Professional Documents
Culture Documents
Fraksi Etanol Ekstrak Kulit Durian (Durio Zibethinus L.) Sebagai Antifungi Terhadap Trichophyton Mentagrophytes Dan Candida Albicans
Fraksi Etanol Ekstrak Kulit Durian (Durio Zibethinus L.) Sebagai Antifungi Terhadap Trichophyton Mentagrophytes Dan Candida Albicans
net/publication/338069030
CITATIONS READS
0 64
3 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Yuli Wahyu Tri Mulyani on 15 June 2020.
Ethanol Fraction Durian Skin Extract (Durio Zibethinus L.) As An Antifungi On Trichophyton
Mentagrophytes And Candida Albicans
Abstract
Durian is a fruit that is in demand by the community, but during durian season environmental
problems arise due to waste from skin of durian. The aimed of the study was to prove the
antifungal activity of the ethanol fraction of durian skin against Trichophyton mentagrophytes
and Candida albicans and to determine the active active compounds inhibiting T.
mentagrophytes and C. albicans fungi. Durian skin was extracted by maceration method,
then fractionated used ethanol, chloroform, and n-hexane solvents. Ethanol fraction was
tested on T. mentagrophytes and C. albicans fungi used the disc method with a
concentration of 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, distilled water as a negative control,
ketoconazole as a positive control. The best inhibition zone is fungi T. mentagrophytes
concentration 100% ( 9.23 mm) negative control (0 mm), positive control (32.96 mm), fungi
C. albicans the best inhibition zone is concentration of 100% (8.30 mm), positive control
(17.17 mm) negative controls (0 mm).The ethanol fraction was screened by the Thin Layer
Chromatography method and positively contained flavonoids (rf 0.7), tannins (rf 0.58),
saponins (rf 0.76) and alkaloids (rf 0.64). Minimum Inhibitory Concentrations of T.
mentagrophytes were 7% and C. albicans were 8%. The most effective active compound
growht of T. mentagrophytes is tannins (rf 0.7) and for C. albicans is flavonoid (rf 0.6). The
ethanol fraction of durian bark extract has antifungal activity against T. mentagrophytes and
C. albicans.
Abstrak
Durian merupakan buah yang diminati masyarakat, namun saat musim durian masalah
lingkungan muncul akibat limbah kulit durian. Tujuan penelitian untuk membuktikan aktivitas
antifungi fraksi etanol kulit durian terhadap Trichophyton mentagrophytes dan Candida
albicans dan untuk mengetahui senyawa aktif yang aktif menghambat fungi T.
mentagrophytes dan C. albicans. Kulit durian diekstraksi dengan metode maserasi,
kemudian difraksinasi menggunakan pelarut etanol, kloroform, dan n-heksan. Fraksi etanol
diuji terhadap fungi T. mentagrophytes dan C. albicans menggunakan metode cakram
dengan konsentrasi 10%, 20%, 40%, 60%, 80%, 100%, akuades sebagai kontrol negatif,
ketokonazole sebagai kontrol positif. Zona hambat terbaik fungi T. mentagrophytes yaitu :
konsentrasi 100% ( 9,23 mm) kontrol negatif (0 mm), kontrol positif (32,96 mm), fungi C.
28
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
albicans zona hambat terbaik konsentrasi 100% (8,30 mm), kontrol positif (17, 17 mm)
kontrol negatif (0 mm). Fraksi etanol diskrining dengan metode Kromatografi Lapis Tipis dan
positif mengandung flavonoid (rf 0,7), tanin (rf 0,58), saponin(0,76) dan alkaloid( rf 0,64).
Konsentrasi Hambat Minimum T. mentagrophytes sebesar 7% dan C. albicans sebesar 8%.
Senyawa aktif yang paling efektif menghambat pertumbuhan fungi T. mentagrophytes (rf
0,7) adalah tanin dan untuk C. albicans adalah flavonoid (rf 0,6). Fraksi etanol ekstrak kulit
durian memiliki aktivitas antifungi terhadap T. mentagrophytes dan C. albicans.
Kata kunci : Antifungi, Candida albicans, fraksi etanol kulit durian, Trichophyton
mentagrophytes
29
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
29
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
30
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
setelah itu diinkubasi selama 48 jam beberapa menit hingga kering dan
pada suhu 37ºC. pengamatan dimasukkan kedalam chamber yang
dilakukan dengan melihat atau sudah jenuh dengan fase gerak Cairan
tidaknya pertumbuhan fungi. Jika lempeng dibiarkan terelusi sampai
terdapat pertumbuhan fungi bersifat fase gerak mencapai batas yang
fungistatik, sedangkan jika tidak diinginkan. Lempeng dikeluarkan dari
terdapat pertumbuhan fungi bersifat bejana, kemudian ditempelkan pada
fungisid [8]. permukaan media agar dalam petri
yang masing-masing telah diinokulasi
dengan suspensi fungi C. albicans
Pemisahan Senyawa Secara dan Trichophyton mentagrophytes.
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Setelah 3 jam lempeng tersebut
Uji kandungan senyawa dengan KLT. diangkat dan dipindahkan kemudian
Fase diam yang akan digunakan yaitu diinkubasi pada suhu 37°C selama 48
plat silika gel G 60F254 dengan ukuran 7 Jam lalu diamati zona hambatan yang
cm × 2,5 cm yang diaktifkan terlebih terbentuk hitung nilai Rf nya [9]
dahulu dengan pemanasan dalam
oven pada suhu 100 ºC selama 30
Analisis Data
menit. Fase gerak yang digunakan
yaitu kloroform : metanol : air dengan Data yang diperoleh kemudian
perbandingan (2:5:3) (v/v/v)). dianalisis menggunakan analysis of
Kemudian plat silika ditotolkan sampel variance (ANOVA) dan terdapat
menggunakan pipa kapiler sebanyak 5 perbedaan nyata maka dilakukan uji
kali penotolan. Plat silica dibiarkan lanjut, uji lanjut yang digunakan yaitu
beberapa menit hingga kering dan uji Tukey untuk melihat perbedaan
dimasukkan ke dalam chamber yang pada setiap konsentrasi. Analisis data
telah jenuh dengan fase gerak yang dengan bantuan software SPSS versi
digunakan. Noda yang tampak pada 24.
kromatogram kemudian diamati pada
UV dengan panjang gelombang 254 HASIL DAN PEMBAHASAN
nm dan 366 nm, kemudian dihitung
nilai Rf-nya [9]. Determinasi Tanaman Kulit Durian
Bercak dideteksi dengan pereaksi Hasil determinasi kulit durian yang
semprot Bouchardat untuk alkaloid dilakukan di Laboratorium Botani
dan akan menunjukkan warna coklat, Jurusan Biologi Fakultas MIPA
amonia untuk flavonoid menunjukkan Universitas Lampung menunjukan
warna kuning, hijau, coklat atau merah bahwa tanaman yang digunakan
muda, FeCl3 untuk tanin akan adalah benar spesies Durio zibethinus
menghasilkan warna hijau, merah, L. dari suku Malvaceae buahnya
ungu, biru atau hitam kuat, dan berbentuk bulat, bulat telur hingga
Liebermann-Burchard untuk saponin lonjong dengan panjang dan diameter
[9]. masing-masing 20 cm dan 25 cm. Kulit
buahnya tebal dan permukaan kulitnya
Pengujian Secara KLT-Bioautografi
bersudut tajam.
Senyawa aktif yang mempunyai
aktivitas antifungi kemudian dideteksi Uji Karakteristik Simplisia
menggunakan metode bioautografi Pengujian karakteristik simplisia yang
terlebih dahulu plat diaktifkan. Fraksi telah dilakukan adalah uji parameter
ditotolkan sebanyak 15× pada non spesifik simplisia, batas minimal
lempeng KLT ukuran 7×2,5 cm uji adalah tiga pengujian meliputi
menggunakan pipa kapiler, biarkan kadar air simplisia, kadar abu dan
31
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
kadar abu yang tidak larut asam. Hasil mengandung zat aktif. Pelarut etanol
pengujian karakteristik non spesifik memiliki sifat yang mampu melarutkan
simplisia dapat dilihat pada Tabel 1. hampir semua zat, baik polar dan yang
bersifat nonpolar serta
Tabel 1. Hasil uji karakteristik simplisia
kemampuannya untuk mengendapkan
Parameter Hasil Syarat [7] protein dan menghambat kerja enzim
sehingga terhindar dari proses
Kadar Air 7,8% <10%
hidrolisis dan oksidasi [10]. Ekstrak
Kadar Abu 4,6% <8,6%
Kadar Abu Tidak 2,0% <2,9% yang diperoleh yaitu 250 mL ekstrak
Larut Asam cair. Ekstrak yang diperoleh
difraksinasi dengan pelarut etanol
(polar), kloroform ( semi polar ) dan n-
Penentuan kadar air simplisia heksan ( non polar ) fraksinasi
bertujuan untuk memberikan batasan dilakukan sampe pelarut bening dan
minimal atau rentang tentang diperoleh 45 mL fraksi etanol kulit
besarnya kandungan air didalam durian pekat.
bahan. Pengujian kadar air
menggunakan metode gravimetri, Hasil Uji Daya Antifungi
kadar air kulit durian yang diperoleh
sebesar 7,8% kadar air tersebut telah Uji daya antifungi fraksi etanol ekstrak
memenuhi mutu standar simplisia kulit durian yang telah dilakukan
yang telah ditetapkan yaitu kurang dari terhadap dua fungi yang berbeda yaitu
10%. Penentuan kadar abu dan kadar T. mentagrophytes dan C. albicans.
abu tidak larut asam bertujuan untuk Hasil pengujian dapat dilihat pada
memberikan gambaran kandungan gambar 1 dan gambar 2 sebagai
mineral internal dan eksternal yang berikut.
berasal dari awal sampai terbentuknya
ekstrak. Kadar abu yang diperoleh
sebesar 4,6%, hasil yang diperoleh
telah memenuhi standar mutu 10%
60%
simplisia yang ditetapkan yaitu 8,6%.
Kadar abu tidak larut asam simplisia 80% 100%
kulit durian telah memenuhi standar 40% 20%
yaitu diperoleh hasil sebesar 2%
standar yang ditentukan yaitu tidak
lebih dari 2,6%. Simplisia yang telah (A) (B)
melewati uji karakteristik simplisia
memenuhi standar yang telah
ditetapan ini membuktikan bahwa
simplisia kulit durian adalah simplisia
yang memiliki kadar air dan
kandungan mineral internal dan Kontrol + Kontrol -
eksternal yang baik [7].
(C)
Ekstraksi dan Fraksinasi Kulit
Durian Gambar 1. Uji daya antifungi C.albicans (A)
konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 60% (B)
Pelarut yang digunakan yaitu etanol konsentrasi 80% dan 100% (C) kontrol – dan
kontrol +
dengan konsentrasi 70% karena
pelarut akan menembus dinding sel
dan masuk kedalam rongga sel yang
32
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
20%
40% 80% 100%
(A) (B)
Kontrol - Kontrol +
(C)
33
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
Rata-rata zona hambat yang terbentuk iodin bereaksi dengan ion I- dari kalium
pada fungi C. albicans pada iodida menghasilkan ion I3- yang
konsentrasi 10% adalah sebesar 2,76 berwarna coklat. Uji bouchardat ion K +
mm dan konsentrasi 20% sebesar akan membentuk ikatan kovalen
4,46 mm kedua konsentrasi ini koordinat dengan nitrogen pada
memiliki respon hambatan lemah. alkaloid membentuk kompleks kalium-
Konsentrasi 40% rata-rata zona alkaloid yang mengendap [11].
hambat yang terbentuk adalah
Hasil penampang bercak kromatografi
sebesar 5,70 mm dan memiliki respon
lapis tipis pada pereaksi amoniak
hambatan sedang, konsentrassi 60%
menunjukkan hasil positif flavonoid
sebesar 6,50 mm respon hambatan
karena terbentuknya warna jingga
sedang. Konsentrasi 80% dan 100%
setelah pereaksi disemprotkan pada
berturut-turut terbentuk zona hambat
plat KLT. Hasil pereaksi tanin warna
dengan rata-rata sebesar 7,14 mm
yang terbentuk pada plat KLT
dan 8,30 mm, kedua konsentrasi ini
menunjukkan warna hitam, perubahan
memiliki respon hambatan sedang.
warna pada plat ini menunjukkan hasil
Fungi uji C. albicans menggunakan
positif senyawa tanin didalam fraksi
kontrol positif ketokonazole terbentuk
etanol ekstrak kulit durian. Perubahan
rata-rata zona hambat sebesar 17,17
warna ini karena terbentuknya
mm dan memiliki respon hambatan
senyawa kompleks tanin dengan
kuat, kontrol negatif menggunakan
logam Fe. Senyawa kompleks
akuades, pada kontrol negatif tidak
terbentuk karena adanya ikatan
terbentuk zona hambat disekitar
kovalen koordinasi antara ion atau
cakram dengan respon hambatan
atom logam dengan atom non logam
tidak ada. Konsentrasi fraksi etanol
[12].
100% di bandingkan dengan kontrol
positif lebih baik kontrol positif dalam
menghambat fungi C. albicans.
Hasil uji dengan pereaksi liberman-
bouchardat untuk uji saponin
Setelah diperoleh data diameter zona menunjukan hasil negatif pada reaksi
hambat dilakukan uji statistik. Hasil warna karena tidak terbentuk warna
dari uji homogenitas diperoleh data ungu pada plat KLT, setelah dilakukan
yang homogen, nilai signifikan yang uji pendahuluan dengan uji busa
diperoleh lebih besar dari 0,05 yaitu menunjukkan hasil positif ditandai
sebesar 0,120 untuk data fungi T. dengan busa yang bertahan lebih dari
mentagrophytes dan fungi C. albicans
10 menit. Perhitungan rf diperoleh nilai
diperoleh nilai signifikan lebih besar sebesar 0,76, sedangkan pada
dari 0,05 yaitu sebesar 0,279, data penelitian terkait baku pembanding
homogen telah memenuhi syarat uji saponin menggunakan saponin murni
ANOVA dan uji lanjut menggunakan diperoleh nilai rf sebesar 0,8. Nilai rf
uji lanjut Tukey. yang diperoleh pada penelitian ini
mendekati nilai rf tersebut [13]
Pengujian Secara Kromatografi penelitian ekstrak kulit durian yang
Lapis Tipis (KLT) telah dilakukan ekstrak kulit durian
Hasil penampang bercak kromatografi positif mengandung senyawa
lapis tipis menunjukkan hasil positif metabolit sekunder saponin [2].
mengandung alkaloid setelah Timbulnya busa menunjukkan adanya
disemprot dengan pereaksi glikosida yang mempunyai
bouchardat ditandai dengan terbentuk kemampuan membentuk buih dalam
warna coklat pada plat KLT. air yang terhidrolisis menjadi glukosa
Pembuatan pereaksi buouchardat dan senyawa lainnya.
34
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
35
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
36
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
DAFTAR PUSTAKA
Senyawa Antikapang,” Junal
Ilmu Kefarmasian Indones., vol.
[1] N. Arlofa, “Uji Kandungan
6, no. 2, pp. 75–79, 2008.
Senyawa Fitokimia Kulit Durian
sebagai Bahan Aktif Pembuatan [10] Voigt, Buku Pelajaran Teknologi
Sabun,” Chemtechhemtech, vol. Farmasi. Yogyakarta: Gajah
1, no. 1, pp. 18–22, 2015. Mada Univercity Press., 1994.
[2] H. Setyowati, H. Z. Hanifah, and [11] A. Maliana, “Aktivitas
R. P. Nugraheni, “Krim Kulit Antioksidan Ekstrak Etanol
Buah Durian (Durio zibethinus Daun Andong (Cordiline
L.) Sebagai Obat Herbal fruticosa (L) A. (Cheval),”
Pengobatan Infeksi Jamur Mulawarman Sci., vol. 11, no. 1,
Candida albicans,” MFI, vol. 8, p. 1412–498X, 2012.
no. 2, pp. 1–7, 2013. [12] Effendy, Perspektif Baru Kimia
[3] Tjay and K. Rahardja, Obat- Koordinasi Jilid I, I. Malang:
obat Penting. Jakarta: PT.Elex Banyu Media Publishing, 2007.
Media Komputindo, 2002. [13] D. S. Sopianti and D. W. Sary,
[4] K. Irianto, Mikrobiologi Medis “Skrining Fitokimia Dan Profil
(Medical Microbiology). KLT Metabolit Sekunder Dari
Bandung: alfabeta, 2013. Daun Ruku-ruku (Ocimum
tenulflorum L.) Dan Daun
[5] Muhaimin, “Isolasi dan
Kemangi (Ocimum sanctum L),”
Karakterisktik Senyawa Bioaktif
SCIENTIA, vol. 8, no. 1, pp. 44–
Antijamur Trichophyton
52, 2018.
mentagrophytes Penyebab
Penyakit Kurap dari Biji Buah [14] G. G. Kusumo, M. A. H. F. F,
Biraksa (Cassia Fistula L.).,” and H. Asroriyah, “Identifikasi
Ind. Soc. Integ. Chem, vol. 6, Senyawa Tanin Pada Daun
no. 2, 2014. Kemuning ( Murraya panicullata
L . Jack ) Dengan Berbagai
[6] S. Juariah and S. Wahyuni,
Jenis Pelarut Pengekstraksi,” J.
“Efektivitas Ekstrak Kulit Durian
Pharm. Sci., vol. 2, no. 1, pp.
(Durio zibethinus L.) Sebagai
29–32, 2017.
Penghambat Pertumbuhan
Trichophyton mentagrophytes,” [15] Harbone, Metode Fitokimia”
J. Anal. Kesehat., no. August, Penuntun Cara Analisis, 2nd ed.
2017. Bandung: Institut Teknologi
Bandung, 1987.
[7] D. K. RI, Parameter Standar
Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. [16] J. A. Priyanto, S. Pujiyanto, and
Jakarta: departemen kesehatan I. Rukmi, “Flavonoids
RI, 2000. Production Capability Test of
Tea Mistletoe ( Scurrula
[8] B. . Lay, Analisis Mikroba di
atropurpurea BL . Dans )
Laboratorium. Jakarta: PT.
Endophytic Bacteria Isolates
Grafindo Persada, 1994.
Jurnal Sains dan Matematika,”
[9] E. Kusumaningtyas, Estie JSM, vol. 22, no. 4, pp. 89–96,
Astuti, and Darmono, 2014.
“Sensitivitas Metode
[17] Ernawati and K. Sari,
Bioautografi Kontak Dan Agar
“Kandungan Senyawa Kimia
Overlay Dalam Penentuan
37
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
38
JFL
Jurnal Farmasi Lampung Vol 8. No. 1 Juni 2019
39