You are on page 1of 8

P-ISSN : 2355-9853

Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)


E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN LAMA MENDERITA


DIABETES MELLITUS (DM) DENGAN KEJADIAN
ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DM TIPE 2

Ida Suryati1, Def Primal1, Darsis Pordiati3


STIKes Perintis Padang
Email : Idasuryati53@yahoo.co.id

Submission: 10-06-2019, Reviewed: 19-06-2018, Accepted: 24-06-2019

ABSTRACT

DM is a disease where the level of glucose (simple sugar) in high blood because the body
cannot release or use insulin adequately. Type 2 diabetes can cause various chronic complications
such as diabetic foot disorders. The number of DM patients in Bukittinggi Achmad Mochtar Hospital
has increased in the last 2 years. In 2017 there are 1,350 DM patients, in 2018 there are 1,400 DM
patients who visit the International Clinic. Information obtained from officers at the Achmad Mochtar
Hospital International Police that officers did not provide health promotion about diabetic ulcers to
DM patients who visited the internal poly. The purpose of the study was to determine the relationship
level of knowledge and duration of suffering from diabetes with the incidence of diabetic ulcers.
Descriptive analytic research method with cross sectional design. The population was all type 2 DM
patients who visited the Bukittinggi Achmad Mochtar Hospital interne poly, with an average number
of 117 people per month. The number of samples is 54 people, with sampling using accidental
sampling. Data was processed and analyzed using the chi-square test. The results of univariate
analysis showed that 72.2% of respondents had high level of knowledge, 61.1% had long suffered
from DM and 79.6% had no diabetic ulcer. Bivariate results have a correlation between level of
knowledge with the incidence of diabetic ulcer (p = 0,000) and there is a relationship between
knowledge and incidence of diabetic ulcer (p = 0.036 and OR = 8.696). It was concluded that there
was a relationship between level of knowledge and duration of suffering from diabetes with the
incidence of diabetic ulcers. It is expected that the hospital management will make counseling
information on diabetic ulcers for DM patients visiting the Bukittinggi Achmad Mochtar Hospital
interne poly.

Keywords: diabetic ulcer ,duration of suffering from diabetes, ,knowledge

ABSTRAK

DM adalah penyakit di mana kadar glukosa (gula sederhana) dalam darah tinggi karena tubuh
tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara memadai. Diabetes tipe 2 dapat
menyebabkan berbagai komplikasi kronis seperti kelainan kaki diabetik. Jumlah pasien DM di Rumah
Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi telah meningkat dalam 2 tahun terakhir. Pada 2017 ada 1.350
pasien DM, pada 2018 ada 1.400 pasien DM yang mengunjungi Klinik Internasional. Informasi
diperoleh dari petugas di Kepolisian Internasional Rumah Sakit Achmad Mochtar bahwa petugas
tidak memberikan promosi kesehatan tentang ulkus diabetes kepada pasien DM yang mengunjungi
poli internal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan
durasi menderita diabetes dengan kejadian ulkus diabetik. Metode penelitian deskriptif analitik
dengan desain cross sectional. Populasi adalah semua pasien DM tipe 2 yang mengunjungi poli
interne Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi, dengan jumlah rata-rata 117 orang per bulan.
Jumlah sampel adalah 54 orang, dengan pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Data
diolah dan dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa 72,2%
responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, 61,1% telah lama menderita DM dan 79,6%
tidak memiliki ulkus diabetik. Hasil bivariat memiliki korelasi antara tingkat pengetahuan dengan
kejadian ulkus diabetik (p = 0,000) dan ada hubungan antara pengetahuan dan kejadian ulkus diabetes
(p = 0,036 dan OR = 8,696). Disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan lama

1
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

menderita diabetes dengan kejadian ulkus diabetik. Diharapkan bahwa manajemen rumah sakit akan
membuat informasi konseling tentang ulkus diabetik untuk pasien DM yang mengunjungi Rumah
Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi interne poli.

Kata Kunci: lama menderita diabetes, pengetahuan, ulkus diabetes

PENDAHULUAN diabetikum, maka memiliki kemungkinan


Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin untuk luka membaik akan semakin besar.
meningkat. PTM merupakan penyakit yang Semakin lama seseorang menderita
seringkali tidak terdeteksi karena tidak DM, maka ia akan semakin beresiko menderita
bergejala dan tidak ada keluhan (Kemenkes RI, komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi pada
2014). Salah satu PTM yang menyita banyak penderita DM salah satunya yaitu neuropati
perhatian adalah Diabetes Melitus (DM). diabetik. Komplikasi ini dapat factor utama
DM adalah suatu penyakit dimana terjadinya ulkus diabetik. Kurang lebih 45-
kadar glukosa (gula sederhana) didalam darah 60% dari semua penderita ulkus diabetik
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan disebabkan oleh neuropati (Fowler MJ, 2008)
atau menggunakan insulin secara adekuat. Sumatera Barat memiliki prevalensi
Kadar gula darah yang normal pada pagi hari total DM sebanyak 1,3 %, dimana Sumatera
setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70 Barat berada di urutan 14 dari 33 provinsi yang
– 100 mg/dl. Kadar gula darah biasanya kurang ada di Indonesia. Berdasarkan umur, penderita
dari 120 – 140 mg/dl pada 2 jam setelah makan terbanyak dalam rentang usia 56 – 64 tahun
atau minum cairan yang mengandung gula dengan prevalensi 4,8 % (Kemenkes RI, 2013).
maupun karbohidrat lainnya (Utaminingsih, Pada tahun 2018, prevalensi DM di Sumatera
2015) Barat mengalami peningkatan, yaitu menjadi
(Upaya pencegahan ulkus diabetikum 1,9 % (Kemenkes 2018) Jumlah pasien DM di
dapat dilakukan melalui perilaku kesehatan RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi juga
dalam rangka mencegah penyakit, dimana mengalami peningkatan dalam 2 tahun terakhir.
perilaku tersebut dipengaruhi oleh berbagai Pada tahun 2017 terdapat 1.350 pasien DM
faktor. Teori L. Green (1980) dalam yang berkunjung ke poli Interne, pada tahun
(Notoatmodjo, 2010) menyatakan bahwa 2018 terdapat 1.400 pasien DM yang
terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku berkunjung ke poli Interne RSUD Dr. Achmad
seseorang, yaitu faktor predisposisi, faktor Muchtar (Medical Record RSUD Dr. Achmad
pendukung, dan faktor pendorong. Faktor Muchtar Bukittinggi, 2018).
predisposisi terwujud dalam pendidikan, Informasi yang diperoleh dari petugas
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, di Poli Interne bahwa petugas tidak ada
nilai-nilai, dsb. Faktor pendukung terwujud memberikan promosi kesehatan tentang ulkus
dalam lingkungan fisik, dan tersedia atau diabetikum kepada pasien DM yang
tidaknya fasilitas kesehatan. Faktor pendorong berkunjung ke poli interne. Promkes yang
terwujud dalam sikap dan perilaku petugas diberikan hanya mengenai pengendalian gula
kesehatan atau petugas lain serta dukungan dari darah, diit diabetik dan senam diabetes.
keluarga (Notoatmodjo, 2010) Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan
Diantara faktor predisposisi yang di poli Interne RSUD Dr. Achmad Muchtar
mempengaruhi perilaku kesehatan tersebut Bukittinggi terhadap 5 orang pasien DM yang
adalah pengetahuan dan lama menderita DM. berkunjung, 3 orang diantaranya mengalami
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan tanda dan gejala ulkus yaitu adanya eksudat
manusia, atau hasil dari tahu seseorang dan edema pada luka di kaki. Informasi dari 3
terhadap objek melalui indra yang dimiliknya orang pasien tersebut diketahui bahwa mereka
(mata, hidung, telinga, dan sebagainya). tidak mengetahui tentang penyebab terjadinya
Sebagian besar pengetahuan seseorang ulkus diabetik dan cara mencegah terjadinya
diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), ulkus diabetik, 2 orang diantara pasien yang
dan indra penglihatan (mata) ((Notoatmodjo, terjadi ulkus tersebut sudah menderita DM > 5
2010). Menurut penelitian (Rahmawati, 2017), tahun. 2 orang pasien lainnya tidak terjadi ulkus
pasien yang memiliki pengetahuan yang tinggi diabetik, dan mereka baru menderita DM
tentang perawatan pasien dengan ulkus selama 2 tahun. Tujuan penelitian untuk

2
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

mengetahui lebih lanjut tentang hubungan


pengetahuan dan lama menderita DM dengan HASIL PENELITIAN
kejadian ulkus diabetikum pada pasien DM tipe
2 di RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat
tahun 2019. Pengetahuan, Lama Menderita DM dan
Kejadian Ulkus Diabetikum Pada Pasien
DM tipe 2
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode Variabel f %
deskriptif analitik dengan desain cross
Tingkat Pengetahuan
sectional yaitu suatu penelitian yang bertujuan
Rendah 15 27,8
untuk mempelajari dinamika korelasi antara Tinggi 39 72,2
faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
Jumlah 54 100
pendekatan, observasi atau pengumpulan data
Lama Menderita DM
sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo,
Lama 33 61,1
2010). Penelitian ini dilakukan untuk
Baru 21 38,9
mengetahui pengetahuan dan lama menderita
Jumlah 54 100
DM dengan kejadian ulkus diabetikum pada
Kejadian Ulkus Diabetikum
pasien DM tipe 2. Jumlah sampel 54 orang,
Terjadi 11 20,4
diambil menggunakan teknik accidental Tidak terjadi 43 79,6
sampling, pengumpulan data dilakukan Jumlah 54 100
dengan pengisian kuesioner melalui
wawancara terpimpin dan observasi. Peneliti
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
melakukan observasi kejadian ulkus
dari 54 responden, lebih dari separoh memiliki
diabetikum, kemudian data kuesioner dan
tingkat pengetahuan tinggi tentang ulkus
hasil observasi dikumpul kembali untuk
diabetikum, yaitu sebanyak 39 responden (72,2
diperiksa kelengkapannya. Analaisa data
%), lebih dari separoh sudah lama menderita
dilakukan dengan Analisis univariat dan
DM (> 5 tahun), yaitu sebanyak 33 responden
nalisis bivariate. Analisis hasil uji statistic
(61,1 %). lebih dari sebagian tidak terjadi ulkus
dengan menggunakan Chi-Square test, untuk
diabetikum, yaitu sebanyak 43 responden (79,6
menyimpulkan adanya hubungan 2 variabel.
%).
Analisis data menggunakan derajat
kemaknaan signifikan 0,05.

Tabel 2. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Lama Menderita DM dengan Kejadian Ulkus
Diabetikum pada pasien DM Tipe 2

Kejadian Ulkus Diabetikum


Jumlah
Variabel Terjadi Tidak terjadi pvalue
N % n % N %
Pengetahuan
Rendah 11 73,3 4 26,7 15 100
0,000
Tinggi 0 0 39 100 39 100
Total 11 20,4 43 79,6 54 100
Lama Menderita DM
Lama 10 30,3 23 69,7 33 100
0,036
Baru 1 4,8 20 95,2 21 100
Total 11 20,4 43 79,6 54 100

3
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa Pengalaman adalah guru yang baik, demikian
dari 15 responden berpengetahuan rendah, bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung
terdapat 11 responden (73,3 %) terjadi ulkus maksud bahwa pengalaman itu merupakan
diabetikum dan 4 responden (26,7 %) tidak sumber pengetahuan, atau pengalaman itu
terjadi ulkus diabetikum. Diantara 39 merupakan suatu cara untuk memperoleh
responden berpengetahuan tinggi, tidak ada kebenaran pengetahuan. Pengalaman pribadi
responden (0 %) terjadi ulkus diabetikum dan dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
seluruhnya (100%) tidak terjadi ulkus pengetahuan, dengan cara mengulang kembali
diabetikum. Setelah dilakukan uji statistic pengalaman yang diperoleh dalam
dengan uji chi-square didapatkan hasil pvalue = memecahkan permasalahan yang dihadapi pada
0,000 (p < 0,05), ini berarti bahwa ada masa yang lalu (Notoatmodjo, 2010).
hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian Sejalan dengan Penelitian (Bertalina &
ulkus diabetikum pada pasien DM tipe 2 di Purnama, 2016)tentang hubungan pengetahuan,
RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi tahun dukungan keluarga serta perilaku penderita
2019. Dari 33 orang responden yang lama diabetes melitus tipe 2 terhadap kejadian ulkus
menderita DM terdapat 23 orang (69,7 %) kaki diabetes. Berdasarkan penelitian tersebut
tidak terjadi ulkus dan 10 orang (30,3%) terjadi diketahui bahwa 78,8% responden dengan
ulkus diabetikum. Dari 21 orang responden pengetahuan baik.
yang baru menderita DM terdapat 20 orang Menurut asumsi peneliti, banyak
(95,2 %) tidak terjadi ulkus diabetikum dan 1 responden yang memiliki pengetahuan tinggi
orang (4,8 %) terjadi ulkus diabetikum. Setelah tentang ulkus diabetikum disebabkan mereka
dilakukan uji statistic dengan uji chi-square sudah mengalami DM > 1 tahun, sehingga
didapatkan hasil pvalue = 0,036 (p < 0,05), ini sudah banyak memperoleh informasi tentang
berarti bahwa ada hubungan pengetahuan penyakit DM, baik informasi dari petugas,
dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien informasi dari orang-orang sekitarnya ataupun
DM tipe 2 di RSAM Bukittinggi tahun 2019. pengalaman mereka yang pernah mengalami
Nilai Odds Ratio (OR) diperoleh 8,696 dapat gejala ulkus diabetikum. Pengetahuan
diartikan bahwa responden yang telah lama responden yang tinggi tersebut dapat
menderita DM memiliki resiko 8,6 kali untuk dipengaruhi oleh tingkat pendidikan mereka
terjadi ulkus diabetikum dibandingkan yang juga tinggi, yaitu berpendidikan SMA dan
responden yang baru menderita DM. Perguran Tinggi sebanyak 35 orang (64,8 %).
Dimana pendidikan diperlukan untuk mendapat
PEMBAHASAN informasi misalnya hal-hal yang menunjang
kesehatan sehingga dapat meningkatkan
Tingkat Pengetahuan kualitas hidup. Pada umumnya makin tinggi
Pengetahuan merupakan hasil pendidikan seseorang makin mudah menerima
pengindraan manusia, atau hasil dari tahu informasi, khususnya informasi tentang
seseorang terhadap objek melalui indra yang penyakit DM yang diterimad ari petugas atau
dimiliknya (mata, hidung, telinga, dan dari media cetak dan elektronik.
sebagainya). Pengetahuan yang dihasilkan pada Namun demikian, masih terdapat
waktu pengindraan tersebut sangat dipengaruhi responden yang memiliki pengetahuan rendah.
oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap Pengetahuan yang kurang dimiliki responden
objek. Pengetahuan seseorang sebagian adalah tentang dampak jika menderita DM
besarnya diperoleh melalui indra pendengaran sudah lebih dari 5 tahun, tanda dan gejala luka
(telinga), dan indra penglihatan (mata) diabetikum dan pengaruh luka kecil yang
(Notoatmodjo, 2010). terjadi pada tungkai kaki penderita DM. Pada
Wawan & Dewi (2011) membagi umumnya responden berpendapat bahwa
faktor yang mempengaruhi pengetahuan atas dampak DM jika lebih 5 tahun adalah kaki
dua kelompok, yaitu faktor internal dan faktor bengkak, yang tidak termasuk tanda dan gejala
eksternal. Faktor internal terdiri dari luka diabetikum adalah tidak nyeri, dan luka
pendidikan, pekerjaan dan umur. Faktor kecil yang terjadi pada tungkai kaki penderita
eskternal terdiri dari factor lingkungan dan tidak berpengaruh apapun. Pengetahuan
sosial budaya. Pengetahuan juga dapat responden yang rendah ini dapat dipengaruhi
diperoleh melalui pengalaman. Pribadi oleh factor usia mereka yang < 45 tahun.

4
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

Dimana semakin cukup umur, tingkat farmakologi seperti memotifikasi gaya hidup.
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih Responden yang baru mengalami DM < 5
matang dalam berfikir dan bekerja. Sebaliknya tahun disebabkan mereka baru didiagnosis
umur yang kurang < 45 tahun menyebabkan menderita penyakit DM. Hal ini diharapkan
responden kurang memiliki pengalaman dan tidak berdampak pada terjadinya ulkus diabetic
kurang matang dalam berfikir tentang penyakit pada responden, karena dalam masa tersebut
DM tersebut. sangat kecil kemungkinan untuk terjadi
gangguan syaraf dan gangguan pembuluh darah
Lama Menderita DM pada kaki.
DM adalah suatu penyakit dimana
kadar glukosa (gula sederhana) didalam darah Kejadian Ulkus Diabetikum
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan Ulkus kaki diabetik adalah luka kronik
atau mengguakan insulin secara adekuat. Kadar pada daerah di bawah pergelangan kaki, yang
gula darah yang normal pada pagi hari setelah meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan
malam sebelumnya berpuasa adalah 7-0 – 100 mengurangi kualitas hidup pasien. Ulkus kaki
mg/dl. Kadar gula darah biasanya kurang dari diabetik disebabkan oleh proses neuropati
120 – 140 mg/dl pada 2 jam setelah makan atau perifer, penyakit arteri perifer (peripheral
minum cairan yang mengandung gula maupun arterial disease), ataupun kombinasi keduanya.
karbohidrat lainnya (Utaminingsih, 2015). Pemeriksaan neuropati sensorik dapat
Lama sakit berhubungan dengan usia dilakukan dengan menggunakan monofilamen
pertama kali penderita terdiagnosa Diabetes Semmes-Weinstein 10g, serta ditambah dengan
Melitus, semakin muda usia penderita salah satu dari pemeriksaan : garpu tala
terdiagnosa Diabetes Melitus maka semakin frekuensi 128 Hz, tes refleks tumit dengan palu
lama penderita akan menanggung sakit refleks, tes pinprick dengan jarum, atau tes
(Bertalina & Purnama, 2016). Semakin lama ambang batas persepsi getaran dengan
seseorang menderita DM maka semakin besar biotensiometer (PERKENI, 2015)
peluang untuk menderita hiperglikemia kronik Menurut (Loviana et al., 2015), tanda
yang pada akhirnya akan menyebabkan dan gejala ulkus diabetikum dapat dilihat dari:
komplikasi DM berupa retinopati, nefropati, Eksudat, yaitu adanya eksudat atau cairan pada
PJK, dan ulkus diabetikum. Lamanya durasi luka sebagai tempat berkembangnya bakteri;
DM menyebabkan keadaan hiperglikemia yang Tepi ulkus, Kulit di sekitar ulkus diabetikum
lama. Keadaan hiperglikemia yang terus sebagian besar edema kurang dari 2 cm,
menerus menginisiasi terjadinya hiperglisolia berwarna merah muda, dan inflamasi minimal;
yaitu keadaan sel yang kebanjiran glukosa. Edema, yaitu meningkatnya volume cairan di
Hiperglosia kronik akan mengubah homeostasis luar sel (ekstraseluler) dan di luar pembuluh
biokimiawi sel tersebut yang kemudian darah (ekstravaskular) disertai dengan
berpotensi untuk terjadinya perubahan dasar penimbunan di jaringan serosa. Edema pada
terbentuknya komplikasi kronik DM (Loviana, ulkus diabetikum terdiri dari edema minimal 2
Rudy, & Zulkarnain, 2015) cm, sedang (semua kaki), berat (kaki dan
Sejalan dengan penelitian (Husniawati, tungkai); Warna : merah muda, eritema, pucat,
2015) tentang kejadian ulkus berulang pada gelap; Inflamasi. Inflamasi yang terjadi dapat
pasien diabetes mellitus, bahwa 60,6 % berupa inflamasi minimal atau tanpa inflamasi,
responden menderita DM > 5 tahun. Penelitian sedang, berat; Nyeri, kepekaan atau nyeri
(Mahfud, 2012) tentang hubungan lama sakit sebagian besar tidak lagi terasa atau kadang-
diabetes melitus dengan pengetahuan kadang dan tanpa maserasi atau kurang dari
perawatan kaki pada pasien diabetes melitus 25%; Dan maserasi : tanpa maserasi atau 25 %,
non ulkus. Berdasarkan penelitian tersebut 26 – 50 %, > 50 %.
didapatkan 46,3 % responden menderita DM < Hasil peneltiian yang dilakukan
5 tahun. didapatkan perbedaan kejadian ulkus pada
Menurut asumsi peneliti, banyak pasien DM tipe 2 dengan penelitian (Amilia &
responden yang sudah lama menderita DM Saraswati, 2018) tentang hubungan
disebabkan mereka kurang melakukan upaya pengetahuan, dukungan keluarga serta perilaku
untuk mencegah terjadinya kenaikan gula penderita diabetes melitus tipe 2 terhadap
darah, baik secara farmakologi maupun non kejadian ulkus kaki diabetes. Berdasarkan

5
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

penelitian Amilia diketahui bahwa 80% berpengetahuan tinggi yang terjadi ulkus
responden terkena kejadian ulkus kaki, diabetic. Adanya pengetahuan mereka tentang
sedangkan hasil penelitian yang peneliti cara pencegahan ulkus diabetic, maka mereka
lakukan kejadian ulkus hanya sebesar 20,4 %. akan berupaya untuk melakukan pencegahan
Menurut asumsi peneliti, banyak tersebut dengan cara melakukan pengontrolan
responden yang tidak terjadi ulkus diabetic gula darah dan mematuhi diet DM. Dimana
disebabkan mereka baru menderita DM, kadar gula darah yang selalu terkontrol tersebut
sehingga belum terjadi gangguan syaraf ke kaki dapat mencegah terjadinya gangguan syaraf
dan responden segera menyadari adanya luka dan gangguan pembuluh darah ke kaki,
pada kaki dan segera melakukan pengobatan sehingga tidak terjadi ulkus diabetikum.
untuk mencegah terjadinya ulkus diabetic. Sebaliknya responden yang berpengetahuan
Responden yang mengalami ulkus diabetic rendah tidak berusaha untuk mencegah
disebabkan sudah ada tanda dan gejala ulkus terjadinya ulkus diabetic, sehingga jarang
diabetic yang mereka alami, tanda dan gejala mengontrol kadar gula darah tidak terkendali
yang dialami responden yaitu terjadi edemal selama bertahun-tahun dan pasien tidak dapat
mimimal 2 cm, terdapat warna merah muda dan merasakan sakit, panas atau dingin pada kaki.
terjadi inflamasi sedang. Pada akhirnya berdampak terjadinya tanda dan
gejala ulkus diabetic.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pada penelitian ini juga ditemukan
Kejadian Ulkus Diabetikum responden yang berpengetahuan rendah tapi
Pengetahuan merupakan hasil tidak terjadi ulkus. Tidak terjadinya ulkus pada
pengindraan manusia, atau hasil dari tahu responden berpengetahuan rendah tersebut bisa
seseorang terhadap objek melalui indra yang dipengaruhi oleh lama menderita DM, dimana
dimiliknya (mata, hidung, telinga, dan mereka beru menderita DM sehingga belum
sebagainya). Sebagian besar pengetahuan terjadi gangguan saraf pada kaki dan ketika
seseorang diperoleh melalui indra pendengaran terjadi luka kecil pada kaki langsung diobati.
(telinga), dan indra penglihatan (mata) Ulkus juga tidak terjadi karena mereka selalu
(Notoatmodjo, 2010). menjaga kebersihan kaki dan menggunakan
Pengetahuan atau kognitif merupakan alas kaki yang nyaman dan tidak beresiko bagi
domain yang sangat penting untuk penderita DM.
terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari
pengalaman dan penelitian terbukti bahwa Hubungan Lama Menderita DM dengan
perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan Kejadian Ulkus Diabetikum
lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak Semakin lama seseorang menderita
didasari oleh pengetahuan. Menurut L. Green, DM, maka ia akan semakin beresiko menderita
perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap dan komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi pada
tindakan. Jika seseorang mengetahui dan penderita DM salah satunya yaitu neuropati
memahami suatu maka ia bisa mengambil sikap diabetic. Komplikasi ini dapat factor utama
dan tindakan sesuai dengan apa yang terjadinya ulkus diabetik. Kurang lebih 45-
diketahuinya (Notoatmodjo, 2010) 60% dari semua penderita ulkus diabetik
Sejalan dengan penelitian Wijaya disebabkan oleh neuropati (Frykberg dkk,
(2015), pasien yang memiliki pengetahuan 2006).
yang tinggi tentang perawatan pasien dengan Semakin lama seseorang mengalami
ulkus diabetikum, maka memiliki kemungkinan DM, maka ia makin berisiko mengalami
untuk luka membaik akan semakin besar. komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi pada
Penelitian (Amilia & Saraswati, 2018) tentang penderita diabetes salah satunya yaitu neuropati
hubungan pengetahuan, dukungan keluarga diabetik. Komplikasi ini dapat menjadi faktor
serta perilaku penderita diabetes melitus tipe 2 kejadian ulkus diabetika (Mitasari, 2014).
terhadap kejadian ulkus kaki diabetes, juga Orang yang menderita DM lebih dari 5 tahun
didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan berkemungkinan hamper dua kali lipat untuk
dengan kejadian ulkus diabetikum (p = 0,04). terjadi ulkus dibandingkan dengan orang yang
Menurut asumsi peneliti, adanya menderita DM kurang dari 5 tahun (Fitria, Nur,
hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian Marissa, & Ramadhan, 2017)
ulkus diabetic karena tidak ada responden

6
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

Penelitian (Amilia & Saraswati, DM tipe 2 di RSUD Dr. Achmad Muchtar


2018)tentang hubungan pengetahuan, dukungan Bukittinggi tahun 2019
keluarga serta perilaku penderita diabetes .
melitus tipe 2 terhadap kejadian ulkus kaki REFERENSI
diabetes. Berdasarkan penelitian tersebut
diketahui bahwa tidak ada hubungan lama Amilia, Y., & Saraswati, L. D. (2018).
menderita DM dengan kejadian ulkus Hubungan Pengetahuan, Dukungan
diabetikum (p = 0,717). Pada penelitian ini, Keluarga serta Perilaku Penderita
lama menderita DM dikategorikan lama jika > Diabetes Melitus Tipe 2 terhadap
10 tahun. Kejadian Ulkus Kaki Diabetes (Studi di
Menurut asumsi peneliti, adanya Wilayah Kerja Puskesmas Ngesrep
hubungan lama menderita DM dengan kejadian Semarang). Jurnal Kesehatan
ulkus diabetikum karena responden yang sudah Masyarakat, 6(1), 349–359.
lama menderita DM menyebabkan adanya Bertalina, B., & Purnama, P. (2016). Hubungan
resiko mengalami neoropati perifer, dimana Lama Sakit, Pengetahuan, Motivasi
responden tidak dapat merasakan adanya luka Pasien dan Dukungan Keluarga dengan
yang terjadi pada kaki. Sehingga kaki tersebut Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus.
tidak segera diobati dan lama kelamaan Jurnal Kesehatan, 7(2), 329.
berubah menjadi ulkus. Sebaliknya responden https://doi.org/10.26630/jk.v7i2.211
baru menderita DM akan selalu waspada Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., & Ramadhan,
terhadap komplikasi yang dapat terjadi pada N. (2017). Karakteristik Ulkus
kaki, dan mereka segera mengobati luka kecil Diabetikum pada Penderita Diabetes
yang terdapat pada kaki dan terhindar dari Mellitus di RSUD dr. Zainal Abidin dan
terjadinya ulkus. Responden yang baru RSUD Meuraxa Banda Aceh. Buletin
menderita DM dan mengalami ulkus diabetic Penelitian Kesehatan, 45(3), 153–160.
disebabkan factor penyebab ulkus diabetic https://doi.org/10.22435/bpk.v45i3.6818.1
tidak hanya lama menderita DM, tapi 53-160
perawatan kaki DM yang kurang baik juga Fowler MJ. (2008). Diabetes Foundation:
dapat berdampak pada terjadinya ulkus Microvascular and Macrovascular
diabetic. Walaupun responden tersebut baru Complications of Diabetes. Clin Diab,
menderita DM, tapi jika tidak melakukan 26(2), 77–82.
perawatan kaki DM dengan baik maka Husniawati, N. (2015). Faktor-Faktor Yang
kemungkinan untuk terjadi ulkus diabetic juga Berhubungan Dengan Kejadian Ulkus
akan meningkat. Kaki Diabetes Mellitus Di Klinik
Responden yang sudah lama menderita Diabetes Mellitus Tahun 2015. Jurnal
DM dan tidak terjadi ulkus diabetic disebabkan Ilmu Kesehatan, 7(2), 138–143.
mereka selalu melakukan perawatan kaki Kemenkes RI, P. D. dan I. (2014). Infodatin:
diabetik sehingga tidak beresiko terjadi ulkus, Waspada Diabetes. Decision Support
serta menjaga kadar gula darah selalu dalam Systems.
batas normal agar kerusakan jaringan saraf https://doi.org/10.1016/j.dss.2003.08.004
pada kaki tidak terjadi. Sementara responden Loviana, R. R., Rudy, A., & Zulkarnain, E.
yang baru menderita DM dan terjadi ulkus (2015). Artikel Penelitian Faktor Risiko
disebabkan responden tersebut memiliki Terjadinya Ulkus Diabetikum pada Pasien
pengetahuan rendah tentang ulkus diabetikum, Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan dan
sehingga tidak menyadari bahwa luka kecil Inap di RSUP Dr . M . Jurnal Kesehatan
pada kaki yang tidak segera diobat dapat Andalas, 4(1), 243–248.
berakibat terjadinya ulkus diabetic. Mahfud, M. U. (2012). Hubungan Perawatan
Kaki Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
KESIMPULAN Dengan Kejadian Ulkus Diabetik Di
Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan RSUD Dr. Moewardi. Retrieved from
kejadian ulkus diabetikum pada pasien DM tipe http://eprints.ums.ac.id/22557/9/NASKA
2 di RSUD Dr. Achmad Muchtar Bukittinggi H_PUBLIKASII.pdf
tahun 2019. Ada hubungan lama menderita Mitasari, G. (2014). Faktor–faktor yang
dengan kejadian ulkus diabetikum pada pasien Berhubungan dengan Kejadian Ulkus

7
P-ISSN : 2355-9853
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health Journal)
E-ISSN : 2622-4135
Volume 6 Nomor 1 Tahun 2019

Diabetika pada Penderita Diabetes TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG


Mellitus di RSUD. Dr. Soedarso dan ULKUS DIABETIK DENGAN
Klinik Kitamura Pontianak. PERAWATAN KAKI DIABETIK PADA
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku PASIEN DIABETUS MELITUS di
Kesehatan. Jakarta: rineka cipta. PERSADIA CABANG KOTA
PERKENI. (2015). Indonesia, P. E. (2015). SURAKARTA Title.
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Utaminingsih, W. (2015). Mengenal dan
Melitus Tipe 2 di Indonesia. PB. Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi,
PERKENI. Jantung dan Stroke untuk Hidup Lebih
Rahmawati, U. (2017). HUBUNGAN Berkualitas. Media Ilmu. Yogyakarta.

You might also like