You are on page 1of 71
Coch et Peery TTC SUA mao | Rica TTT iced PEMETAAN Pec Pal Survey dan Pemetaan adalah bagian kecil dariilmu yang lebih uss, Penance MC penertienirces eRe rm ecu eee trent ene enc Peete er a coli Pe eer risa ee cus epee et eg ere a ce ues as peer er eo pa eer en dapat digunakan sebagai tik pengikatan untuk pengukuran- Peeters ‘Bukuini menyajkan teknologi pengukuran dan pemetaan dengan Pee ce eC memperkayakhazanah pustaka yangmasihterbatas dimasyarakat, Penner ate tun ecu pete er ce acis UUNoW Tahun 2002 Tenang Hak pe mp dn aha Cp Pd 2 |e Se uray pcp as pment | SibuSenst etaene cua’ peso atten” | cE ‘embataan ment peaturan perondang-undangen ang bea. Hak Testi asl 49 1. Peak mena Hak cabs? wotule member iin atau melieang pk lain yang taps perserjnay mera snemperbanak, a ‘penyaan relma sara dant pnb peony Saks Pang Poa 72 T'Sarangepe, dengan sonia dan ta ak eblan perbaan Sebagamans dak dalam pal? ya (1) sw pel 4 tat kali bagian. Nilai™ besarnya sektar 31436 atau Ms dari Kelling lingkaran dibagi jar-jarinya. dengan dinyatalan dalam derajat, menit, dan Dimana: 1 derajat radial = 57.295779 derajat 3437-7467 menit, dan = 206264.8 dete Lingkaran = 360" . Luas (area) ‘Adalah besarnya suatu bidang/daerah pengukuran dalam 2 (ua) dimensi diatas permuksan tana, dan mempunyai satuan dasar Tuas: hektar (Ha, meter persegi (m") Satan Iniag yang, hiasa dlipakai adalah meter persegi (i untuk daerah yang relatif besar digunakan hektar (ha) atau sering juga Kilometer persegi (kmn*) tha = 10000 més Tumbak km? = 108m’ 4, Beda Tnggi (Ah) ‘Adalah jaralc dua bush bidang ckuipotensial tempat kedha Uitiktersebut celetak dan sepanjang garis gaya gravtasi yang melalul sat tt tersebut. ‘Buku Ajar Survey dan Femetaan | 27 Gambar2.6 Beda tinggi €, Sistem Koordinat ‘Adalah biangan-bilangan yang menyatakan jarak suata tik dari titik pusat (0) dan ditulis dalam kurung dibelakang titk-titke ‘yang bersangkutan. Sistem koordinat yang umum dalam pengukuran adalah koordinat siku-siku, koordinat polar, dan koordinat geografis, Koordinat siku-siku mengandung unsur absis yang bergerak sepanjang sumbu X dan unsur ordinat yang bergerake sepanjang, sumbu Y. Koordinat polar dinyatakan dengan sudut jurusan dan Jarak dari 2(dva) buah citikKoordinat geografi dinyatakan dalam Jintang dan bujur 2 Koordina sth 3 Kooning polar 28 | Hamzah Yusuf & Hasmas Hain « Koordinat Geogra Gambar27 Koordinat Untuk menentukan titik-titik yang tidak terletak pada satu tpwvis Iurus, maka eara yang kita gunakan yaitu melalui pertolongan dua buah gris lurus yang saling tegak lurus, yang biasa disebut salib smb. iso Gambar 2.8 Kuadran dalam Surveying f Tuk ‘Adalah tanda sebagai batasan untuk pekerjaan_mengukut, “Titik diatas permukaan bumi ada yang mempunyaisifat tetap berupa ‘Buku Aja Survey dan Pemetaan | 29 pilar beton (BM), ada pula yang bersifat sementara berupa patok ayy, pen dll. ‘Titititik yang bersifattetap, sehingga selalu dapat digunakan untuk pengukuran-pengukuran adalah, pertama: tik-ttik wie ‘angulasi yang dibuat di dalam daerah yang besar seperti di Indonesia untuk tiap-tiap pulau, dan kedua: titettik polygon yang dibuat dlidalam daerah yang kecil seperti di dalam kota-kota, Dari titik-titik tetap ini diketahui selain koordinat-koordinatnya yang menentukan Jetak mendatar tethadap suatu salib sumbu, pula diketahui tinggi di atas suatu bidang nol yang lazimnya diambil dari muka laut cata-rata (MSL). Koordinat-koordinat dan tinggi titik-titik ini ditentukan dengan pengukuran-pengukuran yang dilakukan dengan cara yang, arena titiktitik tentu ini akan menjadi dasar pengukuran- pengukuran lainnya, Tiel tik yang bersifat sementara diperlakan pada waktu pengukuran, sebagai ttik-titik penolong, titik-ttik ini diberi tanda dengan kayu (x 40 em) yang ditanam kedalam tanah (15-20 cm). kayukayu inl dinamakan piket dan diberi nomor dengan cat merah, sedang diatasnya diberi tanda dengan paka atau skrup yang ‘menyatakan tempat ttiktersebut. 23. Titk Permanen (BM) Ti Sementara(Patok) Gambar29 Titik 30 | Hamzah Yusuf & Hasenar Halim © Penutup Pada bab ini telah dibahas tentang arti dan tujuan ilmu ukur Lanah, jenis-enis pengukuran, ruang lingkup pemetaan, peta, skala, Jegenda, defenisi dan notasi, ukuran, dan satuan. Pembahasan ini adalah bagian yang sangat penting bagi mahasiswa teknik sipil hwsusnya surveyor mengingat hal ini adalah bagian dasar dari ppengukuran untuk selanjutnya dapat melangkah pada bab berikut- nya, Untuk mengetahui pemahaman tersebut, beberapa pertanyaan atas apa yang telah dibahas agar dijawab untuk meyakinkan, 1 Mengapa anda mempelajari dma ukur tanah dan apa fangsi dlriilmu kur tanah untuk berbagai bidang sipil 2. Uraikan jenis-jenis pengukuran yang anda ketahui 3. _Jelaskan ruang lingkup pemetaan secarasistematis {. Jelasan defi ala, dan satuan yong digaalan dalam pengukucan tanah dan pemetaan CContoh soat 1 Ubahlahsudut 64" kedalam bent grid = romeo! a= 988ay¢ 451_= c0n8ot + 63°21'45"= 70.40278* = 70" 40" 27.97% Ubohih sudut naga! kedalam bentuk des: tod = 90" eo! 00.00" at 2 az o00d get = os a9 8 i wasaigat an? ar 502" Bul Ane Survey dan Peta | 81 Soal-soal 1. Diketahui susut-sudut sebagai berikut: a. 78"40'40"d. 315" 516" b. 129°14’28" e177" oa! 08" ©. 24 09! 337 Ubahlah sudut-sudut tersebut kedalam bentuk grid, 2. Diketahui susut-sudut sebagai berikut: a. 46.2846'd. 309.6588 b. uz.o4ore. 297.2563! © 267.7634 Ubahlah sudut-suduttersebut kedalam bentuk derajat Pertanyaan Kunci 1. Apa arti dan tujuan pengukuran tanah 2. _Jelaskan ruang lingkup pemetaan 3 _jelaskan defenisi, ukuran dan satuan dalam wkur tanah Bas Til PENGUKURAN SEDERHANA A. Pendabuluan ada bab 2 telah dipelajari mengenai dasar-dasar survey dan ypemetaan dalam arti bahwa dalam survey dan pemetaan dibutuhkan herbagai data lapangan yang cukup banyak, namun pengambilan data tersebut harus secara akurat sesuai standar, Khususnya pada jukuran jarak dan pengukuran sudut apalagi dengan dijumpai- a berbagal macam rintangan di lapangan, Pada bab ini membicarakan centang pengukuran sederhana dilapangan dalam arti bahwa teknik pengukuran dilapangan menggunakan alat-alat sederhana seperti pengukuran yarak dan sud, demikian pula bila dalam pengukuran jarak lurus dijumpai Fintangan-rintangan yang sult untuk dielakkan seperti gedung, kolam, sungai dan lain-lain, pengukuran lengkung mendatar seder~ hana, pengukuran situasi. Dalam pengukuran sederhana ini surveyor hharus membuat suatu keputusan untuk mendapatkan data hasil pengukuran yang akurat sesual dengan yang sebenarnya. Dengan menggunakan ilmu-ilmu dasar dapat membuat rumusan yang terkait engan kasus yang ditemi, selanjutnya dapat membuat gambar kerja dengan data yang didapat dilapangan. Setelah menyelesaiakan bab ini, diharapkan mahasiswa akan ‘dapat mengetahui dan menggunakan alatalat sedethana, pengukut- an jarak dan sudut dilapangan, membuat garis lurus dilapangan dlengan rintangan, membuat situasi dengan persegi panjang, dan ‘melakukan perhitungan lengkung mendatar sedethana dengan tiik perantara serta dapat mengambil keputusan dilapangan sesual ‘ks Ajar Survey dan Pemetaan | dlengan prinsip keilmuan, selanjutnya dapat membuat gambar kerja dari hasilanalisis data lapangan, B. Pengukuran Sederhana 1. Peralatan yang digunakan Alat Pengukur Jarak Peralatan pengukuran jarak akan mempunyai_ tingkatan- ‘ingkatan yang langsung dapat dibaca dengan jelas sehingga tidak ‘mendua artikan gambaran, Peralatan-peralatan yang. dikehendaki pada suatu pengukuran jarak mulai dari mistar ukur kaya sedeshana sampai kepada pita ukur baja/sintetik yang panjangnya mencapai 30 meter atau 50 meter ‘Tabel 31 panjang dan tingkatan dari alat uke jarak_ Pawan Tigao (om Jenisaltukurjarak | (ste = Besar | Menenga | Kei Nisa oa %e 5 7 Pita baja sak (metro) | 2°5 ° 5 1 Pian ton030 ® 3 1 Pitasinesk (rt | 9203050 | 50 oe | meter) Gambar3._Jenisalat wkurjarake 34 | Hamzah Yusuf & Hasmar Halim Jalon dan statip Pada pekerjaan ukur tanah, sebagian besar dari garis yang akan dur biasanya sangat panjang dan lebih panjang dari panjang pita vokur itu sendin ‘Untuk pengukuran sepert ini, diperlukan peralatan tambahan yaitw jalon yang dilengkapi satasif (kaki tiga) dan nivo jalon untuk ketegakan jalon Jalon mempunyai panjang 2(dua) meter, bulat terbuat dari ongkatkayu atau besi dan mempunyai tingkatan sampai 200 mm yang di cat selang seling berwarna Pada jalon yang terbuat dari kaya mempunyai ujung yang, lancip dati besi agar supaya mudah ditancapkan kedalam tanah \ Gambar3.2. Jalon dan statip, Pen Pen sebagai peralatan tambahan dibuat dari besi_ bulat sepanjang 300 mm, runcing pada salah satu ujungnya dan ujung, lainnya dilingkarkan untuk tempat mengikatkan pita berwarna schingga mudah terlihat dari kejauhan. ‘Baka Aja Survey dan Pemetaan | 85 Gambar33. Pen Patok Patol terbuat dari kayu/balok segi empat (3/5, 5/7) dengan panjang 40 em-s0 cm (disesuaikan kebutuban), salah sata ujungnya laneip agar mudah ditancapkan kedalam tanah. Bagian kepala biasanya di cat berwarna merah agar mudah dikenali sebagai tik, Gambar 5.4. Patok Waterpass tukang Waterpass tukang digunakan untuk mendatarkan hail, ‘pengukuran jarak melalui rol meter yang digunakan Gambar 35. Waterpass tukang 86 | Hamzah Yusuf & Hasmar Halim Cermin sudut Cermin sudut digunakan untuk mengukur sudut terdisi atas ‘dua cermin yang ditempatkan dalam suaut kotak dengan satu sisinya terbuka, Bidang kotak di atas kedua cermin ini diberi lubang. Kotak ini ditempatkan diatas pegangan, pada pegangan disehelah bawah raya diberi gelangan untuk mengikatkan benang unting-unting, sehingga kotak itu dapat ditempatkan tegak lurus diatas suate titik pada tanah, Prisma Prisma digunakan untuk mengukur sudut. Berbagai macam bentuk prisma yang digunakan dan mudah didapat dipasaran namun pada prinsipnya hampir sama dalam hal pengoperasian misalnya prisma ganda, tidak hanya dapat membuat sudut siku-siku, tetapi dapat pula dibuat sudut 180°, Dengan maju mundur satu orang dapat menentukan suatu titik yang terletak pada garis Iurus yang telah ditentukan dilapangan, Bentuknya sama dengan cermin sudut, bila terdapat kesalahan prisma tidak dapat diperbaiki, karena prisma ‘merupakan benda bulat dengan bagian-bagiannya yang tidak dapat dlirobah. Perbaikan hanya dapat dilakukan oleh pabrik send. Buku Ajar Survey dan Pemetaan | 87 it 2. Isyarat Tangan yang digunakan, Untuk mempercepat pekerjaan pengukuran, penggunaan lsyarat tangan adalah penting sckali, Sebab perintah dengan cara teriak-teriak pada jarak yang panjang akan menimbulkan salah pengertian. _ Ingat dan hapalkan isyaratisyarat tangan. Semuanya harus ilakukan dengan jelas,sehingga tidak dliperlukan teriakan-teriakan, dalam memberi perintah, seperti gambar berikut: 22> ey 88 | Hamzah Yusuf &Hasmar Halim Jalon OK Pindakan jan ‘Buku Ajar Survey dan Femetaan | 89 Pesatihan ——Kumpulan jan Gambar3.8_Ieyarat tangan 3. Pengukuran Jarak Pada uraian pengularan jarak ini akan dibahas masalah pengukuran javak dan pembuatan garis lurus yaitu segala sesuatu yang menyangkut aspek lapangan yang berpengaruh pada hasil ‘ukuran itu seni. Selain itu diuraikan pengertian dasar dan teknike Pengukuran yang diperfukan dalam mengatasi medan pengukutan yang berbagai ragam rupa, Pengukuran jarak dan pembuatan garis Jurus ini terlihat sangat sederhana, namun pada pelaksanaannya selalu terjadi kesalahan yang fatal dan berakibat pengukuran lang yang sia-sia. Adapun jenis dan teknile pengukuran jarak yang lumumnya dilakukan dilapangan diuraikan sebagai berikut: a. Pengukuran jarak pendek (rol meter terjangkau) Ptokijalon ditempatkan di titik A dan B pada ttik yang telah ditentulan, 40 | Hamzah Yusuf & Hasmae Halim ee Fito alaladaodasaet 7 : Moa) wisn Gambar3. Posi kA dan B Selanjutnya pengukuran dilakukan, dengan cara: Orang, per tama di titik A(awal) memegang rol meter pada angka nol yang dihimpitkan pada as patok/jalon kemudian orang kedua berjalan ke B (akhir) sambil membawa rol meter kemudian rol meter diken- cangkan dan dldatarkan dengan menggunakan waterpass tukang diantara titik A dan tik B (usahakan agar rol meter tidak endor/melendut, tidak dihalangi/tersentuh oleh benda apapun tenutama tiupan angin yang mempengarubi kedataran pengukuran, selanjutnya pembacaan jarak di tik B diambil dari asjalon. Ss > = Cara pengukuran jarak dilapangan Gambar Pengulcuran yang sama tersebut diulangi minimal tiga kali ‘untuk mendapatkan ukuran yang akurat ‘Buk Ajay Survey dan Pemetaan | 47 b. Pengukuran jarak yang panjang (rol meter tidak terjangkau) Pada pengukuran jarak yang panjang atau rol meter tidak terjangkau dari Kedua titik yang saling telat, maka teknik pengukaran jarak dilakukan dengan dua langka. Langkah pertama yaitu meluruskan titik titik terlebih dahulu. Membuat garis lurus dlilapangan adalah bagian penting pada pengukuran suatu bidang tanah, membuat garis lurus dilapangan tidal dapat dibuat seperti ‘menarik garis Iurus di atas kertas, setelah dinyetakan garis Iurus antara dua titik yang telah ditentukan, lalu dilakukan pengukuran jarak datar, mengingat relif permukaan bumi tidak datar. Untuk teknike pengukuran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: ‘Membuat gars lurus: jalon di pasang pada titk A dan B pada titik yang telah ditentukan, sambil mengontrol ketegakan jalon ‘dengan menggunakan nivo jalon. a Im a ee ————— A * B Gambar 312. Posisi Pembidikan jalon pada ttik Berikutnya, orang pertama kembali membidik dibelakang jalon ‘Adan salah seorang memegang,jalon di tik 2 sambil memperhati- Jan instruksi dari orang pertama, sampai membentuk garis lurus antarjalon A,1,2 dan B sehinggatitik 2 didapat (A-1-2-B segaris), Gambar 511 Posisi idk A dan tik B (Orang pertama berdiridibelakang jalon A (21 m) memandang, kearah jalon B sambil memberi aba-aba. salah seorang memegang jalon | (di titik 1) diantaratitik A & B sambil mengikuti aba-aba dari ‘orang pertama (di ttik A) sehingga jalon | berada segaris dengan jalon AB (A-I-B segaris) kemudian menancapkan jalon tersebut pada ‘iuk 1 yang telah didapat. 42 | Hamza Yusuf & Hasmar Halim A 1 2 B Gambar 5.5, Posist pembidikan jalon pada titi 2 Demikian dengan cara yang sama untuk jalon-jalon 344...dst Pekerjaan meluruskan titik selesai, bila jalon-jalon A,1,2,3.uB tampak berimpit, maka tik-ttik A,1,23...B terletak pada satu garis Jurus selajutnya dilakukan pengukuran jarak dengan cara seperti sub a. diatas Buku Ajar Survey dan Femetaan | 43 Gambar 3.4, Pengukuran jarak datar ¢. Memperpanjang Garis Lusus di Lapangan Garis lurus AB seperti sub b. diatas di buat dengan memasang, jalon pada titk A dan titk B yang telah ditentukan, (Orang pertama membidik dari ttik A ke B untuk memberi aba- aba kepada orang kedua di ttik pada perpanjangan garis AB Bila titiletitik A.B, dan C tampak berimpit, maka A,B, dan segaris,jalon C ditancapkan Demikian dengan cara yang sama untuk jalon-jalon D, E .dst Selanjutnya dilakukan pengukuran jarak datar dengan cara seperti sub a. diatas eee & o ¢ D Gambar 35 Membidik dengan memperpanjang garis 44 | Hamzah Yusuf & Hasmae Halim 4d. Membuat Garis Lurus antara Dua Titik yang terletak pada Bangunan, Jalon dipasang pada ttik A dan titik B yang telah ditentukan dlimana letak kedua tik tersebut berada pada sisi bangunan (Ithat gambar), gunakan nivo dan statif untuk ketegakan jalon. o> Gambar 56 Posisi ke dua tiik dlantara dua bangunan Orang pertama (I) berada di titik C di antara jalon A dan B ‘melibat kearah jalon A dengan sudut sekecil mungkin terhadap garis ‘AB, Orang kedua(It) menempatkan jalon D pada garis CA (C-D-A Segaris) dengan petunjuk orang pertama (I), selanjutnya orang I (C) Pindah ke posisi 1 (C;) pada garis DB sehingga DC. segatis dengan Ppetunjuk orang Il, kemudian orang Hl (D) pindah ke posisi 1 (D;) prada garis CA sehingga C\-D,.A segaris dengan petunjuk orang L Demikian seterusnya sampai didapatkan titik C, dan titik D, ‘epat pada garis AB yaitu bila dibidik dari jalon C,, jalon D, lurus \lengan garis CnA (C,-Dj-A segaris) dan bila dibidik dari jalon Dy, ‘Buku Ajar Survey dan Femetaan | 45 jalon Cy turus dengan garis D,B (DaCnB segaris), maka titik A-Dn- (Co-B segaris atau Turus (lihat gambar) “Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran jarak datar dengan cara seperti sub a, datas. A Da ca B A Da ca B o—__e—___e___ Gambar 37, Garis lurus dua ttik antara dua bangunan 46 | Hameah Yusuf & Hasmar alien . Pengukuran jarak pada bidang miring Salah satu cara untuk pengukuran jarak mendatar pada bidang ‘miring adalah cara pengukuran bertahap. Cara ini adalah cara yang paling sedechana. Tahap pertama menentukan titik-titik patok di antara titik A dan titik B segaris (A-1-2-B lurus) dengan cara ‘membidik, selanjutnya mengukurjarak dengan cara: salah satu ujung Jalon ditempatkan diatas tiik tertinggi (A) yaitu ttik permukaan ppengukuran, kemudian diatas jalon yaitu pada tengah-tengahaya dltempatkan alat waterpass tukang, Jka jalon sudah dalam keadaan ‘mendatar dan ditempatkan dengan baik, sebuah unting-unting Aigantungken pada ujung lainnya sampai menyentuh patok 1 sermudian jarak di ukur dan di catat. Pengukuran selanjutnya dengan cara yang sama sampai ke tiik B schingga diperoleh jarak AB. Salah satu kemungkinan lain adalah pengukuran dengan mempergunakan sol meter, tahapan pengukurannya adalah sama seperti pada pengukuran dengan menggunakan jalon, Gambar 518. Pengukuran jarak bidang miring ‘Buku Ajar Survey dan Femetaan | 47 4 Pengukuran Sudut Siku-siku Pada pengukuran sederhana di lapangan, banyak masalah yang, dlijumpai, misalnya esulitan yang disebabkan adanya rintangan- rinfangan atau halangan-halangan seperti gedung, kolam, bukit, sungai dan lin-lain sebagainya ‘Untuk mengatasi hal di atas ada beberapa cara untuk menang- gulanginya yaitu dengan membuat sudut siku-siku dilapangan ‘menggunakan alat sederhana. Membuat garis tegak Iurus (Sudut Siku-Siku) dengan perbandingan 3 ‘Tancapkan jalon dititik C yang terletak pada perpanjangan saris AB yang telah ditentukan, pegang rol meter di titik C = 0 dan 12 'm, Tancapkan jalon dititik D (Buat CD = 3 m) yang terletak pada saris lurus AB dengan memegang rol meter pada angka 3 m atau 9 m. Tatu tarik rol meter ke arah E dengan datar dan tidak melendut, yakinkan angka yang terbaca pada rol meter adalah 8 m atatt 4 m, jarak titik C ke E~ 4 m yang membentulk segitiga siku-siku CDE, Sehingga segi tiga CDE merupakan segi tiga siku-siku dimana CD: CCE: DE = 3:4: 5, maka garis CE tegak lurus pada perpanjangan garis matau 8m 48 | Hamzah Vusuf & Hasmar Halim A De3maausm —— C=0.k12m Gambar 3.19, Sadut siku-sk 5435 Membuat Garis Tegak Lurus (Sudut Siku-siku) dengan ‘menggunakan Segi Tiga Sama Kaki. Pengukuran ini dilakukan dengan cara: tancapkan jalon C \iluar garis perpanjangan AB. Melalui tiik C di buat seg tiga sama kaki dengan titik C sebagai puncaknya. Dari titk C di ukur jarak ke D Jolu ke E dengan jarak yang sara (CD = CE) dimana titik D dan ttik E terletak pada perpanjangan gars AB, ‘Ukur panjang DE dan tentukan tik F dengan membagi dua hnrak DE, sehingga FC merupakan garis tegak Iurus (siku-siku) pada perpaniangan AB Buku Ajar Suavey dan Pemetaan | 49 Gambar 3.20 Sudutsiku-siku segitiga sama kaki Membuat Garis Tegak Lurus (Sudut Siku-siku) dengan -menggunakan Prisma. Pengukuran ini dilakukan dengan cara: tancapkan jalon C x =Rsino Cos Reos8=R-y ReosD-R =-y y = R(1 ~e0s 0) CCara menentukan titk-titik perantara dengan koordinat harus dikstahui arah dari salah satu gars tangent, Satu tik tangent (1, atau T,) dari sudut pusato. Sudut a dibagi dengan benar dalam sudut-sudut yang kecil dan sama besar (8) hat gambar selanjutnya dapat dihitung stk perantara untuk masing- smasing sudut . Titiktitk perantara dengan cara seperempat bagian, Untuk pekerjaan-pekerjan yang tidak begitu penting, misalnya pembuatan jala-jalan Kelas sedang atau yang barkualitas rendah, schingga talak diperiulan Ketelitian yang tinggi, maka, pembuatan gatis lengkung dengan titikttik perantaa yang ‘menggunakan cara seperempat ini dapat digunakan atau, dlipaka. Bila pada legkungan diketahui ttik-titk T,, M, dn T,, sehingga ‘MD dapat dihitung atau diukur. Kemudian dibuat md, = smgd= YM, dan myds= Yom E Penutup Dalam bab int telah dibahas tentang berbaga jens peralatan sedethana, pengukuran jarak dan sudut dengan berbagai teknik pengukuran, dengan pengukuran jarak dan sudut ini selanjutnya dapat melakukan pengukaran gars lurus dengan berbagai rintangan dilapangan. pengukuran dan penggambaran situast dengan persegi Panjang, pengukuran lengkung mendatarsederhana dengan berbagat teknik dan rumusan. Pembahasan ini adalah bagian yang sangat Penting bagi mahasiswa tekrik sipil Khususnya surveyor mengingat 60 | Hazah Yusuf Hasmar Haley hal inj adalah bagian dasar dari pengukuran untuk selanjutrya dapat melanglcah pada bab berikutnya, Setelah selesai membaca keseluruhan bab ini, untuk meyakin ‘an bahwa anda telah memahami bab ini, anda harus bisa menjawab bbeberapa pertanyaan berikut ini: Apa yang dimaksud dengan pengukuran sederhana Sebut dan jelaskan jents dan fungsi dari alatsederhana, Jelaskan ruang lingkup pengukuran dengan ala sederhana Jelaskan teknik-teknik survey dan pengukuran jarak lurus dan datar ‘anpa rintangan dan dengan adanya rintangan: a, kolam, b. sung, jedung, d. bukit Gambarkan dan hitung Iwas bidang situasi dari data koordinat berikut ini % 25.) m, 15.25), 0.15), (12,25) m, 25,0), 15-25) 1m 10.25), h12-25) m Diketahui arah tangensial dengan sudut defies f= 120°; R ddan B= 110% R= 50m Ditanyakan: Hitung dan gambarkan lengkung mendatar sedeshana dengan metode: a. Titik singgung, . Koordinat . Seperempat MD Om ‘Buku Ajar Survey dan Pemetan | 64 62 | Hamzah Yusuf & Hasmar Halim Bas IV PENGUKURAN DENGAN ALAT SIPAT DATAR A. Pendahuluan, Pada Bab 2 telah dipelajari mengenai dasar-dasar survey ppemetaan dan pada bab 3 telah dlipelajari pengukuran sedethana febagai dasar dalam teknik pengambilan data lapangan. Mengingat ppengambilan data bukan hanya saja dalam ruang lingkup yang kecil ‘mana hanya membatuhkan alat dan pengukuran sederhana namun tidak sedikit pengukuran tanah membutubkan data lapangan yang cukup banyak, untuk itu pengambilan data tersebut tidak cukup dengan hanya menggunakan alat sederhana, Khususnya dalam pengukuran jarak dan einggt it. Pada bab ini membicarakan tentang pengenalan dan ppengukuran dengan alat sipat datar (water pass) dalam hal ini terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang komponen alat dan, perlengkapan sipat datar, jenis-jenis alat sipat datar, aspek-aspek yang peru dipethatikan sebelum melakukan pengukuran dilapangan, sertajenis-enis pengukuran sipat datar yang banyak dilakukan, Dalam pertemuan ini mahasiswa akan mempelajari berbagai jenis alat sipat datar, termasuk komponen-komponen dan alat perlengkapannya. Mempelajari mengenai aspelcaepek yang harus ‘liperhatikan dalam pengukuran sipat datar, jenis-enis, serta kesalahan-kesalahan pengukuran sipat datar. Teknik pengukuran ini bermanfaat bagi, mahasiswa, disamping itu pula mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pengukuran sipat datar yang sering dilakukan dilapangan.serta sebagai dasar untuk mengikuti_perkuliahan herikutnya tentang pengukuran jarak dan elevasi (tinggi titik) dengan alat opts sipat datar (waterpass). ‘Buku Aja Starvey dan Femetaan | B. Alat UkurSipat Datar Sipat datar yang terdapot pada cairan dapat dimanfaatkan, sebagai alat penunjuk yang selanjutnya dikembangkan sebagai alat tukur beda tinggi antara dua bush vtik, Sedangkan pengukuran beda tinggi sendiri terdii atas beberapa teknik dan metoda, seperti cara barometris yang memanfaatkan perbedaan tekanan udara antara dua titik, ataupun cara trigonometric yang menerapkan prinsip geometri Dari ketiga jenis pengukuran beda tinggi tersebut ternyata, bahwa kesalahan pengukuran yang terkecil terdapat pada pengu- karan sipa datar, Hal inilah yang mendorong_pengembangan beberapa modlifkasi alatsipat datar,sehingga muncul beherapa jens pengukuran sipat datar. Untuk melakukan pengukuran sipat datar, selain alat sipat datar atau waterpass. atau leveling beserta komponennya, juga dliperlukan alat perlengkapan lainnya seperti tripod atau statip atau, Jaki tiga, rambu ukur atau baak ukur atau mistar ukur. Alat-alat ini uumumnya dilengkapi dengan nivo yang berfungsi untuk mendapat- kan sipatan mendatar bagi kedudukan alat-alat tersebut. 1. Komponen-komponen Alat Sipat Datar a. Lensa Lensa adalah benda yang terbuat dari gelas yang dlbatasi oleh dua bidang lengkung dari bulatan (bola). Kedua bulatan ini tidak perlu mempunyai jari-jari yang sama. Garis lurus yang menghubung- kan dua titik pusat kedua bidang bulatan itu dinamakan sumbu optis, lensa. Titik pusat opti lensaterletak pada sumbu optis lens. Beberapa jenis dan bentuk lensa dapat dibedakan sebagai berikut, (4 | Hanzah Yusuf & Hasma Hal Gambarga J fila lenghungannya menghadap Kemuka, maka disebut sebagai lensa konkaf dengan Kemuungkinan konkaf ganda (gambar a) 5 ka hanya satu muka yang melengkang dan suka Isinnya datar, maka disebutplano-konkaf (gambar b) 1 fika satu muka cekung dan muka lainnya datar disebut plano konveks (gambar) Tha winks peciama honveks dan mula lalnnya -konkaf, maka lenea tersebut dinamakan soncave-conveke (gambar d) Keempat jenis lensa ini dipasang didalam teropong alat ukur dengan masing-masing fungsi, seperti lensa konkaf ganda akan bertugas untuk menyebarkan sinar yang melalui teropong tersebut, dan dua buah plano konkaf yang saling bertolak belakang akan ‘menghasilkan pembesaran bayangan. Perly diperhatikan, apabila sinar masuk melalui sumbu lensa, maka berkas sinar tersebut bebas dari pengarub refleksi (pemantulan) dan refraksi(penyerapan) », Benang silang dan eyepiece Reticule adalah sekeping gelas datar dan bundar, dan ‘merupakan tempat untuk memfokuskan bayangan yang timbul Gelas ini diberi guratan yang dikenal dengan benang slang (crosshair) atau benang diaftagma, Beberapa bentuk dati benang, tersebut terlihat pada gambar dibawah ini Buk Aja Survey dan Femetaan | 6S Gambar 4.2 Jenis benang slang (cross hair) €. Teropong Sebagaimana telah dijelaskan, dimana lensa dan kelompok Jensa akan berfungsi sasuai dengan susunan yang dibentuk oleh pembuat alat. Demikian pula halnya pada alat survey yang memakal teropong, maka susunan lensanya juga diatur sedemikian rupa agar dapat memenuhi keinginan pembuat lensa tersebut. 4. Nivo Pada wakru melakukan pengukuran dengan alatalatilmu ukur, tanah, batk baik pengukuran mendatar maupun pengukuran tegak, sumbu satu harus tegak lurus, dan sumbu dua harus tegak hurus sumbu satu, Untuk mencapai keadaan dua sumbu_tesebut, digunalan suatu alat yang dinamakan nivo. Menurut bentuk nivo terdiri ats nivo kotak, nivo tabung, nivo cincin(lingkaran). Nivo kotak, terdiri atas kotak dari gelas yang dimasukkan, dalam logam sedemikian, hingga bagian atas tidak tertutup, kotas dari gelas itu diisi dengan eter atau alcohol dan diatas bagian dalam ‘utp kotak diberi bentuk bidang lengkung dari bulatan dengan jari- jari yang besar. Bagian kel kotak itu tidak berisi zat cai, sehinga bagian ini terlihat dari atas sebagai gelembung, Tengah-tengah tutup dinyatakan dengan satu atau lebih lingkaran yang konsentrs. (66 | Hamzah Yusuf & Hasta Halim Nivo kotak akan teratu, bila bidang singgung di titi tengah bidang lengkung atas dalam nivo mendatar atau letak tegak lurus pda gars togak (vertical). Biasanya nivo kotak diletakkan diatas pelat yang beri datas, tiga sekrup yang dinamakan sekrup penyetel, nivo kotak letaknya, dliatas pelat dengan tiga sekrup pula dinamakan koreksinivo. Untuk mengatur nivo, letakkan lebih dahulu gelembung nivo dlcengah-tengah dengan memutar sckrup penyetel. Nivo diputar pelan-pelan 180". bila setelah pemutaran ini, gelembung nivo tidak Jogi ditengah-tengah, kembalikan gelembung nivo setengahnya hetengah-tengah dengan memutar sekrup penyetel, dan setelah iti sgelembung diketengahan lagi dengan memutar sekrup korekst nivo. Dengan nivo kotak yang teratur dapatlah dengan mudah membuat sebuah bidang mendatar atau suatu sumbu (gatis lurus) \cuak larus deiyatt hanya menempatkan gelembung ditengah-tengal dengan memutar ke tiga sekrup pemyetel. Untuk bentuk Jainnya (nivo tabung, nivo cincin) pada perinsipnya penyetelannya, soma dengan penyetelan nivo kotak. Gambar43. Jenisbentuk nivo ‘6 Alat pembaca pada skalalingkaran Pada pengukuran imu ukur tanah diperlukan cara. untuk Imenentukan keadaan garis bidik teropong, Keadaan garis bidik teropong selalu diambil terhadap suatu lingkaran yang diberi skala dengan membagi linglkaran dalam 360° atax goo dan bagian ‘Buku Ajar Survey dan Femetaan | 67 bagiannya. Keadaan garis bidik teropong terhadap skala lingkaran dinyatakan dengan tempat suatu alat pembaca pada skala lingkaran, sedang alat pembaca turut berputar dengan garis bidik. “lat pembaca dapat mempunyai bentuk sebagai berikut: 2) Garisturus 2) Garis lurus yang dilengkapi dengan skala a) Nonius 4). Garis urus yang digeserkan dengan menggunakan Gambar 4.4 Bentuk pembacaan skala lingkaran 2. Perlengkapan Alat Sipat Datar a. Rambu Ukur Umumnya alat ukur ini terbentuk sebuah mistar ukur yang, besa, terbuat dari kayu, aluminium yang panjangnya 3 meter sampai dengan 5 meter. Karena panjangnya ini untuk memudahkan pengangkutan, maka mistar-mistar dapat dipendekkan, dilipat dari 1.00 meter, 1.5 meter, atau 2.00 meter. Satuan panjang terkeciinya adalah centimeter (em), tiap-tiap cm adalah blok merah, hitam atau putih. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-putih untuk memudahkan pembacaan meter, Untuk pengu- kuran sipat datartelit juga dipakai rambu ukur yang satuan skalanya 05; contimeter Beberapa contoh skala mistar seperti pada gambar, tiap-tiap bok diberi dua bagian a's em yang berbentuk E, satu dengan latar ‘merah atau latar hitam, sesuai dengan wama metemya, dan lainnya 68 | Hanzah Yusuf & Hasmnar Halon «dengan latar putih. Pada mistar keihatan bentuk E yang berwama putih, merah atau hitam dan kombinasi sebagai E merah- & putih, dan E hitam ~ putih ver on. B05, Oy ofa En el Gambar 45. Bentuk pembacaan ramby ukur ‘lat penegak rambu ukur (nivo rambu ukut) ‘Alat ini digunakan untuk mengatur rambu uur sipat datar ataupun tiang pengukur dalam posisi tegak. Alattesebut terditiatas beberapa bagian antara lain: Nivo Kotak, nivo cincing yang dllekatkan pada sebuah potongan besi atau aluminium atau plastic yang tegak larus, Besi atau aluminium ataupun plastic dimana_nivo. kotak/cineing dilekatkan secara tegak Iurus harys ditekan pada Fambu ukur ataupun tang pengukur.rambu ukir tersebut harus digerakkan sedemikian sehingga gelembung rive tersebut berada dlitengah. Bila gelembung nivo tersebut dalam keadaan demikian artinya rambu ulkur berada dalam posisitegak Bulk jar Survey dan Fem i Cambar 4.6.nivo rambuukur b. Tripod /Kaki tiga/Statif ada wale penggunaan alat-alat ukur tanah selalu ditempat- kan di atas tropod/statif atau kaki tiga. Staifterditiatas kaki, dibuat dari kayu atau aluminium yang dibagian atasnya ditahan oleh kepala stil) Tap-tap Kaki dapat dipaujang, pendekkest sedemikiat rapa dan bagian bawah meruncing yang diperkuat dengan lapisan logam. Ketiga kaki diatas dipasang pada kepala statif dengan perantaraan bau dengan mur dan dilengkapi dengan engsel untuk menggerakkan kaki dengan arah yang tegak lurus pada kepala stati ‘Alat ukur berdivi diatas pelat dikunei dengan perantaraan, skerup pengunci berulir pada kepala statif INN Gambar 47. Tripod 70 | Hamzal Yusuf & Haste Halim 3 Jenis-jenis Alat Ukur Sipat Datar Sampai saat ini dikenal tiga jenis alat ukur sipat datar yang ‘umam dipakai pada pengukurannya, yaitu dumpy level, tilting level, ddan automatic level. Ketiga jenis alat ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing, a. Dumpy level Alat ukur ini mempunyai lima bagian utama, yaitu landasan, lat ukur, skrup penyetel, tribrach, teropong dengan lensa dan hnivo pengatur mendatarnya alat tersebut. Kelima bagian ini perlu Ppengaturan sebelum dilakukannya pengukuran dilapangan, Gambar 4.8. Dumpy level 8) Landasan alat. Landasan alat ini terletak diatas tripod (statip) dan merupakan landasan yang datar tempat alat lukur tersebut diletakkan dan diatur sebelum melakukan engukuran, 2) Sekrup penyetel, Pada umumnya semua alat_ukur mempunyai tiga sekrup penyetel, yang berfungsi untuk mendatarkan alat ukurdiatas landasan alat tesebu, Perlu dipeshatikan, bahwa yang harus didatarkan bukan hanya garis jurusan nivo, dalam aitannya antuk ‘mendtarkan garis bidik tersebut, namun yang_perlu didatarkan adalah sebuah bidang nivo yaitu bidang yang Buku Aja Survey dan Pemetaan | 71 tegak lurus terhadap garis gaya gravitasi, sehingga apabila teropong diarahkan kesemua jurusan, maka gars bidik juga selalu mendatar, 3) Tribrach. Platform ataupun penghubung statip dan alat sipat datar ini dinamakan tribrach, dan bagian ini termasuk ketiga sekrup penyetel datas. 4) Teropong. Sebagaimana yang telah dibicarakn diatas, maka teropong pada alat ukur sipat datar ini juga dilengkapai sengan sekumpulan peralatan opis dan peralatan untuk dapat _memperbesar bayangan, reticule dengan benang. dliafragma, serta peralatan penyetel lainnya. Teropong ini duduk diatas tibrach dan kedudukan mendatarnya diatur oleh ketiga sekrup penyetel yang terdapat pada ribrach diatas 5) Nivo, Pada alat ukur sipat datat iat unuunya terdapat dua bbuah nivo, dari jenis kotak yang terletak paa teibrach dan jenis abun yang terletak diatasteropong, [Nivo kotak tersebut digunakan untuk mendatarkan bidang nivo dari alat tersebut, yaitu agar tegak lurus pada garis gravitasi dan nivo tabung digunakan untuk mendatarkan teropong pada jurusan bidikan, ». Tilting level Alat ukur sipat datar ini mempunyai bagian utama sebanyak, tiga bagian, yaitu dudukan alat, teropong, dan nivo utama, 72 | Hameah Yusuf & Hasnae Halim Gambar4.9. Tilting level 4) Dudukan alat. Bagian ini sesungguhnya adalah sama dengan ‘kesatuan dari tiga bagian utama yang terdapat pada Dumpy level, yaitu landasan stati, sekrup penyetel, dan tribrach, Pada bagian ini alat tersebut dapat berputar terhadap sumbu vertical alat. Yaita dengan tersedianya bota dan soket dliantara landasan statip dan tribrach tersebut. 2) Teropong. Teropong yang terdapat pada alat ukur ini sama dengan pada alat ukur Dumpy level ataupun teropong pada ‘umumnya, 3) Nivo. Demikian pula nivo yang terletak diatas teropong tersebut_mempunyaifungsi yang sama dengan yang ‘erdapat pada alat-alat lainnya, ©. Automatic level Jenis alat ukur ini termasuk baru, dalam jajaran alat ukur survey dan pemetaan. Yang diotomatiskan dalam alat ini adalah system pengaturan alat melalui nivo yang terletak diatas teropong, ‘Maksudnya dengan mendatarkan bidang nivo melalui ketiga sekrup penyetel, maka sekaligus sebuah bandul (pendulum) menggantikan fangsi nivo dalam mendatarkan garis jurusan nivo ke target yang dlikehendaki, dan untuk sembarang arah Duku Ajar Survey dan Femetaan | 78 Gambar 4.1 Bagian-bagian Alat Sipat Datar 74 | Hamza Yusuf & Hasmar Halim Keterangan: 1. Alat bik kasar (vizier) 7, Penyetel Fokus Nivo 8 Skrub pengunci 2. Penggerak halus 5. Pembacaan sudut horizon 1 Skeub penyetel ro. Lingkaran sudut 5. Plat dasar 1, Mempertajam benda 6. Lensa Objektif 12. Lensa pembidikan 4. Pengukuran Sipat Datar ‘Terdapat beberapa aspek yang perlu diperbatikan dalam ‘melakukan pengukuran sipat datar, yaitu a. Route pengukuran, Pada setiap pengukuran selalu diusahakan agar hasl pengukur- an tersebue dapat mencapai yang diharapkan dan tanpa melakukan pengulangan pengulkuran. Untuk maksud tersebut yell dilakukan pengukuran pulang pergi, schinggs dapat dibandingkan kedua hasil akhir pengukuran tesebut, yaitu harus sama besar dan berlawanan tanda. Namun sering dilakukan route perjalanan kedua Ppengukuran tersebut tidak pada satu jalur, khususnya untuk daerah yang profilnya berbeda dengan akstrim, maka dengan sendirinya medan potensial grafitasi juga akan sangat berbeda, dan hal ini aka ‘angat berpengaruh pada hasil pengukuran tersebut. Jadi harus seat siusahakan pengukuran pulang dan pergi berada pada satu jalur saja >. Buku wkar Penyediaan buku ukur (‘abel pengukuran) yang mudah di: evaluasisangat berpengaruh pada keberhasilan pengukuran iti sendiri, Disamping itu setiap selesai pengukuan per seksi, maka hasil PPengukuran tersebut haruslah segera dievaluasi, agar kesalahan yang ‘erjadi pada sekst yang bersangkutan dapat segera diketahui, untuk selanjutnya dilakukan perbaikan pada kesempatan pengukuran berikutnya, Buku Aja Survey dan Pemetaan | 75 . Kalibrasi alat Setiap alat ukur akan mengalami penurunan ketelitian sejalan dengan usia dan jumlah pemakaian alat tersbut. Schingga patutlah setiap alat ukur diperiksa dengan teliti sebelum dilaksanakan pengukuran tersebut. Berdasarkan aspek-aspek tersebut diatas selanjutnya dapat dlilakukan pengukuran dengan memperhatikan berikut, 4. Persiapan pengukuran Scbagaimana telah dsinggung diatas maka persiapan pengu keuran ini termasuk pekerjaan kalibrasialat dan pemasangan pilar wokur yang diperlakan. 1) Kalibrasi alat ukursipat datar Dati Ketiga alatukur spat datar yang telah diuaikan pada. bagian terdahuls, dapat disarkan beberapa bagian yang perlu rendapat perhatian yang seri, agar tidak terjadi kesalahan, kur yang tidak diinginkan dari alat tersebut. Beberapa diataranya adalah sebagai be 3) Kesalahan benang diatragma Setelah alat ukur diatur dengan baik, artinya sumbu pertama sudah tegak dengan sempurna, demikian pula rambu ukur sudah didiskan dengan baik, maka dari eyepiece teat bahwa benang silang tidak mendatar, yaita berimpitnya benang mendatar dengan kotak petunjuk pada rambu ukurtersebut b) Kesalahan garis bik ‘Umumnya garis bide tidak seals sejajar dengan aris jurusannivo,disebabkan pemakaian yang bertahun-tahun. clan benturan_ yang terjadi_selama. penggunaan lat tersebut. at, 76 | Manat Yusuf & Hasmar Halim ©) Kesalahan gatisnivo ‘Kesalahan ini terjadi karena gars jurusan nivo tidak sejajar engan sumbu mekanis teropong, atau dengan perkataan Jain tidak sejajar dengan sumbu lensa yang tedapat pada teropong tersebut, sehingga terjadi kesalahan pembacaan sambu. 2) Pemasangan pilar Beberapamasalah yang perl diperhatikan dalam pemasangan pilar tesebut adalah kesalahan pemilihan lokasi, ddan pengatuarna jarak yang baik. a) Kesalahan pemilihan lokasi Selain dilakukannya pengukuran pulang-pergi, juga untuk pengukuran yang besar sering dilakukan kring sipat datar agar satu kelompok pengukuran tersebut tidak terla besur, Karena akan berpengarult dengan pestumpukant kesalahan, ini berarti pula, bahwa pemilihan tempat pilar, Khususnya_pilar yang dipakai untuk beberapa ara haruslah diusahakan -memiliki sebaran dan tingkat kestabilan yang ting ') Kesalahan pengaturan jarak pilar Pilar-pilar pada suatu daerah penguluran umumnya diatur jaraknya agar selalu sama panjang, hal ini berkaitan dengan perhitungan yang dilakukan apabila diikut sertakan hitungan statistic yang mengharapkan ketelitian (salah menengah) yang memadai Dengan jarak yang hampir sama, maka bobot dari seksi pengukuran tersebut juga dianggap sama besar, sehingga perhitungan Ketelitiannya dapat dilakukan dengan mudah dlisamping kesalahan pada suatu seksi dinilai seimbang dengan seksi lainnya, Buku Ajar Survey dan Pemetaan | 77 «, Jenis-jenis pengukran sipat datar ‘melakukan interpolasi diantara ketinggian yang ada, maka ‘Terdapat empat jenis pengukuran sipat datar yang umum dapat ditarik garis konturnya diatas peta daerah dilakukan dengan masing-masing tujuan yang. berbeda, Keempat pengukuran tersebut jenis pengukuran tersebut akan diuraikan secara panjang lebar pada 0 bagian dibawah in 2) Sipatdarar memanjang Tujuan_pengukuran ini umumnya untuk mengetahui ketinggian dar ttettk yang dilewatinya dan biasanya diperukan sebagai kerangka vertical bagi sebuah daerah, tt yang tidak dapat dilewati pengukur. Sepertihalnya pemetaan. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah data Sipat datar memanjang, maka hasil ahi dari pengukuran ketinggian dari pilar-pilar sepanjang jalur pengukuran in adalah data tinggi dar keda ik ersebut yang bersangkutan, Yat semua ttk-itk yang ditempath oleh rambu ukurtersebut. Sipat datar resiprokal Kelainan pada sipat datar ini adalah pemanfaatan konstruksi serta tugas nive yang dilengkapi dengan skala pembaca bagi pengungkitan yang dilakukan terhadap nivo tersebut. Sehingga dapat dilakukan beda tinggi antara dua f, Kesalahan-kesalahan pengukuran sipat datar 2) Sipat data prof Semva pengukuran cermasuke pengukuran jarakegaris hur, Tuna dail paAgiarah Ii RGIS Wht kip psti mengandung Kesalahan, Beberapa kesalahan tersebut adalah profl dart sua trace btk jalan ataupun saluran, schinggal heslahan ukur (gross erras, Blunder), keslaban sistematis, dan selanjutnya dapat diperhitungkan banyaknya galian dan heslahan manusia sera Tingkungan. Untuk itu sumber-sumber dan ‘imbunan yang perlucilakkan pada pekerjaan konstrksi, pengarub-pengaruh dati kesalahan harus dikenal dan kemudian Pelaksanaan pada pengukuran ini umumaya dilakukan dihilangkan atau dipere dalam 2 baglan yang, disebut sebagal sipat datar prof Kesalahan-kesalahan dalam pengukuran sipat datar_ dapat ‘memanjang dan sipat datar profil melintang. Hail air thiketompokkan dalam beberapa kelompok besa dari pengukuran ini adalah gambaran (profil) dari kedua 1) Kesalahan besar jenis pengukuran tersebut dalam arah potongan tegaknya Kesalahan-kesalahan yang muncul akibat kesalahan (vertical. Pengamat. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh Kelalaian, ‘kurangnya pengalaman atau kelelahan. a) Kesalahan membaca rambu Kesalahan ini mungkin merupakan kesalahan yang paling ‘umum terdapat dalam semua pengukuran sipat data. Contoh-contoh kesalahan bacaan rambu adalah: salah Penempatan titik decimal, kesalahan membaca harga 3). Sipat datar as. Pada jenis pengukuran sipat atar luas ini yang. paling. diperlukan adalah penggambar profil dari suatu daerah pemetaan yang dilakukan dengan mengambil ketinggian dari titik-titik detail di daerah tersebut dan dinyatakan) sebagai wakil dari ketinggiannya. Sehingga dengan’ ‘membaca rambu dengan cara yang salah, 78 | Hamza Yusuf & Haste Halim 5 Ajar Survey dan Femetaan | 79 'b) Menggunakan benang slang yang salah Pengamat seharusnya membaca rambu ukur berdasat atas gatis sumbu dan bukan membaca berdasar kepada salah satu garis arah pengamatan, Kesalahan ini biasa ‘erjadiakibat lemahnya penglihatan. 6) Salah mencatat Bacaan dicatat dengan angka tertukar, misalnya 3.020 dicatat 3.002. 4) Tidak tereatat atau salah memasukkan Bacaan rambu dapat dengan mdah tertulis dalam kolom yang salah atau bahkan hilang atau tidak tertulis sama’ sekali ©) Nivo tidak ditengah Rambu dibaca tanpa mengetengahkan gelembung nivo, Semua kesalahan-kesalahan tersebut dapat sangat kecll atau sangat besar dan setiap saat harus dilakukan Koreks! untuk menghilangkan kesalahan tersebut ‘Saru-satunya jalan untule menghilangkan kesalahan besar adalah melakukan pengukuran ganda, yakni bahwa mengukur dari A ke B kemudian kembali dari B ke A. secara teoritis, pengukuran sipat datar harus tepat tanpa adanya kesalahan, al itu sangat jarang terjadi, Tetapi kesalahan tersebut hharus didalam batasan yang dapat diterima, biasanya tidak, lebih dari: mm per jarak So m, untuk sipat datar yang kurang dari km, £80 | Hanvah Yusuf & Hasmar Halim 2) Kesalahan tetap Kesalahan-kesalahan ini dikarenakan Kelemahan/keku- rangan alat dan akan selal terjadi dalam tanda yang sama, a) Tidak tegaknya rambu ukur Kesalahan ini merupakan sumber kesalahan yang perlu ‘mendapat perhatian. Seharusnya rambu ukur dipasang tegak, kenyataannya mungkin rambu miring arah kedepan atau arah kebelakang dari pengamat. Pada gambar 41. rambu ukur memibentuk sudut sebesar 3” dengan arah tegak. Jka bacaan 4000 m diamati akan terdapat kesalahan sebesar 5 mm, bacaan yang benar adalah: 4 x cos 3° = 3.995 m. Kesalahaan tersebut dapat dihilangkan dengan menem- ppatkan sebuah nivo pada rambu ukur. Pemegang rambu harus menjamin bahwa gelembung nivo tetap ditengah pada saat rambu ukur dibaca, Metode kedua dalam menghilang-kan kesalahan in! adalah pemegang rambu merubah rambu secara peerlahan dalam arah kemuka dan kebelakang mele-wati possi tegak selma pengamatan. Pengamat kemudian membaca bbacaan terkecl t | ‘yang dibaca 4.000 DS Gambar 42. Akibat rambu miring Buku Ajar Survey dan Pemetaan | 81 £82 | Hamza Yusuf & Hasmar Halim b) Salah kolimasi dari alat Pada pengaturan alat sipat datar yang baik, garis bidik harus betul-betul mendatar bila gelembung nivo berada tengah. jka Keadaan tersebut tidak dapat dipenuhi sebe- Jumnya maka akan terdapat kesalahan dalam pembacaaan rambu ukur. Pada gambar 4.2 gars bidik miring dan kesalahan sisa adalah sebesar 'e" dan akan bertambah sebanding dengan jarak pengamatan, Kesalahan tesebut dapat dihilangkan secara lengkap dengan pengamatan rambu muka dan rambu belakang, pada jarak yang sama, Kesalahan “e” akan sama untuk setiap, Jali pengamatan dan beda tinggi yang benar akan merupakan, bbeda tinggi dari bacaan, oleh dikatakan kesalahan kolimasi pada alat adalah biasa terdapat dalam penetapan bangunan. Sejak kesalahan pada, Ihesil dapat sepenuhaye dihilangkan dengan pengam bilan, jarak muka sama dengan jarak belakang maka peraktek seperti it sel bisa dierio on. ——. Za Gambar 43 Salah kolimasi ©) Salah pembagian bacaan pada rambu ukur Kesalaban ini lebih umum terdapat dari pada yang sering dlibayangkan, khususnya pada tahapan pemindahan bila rambu, ‘ukue dalam satuan inchi akan diubah kedalam system metric, dengan_menempelkan pembagian system metric terhadap system bacaan aslinya dalam system lama, Perhatian harus diberikan untuk menjamin bahwa titik nol yang ditempelkan betul-becul berimpit dengan dasar dati rambu kar dan bahwa macam-macam pembagian rambu bbenar-benar baik. 3) Kesalahan acak Kesalahan-kesalahan ini disebabkan oleh keadaan fisik dan iklim. Kesalahan yang diperolen umumnya sangat kecil dan dapat diabaikan, a) Pengaruh angin dan sub Stabilitas dari alat mungkin terganggu schingga menye- ‘babkan tinggi gariskolimasi sedikit berubah, bb) Tanah yang lembek dan keras Bila alat dipasaiy pauls Lait yang eembek, bal tersebuat akan menyebablan alat turan perlahan pada saat penga- mat bergerak disekitarnya. Bila dipasang pada tanah yang tertutup tumbuh-tumbuhan alat akan berubah naik dari muta tanah, dalam hal ini juga merubah kolimasi secara perlahan. ©) Perpindahan titik Pada setiap perpindahan titik, rambu ukur harus dijaga betul-betul pada ketinggian yang sama untuk kedua pengamatan rambu maka dan rambu belakang, Suata tik yang kuat/stabil harus dipilih dan ditandai dengan kaput. Jika tanahnya lembek, suatu pengukuran (gambar 4.14) hharus digunakan. Pelat tersebut sangat sederhana berbentuk segitiga yang terbuat dari metal dengan bagian rmelengkung pada setiap tik segitiga yang berfungsi sebagal paku yang diruncingkan agar dapat menancap ‘dengan baik. Suatu bentuk permukaan lengkung setengah Buku Ajar Survey dan Pemetaan | 88 bola ditempatkan ditengah lempengan tadi yang berfungsi untuk tempat rambu diletakkan pada setiap Kall pengamatan. Gambar 4.4 landasan rambu 4) Ketidak telitian pengamat Kesalahan yang terjadi dalam penafsiran bacaan milli meter, terutama bila penglihatan Kurang baik atau pengamatan terlalujauh, Semua kesalahan dalam Kelompok ini merupakan kesa- Jahan kecil dan mudah diatasi sera tidak begitu penting ‘untuk keperluan survey bangunan. 4) Mengorekst kesalahan alat Pada pembahasen tentang kesalahan-kesalahan, dijelaskan bahwa gars bidik dapat tidak sejajar dengan garis arah nivo. Pengukuran beda tinggi akan benar bila jarak antara alat ke :ambu muka sama dengan jarak ke rambu belakang, Namun keadaan ini tidak dapat selalu dipenuhi oleh Jkarena keadaan lapangan yang tidak memungkinkan. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah terlebih dahulu mengo= reksialat ukur tersebut sehingga alat yang dipakai benar-benar dalam keadaan baik. Cara pembetulan alat akan berbeda satu sama lainnya tergantung dari jenis dan konstruksi alat yang bersangkutan. Misalnya Alat Sipat Datar Otomatis 84 | Hamzah Yusuf & Hasmae Halim Pada alat ini sumbu tegak hanya diperlukan kira-kira sumbu I dalam keadaan mendekativertikal, Sckali lagi keadaan seperti itu cukup dipenubi dengan menggunakan nivo yang kecil, Garis bidik harus mendatar bila nivo yang kecil pada posisi ditengah. Pengujian dengan dua patok dilakukan: 1 Pilih dua titik A dan B yang cerpisah sejarak 6 m dan pasanglah kedua patok kuat-kuat pada tanah, 4 Pasang alat betul-betul ditengah antara ‘kedua patok tersebue kemudian ukurlah beda tingginya dengan hati hati. {2 Amati rambu ukur pada A dan catat bacaannya, © Pindabkan rambu ukur ke B. bacalah rambu dan ratakan tinggi patok B sehingga bacaannya sama seperti yang diperoleh pada A. 4 Kedua patok A dan B akan berada pada ketinggian yang sama tanpa dipengaruhi apakah garis bidik mendatar atau hidak. Paca gambar terkhat garisbicik miring arah Keatas sebesar sudut a dan menyebablaan bacaan pada rambis di ‘A memiliki kesslahan sebesar 'e™ karena patok B berada pada jarak yang sama dari alat seperti patok A maka pada ‘A pun akan terbaca dengan memiliki kesalahan sebesar Pasang rambu ukur pada B dan bacalah rambu ukur terhadap posisi lempeng pengamat dari ala. Pasang rambu ukur pada A dan baca, bacaan harus sama, maka hal tersebut’_menunjukkan’ adanyakesalahan kolimasi yang disebabkan oleh bergesernya diafiagma dalam arah tegak. Bila gars bidik diketahui salah, maka diafragma biasanya dapat diatur.Jika hal tersebut tidak memungkinkan maka unit ompensator dapat diatur, tetapi hal itu sebenarnya bukan rmerupakan tugas seorang surveyor, dan alat tersebut harus clikembalikan kepembuatnya, 8 Buku Ajar Survey dan Pemetaan | 85

You might also like