You are on page 1of 14
EVALUASI PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAHASA INGGRIS. GURU SEKOLAH DASAR SISTEM JARAK JAUH Oleh Bambang Warsita* Abstract: This experiment was conducted by the Mechanical Engineering Students of Yogyakarta State University using 2x2 factorial designs. The sample of this research was based on stratified random sampling (n=76). The treatments were applied. The results of the research were as follows: (1) the students whose cognitive style were field independent, the test results on technical drawing automation programming were higher than the students whose cognitive style in field dependent; (2) the students who followed instruction by backward chaining strategy had test results on technical drawing automation programming higher than the students who followed instruction by forward chaining strategy; (3) there was an interaction effect between instructional strategy and cognitive style on students’ test results of technical drawing automation programming. Kata kunci: strategi pembelajaran, gaya kognitif dan pemograman otomasi gambar tehnik: PENDAHULUAN Dalam rangka menyiapkan SDM yangmemilikikemampuanbersaing secara global, salah satu upaya yang dilakukan adalah meningkatkan —_kemampuan berkomunikasi secara _internasional, melalui penguasaan bahasa internasional, terutama penguasaan Bahasa Inggtis. Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa Inggris semakin berdayagunauntukmeningkatkan kemampuan berbahasa Inggris jika diberikan pada usia dini, Berdasarkan pemikiran itulah banyak pemerintah kabupaten/kota mempunyai kebijakan untuk memberikan pembelajaran bahasa Ingggtis pada usia SD sebagai mata pelajaran muatan lokal pilihan, Berdasarkan hasil studi analisis kebutuhan terhadap beberapa sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran bahasa Inggris di SD banyak di antera gum yang mengajar tersebut belum mempunyai kompetensi sebagai pengajar bahasa Inggris, karena sebagian besar mereka adalah guru kelas dengan latar belakang pendidikan program DII PGSD Dr. Bambang Warsita, M.Pd adalah pegawai Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Depdiknas, beralamat ai Bukit Sawangan Indah Blok B7 No, 8 Depok. Telp. 0251- 8617812081365 13422 173 Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No. 3 Desember 2008 guru Kelas. Di antara tenaga pengajar tersebut juga ada yang berlatar belakang pendidikan bahasa Inggris tetapi tidak punya kompetensi mengajar di SD. Diklat jarak jauh —memiliki sedikinya dua karakteristik yaitu: (1) adanya keterpisahan antara_ pengajar dengan peseria diklat ditinjau dari jarak, ruang dan waktu; dan (2) adanya penggunaan media (Hardhono, 2002:2). Keterpisahan antara pengajar dan peserta diklat terlihat sebagai elemen utama yang menjadi karakteristik dasar dari sebuah diklat jarak jauh. Sementara elemen kedua yaitu pemanfaatan berbagai sumber belajar melalui TIK dan media lain, merupakan. dampak dari keterpisahan antara pengajar dan peserta diklat, Mengingat jumlah guru SD yang ecukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menurut data Balitbang, Depdiknasjumlah guruSD yang bertugas sebagai guru kelas ada sejumlah 1.191.585 orang. Jumlah guru SD tersebut cukup besar, tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Tentunya ada 50 % dari jumlah ‘guru tersebut mengajar di kelas 4, 5, dan 6 berarti ada sekitar 595.792 guruyang harus dilayani. Jika dari jumlah guru tersebut, 30 % melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di SD masing-masing berarti 165.000 guru SD yang harus dilayani dalam Diklat Bahasa Inggris, Pengembangan suatu diklat yang efektif dan efisien diperlukan sebuah perencanaan matang dan dukungan sumber daya yang memadai. Dalam mendesain dan mengembangkan suatu diklat tentu diperlukan suatu proses yang sistematis dan sistemik berdasarkan pada prinsip-prinsip desain sistem instruksional Unstructional System Design atau ISD). Noe (2005: 6) mengatakan bahwa proses sistematis ini meliputi beberapa tahap, 174 yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation (ADDIE model), Perintisan diklat guru SD sistem jarak jauh secara bertahap yaitu 3 (tiga) angkatan. Angkatan pertama diimplementasikan atau diselenggarakan di 10 provinsi yang meliputi kabupaten/kota_berikut: Kabupaten Simalungun (provinsiSumatera Utara), Kota Pekanbaru (provinsi Riau), Kabupaten Solok (provinsi Sumatera Barat), Kota Jambi (provinsi Jambi), Kota Bandung (provinsi Jawa Barat), Kota Surabaya (provinsi Jawa Timur), Kota Denpasar (provinsi Bali), Kota Mataram (provinsi Nusa Tenggara Barat), Kota Bontang (provinsi Kalimanatan Timur); dan Kota Tomohon (provinsi Sulawesi Utara). Penyelenggaraan diklat bahasa Inggris guruSD sistem jarak jauh angkatan pertama jenjang dasar (elementary level) ini secara umum berjalan dengan cukup baik. Peserta diklat dari 10 lokasi perintisan sebanyak 200 orang yang memenuhi syaratuntuk mengikuti evaluasi hasil belajar akhir 176 orang (88%) dan tidak memenuhi syarat 24 orang (12%). Dari 176 orang peserta yang mengikuti evaluasi hasil belajar dinyatakan berhasil lulus tingkat dasar dan berhak untuk mengikuti jenjang lanjutan 140 orang (80%), sedangkan yang tidak ulus 36 orang (20%). Dengan demikian yang berhasil pada jenjang dasar 140 orang (70%) dan yang gagal 60 orang (30%). Penyelenggaraan diklat bahasa Inggris guru SD sistemjarakjauh angkatan pertama pada jenjang lanjutan (pre- intermediate level) secara umum dapat berjalan dengan cukup baik. Peserta diklat Jenjang lanjut dari 10 lokasi sebanyak 175 orang peserta yang memenuhi syarat Bambang Warsita, Evaluasi Penyelenggaraan untuk mengikuti evaluasi basil belajar akhir 171 orang (98%) dan yang tidak memenuhi syarat 4 orang (2%). Dari 171 orang peserta yang mengikuti evaluasi hasil belajar dinyatakan berhasil lulus tingkat lanjut 157 orang (92%) dengan nilai rata-rata 72,63 (Kategori cukup) sehingga berhak untuk mengikuti diklat jenjang menengah, sedangkan yang tidak Tulus pada jenjang lanjutan 14 orang (8%). Dengan demikian yang bethasil pada jenjang lanjutan 157 orang (90%) dan yang gagal 18 orang (10%). Berdasarkan data evaluasi hasil belajar tersebut secara umum dapat disimpulkan bahwa program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak Jauh dapat berjalan dengan cukup baik, namun disadari tingkat kegagalan peserta masih tinggi antara 10-30%. Oleh karena itu perlu dilakukan kegiatan penelitian evaluatif atau evaluasi program untuk mengetahui pada _komponen-komponen program mana yang belum berfingsi secara optimal, sehingga dapat memberi masukan dalam mengambil. keputusan dan menetapkan pilihan _kebijaken pengembangan program selanjutnya. Menurut Tyler (1950) yang dikutip Sudjana (Sudjana, 2006: 19) menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses untuk menentukan sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai, dan upaya mendokumentasikan kecocokan antata hasil belajar peserta didik dengan tujuan program. Cronbach (1963), Alkin (1969), dan Stufflebeam (1971), yang dikutip Sudjana (2006, 19), evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, memperoleh dan menyediakan informasi bagi pembuat keputusan, Evaluasi pendidikan secara garis besar terdapat dua kegiatan evaluasi, yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi program (Arikunto, 250: 290). Harris (1968) yang dikutip Sudjana (2006, 18-19), evaluasi program adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas, atau kecocokan akan sesuatu yang sesuai dengan kreteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi program mempunyai dua fungsi, yaitu: (1) fungsi formatif yang dipakai untuk perbaikan dan pengembangan kegiatan yang sedang berjalan (program, orang, produk, dan sebagainya); (2) fungsi sumatif dipakai untuk pertanggungjawaban, keterangan, seleksi atau lanjutan (Tayibnapis, 2000:4). Evaluasi program diklat merupakan suatu proses dari pengumpulan data (untuk memutuskan apakah pelatihan itu efektif atau tidak. Pentingnya sebuah program diklat harus di evaluasi untuk: (a) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya; (b) mengakses isi, organisasi, dan administrasi program; (c) mengidentifikasi manfaat pelatihan yang terbaik dan terburuk dari suatu pelatihan; (@)—membantu program penjualan dengan mengumpulkan informasi dari seluruh partisipan; (e) menetapkan manfaat keuangan dan pengeluarannya; (f) membandingkan pengeluaran dari pelatihan dengan investasi yang bukan pelatihan; (g) membandingkan pengeluar- an dan manfaat program pelatihan untuk memilih program yang terbaik. Aspek yang penting dievaluasi meliputi lima aspek, yaitu: cognitive outcomes, skill based outcome, affective outcomes, result dan Return On Investment (ROI) (Miarso, 2004:304). Evaluasi hasil belajar_merupakan Komponen penting dalam kegiatan pembelajaran, Karena tanpa adanya evaluasi hasil belajar, kemajuan serta keberhasilan belajar peserta akan sangat sulit untuk diukur. 175 Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No. 3 Desember 2008 Peran evaluasi hasil _ belajar semakin menonjol dalam sistem diklat jarak jauh karena interaksi fisik antara pengajar dengan peserta sangat kurang dibandingkan dengan interaksi peserta dengan pengajar dalam sistem konvensional. Selanjutnya, pengertian pendidikan dan pelatihan jarak jauh (dildlat jarak jauh) adalah pendidikan terbukadengan program belajar yang terstruktur relatif ketat dan pola pembelajaran yang berlangsung tampa tatap muka atau keterpisahan antara instruktur dengan peserta diklat. Selain itu, diklat jarak jauh dapat diartikan sebagai jenis pendidikan di mana peserta diklat berjarak jauh dari instruktur, sehingga pendidikan tidak dapat dilakukan dengan cara tatap muka, Maka penyajian materi pembelajaran kepada peserta diklat harus melalui media. Dengan demikian dalam. diklat jarak jauh proses pengajarannya terjadi secara terpisah dengan proses belajar peserta diklat. Renstra Depdiknas Tahun 2005- 2009, disebutkan pemanfatan TIK sebagai sarana pembelajaran jarak jauh. Kegiatan prioritas ini ingin mengembangkan sistem pembelajaranjarak jauh (distance learning) di perguruan tinggi, pendidikan formal dan pendidikan non formal untuk mendukung perluasan dan pemerataan pendidikan tinggi, pendidikan formal, dan pendidikan non formal. TIK akan dimanfaatkan secara optimal dalam fungsinya sebagai media pembelajaran jarak jauh, dan juga untuk memfasilitasi manajemen pendidikan (Renstra DEPDIKNAS, 2005: 43). Berdasarkan latar belakang masa- Jah di atas, maka penelitian ini difokuskan pada efektivitas penyelenggaraan program diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh melalui evaluasi konteks, masukan, proses dan hasil (Context-Input-Process- 176 Product atau CIPP) sehingga masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) bagaimana rasional/landasan penyelenggaraan program dengan konteks peningkatan kompetensi profesionalisme guru SD dalam pembelajaran bahasa Inggris dan misi/tujuan penyelenggaraan program diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh? (2) bagaimana kesiapan penyelenggara, peserta, tutor, kelompok belajar, sarana dan prasarana, kuribulum, bahan belajar (cetak/modul, audio, dan video terintegrasi) dalam pelaksanaan diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh? (3) bagaimana kegiatan_belajar mandiri, belajar kelompok dan tutorial tatap muka serta pemberian layanan bantuan belajar (student support services) untuk mendukung proses pembelajaran dalam pelaksanaan program diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh? (4) bagaimana tingkat penguasaan materi atau hasil belajar dan kebermanfaatan materi untuk mendukung tugas guru SD dalam pembelajaran bahasa Inggris di SD?. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menilai penyelenggaraan diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh. Selain itu untuk memberikan masukan dalam pengambilan keputusan dan pemilihan alternatif kebijakan program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh selanjutnya, Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang: (1) rasional/landasan penyelenggaraan program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh dengan konteks peningkatan kompetensi profesional guru SD dalam pembelajaran bahasa Inggris, dan misi dan tujuan program; (2) kesiapan masukan (input) penyelenggara, peserta, tutor, kelompok belajar, sarana dan prasarana, kuribulum, dan bahan belajar dalam pelaksanaan Bambang Warsita, Evaluasi Penyelenggaraan .. Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh; (3) kelancaran proses selama berlangsungnya beberapa penyelenggara- an program diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh dilihat dari kegiatan belajar_mandiri, belajar kelompok dan tutorial tatap muka serta _pemberian layanan bantuan belajar (student support services); (4) hasil penyelenggaran diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh dilihat dari hasil belajar peserta diklat dan kebermanfaatannya. METODE PENELITIAN ‘Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode evaluatif. Artinya dalam melakukan hal- hal tertentu kegiatan evaluasi program dan penelitian ini dapat digabungkan yang sering disebut dengan penelitian evaluatif (evaluative research). Ada beberapa sumber yang digunakan dalam membuat kriteria evaluasi program diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh ini, yaitu: (a) peraturan atau ketentuan yang berkenaan: dengan kebijakan mengenai implementasi program; (b) buku pedoman atau petunjuk pelaksanaan (juklak) atau standar prosedur operasional pelaksanaan program; (c) penggunaan konsep atau teori-teori yang menjadi landasan suatu program, (d) penggunaan hasil penelitian yang sudah dipublikasikan atau diseminarkan, (e) permintaan bantuan nara sumber atau orang yang dianggap ahli dalam bidang yang dievaluasi (expert judgment). Berdasarkan kriteria_evaluasi program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh di atas, selanjutnya dapat ditentukan indikator yang akan diukur. Kemudian dari indikator ini dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataaninstrumen. Untukmemudahkan penyusunan instrumen perlu digunakan mattik pengembangan instrumen atau Kisi-kisi instrumen.Kualitas instrumen sangat ditentukan oleh dua kriteria utama yaitu validitas (kesahihan) dan reliabilitas (Keakuratan). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2006: 173). Teknik analisis data__-yang digunakan dalam evaluasi program diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh ini adalah teknik analisis deskriptif. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan Gata dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif, Dalam —penelitian ini pemeriksaan atau pengecekan keabsahan data dilakukan dengan teknik pengujian (1) keedibilitas (credibitity) atau validitas intemal; (2) pengujian _keteralihan (transferability) atau validitas eksternal; @) pengujian auditability (dependability) atau reliabilitas, dan (4) pengujian confirmability (obyektivitas) yaitu ‘menguji hasil penelitian HASIL PENELITIAN Pengembangan dan__proses penyelenggaraan Diklat Bahasa Ingeris ini telah berdasarkan beberapa rasional atau pertimbangan sebagai berikut: (1) pembelajaran bahasa Inggris seyogyanya sudah dilakukan sejak dini atau tingkat SD; (2) kesadaran masyarakat akan pentingnya bahasa Inggris sebagai alat komunikasi di era global; (3) guru harus memiliki kompetensi profesional pembelajaran bahasa Ingeris di SD. Selain itu telah memiliki landasan hukum yang cukup kuat, seperti: MoU dari berbagai pihak sesuai kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing. Adapun dukungan —_kebijakan tethadap penyelenggaraan diklat bahasa 17 Jurnal Teknologi Pendidikan Yol, 10 No. 3 Desember 2008 Inggtis guru SD dan pembelajaran bahasa Inggris di SD misalnya SK Kakanwil Depdikbud Propinsi Jawa Timur No. 1702/105/1994 tanggal 30 Maret 1994, menyatakan bahwa di Jawa Timur mata pelajaran bahas Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokel pilihan, Selain itu untuk mencapai atau menujuKota Bontang Cerdas 2010, maka siswa yang lulus SMA. harus menguasai bahasa Inggris, sehingga pelajaran babasa Inggris harus dimulai dari SD sebagai basic nya. Adapun tujuan khususnya peserta iklat diharap mampu untuk: a) menguasai empat keterampilan dasar berbahasa Inggris dalam menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing); b) mampu menyu- sun perangkat pembelajaran sesuai dengan silabi mata pelajaran bahasa Inggris yang berlaku; c) memilih dan memanfaatkan sumber belajar yang tepat dalam kegiatan pembelajaran; d) mengembangkan media pembelajaran yang sedethana sesuai kebutuhan; e) memilih dan melaksanakan strategi pembelajaran yang tepat; f) mengelola pembelajaran schingga teroipta iklim belajar yang merangsang, kondusif dan menyenangkan; g) melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar; h). melaksanakan program layanan bimbing- an belajar, dan i) mengembangkan portofolio profesi pendidik. Mengenai evalusi input, data menunjukkan bahwa kebanyakan peserta diklat bahasa Inggris ini merupakan_ guru ‘mata pelajaran bahasa Inggtis SD 33 (66%) atau minimal guru kelas yang merangkap sebagai guru mata pelajaran bahasa Inggris 9 (18%). Selain itu hanya sangat sedikit peserta yang sebagai guru kelas SD saja 8 (16%). Di samping itu ditemukan juga bahwa cukup banyak peserta Diklat bahasa Inggris ini merupakan guru PNS 178 25 (50%). Sedangkan separuhnya lagi merupakan guru swasta atau yayasan 14 (28%) dan sisanya berstatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT) atau honorer 11 (22%). Sedangkan, yang berlatar belakang, pendidikan terakhirnya Diploma yaitu D Il PGSD, dan DIII pendidikan bahasa Inggris 14 (28%). Selain itu ada sedikit peserta yang sarjana non kependidikan (S1) sastra bahasa Inggris 5 (10%). Bahkan ada satu orang 1 (2%) yang telah magister ($2) pendidikan. Selain ita, cukup banyak peserta diklat telah berpengalaman dalam pembelajaran bahasa Inggris di SD lebih dari lima tahun 28 (56%) dan telah melaksanakan pembelajaran _ bahasa Inggris di SD sekitar lima tahun 6 (12%). Namun ada sangat sedikit peserta yang baru melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris antara 1 s.d2 tahun 4 (8%). Selain itu ada peserta yang telah melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di SD antara 3s.d 4 tahun 12 (24%). Berdasarkan hasil telaah dokumen yang berkaitan dengan karakteristik penyelenggara Diklat ini dapat digam- barkan bahwa program Diklat bahasa Ingeris ini merupakan program kerjasama antara Pustekkom, PPPPTK Bahasa, LPMP, Balai Tekkom, dinas pendidikan kabupaten/kotadaninstansiterkaitlainnya. Dalam operasionalnya berbagai instansi ini telah bersepakat untuk mengadakan kerjasama dalam pengembangan dan penyelenggaraan Diklat bahasa Inggris untuk guru SD dan tenaga kependidikan. Jainnya berdasarkan standar, norma, Iciteria, dan prosedur Diklat yang ditetapkan Dirjen PMPTK, Sedangkan, evaluasi proses dapat diliohat bagaimana program Diklat bahasa Inggris guru SD ini diimplementasikan di lapangan, pengalaman belajar apa yang Bambang Warsita, Evaluast Penvelenggaraat occ. diperolch peserta, bantuan belajarapayang diberikan kepada peserta dan bagaimana aktivitas penyelenggaraan, oleh karena itu, diskripsi dan evaluasi masing-masing Komponen proses mencakup: (1) kegiatan belajar mandiri; (2) kegiatan belajar kelompok; (3) kegiatan tutorial tatap muka; (4) kegiatan penyclenggaraan atau pengelolaan diklat; dan (5) pemberian Jayanan bantuan belajar. Berdasarkan dati hasil jawaban koesioner 50 orang guru SD_peserta diklat_mengenai_pelaksanaan kegiatan belajar manditi ini dapat disajikan bahwa mayoritas atau cukup banyak peserta diklat mengatakan pelaksanaan kegiatan belajar mandiri ini menyenangkan 26 (62%), sedangkan yang mengatakan sangat menyenangkan 7 (14%), dan ada sedikit. yang mengatakan biasa-biasa saja 15 (30%). Selain itu berdasarkan hasil jawaban koesioner 50 orang peserta Diklat mengenai aktifitas atau kegiatan yang seting dilakukan dalam belajar mancditi ini dapat disajikan bahwa aktifitas atau kegiatan yang sering dilakukan oleh mayoritas atau kebanyakan peserta dalam belajar manditi ini adalah membaca modul dengan cermat, mengerjakan tugas/ Jatihan dan mencocokkannya dengan kunci jawaban 35 (70%). Demikian pula ada sedikit peserta yang menyiapkan catatan permasalahan dan kesulitan dalam membaca modul atau media audio dan video untuk dibicarakan dalam kegiatan tutorial 19 (38%), dan mendengarkan program audio interaktif 16 (32%) serta menonton tayangan program video 12 (12%). Selain itu ada sangat sedikit peserta diklat yang mencatat hal-hal yang sulit dalam mempelajari modul 6 (12%) untuk dibicarakan atau dijadikan bahan diskusi kelompok maupun dalam kegiatan tutorial tatap muka. Berdasarkan dari hasil jawaban koesioner 50 orang gum SD peserta diklat mengenai bentuk partisipasi atau keterlibatan peserta dalam setiap kegiatan belajarkelompok ini dapatdisajikan bahwa ada sangat sedikit peserta Diklat yang mengatakan sangat aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar kelompok 1 (2%). Namun, cukup banyak peserta diklat mengatakancukupaktifuntukberpatisipasi atau terlibat dalam setiap kegiatan belajar kelompok 26 (52%) dan mengatakan aktif dalam belajar kelompok 20 (40%). Attinya peserta cukup aktif berpartisipasi dalam kegiatan belajar kelompok. Selain itu ada sangat sedikit peserta yang pasif’ dalam belajar kelompok 3 (6%). Hasil Jawaban koesioner 50 orang peserta diklat mengenai manfaat belajar kelompok kaitannya dengan tugas pekerjaannya sebagai guru bahasa Inggris di SD ini disajikan bahwa cukup banyak peserta mengatakan belajar kelompok sangat bermanfaat dalam melaksanakan tugas mengajar bahasa Inggris di SD 20 (40%), dan hanya sedikitpeserta yang mengatakan bermanfaat dalam pembelajaran bahasa Inggris 16 (32%), serta yang mengatakan cukup bermanfaat dalam pembelajaran bahasa Inggris 13 (26%). Selain itu ada satu peserta yang mengatakan kurang bermanfaat 1 (2%). Mengenai pelaksanaan kegiatan tutorial tatap muka, menunjukkan bahwa kebanyakan peserta diklat setuju kegiatan tutorial tatap muka dilaksanakan secara terprogram dan terjadwal dengan baik 40 (80%) dan ada sangat sedikit peserta yang sangat setuju tutorial dilaksanakan secara texprogram dan terjadwal 9 (18%). Selain itu ada satu orang peserta yang kurang setuju bila kegiatan tutorial dilaksanakan secara terprogram dan terjadwal 1 (2%), karena setiap pertemuan kegiatan tutorial 179 Jurnal Teknologi Pendidikan Yol. 10 No. 3 Desember 2008 melalui kesepakatan antara tutor dengan peserta. Sedangkan, mengenai pemberian layanan bantuan belajar_menunjukkan bahw pengelola kabupaten/kota telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada calon peserta diklat untuk mengikuti diklat secara admininstratif mulai dari pendaftaran sampai dengan mendapat STTPL. Layanan ini sangat membantu kelancaran dan keberhasilan peserta diklat dalam menyelesaikan seluruh proses diklat. Di samping itu, sangat sedikit peserta diklat memperoleh layanan bantuan administrasi yang sangat memudahkan selama mengikuti diklat 9 (18%). Namun cukup banyak peserta smemperoleh layanan bantuan administrasi ini memudahkan 20 (40%) dan ada juga yang cukup memudahkan dalam mengikuti diklat 20 (40%). Selain itu ada peserta yang memperoleh layanan bantuan administrasi ini malah menyulitkan dalam mengikuti diklat 1 (2%). Di samping itu, evaluasi produk jugadilakcukangunamemperolehinformasi tentang bagaimana hasil program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh dan manfaatnya bagi guru SD dalam mengelola pembelajaran bahasa Inggtis di SD. Evaluasi produk adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan program. Evaluasi hasil belajar peserta diklat ini akan digunakan untuk menentukan kebethasilan peserta diklat dalam mengikuti Diklat bahasa Inggris sistem jarak jauh. Peserta diklat mengatakan tujuan utama mengikuti Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh ini tercapai semua 1 (2%), Dengan demikian semua tujuanatau kompetensi dalam diklat ini dapat dicapai oleh peserta. Bahkan mayoritas atau kebanyakan _peserta 180 mengatakan tujuan utama mengikuti Diklat bahasa Inggris ini sebagian besar tereapai 36 (72%). Selain itu ada sangat sedikit peserta yang mengatakan tujuan utama mengikuti Diklat bahasa Inggris ini sebagian tercapai 13 (26%). Artinya telah memenuhi nilai standar keberhasilan, Para guru SD agar dapat melaksanakan —pembelajaran —_bahasa Ingeris di SD, dituntut untuk menguasai Kompetensi berbahasa, —_misalnya menguasai Kosa kata dan tata bahasa schingga mampu menguasai empat kemampuan berbahasa (four skills) yaitu listening, speaking, reading and writing. Semua pengelola kabupaten/ kota mengatakan Diklat bahasa Inggtis ini bermanfaat untuk mendukung tugas guru SD dalam mengajar bahasa Inggris. Dengan kata lain diklat ini bermanfaat untuk meningkatkan —_kompetensi profesional guru SD dalam pembelajaran bahasa Ingeris, Selain itu, mayoritas _peserta mengatakan program diklat ini sangat bermanfaat untuk mendukung tugas guru SD dalam pembelajaran bahasa Inggris SD 29 (58%). Bahkan ada sedikit peserta yang mengatekan program Diklat ini bermanfaat untuk mendukung tugas guru SD dalam pembelajaran bahasa Inggris SD 15 (30%). Selain itu ada sangat sedikit peserta mengatakan program diklat ini cukup bermanfaat SD 6 (12%). PEMBAHASAN TEMUAN HASIL_ EVALUASI Keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris di SD sistem jarak jauh akan terealisasi bila dilakukan oleh guru yang berkompeten, didukung dengan metode pembelajaran yang komuniketif dan tersedianya bahan belajar yang cukup serta berkualitas. Pengembangan dan Bambang Warsita, Evatuasi Penyelenggaraan penyelenggaraan Diklat Bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh ini memiliki landasan hukum yang cukup kuat, yaitu MoU antara dinas pendidikan kabupaten/ kota, Balai Tekkom, LPMP, PPPPTK Bahasa dan Pustekkom yang difasilitasi Dirjen PMPTK. Selain itu adanya berbagai kebijakan tentang pembelajaran bahasa Inggris di SD sebagai mata pelajaran muatan lokal. Kebijakan nasional itu ditindaklanjuti dengan kebijakan masing- masing daerah. Namun kebijakan ini belum diikuti dengan penyiapan tenaga guru yang kompeten dalam pembelajaran bahasaInggrisdi SD sehingga perluadanya in-service teacher training. Sedangkan sistem diklat yang cocok untuk guru SD inj adalah sistem diklat jarak jauh. Misi dari penyelenggaraan diklat bahasa Ingeris guru SD sistem jarak jauh ini untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan guru SD dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris di SD. Sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan guru SD dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Inggris sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan, Selain itu program diklat bahasa Inggris guru SD ini dilaksanakan sesuai dengan konteks peningkatan kompetensi profesionalisme guru SD. dalam pembelajaran bahasa Inggris di SD. Dengan demikian program diklat bahasa Inggris ini telah dilaksanakan sesuai dengan konteks peningkatan kompetensi profesionalisme guru SD yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pombelajaran bahasa Inggris di SD. Hal ini merupakan salah satu tugas fasilitasi sumberdaya pendidikan (pendidik atau guru SD/MD), sebagai salah satu upaya penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan oleh LPMP. Ditinjau dati karakteristik peserta Giklat, peserta diklat telah melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris di SD, baik sebagai guru mata pelajaran bahasa Tnggris maupun merangkap sebagai guru kelas atau hanya sebagai guru kelas SD saja. Sasaran program Diklat bahasa Inggtis ini awalnya diutamakan pada para guru SD/MI yang berstatus PNS. Namun dalam perkembangannya sesuai dengan kebutuhan di lapangan program diklat ini melayani atau menerima semua guru baik PNS, swasta, honorer, GTT, dan guru yang lain, Latar belakang pendidikan terakhir peserta diklat ini sangat beragam, yaitu kebanyakan sarjana pendidikan (S1) jurusan PGSD atau bahasa Ingeris. Selain itu ada Diploma yaitu D Il PGSD, dan DILL pendidikan bahasa Ingeris, sarjana non kependidikan ($1) sastra bahasa Ingeris, bahkan ada satu orang telah magister (S2) pendidikan. Mengingat secara akademik guru SD ini disiapkan untuk menjadi guru kelas, sehingga tidak memperoleh bekal dalam pembelajaran bahasa Ingeris di SD. Akibatnya penguasaan materi bahasa Inggtis yang berkaitan dengan empat keterampilan berbahsa Inggris meliputi kemampuan listening, speaking, reading, dan writing dalam berbagai konteks sesuai tingkat perkembangan dan minat peserta didik usia SD sangat lemah atau kurang. Peserta telah —_ berpengalaman melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran muatan lokal bahasa Inggris di SD lebih dari 5 tahun. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang diikuti dengan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar. Kebijakan ini kemudian ditindaklanjuti dengan Kepmendikbud RI No. 060/U/1993 tanggal 25 Februari 1993 tentang Kurikulum Pendidikan Dasar. 181 Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10.No. 3 Desember 2008 Keputusan tersebut _memberi peluang dimulainya mata pelajaran bahasa Inggris di SD sebagai muatan lokal dan dimulai pada kelas 4 SD. Peserta telah —_berpengalaman mengikuti intermediate level selain peserta yang baru pada pre-intermediate level, elementary basic level dan bahkan ada yang belum pernah sama sekali mengikuti Kursus bahasa Inggris. Sedangkan penentuan calon peserta Diklat bahasa Inggtis telah melalui seleksi yang disebut dengan ji kompetensi mata pelajaran bahasa Inggris. Tujuan uji Kompetensi ini untuk mengetahui kompetensi guru SD/ MI dalam mata pelajaran bahasa Inggris dan sekaligus untuk menentukan tingkat/ jenjang diklat yang akan diikuti. Peserta dengan nilai uji kompetensi antara 10 s.d 59 dapat mengikuti diklat jenjang dasar (elementary/basic level), dan nilai 60 s.d 100 untuk diklat jenjang lanjut (pre- intermediate level). Dari ketiga kabupaten/ kota yaitu Kota Bandung Provinsi Jawa Barat, Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur, dan Kota Bontang Provinsi Kalimantan Timur ini ada 59 guru SD yang telah mengikuti uji kompetensi mata pelajaran bahasa Inggris. Adapun hasilnya kebanyakan lulus dengan nilai antara 10 s.d 59 berhak mengikuti Diklat bahasa Inggris jenjang dasar (clementary/basic level), dannilai 60s.d 100 sehingga berhak untuk langsung mengikuti Diklat bahasa Inggris jenjang lanjut (pre-intermediate level). Oleh karena itu semua peserta diklat ini telah lulus uji kompetensi mata pelajaran bahasa Inggris. Dalam hubungennya dengan evaluasi proses, Diklat bahasa Inggris sistem jarak jauh ini menekankan pada prinsip belajar ~mandiri. Mengingat atas prakarsa sendiri yang dapat dilakukan 182 secara individual (sendiri) maupun dengan berkelompok, Pelaksanaan belajar mandiri secara individual dapat dilaksanakan di mana saja, kapan saja, dan dengan cara apa saja yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta. Aktifitas yang sering dilakukan oleh kebanyakan. peserta diklat dalam belajar mandiri ini adalah membaca modul dengan cermat, mengerjakan tugas/latihan dan mencocokkannya dengan kunci jawaban. Hal ini dilakukan karena bahan belajar utama Diklat jarak jauh ini adalah modul schingga aktivitas utamanya mempelajari modul. Menyiapkan catatan permasalahan dan kesulitan dalam membaca modul atau media audio dan video untuk dibicarakan dalam kegiatan tutorial tatap muka, Faktor yang sering menjadi pe- nyebab atau kendala dalam belajar mandiri ini adalah sibuk dengan pekerjaan lain, Oleh karena itu perlunya kegiatan orientasi pada setiap awal kegiatan Diklat untuk memberi motivasi mengenai pentingnya belajar dalam upaya meningkatkan kompetensi guru sehingga menjadi guru bahasa Ingeris yang profesional. ‘Untuk “ mengefektifkan — belajar mandiri, maka dilakukan juga belajar kelompok. Peserta tidak hanya sekedar membaca, melihat, dan mendengar, tetapi terlibat secara aktif dalam belajar kelompok untuk melakukan sesuatu seperti: berdiskusi, mengucapkan kata- kata, melakukan gerakan, mengerjakan ‘tugas atau latihan, dan menyelesaikan tes, Kunei utama belajar kelompok adalah adanya kesepakatan, rasa kebersamaan, salingpengertian,kemendirian,keleluasan, dan kesenangan yang dirasakan oleh setiap anggota kelompok. Namun yang biasa menjadi kendala adalah sibuk dengan pekerjaan lain, sulit meninggalkan sekolah/sibuk mengajar SD, dan tidak Bambang Warsita, Evaluasi Penvelenggaraan v....n enak badan (sakit) atau alasan lain, Oleh karena itu perlunya kegiatan orientasi pada setiap awal kegiatan diklat untuk memberi motivasi mengenai pentingnya berlatih berbicara, menyimak dan berkomunikasi dalam bahasalnggrisdengansesamateman di kelompok belajar dan pentingnya guru belajar untuk meningkatkan kompetensi profesionalisme guru tersebut dalam pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu, perlu adanya kegiatan tutorial tatap muka yang dilaksanakean secara terpogram dan terjadwal. Menurut Race (1990) peranan tutor meliputi tiga kegiatan utama, yaitu: (a) memberikan umpan balik kepada peserta;_ (b) memberikan pembelajaran, baik melalui tatap muka maupun alat komunikasi; dan (©) memberikan dukungan dan bimbingan, termasuk memotivasi dan membantu peserta untuk mengembangkan_ keterampilan belajamya. Mengingat kegiatan tutorial dimaksudkan untuk —-mendiskustkan masalah dan kesulitan yang ditemukan ketikamempelajari materi dari media cetak dan non cetak sewaktu belajar mandiri dan belajar kelompok, maka diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan kemampuan belajar mandiri peserta Diklat untuk terus belajar ‘Namun kendalanya adalah adalah: (@) sibuk dengan pekerjaan lain; dan (b) tidak enak badan (sakit). Selain itu, penyelenggaraan/pelaksanaan Diklat di- awali dengan pendaftaran peserta. Adapun mekanisme _pendaftarannya —_sesuai dengan ketentuan dalam buku petunjuk pelaksanaan atau Standar Operasional Prosedur (SOP) Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh. Selanjutnya tabap pelaksanaan pembelajaran di mana peserta bebas menentukan kapan akan mulai dan akan berhenti belajar, serta bebas dalam menentukan kecepatan _belajarnya, Fleksibilitas belajar (flexible learning) ini memungkinkan mengikuti Diklat jarak jauh sangat menyenangkan, Kemudian, dilakukanlah evaluasi. Evaluasi hasil belajar digunakan untuk menentukan keberhasilan peserta dalam mengikuti Diklat bahasa Inggris sistem jarak jauh. Perangkat evaluasi yang dikembangkan meliputi tes akhir modul, tugas mandiri dan tes akhir program serta pedoman praktik mengajar bahasa Inggris di SD. Berdasarkan hasil evaluasi peserta yang lulus akan memperoleh sertifikat atau STTPL. Peserta yang memperoleh STTPL berhak untuk mengikuti Diklat Jenjang yang lebih tinggi. Selain itu STTPL ini dapat digunakan untuk kenaikan pangkat fungsional guru SD. Bagi peserta yang tidak memenuhi kreteria kelulusan akan diberikan surat keterangan pernah mengikuti Diklat dan diberikan kesempatan mengulang. Di samping itu, Evaluasi produk ini untuk mengukur hasil yang telah dicapai baik selama maupun pada akhir program. Keberhasilan Diklat jarak jauh diukur dari seberapa baik produk dari sistem tersebut. Untuk itu penilaian yang teratur dan sistematis hendaknya dilakukan sepanjang proses pembelajaran dan di akhir satu satuan waktu Diklat. Tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk mengetahui percapaian tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan, Kebanyakan peserta mengatakan tujuan utama mengikuti Diklat bahasa Inggris ini sebagian besar tercapai. Artinya sebagian besar tujuan atau kompetensi dalam Diklat inj dapat dikuasai atau dicapaioleh peserta. Peserta dapat’ mencapai keberhasilan dalam mengikuti Diklat bahasa Inggris sistem jarak jauh. Artinya telah memenuhi 183 Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No, 3 Desember 2008 nilai standar keberhasilan. Selain evaluasi hasil _belajar, dilihat juga aspek pemanfaatanya. Diklat bahasa Inggris ini bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi profesional guru SD dalam pembelajaran_ bahasa Inggris di SD, yaitu: (1) meningkatkan kinerja, kedisiplinan, kreatifitas, dan ketekunan guru dalam mengajar bahasa Inggris, (2) meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, (3) meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris sehingga dapat meningkatkan standar nilai peserta didik, (4) bersertifikat mengajar bahasa Inggris di SD, dan 5) dipercaya dalam berbagai tugas dan peranan sesuai dengan kompetensi profesionalnya. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan beberapa kesimpulan antara lain: Pertama, efektivitas konteks program Diklat bahasa Ingeris guru SD sistem jarak jauh ini ternyata telah memiliki rasional, asumsi, misi dan tujuan secata konseptual sudah jelas dan Jandasan hukumnya secara legalistik cukup kuat sehingga program Diklat ini dapat berjalan dengan baik. Kedua, efektivitas input program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh ini telah memiliki masukan peserta Diklat yang memenuhi syarat, kelompok belajar juga telah memenuhi kreteria, penyelenggara ini ada dua aspek yang belum memenuhi oiteria yaitu kurangnya koordinasi dan dukungan anggaran, tutor semua telah memenuhi kriteria, sarana dan prasarana pada ketersediaan Kurang ~memenuhi kreteria dan kondisinya telah memenuhi kciteria, dan bahan belajar cetak (modul) telah memenuhi kriteria dengan kategori berkualitas baik dan cukup, video temyata telahmemenuhikriteriadenganberkualitas 184 baik dan ada yang cukup, dan audio telah memenuhi kriteria dengan kategori berkualitas baik dan cukup. Semua sub komponen ini untuk mendukung penyelenggaraan Diklat bahasa Inggris ini sehingga dapat berjalan dengan baik. Ketiga, tingkat efektivitas proses penyelenggaraan program Diklat bahasa InggrisguruSD sistem JarakJauhinidilihat dari pelaksanaan kegiatan belajar mandiri ini ada yang telah memenuhi kreteria dan ada yang belum memenuhi kreteria, kegiatan belajarkelompok telah memenuhi kreteria, dan kegiatan tutorial tatap muka telah memenuhi kreteria, kegiatan penyelenggaraan atau pengelolaan Diklat telah memenuhi kreteria, serta pemberian layanan bantuan belajar (student support services) telah memenuhi kriteriasehingga dapat mendukung/ memperlancer proses pembelajaran dalam pelaksanaan program Diklat bahasa Inggris sistem Jarak Jauh. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa saran yang bisa disampaikan adalah; Pertama, dalam rangka meningkatkan efektivitas konteks pengembangan dan _penyelenggaraan program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh kepada Dirjen PMPTK, PPPPTK Bahasa dan Pustekkom hendaknya untuk memperkuat landasan hukum dalam penyelenggaraan program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh dengan konteks peningkatan Kompetensi profesional guru SD dalam pembelajaran bahasa Inggris, seperti. Kedua, dalam rangka peningkatan kualitas input (masukan) pengembangan dan penyelenggaraan program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarakini sebaiknya: (1) meningkatkan kualitas bahan belajar, (2) menambah dan meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana, (3) meningkatkan kompetensi tutor dan Bambang Warsita, Evaluasi Penyelenggaraan pengelola/penyelenggara program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh; (4) meningkatkan peran/fungsi kelompok belajar untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan kegiatan pembelajaran; (5) menyediakan alokasi dana/anggaran dari masing-masing instansi pengelola Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh; dan (6) mengadakan temu karya atau rapat koordinasi antar berbagai instansi penyelenggara/pengelola program Diklat bahasa Inggris bagi guru-guru SD sistem Jarak Jauh. Ketiga, dalam rangka—me- ningkatkan efektivitas suatu proses penyelenggaraan program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh ini seharusnya: (1) pengiriman dan pendistribusian bahan belajar tepat waktu atau sebelum program diklat dimulai; (2) menggunakan standar pelayanan minimal dalam penyelenggaraan Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh; (3) meningkatkan kualitas dan efektivitas kegiatan belajar mandiri, kegiatan belajar kelompok dan kegiatan tutorial tatap muka; (4) memberikan layanan bantuan belajar (student support services) yang berkualitas; (5)melaksanakanpemantauan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan program diklat untuk setiap jenjang diklat, Keempat, dalam rangka meningkatkan efektivitas produk program Diklat bahasa Inggris guru SD sistem Jarak Jauh ini seharusnya: (1) berpedoman pada standarisasi_kompetensi lulusan Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jaub; (2) perlu adanya berbagai upaya- upaya untuk pembentukan citra Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh; G) meningkatkan kualitas hasil belajar peserta Diklat dan kebermanfaatannya untuk peningkatan kompetensi profesional guru SD; (4) sistem penyelenggaraan Diklat bahasa Inggris guru SD sistem jarak jauh ini masih perlu disempurnakan, diperbaiki (modifikasi) dan sudah layak untuk disebarluaskan (dideseminasikan) ke daerah lain yang membutuhkan. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, — Suharsimi, — Dasar-Dasar Evaluasi_ Pendidikan. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara, 2005. Arikunto, Suhersimi, & Abdul Jabar, Cepi Safiuddin. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman —Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara, 2004 Hardhono, A.P. Potensi Teknologi Informast dan Komunikasi dalam Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh di Indonesia, 2002, (http:// www.pk.ut.ac.id/ptij/3 | hardhono/ htm), Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media, 2004. Noe, Raymond A. Employee Training And Development (3 edition). Singapore: McGraw-Hill Education, 2005. Pedoman Memilih dan Menyusun Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat SMP, Ditjen Mendikdasmen Depdiknas, 2006. Petunjuk Pelaksanaan (Standar Prosedur Operasional) Pendidikan dan Pelatihan Bahasa Inggris Guru SD Sistem Jarak Jauh, (Jakarta: Pustekkom-Depdiknas & PPPPTK. Bahasa, 2007. Rencana Strategis Departemen Pendidik- an Nasional Tahun 2005-2009, Jakarta: Depdiknas, 2005. 185 Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 10 No. 3 Desember 2008 Semiawan, Conny. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Penerbit Grasindo, 1997. Sudjana, Djudju. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Penerbit Alpabeta, 2006. 186 Stuffiebeam, Daniel L. & Shinkfield, Anthony J. Systematic Evaluation A Self Instructional Guide to Theory and Practice. Boston/Dondrecht/ Lancaster: Kluwer Nijhoff Publishing, 1986. Tayibnapis, Farida Yusuf. Evaluasi Program, Jakarta: Penerbit PT Reneka Cipta, 2000. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem — Pendidikan — Nasional. Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Depdiknas, 2003.

You might also like