You are on page 1of 76
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : SK.9/MENLHK/SETJEN/PSLB. 1/1/2016 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ATAS NAMA PT. WIRASWASTA GEMILANG INDONESIA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a, bahwa berdasarkan Pasal 76 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Pemanfaat Limbah B3 untuk dapat melakukan Pemanfaatan Limbah B3 yang diserahkan oleh setiap orang wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk Kegiatan Pemanfaatan Limbah B3; b. bahwa Direktur Utama PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia melalui surat nomor: 010/WGI/JH/ Legal Reflog/II-2015 tanggal 18 Pebruari 2015, mengajukan permohonan Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3; cc, bahwa berdasarkan : 1, verifikasi administrasi Unit Pelayanan Terpadu Kementerian Lingkungan - Hidup ~— dan Kehutanan —sesuai_ + Nomor _ Registrasi R201502180022 tanggal 18 Februari 2015; 2. hasil pertemuan—teknis _ pembahasan permohonan Pemanfaatan Limbah B3 PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia tanggal 25 Maret 2015; 3. surat GM Divisi Refinery Logistics PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia Nomor: 013/WGI/SPT/Legal Reflog/V-2015 Tanggal 6 Mei 2015; 4. hasil verifikasi lapangan oleh staf Asisten Deputi Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 tanggal 24 Juni 2015;dan 5. surat GM Divisi Refinery Logistics PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia Nomor: 021/WGI/ SPT/Legal Reflog/VI-2015 Tanggal 8 Mengingat 10. 1 -2- Juli 2015, perihal Penyampaian kelengkapan saran dan tindak lanjut, permohonan. izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Atas Nama PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia _ telah memenuhi persyaratan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Atas Nama PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan; Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara; Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak; Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 30 Tahun 2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun serta Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun oleh Pemerintah Daerah; Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Instruksi Menteri Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2013 tentang Persyaratan dan Kewajiban dalam Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-01/BAPEDAL/09/1995 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-02/BAPEDAL/09/1995 tentang Dokumen Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Memperhatikan Menetapkan KESATU -3- 12. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 1. Surat Menteri Pertambangan dan Energi Nomor: 3853/0115/SJ.R/1991 tanggal 8 Oktober 1991 perihal Persetujuan Studi ANDAL industri minyak pelumas bekas di Kawasan Industri daerah cibitung, kabupaten Bekasi, Jawa Barat; 2. Surat Kepala Badan BPLHD Jawa Barat, nomor: 660.1/24/1/2012 tanggal 3 Januari 2012 tentang Rekomendasi Dokumen Revisi RKL/RPL serta kegiatan tambahan PT. Wiraswata Gemilang Indonesia di Kabupaten Bekasi; 3. Risalah Pengolahan Data Izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk Kegiatan Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia Nomor: RPD-13/PSLB3-VPLB3/2015 tanggal 18 November 2015; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH — BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ATAS NAMA PT. WIRASWASTA GEMILANG INDONESIA Memberikan izin Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari kegiatan pihak lain, kepada: 1. Nama Usahadan/ : PT. Wiraswasta Gemilang atau Kegiatan Indonesia 2. Bidang Usahadan/ : Perusahaan Pemurnian atau Kegiatan Minyak Pelumas Bekas 3. Nama Penanggung : Johanes Haryanto Jawab Usaha dan /atau Kegiatan 4. Jabatan : Direktur Utama 5. Alamat Kantor : The City Tower Sth Floor, Usaha dan/atau Jl. M. H Thamrin No. 81, Kegiatan Jakarta. Telp./Fax: 021-319962 45/31996045 6. Lokasi Usahadan/ : Ganda Mekar Km. 24, atau Kegiatan Cikarang Barat, Indonesia Bekasi 17520, Jawa Barat Telp. /Fax: 021-88312 KEDUA. KETIGA KEEMPAT KELIMA KEENAM 4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3, sebagaimana dimaksud dalam Amar KESATU berupa minyak pelumas bekas meliputi minyak pelumas bekas hidrolik, mesin, gear, lubrikasi, insulasi, heat transmission, grit chamber, separator dan/atau campurannya yang memiliki kode Limbah B3 B105d. Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada Amar KEDUA dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan minyak pelumas (lube oil) Dalam melaksanakan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGA, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan waj 1, Mematuhi ketentuan mengenai dokumen Limbah B3 bagi Pemanfaat Limbah B3. Melakukan Pengumpulan Limbah B3. Melakukan Pemanfaatan Limbah B3. Memenuhi kriteria__ untuk —produk _hasil Pemanfaatan Limbah B3. Melakukan pengujian terhadap Limbah B3 dan produk hasil Pemanfaatan Limbah B3. 6. Mengelola lebih lanjut Limbah B3 yang dihasilkan selama kegiatan Pemanfaatan Limbah B3. 7. Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3. 8. Melakukan penanggulangan dan pemulihan fungsi lingkungan hidup dalam hal terjadi pencemaran dan /atau perusakan lingkungan hidup. gy FEN Ketentuan mengenai dokumen Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 1 bagi Pemanfaat Limbah B3 yang menerima Limbah BS, sebagai berikut: 1. Menerima lembar keempat yang berwarna merah muda dari dokumen Limbah B3 yang ditandatangani oleh pengirim limbah B3. 2. Mengirimkan lembar kelima yang berwarna biru dari dokumen Limbah B3 yang telah diisi dan ditandatangani oleh Pemanfaat Limbah B3 kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya. Pengumpulan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 2 dilakukan dengan ketentuan: 1, Melakukan pengumpulan atas Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA, di fasilitas tempat Pengumpulan Limbah B3 berupa 3 (tiga) unit tangki masing-masing berkapasitas 3.000 KL (tiga ribu Kilo Liter). KETUJUH 5+ 2. Melekati simbol dan label pada _fasilitas, Pengumpulan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada angka 1 sesuai dengan jenis dan karakteristik Limbah B3 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; 3. Fasilitas Pengumpulan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada angka 1 berupa bangunan yang memiliki: a, rancang bangun sesuai dengan jenis dan karakteristik Limbah B3 yang dikumpulkan; b. kapasitas yang sesuai dengan Limbah B3 yang dikumpulkan; c. peralatan keselamatan, kesehatan kerja dan fasilitas tanggap darurat yang meliputi alarm, peralatan pemadam kebakaran, dan pancuran air untuk tubuh/mata (shower/ eye wash). 4. Mencegah terjadinya tumpahan Limbah B3 yang dikumpulkan, keluar area pengumpulan dan melakukan prosedur tata laksana rumah tangga yang baik (good housekeeping). Pemanfaatan limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 3 dilakukan dengan ketentuan: 1. Limbah B3 yang dimanfaatkan bersumber dari kegiatan pihak lain. 2. Limbah B3 yang dimanfaatkan sebagai bahan baku tidak mengandung PCB’s atau senyawa terhalogenasi_ yang berpotensi_ menimbulkan terbentuknya dioksin furan. 3. Limbah B3 yang dimanfaatkan sebagai bahan baku harus memenuhi parameter sebagaimana tercantum dalam Lampiran If] Keputusan Menteri ini. 4. Tahapan proses Pemanfaatan Limbah BS dilakukan dengan cara: a. Limbah B3 berupa minyak pelumas bekas dicampur dengan bahan kimia Mohawk untuk menghilangkan keasaman dalam larutan minyak pelumas bekas; b. minyak pelumas bekas yang telah hilang keasamannya diproses dengan cara dewatering (dewatering process) untuk menghilangkan kandungan air. c. minyak pelumas bekas yang telah berkurang kadar airnya dilakukan proses defueling untuk memisahkan bahan bakar yang terbawa dari dalam minyak pelumas, kemudian bahan bakar ditampung ke dalam 2 (dua) unit Tangki Raw Gas Oil (RGO) dengan kapasitas 326 KL (tiga ratus dua puluh enam Kilo Liter): KEDELAPAN 6- d. melalui proses destilasi_ (high vacuum distillation) dilakukan proses pemisahan minyak pelumas dengan residunya, kemudian bottom residu dari proses destilasi disimpan ke dalam 2 (dua) unit tangki dengan kapasitas 756 KL (tujuh ratus lima puluh enam Kilo Liter); e. minyak pelumas yang telah dipisahkan residunya kemudian direaksikan dengan gas hydrogen untuk menghasilkan minyak pelumas dasar dengan jenis base oil yang bebas dari kandungan belerang dan klor (catalytic hydrofinishing process); f, minyak pelumas dasar dengan jenis base oil selanjutnya melalui proses fraksinasi sehingga menghasilkan minyak pelumas dasar yang berat (heavy neutral) dan minyak pelumas dasar yang ringan (light neutral); g. produk minyak pelumas dasar dengan jenis berat (heavy neutral) dan ringan (light neutral) kemudian disimpan ke dalam 4 (empat) unit tangki heavy neutral dengan kapasitas 3.400 KL (tiga ribu empat ratus Kilo Liter) dan 3 (tiga) unit tangki light neutral dengan kapasitas 1.700 KL (seribu tujuh ratus Kilo Liter). Air, minyak, dan gas yang dihasilkan dari proses produksi digunakan kembali sebagai bahan bakar di Fasilitas HTF Heating Insenerator. Ketentuan standar dan mutu (spesifikasi) minyak pelumas dasar dari produk hasil Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 4 berupa: 1. Sertifikasi produk dengan tanda Nomor: 302/ S/RE/IX.8/2013 untuk komoditi: Klasifikasi dan spesifikasi — pelumas - bagian 2: minyak lumas motor bensin 4 (empat) langkah Sepeda Motor, dengan nomor Standar Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SNI yaitu SNI : 06-7069.2- 2005. Sertifikat produk penggunaan tanda Nomoi 303/S/RE/IX.8/2013 untuk komoditi: klasifikasi dan spesifikasi - pelumas - bagian 1: minyak lumas motor bensin 4 (empat) langkah Sepeda Motor, dengan Nomor SNI: 06- 7069. 1- 2005. Sertifikat produk penggunaan tanda Nomor: 304/S/RE/IX.8/2013 untuk komoditi: klasifikasi dan spesifikasi — pelumas - bagian 3: minyak lumas motor bensin 2 (dua) langkah dengan pendingin udara, dengan Nomor SNI: 06-7069.3- 2008. Sertifikat produk penggunaan tanda Nomor: 305/S/RE/IX.8/2013 untuk komoditi: klasifikasi den epetitiog — @ifumes _ lemn 5 mie KESEMBILAN KESEPULUH KESEBELAS T- Pengujian terhadap Limbah B3 dan produk hasil Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 5, meliputi: 1. Uji. terhadap Limbah B3 sebagaimana Amar KETUJUH angka 2 paling sedikit 1 (satu) kali selama kegiatan Pemanfaatan limbah B3. 2. Uji emisi di cerobong fasilitas HTF Heating Insenerator paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (cnam) bulan dan hasil uji emisi harus memenuhi baku mutu sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Keputusan Menteri ini. 3. Uji standar dan mutu (spesifikasi) produk minyak pelumas dasar sebagaimana Amar KEDELAPAN paling sedikit 1 (satu) kali selama kegiatan Pemanfaatan Limbah B3. 4. Uji sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan angka 3 menggunakan laboratorium yang telah terakreditasi atau telah menerapkan Good Laboratory Practices (GLP). Pengelolaan lebih lanjut atas Limbah B3 yang dihasilkan akibat dari kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana Amar KEEMPAT angka 6 meliputi pengelolaan terhadap: 1. Bottom residu/sludge, apabila tidak dikelola sendiri maka diserahkan kepada Pemanfaat dan/atau Penimbun yang telah memiliki izin dari Menteri; 2. Air limbah dikelola sesuai dengan peraturan dan/atau ketentuan pengelolaan air limbah. Pencatatan dan pelaporan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 7, dilakukan dengan cara: 1, Mencatat terus menerus terhadap: a. uraian, kode limbah, jumlah dan sumber Limbah B3 yang dikumpulkan pada fasilitas Pengumpulan Limbah B3 dalam satuan ton/bulan (ton per bulan) ke dalam neraca limbah sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II Keputusan Menteri ini; b. uraian, kode limbah, jumlah dan sumber Limbah B3 yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan produk miyak pelumas dasar dengan jenis base oil dalam satuan ton/bulan (ton per bulan); c. uraian, kode limbah, jumlah dan sumber Limbah B3 yang diserahkan kepada Penimbun Limbah B3 berizin dalam satuan ton/bulan (ton per bulan). 2, Melaporkan tata kelola kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 KEDUABELAS KETIGABELAS: KEEMPATBELAS KELIMABELAS KEENAMBELAS KETUJUHBELAS KEDELAPANBELAS -8- a. Menteri_Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya; b. Gubernur Jawa Barat melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat; c. Bupati Bekasi melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi. Dalam melaksanakan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dilarang: 1. Melakukan Pemanfaatan Limbah B3_ selain Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA. 2. Menyerahkan Limbah B3 yang dikumpulkan dari pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Amar KEDUA kepada Pengumpul dan/atau Pemanfaat Limbah B3 lain. 3. Melampaui persyaratan parameter untuk Limbah B3 yang dimanfaatkan sebagaimana dimaksud dalam Amar KESEMBILAN angka 1, angka 2, dan angka 3. Dalam pelaksanaan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud Amar KEEMPAT, Menteri menugaskan Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) untuk melakukan pengawasan. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Amar KETIGABELAS dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali, atas semua pemenuhan kewajiban dalam Keputusan Menteri ini. Dalam hal berdasarkan _hasil__pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPATBELAS ditemukan pelanggaran, dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Sanksisebagaimana dimaksud dalam Amar KELIMABELAS tidak membebaskan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan dari tanggung jawab pemulihan fungsi lingkungan hidup. Pemulihan fungsi lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam Amar KEEMPAT angka 8 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang- undangan dan/atau perkembangan teknologi. Seluruh biaya penanggulangan biaya pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup _serta pemulihan fungsi lingkungan hidup dibebankan kepada penangeung jawab usaha dan/atau kegiatan. KESEMBILANBELAS: KEDUAPULUH 9. Dalam hal usaha dan/atau kegiatan berhenti beroperasi secara permanen dan/atau memindahkan lokasi Pemanfaatan Limbah B3, penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan waji 1. Melaporkan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk = memperoleh_—_penetapan penghentian kegiatan, 2. Melakukan pemulihanlokasi_ Penyimpanan Sementara, Pengumpulan, dan Pemanfaatan Limbah B3, apabila telah terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan. 3. Menyerahkan Limbah B3 yang dimanfaatkannya kepada pihak lain yang memiliki izin dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Keputusan Menteri ini berlaku sejak _ tanggal ditetapkan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dengan mengajukan permohonan perpanjangan izin kepada Menteri, paling lama 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu izin berakhir. jakarta, 1 Januari 2016 Ditetapkan di Pada tanggal MENTERI LINGKUNGAN HIDUP Salinan sesuai dengan aslinya DAN KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM, Fern KRISNA RYA Tembusan Kepada Yth.: REPUBLIK INDONESIA, Ttd SITI NURBAYA 1. Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 2. Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun; Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 3. Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 4. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; 5. Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat; 6. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi. LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK.9/MENLHK/SETJEN/PSLB.1/1/2016 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH BA BERBAHAYA DAN BERACUN PT. WIRASWASTA GEMILANG INDONESIA FORMAT LEMBAR PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ( PT, WIRASWASTA GEMILANG INDONESIA MASUKNYA LIMBAH BS KE TPS KELUARNYA LIMBAH B3 DARI TPS 5 No. | JenisLimbah | Tanggal | Sumber ] Jumlah | Maksimalpenyimpanan s/d | |TanggalKeluar |Jumlah | Tujuan | Bukti Nomor Sisal B3Masuk | Masuk | Limbah | Limbah tanggal: Limbah | Limbah | Penyerahan | Dokumen 6 ada LimbahB3 | B3__ | B3Masuk| —_(t*0 + 90 hr, 180 hr) BS (a) ®) © © ©) iG @ fH) o o Tranigiennonnnynny BOT6 Paraf Petugas © terangan: ‘Jika masuknya limbah B3 tidak per hari, maka pengisian fo; Batas waktu penyimpanan di TPS 90 (sembilan puluh hari) isesuaikan dengan masuknya limbah ke TPS imbah jenis X masuk ke TPS tanggal 3 September 2015 (t (untuk maksimal penyimpanan 90 hari). Sedangkan untuk maksimal penyimpanan 180 hari, maka kolom F berisi 1 Maret 2 (9 Dokumen dapat berupa: a. Manifest . Dokumen internal perusahaan jilka limbah B3 diserahkan ke bagian lain (untuk dimanfaatkan /diolah dalam lingkungan perusahaan sendiri) (41 Setiap lembar harap di paraf oleh petugas yang bertanggung jawab. © Pengiriman laporan dapat melalui: Unit pelayanan terpadu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Gedung B lantai 1 J}, DI. Panjaitan Kav. 24, Jakarta Timur No. Telp/Fax, (021) 8517183 atau e-mail : datalb3@menlh.go.id ‘schingga kolom F berisi 1 Desembe! MENTERI LINGKUNGAN HIDUP Salinan sesuai dengan aslinya DAN KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM, REPUBLIK INDONESIA, Ttd SITI NURBAYA LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK.9/MENLHK/SETJEN/PSLB.1/1/2016 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ATAS NAMA PT. WIRASWASTA GEMILANG INDONESIA FORMAT NERACA PEMANFAATAN LIMBAH BAIAN BERBAHAYA DAN BERACUN Nama PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia Perusahaan Bidang ussha Periode waletu T_ | JENIS AWAL OMBAH | JUNTAH | CATATAN (ron a TOTAL AG | PERLAKUAN: UMAR | JENIS LIMBA | PERIZINAN LIMBAH BS (ron) YANG DARI KLE, DIKELOLA, ADA] TIDAK | KADALUARSA ADA, 1 DISIMPAN, a _DIMANFAATEAN. am 3, IOLA. dat Z_DIINBUN. dst . DISERARKAN KE PIHAK KETIGA, at &_ERSPORT aa 7. PERLAKUAN LAINNYA ds Tora, RESIDU™ “JUMLAH LIMBA YANG BELUM TERKELOLA™ TOTAL JUMLAH LIMBA YANG TERSISA KINERJA PENGELOLAAN LB3 SELAMA PERIODE SKALA WAKTU PENAATAN. | ((4-(C+D)J/A} * 10026) = .. 'KETERANGAN: + RESIDU adalah jumlah limbah tersisa dari proses perlakuan seperti abu insenerator, bottom ash dan atau ‘Jiy ash dari pemanfaatan sludge oil di boiler, residu dari penyimpanan dan pengumpulan oli bekas dll **_JUMLAH LIMBAH YANG BELUM TERKELOLA adalah limbah yang disimpan melebihi skala waktu penaatan, Date-data tersebut di atas diisi dengan sebenar benarnya sesuai dengan Kondisi yang ada. 2016 MENTERI LINGKUNGAN HIDUP Salinan sesuai dengan aslinya DAN KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM, REPUBLIK INDONESIA, fms. ed KRISNA RYA SITI NURBAYA, LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: SK.9/MENLHK/SETJEN/PSLB. 1/1/2016 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN UNTUK KEGIATAN PEMANFAATAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ATAS NAMA PT. WIRASWASTA GEMILANG INDONESIA Parameter Dan Baku Mutu Total Logam Berat Untuk Kegiatan Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun PT, Wiraswasta Gemilang Indonesia No. Parameter Batasan Satuan i,_[Kadar Air 7 % 2. | Residu

You might also like