You are on page 1of 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN

JAMBAN DI DESA PINTU LANGIT JAE KECAMATAN


PADANGSIDIMPUAN ANGKOLA JULU
TAHUN 2012

Ikhsan Ibrahim1, Devi Nuraini2, Taufik Ashar3


1
Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara,
Departemen Kesehatan Lingkungan
2,3
Departemen Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,Universitas
Sumatera Utara,
Medan, 20155, Indonesia.
E_mail : ikhsanibrahim20@yahoo.co.id

Abstract
Factors associated with the use of latrines in Desa Pintu Langit Jae
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu 2012. The most fundamental
relathionship eith the quality of the environment in terms of laterine is the availability
of facilities and the type of storage used faces. The use of latrines with family
participation will be good, when supported by a number of factors. Among the factors
that come from inside or outside the individual referred to internal factors such as
education, knowledge, attitudes, actions while external factors such as the condition of
latrines and water supply.
This research aimed to investigate factors associated with the use of latrines in
Desa Pintu Langit Jae Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu 2012. This research
used a descriptive analitic design method to look at the relationship of knowledge,
attitudes, latrines conditions and cline water to the action latrine utilization using cross
sectional study with interviews using questionnaires to 75 respondents who selected
systemic sampling.
The results showed that there was a significant association between the use of
latrines with knowledge (p=0,000), there was a significant association between the use
of latrines with attitude (p=0,000), there was a significant association between the use
latrines with latrines condition (p=0,030) and there was a significant association
between the use of latrines with availability of clean water in latrine (p=0,038).
Expected for health workers in Desa Pintu Langit Jae kecamatan
Padangsidimpuan Angkola Julu it provides on the importance of using latrines properly
through conseling to community so that community have the knowledge and attitudes
about self responsibility and the environment.

Keyword : Knowledge, Attitudes, Latrines conditions, Water availability, Utilization


latrines

Pendahuluan masyarakat yang setinggi-tingginya


dapat terwujud melalui terciptanya
Tujuan pembangunan kesehatan masyarakat, bangsa dan negara
menuju Indonesia Sehat 2025 adalah Indonesia yang ditandai oleh
meningkatnya kesadaran, kemauan, dan penduduknya yang hidup dengan
kemampuan hidup sehat bagi setiap perilaku dan dalam lingkungan sehat,
orang. Peningkatan derajat kesehatan memiliki kemampuan untuk

1
menjangkau pelayanan kesehatan yang ini sangat jauh dibawah terget Indikator
bermutu, secara adil dan merata Kesehatan yaitu 80% keluarga harus
(Depkes RI, 2008). memiliki jamban. (Profil Kesehatan
Ditinjau dari sudut kesehatan Sidimpuan, 2011)
lingkungan, kotoran manusia Berdasarkan hasil wawancara
merupakan masalah yang sangat peneliti dengan beberapa Kepala
penting. Pembuangan tinja secara layak Keluarga (KK) yang menggunakan
merupakan kebutuhan kesehatan yang jamban umum sebagai tempat
paling diutamakan. Pembuangan tinja membuang tinja disebabkan oleh (1)
secara tidak baik dan sembarangan faktor ekonomi di mana pendapatan
dapat mengakibatkan kontaminasi pada rumah tangga yang masih rendah
air, tanah, atau menjadi sumber infeksi, membuat masalah kesehatan bukan
dan akan mendatangkan bahaya bagi merupakan prioritas seperti halnya
kesehatan, karena penyakit yang untuk memiliki jamban dalam rumah
tergolong waterborne disease akan sendiri serta memperbaiki kondisi
mudah berjangkit. Yang termasuk jamban yang tidak memenuhi syarat
waterborne disease adalah tifoid, kesehatan sehingga layak untuk dipakai.
paratifoid, disentri, diare, kolera, (2) rendahnya kesadaran masyarakat
penyakit cacing, hepatitis viral dan untuk menjaga kebersihan jamban dan
sebagainya (Chandra, 2007). akibat penggunaan jamban yang tidak
Penggunaan jamban yang sehat dan (3) kualitas pendidikan
disertai partisipasi keluarga akan baik, masyarakat yang relatif rendah juga
bila didukung oleh beberapa faktor. sangat berpengaruh.
Diantaranya faktor yang berasal dari Data kesakitan di Desa Pintu
dalam diri individu disebut faktor Langit Jae Kecamatan Sidimpuan
internal seperti pendidikan, Angkola Julu sampai bulan juli 2012
pengetahuan, sikap, tindakan atau dapat diperoleh dari hasil pencatatan
kebiasaan, pekerjaan, pendapatan, jenis kasus penyakit dari sarana pelayanan
kelamin, umur, suku dan sebagainya. kesehatan pemerintah yaitu puskesmas.
Adapun faktor dari luar dari individu Berdasarkan 10 penyakit terbesar di
disebut faktor eksternal seperti fasilitas Puskesmas Pintu Langit di Kecamatan
jamban baik meliputi jenisnya, Sidimpuan Angkola Julu ternyata diare
kebersihannya, kondisinya, menempati urutan ke 7 (Laporan
ketersediannya termasuk kecukupan air Puskesmas Pintu Langit, 2012).
bersihnya dan pengaruh lingkungan Berdasarkan keadaan ini, penulis
seperti penyuluhan oleh petugas tertarik untuk melakukan penelitian
kesehatan termasuk tokoh adat dan yang berjudul “Faktor Yang
agama tentang penggunaan jamban Berhubungan dengan Pemanfaatan
sehat (Depkes RI, 2005). Jamban dan Kondisi Jamban di Desa
Gambaran keadaan jamban di Pintu Langit Jae Kecamatan
Desa Pintu Langit Jae Kecamatan Sidimpuan Angkola Julu Tahun
Sidimpuan Angkola Julu tahun 2011 2012”.
dari 295 rumah yang diperiksa tentang
kepemilikan jamban terdapat sekitar Metode penelitian
236 rumah atau 80 % yang tidak
memiliki jamban. Masyarakat di Desa Metode yang digunakan adalah
Pintu Langit Jae selama ini melakukan deskriptif analitik yang bertujuan untuk
aktivitas buang air besar pada jamban mengetahui faktor-faktor yang
umum yang di bangun dari program berhubungan dengan tindakan
PNPM yang berjumlah 4 buah. Angka masyarakat dalam pemanfaatan jamban

2
di desa Pintu Langit Jae Kecamatan 2. Istri, kalau dalam keluarga tersebut
Padangsidimpuan Angkola Julu dengan statusnya janda atau suami sulit
desain cross sectional. ditemui karena bekerja diluar desa.
Populasi dalam penelitian ini Pertimbangan pemilihan objek
adalah seluruh kepala keluarga (KK) penelitian tersebut karena suami sebagai
yang ada di desa Pintu Langit Jae kepala keluarga masih dominan dalam
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola pengambilan keputusan.
Julu dengan jumlah kepala keluarga 295
Penentuan jumlah
sampel bila populasi lebih kecil dari Hasil dan Pembahasan
10.000, maka pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan rumus Tarro 1. Karakteristik Responden
Yamane dalam teori Notoatmojo (2005)
maka disimpulkan bahwa besar sampel Karakteristik responden yang diamati
adalah sebagai berikut: dalam penelitian ini meliputi umur,
pendidikan terakhir, pekerjaan dan
penghasilan perbulan. Distribusi
frekuensi berdasarkan karakteristik
Keterangan : responden disajikan dalam tabel 1.
N = Besar populasi berikut ini:
n = Besar sampel
d = Tingkat Kepercayaan/ ketepatan Tabel 1. Distribusi Responden
yang diinginkan (0,1)
Maka : n = 295 / 1 + 295 (0,1) 2 No. Umur Jumlah %
n = 295 / 3,95 Responden
n = 74,6 dibulatkan menjadi 75 KK 1. 20-35 Tahun 14 18,7
Maka jumlah sampel minimal 2 >35 Tahun 61 81,3
dalam penelitian ini adalah 75 Jumlah 75 100
Responden No. Pendidikan Jumlah %
Dalam penelitian ini jumlah Responden
sampel yang di ambil 75 KK dari 295 1 SD 9 12,0
KK. Teknik yang digunakan dalam 2. SMP 47 62,7
pengambilan sampel acak secara 3. SMA 19 25,3
sistematik (systematic sampling). Jumlah 75 100
Sampel diambil dengan membuat daftar No Pekerjaan Jumlah %
anggota populasi secara acak antara satu Responden
sampai 75 dengan membuat interval 1 Petani 54 72,0
sampel 4 (empat) anggota selanjutnya 2 Pegawai 21 28,0
diambil pada jarak setiap 4 (empat). swasta/
Interval diperoleh dari pembagian Wiraswasta
jumlah populasi dengan jumlah sampel Jumlah 75 100
N/n (295/75) = 3,9 atau 4maka No Penghasilan Jumlah %
intervalnya dijadikan 4 (Notoatodjo, Responden
2003). 1. < UMR 56 74,7
Adapun responden yang di 2. > UMR 19 25,3
wawancarai adalah: Jumlah 75 100
1. Suami, kalau dalam keluarga
tersebut terdiri dari suami, istri dan Berdasarkan tabel diatas tentang
anak, karakteristik responden diperoleh

3
bahwa responden berdasarkan umur banyak bekerja sebagai petani yaitu 54
yang paling banyak yaitu berada pada orang (72,0%) dan yang paling sedikit
umur >35 tahun yaitu sebanyak 61 bekerja sebagai Pegawai swasta/
orang (81,3%) dan yang paling sedikit Wiraswasta yaitu 21 orang (28,0%).
pada umur 20-30 Tahun sebanyak 14 Kemudian berdasarkan penghasilan
orang (18,7%). Berdasarkan tingkat responden yang paling banyak dengan
pendidikan responden yang paling tingkat penghasilan diatas UMR yaitu
banyak yaitu dengan pendidikan SMP 56 orang (74,7%) dan yang paling
yaitu sebanyak 47 orang (62,7%) dan sedikit dengan tingkat penghasilan
yang paling sedikit yaitu pendidikan SD dibawah UMR sebanyak 19 orang
sebanyak 9 orang (12,0%). Berdasarkan (25,3%).
jenis pekerjaan responden yang paling

2. Hubungan Pengetahuan Dengan Pemanfaatan Jamban di Desa Pintu Langit


Jae Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Tahun 2012

Tabel 2. Hubungan Pengetahuan Dengan Tindakan Pemanfaatan Jamban di


Desa Pintu langit Jae Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu
Tahun 2012

Pengetahuan Pemanfaatan Jamban p


Ya % Tidak % Jumlah %
Tinggi 36 97,3 1 2,7 37 100 0,000
Rendah 6 15,8 32 84,2 38 100
Jumlah 42 56,0 33 44,0 75 100

Berdasarkan tabel 2 diketahui manfaat, dan jenis-jenis jamban maka


bahwa dari 37 responden dengan tingkat tindakan untuk menggunakan jamban
pengetahuan tinggi debanyak 36 orang tidak akan berjalan dengan baik.
(97,3%) yang memanfaatkan jamban Hasil penelitian sejalan dengan
dan 1 orang (2,7%) yang tidak Meliono dalam Dunggio (2012)
memanfaatkan jamban. Sedangkan dari menyatakan bahwa pengetahuan
38 responden dengan tingkat seseorang dipengaruhi oleh beberapa
pengetahuan rendah sebanyak 6 orang faktor, diantaranya: Pendidikan .
(15,8%) yang memanfaatkan jamban Pendidikan” adalah sebuah proses
dan 32 orang (84,2%) yang tidak pengubahan sikap dan tata laku
memanfaatkan jamban. Secara statistik seseorang atau kelompok dan juga
dibuktikan bahwa ada hubungan yang usaha mendewasakan manusia melalui
bermakna antara pengetahuan dengan upaya pengajaran dan pelatihan, maka
pemanfaatan jamban (p=0,000). jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi
Pengetahuan merupakan sesuatu yang pendidikan yaitu mencerdaskan
sangat penting untuk diketahui dalam manusia.
menggunakan jamban. Jika seorang Dari informasi yang didapatkan
memiliki pengetahuan yang baik pada saat wawancara dengan responden
tentang kegunaan jamban maka yang menyampaikan bahwa promosi
tindakan untuk menggunakan jamban tentang menggunakan jamban tidak
akan berjalan dengan baik. Akan tetapi, dilakukan secara optimal oleh petugas
apabila seorang tidak memilki kesehatan maupun tokoh penyuluh
pengetahuan yang baik tentang arti, lainnya, menurut mereka promosi hanya

4
dilakukan pada kegiatan posyandu saja sebagai salah satu upaya yang dilakukan
dan bahkan kegiatan ini tidak dilakukan dalam rangka penggerakkan dan
di puskesmas maupun pertemuan- pemberdayaan masyarakat yaitu
pertemuan lainnya itupun promosi pemberiaan informasi secara terus
kesehatan hanya sebatas pada menerus dan berkesinambungan
pengenalan saja tanpa memberikan mengikuti perkembangan sasaran,agar
suatu pengetahuan yang mendalam sasaran tersebut berubah dan tidak tahu
tentang jamban dalam hal ini menjadi tahu atau sadar dari tahu
masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa menjadi mau dan dari mau menjadi
pelaksanaan promosi menggunakan mampu melaksanakan perilaku yang
jamban belum dilakukan secara optimal diperkenalkan.

3. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pemanfaatan Jamban di Desa Pintu langit


Jae Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Tahun 2012
Tabel 3. Hubungan Sikap dengan Tindakan Pemanfaatan Jamban di Desa
Pintu langit Jae Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Tahun
2012
Sikap Pemanfaatan Jamban p
Ya % Tidak % Jumlah %
Baik 37 68,5 17 31,5 54 100 0,000
Buruk 5 23,8 16 76,2 21 100
Jumlah 42 56,0 33 44,0 75 100

Berdasarkan tabel 3 diperoleh Walaupun responden Desa Pintu


bahwa dari 54 responden dengan sikap Langit Jae memiliki sikap yang tinggi
baik sebanyak 37 orang (58,5%) yang terhadap pemanfaatan jamban ternyata
memanfaatkan jamban dan 17 orang tidak begitu mempengaruhi tindakan
(31,5%) yang tidak memanfaatkan seluruh masyarakat Desa Pintu Langit
jamban. Sedangkan dari 21 orang Jae untuk memanfaatkan jamban.
responden dengan sikap buruk sebanyak Karena untuk terwujudnya sikap
5 orang (23,8%) yang memanfaatkan menjadi suatu tindakan diperlukan suatu
jamban dan 16 orang (76,2%) yang faktor pendukung atau suatu kondisi
tidak memanfaatkan jamban. Secara yang memungkinkan sesorang dapat
statistik dibuktikan bahwa ada menerapkan apa yang mereka ketahui.
hubungan yang bermakna antara sikap Artinya pengetahun atau sikap yang
dengan pemanfaatan jamban (p=0,000). baik belum tentu terwujud dalam
Menurut Sunaryo (2004) faktor tindakan yang baik pula (Soekidjo,
penentu sikap seseorang salah satunya 2003).
adalah faktor komunikasi sosial. Ketidakcocokan perilaku
Informasi yang diterima individu seseorang dengan sikapnya akan
tersebut dapat menyebabkan perubahan menimbulkan berbagai masalah
sikap pada diri individu tersebut. Positif psikologis bagi individu yang
atau negatif informasi dari proses bersangkutan sehingga individu akan
komunikasi tersebut tergantung berusaha mengubah sikapnya atau
seberapa besar hubungan sosial dengan perilakunya. Sikap merupakan
sekitarnya mampu mengarahkan predisposisi untuk berperilaku yang
individu tersebut bersikap dan bertindak akan tampak aktual dalam bentuk
sesuai dengan informasi yang perilaku atau tindakan. (Green, 2000)
diterimanya.

5
Dengan hasil yang diperoleh pemerintah melalui penyuluhan-
tersebut diatas perlu diupayakan penyuluhan serta bimbingan-bimbingan
peningkatan dan mengarahkan sikap yang terarah. Kenyataan pengarahan
dan budaya ke arah yang benar. Dalam sikap dan budaya secara langsung tanpa
mengarahkan sikap seseorang perlu mengikutkan peran serta masyarakat
dilakukan dengan contoh bagaimana dalam membuat program terasa sangat
cara yang baik menggunakan jamban. sulit. Oleh sebab itu perlu masayarakat
Dengan memberikan contoh yang baik diikut sertakan sejak dari awal mulai
masyarakat akan dapat merespon dari penyusunan, pelaksanaan, dan
dengan baik. Hal ini harus dimulai dari pngimplementasian program tersebut.
dalam keluarga, dan diteruskan oleh

4. Hubungan Kondisi Jamban dengan Tindakan Pemanfaatan Jamban di Desa


Pintu langit Jae Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Tahun 2012
Tabel 4. Hubungan Kondisi Jamban dengan Tindakan Pemanfaatan Jamban di
Desa Pintu langit Jae Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu
Tahun 2012
Kondisi Pemanfaatan Jamban P
Jamban Ya % Tidak % Jumlah %
Baik 19 73,1 7 26,9 26 100 0,030
Buruk 23 46,9 26 53,1 49 100
Jumlah 42 56,0 33 44,0 75 100

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa escherchia coli hidup dalam


bahwa dari 26 responden yang menilai saluran pencernaan manusia.
kondisi jamban baik sebanyak 19 orang Buruknya Kondisi jamban di
(73,1%) yang memanfaatkan jamban desa Pintu Langit Jae apat terlihat
dan 7 orang (26,9%) yang tidak berdasarkan hasil penilaian kondisi
memanfaatkan jamban. Sedangkan dari jamban yaitu jamban yang digunakan
49 responden yang menilai kondisi berbau, jamban yang digunakan dapat
jamban buruk sebanyak 23 orang dijamah oleh serangga atau tikus.
(46,9%) yang memanfaatkan jamban Kemudian jamban tidak selalu dalam
dan 26 orang (53,1%) yang tidak keadaan bersih atau kotor. Menurut
memanfaatkan jamban. Secara statistik Depkes RI 2005, syarat-syarat jamban
dibuktikan bahwa ada hubungan yang sehat adalah pembuangan kotoran yang
bermakna antara kondisi jamban dengan tidak mengotori tanah permukaan, tidak
pemanfaatan jamban (p=0,030). mengotori air permukaan, tidak
Seperti yang diketahui bahwa mengotori air tanah, memiliki rumah
dampak buruk jamban terhadap kakus, kakus harus tertutup dan
penularan penyakit menyangkut terlindung, lantai sebaiknya semen, dan
transmisi penyakit dari tinja. Berbagai kotoran tidak terbuka dapat mengurangi
penyakit menular seperti hepatitis A, kejadian diare karena tidak tersedia
polio, cholera dan lainnya menrupakan media bagi lalat untuk bertelur dan
penyakit yang terkait dengan akses berkembangbiak.
penyediaan jamban. Dan sebagai salah Kondisi jamban di Desa Pintu
satu indicator utama terjadinya Langit Jae sangat rendah karena
pencemaran karena tinja ini adalah persyaratan yang ditetapkan oleh
bakteri E. Coli sebagaimana diketahui Kementerian Kesehatan yang

6
menyatakan bahwa jika salah satu 2. Tidak berbau dan tinja tidak
persyaratan tidak ada maka jamban dijamah oleh serangga maupun tikus
tersebut dikategorikan tidak memenuhi 3. Cukup luas dan landai/miring
syarat kesehatan. Dan yang paling kearah lubang jongkok sehingga
banyak ditemukan dari hasil penelitian tidak mencemari tanah dan
umumnya adalah Jamban yang ada di sekitarnya
Desa Pintu Langit Jae merupakan 4. Mudah dibersihkan dan aman
jamban cemplung dimana kotoran penggunaannya
dibuang langsung keparit tanpa 5. Dilengkapi dinding dan atap
menggunakan saptic tank. Lantai pelindung, dinding kedap air dan
jamban terbuat dari semen, licin, kotor berwarna
dan terdapat genangan air. Jamban tidak 6. Cukup penerangan
memiliki tempat penampungan air. Air 7. Lantai kedap air
yang digunakan untuk kebutuhan BAB 8. Ventilasi cukup
berasal dari air pegunungan yang 9. Tersedia air dan alat pembersih
dialirkan langsung melalui pipa ke Penelitian ini mengindikasikan
masing-masing jamban tepat berada bahwa kondisi jamban di Desa Pintu
dihadapan lubang pembuangan tinja Langit Jae perlu dilakukan suatu
yang hanya bisa digunakan untuk stimulan tentang jamban yang
membasuh tinja setelah BAB namun memenuhi syarat kesehatan sehingga
tidak dapat digunakan untuk masyarakat yang ada di Desa tersebut
membersihkan lantai dan sekitar jamban dapat mengetahui dengan jelas tentang
yang kotor dan tidak memiliki alat jamban yang memenuhi syarat
pembersih jamban. Selain itu karena kesehatan serta dapat menggunakan
jamban yang digunakan adalah jamban ataupun memanfaatkannya sehingga
umum maka tidak seorangpun masyarakat tersebut terhindar dari
masayarakat yang merasa bertanggung penyakit yang disebabkan oleh tinja.
jawab untuk menjaga kebersihan Dengan stimulant juga diharapkan
jamban tersebut. warga di Desa Pintu Langit Jae juga
Menurut Depkes RI (2004), mampu menjaga dan memelihara
terdapat beberapa syarat Jamban Sehat jamban agar tetap bersih dan sehat
antara lain: sehingga warga yang tidak
1. Tidak mencemari sumber air memanfaatkan jamban sebagai tempat
minum, letak lubang penampung membuang kotorannya menjadi tertarik
berjarak 0-15 meter dari sumber air untuk ikut berperan aktif dalam
minum pemanfaatkan jamban

5. Hubungan Ketersediaan Air Bersih dengan Tindakan Pemanfaatan Jamban di


Desa Pintu langit Jae Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu Tahun 2012
Tabel 5. Hubungan Ketersediaan Air Bersih dengan Tindakan Pemanfaatan
Jamban di Desa Pintu langit Jae Kecamatan Padangsidimpuan
Angkola Julu Tahun 2012
Ketersediaan Pemanfaatan Jamban P
Air Bersih Ya % Tidak % Jumlah %
Cukup 17 73,9 6 26,1 23 100 0,038
Tidak Cukup 25 48,1 27 51,9 52 100
Jumlah 42 56,0 33 44,0 75 100

7
Berdasarkan tabel 5 diketahui Menurut Depkes RI (2004)
bahwa dari 23 responden dengan Terdapat hubungan yang erat antara
ketersediaan air bersih cukup sebanyak masalah sanitasi dan penyediaan air,
17 orang (73,9%) yang memanfaatkan dimana sanitasi berhubungan langsung
jamban dan 6 orang (26,1%) yang tidak dengan: 1). Kesehatan. Semua penyakit
memanfaatkan jamban. Sedangkan dari yang berhubungan dengan air
52 responden dengan ketersediaan air sebenarnya berkaitan dengan
bersih tidak cukup sebanyak 25 orang pengumpulan dan pembuangan limbah
(48,1%) yang memanfaatkan jamban manusia yang tidak benar. Memperbaiki
dan 27 orang (51,9%) yang tidak yang satu tanpa memperhatikan yang
memanfaatkan jamban. Secara statistik lainnya sangatlah tidak efektif. 2).
dibuktikan bahwa ada hubungan yang Penggunaan air. Toilet siram desain
bermakna antara ketersediaan air bersih lama membutuhkan 19 liter air dan bisa
dengan pemanfaatan jamban (p=0,038). memakan hingga 40% dari penggunaan
Berdasarkan hasil pengamatan air untuk kebutuhan rumah tangga.
dan penelitian, penyediaan air bersih di Dengan jumlah penggunaan 190 liter air
Jamban di Desa Pintu Langit Jae per kepala per hari, mengganti toilet ini
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola dengan unit baru yang menggunakan
Julu bersumber dari Air Pegunungan hanya 0,7 liter per siraman bisa
yang dialirkan langsung melalui pipa ke menghemat 25% dari penggunaan air
masing-masing jamban, di mana air untuk rumah tangga tanpa
tidak berbau, berasa dan berwarna. mengorbankan kenyamanan dan
Namun jamban tidak memiliki gayung kesehatan. Sebaliknya, memasang unit
atau bak penampungan. penyiraman yang memakai 19 liter air
Masih tidak cukupnya di sebuah rumah tanpa WC bisa
ketersediaan air pada jamban dapat meningkatkan pemakaian air hingga
terlihat bahwa berdasarkan hasil 70%. Jelas, hal ini tidak diharapkan di
penelitian ditemukan bahwa masih ada daerah yang penyediaan airnya tidak
jamban yang tidak memeiliki air bersih mencukupi, dan hal tersebut juga bisa
yang disebabkan karena air yang menambah jumlah limbah yang
dialirkan dari pegunungan melalui pipa akhirnya harus dibuang dengan benar.
sudah tidak mengalir lagi karen pipa- Sebagaimana yang kita ketahui
pipa aliran air tersumbat. Tidak bersama bahwa air merupakan
tersedianya air besih juga yang kebutuhan pokok bagi kehidupan
menyebabkan buruknya kondisi jamban manusia, tetapi air juga merupakan
hal ini disebabkan tidak adanya air yang media sebagai penularan berbagai
dapat digunakan untuk membersihkan penyakit, oleh sebab itu air yang
lantai maupun daerah disekatiar jamban digunakan harus memenuhi syarat
yang kotor. Hal inilah yang membuat kesehatan baik secara kualitas maupun
sebagian warga ada yang tidak ingin kuantitas. Menurut Depkes RI 2000,
memanfaatkan jamban tersebut. sumber air mempunyai peranan dalam
Menurut Wardhana (2001), banyaknya penyebaran beberapa penyakit menular.
pemakaian air tergantung kepada Sumber air minum merupakan salah
kegiatan yang dilakukan sehari-hari, satu sarana sanitasi yang berkaitan
rata-rata pemakaian air di Indonesia 100 dengan kejadian diare. Sebagian kuman
liter / orang / hari dengan perincian 5 infeksius penyebab diare ditularkan
liter untuk air minum, 5 liter untuk air melalui jalur fekal oral. Mereka dapat
masak, 15 liter untuk mencuci, 30 liter ditularkan dengan memasukan ke dalam
untuk mandi dan 45 liter digunakan mulut, cairan atau benda yang tercemar
untuk jamban. oleh tinja.

8
Hasil penelitian ini banyak yaitu 49 orang (65,3%) yang
menunjukkan bukti bahwa ketersediaan menilai bahwa jamban dengan kondisi
air bersih ada hubungannya dengan buruk. Ketersediaan air bersih pada
tindakan responden di Desa Pintu jamban yang paling banyak berada pada
Langit Jae untuk memanfaatkan kategori tidak cukup yaitu sebanyak 52
maupun tidak memanfaatkan jamban orang (69,3%)
sebagai tempat membuang tinja. Ada hubungan yang bermakna
Masyarakat akan merasa nyaman antara pengetahuan dengan
memanfaatkan jamban apabila pemanfaatan jamban dengan nilai p=
didukung dengan ketersediaan air bersih 0,000 < 0,05, sikap dengan pemanfaatan
untuk membersihkan diri setelah buang jamban dengan nilai p= 0,000 > 0,05,
air besar. Untuk itu diharapkan peran kondisi jamban dengan pemanfaatan
serta setiap warga masyarakat yang ada jamban dengan nilai p= 0,030 < 0,05
di Desa Pintu Langit Jae agar mau dan ketersediaan air bersih dengan
bekerja sama memelihara dan pemanfaatan jamban dengan nilai p=
memanfaatkan air bersih agar selalu 0,038 < 0,05.
tersedia dan memenuhi syarat untuk Diharapkan bagi petugas
kebersihan diri terutama untuk kesehatan yang ada di Desa Pintu
kebersihan setelah BAB dan jamban Langit Jae Kecamatan
dengan membuat bak penampungan Padangsidimpuan Angkola Julu agar
yang baik agar air terus menerus terjaga tetap memberikan informasi mengenai
baik secara kuantitas maupun pentingnya memanfaatkan jamban
kualitasnya. dengan baik melalui konseling kepada
warga sehingga warga memiliki
Kesimpulan dan Saran pengetahuan dan sikap yang
bertanggung jawab mengenai diri dan
Pengetahuan responden dalam lingkungannya.
pemanfaatan jamban berada pada Diharapkan penelitian ini dapat
kategori tinggi sebanyak 37 orang bermanfaat untuk peneliti lainnya, agar
(49,3%) dan rendah sebanyak 38 orang penelitian lebih lanjut dapat menggali
(50,7%. Sikap responden dalam faktor-faktor lain yang mungkin dapat
pemanfaatan jamban yang paling memengaruhi perilaku pemanfaatan
banyak berada pada kategori baik yaitu jamban atau tindak lanjut dari penelitian
sebanyak 54 orang (72,0%) ini.
Berdasarkan tingkat kondisi
jamban yang dinilai responden paling

9
Daftar Pustaka Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Prinsip-prinsip
Azwar S. 2007. Sikap Manusia, Teori Dasar Jakarta : P.T. Asdi
dan Pengukurannya, Pustaka Mahasatya.
Pelajar, Yogyakarta Notoatmodjo. 2005. Metodologi
Bumolo S. 2012. Hubungan Sarana Penelitian Kesehatan. P.T.
Penyediaan Air Bersih Dan Rineka Cipta, Jakarta.
Jenis Jamban Keluarga
Notoatmodjo, 2007. Pengantar
Dengan Kejadian Diare Pada
Pendidikan Kesehatan dan
Anak Balita Di Wilayah Kerja
Perilaku
Puskesmas Piloloda
Kesehatan.Yokyakarta
Kecamatan Kota Barat Kota
Gorontalo Tahun 2012. Skripsi Purwanto,H .1999. Pengantar Perilaku
Program Studi Kesehatan Manusia Untuk Keperawatan.
Masyarakat, Jurusan Kesehatan Penerbit Buku kedokteran EGC.
Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Jakarta
Kesehatan dan Keolahragaan, Slamet, Y.S. 2004. Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo, Lingkungan. Bandung:
Pustaka Pelajar, Yogyakarta Yogyakarta: Gajah Mada
Depkes RI, 2004. Sistem Kesehatan University Press.
Nasional. Jakarta.
......................, 2005. Kesehatan Soemirat, J, 2002. Kesehatan
Indonesia dalam Gambar Lingkungan. Gadjah Mada
1996-2005. Jakarta. University Press, Yogyakarta.
......................, 2007. Promosi Sukarni, M, 1994. Kesehatan
Kesehatan dalam Pencapaian Keluarga dan Lingkungan.
Perilaku Hidup Bersih dan Kanisius. Yogyakarta.
Sehat. http.//www.depkes.go.id/. Supardi, I, 2003. Lingkungan Hidup
Diakses tanggal 12 Agustus dan Kelestariannya. Penerbit
2012. PT. Alumni Bandung.
......................, 2008. Keputusan
Menteri Kesehatan RI. Suparmin, S. 2002. Pembuangan Tinja
Tentang Kebijakan Sanitasi & Limbah Cair. EGC, Jakarta.
Total Berbasis Masyarakat. Suriawiria, U, 2003. Mikrobiologi Air.
Jakarta. Penerbit PT. Alumni Bandung.
Dinas Kesehatan dan Sosial Kota
Wardhana W.A. 2004. Dampak
Padangsidimpuan. 2011. www.
pencemaran Lingkungan,
google.co.id [9 Juli 2012]
Edisi Revisi, . Penerbit Andi
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Yogyakarta.
Utara. 2005. www.google.co.id
[9 Juli 2012]. Warsito, S, 1996. Kakus Sederhana
Green, LW. 2000. Health promotion Bagi Masyarakat Desa.
planning; an educational and Kanisius. Yogyakarta
environmental approach.
Institute of health promotion
research university of British
Colombia..

10

You might also like