You are on page 1of 6

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

PENGARUH KONSUMSI APEL (Pyrus malus) TERHADAP


INDEKS DEBRIS PADA ANAK USIA 9 TAHUN DI
SD KATOLIK ST. THERESIA MALALAYANG

1
Oktaviana I. Seajima
2
Paulina N. Gunawan
2
Juliatri

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: inggridseajima@gmail.com

Absract: Oral hygiene andpoor food consumption patterns can lead to dental caries. One of
the contributing factors that cause dental caries is debris or remnants of food stuck in the teeth.
Consumption of fresh fruit and rich in vitamins, minerals, fiber and water can launch itself to
the teeth cleaning. Apples are one of the fruits that can clean teeth from leftovers. Apple has a
tannin which serves to clean and freshen the mouth, thus preventing caries and gingival
disease. The purpose of this study was to determine the effect of consumption of apple (Pyrus
malus) against the index debris in children aged 9 years in Catholic Elementary School St.
Theresia Malalayang. This study was an experimental study with quasi-experimental design to
approach pre and post-test treatment. The population was all students aged 9 years old in
Catholic Elementary School St. Theresia Malalayang. Sampling was done by total sampling
method amounted to 46 samples. Based on the results obtained in the experimental group the
average value of the difference debris index of 1.07 and in the control group the average value
of the difference debris index of 0.26. Hypothesis testing using the Mann-Whitney test p =
0.000 (p <0.05). Results of this study indicate that there are significant differences between
early and late debris difference index in the experimental group and control group. Thus it can
be concluded apple consumption influence the index debris in children aged 9 years in
Catholic Elementary School St. Theresia Malalayang.
Keywords: apple, debris index.

Abstrak: Kebersihan gigi dan mulut serta pola konsumsi makanan yang kurang baik dapat
mengakibatkan karies gigi.Salah satu faktor pendukung yang menyebabkan terjadinya karies
gigi yaitu debris atau sisa-sisa makanan yang menempel pada gigi. Konsumsi buah segar dan
kaya akan vitamin, mineral, serat dan air dapat melancarkan pembersihan sendiri pada
gigi.Apel merupakan salah satu buah yang dapat membersihkan gigi dari sisa makanan.Buah
apel memiliki kandungan tannin yang berfungsi membersihkan dan menyegarkan mulut,
sehingga dapat mencegah karies gigi dan penyakit gingiva.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh konsumsi apel (Pyrus malus) terhadap indeks debris pada anak usia 9
tahun di SD Katolik St. Theresia Malalayang.Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimental dengan rancangan eksperimental semu dengan pendekatan pre dan post-test
perlakuan.Populasi pada penelitian adalah seluruh siswa SD Katolik St. Theresia Malalayang
yang berusia 9 tahun.Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling berjumlah
46 sampel.Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok eksperimen didapatkan nilai selisih
rata-rata indeks debris sebesar 1,07 dan pada kelompok kontrol nilai selisih rata-rata indeks
debris sebesar 0,26. Uji hipotesis menggunakan uji mann-whitney nilai p = 0,000 ( p< 0,05).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara selisih

403
Seajina, Gunawan, Juliatri: Pengaruh konsumsi apel...

indeks debris awal dan akhir pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Dengan
demikian dapat disimpukan terdapat pengaruh konsumsi apel (Pyrus malus) terhadap indeks
debris pada anak usia 9 tahun di SD Katolik St. Theresia Malalayang
Kata kunci: apel, indeks debris.

Kesehatan gigi dan mulut dapat Alasan peneliti memilih buah apel
memengaruhi kesehatan tubuh secara sebagai bahan penelitian karena buah ini
menyeluruh. Untuk menunjang kesehatan mudah didapatkan serta banyak orang yang
yang optimal upaya pemeliharaan menyukai rasa dari buah apel terutama
kesehatan gigi dan mulut sebaiknya anak-anak. Pemilihan anak usia 9 tahun
dilakukan secara dini.1 Kebersihan gigi dan karena usia ini merupakan usia yang kritis
mulut serta pola konsumsi makanan yang terhadap terjadinya karies gigi dan
kurang baik dapat mengakibatkan karies mempunyai sifat khusus yaitu transisi per-
gigi.2 Karies merupakan suatu penyakit gantian gigi susu ke gigi permanen. Peneliti
jaringan keras gigi yang diakibatkan oleh mengambil SD Katolik St. Theresia
mikroorganisme pada karbohidrat yang Malalayang sebagai populasi penelitian
dapat difermentasikan sehingga terbentuk karena di sekolah ini belum pernah
asam dan menurunkan pH di bawah pH dilakukan penelitian mengenai indeks
kritis sehingga terjadi demineralisasi debris. Akses menuju ke sekolah tersebut
jaringan keras gigi.3 Berdasarkan penelitian mudah dijangkau. Berdasarkan pemikiran
di negara-negara berkembang seperti Asia di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
termasuk di Indonesia, bahwa anak-anak penelitian mengenai pengaruh konsumsi
umur 5 tahun ke atas 80-90% mengalami apel (Pyrus malus) dalam menurunkan
karies.4 Di provinsi Sulawesi Utara indeks debris pada anak usia 9 tahun di SD
prevalensi penduduk dengan masalah gigi Katolik St. Theresia Malalayang.
dan mulut 31,6%.5
Salah satu faktor pendukung yang BAHAN DAN METODE PENELITIAN
menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu Penelitian ini merupakan penelitian
debris atau sisa-sisa makanan yang eksperimental dengan rancangan eksperi-
menempel pada gigi.Debris merupakan mental semu (quasi experiment) dan
material lunak yang menempel di pendekatan pre dan post-test. Penelitian ini
permukaan gigi yang terdiri dari bacterial dilakukan pada bulan Agustus 2015 di SD
plaque, material alba, dan sisa makanan.6 Katolik St. Theresia Malalayang. Populasi
Mengonsumsi makanan seperti coklat, penelitian ialah seluruh siswa SD Katolik
karamel, biskuit tidak baik untuk kesehatan St. Theresia Malalayang yang berusia 9
gigi dan mulut karena makanan-makanan tahun. Dengan menggunakan total
ini mudah menempel dipermukaan gigi. sampling berdasarkan kriteria inklusi dan
Konsumsi buah yang segar dan kaya akan ekslusi yang telah dibuat, diperoleh sampel
vitamin, mineral, serat dan air dapat sebesar 46 siswa yang terdiri dari 23
melancarkan pembersihan gigi.7 Apel kelompok eksperimen dan 23 kelompok
merupakan salah satu buah yang dapat kontrol. Penelitian dilakukan setelah
membersihkan gigi dari sisa makanan. mendapat izin dari pihak sekolah dan
Terdapat berbagai jenis dan warna buah adanya surat persetujuan atau informed
apel. Buah apel mempunyai bentuk yang consent yang telah di tanda tangani oleh
menarik dan memiliki banyak khasiat. orang tua subjek penelitian
Buah apel juga memiliki kandungan tannin. Pengambilan data dilakukan dengan
Tanin adalah zat yang berfungsi pemeriksaan intraoral untuk mengukur
membersihkan dan menyegarkan mulut, indeks debris. Pemeriksaan indeks debris
sehingga dapat mencegah karies gigi dan dengan menggunakan cara perhitungan dari
penyakit gingiva.8 Green dan Vermillion. Kriteria
404
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

penghitungan indeks debris sebagai mendapat intervensi dan kelompok kontrol


berikut: atau pembanding dengan menggunakan
Nilai 0 : tidak terdapat debris bantuan SPSS dengan skala berbentuk rasio
Nilai 1 : ada debris lunak menutupi tidak dan interval dengan syarat Ho ditolak H1
lebih sepertiga permukaan gigi diterima bila p value <α = 0,05, tetapi bila
Nilai 2 : adanya debris lunak menutupi data tidak terdistribusi normal maka uji
lebih dari sepertiga permukaan alternative adalah Mann-Whitney Test.
gigi, tetapi tidak lebih dari dua
pertiga permukaan gigi. HASIL PENELITIAN
Nilai 3 : ada debris di lebih dari dua Rerata indeks debris pada kelompok
pertiga permukaan gigi. eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
Tabel 1.
Skor indeks debris diperoleh dengan
cara menjumlahkan debris skor tiap Tabel 1. Rerata Indeks Debris pada Kelompok
permukaan gigi dibagi dengan jumlah gigi Eksperimen dan Kontrol
yang diperiksa. Kriteria indeks debris
Rata-rata Indeks Debris
sebagai berikut: Kelompok Pre Post
Baik : 0,0 – 0,6 Selisih
Test Test
Sedang : 0,7 – 1,8 Eksperimen 1,75 0,68 1,07
Buruk : 1,9 – 3,0 Kontrol 1,82 1,55 0,26

Materi penelitian yang digunakan Hasil pemeriksaan indeks debris pada


dalam penelitian ini ialah kaca mulut, kelompok eksperimen dan kontrol
Sonde, nierbeken, tissue, kapas, masker, berdasarkan kategori dapat dilihat pada
sarung tangan sekali pakai, lembaran Tabel 2.
informed consent, kartu indeks, alat tulis,
timbangan makanan, senter, apel jenis fuji, Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Indeks Debris pada
biskuit. Pada penelitian ini menggunakan Kelompok Eksperimen dan Kontrol
dua kelompok sampel yang berbeda dengan berdasarkan Kategori
karakteristik yang sama, Kelompok
Kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang
Eksperimen Kontrol
pertama diberi makan biskuit seberat 50 Kategori
Pre Post Pre Post
gram dan dikunyah sebanyak 32 kali. Test Test Test Test
Setelah 5 menit diukur indeks debris yang Baik 2 13 2 3
pertama. Kelompok eksperimen yang Sedang 11 10 9 13
pertama diberi makan buah apel seberat 50 Buruk 10 0 12 7
gram dan dikunyah sebanyak 32 kali, Total 23 23 23 23
sementara itu kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan apa-apa. Setelah Uji hipotesis dalam penelitian ini
kelompok eksperimen mengunyah buah dilakukan untuk mengetahui perbedaan
apel, 15 menit kemudian kelompok indeks debris kelompok eksperimen
eksperimen dan kelompok kontrol di ukur dibandingkan dengan kelompok kontrol
indeks debris yang kedua. Selanjutnya melalui perbedaan nilai selisih indeks
dilakukan hal yang sama pada kelompok debris sebelum dan sesudah perlakuan pada
eksperimen dan kelompok kontrol yang kelompok eksperimen dan kontrol.Uji
berikutnya. hipotesis dalam penelitian ini mengguna-
Data yang terkumpul dianalisis kan uji Mann-Whitney. Hasil uji perbedaan
dengan analisis univariat dan analisis rata-rata selisih nilai indeks debris pada
bivariat. Penelitian ini menggunakan uji t- kelompok eksperimen dan kontrol dapat
test tidak berpasangan untuk memban- dilihat pada Tabel 3. Setelah dilakukan uji
dingkan antara kelompok perlakuan yang Mann-Whitney diperoleh angka signifikansi
405
Seajina, Gunawan, Juliatri: Pengaruh konsumsi apel...

0,000 (p = <0,05) yang menunjukkan dapat menurunkan akumulasi dari sisa-sisa


terdapat perbedaan bermakna antara selisih makanan.11 Menurut Nurhayati, mengon-
indeks debris awal dan akhir pada sumsi buah apel dapat menurunkan indeks
kelompok eksperimen dengan kelompok debris sehingga mengonsumsi buah apel
kontrol. Dengan demikian dapat disimpul- baik dilakukan setelah makan.12
kan terdapat pengaruh konsumsi apel Dari analisis data, rata-rata indeks
terhadap indeks debris pada anak usia 9 debris pada kelompok kontrol sebelum
tahun di SD Katolik St. Theresia perlakuan sebesar 1,82 dan rata-rata nilai
Malalayang. indeks debris pada kelompok kontrol
sesudah perlakuan sebesar 1,55 (Tabel 1).
Tabel 3. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Selisih Berdasarkan kategori indeks debris pada
Nilai Indeks Debris pada Kelompok kelompok kontrol sebelum perlakuan
Eksperimen dan Kontrol terdapat 2 siswa dengan kategori baik, 9
siswa dengan kategori sedang, dan 12 siswa
Nilai
Hasil dengan kategori buruk, sedangkan indeks
Probabilitas
Selisih indeks debris sebelum debris pada kelompok kontrol sesudah
dan sesudah perlakuan pada perlakuan menjadi 3 siswa dengan kategori
0,000 baik, 13 siswa dengan kategori sedang, dan
kelompok eksperimen dan
kontrol 7 siswa dengan kategori buruk (Tabel 2).
Berdasarkan hal ini terlihat bahwa pada
BAHASAN kelompok kontrol juga mengalami
Berdasarkan analisis diketahui bahwa penurunan indeks debris tetapi penurunan-
rata-rata nilai indeks debris pada kelompok nya lebih rendah dibanding pada kelompok
eksperimen sebelum perlakuan sebesar 1,75 eksperimen. Hal ini terjadi karena pada
dan rata-rata nilai indeks debris pada kelompok kontrol tidak diberi perlakuan
kelompok eksperimen sesudah perlakuan mengunyah buah apel, tetapi setelah
0,68 (Tabel 1). Berdasarkan kategori indeks mengunyah biskuit kelompok kontrol
debris pada kelompok eksperimen sebelum hanya menunggu kelompok eksperimen
perlakuan terdapat 2 siswa dengan kategori mengunyah buah apel kemudian diberi jeda
baik, 11 siswa dengan kategori sedang, dan waktu 15 menit sebelum dilakukan
10 siswa dengan kategori buruk, sedangkan pemeriksaan yang kedua. Padahal
indeks debris pada kelompok eksperimen mengunyah buah apel merupakan salah
sesudah perlakuan menjadi 13 siswa satu cara mencegah terjadinya penumpukan
dengan kategori baik dan 10 siswa dengan sisa-sisa makanan pada permukaan atau
kategori sedang (Tabel 2). Dari data sela-sela gigi.12 Oleh karena itu jeda waktu
tersebut terlihat penurunan nilai indeks yang diberikan pada kelompok kontrol
debris setelah perlakuan pada kelompok kurang efektif sehingga tidak dapat
eksperimen yang juga menunjukkan bahwa menghasilkan perubahan yang signifikan.
kebersihan gigi dari subjek penelitian Rata-rata selisih indeks debris pada
mengalami peningkatan. Faktor yang kelompok eksperimen sebesar 1,07 dan
menyebabkan terjadinya peningkatan kelompok kontrol 0,26. Berdasarkan uji
kebersihan gigi setelah mengunyah buah Mann-Whitney nilai probabilitas signifikan-
apel yaitu buah apel mengandung serat. si p= 0,000 (p < 0,05), yang artinya
Serat adalah polisakarida nonpati, yaitu terdapat perbedaan yang bermakna antara
karbohidrat kompleks yang terbentuk dari selisih indeks debris awal dan akhir pada
gugusan gula sederhana yang bergabung kelompok eksperimen dengan kelompok
menjadi satu serta tidak dapat dicerna.9 kontrol. Dengan demikian H0 ditolak dan
Mengunyah buah yang kaya akan serat H1 diterima. Hal ini menunjukkan terdapat
akan merangsang dan meningkatkan pengaruh konsumsi apel terhadap indeks
produksi saliva.10 Aliran saliva dapat debris pada anak usia 9 tahun di SD St.
melindungi gigi dari proses kerusakan dan Theresia Malalayang.
406
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

Hasil penelitian ini serupa dengan hasil SIMPULAN


penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati di Berdasarkan hasil penelitian dapat
MI Negeri Mulur Kecamatan Bendosari disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2010 konsumsi apel (Pyrus malus) terhadap
yang menunjukkan ada perbedaan indeks debris pada anak usia 9 tahun di SD
bermakna antara selisih indeks debris awal Katolik St. Theresia Malalalayang.
dan akhir pada kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian SARAN
ini juga mendukung teori yang 1. Bagi pemerintah agar lebih menggiat-
menyebutkan bahwa buah-buahan dan kan program penyuluhan tentang
sayur berserat memiliki daya membersih- kesehatan gigi dan mulut serta manfaat
kan gigi sendiri atau sering disebut dengan mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-
self cleansing effect salah satunya buah buahan khusunya buah apel terhadap
apel.12 Hal ini juga dipaparkan pada kebersihan gigi.
penelitian yang dilakukan oleh Angela 2. Bagi masyarakat agar dapat mengon-
tentang pencegahan primer pada anak yang sumsi apel untuk membantu mencegah
berisiko karies tinggi bahwa memper- proses terjadinya karies gigi.
banyak makan sayur-sayuran dan buah- 3. Bagi pihak sekolah agar menganjurkan
buahan yang berserat dan berair akan para siswa untuk mengonsumsi buah
bersifat membersihkan dan merangsang apel setelah makan.
sekresi saliva sehingga karies gigi dapat
dicegah.13 Manfaat lain dari mengkonsumsi UCAPAN TERIMA KASIH
makanan berserat seperti sayur dan buah- Ucapan terima kasih disampaikan pada
buahan yaitu dapat merangsang partum- drg. Kustina Zuliari, M.Kes, drg. Michael
buhan tulang rahang pada anak sehingga A. Leman, MMed. Ed, dan pada semua
dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pihak yang baik secara langsung maupun
pertumbuhan gigi yang berjejal.14 tidak langsung telah menumbuh-kan ide
Sikap kooperatif dan kemampuan anak atau gagasan dalam pemikiran penulis.
dapat berpengaruh dalam menurunkan
indeks debris. Siswa-siswi yang berusia 9 DAFTAR PUSTAKA
tahun yang bersekolah di SD Katolik St. 1. Malik I. Makalah Kesehatan Gigi dan
Theresia Malalayang yang telah bersedia Mulut. Bagian Ortodonsi Fakultas
menjadi subjek penelitian ini memiliki Kedokteran Gigi Universitas
kemampuan dalam menangkap dan Padjajaran. Bandung. 2008. p. 12-3
2. Hidayanti L. Peran buah dan sayur dalam
memahami materi yang diberikan oleh
menurunkan keparahan karies gigi
peneliti dengan baik, sehingga apa yang
pada anak. Fakultas Kesehatan
diharapkan oleh peneliti dapat terlaksana. Masyarakat. Universitas Siliwangi.
Sikap positif terhadap upaya-upaya Tasikmalaya. 2007. p. 3
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut 3. Sumawinata N. Senarai istilah kedokteran
seperti dengan mengonsumsi apel agar gigi Inggris-Indonesia. Penerbit Buku
dapat dipertahankan karena sikap Kedokteran. 2004. p. 34.
kooperatif dari masing-masing anak 4. Gohar A, Firmansyah A. Hubungan gigi
mempunyai peran yang sangat besar karies terhadap status gizi anak TK
terhadap status kesehatan anak muslimat 7 Peterongan Jomban.
tersebut.Para orang tua dan guru juga dapat Jurnal Edu Health 2012;2(2).
berpengaruh besar dalam mendidik serta http://download.portalgaruda.org/artic
le.Php?article=116524&val=5318
mengarahkan sikap dan perilaku yang
(diakses 24 Februari 2015).
dimiliki oleh siswa-siswi dalam upaya 5. Laporan riset kesehatan dasar tahun 2013.
pemeliharaan kesehatan dan kebersihan Badan Penelitian dan Pengembangan
gigi dan mulut. Kesehatan Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia. 2013. p. 111.
407
Seajina, Gunawan, Juliatri: Pengaruh konsumsi apel...

6. Marya CM. A Textbook of Public Health kesehatan.html?m=1


Dentistry (1sted). New Delhi: Jaypee 11. Kidd E, Bechal S. Dasar-dasar karies
Brothers Medical Publishers (P) Ltd; penyakit dan penanggulangannya
2011; p. 191-2. (22nd ed.). Jakarta: EGC, 2013; p.
7. Maitra B. 10 tip menjaga kesehatan gigi 67-8, 73.
dan mulut. Jakarta: Readers digest 12. Nurhayati S. Hubungan mengunyah buah
Indonesia. [cited 11 mei 2015]. apel sebagai self cleansing effect
Diunduh dari: dengan debris index pada siswa MI
http://www.readersdigest.co.id/sehat/i Negeri Mulur Kecamatan Bendosari
nfo.medis/10.tip.menjaga.kesehatan.g Kabupaten Sukoharjo tahun 2009.
igi.dan.mulut/005/001/224 Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
8. Suwarto A. Sembilan buah & sayur sakti Fakultas Ilmu Keolahragaan
tangkal penyakit (5th ed.) Universitas Negeri Semarang.
Yogyakarta: LiberPlus, 2014; p. 17, Semarang. 2010. p. 46.
19-20, 23. 13. Angela A. Pencegahan primer pada anak
9. Padmiari I. Manfaat buah-buahan dan yang berisiko karies tinggi.
sayur-sayuran. Politeknik Kesehatan Departemen Pedodonsia Fakultas
Denpasar. 2010. p. 12 Kedokteran Gigi Universitas
10. Hasan A. Manfaat konsumsi serat bagi Sumatera Utara. Medan. 2005. p. 4
kesehatan gusi dan gigi. Jakarta: Cara 14. Cahyati WH. Konsumsi papaya (Carica
hidup sehat; [cited 11 Mei 2015]. Di papaya) dalam menurunkan debris
unduh dari: index. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
http://www.carahidupsehat.com/2014 2013;8(2):133.
/01/manfaat-konsumsi-serat-bagi-

408

You might also like