You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PENGELOLAAN


PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) BPJS KESEHATAN PADA
DOKTER KELUARGA DI KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN 2016

Sarmaulina Sitompul, Chriswardani Suryawati, Putri Asmita Wigati


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: sarmaulinatompul.sl@gmail.com

Abstract : Chronic Disease Management Program (Prolanis) is a program of The


National Health Care Security (BPJS) to manage chronic diseases namely
diabetes mellitus and hypertension in patients to prevent complications, improve
the quality of life and health insurance financial effectively and efficiently. Based
on the evaluations in 2016, BPJS deficits due to claims and capitation's
inflammation fees in 2015. Pekalongan is a region in Central Java Province with
the number of cases of hypertension ranks first while type 2 diabetes mellitus
ranks second around in 2015. The aim of this study was to determine the
implementation Prolanis family doctor in Pekalongan. The research method used
by the writer is a qualitative method. The data was obtained from a document
review and in-depth interviews. The writer analyzes 16 the informants consisting
of family doctors, staffs of MPKP BPJS, the head of KLOK and prolanis
participants. The data is presented in narrative form and matrix interview. The
result showed that only five doctors who own the Prolanis club of the 18 family
doctors in Pekalongan. From 7 activities, there are only 4 activities which had
been done, that are health counseling, health checks, gymnastics prolanis and
drug delivery. This happens because the limited human resources and funds.
Moreover, unavailability of drugs frequently happen. The activities management
is different because there is no SOP for the prolanis activities and the
implementation of monitoring and evaluation is not optimal.

Keywords : BPJS Health, Prolanis, Family Doctor


literature : 41, (1945-2016)

PENDAHULUAN oleh Pemerintah Indonesia.


Pemerintah Indonesia menyatakan
Berdasarkan UU No 36 tahun bahwa Program Jaminan Kesehatan
2009 tentang Kesehatan juga Nasional adalah suatu program
ditegaskan bahwa setiap orang pemerintah dan masyarakat dengan
mempunyai hak yang sama dalam tujuan memberikan kepastian
memperoleh akses atas sumber jaminan kesehatan yang menyeluruh
daya dibidang kesehatan dan bagi setiap rakyat Indonesia agar
memperoleh pelayanan kesehatan penduduk Indonesia dapat hidup
yang aman, bermutu dan terjangkau. sehat, produktif, dan sejahtera.1
Sebagai upaya untuk dapat
melaksanakan amanat tersebut, Dalam rangka meningkatkan
Didalam Naskah Akademik UU status kesehatan masyarakat serta
SJSN tahun 2004 yang dikeluarkan menyukseskan program jaminan

145
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sosial bidang kesehatan, sesuai promotif dan preventif untuk


dengan Peraturan Presiden Nomor menjaga masyarakat tetap sehat.
12 Tahun 2013 tentang Jaminan
Kesehatan Pasal 21 Ayat 1, salah Fenomena tingginya kasus
satu manfaat yang didapatkan oleh diabetes melitus dan hipertensi di
peserta BPJS Kesehatan yaitu Pekalongan juga didukung dengan
pelayanan kesehatan promotif dan data evaluasi BPJS Kesehatan
preventif, salah satunya ialah Kantor Cabang Pekalongan pada
Prolanis. 2 bulan Oktober 2015. Data tersebut
menggambarkan penyakit diabetes
Prolanis adalah suatu sistem melitus menduduki peringkat ke 2
pelayanan kesehatan dan dengan jumlah kasus 2,093
pendekataan proaktif yang sedangkan hipertensi berada di
dilaksanakan secara integritas yang peringkat pertama dengan jumlah
melibatkan peserta, fasilitas kasus 2,314. 5
kesehatan tingkat pertama, dan
BPJS Kesehatan. Penyakit yang Berdasarkan studi pendahuluan,
termasuk kedalam Prolanis adalah Di Kabupaten Pekalongan terdapat
hipertensi dan diabetes melitus tipe 18 dokter keluarga. Pelaksanaan
2.3 Pada pelaksanaan Prolanis, Prolanis belum berjalan secara
salah satu fasilitas kesehatan optimal disebabkan karena sering
pratama yang berperan dalam terjadi kekosongan obat, program
menjalankan program ini adalah rujuk balik yang tidak berjalan
dokter keluarga. secara optimal, serta pendidikan
masyarakat masih rendah dan
Dua tahun pelaksanaan JKN pengetahuan masyarakat tentang
oleh BPJS Kesehatan ternyata Prolanis juga masih rendah
masih banyak menemui kendala, sehingga masyarakat yang terdaftar
salah satunya adalah defisit di FKTP dokter keluarga masih
anggaran BPJS Kesehatan. Pada sedikit, hal tersebut menyebabkan
tahun 2015 BPJS Kesehatan dokter keluarga tidak dapat
mengalami defisit sekitar 5,58 membuat klub, karena Peserta klub
Triliyun, hal tersebut disebabkan tidak sesuai dengan ketentuan untuk
karena tingginya klaim yang harus membuat klub yaitu minimal 20
dibayarkan tidak bisa ditutupi oleh orang dan jumlah petugas dokter
iuran peserta. Untuk menyiasatinya praktik dokter keluarga yang
BPJS Kesehatan mengajukan terbatas. Berdasarkan latar belakang
permohonan suntikan dana dari permasalahan yang telah diuraikan,
pemerintah sebesar Rp 5 Triliyun penelitian ini bertujuan untuk
dalam Anggaran Pendapatan dan menganalisis pelaksanaan program
Belanja Negara Perubahan (APBNP) pengelolaan penyakit kronis
2015 yang lalu. Namun dana (Prolanis) BPJS Kesehatan di
tambahan tersebut diperkirakan Kabupaten Pekalongan.
masih belum cukup untuk BPJS
Kesehatan menjalankan fungsinya METODE PENELITIAN
sebagai badan sosial. 4 Maka dari
itu, hal yang perlu dilakukan untuk Penelitian ini menggunakan
mengatasi defisit yang dialami metode kualitatif dengan desain
BPJS, alternatif salah satunya cross sectional study. Pengumpulan
adalah mengedepankan upaya data primer kualitatif dengan

146
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

menggunakan teknik wawancara cukup. Sedangkan untuk kegiatan


mendalam dan data sekunder reminder (sms gateway) baru 2
diperoleh melalui telaah dokumen. dokter yang melaksanakan.
Subjek dalam penelitian ini adalah Kegiatan home visit kepada
dokter umum yang peserta belum terlaksana sama
menyelenggarakan dokter praktik sekali. Hal ini disebabkan karena
perorangan di Kabupaten kurangnya SDM untuk melakukan
Pekalongan dan Petugas kunjungan ke rumah-rumah
Manejemen Pelayanan Kesehatan peserta yang cukup jauh.
Primer (MPKP) BPJS Kesehatan KC b. Sarana Prasarana
Pekalongan dan Kepala KLO Fasilitas yang menunjang
Kabupaten Pekalongan. Sedangkan kegiatan Prolanis yaitu tempat
informan triangulasi 7 peserta penyuluhan, media penyuluhan,
prolanis dari dokter keluarga. tempat senam, sound system,
Analisis data meliputi analisis layar LCD dan proyektor, serta
dengan menggunakan analisis isi alat-alat medis untuk melakukan
(content analisis) dengan melakukan pemeriksaan peserta prolanis.
wawancara mendalam melalui Ada 2 dokter keluarga belum
informan utama sedangkan memiliki tempat yang layak untuk
wawancara triangulasi digunakan melakukan kegiatan senam.
untuk mengkroscek kebenaran data Empat dokter keluarga yang
dari wawancara mendalam dengan sudah melaksanakan Prolanis
informan utama. menyatakan bahwa tidak ada
aturan yang mengatur tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN standar fasilitas yang disediakan
untuk menunjang kegiatan
1. Input prolanis dari pihak BPJS
a. Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Pada aspek kuantitas c. Ketersediaan dana
sumber daya manusia untuk
pelaksanaan Prolanis pada BPJS Pembiayaan kegiatan Prolanis
Kesehatan untuk melakukan yang mencakup
monitoring dan evaluasi, edukasi/konsultasi medis,
sementara ini masih kurang. reminder (sms gateway), aktivitas
Dimana masih ditemukan klub, pemantauan kesehatan,
penggandaan tugas. Dampak pemberian obat, home visit,
kurangnya SDM dari staff MPKP mentoring sudah diatur di dalam
terkhusus untuk pelaksanaan PMK No.59 Tahun 2014 tentang
Prolanis yaitu tidak adanya jadwal Standar Tarif Pelayanan
khusus untuk melakukan Kesehatan dalam
monitoring evaluasi. Pada aspek Penyelenggaraan Program
kualitas SDM sudah cukup yaitu Jaminan Kesehatan.6
minimal S1. Berdasarkan informasi yang
Aspek kuantitas sumber daya didapat dari informan utama
manusia yang ada pada 3 dokter diketahui bahwa pelaksanaan
yang sudah memiliki klub. Untuk Prolanis di dokter keluarga
aktivitas Edukasi/konsultasi selama ini dibiayai oleh BPJS
medis, aktivitas klub, pemantauan Kesehatan diluar dana kapitasi,
kesehatan dan pemberian obat namun pada bulan Februari 2016
kepada peserta sementara ini sampai bulan Juni 2016 dana

147
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang dari BPJS belum diturunkan langsung bisa melalui


oleh BPJS Kesehatan. Selama ini telepon/sms.
klub Prolanis selalu membayar Pembagian tugas antara
iuran sebesar Rp.20.000- dokter keluarga dan BPJS
Rp.40.000 setiap bulannya dan Kesehatan sudah ada, dimana
dikelola sendiri oleh pengurus BPJS Kesehatan sebagai
kelompok. penjamin dana dan melakukan
monitoring evaluasi, namun pada
d. SOP hasil di lapangan BPJS
Berdasarkan Buku Praktis Kesehatan belum melaksanakan
Pedoman Pelaksanaan Prolanis tugasnya dengan baik, yaitu
kegiatan yang menjadi bagian hanya sebagai penjaminan dana.
dari Pelaksanaan Prolanis Dokter keluarga sebagai
meliputi aktivitas pelaksana kegiatan Prolanis
edukasi/konsultasi medis, home namun belum melaksanakan
visit, reminder, aktivitas klub, tugas dengan baik, seperti belum
pemantauan status kesehatan, semua dokter keluarga
pembagian obat secara rutin, dan melaksanakan 7 kegiatan
mentoring oleh dokter spesialis.3 Prolanis. Pembagian tugas antara
Setelah dua tahun pelaksanaan dokter keluarga, staff serta
Prolanis beluma ada SOP. peserta Prolanis yang sudah
2. Proses memiliki klub sudah sesuai
a. Perencanaan dengan latar belakang pendidikan
Dalam perencanaan sumber dan kemampuan masing-masing
daya manusia di dokter keluarga, petugas, pendelegasian tugas
hanya ada satu dokter yang dan wewenang juga sudah
sudah melakukan perencanaan. sesuai.
Perencanaan yang dilakukan c. Pelaksanaan
dokter keluarga tersebut adalah 1) Konsultasi Medis peserta
dengan cara menambah staff Prolanis :
untuk membantu pelaksanaan Pelaksanaan konsultasi medis
Prolanis, seperti ahli gizi dan pada 7 dokter keluarga sudah
promotor kesehatan. Dampak dari terlaksana namun belum
tidak adanya perecanaan SDM optimal. Hasil penelitian di
yaitu sering terjadinya lapangan semua dokter
penggandaan tugas dan ketidak keluarga yang sudah memiliki
jelasan tupoksi. klub mempunyai jadwal
b. Pengorganisasian konsultasi medis yang sudah
Aspek pengorganisasian disepakati, sedangkan dokter
dapat dilihat bahwa koordinasi keluarga yang belum memiliki
antara dokter keluarga dan BPJS klub (belum melaksanakan
Kesehatan belum optimal, ada kegiatan Prolanis) menyatakan
rapat pertemuan tiga bulan sekali tidak ada jadwal konsultasi
tetapi tidak berjalan secara rutin yang disepakati antara peserta
dan tidak terjadwal. Komunikasi dan dokter keluarga. Kegiatan
antara dokter keluarga dan BPJS konsultasi medis yang
Kesehatan dapat dilakukan dilakukan yaitu menyampaikan
dengan cara komunikasi keluhan-keluhan peserta
langsung dan komunikasi tidak kepada dokter keluarga.
2) Edukasi

148
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Pelaksanaan edukasi pada 4) Reminder melalui sms


semua dokter keluarga sudah gateway
terlaksana, 4 dokter sudah Pelaksanaan reminder melalui
melaksanakan sesuai dengan sms gateway pada 7 dokter
buku panduan praktis Prolanis keluarga yang melaksanakan
yaitu dengan membentuk hanya 2 dokter, sedangkan 5
kelompok prolanis, sedangkan dokter belum melaksanakan.
3 dokter belum optimal dalam Dua dokter keluarga yang
pelaksanaan edukasi yaitu sudah melaksanakan kegiatan
dengan edukasi secara reminder dapat dilihat dari
personal kepada peserta tersampaikannya reminder
Prolanis. Dari 18 dokter jadwal konsultasi peserta ke
keluarga di Kabupaten masing-masing peserta.
Pekalongan hanya 5 dokter 5) Home visit
keluarga yang sudah memiliki Pelaksanaan home visit pada
klub dan menjalankan kegiatan dokter keluarga sampai saat ini
edukasi. belum terlaksana. Berdasarkan
3) Aktivitas klub buku panduan Praktik Prolanis
Dokter keluarga yang ada di tujuan home visit untuk
Kabupaten Pekalongan mengedukasi keluarga peserta
berjumlah 18 orang, dimana agar pengobatan bisa diawasi
yang baru memiliki klub hanya dan berjalan dengan baik,
5 dokter keluarga. Hal ini sehingga berdampak langsung
dikarenakan jumlah pasien terhadap kondisi peserta
prolanis yang mau bergabung melalui home visit.3
dengan klub Prolanis belum 6) Pemantauan kesehatan
cukup, hal tersebut disebabkan Berdasarkan buku panduan
karena kurangnya kesadaran praktis Prolanis, Pemantauan
dari pasien Prolanis untuk ikut status kesehatan dilakukan
kegiatan klub. Maka dari itu oleh dokter keluarga kepada
dokter keluarga diharapkan peserta yang terdaftar.
mampu meningkatkan Kegiatan pemantauan
sosialisasi kegiatan Prolanis kesehatan meliputi
pada pasien, agar pasien mau pemeriksaan tekanan darah,
bergabung dalam kegiatan pemeriksaan gula darah dan
Prolanis. Aktivitas klub pada pengukuran berat badan.
dokter keluarga terdiri dari Pemeriksaan gula darah
senam prolanis sebulan empat dilakukan oleh laboratorium
kali setiap hari minggu dengan yang bekerjasama dengan
instruktur berasal dari BPJS Kesehatan.3
instruktur formal dan peserta Berdasarkan hasil penelitian di
Prolanis yang memiliki lapangan sudah sesuai
kemampuan dalam memimpin dengan ketentuan yang telah
senam sehat untuk lansia. tertuang di buku panduan
Selain itu kegiatan lain berupa praktis Prolanis.
kegiatan sosial dalam kegiatan 7) Pelayanan obat
Prolanis, pembuatan seragam Kegiatan pelayanan obat
antara anggota, dan kegiatan peserta Prolanis berlangsung
resfreshing berupa kegiatan pada saat penyuluhan. Obat
wisata. rujuk balik disediakan oleh

149
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

apotek jejaring BPJS pertemuan 3 bulan sekali


Kesehatan, sedangkan obat tidak rutin dan tidak
pendukung disediakan oleh terjadwal. Jika terjadi
dokter keluarga, dan sering permasalahan pelaksanaan
terjadi kekosongan obat di Prolanis di dokter keluarga
apotek jejaring BPJS baru pihak BPJS melakukan
Kesehatan. intervensi terhadap dokter
8) Mentoring dokter spesialis keluarga.
terhadap FKTP 3. Aspek Output
Mentoring Faskes Primer oleh Output dalam sistem
Dokter Spesialis. Kegiatan pelayanan kesehatan adalah
mentoring faskes primer oleh produk pelayanan, berupa
dokter spesialis menurut cakupan pelayanan kesehatan.
informasi dari informan utama Penampilan ini apabila tidak
belum pernah terlaksana. sesuai dengan standar yang telah
d. Aspek penilaian ditetapkan maka pelayanan
Langkah-langkah kesehatan yang diselenggarakan
pengawasan adalah memeriksa, bukan pelayanan kesehatan yang
mengecek, menginspeksi, bermutu. 8
mengendalikan, mengatur, dan Berdasarkan hasil penelitian
mencegah sebelum terjadi di lapangan kegiatan prolanis
kegagalan. 7 yang sudah terlaksana di dokter
1) Pembuatan laporan keluarga yang sudah memiliki
Berdasarkan wawancara klub yaitu edukasi/konsultasi
yang diperoleh di lapangan medis yang dilakukan oleh dokter
diketahui bahwa pada dokter keluarga sebulan sekali,
keluarga pelaporan kegiatan pemantauan kesehatan sebulan
Prolanis yang seharusnya sekali, aktivitas klub seperti
diberikan sebulan sekali, senam dilakukan seminggu
tetapi masih ada yang lebih sekali, pelayanan obat yang
dari sebulan dan bahkan ada dilakukan secara rutin oleh dokter
yang tidak melaporkan. keluarga sedangkan untuk
Pengumpulan SPJ yang kegiatan reminder (sms gateway)
digabung sekaligus tidak baru dilaksanakan oleh dua
sesuai dengan peraturan dokter keluarga dan untuk
yang ditetapkan oleh BPJS kegiatan home visit dan
Kesehatan dimana maksimal mentoring faskes primer oleh
pelaporan adalah 14 hari. dokter spesialis pengampu belum
2) Monitoring dan evaluasi terlaksana.
Cara monev yang dilakukan
BPJS Kesehatan yaitu KESIMPULAN DAN SARAN
dengan melihat laporan
bulanan kegiatan Prolanis Kesimpulan
dan pertemuan 3 bulan sekali
tetapi berdasarkan temuan di Kesimpulan yang dapat penulis
lapangan BPJS Kesehatan uraikan berdasarkan hasil penelitian
melakukan monev hanya dan pembahasan adalah sebagai
berdasarkan data laporan berikut :
kegiatan Prolanis dokter
keluarga sedangkan 1. Aspek Input.

150
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

a. Sumber daya manusia monitoring evaluasi masih perlu


1) BPJS Kesehatan : MPKP diperbaiki dan ditingkatkan.
BPJS Kesehatan di BPJS Dokter keluarga : Untuk
Kesehatan KC. Pekalongan perencanaan SDM di dokter
untuk kegiatan monitoring keluarga, satu dokter keluarga
evaluasi belum cukup, karena sudah merencanakan SDM
beban kerja yang cukup tinggi untuk kegiatan Prolanis, seperti
sehingga sering terjadi adanya 1 ahli gizi, 1 promotor
penggandaan tugas. Tingkat kesehatan, 1 perawat dan 1
pendidikan staff BPJS semua admin Prolanis.
sudah berlatar belakang S1. b. Perencanaan anggaran
2) Jumlah pelaksana Prolanis di Perencanaan dana BPJS
dokter keluarga, yang sudah Kesehatan : Melalui rencana
memiliki club sudah cukup. kerja anggaran yang diusulkan
Tingkat pendidikan staff dokter ke bagian umum lewat rapat tim
sudah sesuai dengan BPH. Sementara ini dana yang
kualifikasi yang diperlukan. ditanggung oleh BPJS
b. Sumber dana Kesehatan untuk pelaksanaan
Dana kegiatan Prolanis Prolanis yaitu hanya untuk
merupakan dana khusus non aktivitas klub.
kapitasi yang diberikan kepada c. Perencanaan sarana prasarana
dokter keluarga setelah dokter Perencanaan sarana dan
keluarga melaporkan SPJ Prasarana untuk kebutuhan
kegiatan Prolanis. Dana klub kegiatan Prolanis itu
juga bersumber dari iuran direncanakan oleh pihak dokter
peserta Prolanis setiap bulan keluarga sendiri, tidak ada
sebesar Rp. 20.000 – bantuan dari BPJS Kesehatan
Rp.40.000. dan tidak ada ketentuan layak
c. Sarana Prasarana atau tidak layaknya sarana dan
Sarana dan Prasarana yang prasarana Prolanis.
disediakan untuk menunjang d. Perencanaan meningkatkan
kegiatan Prolanis disesuaikan pengetahuan dan kemampuan
dengan kemampuan dan SDM
ketersediaan sarana di dokter Merencanakan untuk melakukan
keluarga, dan tidak ada simposium, penyuluhan dan
ketentuan layak atau tidak layak pertemuan workshop 3 bulan
dari BPJS Kesehatan. Ada 2 sekali pada saat pertemuan
dokter keluarga tidak memiliki dengan semua dokter keluarga
tempat untuk melakukan dengan mendatangkan dokter
penyuluhan dan senam, spesialis.
sehingga dokter tersebut e. Tindak lanjut pertemuan untuk
meminjam aula puskesmas atau evaluasi perencanaan, jika ada
halaman sekolah. masalah langsung ditangani
d. SOP setiap minggu sedangkan untuk
Belum ada SOP kegiatan evaluasi bersama dokter
Prolanis. keluarga direncanakan adanya
2. Aspek perencanaan pertemuan 3 bulan sekali.
a. Perencanaan SDM Berdasarkan yang ditemukan di
BPJS Kesehatan : Pada aspek lapangan pertemuan 3 bulan
perencanaan untuk kegiatan

151
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

sekali tidak rutin dan tidak saat ada kendala di lapangan


terjadwal. masih kurang.
3. Aspek pengorganisasian 4. Pelaksanaan Prolanis
a. Pembagian tugas a. Edukasi / Konsultasi Medis
(1) Pembagian tugas antara Edukasi / konsultasi Medis pada
dokter keluarga dan BPJS ke 4 dokter keluarga yang
Kesehatan sudah ada, namun sudah memiliki klub adalah
pada hasil di lapangan BPJS penyuluhan kelompok, dari ke-4
Kesehatan belum dokter, 3 dokter menjalankan
melaksanakan tugasnya penyuluhan kelompok sebulan
dengan baik, yaitu hanya sekali dan 1 dokter menjalankan
sebagai penjaminan dana. penyuluhan kelompok 2 kali.
(2) Pembagian tugas antara Tiga dokter yang belum memiliki
dokter keluarga, staff serta klub/belum melaksanakan
peserta Prolanis yang sudah prolanis kegiatan
memiliki klub sudah sesuai edukasi/konsultasi medis
dengan latar belakang dilakukan apabila peserta
pendidikan dan kemampuan prolanis berkunjung ke tempat
masing-masing petugas, praktik dokter keluarga.
pendelegasian tugas dan b. Pemantauan Kesehatan
wewenang juga sudah sesuai. Pemantauan kesehatan pada
Dokter keluarga yang belum ke-6 dokter keluarga berupa
melaksanakan prolanis (belum pemeriksaan GDS, GDP, dan
memiliki klub) tidak ada GD2PP oleh laboratorium yang
pembagian tugas. bekerja sama dengan BPJS
b. Koordinasi dan komunikasi Kesehatan. Pengukuran
1) Komunikasi yang terjalin tekanan darah dan berat badan
antara dokter keluarga dan oleh petugas pelaksana setiap
BPJS Kesehatan serta instansi sebulan sekali.
yang terlibat kerjasama c. Aktivitas klub
dengan BPJS Kesehatan Aktivitas klub pada ke-4 dokter
berupa pembuatan SPJ dan keluarga meliputi kegiatan
koordinasi yang dilakukan senam prolanis sebulan empat
ketika ada masalah di kali, sosial klub, pembuatan
lapangan. seragam dan kegiatan wisata
2) Komunikasi dan koordinasi setahun sekali.
terjalin melalui pertemuan d. Home visit
yang seharusnya tiga bulan Kegiatan home visit belum
sekali tetapi tidak terjadwal terlaksana.
dan tidak rutin. Komunikasi lain e. Reminder melalui SMS Gateway
melalui telepon/sms antara Reminder kegiatan belum
dokter keluarga dan BPJS berjalan secara optimal, masih
Kesehatan serta instansi yang banyak dokter keluarga yang
terlibat kerjasama dengan belum melaksanakannya.
BPJS Kesehatan. f. Pelayanan obat
c. Bentuk pendampingan Kegiatan pelayanan obat
Peran BPJS Kesehatan berupa peserta Prolanis berlangsung
pendampingan atau monitoring pada saat penyuluhan, sering
kegiatan yang dilakukan hanya terjadi kekosongan obat di

152
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

apotek jejaring BPJS dan kerjasama antar peserta


Kesehatan. Prolanis.
g. Mentoring Faskes Primer oleh
Dokter Spesialis DAFTAR PUSTAKA
Kegiatan mentoring faskes 1. Kementerian Kesehatan RI.
primer oleh dokter spesialis Undang – undang Republik
belum terlaksana. Indonesia no 40 tahun 2004
5. Aspek penilaian tentang Sistem Jaminan
Pembuatan pelaporan kegiatan Kesehatan Nasional ; 2004.
dibuat dalam bentuk SPJ, 2. BPJS Kesehatan. Peraturan
Pengumpulan terkadang tidak BPJS Kesehatan No. 211
tepat waktu sehingga Tahun 2014
menghambat klaim dana Prolanis. 3. BPJS Kesehatan. Buku
6. Aspek output Panduan Praktis Prolanis ;
Dari 7 dokter yang diteliti ada 4 2014. http.//bpjs-
dokter yang sudah melaksanakan kesehatan.go.id./bpjs/index.ph
kegiatan aktivitas klub. Dapat p.unduh/index/39 diakses pada
dilihat bahwa dari 7 kegiatan 20 Maret 2016
Prolanis hanya 4 kegiatan yang 4. Elisa Valenta Sari. BPJS
sudah dilaksanakan sesuai Kesehatan Mengaku tombok
dengan target capaian, yaitu Rp 5,85 Triliyun tahun ini.
edukasi/konsultasi medis, Jakarta;2015.
pemantauan kesehatan, aktivitas http://m.cnnindonesia.com/eko
klub dan pemberian obat. nomi/20151229135514-78-
Saran : 100942/bpjs-kesehatan-
a. Dokter keluarga. yang belum mengaku-tombok-rp-685-
memiliki klub membentuk klub triliyun-tahun-ini/ diakses pada
Prolanis, memanfaatkan SDM 18 april 2016
pelaksana Prolanis untuk 5. BPJS Kesehatan Kantor
kegiatan prolanis yang belum Cabang Pekalongan.2016.
berjalan optimal, melakukan Evaluasi oktober 2015 .
koordinasi rutin dengan BPJS 6. Permenkes (2014) Peraturan
Kesehatan, dan pelaporan Menteri Kesehatan
kegiatan Prolanis dengan tepat (Permenkes) Nomor 59.
waktu. Pedoman Pelaksanaan
b. BPJS Kesehatan. Membuat Program Jaminan Kesehatan
SOP Prolanis baik itu SOP Nasional. Jakarta:
teknis maupun administrasi, Kementerian Kesehatan
meningkatkan koordinasi dan Republik Indonesia; 2014.
komunikasi dengan DKK, 7. Syamsi, Ibnu. Pokok-Pokok
dokter keluarga, dan staff Organisasi dan Manejemen.
BPJS yang lainnya dan Jakarta : Rineka Cipta ;1994.
membayar klaim kegiatan 8. Azwar, Azrul. Pengantar
Prolanis dengan tepat waktu, Administrasi Kesehatan Edisi
pembenahan obat. Ke Tiga. Jakarta : PT.Binarupa
c. Bagi Peserta. Memiliki Aksara ; 1998.
kesadaran yang tinggi untuk
ikut serta kegiatan Prolanis,
dan membangun kekompakan

153

You might also like