You are on page 1of 8

80 Pengukuran dan Analisis Produktivitas...(R.

Faridz, dkk)

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN


METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG

Raden Faridz, Burhan, dan Adelya Eny Wijayantie


Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo
Korespondensi: Jl. Raya Telang PO BOX 2 Kamal-Bangkalan, email : burhan@trunojoyo.ac.id

ABSTRACT

PG. Krebet Baru Malang is a firm that produces sugar. To evaluate productivity, it is
necessary to measure it in the right way and with the proper tool. The result of this
measurement can be a consideration and be one of factor for adding production fasility and
workforce that support the firm activity. The main problem that will be studied in this research
are how to measure firm productivity and what plan that should be done so that the firm
productivity will raise then. Method used in this study is Objective Matrix (OMAX). Following
is the procedure of OMAX: 1) to determine criteria of how to improve productivity, 2) to
determine performance ratio, productivity objective, scoring, assesment and weighting 3)
evaluation, and 4) planning for the future. This study rusults productivity or PG Krebet Baru:
1,67(2006), 5,85 (2007) with index 250,28. In 2008 2,33 with index -60,17. In 2009 it raises to
be 2,66 with index 14,16. The material productivity gives the largest contribution in the firm
productivity measurement (2007). The decline of the firm productivity (2008) caused by the
decline of the using of material and the length of the milling day. The firm productivity is rise
in 2009. This increment was caused by the improvement of machine productivity. Some
plannings of how to raise the firm productivity are: the usage of raw material, time of machine
operated, and the length of milling day to get 5 score of productivity.
Kata Kunci : Produktivitas, Objective Matrix (OMAX), Rasio, Performance
Dalam permasalahan ini peneliti
PENDAHULUAN menggunakan metode pengukuran OMAX
yang dapat mengatasi masalah-masalah dalam
Latar Belakang
PG. Krebet Baru merupakan kesulitan pengukuran produktivitas sehingga
perusahaan yang memproduksi gula. dapat memberikan gambaran mengenai
PG.Krebet Baru mengalami pasang surut perkembangan produktivitas perusahaan dan
dalam memproduksi gula. Kondisi ini memberikan perbaikan yang menuju pada
berdampak pada penurunan produksi. Tahun peningkatan produktivitas di masa datang.
2006 jumlah produk yang dihasilkan Tujuan penelitian yaitu mengukur dan
103.113,60 ton dengan bahan baku 1.410.000 menganalisis produktivitas perusahaan di
ton, menghasilkan 107.148,48 ton gula bagian produksi dan menentukan rencana
dengan bahan baku 1.440.000 ton (2007), usulan perbaikan agar produktivitas
menghasilkan 100.872,20 ton dengan perusahaan meningkat untuk masa depan.
1.380.000 ton bahan baku (2008), dan
109.838,40 ton gula dengan bahan baku METODE PENELITIAN
1.500.000 ton (2009). PG. Krebet Baru Tempat dan Waktu Penelitian
mempunyai tujuan untuk meningkatkan Penelitian yang berjudul “Pengukuran
produktivitas melalui hasil produknya. Untuk dan Analisis Produktivitas produksi dengan
itu perusahaan harus menyelesaikan Metode Objective Matrix (OMAX)” di PG.
permasalahan, yaitu pengukuran produktivitas Krebet Baru di laksanakan pada bulan
perusahaan PG. Krebet Baru dan Oktober - November 2010 dan bertempat di
mendapatkan perbaikan produktivitas di masa PG. Krebet Baru Malang.
yang akan datang.
AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 81

Metode Dasar Penelitian Rumus BKA dan rumus DA ((degree


Metode dasar penelitian yang of acuracy) serta CL (confiden
confident Level) adalah
digunakan adalah metode deskriptif analisis. sebagai berikut :
Metode deskriptif analisis adalah metode BKA = μ + k.σ
.σ dengan
penelitian untuk memberikan pemecahan
masalah melalui pengumpulan data berupa
gambaran mengenai kondisi atau perusahaan,
pengolahan dan interpretasi data.
Penelitian produktivitas dari proses
produksi rokok ok dilakukan dengan model
Objective Matrix (OMAX), sehingga langkah-langkah
langkah dalam penelitian ini mengacu pada
langkah-langkah
langkah OMAX, yaitu menentukan
Keterangan :
kriteria-kriteria
kriteria kritis dalam peningkatan
BKA = Batas Kendali Atas
produktivitas, menentukan indikator
μ = Rata-rata
rata rasio tiap kriteria yang di
produktivitas dalam bentuk rasio r untuk
ukur
masing-masing
masing kriteria produktivitas,
n = Jumlah data
pengumpulan data, perhitungan nilai ni rasio
σ = Standard Deviasi
produkrivitas aktual, perhitungan
k = Konstanta
produktivitas standar perusahaan, penentuan
k = 1 bila tingkat keyakinan (CL) terletak
target, penentuan bobot tiap rasio, penentuan
pada 0% < CL < 68%
skor aktual, penentuan nilai produktivitas
produktivita tiap
k = 2 bila tingkat keyakinan (CL) terletak
periode, penentuan produktivitas keseluruhan
pada 68% < CL < 95%
(overall productivity),), evaluasi produktivitas
k = 3 bila tingkat keyakinan (CL) terletak
dan perencanaan produktivitas untuk periode
pada 95% < CL < 99,7%
mendatang.
4. Penentuan sasaran jangka pendek (skor
Pengolahan Data 3)
Pengolahan data diperoleh dengan Skor 3 merupakan nilai
metode OMAX. Langkah--langkah dalam produktivitas yang telah dicapai selama ini.
pengolahan data adalah
dalah sebagai berikut : Nilai pada skor 3 diperoleh dengan merata merata-
1. Menetapkan kriteria ratakan nilai rasio tiap kriteria. Rumus untuk
Kriteria yang akan diukur adalah 3 menghitung rata-rata
rata adalah :
kriteria :
a. Kriteria 1 adalah produktivitas
pemakaian bahan baku
b. Kriteria 2 adalah produktivitas
produktivit Keterangan :
pemakaian Jamkerja mesin μ = rata-rata
rata rasio tiap kriteria yang
diukur
c. Kriteria 3 adalah produktivitas
produktivi lama
n = jumlah data
hari giling xi = rasio tiap kriteria
2. Perhitungan rasio performance 5. Penentuan nilai produktivit
produktivitas terburuk
Performance produktivitas yang (skor 0)
dicapai perusahaan diperoleh dari rasio tiap Skor 0 merupakan nilai
kriteria pertahun yang akan diukur produktivitas terburuk yang mungkin terjadi
3. Penentuan target sasaran akhir (skor 10) di perusahaan. Nilai pada skor 0 diperoleh
Skor 10 merupakan nilai produktivitas dari nilai BKB (Batas Kendali Bawah) yang
yang diharapkan atau sasaran yang ingin merupukan batas produktivitas minimal yang
dicapai perusahaan. Nilai dari skor 10 mungkin dicapai oleh perusahaan dari ti tiap
diperoleh dari BKA (Batas Kendali Atas) kriteria produktivitas. Rumus BKB adalah :
yang merupakan batas produktivitas maksimal BKB = μ – k.σ
yang mungkin dicapai perusahaan dari tiap
criteria produktivitas.
82 Pengukuran dan analisis produktivitas...(R.Faridz, dkk).

6. Penentuan produktivitas realistis (skor 1- Evaluasi Produktivitas


2 dan skor 4-9 ) Evaluasi produktivitas dilakukan
Skor 1 dan 2 didapat dari dari setelah pengukuran produktivitas. Evaluasi
interpolasi nilai pada skor 0 dan 3. Hasil dilakukan dengan cara membandingkan skor
interpolasi tersebut dijadikan sebagai interval yang dicapai tiap kriteria pengukuran dengan
skor 0 sampai skor 3. Skor 4-9 didapat dari mempertimbangkan bobot tiap kriteria untuk
interpolasi nilai pasa skor 3 dan 10. Hasil menentukan faktor yang mempengaruhi
interpolasi tersebut dijadikan sebagai interval produktivitas perusahaan pada periode yang
antara skor 3 sampai skor 10. diukur.
7. Perhitungan score, weight, dan value Setelah mengevaluasi penyebab yang
mempengaruhi produktivitas, maka diusulkan
Skor (score) adalah level yang
perbaikan terhadap produktivitas untuk
menunjukkan keberadaan nilai pengukuran
periode yang akan datang. Perbaikan
(performance) produktivitas. Nilai ini
produktivitas ini dilakukan dengan cara
diperoleh dengan mengikuti peraturan, yaitu :
memberikan usulan berupa jumlah pemakaian
bila nilai performance lebih rendah dari nilai
bahan baku, pemakaian jam kerja mesin,
performance pada skor tertentu, namun masih
pemakaian lama hari produksi yang tepat
lebih tinggi dari skor sebelumnya, maka nilai
untuk mewujudkan sasaran yang ingin dicapai
performance digolongkan pada skor
oleh pabrik, yaitu nilai produktivitas skor 10
sebelumnya.
tiap kriteria. Tapi pada penelitian ini, sasaran
Bobot (weight) adalah besarnya
yang dicapai oleh pabrik hanya sampai pada
bobot kepentingan tiap kriteria produktivitas
skor 5.
terhadap total produktivitas. Besarnya nilai
bobot tiap kriteria dilakukan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
mengolah data yang diperoleh melalui
Hasil Pengumpulan Data
wawancara dan penyebaran kuisioner
Data Jumlah Produk yang
kemudian diolah dengan menggunakan model
Dihasilkan dan Pemakaian Bahan Baku, Jam
analytical hierarchy process (AHP). Nilai
Kerja Mesin Serta Lama Hari Giling dapat
(value) merupakan hasil perkalian antara skor
dilihat pada Tabel 1.
dan bobot pada tiap criteria yang diukur.
8. Perhitungan performance indicator Hasil Pengolahan Data
Perhitungan performance 1. Rasio Performance
indicator terdiri dari tiga, yaitu : Rasio performance ini menunjukkan
1. Current adalah hasil pengukuran hasil aktual produktivitas yang dicapai pabrik
produkivitas periode sekarang yang dari tiap kriteria per tahun yang diukur.
diperoleh dengan menjumlahkan value terlihat bahwa pencapaian tertinggi rasio
tiap kriteria produktivitas yang diukur. performance untuk ketiga kriteria adalah pada
2. Previous adalah hasil pengukuran tahun 2007. Pencapaian rasio peformance
produktivitas periode sebelumnya. tertinggi ini menunjukkan bahwa pada tahun
3. Index adalah indikasi perubahan 2007 produktivitas pabrik baik karena ketiga
produktivitas yang terjadi pada kriteria rasio performancenya mengalami
perusahaan. Nilai index diperoleh dengan peningkatan. Pada tahun 2006 rasio
rumus : performancenya turun pada ketiga kriteria dan
Current - Previous pada tahun 2008 rasio performance turun
IP = x pada ketiga kriteria dan pada tahun 2009
100 % mengalami peningkatan kembali.
Previous
AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 83

Tabel 1. Data Jumlah Produk yang dihasilkan dam Pemakain Bahan Baku, Jam Kerja Mesin
serta Lama Hari Giling
Jumlah
Periode Produk Yang Bahan Baku Jam Kerja Lama Hari Giling
(Thn) dihasilkan (ton) Mesin (jam) (hari)
(ton)
2006 103.113,60 1.410.000 5490 235
2007 107.148,48 1.440.000 5634 240
2008 100.872,20 1.380.000 5310 230
2009 109.838,40 1.500.000 5760 250
Sumber: PG. Krebet Baru (2009)

Tabel 2. Hasil Rasio Performance


Periode
Rasio 2006 2007 2008 2009
Output terhadap pemakaian bahan baku 0,0731 0,0744 0,0731 0,0732
Output terhadap pemakaian jam kerja
18,7821 19,0182 18,9966 19,0692
mesin
Output terhadap lama hari giling 438,7813 446,452 438,5748 439,3536

2. Sasaran Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy) =


Penentuan Target Sasaran Akhir 
(Skor 10) Tiap Kriteria DA   100 %

1. Kriteria Bahan Baku
Tingkat ketelitian (Degree of Accuracy) =
 0 . 86 %

DA   100 % Tingkat keyakinan (Confident Level) =
 CL  100 %  DA
 0 . 682 %  99,14%
Tingkat keyakinan (Confident Level) = BKA    k .
CL  100 %  DA
 99,32%  440,7905  3.3,7887
BKA    k .  452,1566
Skor 10 merupakan nilai produktivitas
 0,0733  3.0,0005 yang diharapkan (sasaran akhir yang ingin
 0,0748 dicapai) pabrik. Nilai BKA untuk kriteria
2. Kriteria Jam Kerja Mesin bahan baku sebesar 0,0748 mempunyai arti
Tingkat Ketelitian (Degree of Accuracy) bahwa nilai produktivitas yang ingin dicapai
 pabrik untuk kriteria bahan baku sebesar
= DA   100 % 0,0748. Sedangkan untuk kriteria jam kerja

mesin nilai produktivitas yang diharapkan
= 0,668 %
adalah 19,3466 dan kriteria lama hari giling
Tingkat keyakinan (Confident Level) =
produktivitas yang diharapkan adalah
CL  100 %  DA 452,1566.
 99,332%
BKA    k . Penentuan Nilai Produktivitas Realistis
 18,9665  3.0,1267 Terburuk (Skor 0) Tiap Kriteria
= 19,3466 Tahap pengolahan data yang dilakukan
3. Kriteria Lama Hari Giling untuk memperoleh nilai BKB sama seperti
tahap yang dilakukan untuk memperoleh
84 Pengukuran dan analisis produktivitas...(R.Faridz, dkk).

BKA, yaitu menghitung tingkat ketelitian


(Degree of Acuracy = DA) dan tingkat 3. Skor, nilai dan bobot
keyakinan (Confident Level = CL) kemudian Tabel 3. Hasil Pembobotan Tiap Kriteria
menghitung nilai BKB tiap kriteria. Nilai DA Produktivitas
dan CL pada penentuan nilai BKA dan BKB Kriteria Bobot
sama sehingga nilai BKB dapat langsung
dihitung, yaitu : Produktivitas Bahan Baku 0,42
1. Kriteria Bahan Baku Produktivitas Jam Kerja 0,33
BKA    k . Mesin
= 0,0733 – 0,0015 Produktivitas Lama Hari 0,25
= 0,0718 Giling
2. Kriteria Jam Kerja Mesin Perhitungan score, value, dan
BKA    k . performance indicator dilakukan sesuai aturan
yang tercantum pada bab III.
= 18,9665 – 0,3801
= 18,5864 Evaluasi Produktivitas
3. Kriteria Lama Hari Giling Evaluasi masing-masing criteria
BKA    k . produktivitas
= 440,7905 – 11, 3661 1. Produktivitas Pemakaian Bahan Baku
= 429,4244
Pencapaian Skor Pemakaian Bahan
Interval antara Skor 0 sampai 3 dan Baku dapat dilihat pada Tabel 4.
Interal antara Skor 3 sampai 10 dari Tiap
Kriteria Tabel 4. Pencapaian skor pemakaikan bahan
1. Interval antara skor 0 sampai 3 : baku
a. Kriteria Bahan Baku Periode Performansi Skor
Interval 0-3 2006 0,0731 2
0,0733  0,0718 2007 0,0744 8
=  0,0005 2008 0,0731 2
3
b. Kriteria Jam Kerja Mesin 2009 0,0732 2
Interval 0-3 Pencapaian skor tertinggi untuk pemakaian
bahan baku hanya pada skor 8, yaitu pada
18,9665  18,5864
=  0,1267 tahun 2007. Pada tahun 2006, 2008, dan tahun
3 2009 pencapaian skor untuk pemakaian bahan
c. Kriteria Lama Hari Giling baku sama yaitu pada skor 2. Pencapaian skor
Interval 0-3 yang masih rendah tersebut diakibatkan oleh
440,7905  429,4244 tingkat kebersihan tebu.
=  3,7887
3
2. Interval antara skor 3 sampai 10 : 2. Produktivitas pemakaian jam kerja mesin
a. Kriteria Bahan Baku Pencapaian skor pemakaian jam
Interval 3-10 kerja mesin dapat dilihat pada Tabel 5.
0,0748  0,0733
=  0,0002 Tabel 5. Pencapaian Skor Pemakaian Jam
7 Kerja Mesin
b. Kriteria Jam Kerja Mesin Periode Peformansi Skor
Interval 3-10 2006 18,2826 1
19,3466  18,9665 2007 18,6022 3
=  0,0543
7 2008 18,2739 3
c. Kriteria Lama Hari Giling 2009 18,3064 4
Interval 3-10 Pencapaian skor yang dicapai dalam
452,1566  440,7905 pemakaian jam kerja mesin menunjukkan
=  1,6237 bahwa pabrik mempunyai nilai produktivitas
7 pada awal periode pengukuran di bawah nilai
AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 85

produktivitas yang telah dicapai saat ini (skor berdasarkan pada pencapaian produktivitas
3). Pada tahun berikutnya, nilai periode terakhir, yaitu tahun 2009 karena
produktivitasnya naik mencapai skor 3. usulan perbaikan diajukan untuk memperbaiki
Pencapaian skor tersebut menunjukkan pabrik produktivitas pada tahun berikutnya.
sudah melakukan usaha perbaikan agar Data yang didapatkan pada tahun 2009 adalah
pamakaian jam kerja mesin dapat lebih efisien sebagai berikut:
dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2008 Jumlah produk : 109.838,4 ton
produktivitas pabrik konstan pada skor 3 dan Jumlah bahan baku : 1.500.000 ton
pada 2009 skor pencapaian produktivitas Jumlah jam kerja mesin : 5760 jam
kembali mengalami kenaikan hingga berada Lama hari giling : 250 hari
pada skor 4. Usulan perbaikan produktivitas yang
dilakukan meliputi perbaikan produktivitas
3. Produktivitas lama hari giling bahan baku, jam kerja mesin serta lama hari
Pencapaian skor lama hari giling giling. Perbaikan produktivitas dalam
dapat dilihat pada Tabel 6. pemakaian bahan baku adalah
mengefisiensikan pemakaian bahan baku
Tabel 6. Pencapaian Skor Lama Hari Giling. hingga dapat mencapai nilai produktivitas
Periode Peformansi Skor dengan skor 5.
2006 438,7813 2 Cara tersebut adalah sebagai berikut:
2007 446,4520 6 Jumlah bahan baku= jumlah produk (ton)
2008 438,5748 2 Nilai skor 5 (ton/ton)
2009 439,3540 2 = 109.838,4
Pencapaian skor yang dicapai dalam 0,0737
pemakaian lama hari giling mempunyai nilai
skor yang hampir sama seperti pada = 1.490.344,64
pencapaian skor pada kriteria pemakaian
bahan baku. Terlihat bahwa pencapaian skor Berdasarkan perhitungan tersebut,
tertinggi untuk pemakaian lama hari giling maka untuk menghasilkan gula sebanyak
hanya pada skor 6, yaitu pada tahun 2007. 109.838,4 ton per tahun diperlukan
Pada tahun 2008 dan 2009 pencapaian 1.490.344,64 ton tebu. Berdasarkan kondisi
produktivitas mengalami penurunan kembali awal tahun 2009, PG. Krebet Baru
yaitu berada pada skor 2. Pencapaian skor menggunakan tebu sebanyak 109.838,4 ton.
yang masih rendah tersebut dipengaruhi oleh Dengan demikian tebu yang tidak
pasokan bahan baku. dimanfaatkan secara efisien sebanyak 9655,36
ton.
Perbaikan produktivitas dalam
Evaluasi Produktivitas total pemakaian jam kerja mesin adalah
Evaluasi ini untuk mengetahui sejauh mengefisiesikan pemakaian jam kerja hingga
mana tingkat produktivitas total yang dicapai dapat mencapai nilai produktivitas dengan
pabrik. skor 5. Cara yang digunakan adalah
menentukan jumlah jam kerja mesin yang
Tabel 7.Hasil Pengukuran Produktivitas Total optimal untuk menghasilkan gula. Cara
Produktivitas Total tersebut sebagai berikut:
Periode Index
Current Previous
2006 1,67 - - Jumlah Produk (ton)
Jumlah jam =
2007 5,85 1,67 250,29% kerja mesin Nilai skor 5 (ton/ton)
2008 2,33 5,85 -60,17%
2009 2,66 2,33 14,16 109.838,4
= 19,0751
Usulan Perbaikan Produktivitas
Perbaikan produktivitas diusulkan = 5758,21 jam
setelah mengetahui produktivitas yang dicapai
oleh perusahaan. Perbaikan dilakukan
86 Pengukuran dan analisis produktivitas...(R.Faridz, dkk).

Berdasarkan perhitungan tersebut, produktivitas jam kerja mesin mengalami


maka untuk menghasilkan gula sebanyak peningkatan.
109.838,4 Rencana usulan perbaikan untuk
ton per tahun diperlukan 5758,21 jam kerja peningkatan produktivitas di PG. Krebet Baru
mesin. Berdasarkan kondisi awal tahun 2009, adalah mengusulkan pemakaian bahan baku,
PG. Krebet Baru menggunakan 5760 jam jam kerja mesin dan lama hari giling untuk
kerja mesin untuk menghasilkan gula menghasilkan produktivitas dengan skor 5.
sebanyak 109.838,4 ton. Dengan demikian Untuk menghasilkan produk sebanyak
jam kerja mesin yang tidak dimanfaatkan 109.838,4 ton per tahun diperlukan tebu
secara efisien sebanyak 1,79 jam. sebanyak 5758,20 jam dan hari giling selama
Perbaikan produktivitas dalam 248 hari.
pemakaian lama hari giling adalah
mengefisiensikan pemakaian lama hari giling Saran
hingga dapat mencapai nilai produktivitas 1. Perlu kriteria tambahan bila sasaran
dengan skor 5. Cara tersebut adala sebagai pabrik untuk meningkatkan produktivitas
berikut. lebih banyak. Misalnya kriteria jumlah
Lama Hari Giling = Jumlah Produk (ton) jam kerusakan mesin, kriteria rendemem
Nilai skor 5 (ton/ton) yang didapat.
2. Pabrik perlu melakukan pengukuran
= 109.838,4 produktivitas secara kontinyu tiap tahun
sehingga efisiensi pemakaian input dan
444,0379 efektifitas dalam mencapai tujuan dapat
seimbang
= 247,4 = 248 hari
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan perhitungan tersebut, Gaspersz V. 2000. Manajemen Produktivitas
maka untuk menghasilkan gula sebanyak Total: Strategi Peningkatan
109.838,4 ton per tahun diperlukan hari giling Produktivitas Bisnis Global. Jakarta:
sebanyak 248 hari. Berdasarkan kondisi awal PT. Gramedia Pustaka Utama.
tahun 2009, PG. Krebet Baru menyelesaikan Herjanto A. 1999. Produktivitas, dan
gling selama 250 hari. Hari giling pada tahun Profitabilitas. Jakarta : Penerbit
2009 ini lebih sebanyak 2 hari dari teori Cakrawala.
sebenarnya. Mali P.1978. Pengukuran Produktivitas Total.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
KESIMPULAN DAN SARAN Masduki H. 2004. Manajemen Produktivitas
Kesimpulan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia
Hasil pengukuran produktivitas PG. Pustaka Utama.
Krebet Baru adalah sebesar 1,67 pada tahun Rahandi 2004. Sistem Produktivitas. Jakarta :
2006, naik menjadi 5,85 pada tahun 2007 PT. Gramedia Pustaka Utama.
dengan indeks 250,28. Tahun 2008 turun Rahmat A. 2003. Swasembada Gula
kembali menjadi 2,33 dengan indeks -60,17. Mungkinkah. http://www.google.com.
Produktivitas tersebut naik kembali menjadi [Tanggal akses 15 Oktober 2010].
2,66 pada tahun 2009 dengan indeks 14,16. Sadikin FX. 2005. Tip dan Trik Meningkatkan
Produktivitas PG. Krebet Baru Malang Efisiensi, Produktivitas, dan
mengalami peningkatan pada tahun 2007. Profitabilitas. Jakarta : Andi.
Produktivitas bahan baku memberikan Saefullah A. 2007. Agar Petani Menikmati
kontribusi terbesar untuk peningkatan Manisnya Gula. Andreas Viclund.
produktivitas. Pada tahun 2008 produktivitas Blog.at Wordpress.com. Cirebon.
pabrik turun. Penurunan ini diakibatkan oleh [Tanggal akses 5 Oktober 2010].
produktivitas bahan baku dan lama hari giling Sinungan S. 2003. Produktivitas. Jakarta: PT.
menurun. Tahun 2009 produktivitas pabrik Gramedia Pustaka Utama.
naik. Kenaikan ini diakibatkakn oleh
AGROINTEK Volume 5, No. 2 Agustus 2011 87

Sumanth DJ. 2000. Productivity Engineering Riset Perkebunan Indonesia.


and Management. New York Jakarrta. www.google.com.
:McGraw Hill Book Company. [Tanggal akses 1 Februari 2011]
Susila W. 2005. Peningkatan Efisiensi Wahid 2004. Peningkatan Efisiensi
Industri Gula NASIONAL Melalui Produktivitas. Jakarta: Universitas
Perbaikan Sistem Bagi Hasil Indonesia Press.
antara Petani dan PG. Lembaga

You might also like