You are on page 1of 10
De Ee e UR CUny Deo enna kepada-Nya, karena kita dilahirkan di atas Poet R gece aay EOE arn nce ee ic eR comers cy ROU Ee ERC t cca nag Sta NCASILA TEM LCM CLM ESTEE IUELE TE Le SPIRITUALISME PANCASILA Edisi Pertama Copyright © 2018 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN 978.602.422.267.3, 15x23cm 2x, 288 him Cetakan ke-1, Februari 2018 Kencana. 2018.0901 Penulis Fokky Fuad Wasitaatmadia Jumanta Hamdayama Heri Herdiawanto Desain Sampul Suwito Penata Letak Ria Penerbit PRENADAMEDIA GROUP (ivisi Kencanay Ji Tambra Raya No. 23 Rawamangun - Jakarta 13220 Telp: (021) 478-64657 Faks: (021) 475-4134 email: pmg@prenadamedia.com ‘www prenadamedia.com INDONESIA Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit. KATA PENGANTAR kita memiliki segudang persoalan dan berbagai situasi pelik Yang menggemaskan. Saat ini, bangsa kita memasuki kondisi dan arena distorsi parah dalam kehidupan dan penyelenggaraan ne- sara. Konflik antarsuku, merebaknya kejahatan, konflik elit politik, korupsi yang merajalela dan menggurita, serta perilaku-perilaku lain yang bertentangan dengan kaidah dan norma dasar negara. Distorsi ini kerap menghiasi layar kaca dan berbagai media, baik media dalam maupun luar negeri. Bangsa ini sekarang terkenal sebagai bangsa yang intoleran, bengis, rakus, kejam, tidak humanis dan vandalis. Dahulu, bangsa ini diberi label sebagai bangsa yang santun, toleran, dan beradab. Dalam konteks kondisi di atas, Orde Reformasi ternyata telah memunculkan dan menumbuhkan kondisi tersebut. Secara politik, kenegaraan reformasi telah berhasil dengan membangun sistem, re- 8ulasi, dan format kelembagaan politik yang jauh lebih baik dari masa sebelumnya, akan tetapi reformasi yang didasari roh liberalisme telah membuat fondasi moralitas, etika, dan mentalitas menjadi rontok. Hal ini ditambah dengan reformasi tanpa didasari grand design atau arah yang jelas baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Berbagai persoalan yang menyeruak ke lapangan ini membuat rakyat merindukan kembali sosok Pancasila-ideologi yang selama ini ditinggalkan. Pancasila merupakan ideologi yang dibentuk berdasar- kan karakter Indonesia yang multietnis, multigeografi, dan multikultur diharapkan mampu membentengi negara ini dari terpaan nilai-nilai liberalisme yang berkedok globalisasi dan demokratisasi, Buku ini hadir dalam upaya memberikan pengetahuan dan pe- mahaman kembali akan eksistensi dan kukuhnya nilai-nilai Pancasila. Dengan adanya buku ini diharapkan generasi muda, khususnya, dan P= tumbangnya Orde Baru sampai saat ini negara dan bangsa SPIRITUALISME PANCASILA masyarakat Indonesia pada umumnya memperoleh penyegaran kem- bali tentang Pancasila sehingga mampu mengamalkannya dalam ke- hidupan sehari-hari. Akhirnya, kemampuan kami sebagai penulis dalam menyajikan materi-materi yang ada dalam buku ini masih banyak kekurangan baik aspek kebahasaan, substansi materi, maupun daftar rujukan. Oleh karena itu, kami sebagai penulis menunggu kritik dan saran yang membangun bagi penyempurnaan isi buku di masa yang akan datang. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga buku ini hadir di tengah pembaca sekarang ini. Jakarta, Desember 2017 Penulis vi m DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PENDAHULUAN BABI BAB2 BAB3. BAB4 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA Pengertian Ideologi Pancasila sebagai Ideologi Nasional Pengertian Asal Mula Pancasila Bangsa Indonesia Berpancasila dalam Tri Prakara Kedudukan dan Fungsi Pancasila Pancasila dan Identitas Nasional PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Masa Kerajaan Nasional di Indonesia Masa Kerajaan Islam Masa Penjajahan Hindia Belanda Masa Perjuangan pada Masa Penjajahan Masa Pergerakan Kemerdekaan Masa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Wawasan Keislaman-Kebangsaan Konklusi NILAI SPIRITUALISME DALAM FILSAFAT PANCASILA. A. Pengertian Filsafat B. Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat C. Falsafah Pancasila Kontempelasi Spiritualisme HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA A. Sejarah Hak Asasi Manusia B. Macam-macam Hak Asasi Manusia C. Hak Asasi Manusia Berdasarkan Pancasila SAO > FOAM OO wp 35, 35 45, 50 54 54 71 99 101 101 110 119 139 139 144 144 ‘SPROTUALISME PANCASILA BAB5 BAB6. BAB7 BAB8& BAB 9 BAB 10 viii D. Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945 E. Hak Asasi Manusia Menurut UU No. 39 Tahun 1999 F._ Instrumen Hukum Hak Asasi Manusia G. Negara Hukum dan Hak Asasi H._Pelanggaran Hak Asasi Manusia PANCASILA DAN ETIKA KEHIDUPAN BERNEGARA A. Pengertian Etika B. Pengertian Nilai C. Pengertian Moral D. Pengertian Norma PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA Pengertian Paradigma Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Hukum Pola dan Bentuk Demokrasi Ekonomi Pancasila POOR PS PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI A. Faktor Pendorong Keterbukaan Ideologi Pancasila B, Menampilkan Sikap Positif Terhadap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka C. Pancasila dan Ideologi-ideologi Besar di Dunia PANCASILA DAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA. A. Latar Belakang B. Arti dan Makna Proklamasi DEMOKRASI PANCASILA. A. Sejarah Pertumbuhan Demokrasi Pancasila B. Ciri-ciri Demokrasi Pancasila PANCASILA DAN AMENDEMEN UUD 1945 A. Pengertian Undang-Undang Dasar 1945 B. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 C. Makna Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 D. Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, 145 148 148 149 150 155 155 156 165 166 230 232 234 J. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dengan Tertib Hukum Indonesia Hubungan Pembukaan dengan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945, Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Hubungannya dengan Pasal-pasal Tujuan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila Amendemen Undang-Undang Dasar 1945 BAB 11 PANCASILA DAN DINAMIKA KETATANEGARAAN DIINDONESIA A. B. c. De E. iB Masa Awal Kemerdekaan Periode Konstitusi RIS (1949-1950) Masa Undang-Undang Dasar Sementara Tahun, 1950 Masa Orde Lama (5 Juli 1959-11 Maret 1966) Masa Orde Baru (11 Maret 1966-21 Mei 1998) Masa Reformasi (21 Mei 1998- Sekarang) DAFTAR PUSTAKA TENTANG PENULIS Daftar Isi 234 235 239 239 240 240 253 254 256 257 265 268 270 279 285 1 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA A._PENGERTIAN IDEOLOGI Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara har- fiah, ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, dan paham. Kata ideologi pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf Pe- rancis, yakni Antoine Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide”. Ideologi dapat dianggap sebagai wisi yang komprehensif. Ideologi merupakan cara memandang sega- ie sesuatu, sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas masyarakat ominan kepada seluruh anggota masyarakat (definisi ideologi Mar- xisme). Ideologi terdiri dari berbagai keyakinan dan cita-cita yang dipe- tek oleh suatu kelompok tertentu, kelas sosial, bangsa atau suatu ras. Ideologi yang semula berarti gagasan, ide, cita-cita itu berkembang menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang gleh seseorang atau sekelompok orang menjadi suatu pegangan hidup. 1 Beberapa Pengertian Ideologi Pengertian ideologi bermacam-macam dan memiliki sudut pan- ‘eng sendiri-sendiri di antara para ahli, di antaranya: Antoine Destutt de Tracy mendefinisikan ideologi sebagai ilmu tentang pikiran manusia (sama seperti biologi dan zoologi yang ‘SPIRITUALISME PANCASILA merupakan ilmu spesies) yang mampu menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan. b. AS. Hornby mengatakan bahwa ideologi adalah seperangkat ga- gasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik atau yang dipegangi oleh seorang atau sekelompok orang. © Marx dan Engels mengemukakan bahwa ideologi adalah sebuah doktrin palsu, tepatnya sebuah penjelasan yang palsu guna me- layani kepentingan kelas borjuis. Dalam pengertian sebagai “ke- sadaran palsu” ini, ideologi berarti “kesadaran yang menyembu- nyikan hubungan riil orang-orang dengan dunia mereka”, Perlu dipahami bahwa ketika Marx dan Engels bicara tentang ideologi, ia bicara dalam konteks masyarakat kapitalis, suatu sistem ma- syarakat yang membagi masyarakat ke dalam dua kelas, yaitu kelas borjuis dan kelas proletar. Dengan demikian, ketika mereka berbicara ideologi masyarakat kapitalis, mereka berbicara tentang kesadaran palsu yang mendominasi masyarakat kapitalis. d. Soerjono Soekanto menyatakan bahwa secara umum ideologi sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan yang me- nyeluruh dan sistematis, yang menyangkut bidang politik, sosial, kebudayaan, dan agama. e. Frans Magnis Suseno mengatakan bahwa ideologi sebagai suatu sistem pemikiran yang dapat dibedakan menjadi ideologi tertutup dan ideologi terbuka. Ideologi tertutup, merupakan suatu sistem pemikiran tertutup. Ciri-cirinya berupa cita-cita suatu kelompok orang untuk mengubah dan memperbarui masyarakat; atas nama ideologi dibenarkan pe- ngorbanan-pengorbanan yang dibebankan kepada masyarakat; isinya bukan hanya nilai-nilai dan cita-cita tertentu, melainkan terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak. Ideologi terbuka, merupakan suatu pemikiran yang terbuka. Ciri- cirinya, bahwa nilai-nilai.dan cita-citanya tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi digali dan diambil dari moral, budaya masyarakat itu sendiri; dasarnya bukan keyakinan ideologis sekelompok orang, me- lainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut; nilai- nilai itu sifatnya dasar, secara garis besar saja sehingga tidak langsung operasional. Dari pengertian di atas, dapat dilihat betapa beragamnya penger- tian ideologi. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai pandangan 2 me PEO e CUE nny adalah seperangkat asas dan ia akan ada selamanya, ETOCME UCN ce Rp eT Cea oma ence Pate ene reece a UUM ALZNIN) ancasila sebagai ideologi bangsa dan negara saat ini menghadapi tantangan yang sangat besar baik itu dari dalam maupun dari luar. CO) Samet CCU em CCTM eee CTL Ce) PT CMe melee msl Ta mece NM TTe D Cele Taal dan hedonis yang banyak diminati oleh generasi muda. Di lain pihak, justru Pancasila sebagai ideologi negara semakin tergerus oleh perkembangan zaman, dan kurang diminati untuk dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari Selain itu, tantangan dari dalam juga tak kalah kuatnya. Dinamika Masyarakat yang semakin cepat dan proses politik yang tanpa arah turut CT TL came Ae OO oe CT eer CME CO cae ieee Ce Leen ele muda dan masyarakat Indonesia. Bila hal ini tidak diantisipasi secara cepat dengan resep yang tepat, dikhawatirkan akan memperburuk kondisi bangsa dan negara. Oleh karena itu, dibutuhkan cara dan langkah yang cepat dalam Ne eCU OTA eSTNT UT) Salah satu metode yang ampuh dalam menanamkan_nilai-nilai Pancasila adalah melalui pendidikan yang berkesinambungan. Untuk DUT Uae ma em LUMA MT ural Cmte aT dan pemahaman kembali akan eksistensi dan kukuhnya nilai-nilai Pancasila. DT mei me Umea Ele Cheeni Ce LUTTE TA) DEO Clam elect mere MU TN Ew memperoleh penyegaran kembali tentang Pancasila dan memahami ideologi Pancasila secara lebih mendalam SUMMER ee ec eee Tele Meola eC Ca} ESTOS (Lo) eC ooaa gCCUA At NV CTECsaee1C nilai-nilai Pancasila. “ Secunia r Err) UAT Press SOCIAL SCIENCES RENO Nte ol ee Teste ues) 0 P Rp100.000,00

You might also like