You are on page 1of 19

BIOLOGY LAB REPORT

RESPIRASI SERANGGA & FOTOSINTESIS

Prepared by :

Ayu Desedtia

XII A 3

ACADEMIC YEAR

2010/2011
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum “Respirasi Serangga dan Fotosintesis”.
Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk ujian praktek mata pelajaran
Biologi di SMA Negeri 1 Bontang.

Dalam penulisan laporan praktikum ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan
ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada Ibu
Suyanik dan Sandra Cinta yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Bontang, Februari 2011

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Respirasi Serangga
Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1

Dasar Teori
A. Laju Respirasi 2
B. Respirometer 3
C. Kaitan antara Laju Respirasi dengan Aktifitas 3

Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan 4
B. Prosedur Praktikum 4

Hasil Pengamatan
A. Tabel Data 5
B. Analisa Data 5
C. Diskusi
Pertanyaan 5
Penyelesaian 6

Penutup
A. Kesimpulan 7
B. Saran 7

Fotosintesis
Pendahuluan
A. Latar Belakang 8
B. Tujuan 8

Kajian Pustaka
A. Fotosintesis 9
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis 9

Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan 10
B. Prosedur Praktikum 10

Hasil Pengamatan
A. Tabel Data 11
B. Analisa Data 11
C. Diskusi
Pertanyaan 12
Penyelesaian 13
Penutup
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Respirasi merupakan proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi. Respirasi dilakukan
oleh semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik sel tumbuhan maupun sel hewan, dan
manusia. Respirasi ini dilakukan baik siang maupun malam.

Pada praktikum ini akan mempelajari respirasi pada tumbuhan kecambah kacang hijau dan hewan
jangkrik, serta mengetahui tentang respirasi aerob dan anaerob.

A. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siswa dapat mengukur laju konsumsi oksigen pada serangga.
2. Mengetahui respirasi pada jangkrik.
3. Menentukan banyajnya oksigen yang digunakan jangkrik selama pernapasan.
KAJIAN PUSTAKA

A. Laju Respirasi
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-senyawa organik menjadi
CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat
dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O.
Yang disebut substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi, atau
senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak jumlahnya dan biasanya
direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang
terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat
dalam sel tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya adalah
beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan protein (digunakan
pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut :

C6H12O6 + O2 6CO2 + H2O + energi

Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:


1. Ketersediaan Substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan laju yang
rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan
meningkat ketersediaan oksigen. Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun
besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ
pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi
laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah
dari oksigen yang tersedia di udara.

2. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana
umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10oC, namun hal ini
tergantung pada masing-masing spesies.Tipe dan umur tumbuhan. Masing-masing spesies tumbuhan
memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan
berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi
dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa
pertumbuhan.
Serangga mempunyai alat pernapasan khusus berupa system trachea yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan O2 ke seluruh tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari
tubuh. Trakea memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang masuk ke seluruh
jaringan tubuh oleh karena itu, pengangkutan O2 dan CO2 dalam system ini tidak membutuhkan
bantuan sitem transportasi atau darah.
Udara masuk dan keluar melalui stigma, yaitu lubang kecil yang terdapat di kanan-kiri tubuhnya.
Selanjutnya dari stigama, udara masuk ke pembuluh trachea yang memanjang dan sebagian ke
kantung hawa.
Pada serangga bertubuh besar terjadinya pengeluaran gas sisa pernafasan terjadi karena adanya
pengaruh kontraksi otot-otot tubuh yang bergerak secara teratur.
B. Respirometer
Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan pernasan adalah respirometer. Respirometer adalah
alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme hidup
seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan suhu berarti, kecepatan
pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen digunakan oleh makhluk
percobaan tiap 1 gram berat tiap detik.
Prinsip kerja respirometer adalah Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernafasan ada
oksigen yang digunakan oleh organisme ada karbondioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme
yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme
dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam
ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.

B. Kaitan antara Laju Respirasi dengan Aktivitas


Aktivitas dan ukuran tubuh sangat mempengaruhi laju pernapasan, semakin banyak aktivitas maka
semakin cepat pula pernapasannya. Hewan yang memiliki aktivitas lebih banyak mempengaruhi jumlah
oksigen yang dibutuhkan karena volume paru-paru juga berbeda, karenanya laju respirasi yang terjadi
lebih cepat.
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Respirometer : 1 Buah
2. Eosin : 5 tetes
3. Kapas : secukupnya
4. Stopwatch/jam : 1 buah
5. Jangkrik : secukupnya
6. Pipet : 1 buah
7. KOH : 5 butir

B. Prosedur Praktikum
1. Bagilah tugas masing-masing anggota kelompok yang terdiri 2-4 orang untuk melakukan uji respirasi
pada jangkrik.
2. Bersihkan respirometer dengan hati-hati dan letakkan respirometer dalam keadaan terbuka.
3. Kemudian masukkanlah KOH kedalam respirometer setelah itu alas dengan kapas, masukkan
menggunakan pinset dengan hati-hati.
4. Setelah itu, masukkan seekor jangkrik ke dalam respirometer dan tutuplah respirometer lalu beri
vaselin pada sambungannya penutupnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari udara masuk ke
respirometer.
5. Setelah respirometer tertutup dengan sempurna maka tetesi ujung respirometer yang berskala
dengan eosin. Hati-hati, jangan sampai eosin terserap keluar dari pipa berskala tersebut.
6. Catat waktunya dalam 2 menit beberapa cm gerakan tetes air berwarna tersebut. Lakukan pengukuran
setiap 2 menit hingga seluruhnya 26 cm.
7. Bandingkan hasil pengamatanmu dengan jangkrik yang berbeda aktivitasnya.
8. Buatlah kesimpulan dari laporan praktikum.
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
1. Percobaan 1
Skala
Percobaan
2 menit 4 menit 6 menit
Percobaan 1 11 cm 22 cm 29 cm

1. Percobaan 2
Skala
Percobaan
2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit
Percobaan 2 6 cm 14 cm 18 cm 22,5 cm 26 m

B. Analisa Data Hasil Pegamatan


Laju konsumsi oksigen
v
Laju konsumsi Oksigen =
t
Percobaan 1
Volume Oksigen per 2 menit Volume rata-rata
Percobaan
2 menit 4 menit 6 menit (cm)
Percobaan 1 11 11 7 9,67

Percobaan 2
Volume rata-rata
Percobaan Volume Oksigen per 2 menit (cm)
2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit
Percobaan 1 6 8 4 4,5 3,5 5,2

Percobaan 1
9,67
Laju konsumsi oksigen = 10 = 58,02 cm/jam
60

Percobaan 2
5,2
Laju konsumsi oksigen = 10 = 31,2 cm/jam
60

C. Diskusi
Pertanyaan
1. Apakah fungsi dari KOH dalam percobaan tersebut ?
2. Berapakah jumlah konsumsi oksigen serangga (jangkrik) tersebut ?
3. Bandingkan jumlah konsumsi oksigen serangga percobaan 1 dengan percoban 2 dan lihat perbedaan
aktivitas serangganya !
4. Mengapa dalam percobaan menggunakan eosin ?
5. Jelaskan cara kerja dari alat respirometer tersebut !
6. Apakah kesulitan kalian dalam eksperimen ini ? Beri saran untuk perbaikannya !

Penyelesaian
1. Untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari eosin benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi
oksigen.
2. Jumlah konsumsi oksigen
Percobaan 1 : 9,67
Percobaan 2 : 5,2
3. Kita tahu bahwa jumlah oksigan yang di konsumsi oleh jangkrik pada percobaan1 lebih besar dari pada
jumlah oksigen yang di konsumsi oleh jangkrik pada percobaan 2. Dengan jumlah rata-rata konsumsi
oksigen pada jangkrik percobaan 1 adalah 9,67 dan pada jangkrik percobaan 2 adalah 5,2.
4. Eosin digunakan untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung. Kecepatan eosin yang bergerak
ke dalam menunjukkan kecepataan pernapasan organisme yang diselidiki.
5. Tabung respirometer dipisahkan dari bagian yang berskala dan kedalamnya dimasukkan KOH Kristal,
yang kemudian ditutup dengan kasa atau kapas agar serangga tidak tercecer. Setelah itu vaselin
dimasukkan ke dalam tabung dan tabung ditutup dengan bagian yang berskala rapat-rapat.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa Laju metabolisme
biasa diketahui dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu.
Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang
diketahui), jumlah oksigan yang di konsumsi oleh jangkrik percobaan 1lebih besar dari pada jumlah oksigen
yang di konsumsi oleh jangkrik percobaan 2. Dengan jumlah rata-rata konsumsi oksigen pada jangkrik
jantan adalah 0,19 dan pada jangkrik betina adalah 0,46.

B. Saran
Disarankan kepada siswa/siswi supaya dapat menguasai alat-alat praktikum dan bisa menggunakannya
dengan benar sehingga dapat memperkecil kesalahan penelitian. Selain itu, untuk respirometer disarankan
memilih yang masih bagus, sehingga skala pada respirometernya masih dapat dibaca.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada siang yang terik, panas rasanya badan ini. Betapa nikmatnya setelah berpanas-panasan, kita
berteduh di bawah pohon yang rindang nan hijau. Rasa panas terusik dengan rasa sejuk. Nyaman sekali
nafas ini kita tarik dalam-dalam. Mengapa hal ini bisa terjadi? Apa yang menyebabkan hal ini terjadi?

Kita semua telah tahu tumbuhan merupakan makhluk autrorof (mengolah bahan makanan sendiri).
Untuk memperoleh makanannya, tumbuhan harus melakukan proses fotosintesis. Berasal dari kata foton =
cahaya, sintesis = penyusunan. Fotosintesis adalah proses penyusunan zat organik (gula) dari zat anorganik
(air, karbondioksida) dengan pertolongan cahaya dan terjadi pada kloroplas.

Pada dasarnya proses fotosintesis merupakan kebalikan dari proses respirasi. Proses respirasi
bertujuan memecah gula menjadi karbon dioksida, air, dan energi. Sebaliknya proses proses fotosintesis
mereaksikan air dan karbondioksida menjadi gula dengan energi matahari. Proses fotosintesis umumnya
hanya berlangsung pada tumbuhan berklorofil pada waktu siang hari.

B. Tujuan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat melakukan percobaan Ingenhousz dengan menginteraksikan macam warna cahaya dan suhu.
2. Membuktikan bahwa dalam fotosintesis dihasilkan oksigen (O 2).
3. Mengamati pengaruh cahaya dan suhu terhadap pembentukan oksigen pada tanaman hydrilla.
KAJIAN PUSTAKA

A. Fotosintesis
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi
fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi
cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu
pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-
masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses
fotosintesis juga berbeda.

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan
cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya
mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi
suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur
daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat
berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida .

Berbeda dengan organisme heterotrof, organisme autotrof menggunakan energi yang berasal dari
oksidasi dan zat-zat organik tertentu. Organisme yang demikian disebut kemoautotrof, karena
menggunakan zat – zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organik dari senyawa non-organik.
Sedangkan peristiwa fotosintesis sendiri dilakukan oleh organisme autotrof yang seringkali disebut dengan
organisme fotoautotrof, karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan energi
yang berasal dari cahaya matahari

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis


Fotosintesis dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi
fotosintesis adalah sebagai berikut.
1. Konsentrasi karbon dioksida (CO2) di udara, semakin tinggi konsentrasi CO2 di udara, maka laju
fotosintesis semakin meningkat.
2. Klorofil, semakin banyak jumlah klorofil dalam daun maka proses fotosintesis berlangsung semakin
cepat. Pembentukan klorofil memerlukan cahaya matahari. Kecambah yang ditumbuhkan di tempat
gelap tidak dapat membuat klorofil dengan sempurna. Kecambah ini dikatakan mengalami etiolasi,
yaitu tumbuh sangat cepat (lebih tinggi/panjang dari seharusnya) dan batang dan daunnya tampak
bewarna pucat karena tidak mengandung klorofil. Umur daun juga mempengaruhi laju fotosintesis.
Semakin tua daun, kemampuan berfotosintesis semakin berkurang karena adanya perombakan klorofil
dan berkurangnya fungsi kloroplas.
3. Cahaya, intensitas cahaya yang cukup diperlukan agar fotosintesis berlangsung dengan efisien.
4. Air, ketersediaan air mempengaruhi laju fotosintesis karena air merupakan bahan baku dalam proses
ini.
5. Suhu, umumnya semakin tinggi suhunya, laju fotosintesis akan meningkat, demikian juga sebaliknya.
Namun bila suhu terlalu tinggi, fotosintesis akan berhenti karena enzimenzim yang berperan dalam
fotosintesis rusak. Oleh karena itu tumbuhan menghendaki suhu optimum (tidak terlalu rendah atau
terlalu tinggi) agar fotosintesis berjalan secara efisien.
METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Bejana Kaca 1000 ml
2. Corong Kaca
3. Tabung Reaksi
4. Tanaman Hidrilla verticillata
5. Sungkup plastik mika (merah, kuning, hijau, biru, ungu)
6. Termometer
7. Kawat

B. Prosedur Praktikum
1. Rancang alat dan bahan seperti pada percobaan Ingenhousz.
2. Beri sungkup mika berwarna pada corong (warna sesuai kelompok).
3. Letakkan perangkat pada intensitas cahaya yang sama (pada semua kelompok).
4. Amati selama 10 menit.
5. Naikkan suhu air dengan cara memanaskan perangkat pada pembakar spiritus hingga suhu naik 5
9. Bersihkan respirometer dengan hati-hati dan letakkan respirometer dalam keadaan terbuka.
10. Kemudian masukkanlah KOH kedalam respirometer setelah itu alas dengan kapas, masukkan
menggunakan pinset dengan hati-hati.
11. Setelah itu, masukkan seekor jangkrik ke dalam respirometer dan tutuplah respirometer lalu beri
vaselin pada sambungannya penutupnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari udara masuk ke
respirometer.
12. Setelah respirometer tertutup dengan sempurna maka tetesi ujung respirometer yang berskala
dengan eosin. Hati-hati, jangan sampai eosin terserap keluar dari pipa berskala tersebut.
13. Catat waktunya dalam 2 menit beberapa cm gerakan tetes air berwarna tersebut. Lakukan pengukuran
setiap 2 menit hingga seluruhnya 26 cm.
14. Bandingkan hasil pengamatanmu dengan jangkrik yang berbeda aktivitasnya.
15. Buatlah kesimpulan dari laporan praktikum.
HASIL PENGAMATAN

A. Tabel Hasil Pengamatan


Suhu
No. Perlakuan Waktu Gelembung
awal (°C)
Sungkup warna
1 10 menit 28 -
merah
Sungkup warna
2 10 menit 25 -
kuning
Sungkup warna
3 10 menit 27 -
hijau muda
Sungkup warna
4 10 menit 27 -
hijau tua
Sungkup warna
5 10 menit 29 -
biru muda
Sungkup warna
6 10 menit 28 -
biru tua
Sungkup warna
7 10 menit 27 -
ungu

B. Analisa Data Hasil Pegamatan


1. Sungkup Warna Ungu
No Waktu(menit) Suhu (°C) Gelembung
1 10 awal 32 (++)
2 10 ke-2 37 (++)
3 10 ke-3 42 (+++)
4 10 ke-4 47 (++++)

2. Sungkup Warna Biru Tua


No Waktu(menit) Suhu (°C) Gelembung
1 10 awal 33 (+)
2 10 ke-2 38 (+++)
3 10 ke-3 43 (++++)
4 10 ke-4 48 (++++)

3. Sungkup Warna Merah


No Waktu(menit) Suhu (°C) Gelembung
1 10 awal 33 (+)
2 10 ke-2 38 (+)
3 10 ke-3 43 (+)
4 10 ke-4 48 (+)
4. Sungkup Warna Hijau 1
No Waktu(menit) Suhu (°C) Gelembung
1 10 awal 32 (+)
2 10 ke-2 37 (++)
3 10 ke-3 42 (++)
4 10 ke-4 47 (++++)

5. Sungkup Warna Hijau 2


No Waktu(menit) Suhu (°C) Gelembung
1 10 awal 32 (+)
2 10 ke-2 37 (+)
3 10 ke-3 42 (+)
4 10 ke-4 47 (+)

6. Sungkup Warna Biru Muda


No Waktu(menit) Suhu (°C) Gelembung
1 10 awal 34 (+)
2 10 ke-2 39 (++)
3 10 ke-3 41 (++)
4 10 ke-4 46 (++++)

7. Sungkup Warna Kuning


No Waktu(menit) Suhu (°C) Gelembung
1 10 awal 38 (+)
2 10 ke-2 43 (+++)
3 10 ke-3 53 (++++)
4 10 ke-4 58 (++++)

Keterangan:

- bila tidak ada gelembung +++ Bila banyak gelembung

+ bila sedikit gelembung ++++ Bila sangat banyak gelembung

++ Bila jumlah gelembung sedang

C. Diskusi
Pertanyaan
1. Berdasarkan kegiatan di atas, tentukan : Variabel bebas, Variabel terikat, dan Variabel kontrolnya!
2. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung udara paling banyak? Mengapa?
3. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung udara paling sedikit? Mengapa? Urutkan perlakuan
berdasarkan banyaknya gelembung udara!
4. Gelembung apakah yang dihasilkan dari percobaan terebut? Bagaimana cara membuktikannya?
5. Apakah tujuan penggunaan warna sungkup yang berbeda?
6. Berdasarkan kegiatan di atas tentukan faktor apakah yang mempengaruhi proses fotosintesis?
7. Berdasarkan percobaanmu warna cahaya manakah yang paling efektif untuk proses fotosintesis?

Penyelesaian
1. Variabel bebas : sungkup plastik mika
Variabel terikat : tanaman Hydrilla verticillata
Variabel kontrolnya : air, cahaya
2. Sungkup warna ungu. Karena warna ungu memiliki panjang gelombang yang pendek dan sangat cepat
mempengaruhi laju fotosintesis sehingga menghasilkan banyak gelembung gas.
3. Yang menghasilkan gelembung udara paling sedikit adalah sungkup warna merah. Karena warna
merah memiliki panjang gelombang yang panjang dan sangat lambat mempengaruhi laju fotosintesis
sehingga menghasilkan sedikit gelembung gas.
Urutan perlakuan berdasarkan banyaknya gelembung udara dari yang paling banyak adalah sungkup
warna ungu, biru tua, biru muda, hijau 1, hijau 2, kuning, dan merah.
4. Gelembung gas yang dihasilkan dari percobaan tersebut adalah oksigen. Cara membuktikannya adalah
dengan reaksi :

6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 + Energi

5. Penggunaan warna sungkup yang berbeda bertujuan untuk mengetahu panjang gelombang cahaya.
Warna yang memiliki panjang gelombang pendek sangat cepat mempengaruhi laju fotosintesis
sehingga menghasilkan banyak gelembung gas.
6. 1. Konsentrasi karbon dioksikda (CO2) di udara
5. Klorofil
6. Cahaya
7. Air
8. Suhu
7. Sungkup warna ungu adalah yang paling efektif untuk proses fotosintesis.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Fotosintesis adalah suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dengan
memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah dengan bantuan cahaya
matahari dan klorofil.
2. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis dihasilkan
oksigen.s
3. Intensitas cahaya matahari dan suhu ikut mempengaruhi pembentukan oksigen pada proses ini.
4. Faktor suhu juga mempengaruhi fotosintesis.

C. Saran
Sebaiknya dalam melakukan percobaan ini , daun yang akan digunakan ditutup dengan sebaik – baiknya,
agar hasil yang diperoleh tidak berlawanan dengan hasil yang diharapkan. Memasukkan sungkup ke dalam
corong juga harus dengan hati-hati.
Daftar Pustaka

Ellis, Nihayati. 1986. Anatomi Tumbuhan. Rajawali Press, Jakarta.

Kimball, John. W. 1992. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.

Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid I. ITB, Bandung.

You might also like