You are on page 1of 10

STUCTURE STRENGTH ANALYSIS CONVENTIONAL PILE FIXED

JACKET PLATFORM IN NATUNA SEA USING FINITE ELEMENT


METHOD
Berlian AA, ST, MT 1) Redi Yuniansyah Elyanto, ST 2)
1)
Staf Pengajar S1 Teknik Perkapalan, Universitas Diponegoro
2)
Alumni S1 Teknik Perkapalan, Universitas Diponegoro

ABSTRAK

Offshore Platform is a structure or construction which build in offshore territory to support the
exploration process or the exploitation of mine. The main function of the offshore platform is to support the top
construction including the operational facilities on the water during the operational time safely, in operational
condition (normal) even in stormy condition.
Modelling of the structure fixed jacket platform, the environment load and the analysis system using
Finite Element Methode software. The environmental load (wind,wave,steam) according to 8 eyes wind (0⁰, 45⁰,
90⁰, 135⁰, 180⁰, 225⁰, 270⁰, and 315⁰).
From the software analysis we can conclude that the biggest value of the Unity Check in stormy
condition is 0.464 state in 766 member and the biggest value in Unity Check in operational condition is 0.396
state in 766 member. It is a good point because it suited with API RP2A WSD 2007, UC value (Unity Check) ≤
1.00. So in operational condition even in stormy, fixed jacket platform still be able to withstand the material
which is accepted.
Another result from the minimum of Safety Factor in operational condition in 766 member has SF 2.00,
beside in stormy condition which state in 766 member has 1.66 SF value. This result has a good point because it
suited with API RP2A WSD 2007 which is in operational condition the minimum of SF value is 2.00 and in
stormy condition the minimum of SF value is 1.5.

Key words: Stucture Strength Analysis, Conventional Pile, Fixed Jacket Platform, Unity Check, Safety
Factor, Natuna Sea
dimasukkan di dalam jacket leg, maka
I. PENDAHULUAN pada skirt pile dipasang diluar dan sekitar
I.1. Latar Belakang jacket leg. Pada penelitian sebelumnya
Bangunan Lepas Pantai (Offshore) yang dilakukan oleh A. R. Chaudry dari
adalah struktur atau bangunan yang di Universitas Oxford, dijelaskan bahwa pile
bangun di lepas pantai untuk mendukung merupakan salah satu komponen penting
proses eksplorasi atau eksploitasi bahan pada bangunan lepas pantai, namun juga
tambang. Pada saat operasionalnya di laut, merupakan salah satu komponen paling
ada beberapa faktor utama yang selalu rawan. Hal ini dikarenakan pile berkaitan
mempengaruhi kinerja dari offshore erat dengan kondisi tanah atau seabed
tersebut. Faktor tersebut antara lain, faktor yang mana kondisinya berbeda – beda dan
operasional (berkaitan dengan fungsi tidak stabil. Ketidakstabilan kondisi
offshore tersebut dan beban perlengkapan seabed dan lingkungan ini akan
yang ada di bagian deck) dan faktor mengakibatkan perbedaan kekuatan pada
lingkungan (angin, gelombang, bangunan lepas pantai pada umumnya
kedalaman, gempa serta faktor tanah / maupun pada pile / pondasi pada
seabed). khususnya pada saat bangunan lepas
Pile (Pondasi) pada bangunan lepas pantai tersebut beroperasi.
pantai secara umum ada 2 tipe yang sering Secara umum ada beberapa kondisi
digunakan yaitu : Pile Through Leg operasional yang sering terjadi pada
(Conventional Pile) dan Skirt Pile. bangunan lepas pantai, antara lain :
Perbedaan diantara keduanya terletak kondisi operasi (normal), kondisi gempa
pada pemasangan pile pada jacket leg, dan kondisi badai. Masing – masing
bila pada conventional pile, pile kondisi tersebut akan menimbulkan

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 151


perbedaan pengkondisian operasional 1. Perhitungan & analisa hanya
bangunan lepas pantai tersebut. Sehingga memperhitungkan kekuatan struktur
akan mengakibatkan perubahan kekuatan pada conventional pile di area mudline
struktur bangunan lepas pantai pada / mudmat.
umumnya serta pile pada umumnya. 2. Perhitungan & analisa ini hanya
Sebagai seorang naval architect atau menggunakan satu obyek pile jenis
marine engineer sudah sewajarnya bila conventional pile.
kita harus mampu menganalisa serta 3. Perhitungan & analisa ini hanya
merencanakan desain bangunan lepas membandingkan kekuatan struktur pile
pantai yang mampu bekerja secara pada kondisi operasi (normal) dengan
optimal pada beberapa kondisi kondisi badai (storm).
operasional tersebut diatas. 4. Perhitungan & analisa ini tidak
Pada penyusunan tugas akhir ini, membandingkan dalam segi ekonomi
saya selaku penulis akan berusaha dari structure tersebut.
menganalisa tentang kekuatan struktur 5. Perhitungan & analisa kekuatan
conventional pile pada saat kondisi structure pile ini menggunakan
operasi dan badai. Untuk studi kasusnya bantuan software berbasis metode
diambil dari Fixed Jacket Platform yang elemen hingga.
sedang dalam proses pembangunan di 6. Regulasi yang digunakan adalah API
wilayah kepulauan Natuna. Hasil dari RP 2A WSD.
analisa ini diharapkan mampu
memberikan informasi yang bermanfaat I.4. TUJUAN PENELITIAN
bagi pihak yang terkait langsung maupun Adapun tujuan dari penulisan dan
tidak langsung terkait mengenai kondisi pengerjaan tugas akhir ini, yaitu :
dari conventional pile struktur / bangunan 1. Memperoleh hasil analisa teknis
tersebut. Serta memberikan masukan kekuatan struktur (Unity Check &
positif agar bangunan lepas pantai Safety Factor) pada saat kondisi
tersebut mampu bekerja secara optimal operasi (normal) dan kondisi badai
pada saat kondisi operasi maupun pada (storm).
saat kondisi badai. 2. Mengetahui pengaruh faktor
operasional dan faktor lingkungan
I.2. PERUMUSAN MASALAH terhadap operasional offshore tersebut
Faktor operasional dan faktor dan respon yang diberikan oleh
lingkungan sangat berpengaruh terhadap conventional pile. Baik pada saat
proses operasional dari offshore tersebut. kondisi operasi (normal) maupun pada
Berdasarkan latar belakang yang telah kondisi badai (storm).
dijabarkan maka dibuat perumusan
masalah sebagai berikut :
1. Berapa harga atau nilai kekuatan
struktur (Unity Check dan Safety
Factor). Baik pada saat kondisi operasi II. TINJAUAN PUSTAKA
(normal) maupun pada kondisi badai II.1. Pile
(storm)? II.1.A. Definisi & Jenis Pile
2. Bagaimanakah faktor operasional dan Pile merupakan salah satu
faktor lingkungan mempengaruhi komponen terpenting pada Bangunan
operasional offshore tersebut dan Lepas Pantai (Offshore Structure)
bagaimana respon yang diberikan khususnya untuk tipe Fixed Jacket
conventional pile pada saat kondisi Platform. Karena Pile inilah yang akan
operasi (normal) dan badai (storm)? melindungi dan menahan Offshore
Structure dari beban – beban yang
I.3. BATASAN MASALAH mempengaruhi kinerja Offshore
Dalam Tugas Akhir ini, ruang lingkupnya Structure tersebut, baik itu beban
antara lain : operasional maupun beban lingkungan.

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 152


Secara umum ada 2 jenis pile elemen yang harus diperhatikan pada
yang sering digunakan pada Fixed saat desain, yaitu :
Offshore Structure, antara lain yaitu : 1. Ukuran Pile
1. Conventional Pile / Pile Through Leg Beberapa hal yang perlu
Merupakan sebuah pile yang diperhatikan pada saat perencanaan /
terpasang langsung lurus dari bagian perancangan pile antara lain berkaitan
topsides hingga ke bagian paling dasar langsung dengan :
(foundation) a. Diameter
b. Kedalaman
c. Jarak antar pile
d. Jumlah pile
e. Lokasi
f. Material pile
2. Response Pile
Dalam penentuan / perhitungan
response pile harus memperhitungkan
sifat tanah yang tidak linier (tetap) dan
menjamin kompatibilitas defleksi
antara struktur dan sistem tanah.
Dengan demikian maka salah satu
faktor yang mempunyai peran vital
terhadap response pile adalah kondisi
tanah (seabed), hal ini dikarenakan
pile merupakan salah satu bagian pada
Gambar 2.1. Conventional Pile jacket platform yang berinteraksi
langsung dengan bagian tanah
2. Skirt Pile (seabed).
Merupakan sebuah pile tambahan 3. Defleksi dan Rotasi
yang dipasang mengelilingi main pile Defleksi & Rotasi dari tiap pile
pada bagian dasar Bangunan Lepas harus di cek pada lokasi - lokasi kritis.
Pantai (Offshore Structure). Panjang Lokasi – lokasi kritis tersebut antara
pile tambahan ini lebih pendek lain : ujung atas pile, titik infleksi, dan
daripada main pile. Penambahan pile pada batas lumpur (mud line).
tambahan ini tujuan utamanya adalah 4. Penetrasi
untuk melawan beban lateral yang Desain pile harus mampu
berlebihan dari kondisi lingkungan. menerima beban tekan dan tarik
dengan menggunakan faktor keamanan
yang sesuai.
Tabel 2.1. Daftar Safety Factor
Sumber. API RP 2A WSD, 2007
Kondisi Pembebanan Faktor
Keamanan
Design environmental 1.5
conditions with
appropriate drilling
loads
Operating 2.0
Gambar 2.2. Skirt Pile environmental
conditions during
II.1.B. Elemen Pile drilling operations
Secara umum, tiang pancang Design environmental 1.5
(pile) memiliki beberapa bagian atau conditions with
appropriate producing

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 153


loads
Operating 2.0
environmental
conditions during
producing operations
Design environmental 1.5
conditions with
minimum load (for pull-
out)

II.1.C. Kapasitas Beban Aksial Tiang


Pancang ( Pile )
Kapasitas daya dukung ultimate pile :
Qd = Qf + Qp = f As + q Ap ....... (2.1.) Gambar 2.3. Kurva t – z
Dimana : d. Hubungan deformasi ujung pile dg
Qf : Total tahanan gesek kulit, lb (kN) tahanan ujung pile dinyatakan dg
Qp: Total tahanan ujung pile, lb (kN) kurva Q-z
F : unit tahanan kulit, lb/ft2 (kPa)
As : luasan kulit pile, ft2 (m2)
q : unit tahanan ujung pile, lb/ft2 (kPa)
Ap : Total luas penampang ujung pile, ft2
2
(m )

II.1.D. Performance Aksial Pile


a. Kelakuan beban statis-defleksi
Defleksi aksial pile harus pada Gambar 2.4. Kurva Q – z
batas yg diterima dan defleksi ini harus
kompatible dengan gaya - gaya dari II.1.F. Reaksi Tanah pada Pile dg Beban
struktur dan deformasinya. Lateral
b. Respon Dinamis a. Pondasi pile harus mampu menerima
Beban dinamis bisa memberikan beban lateral statis maupun dinamis.
efek yg berbeda tergantung dari b. Pengaruh kondisi permukaan tanah
sifatnya. Pembebanan yg berulang- sangat berpengaruh pada kapasitas
ulang dapat menimbulkan lateral pile, sehingga pengaruh scour
pengurangan daya dukung sementara dan perubahan tanah saat instalasi
atau permanen dan atau deformasi perlu diperhitungkan.
sementara atau permanen. Beban c. Kurva yg menunjukkan hubungan
dinamis yg cepat dapat meningkatkan deformasi lateral pile dg resistannya
resistan dari pile atau kekakuan pile. dinyatakan dg kurva p-y
Pembebanan yg lambat dapat
menunjukkan berkurangnya resistan
atau kekakuan pile.

II.1.E. Reaksi Tanah pada Pile dengan


Beban Aksial
a. Pondasi pile harus mampu menerima
beban aksial statis dan dinamis
b. Kapasitas aksial didapat dari adesi
tanah dg pile dan tahanan ujung pile
c. Hubungan deformasi dg transfer
gesekan tanah-pile pd tiap kedalaman
dinyatakan dg kurva t-z

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 154


di dasar laut (Fixed Offshore
Structure). Spesifikasi dari bangunan
lepas pantai jenis jacket ini adalah:
1. Jumlah Kaki : Jacket dengan
jumlah kaki 4
2. Panjang Kaki : 86,97 meter
3. Sudut Kemiringan :
- Pile 1 : 84.3°
- Pile 2 : 84.3°
- Pile 3 : 81.9°
- Pile 4 : 81.9°
4. Jarak Antar Pile :
- Elevasi (+) 6.670 m
- Pile 1 – 2 : 12.687 m
- Pile 3 – 4 : 12.687 m
- Pile 1 – 3 : 15.593 m
Gambar 2.5. Kurva p – y
- Pile 2 – 4 : 15.593 m
- Elevasi (-) 10.090 m
Kurva p-y dari pasir dapat
- Pile 1 – 2 : 16.039 m
ditentukan sebagai berikut :
- Pile 3 – 4 : 16.039 m
P = A Pu tanh (k H y /(A Pu))
- Pile 1 – 3 : 17.988 m
.................................... (2.2.)
- Pile 2 – 4 : 17.988 m
A = 0.9 untuk beban dinamis
- Elevasi (-) 29.293 m
= (3 – 8 H/D)  0.9 untuk - Pile 1 – 2 : 19.879 m
beban statis - Pile 3 – 4 : 19.879 m
Dimana : y: defleksi pile, (m) - Pile 1 – 3 : 20.731 m
H: kedalaman, (m) - Pile 2 – 4 : 20.731 m
k: initial subgrade reaction
modulus, lb/in3 (kN/m3) - Elevasi (-) 51.238 m
- Pile 1 – 2 : 24.268 m
III. METODOLOGI PENELITIAN - Pile 3 – 4 : 24.268 m
III.1. Data Struktur - Pile 1 – 3 : 23.866 m
No. Horizontal Load (Load Calculate - Pile 2 – 4 : 23.866 m
case) Weight - Elevasi (-) 80.300 m
1. Structural steel (incl. 380.8 ton - Pile 1 – 2 : 30.081 m
Allowance) - Pile 3 – 4 : 30.081 m
2. Mechanical equipment 80.6 ton - Pile 1 – 3 : 28.018 m
3. Instrument equipment & 44.4 ton - Pile 2 – 4 : 28.018 m
Bulk Material 5. Deck : pada Tugas Akhir ini bagian
4. Electrical bulk material 5.2 ton deck tidak dimodelkan
5. Piping (incl. Allowance) 131.6 ton 6. Jumlah boatlanding : pada Tugas
Akhir ini tidak dimodelkan
6. Safety equipment 1.9 ton
7. Riser : 1 buah dengan
7. Telecomunication 2.3 ton
ukuran OD 6”
equipment
8. Conductor : 6 buah dengan ukuran
8. Anode 54.72 ton
OD 36”
9. Jacket 1085 ton 9. Beban yang diterima fixed jacket
10. Bridge 67.69 ton platform tersebut tersaji di tabel
11. Live load 132.01 ton berikut.
12. Painting 5.7 ton Table 3.1. Beban pada struktur fixed
Total weight 1962.38 jacket platform
ton (Sumber: Biro Klasifikasi Indonesia
Bangunan lepas pantai pada Tugas Sumber : Biro Klasifikasi Indonesia,
Akhir ini merupakan jenis terpancang Jakarta
KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 155
80.30 0.86 1.03
40.15 0.60 0.70
0 0.60 0.70

III.1.2. Data Lingkungan h. Design Water Depth


Lingkungan sangat besar pengaruhnya Tabel 3.3. Tabel Design Water
terhadap kinerja Bangunan Lepas Depth (sumber : Biro Klasifikasi
Pantai pada saat beroperasi. Data Indonesia, Jakarta)
Lingkungan yang dipergunakan dalam
Tugas Akhir ini antara lain: LIST 1 Year 100 Year
a. Lokasi : Kepulaun Natuna Return Return
(Natuna Sea, Indonesia) Max (m) Max (m)
b. Koordinat : 553,926.13mN Water Depth + 80.30 + 80.30
565,372.74mE at LAT
c. Kedalaman : Highest + 3.11 + 3.11
Kondisi Operasi: 85.35 meter Astronomical
Kondisi Badai : 85.65 meter Tide (HAT)
Kedalaman (Water Depth) : 80.30 Surge Level + 0.54 + 0.84
meter at LAT Depth + 0.50 + 0.50
Horizontal Framing Level : EL (-) Tolerance
80.300 meter Scouring + 0.90 + 0.90
EL (-) 51.238 meter In-place + 85.35 + 85.65
EL (-) 29.293 meter Design Water
EL (-) 10.090 meter
Depth
EL (+) 6.670
meter
i.Koefisien Hidrodinamika(
Mudmat Framing Level : EL (-)
Hydrodinamics Coeeficient )
80.300 meter
Tabel 3.4. Tabel Koefisien
d. Tinggi Gelombang Maksimum :
Hidrodinamika (sumber : Biro
Kondisi Operasi: 6.86 meter
Klasifikasi Indonesia, Jakarta)
Kondisi Badai : 10.00 meter
Smoth Rough Fatigu
e. Periode Gelombang Maksimum :
Tubula Tubula e
Kondisi Operasi: 9.60 meter
rs rs
Kondisi Badai : 10.50 meter
Coefisien 0.65 1.05 0.5
f. Data Angin untuk durasi selama 1
Drag (CD)
jam :
saat operasi,
Kondisi Operasi: 13.29 m/s
badai dan
Kondisi Badai / Ekstrim:
Ekstrim
17.65
m/s Extreme and 1.6 1.2 2.0
Operating
Inertia
Coeffisients
(CM)

j. Profile Marine Growth


g. Data Arus (Current Data) : Tabel 3.5. Tabel Profile Marine
Tabel 3.2. Tabel Data Arus Growth (sumber : Biro Klasifikasi
(sumber : Biro Klasifikasi Indonesia, Jakarta)
Indonesia, Jakarta)
Height 1 Year 100 Year
Above Return (m/s) Return (m/s)
Seabed Kondisi Kondisi Kedalaman Marine Growth
(m) Operasi Ekstrim (Depth) (m) Thickness (mm)
KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 156
MSL – 16.76 75 mengecek kekuatan pile pada saat
16.76 – 35.05 150 kondisi operasi (normal condition),
-35.05 – mud 75 dan kondisi badai (storm condition).
line Adapun output dari analisa ini
adalah untuk mendapatkan nilai UC
k. Densitas Air Laut (Density) (Unity Check) dan SF (Safety Factor)
: 1025.2 kg/m3 yang disesuaikan dengan regulasi dari
l. Viskositas Kinematik (Kinematic API RP 2A WSD 2007 untuk tiap
Viscosity) : 1.60 x 10-6 m2/s masing – masing kondisi operasional
fixed jacket platform tersebut.
III.2. Studi Pustaka / Literatur
Studi literatur yaitu mempelajari BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
buku, jurnal, diktat, ataupun laporan 1V.1. Hasil Pemodelan Offshore Structure
Tugas Akhir, Thesis atau Disertasi
terdahulu yang membahas pokok
permasalahan yang sama atau mirip
dengan Tugas Akhir ini.

III.3. Pemodelan Struktur Fixed Jacket


Platform
Pemodelan struktur fixed jacket
platform menggunakan bantuan
software. Software ini merupakan
salah satu software struktur yang
berbasis finite element hingga (FEM). Gambar 4.2. Isometric View Fixed Jacket
Data-data yang dipergunakan Platform dengan member properties (Sumber:
diperoleh dari Biro Klasifikasi Model Jacket Redi Yuniansyah)
Indonesia (BKI) Jakarta.

III.4. Pembebanan Pada Jacket


Setelah model fixed jacket platform
terbentuk, selanjutnya akan jacket
tersebut akan diberikan beban yang
diterima oleh jacket tersebut. Beban – IV.2. Hasil Running Beban Lingkungan
beban tersebut antara lain : - Pada Kondisi Operasi
1. Beban yang diterima jacket (Tabel Tabel 4.1. Maximum Overturning
III.1.) Moment pada kondisi operasi
2. Beban Lingkungan, Arah Time Distance Moment
Adapun beban lingkungan Angin Overturning
yang digunakan adalah gelombang (sec) (ft)
(wave), arus (current), angin (wind) (kip.rad/sec)
dan tanah (soil). Pada Tugas Akhir ini
arah datangnya beban gelombang 0 deg. - 22.575 -97250.047
diasumsikan ada 8 macam, yaitu : 0°, 0.450
45°, 90°, 135°, 180°, 225°, 270°, dan
45 - 105.352 -166277.359
315°. deg. 2.100
III.5. Analisa 90 - 165.553 -150372.844
Analisa yang dilakukan ada 2 deg. 3.300
macam analisa, yaitu analisa statis
(Inplace Analysis) dan analisa pile 135 - 180.603 -57844.281
(running pile / pile analysis). Kedua deg. 3.600
tipe analisis ini bertujuan untuk

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 157


180 2.100 - 74565.906 90 - 163.211 -166635.641
deg. 105.352 deg. 2.954

225 3.600 - 144542.953 135 - 181.333 -73635.922


deg. 180.603 deg. 3.282

180 2.622 - 79596.398


deg. 144.868
Pile Memb Code Act. Allow.
er Stres Stress 225 3.934 - 149664.125
s deg. 217.357

1 760 APIWSD 0.25 0.034 270 5.246 - 132891.812


20 3 deg. 289.846

1 774 APIWSD 0.32 0.013 315 - 290.067 40783.980


20 5 deg. 5.250

2 736 APIWSD 0.24 0.340


20 3

2 763 APIWSD 0.28 0.482 IV.3. Hasil Analisa Statis


20 4 Tabel 4.3. Hasil Static Analysis pada
kondisi operasi
3 761 APIWSD 0.26 0.034 (Sumber : Hasil Analisa Model Jacket
20 3 Redi Yuniansyah)
3 771 APIWSD 0.32 0.013 Tabel 4.4. Hasil Static Analysis pada
20 2 kondisi badai
(Sumber : Hasil Analisa Model Jacket
4 737 APIWSD 0.30 0.034
Redi Yuniansyah)
20 0
Pile Member Code Act. Allow.
4 766 APIWSD 0.39 0.013 Stress Stress
20 6
1 760 APIWSD20 0.297 0.034
270 4.800 - 127998.203
deg. 240.805 1 774 APIWSD20 0.381 0.013
315 - 225.754 35917.109 2 736 APIWSD20 0.393 0.340
deg. 4.500
2 763 APIWSD20 0.434 0.482

- Pada Kondisi Badai 3 761 APIWSD20 0.309 0.034


Tabel 4.2. Maximum Overturning
Moment pada kondisi badai 3 771 APIWSD20 0.377 0.013
Arah Time Distance Moment
Angin Overturning 4 737 APIWSD20 0.352 0.034
(sec) (ft)
(kip.rad/sec) 4 766 APIWSD20 0.464 0.013

0 deg. - 18.233 -113599.031


0.330
Tabel 4.5. Hasil nilai safety factor di area
45 - 99.783 -182360.984
mudmat.
deg. 1.806

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 158


(Sumber : Hasil Analisa Model Jacket V.2. Saran
Redi Yuniansyah) Berdasarkan hasil penelitian,
Pile Member Code Safety Safety
BAB V PENUTUP
Factor Factor
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat (kondisi (kondisi
ditarik beberapa kesimpulan yaitu : operasi) badai)
1. Nilai kekuatan struktur fixed jacket 1 760 APIWSD20 3.04 2.59
platform, yaitu:
a. Pada kondisi operasi (tinggi 1 774 APIWSD20 2.37 2.02
gelombang 6.86 m dan periode
gelombang 9.6 m). 2 736 APIWSD20 3.17 1.96
Didapatkan hasil penelitian : UC max
= 0.396 pada member 766, dan SF min 2 763 APIWSD20 2.71 1.77
= 2.00 pada member 766
3 761 APIWSD20 2.92 2.49
b. Pada kondisi badai (tinggi gelombang
10.00 m dan periode gelombang 10.50 3 771 APIWSD20 2.39 2.04
m).
4 737 APIWSD20 2.56 2.18
Didapatkan hasil penelitian : UC max
= 0.464 pada member 766, dan SF min 4 766 APIWSD20 2.00 1.66
= 1.66 pada member 766
disarankan :
Dari masing – masing kondisi diatas,
telah memenuhi standar dari API RP2A 1. Perlu diadakan perhitungan ulang /
WSD 2007 yaitu nilai UC ≤ 1.00. Serta recalculated secara berkala untuk
pada kondisi operasi nilai SF ≥ 2.0 dan dapat tetap memantau kondisi dari
pada kondisi badai nilai SF ≥ 1.5. struktur conventional pile tersebut
mengingat saat ini kondisi lingkungan
2. Respon dari pile terhadap beban yang dapat berubah secara ekstrim dalam
diterima adalah berupa Overturning waktu singkat.
Moment, dimana nilai Overturning 2. Pada penelitian selanjutnya untuk lebih
Moment maksimal adalah sebagai detail dalam pemodelan bangunan
berikut : lepas pantai. Perlu ditambahkan
a. Pada kondisi operasi (normal), nilai pemodelan Topside (Main Deck,
Overturning Moment maksimal adalah Helideck, Cellar Deck, Wheelhead
senilai -166277.359 kip.rad/s pada Acces, dan Sub Cellar Deck), riser,
sudut datangnya beban sebesar 45°. dan boatlanding. Untuk mendapatkan
b. Pada kondisi badai (storm) nilai hasil yang lebih akurat dan valid.
Overturning Moment maksimal adalah 3. Diadakan penelitian lebih lanjut
senilai -182360.984 kip.rad/s pada mengenai analisa dinamis kelelahan
sudut datangnya beban sebesar 45°. conventional pile.
Dari hasil diatas dapat kita lihat bahwa 4. Diadakan penelitian lebih lanjut
untuk arah datangnya beban yang mengenai analisa push-over dengan
sama, pada saat kondisi badai (storm) semua member pada struktur anjungan
pasti akan memiliki nilai overturning lepas pantai (Offshore). Untuk
moment yang lebih besar daripada saat mengetahui perkiraan usia operasi dari
kondisi operasi (normal). Hal ini bangunan lepas pantai tersebut.
dikarenakan karena semakin besar 5. Diadakan penelitian lebih lanjut
beban yang diterima oleh struktur, mengenai analisa statis kekuatan
maka struktur tersebut akan merespon conventional pile akibat adanya
lebih agar struktur tersebut tidak subsidence.
mengalami kegagalan.

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 159


DAFTAR PUSTAKA
1. American Institute Of Steel Construction,
2010. “Spesification for Structural Steel
Buildings”. Chichago, Illinois, USA
2. API Recommended Practice 2A-WSD
(RP 2A-WSD), Twenty-First Edition,
December 2007
3. Biro Klasifikasi Indonesia, PT. Persero.
2006. “Rules for The Classification
Contruction of Sea Going Stell Ship
Volume II”. Jakarta: Biro Klasifikasi
Indonesia
4. Chai, Tan Chun. 2005. “A Numerical
Analysis of Fixed Offshore Structure
Subjected To environmental Loading In
Malaysian Waters”. A Thesis for The
Award of The Degree of Master of
Engineering. Universiti Teknologi
Malaysia. Malaysia
5. Chakrabarti, Subrata K. 2005. “Handbook
Of Offshore Engineering (Volume I)”.
Plainfield, Illinois, USA
6. Chakrabarti, Subrata K. 2005. “Handbook
Of Offshore Engineering (Volume II)”.
Plainfield, Illinois, USA

7. Chaudhry, Anjum Rashid. 1994. “Static


Pile – Soil – Pile Interaction In Offshore
Pile Groups”. PhD Thesis. Univ. Of
Oxford. United Kingdom
8. Corte, Carsten., Grilli, Stephan T. 2006.
“Numerical Modeling of Extreme Wave
Slamming on Cylindrical Offshore
Support Structures”. Int. Journal for
Ocean Engineering. University of Rhode
Island (URI). USA
9. Dawson, Thomas H. “Offshore Structural
Engineering”. Prentice Hall Inc. New
Jersey. United State
10. Deeks, A.D., White, D.J. and Bolton M.D.
“A comparison of jacked, driven and
bored piles in sand”. Int. Journal for Civil
Engineering. University of Cambridge.
United Kingdom
11. Popov, E.P, 1996, Mekanika Teknik
(Mechanics of Materials) Edisi Kedua
(Versi SI), Erlangga, Jakarta, Indonesia
12. Tawekal, Ricky L. 2005. “Proposed
Procedure For Assessment of Existing
Platforms In Indonesia”. Technical Note
for Civil Engineering. Institut Technologi
Bandung (ITB). Indonesia

KAPAL- Vol. 8, No.3 Oktober 2011 160

You might also like