupun kerugian bagi penelitian ini. Secara garis besar sumberdaya
kehidupan dan penghidupan manusia serta air terdiri atas 2 kelompok yakni:
lingkungannya, sedangkan sumber air adalah
tempat/wadah air baik yang terdapat di atas Air Permukaan
maupun di bawah permukaan tanah. Air permukaan adalah air yang berada di
Sumberdaya air adalah kemampuan dan permukaan tanah dan dapat dengan mudah
kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan dilihat oleh mata kita, merupakan wadah air
oleh kegiatan manusia untuk kegiatan sosial yang terdapat di permukaan bumi. Air
ekonomi, dan merupakan karunia Tuhan Yang permukaan dapat dibedakan menjadi dua
Maha Esa yang memberikan manfaat untuk jenis yaitu :
mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam segala bidang. Sumberdaya Pertama, Perairan Darat; Perairan darat
air adalah sumberdaya berupa air yang berguna adalah air permukaan yang berada di atas
atau potensial bagi manusia. daratan misalnya seperti danau, sungai, dan
Dalam Garis ± Garis Besar Haluan Negara lain sebagainya
(GBHN) 1999 ± 2004 disebutkan bahwa
sumberdaya air diarahkan sebesar ± besarnya
bagi kemakmuran rakyat dengan
memperhatikan kelestarian fungsi dan
keseimbangan lingkungan hidup,
pembangunan yang berkelanjutan,
kepentingan ekonomi dan budaya masyarakat
lokal, serta penataan ruang yang
pengusahaannya diatur dengan undang-
undang.
Sumberdaya air merupakan salah satu
sumberdaya terpenting bagi kehidupan Gambar 1 Skema Aliran Air Permukaan
manusia dalam melakukan berbagai kegiatan,
termasuk kegiatan pembangunan.
Meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan
pembangunan mengakibatkan meningkatnya
kebutuhan sumberdaya air. Dilain pihak,
ketersediaan sumberdaya air semakin terbatas,
bahkan dibeberapa tempat dapat dikatakan

Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

Kedua, danau; Danau adalah cekungan besar yang lebih landau; (3) Bagian hilir sungai
di permukaan bumi yang dikelilingi oleh terletak di daerah landai dan sudah mendekati
daratan dan digenangi oleh air tawar atau air muara sungai.
asin. Definisi lain menyebutkan danau adalah
Jenis-jenis sungai dibagi menjadi 5, yaitu : 1)
sejumlah air (tawar atau asin) yang
Sungai hujan adalah sungai yang berasal dari
terakumulasi di suatu tempat yang cukup luas,
hujan; 2) Sungai gletser adalah sungai yang
yang dapat terjadi karena mencairnya gletser,
airnya berasal dari gletser atau bongkahan es
aliran sungai, atau karena adanya mata air. yang mencair; 3) Sungai campuran adalah
Biasanya danau dapat dipakai sebagai sarana sungai yang airnya berasal dari hujan dan salju
rekreasi, dan olahraga. Ada banyak sekali tipe yang mencair; 4) Sungai permanen adalah
danau, dan umumnya dikelompokkan menurut sungai yang airnya relatif tetap; 5) Sungai
asal usulnya. Sejumlah besar danau di dunia periodik adalah sungai dengan volume air
terbentuk oleh gletser dan lembaran es. tidak tetap.
Beberapa danau terbentuk oleh angin atau air
hujan, sedang lainnya oleh gerakan bumi atau Kelima, Cekungan Air; Cekungan air tanah
kegiatan vulkanik. Danau memiliki ukuran
adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
luas dan dalam yang berbeda, tergantung pada hidrogeologis, tempat semua kejadian
cara terbentuknya.Air danau dapat berasal dari hidrogeologis seperti proses pengimbuhan,
berbagai sumber yakni: 1) Air sungai yang
pengaliran, dan pelepasan air tanah
mengalir ke dalam basin dan sebagai inflow; 2) berlangsung. Sebagian air hujan juga akan
Air yang berasal dari hasil pencairan salju dan masuk ke cekungan air tanah.
es; 3) Air hujan yang tertangkap langsung oleh
basin danau; 4) Air dari aliran permukaan
(over land flow) yang berasal dari air hujan Perairan Laut
jatuh; 5) Air yang berasal dari dalam tanah (air Perairan laut adalah air permukaan yang
tanah) yang permukaannya lebih tinggi dari berada di lautan luas. Contohnya seperti air
pada permukaan air danau sehingga air laut yang berada di laut
mengalir ke dalam danau; 6) Air yang berasal
dari mata air atau spring. Pertama, Air Tanah; Air tanah adalah air yang
Sesuai dengan daur hidrologis, air hujan terdapat di dalam tanah dan atau berada di
sebagian akan mengisi danau dan situ, baik bawah permukaan tanah. Air tanah berasal dari
secara langsung atau tidak langsung seperti salju, hujan atau bentuk curahan lain yang
melalui mata air dan aliran sungai. meresap ke dalam tanah dan tertampung pada
lapisan kedap air. Air tanah terbagi lagi
Ketiga, Sungai; Sungai adalah air hujan atau menjadi dua yakni : (1) Air Tanah Preatis (Air
mata air yang mengalir secara alami melalui tanah preatis atau air tanah dangkal adalah air
suatu lembah atau diantara dua tepian dengan tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan
batas jelas, menuju tempat lebih rendah (laut, tanah serta berada di atas lapisan kedap
danau atau sungai lain). Dengan kata lain air/impermeable. Air Preatis sangat
sungai merupakan tempat terendah dipengaruhi oleh resapan air di sekelilingnya.
dipermukaan bumi yang terbentuk secara Pada musim kemarau jumlah air preatis
alamiah, berbentuk memanjang dan bercabang berkurang.
tempat mengalirnya air dalam jumlah besar. Sebaliknya pada
Sungai terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian hulu, musim hujan jumlah
bagian tengah dan bagian hilir. air preatis akan
bertambah. Air
(1) Bagian hulu sungai terletak di daerah yang preatis dapat
relatif tinggi sehingga air dapat mengalir turun;
(2) Bagian tengah sungai terletak pada daerah

Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

diambil melalui sumur atau mata air.) Tabel 1


(2) Air Tanah Artesis; Air tanah artesis atau air Exposed Surface, m
tanah dalam letaknya sangat jauh di dalam No m Daerah
1 0% Hutan primer, sekunder
tanah serta berada di antara dua lapisan kedap 2 10 ± 40 % Daerah tererosi
air. Lapisan diantara dua lapisan kedap air 3 30 ± 50 % Daerah ladang pertanian
tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan
tersebut banyak menampung air. Jika lapisan Koefisien refleksi (r), yaitu perbandingan
kedap air retak, secara alami air akan keluar ke antara jumlah radiasi matahari yang
permukaan. Air yang memancar ke permukaan dipantulkan oleh suatu permukaan dengan
disebut mata air artesis. Air artesis dapat jumlah radiasi yang terjadi, yang dinyatakan
diperoleh melalui pengeboran. Sumur dalam persen. Koefisien refleksi ini berbeda-
pengeborannya disebut sumur artesis. beda untuk tiap permukaan bumi. Menurut
Mock, rata-rata permukaan bumi mempunyai
harga koefisien refleksi sebesar 40%. Mock
telah mengklasifikasikan tiap permukaan bumi
dengan nilai koefisien refleksinya masing-
masing. Koefisien refleksi untuk masing-
masing permukaan bumi seperti terlihat dalam
Tabel 2.

Tabel 2
Koefisien Refleksi, r
Gambar 2 No Permukaan Koefisien
Skema Air Tanah (Dalam ± Dangkal) Refleksi
[r]
1 Rata-rata permukaan bumi 40 %
2 Air salju yang jatuh diakhir 40 ± 85 %
Hasil Penelitian musim ± masih segar
3 Spesies tumbuhan padang 30 ± 40 %
Parameter Mock pasir dengan daun berbulu
4 Rumput, tinggi dan kering 31 ± 33 %
Secara umum, parameter-parameter yang 5 Permukaan padang pasir 24 ± 28 %
6 Tumbuhan hijau yang 24 ± 27 %
akan dijelaskan ini mempengaruhi besarnya membayangi seluruh tanah
evapotranspirasi, Infiltrasi, groundwater 7 Tumbuhan muda yang 15 ± 24 %
storage dan storm run off. membayangi sebagian tanah
8 Hutan musiman 15 ± 20 %
Exposed surface (m), yaitu asumsi 9 Hutan yang menghasilkan 10 ± 15 %
proporsi permukaan luar yang tidak tertutupi buah
tumbuhan hijau pada musim kering dan 10 Tanah gundul kering 12 ± 16 %
11 Tanah gundul lembab 10 ± 12 %
dinyatakan dalam persen. Besarnya harga m ini, 12 Tanah gundul basah 8 ± 10 %
tergantung daerah yang diamati. Mock 13 Pasir, basah ± kering 9 ± 18 %
mengklasifikasikan menjadi tiga bagian daerah, 14 Air bersih, elevasi matahari 5%
450
yaitu hutan primer atau sekunder, daerah 15 Air bersih, elevasi matahari 14 %
tererosi dan daerah ladang pertanian. Besarnya 200
harga exposed surface ini berkisar antara 0%
sampai 50% dan sama untuk tiap bulan. Harga Koefisien Infiltrasi (if), adalah koefisien
m untuk ketiga klasifikasi daerah ini dapat yang didasarkan pada kondisi porositas tanah
dilihat dalam Tabel 1 berikut dan kemiringan daerah pengaliran. Koefisien
Infiltrasi mempunyai nilai yang besar jika
tanah bersifat porous, sifat bulan kering dan
kemiringan lahanya tidak terjal. Karena
dipengaruhi sifat bulan maka if ini bisa

Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

berbeda-beda untuk tiap bulan. Harga Tabel 3 Tampungan Air Tanah


minimum koefisien infiltrasi bisa dicapai No Nama Lokasi Infiltrasi
karena kondisi lahan yang terjal dan air tidak (liter/detik)
sempat mengalami infiltrasi. GS
Konstanta resesi aliran (K), yaitu (groundwate
proporsi dari air tanah bulan lalu yang masih r storage)
1 Ambong Badau 2,426
ada bulan sekarang. Pada bulan hujan Nilai K 2 Jamang Badau 0,491
cenderung lebih besar, ini berarti tiap bulan 3 Nurah Badau 0,441
Besar
nilai K ini berbeda-beda. Harga K suatu bulan 4 Penjilin Badau 1,235
relatif lebih besar jika bulan sebelumnya Sub Total Kec. Badau 4,593
merupakan bulan basah. 1 Bajur Membalong 1,317
2 Bakil Membalong 1,248
Percentage factor (PF), merupakan 3 Blantu Membalong 1,455
persentase hujan yang menjadi limpasan. 4 Engkelas Membalong 1,025
5 Kembiri Membalong 13,430
Digunakan dalam perhitungan storm run off 6 Klobong Membalong 0,893
pada total run off. Storm run off hanya Besar
dimasukkan kedalam total run off, bila P lebih 7 Ludai Membalong 1,164
8 Membalon Membalong 7,551
kecil dari nilai maksimum soil moisture g
capacity. Besarnya PF oleh Mock disarankan 9 Meran Membalong 2,390
10 Merguntun Membalong 0,614
berkisar 5%-10%, namun tidak menutup g
kemungkinan untuk meningkat sampai harga 11 Munum Membalong 0,450
12 Pala Membalong 16,227
37,3%. 13 Pinang Membalong 0,589
14 Dudat Membalong 5,734
Analisis Potensi Sumberdaya Air 15 Tebel Membalong 2,426
16 Terik Membalong 0,476
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan 17 Ulim Besar Membalong 0,687
Sub Total Kec. Membalong 57,674
terhadap data curah hujan, klimatologi, 23 Blagak Sijuk 1,890
topografi, dan geologi menyangkut struktur Belah
24 Padang Sijuk 5,364
tanah/jenis tanah, serta tataguna lahan di 25 Pangarun Sijuk 1,040
Kabupaten Belitung, diperoleh hasil potensi 26 Sengkali Sijuk 7,166
sumberdaya air berikut : 27 Sijuk Sijuk 3,175
28 Cengap Sijuk 2,218
Sub Total Kec. Sijuk 20,852
Air Tanah 29 Kubu Sijuk, 2,948
Tanjung
Ketersediaan air tanah merupakan hasil Pandan
Sub Total Kec. Tanjung Pandan 2,948
perkalian antara base flow dan luas daerah.
Sumber : Hasil Analisis 2010
Sedangkan untuk medapatkan base flow,
harus dihitung dahulu parameter berikut
Dengan demikian potensi air tanah yang
berdasarkan metode F. J Mock (1973 ) : a)
terdapat di Kabupaten Belitung adalah sebagai
Evaporasi potensial; b) Water balance
berikut :
(neraca air); c) Analisa Groundwater
Perhitungan diatas didasarkan pada Tabel 4 Ketersediaan Air Tanah
perhitungan nilai limited evaporation dan Kabupaten Belitung
besarnya curah hujan dengan data tambahan
No Kecamatan Debit
berupa faktor infitrasi, lengas tanah (soil (liter/detik)
moisture) dan faktor penyusutan bulanan. 1 Badau 4,593
Sedangkan output yang dipcroleh 2 Menbalong 57,674
3 Sijuk 20,852
berupa Ground Water Storage yang 4 Tanjungpandan 2,948
didasarkan atas hasil perhitungan infiltrasi JUMLAH 86,067
baik dari air hujan maupun dari air sungai. Sumber : Hasil Analisis 2010

Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

Sungai dan Daerah Aliran Sungai No Nama Panjang Lokasi


(km)
Secara statistik, debit pada outlet 27 Sijuk 14,0 Sijuk
dinyatakan dengan peluang kejadian yang 28 Cengap 12,5 Sijuk
29 Buding Sijuk, Badau
dihubungkan dengan jenis pengambilan, misal 30 Cerucuk 21,7 Badau, Sijuk,
debit 90% terlampaui (Q90) untuk pengambilan Tanjung
Pandan
DMI (Domestik, Municipal, Industri), debit 32 Kubu 3,6 Sijuk, Tanjung
80% terlampaui (Q80) untuk keperluan Irigasi Pandan
dan debit 50% terlampaui (Q50) untuk 33 Uncar 3,9 Membalong,
Badau
pengeluaran dengan waduk/tampungan. Sumber: Inventarisasi Kondisi Sungai dan Muara di
Dari perhitungan debit, untuk kepentingan Belitung, 2006 dan Hasil Survey, 2010
analisis selanjutnya, dinventarisir debit andal
Tabel 7
80% dan 90% dari kelompok DAS dan Sungai
Debit Andal DAS di Kabupaten Belitung
tersebut. Hasil yang diperoleh dapat dilihat
pada tabel di bawah ini. No Nama Lokasi Debit Andal
Tabel 5 50% 80% 90%
1 Buding Sijuk, 410,64 279,38 210,94
Sebaran DAS di Kabupaten Belitung Badau
2 Cerucuk Badau, 462,95 314,97 237,82
No Nama Luas Sungai Lokasi Sijuk,
Das (KM2) Utama Tanjung
1 Brang 183 Brang Membalong Pandan
2 Buding 483 Buding Sijuk, 3 Brang Membalong 153,70 104,57 78,95
Badau
JUMLAH 1.027,29 698,92 527,71
3 Cerucuk 551 Cerucuk Badau,
Sijuk,
Sumber : Hasil Analisis, 2010
Tanjung
Pandan
Sumber : Inventarisasi Kondisi Sungai dan Muara di Tabel 8
Belitung, 2006 dan Hasil Survey, 2010 Debit Andal Sungai-Sungai di Kabupaten Belitung
No Nama Lokasi Debit Andal
Tabel 6 50% 80% 90%
1 Ambong Badau 32,40 22,0 16,65
Sebaran Sungai di Kabupaten Belitung 5
2 Jamang Badau 5,56 3,78 2,85
No Nama Panjang Lokasi 3 Nurah Badau 4,63 3,15 2,38
(km) Besar
1 Ambong 18,6 Badau 4 Penjilin Badau 12,96 8,82 6,56
2 Jamang 4,3 Badau 5 Bajur Membalong 17,59 11,9 9,04
3 Ngurah Besar 3,2 Badau 7
4 Penjilin 6,1 Badau 6 Bakil Membalong 15,28 10,4 7,85
5 Bajur 3,4 Membalong 0
6 Bakil 4,9 Membalong 7 Blantu Membalong 19,44 13,2 9,99
7 Blantu 3,8 Membalong 3
8 Brang 7,2 Membalong 9 Engkela Membalong 14,35 9,76 7,37
9 Engkelas 9,2 Membalong s
10 Kembiri 15,9 Membalong 10 Kembiri Membalong 151,8 103, 78,00
11 Klobong Besar 4,9 Membalong 5 31
12 Ludai 7,5 Membalong 11 Klobong Membalong 12,50 8,50 6,42
13 Membalong 6,8 Membalong Besar
14 Meran 12,2 Membalong 12 Ludai Membalong 15,28 10,3 7,85
15 Merguntung 5,1 Membalong 9
16 Munum 2,9 Membalong 13 Membal Membalong 84,72 57,6 43,52
17 Pala 16,7 Membalong ong 4
18 Pinang 2,7 Membalong 14 Meran Membalong 31,94 21,7 16,41
19 Dudat 15,1 Membalong 3
20 Tebel 15,7 Membalong 15 Mergunt Membalong 6,94 4,72 3,57
21 Terik 3,9 Membalong ung
22 Ulim Besar 6,0 Membalong 16 Munum Membalong 6,02 4,09 3,09
23 Blagak Belah 6,0 Sijuk 17 Pala Membalong 170,3 115, 87,52
24 Padang 3,9 Sijuk 7 91
25 Pangarun 4,4 Sijuk 18 Pinang Membalong 7,87 5,35 4,04
26 Sengkali 29,2 Sijuk

Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

No Nama Lokasi Debit Andal bagi PDAM tersebut adalah: a) Kolong


50% 80% 90%
19 Dudat Membalong 64,35 47,7 33,06
Serkuk; b) Kolong Serkuk II; c) Kolong
8 Dukong
20 Tebel Membalong 32,41 22,0 16,65
5 Untuk lebih jelasnya, sebaran kolong di
21 Terik Membalong 6,48 4,41 3,33 Kabupaten Belitung dapat dilihat pada tabel 9
22 Ulim Membalong 9,26 6,30 4,76
Besar berikut ini :
23 Blagak Sijuk 23,15 15,7 11,89
Belah 5
24 Padang Sijuk 60,65 41,2 31,15
6 Tabel 9 Sebaran Danau / Kolong di
25 Pangaru Sijuk 13,80 9,45 7,13
n
Kabupaten Belitung
26 Sengkal Sijuk 81,02 55,1 41,62 No Kecamatan Kawasan Kolong
i 2
27 Sijuk Sijuk 38,89 26,4 19,98
6 1 Membalong Kolong Membalong
28 Cengap Sijuk 29,63 20,1 15,22 Kolong (Sungai
6 Kebangnungsai I)
29 Kubu Sijuk, 36,11 24,5 18,55 Kolong (Sungai Belian)
Tanjung 7 Kolong Perepat
Pandan
30 Uncar Membalong, 5,56 3,78 2,85 Kolong (Sungai Dudat)
Badau
JUMLAH 1.01 691. 519.
1,01 89 31 Kolong (Sungai Merah)
Kolong (Sungai Batang)
Sumber : Hasil Analisis, 2010
Kolong (Sungai Jukut)
Kolong Cangkok IV
Dari hasil analisa diperoleh: (1) Debit rata-rata Kolong Cangkok II
Kolong Cangkok III
= 462.95 liter/detik; (2) Q90 = 314.97
liter/detik; (3) Q80 = 237.82 liter/detik; (4)
Kolong Cangkok (Sungai
Total potensi sumberdaya air Kabupaten Barwaja)
Belitung adalah 1.047,02 liter/detik; (5) Total Kolong (Sungai
potensi sumberdaya air untuk irigasi sebesar Kebangnungsai II)
Kolong (Sungai Bakil)
1.390,81 liter/detik; (6) Total potensi
sumberdaya air jika ditampung baik melalui
Kolong (Sungai
bendungan. Danau, atau kolong sebesar Merguntung)
2.038,30 liter/detik.
2 Tanjungpanda Kolong Perawas I
n Kolong Perawas II
Danau dan Kolong Kolong Lesung Batang
Kolong Dukong
Potensi sumberdaya air yang berasal dari Kolong Serkuk II
Kolong Juru Seberang
danau atau kolong, dalam pemanfaatannya Kolong Raya (Sungai Raya)
tidak terlepas dari sungai yang menjadi salah Kolong (Sungai Kubu)
satu in flow pengisian basinnya. Hal ini Kolong Keramik

bermakna bahwa setiap kali air danau atau 3 Badau Kolong Serkuk I
kolong dimanfaatkan, maka basin danau atau Kolong (Sungai Patah)
Kolong Badau
kolong tersebut akan terisi kembali dengan air
Kolong (Sungai Julang)
yang berasal dari sungai yang mempunyai Kolong (Sungai Batu)
akses dengan kolong atau danau dimaksud. Kolong (Sungai Ranggau)
4 Sijuk Kolong Aik Seruk
Dari ratusan kolong kolong yang terdapat di Kolong Terong I
Kabupaten Belitung, 3 kolong diantaranya Kolong Terong II
dimanfaatkan sebagai sumber air yang dikelola Kolong Air Selumar I
Kolong Air Selumar II
oleh PDAM. Dan ada beberapa yang dijadikan Kolong Air Selumar III
tempat rekreasi dan pemancingan. Adapun Kolong Aik Balong
Kolong (Sungai Sengkeli I)
kolong yang dimanfaatkan sebagai sumber air

Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

No Kecamatan Kawasan Kolong No Nama Keca Inflow Volum


mata (liter/ e
Kolong (Sungai Sengkeli II) n detik) (M³)
Kolong (Sungai Batutiti) (S.Cerucuk
Kolong (Sungai Sengkeli )
III) X: 790300
Kolong (Sungai Bansi) - Y:
Kolong (Sungai Dulang) 9692400
Kolong Aik Blangsatan 7 Kolong Tanjung 1.300.0
Kolong (Sungai Sengkeli) (Ds. Juru pandan 00
Kolong Sijuk Sebrang)
Kolong (Sungai Rajah) X: 792100
- Y:
Sumber : Hasil Survey, 2010
9692500
8 Kolong Tanjung 231.48 1.686.0
Hasil analisis yang didasarkan atas data Dukong (S. pandan 00
yang diperoleh, dapat diketahui besaran Cerucuk)
X: 793920
potensi sumberdaya air danau atau kolong - Y:
yang tersebar disetiap kecamatan pada 9691700
Jumlah ketersediaan air 13.136.
Kabupaten Belitung. Akan tetapi dari sekian Kecamatan Tanjungpandan 000
banyak danau dan kolong, hanya beberapa saja 9 Kolong Aik Sijuk 205.32 3.445.0
Balong I 00
yang diambil sebagai gambaran untuk dan II (S.
menunjukkan besar potensi dari sumberdaya Buding)
air danau atau kolong tersebut. X: 806208
- Y:
9715633
Tabel 10 X: 804965
- Y:
Ketersediaan Air Danau Atau Kolong 9713217
No Nama Keca Inflow Volum 10 Kolong Sijuk 14.82 18.066.
mata (liter/ e Terong I ± 000
n detik) (M³) II (S.
1 Danau Badau 140.000 Cengap)
2 Kolong Badau 610.000 X: 799300
X: 809580 ± Y:
- Y: 9705200
9686650 X: 800734
Jumlah ketersediaan air 750.00 - Y:
Kecamatan Badau 0 9707774
3 Kolong Membal 38.43 2.857.5 11 Kolong Aik Sijuk 14.82 9.925.0
Cangkok I ong 00 Seru (S. 00
± IV (S. Cengap)
Brang) X: 804280
X: 795414 - Y:
- Y: 970846
9678845 Jumlah ketersediaan air 31.436.
X: 797010 Kecamatan Sijuk 000
- Y: 12 Danau Selat Nasik 564.000
9680480 Jumlah ketersediaan air 564.00
X: 795930 Kecamatan Selat Nasik 0
- Y: Sumber: Hasil Analisis 2010
9677200
4 Danau (S. Membal 151,85 175.000
Kembiri) ong
Jumlah ketersediaan air 3.032.5 Daerah Irigasi
Kecamatan Membalong 00
5 Kolong Tanjung 5.350.0 Di Pulau Belitung terdapat 24 daerah
(Ds. Ls. pandan 00 irigasi yang tersebar di masing ± masing
Btg)
X: 799425 kecamatan yang ada di Kabupaten Belitung
- Y: maupun Belitung Timur. Salah satu daerah
9694910
6 Kolong Tanjung 231.48 4.800.0 irigasi yang besar adalah di daerah Irigasi
Serkuk II pandan 00 Selingsing yang sumber airnya berasal dari
Bendung Pice Besar yang terdapat di Sungai

Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

Linggang (Belitung Timur). Sedangkan untuk


daerah irigasi yang terdapat di Kabupaten
Belitung diantaranya adalah : 1) D.I. Kelapa
Kera di Kecamatan Sijuk; 2) D.I. Juru
Seberang I di Kecamatan Tanjungpandan; 3)
D.I. Juru Seberang II di Kecamatan
Tanjungpandan; 4) D.I. Lesung Batang di
Kecamatan Tanjungpandan; 5) D.I. Air Baik
di Kecamatan Tanjungpandan; 6) D.I. Hibui Gambar 3
di Kecamatan Badau; 7) D.I. Cendil di Penampang Memanjang Das Cerucuk
Kecamatan Badau; 8) D.I. Air Gendang di
DAS Cerucuk memiliki karakter unik,
Kecamatan Membalong; 9) D.I. Perepat di
dimana terdapat perbedaan yang alur sungai
Kecamatan Membalong; 10) D.I. Air Betik di
yang begitu mencolok yaitu dari sungai yang
Kecamatan Membalong; 11) D.I. Membalong
relatif landai hingga sungai terjal dengan diapit
I di Kecamatan Membalong; 12) D.I.
bukit-bukit. Masalah-masalah penyebab banjir
Membalong II di Kecamatan Membalong; 13)
terjadi dapat diinventarisir sebagai berikut: (1)
D.I. Rusa di Kecamatan Membalong; 14) D.I.
Penggerusan (Sebagian besar (hampir 70%)
Seliu di Kecamatan Membalong; 15) D.I. Selat
DAS Cerucuk memiliki kemiringan sungai di
Nasik di Kecamatan Selat Nasik
atas 10% sehingga arus di sungai sangat deras.
Kecepatan aliran terutama saat banjir akan
Analisis Permasalahan Sumberdaya Air
mengakibatkan penggerusan dan tidak sedikit
Pertama, Pencemaran Air di beberapa lokasi mengakibatkan longsoran
Pencemaran terhadap air permukaan dan pada tebing-tebing sungai.) (2) Sedimen dari
air tanah di Kabupaten Belitung pada DAS (Akibat lain dari penurunan kualitas DAS
umumnya bersumber dari kegiatan adalah erosi yang tinggi di daerah DAS. Jika
pertambangan, industri, pertanian dan rumah pada saat kondisi hutan lebat aliran air hujan di
tangga. Berdasarkan hasil observasi diketahui DAS lambat, sehingga tidak cukup kuat untuk
kegiatan pertambangan dan industri (besar dan mengangkut butiran-butiran sedimen, maka
menengah), merupakan kegiatan yang akibat aliran air permukaan yang cepat karena
berpotensi mencemari air permukaan dan air hutan gundul (tidak ada yang menahan laju
tanah. Selain dari pertambangan dan industri, aliran air) maka akan terjadi erosi. Butiran
penggunaan pupuk dan insektisida di sektor hasil erosi ini terbawa ke sungai (air sungai
pertanian dan perkebunan juga berpotensi keruh), dan akhirnya sebagian besar
mencemari air terutama air permukaan. mengendap di bagian hilir sungai yang landai
Sumber pencemaran lainnya adalah limbah (0.77%), sehingga penampang sungai
dari rumah tangga terutama rumah tangga yang mengecil. Kapasitas sungai menjadi lebih kecil
tidak mempunyai fasilitas tempat buang air dan akhirnya menjadi salah satu penyebab
besar. terjadinya banjir.) (3) Masalah Kekeringan
(Batuan tertua di daerah Pulau Belitung berupa
Kedua, Masalah Banjir Formasi Kelapa Kampit (PCks) yang terdiri
dari batuan sedimen sedimen flysch, batupasir,
batusabak dan batulumpur. Selanjutnya
Formasi Tajam (PCTm) yang terdiri dari
batupasir kuarsa bersisipan dengan batulanau
dan terlipat sedang hingga kuat dan juga
sebagian termalihkan. Kedua formasi diatas
berumur Permo-Karbon. Bersamaan dengan
pembentukan Formasi Kelapa Kampit (PCks)

Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

dan Formasi Tajam (PCTm) pada Permo- Tabel 11


Karbon terdapat aktifitas magmatik yang Kualitas Air Sungai Dan Kolong
menghasilkan endapan lava basalt dan breksi Kepm Air Sun Kol Kolon
Das
gunung api yakni Formasi Siantu (PCsp). Para enkes ta
ceru
gai ong g
meter 907/2 na bla duk cang
Satuan ini berumur Permo-Karbon dan 002 h
cuk
ntu ong kok
berhubungan dengan Formasi Kelapa Kampit.) E.
0 4,3 4,3 3 2
Pada masa Mesozoikum terjadi beberapa Coli
Temb 2
aktifitas magmatik yang dimulai pada Zaman aga mg/ltr
Trias yang menghasilkan Granit Nitrat
50
mg/ltr
Tanjungpandan (Trtg), pada Zaman Jura yang Amon 1,5
menghasilkan Granit Adamelit Baginda (Jma) ia mg/ltr
yang tidak menghasilkan endapan timah Besi
0,3 0,3
0,85 0,31
mg/ltr 4
sampai pada Zaman Kapur yang menghasilkan Mang 0,1
0,1
2 jenis batuan beku, yaitu Granodiorit an mg/ltr
5,9
Burungmandi (Kbg) dan Diorit Kuarsa 6,5 ± ± 6,1
pH 5,38 6,13 6,35
Batubesi (Kbd). Sejak akhir Kapur sampai 8,5 6,2 2
Kuarter berlangsung proses denudasi dan erosi 5
3
serta menghasilkan endapan pasir karbonatan Seng
mg/ltr
dan endapan alluvium (Baharuddin dan Warn 15
a TCU
Sidarto, 1995). Keker
5 NTU
Lokasi paling dominan dari jenis bebatuan uhan
ini banyak terdapat di Kecamatan Sijuk dan Sumber : Hasil Uji Lab., 2010

Kecamatan Membalong, serta terdapat


sebagian kecil di Kecamatan Tanjungpandan. Penutup
Hal ini menyebabkan wilayah ini menjadi Mengacu pada hasil penelitian yang telah
wilayah kritis air, yang diartikan bahwa dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu
keberadaan air tanah sangat terbatas bahkan terhadap masyarakat di beberapa tempat di
kemungkinan langka. Air tanah di daerah ini Indonesia, dimana didapat hasil bahwa
hanya memiliki kuantitas yang cukup pada kebutuhan air bagi masyarakat Indonesia
musim hujan. berkisar antara 100 liter sampai dengan 145,2
liter per hari. Dengan demikian kebutuhan air
Kualitas Sumberdaya Air
bersih untuk masyarakat Kabupaten Belitung
jika pengambilan pemakaian paling banyak,
Untuk mendapatkan hasil kualitas sesuai
adalah sebesar ± 24.145.017,6 liter/hari.
dengan Standar Kualitas yang dikeluarkan
Kebutuhan ini belum termasuk kebutuhan
oleh Menkes yakni Kepmenkes 907 tahun
untuk industry, pariwisata, pertanian,
2002 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
pertambangan dan aktivitas lainnya.
Kualitas Air Minum, maka sumberdaya air
Melihat dari kenyataan tersebut dan
yang dipergunakan bagi kepentingan
berdasarkan hasil analisis potensi sumberdaya
masyarakat harus dikelola dan disaring
air yang telah dilakukan, maka untuk
terlebih dahulu.
memenuhi kebutuhan air bagi kepentingan
masyarakat serta aktivitas lainnya DI
Kabupaten Belitung dapat diperoleh melalui
beberapa potensi sumber sumberdaya air yang
dimiliki Kabupaten Belitung antara lain : (1)
DAS dan Sungai yang memiliki debit andal
cukup besar. Jumlah ketersediaan air per hari
yang dapat disediakan oleh DAS adalah

Page | 11
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

sebesar 60.386.688 liter. Jumlah ketersediaan kuantitas yang cukup pada musim hujan
air per hari yang dapat disediakan oleh Sungai terutama di Kecamatan Sijuk, Kecamatan
adalah sebesar 36.376.128 liter. Dengan Membalong, serta sebagian kecil di
demikian air baku yang dapat disediakan Kecamatan Tanjungpandan; 4) Masalah
berjumlah 96.762.816 liter/hari; (2) Kolong- penurunan kualitas air dimana air sungai yang
kolong bekas tambang, dimana secara semula dapat digunakan untuk keperluan
topografi bagus untuk dimanfaatkan sebagai sehari ± hari oleh penduduk sekarang telah
tabungan sumber air baku sebagai embung mengalami pelumpuran (sedimentasi debris)
penampung yang memanfaatkan air sungai dan yang parah, terkontaminasi oleh limbah
air hujan. Namun keberadaan kolong sebagai industri, limbah perumahan, limbah tambang,
sumber bahan baku air, untuk saat ini belum dan limbah pertanian sehingga penurunan
dapat direkomendasikan karena keberadaan kualitas air tidak terhindarkan.
logam berat yang terkandung dalam air kolong Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
tersebut seperti Pb, Zn, sehingga perlu disampaikan beberapa saran sebagai berikut :
penanganan khusus dalam pengolahan limbah, 1) Perlu adanya manajemen sumber daya air
pH air masih berada di bawah 6,5, warna air untuk mengantisipasi kelangkaan air di masa
berada diatas 15 TCU. Untuk rekomendasi dari depan; 2) Untuk mengatasi banjir dapat
kolong-kolong ini hanya untuk cadangan air dilakukan melalui penanganan lunak, yaitu
baku yang biasanya berfungsi untuk pembuatan peraturan-peraturan yang mengatur
pengolontoran. Dari data kolong-kolong yang hal-hal yang terkait dengan penataan DAS dan
ada dan kemampuan suplesi dari debit andal badan sungai; pengendalian kolam air dan
dipergunakan debit andal 50%, karena pada sedimen di DAS; waduk pengendali banjir
umumnya kolong-kolong tersebut mempunyai (Flood Control Reservoir); retarding di sekitar
akses langsung ke sungai terdekat; (3) Air badan sungai; normalisasi sungai atau saluran;
Tanah, dimana berdasarkan hasil analisis tanggul/tembok banjir; reklamasi; pengelak
diketahui potensi air tanah yang terdapat di banjir; 3) Untuk mengatasi masalah
Kabupaten Belitung adalah sebesar 86,067 kekeringan, pada wilayah kekeringan ini perlu
liter/detik. dibangun embung-embung penangkap air,
Selain potensi tersebut diatas, terdapat sumur resapan, dan menutupi lahan-lahan yang
beberapa permasalahan terkait dengan rusak akibat penambangan dengan vegetasi
pengelolaan sumber daya air di Kabupaten yang dapat menahan air.
Belitung antara lain : 1) Pencemaran air yang
menyebabkan kualitas air sungai dan kolong Daftar Pustaka
yang terus menurun akibat dari kegiatan
penambangan, industri, pariwisata, pertanian, Baharuddin dan Sidarta. (1995). Geological
dan rumah tangga; 2) Masalah banjir yang Map Of the Belitung Sheet, Sumatera
disebabkan oleh factor alamiah seperti (1212, 1213, 1312, 1313) Scale 1 :
penggerusan dan sedimentasi dari DAS, serta 250.000, Geological Research and
factor berubahnya fungsi lahan akibat berbagai Development Centre, Bandung.
aktivitas yang menyebabkan air tidak dapat [Departemen PU Direktorat Sumberdaya Air].
meresap lagi sehingga mengakibatkan banjir ³,QYHQWDULVDVL .RQGLVL 6XQJDL dan
atau genangan air di beberapa wilayah; 3) 0XDUD GL %HOLWXQJ´ 3URYLQVL %DQJND
Masalah kekeringan yang disebabkan karena Belitung..
kondisi bebatuan yang terdapat di daerah ini
sebagai mana telah diuraikan diatas yang 0RFN )- ³/DQG &DSDELOW\ $SSUDLVDO
menyebabkan wilayah ini menjadi wilayah ,QGRQHVLD :DWHU $YDLODELOLW\ $SSUDLVDO´
kritis air, yang diartikan bahwa keberadaan air Bogor.
tanah sangat terbatas bahkan kemungkinan
langka. Air tanah di daerah ini hanya memiliki

Page | 12
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.11 No.2

M.R. Djuwansah. Pendugaan Potensi


Sumberdaya Air di Wilayah Pesisir, Pusat
Penelitian Geoteknologi LIPI.
Mulyanto. (1992) Manajemen Perairan, luw-
Unibraw-Fish, Fisheries Project Unibraw,
Malang.
2GXP (3 ³'DVDU-GDVDU (NRORJL´
Edisi Ketiga, Alih Bahasa : Samingan, T.
Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
Sutardi. (2003). Water Resources Management
Towards Enhacement of Effective Water
Governance in Indonesia, Country Report
for the 3-rd Word Water Forum, Kyoto
Japan, pp 1 ± 108.
Suroso dan Hery A.S. (2006). Pengaruh
Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap
Debit banjir Daerah Aliran Sungai
Banjaran, Jurnal Teknik Sipil, Universitas
Jenderal Sudirman Purwokerto, Vol. 3 No.
2.
Undang ± Undang Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 2004, tentang Sumberdaya Air.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 907/ Menkes/ SK/VII/
2002, Tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.

Page | 13

You might also like