You are on page 1of 5
Bidang Sistem Isyarat dan Elektronika Perbandingan Unjuk Kerja Detektor PIN dan Detektor APD. pada Transmisi Serat Optik Muhammad Reza Sarkasih', Wahyu Dewanto’, Eny Sukani Rahayu” 'Mehasiswa Jurusan Teknik Eleker devs Teknologi hformasi, FT UCM *Dasen Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informas, FT UGM Abstrak ‘Makalah ini membahas tentang perbandingan wut kerja dari dua jenis detettor yaitu PIN dan “APD yang wemumnya digunakan dalam sistem receiver komunibasi serat optik, Jens Baan yang igunakan adalah dari jenis semikonduktor InGaAS(indium Galium Arsenide) yang mempunyai Keunggulan lebih bait dibanding jeris behan Ge(Germanium) dan Si(Silikon). Anatisis Perbandingan dilalukan berdasarkan perhitungan marual dari rumus teorits dan hasil ‘simulasi menggunakan bantuan program MATLAB. Struktur lapisan dary bahan penyusun serta karakterisitk. yang berbeda pada tedua jenis detektor. kemudian akan menentukan unjuk kerja dari masing-masing deteKior. Unjuk kerja suatu detektor adalah kemampuan detektor dalam rmendeteksi dan merepresentasikansinvol cahaya yang diterimarya Ukuran baik idaknya unjuk ferja suate deteKtor dapat diukur dari ancisis pengaruh noise, riled SNR(Signal to Noise Rate), BER(Bit Error Rate). dan tingkat senstivitas penerina. Rerdasarkan pendekatan teoritis tan hasil sinulasi, detetor jenis APD menunjuktan unjuk kerja yang lebih baik dtanding cetetor PIN. Adarya “Avalanche Effet” yang merupakan karakteristik dari deteltor APD tidak hanya meningkathan responsivitas detekior tapi juga pengaruh nolse internal yang muncul ‘saat terjadinya “Photoelecirie Effect” Kata Kunct . Detekior Optit, PIN, APD, Unjuk Kerja, Nolse, BER, Sensittrias 1. Pendahutuan Seratoptik telah muncul sebagai suatu media transmisi yang menawarkan—_Kecepatan, fleksbiitas, Kapastas sert efisiensi tinggi df dunia pertelckomunikasian:Tak dipungkiti lagi, Komunicasi serat optike menawarkan kecepatan transmisi_ yang sangat cepat hinge mencapai ratusan Gbps dan lebarbidang yang, Besar. Serat optik sangat pis sekall,namun memiliki keemampuan tinggi memandi sebush sinar opti. Cahaya memiliki kevepatan tinggi dan jika diduleang oleh perangkat transmisi yang bik, maka. akan sult sekali data yang dilewatkan dengan cahayatersebut akan hilang (loss), sehingya tingkat efisensi pengriman daa. menjadi semskin ting Cahaya yang. ditransmisikan dalam serat sangat bergantung pada jarak. Semakin jah jarae yang ditempuh, maka semakinbesor ‘emungkinan cakaya aken meagalamy penyusuten den pelebaran yang mengakibatkan daya sinyal cahayn semakin meaurun. Sustw detektor opti dengan sensitivitas yang tingsi sanca dipertukan, akibat adanye penyusutan sinyal selama trensmist agar sinyal cahaya dapat direpresentasikan dengan baik, Unjuk kerja suatu detektor yaits Kemampuannys dalam —mendeteksi dan merepresentasikan sinyal cahaye akan berbeda bergantung pada jenis, bahan dan Karakteristik dari detohtor yang digunakan. Ukuran baik tidak Jumal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No. 4, Desember 2010 ny unjk Rese suata detekior dapat diukur dari analisispengaruh noise, nilai SNR(Signal to Nolse Rasio), BER(BU Error Rae), dan tngkat senstivitas penerima 1.1 Pengaruh Noise Banyak sekali noise yang mempengaruhi sinyal optik, dimulai sejak sinyal informasi asli iproses di bagian pengirim hingga diterima dan diproses oleh perangkat penetima. Dari sekian banyak noise, yang akan ditahas disini hanyalah pengaruh noize noise pada bagian deteklor yang ‘erdapat dalam perangkat penetima. Noise-noise ini disebabkan oleh fluktwasi epontan dari arus sataupun tegangan pada rangkaian elektrik. Dua Janis noise yang umum deri fuktuasi spontan ‘adalah shermal dan shot noise. Secara largsung rnoise akan mempengeruhi kualitas unjuk keris detektor. Semakin besar noise muncul pada rangkaion detektor maka Kualitas unjuk kerje detektor akan semakin menurun, 41.1.1 Shot Noise ‘Shot noise muncul akibat arus flukiuasi acak yang mengalir melalui perangkst, Arus ini merupakan ekumulesi dari arus detektor 7, (photocurrent) dan dark current Ip, yaitu anus yang muncul saat tidak ada cabaya dalam tangkaian 249 Artikel Reguler Besamye arus rerata kuadrat shor noise pads sebuah detektor optik idefinisikan dalam ‘persamaan borikut [BO] = 2018, a Dengan aris detektor “ratavrata yang dinyatakan dalam, T=R.P + lp @ Persamaan ini berlaku untuk jenis detetor PIN yang tidak mengalami peaguatan intemal Lain halnya dengan detektor jenis APD, dimana anus sinyal detekior I, (photocurrent) sera besamya dark current (Io) dikendaliken oleh faktor penguatan intesnal Di sisi sin, avalanche photodiode(APD) juga menghasilkan noise excess yang secara alamalah muncul akibat proses avalanche Faktor excess ‘noise merupakaa fungsi dari resio ionisasi cavier (0), yang didefinisikan sebagai rasio probabilitas isasi lubang terhadap elektron dengan silai kel Akbinya persamaan anus rerat kuadrat shor noise pada detektor APD yang dipengaruhi proses ppenguatan internal dan kemunculan fakor excess ‘noise secara alami ditunjukkan oleh [©] = 2qMiB, F 6) 1.1.2 Thermal Noise Thermal noise timbul akibat adanya gerakan facak lektron sceara Konstan yang disebabkan ‘oleh energi panas!” Thermal noise ini dikasilkan ‘oleh Komponen resistif dari detoktor dan rangkaiannya, Pada temperstur(T) dengan pomberian resistansi(R,), rerata kuadrat arus dari ‘thermal noise diberikan oleh persamaan di bawah (#0) @ Persamaan di atas menunjukkan bahwa shot ‘moe akan meningkat pada suhu tings. Pengaturan ailai resistansi(R,) yang besar bisa dlijadikan salah satu alernatif agar didapat nilai shot noite yang kecil, namun hal ini ‘meayebabkan keceparan respon sistem menurun kkarena bandwith penerima berkurang Secara spesitik, persamaan di atas berlaku untuk kedua Jenis detekior bai jenis PIN ataupun APD, 1.2 Signal To Noize Ratio (SNR) ‘Ukuran paling sederhana untuk menentukan kalitas penerimaan pada dotaktor adalah dengan menghitung signal to noise ratfo (SNR). SNR merupakan perkandingan besarnya sinyal optik yang diterima terhedap jumlah noise paca etektor. Sebagaimana telah ditunjukkan pada persamaan berikut : eri, SNR Gala teat © Dengan mengenggap bahwa arus sinyal rata- rata jauh lebih besar dari dark current I atav Jp kecil sedangkan daya optik cukup besar. Angeep Juga bahwa daya sho! noise jauh lebih besar dari aya dhermal noise maka persaman datas menjadi cor? SUR = Galas o) Dalam’ Kisus ini persamacn SNR_diates isebut sebagal shot nolse limited atau quantum limited. Dalam keadaan ini sistem dengan basil tertaik akan diperoleh. Pada intinya, dengan ‘menaikkan daya optik maka dapat menghilangk pengeruh dark current dan thermal noice!” Pada detektor jenis APD, pengustan imemal(M) serta fekior excess noise(F) i SNR, seperti yang, Tena Dalam kondisi ketika aya optik rendab, thermal ncise biasanya lakih dominan terh ‘sho! noise, sehingga persamaan menjadi ap? () Ini disebut sebagai shermal noise limited dan biasanya jauh lebih kecil daripeda SNR guaninem limited. Dalam kasus ini SNR dapat dinaikkan dengan meningkatkan Ry. Namun dengan meningkatkan Ry maka dapat _mengurangi bandwidth penetima dan rentang dinamis. SNR meningkat sebanding dengan kuadratis daya ‘optik. Penerapan pada detektor jenis APD berdampak pada meninghatnya nilai SNR, dapat dilihat pada persarmaan berikut = are sur = et © 1.3 Hubungan BER dengan Sensitivieas Penerima Dalam —komunikasi erat optik, BER ddigunakan untuk menyatakan kualitas sua (ink. Spesifikasi dori BER yang diinginkan akan ‘menentukan besernya senstivitas penerima. BER ‘menyatakan perbandingan banyaknya bit yang sala cechadap toval bit yang ditransmisikan. Nilai inj akan menentukan kemampusn penerims unto mendeteksi Kesalahan dalam hal pemberian keputusan, Ukuran minimum BER untuk masing-masing isyarat informasi sangat bervariasi, misalnya luotuk informs) berupa data, ukuren BER minimum yang masih baik sdalsh sekitar 10° dan untuk suara (voice) BER minimumnya adalah 10 Besamya nilai BER ditentukan oleh persamzan di bawal ini BER = Pe(Q) = *herfc (Q/V2) ao) 250 Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No. 4, Desember 2010 Peserncn di sins hemondi dignoakat tel menghitung éaye optik minimum yang dibutuhkan receiver agar dapat bekerja_ pada spesifikasi nilal BER yang diinginkan. Untuk tmencapai tujuan ini, parameter Q akan direlaskan terhadap dayaoptk yang dterima. Dalam kasus nila shot noise jauh lebih kes divandingkan nila thermal noise, maka nilai shot noise dapat diatadkan. Schinggn secara sdehana persamaan untuk menghitung —sensitivitas penerima pada detcktor PIN adalah sebagai berkut Freon = 2 (orn) ay Pada detcktor APD penguaian intemal (M) akan berperan dalam menentukan nilai_ dar sensitivitas penetima, schingen persamaan untuk detektor APD didefinisikan sebagai berikut Fae = rr) = oe «wy 2 Metodologi Penetitian ‘Simulasi perbandingan unjuk kerja detektor PIN' dan detektor APD ini dibuat dengan rmenggunaksn pemrograman GUI MATLAB vers 74. Tojuenny salah snonjekkan socara prafis perbandingan unjak kena detektor PIN dan APD Untuk kemudian dianalsis lebih lanjut. Program ini-memodelkan spesifkasi_ dari deter PIN dan detekior APD yang diambil der salah satu produk Peruschaan Spectrolab, US.A yang Khusus memproduksialatalst atau {elsologi yang berkatan dengan solar cells, sensor dan produle-produk dari bohan Semikondukior. Beberapa asumsi dipakai untuk menyederhanckan Keadsan sistem sebenarya Sehingga dapat lebih terfokus pada mater yane akan dianllsis. Asumoi-asumei tersebut adalah sebagai berikut Ty Penggjan don sinalaci hanya diininisn pada baghan Penerima dari jaringan optk, ikhususkan pada agian detekior dengan rmembandingkan die jenis detekior Yang memiliki karate yang berbeda 2. Detehtor optk yang akan dianalisis adalah Jenis produk’ komersil dengan nila-alai Parameter yang telah diujicotakan seeara tlt pada laboratorum 5. Kendall level daya dianggap stabil, atinya ayn sinyal opti pada penerima hanya dipengarahi oleh komponen-komponen yang ada pada pechitungan, Untuk mengaraisis unjuk kerja sistem, maka perloadanya penentuan beberops specifies Gisesusikan dengan. parameterparameter_yang telah teruji dalam praktek di lapangan. Beberapa, spcsifkasi tu adalah sebogt berikut 1. Daya optik yang diterima sebesar 1x10 \W. Asumsi daya in memang sangatiah kes Jurnal Penelitian Teknik Elektro Vol. 3 No. 4, Desember 2010 Bidang Sistem Isyarat dan Elektronika ‘nomun ini disesuoikan agar tidak ada Komponen yang terabaikan saat cilakukan pengujian sistem. iz 2. Standard BER yang dipakai adalah 10°". Standard ini mengacu pada standard ITU-T ‘yang mensyaratkan kualitas informasi yang bbaik adalah sinyal informasi yang momiliki BER <10”. 3. Bandwidth sistem yang dipakai adalah 2,5 Gbps. Nilei ini disesuaikan dengan kkemampuan dan karakteristik dari jenis detekior yang dipakai Spesifikasi ini kemudian disesuaikan dengen nilai parameter yang diambil dari salah satu jenis pproduk Spectrolab, Inc. Seperti yang terlihat pada tabel 1 dan tabel 2 Tabet 1 -Spesfthasi Dtekor Jens PIN nats Parameter ‘Nila Unit Responsivitas 09 (min) | _AW (pada X= 1550 nm) _[7,0(maks.) | ATW. Tegangan Breakdown | _>20 Vv Dark cwrent | =0,L (min) | nA OS (aks) [__nA Kapasianst 0.4 (nin) | pF 0.5 (maks.) | pF “Tanggapan Fuerst | >2,0 | GHZ ‘Area AKtf( Diameter) | 75 un Tabel2- SpesifikasDetekior Jenis APD InGaAs nAlas®™ Parameter Nilai__| Unit Responsivites [7,0 min.) | _AW. (pada X= 15501m) [3,0 (mak) | AW TTegangan Breakdown | 30 (min.) | V 0 (mals) |v Dark current | =0,1 (min) | nA 05 (maks) [nA Kapasitanst [0,5 min.) [pF 075 oF (ks. ‘Tanggapan Frekaenst | >2,0 | GHZ ‘Area AKL 75 zn Diameter 3. Hasi Simulasi dan Analisis “41 Analisis Pengarh Noise Sumber noise int disebabkan oleh peranghat- perangkar yang tersusun dalam jaringan sistem lan dapat jain suntaboiasan mendesar dalam proses pendeteksian sinyal cahava. Shor noite muneul Gsbablan oleh alran aras dori sinyal diskret lami pada perangkal,sedangkan Tamme pies camestin tet eee 251 Artikel Reguler elektron pada bagian perangkat yang bersifit kkondukter. 4.11 Shot Noise Perbandingan rerata kuadrat arus shot noise pada detektor jenis PIN. dan APD jika disimulasihan dengan baatuan MATLAB, maka hasilnya seperti yang ditampilkan peda gambar 1 Derkut ink Gor 1 - Ferbandingan Shot Notse pada detektor PIN dan doteltor APD Berdasarkan perhitungan manual dan_hasil simulasi MATLAB di atas, arus detekor rerata ‘yang mengalir pada detektor jenis APD temyata ‘memilikinilai yang jauh lebih besar dibandingkan ‘rus pada detekior jenis PIN. Hal ini disebabkan krona pada detekior jenis APD terjadi proses penggandaan carrier yang kemudian berimplikasi pada peningkatan rus detoktor baik arus ‘photocurrent maupun darkcurrent yang mengalit pada detektor APD. Meningkatnya _arus ‘photocurrent ini menyebabkan responsivitas dtektor bertambah, total rerata arus dotektor pun ‘menjadi lebih besar ketika di sisi lain terjadi ppeningkatan darkeurrent 4.1.2 Thermal Noise “Thermal noise muncul akibat adanya gerekan ‘acek clcktron yong discbabkan oleh pengarah rmedan fistrik yang tinggi. Besarya pengarah thermal noise pads Kedua jenis detektor adalah sama, ini karera komponen thermal noise tidak terkeit dengan siruktur bahan dari detektor. Besar ya thermal noise dipengarahi oleh suhu dan pemberian resistor beban pada detektor. Jike Kedua komponen ini diasumsikan dengan nilai yang sama, maka rorata Kuedrat arus thermal hoise pada kedua jens detektor ini pun jugs akan sama, Tika disimulasikan menggunaksn MATLAB rmaka hasil ampilanrya seperti yang ditunjubkan ‘olch gambar 2 sabageiherikt: Gbr.2- Porbandingan Thermal Noise pada ‘detehtor PIN dan APD Berdasarkan perhitungan manual den basil simulasi MATLAB, rerata kuadrat arus thermal noise untuk Kedua jonis detektor adalah sebesar 1645 x 10°" (A). Nila thermal noise ini jika dibandingkan dengan nilai shot noise pade kedua jenis detektor ternyata jauh lebih besar. 42 Analisis Signal To Noise Ratio in| onalisis teshadap Signal To Noise Ratio (SNR) dilakukan dengan dua’ pendekatan sistem yang berbeda yaitu sistem shar noise limited dan Sistem thermal noise limited. Kedua sistem ini ‘memiliki karakteristik tersendii. Seat disimulasikan menggunakan tantuan MATLAB, basil simulasi yang diperolch seperti -yang ditujukkan oleh gambar 3 dan 4 di bawah ini easter be 4 «Mas Sia Strano Hed 252 Juynal Penelitian Teknik Plektro Vol. 3 No. 4, Desember 2010 Benlasarkan perhitungan manual dan basil simulasi, nilai SNR dengan sistem shot noise limited pada detektor jenis APD jaub lebin besar jikadibandingkan dengan nilai SNR pad: detektor jenis PIN. Hal ini menandaken bahwe detektor jenis APD menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik dibanding detekior jenis PIN. Meskipun pengaruh noise pada detoktor jenis APD jaul lebih besar Karena adanya “avalanche -*, namun di sisi lain efek ini pola yang ‘meningkatkan daya respon detekior sehingga tetap menghacilkan kualitas SNR yang lebih bak. ‘Pengaruh thermal noise dengan kuanitas yang sama pada kedua jenis detekior temnyata ‘menghasilkan SNR yang berbeda yang mana dipengarubi oleh karakteristik masing-masing, detektor. Adanya penggandaan photocurrent pada detektor jenis APD. yang secara langsung. ‘merupakan dampak dari bahan dan material penyusan APD mampu menghasilkan rilai SNR ‘yang lebih, besar. SNR yang lebih besar akan mmeningkatkan performance/unjuk Kerja dari detektor itu sendit. 43 Analisis Sensitivitas Penerima Sensitivitas penerima didefinisikan sebagai

You might also like