You are on page 1of 12

PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)

PEMELIHARAAN INFRASTRUKTUR
PADA POLITEKNIK NEGERI KETAPANG

Muhammad Hanif Faisal1 , Abu Bakar Alwi2


1Mahasiswa Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
2)Dosen Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia

In the early stages of the process of implementing a maintenance program, it is the


policy of the building owner to desire to maintain the building in order to create a
comfortable and safe feeling for its users. Without the commitment of the building
owner, the maintenance program will not run smoothly. The next stage related to policy
is to develop a framework for maintenance programs, design maintenance programs
and strategic design maintenance programs. At this stage the concentration selection
will take place, of course, adjusted to the focus of the building designation. Next is to
apply all the programs that have been agreed on to the building and its facilities,
including the filling out of the forms that must be filled in by the implementers of this
program.
A Standard Operating Procedure (SOP) is a set of written instructions that document a
routine or repetitive activity followed by an organization. The development and use of
SOPs are an integral part of a successful quality system as it provides individuals with
the information to perform a job properly, and facilitates consistency in the quality and
integrity of a product or end-result.
Well-written SOPs should first briefly describe the purpose of the work or process,
including any regulatory information or standards that are appropriate to the SOP
process, and the scope to indicate what is covered. SOPs may be written for any
repetitive technical activity, as well as for any administrative or functional
programmatic procedure, that is being followed within an organization.
Keyword: Maintenance Program, Standard Operating Procedure (SOP), Quality
System.

A. PENDAHULUAN adalah “Bagaimana menyusun Standard


Perencanaan perawatan dan Operating Procedure (SOP)
pemeliharaan bangunan yang sangat baik pemeliharaan infrastruktur pada
sangat diperlukan untuk menekan Politeknik Negeri Ketapang”?
pengeluaran yang harus dikeluarkan
2. Tujuan
untuk perawatan dan pemeliharaan Memahami dan mengaplikasikan
bangunan. Preventive maintenance bagaimana melakukan penyusunan SOP
merupakan yang paling penting dalam untuk pemeliharaan infrastruktur secara
manajemen perawatan bangunan, karena efektif dan efisien dan mendeskripsikan
preventive maintenance merupakan struktur birokrasi sebagai prosedur tetap
perawatan rutin yang harus dilakukan yang dilaksanakan dalam implementasi
untuk menjaga kualitas bangunan dan penyusunan SOP pemeliharaan
memaksimalkan umur bangunan. infrastruktur.
1. Permasalahan B. TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan persoalan/hambatan Menurut Peraturan Menteri
terkait pengusulan anggaran di atas, Pekerjaan Umum Nomor:
rumusan masalah dalam penelitian ini
24/PRT/M/2008 tentang Pedoman konstruksi bangunan maupun
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan komponen pendukung yang terdapat
Gedung, pemeliharaan bangunan gedung pada bangunan tersebut, atau
adalah kegiatan menjaga keandalan meningkatkan fungsi serta kekuatan
bangunan gedung beserta prasarana dan bangunan. Sasaran dari pekerjaan
sarananya agar bangunan gedung selalu perawatan adalah untuk mengoptimalkan
laik fungsi (preventive maintenance). pemanfaatan dana pembangunan.
Perawatan bangunan gedung adalah Tujuan utama dari proses
kegiatan memperbaiki dan/atau pemeliharaan adalah :
mengganti bagian bangunan gedung, a) Untuk memperpanjang usia
komponen, bahan bangunan, dan/atau bangunan.
prasarana dan sarana agar bangunan b) Untuk menjamin ketersediaan
gedung tetap laik fungsi (currative perlengkapan yang ada dan juga
maintenance). mendapatkan keuntungan dari
investasi yang maksimal.
1. Lingkup Pemeliharaan Bangunan
c) Untuk menjamin keselamatan
Gedung
Pekerjaan permeliharaan meliputi manusia yang menggunakan
bangunan tersebut.
jenis pembersihan, perapihan,
pemeriksaan, pengujian, perbaikan d) Untuk menjamin kesiapan
operasional dari setiap peralatan atau
dan/atau penggantian bahan atau
perlengkapan dalam menghadapi
perlengkapan bangunan gedung, dan
kegiatan sejenis lainnya berdasarkan situasi darurat seperti kebakaran.
pedoman pengoperasian dan
pemeliharaan bangunan gedung 3. Kegiatan Pemeliharaan dan
(Menurut Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
Perawatan Bangunan Gedung). Perawatan bangunan adalah usaha
memperbaiki kerusakan yang terjadi
Perawatan komponen bangunan
memerlukan perhatian yang serius agar bangunan dapat berfungsi dengan
baik sebagaimana mestinya. Perawatan
agar diperoleh hasil yang maksimal dan
perawatan ini diharapkan dapat membuat bangunan dapat digolongkan sesuai
dengan tingkat kerusakan pada
kondisi bangunan semakin nyaman
dengan fasilitas yang baik. bangunan menurut dengan Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara Besarnya biaya perawatan
disesuaikan dengan tingkat kerusakan
yang ditentukan sebagai berikut:
a. Perawatan tingkat kerusakan ringan
biayanya maksimum adalah sebesar
30% dari harga lokasi yang sama.
b. Perawatan tingkat kerusakan sedang
biayanya maksimum sebesar 45%
Gambar 1. Klasifikasi Pekerjaan dari harga satuan tertinggi
Pemeliharaan Bangunan pembangunan bangunan gedungbaru
yang berlaku, untuk type/kelas dan
2. Tujuan Pemeliharaan lokasi yang sama.
Tujuan dari perawatan adalah c. Perawatan tingkat kerusakan tingkat
untuk mengupayakan optimal berat biayanya maksimum 65% dari
tercapainya umur pakai rencana harga satuan tertinggi pembangunan
bangunan gedung baru yang berlaku, elemen terhadap masing-masing
untuk tipe/kelas dan lokasi yang tujuan atau kriteria yang setingkat
sama. diatasnya. Perbandingan dilakukan
Untuk perawatan yang memerlukan berdasarkan pilihan atau judgement
Menurut British Standard (BS. 3811) dari pembuat keputusan dengan
melihat pekerjaan perawatan dapat menilai tingkat tingkat kepentingan
dilakukan ke dalam dua kondisi, yaitu: suatu elemen dibandingkan elemen
a. Perawatan yang dilakukan dengan lainnya;
suatu perencanaan. 4. Menormalkan data yaitu dengan
b. Perawatan yang dilakukan tanpa membagi nilai dari setiap elemen di
perencanaan. dalam matriks yang berpasangan
dengan nilai total dari setiap kolom.
4. Analisis Hirarki Proses 5. Menghitung nilai eigen vector dan
AHP digunakan untuk menurunkan menguji konsistensinya, jika tidak
skala rasio dari beberapa perbandingan konsisten maka pengambilan data
berpasangan yang bersifat diskrit (preferensi) perlu diulangi. Nilai
maupun kontinu. Perbandingan eigen vector yang dimaksud adalah
berpasangan tersebut dapat diperoleh nilai eigen vector maximum yang
melalui pengukuran aktual maupun diperoleh dengan menggunakan
pengukuran relatif dari derajat kesukaan, matlab maupun dengan manual.
atau kepentingan atau perasaan. 6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk
Penggunaan AHP dimulai dengan seluruh tingkat hirarki
membuat struktur hirarki atau jaringan 7. Menghitung eigen vector dari setiap
dari permasalahan yang ingin diteliti. Di matriks perbandingan berpasangan.
dalam hirarki terdapat tujuan utama, Nilai eigen vector merupakan bobot
kriteria-kriteria, sub kriteria-sub kriteria setiap elemen. Langkah ini untuk
dan alternatif-alternatif yang akan mensintesis pilihan dalam penentuan
dibahas. Data yang terkumpul tersebut prioritas elemen-elemen pada tingkat
diolah dengan metode AHP yang hirarki terendah sampai pencapaian
sebelumnya dilakukan perhitungan untuk tujuan.
mendapatkan matriks perbandingan 8. Menguji konsistensi hirarki.
berpasangan, kemudian diuji nilai
consistency ratio (CR)-nya yaitu data
yang CR-nya kurang dari 10% yang
dianggap konsisten.
Tahapan pengambilan keputusan
dalam metode AHP pada dasarnya
adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah dan
menentukan solusi yang diinginkan;
2. Membuat struktur hirarki yang
Gambar 2. Struktur Hirarki
diawali dengan tujuan umum,
dilanjutkan dengan kriteria-kriteria
dan alternaif-alternatif pilihan yang 5. Uji Konsistensi Indeks dan Rasio
ingin dirangking; Hal yang membedakan AHP dengan
3. Membentuk matriks perbandingan model-model pengambilan keputusan
berpasangan yang menggambarkan yang lainnya adalah tidak adanya syarat
kontribusi relatif atau pengaruh setiap konsistensi mutlak. Model AHP yang
memakai persepsi decision maker 6. Prosedur Inventarisasi Bangunan
sebagai inputnya maka Gedung
ketidakkonsistenan mungkin terjadi Builder Engineered Management
karena manusia memiliki keterbatasan System (BEMS) di desain untuk
dalam menyatakan persepsinya secara mengelola berbagai sistem pemeliharaan
konsisten terutama kalau harus gedung dengan membuat prosedur
mambandingkan banyak kriteria. inventarisasi bangunan (Uzarski dalam
Berdasarkan kondisi ini maka decision Manurung 2016). Proses ini merupakan
maker dapat menyatakan persepsinya aspek penting dalam memperhitungkan
dengan bebas tanpa harus berfikir indeks kondisi bangunan gedung dengan
apakah persepsinya tersebut akan menggunakan hirarki sistem/komponen
konsisten nantinya atau tidak. Penentuan yang menghubungkan antara sistem dan
konsistensi dari matriks itu sendiri komponen, serta membuat unit-unit
didasarkan atas eigen value maksimum. untuk dilakukan penilaian kondisi
Yang diperoleh dengan rumus sebagai keseluruhan secara bertahap, seperti
berikut: yang dilihat pada gambar dibawah ini:
CI = (λmaks-n)/(n-1)
Dimana :
CI = Indeks Konsistensi
(Consistency Index)
λmaks = Nilai eigen terbesar dari
matrik berordo n
n = Ordo Matriks Gambar 3. Hirarki bangunan
Jika nilai CI sama dengan nol, maka
7. Standard Operating Procedure
matriks pairwise comparison tersebut
(SOP)
konsisten. Batas ketidakkonsistenan
Standard Operating Procedure
(inconsistency) yang telah ditetapkan
(SOP) yang selanjutnya dalam
oleh ditentukan dengan menggunakan
pembahasan ini disebut SOP adalah
Rasio Konsistensi (CR), yaitu
serangkaian instruksi tertulis yang
perbandingan indeks konsistensi dengan
mendokumentasikan aktivitas rutin atau
nilai random indeks(RI). Rasio
berulang yang merupakan kaidah untuk
Konsistensi dapat dirumuskan pada
diikuti oleh organisasi/lembaga.
rumus sebagai berikut:
Pengembangan dan penggunaan SOP
CR = CI/RI merupakan bagian yang terintegrasi
dengan sistem mutu yang baik, karena
CR = Rasio Konsistensi
dapat memberikan informasi bagi setiap
RI = Indeks Random individu untuk melakukan pekerjaan
dengan baik dan dapat menjamin
kualitas serta integritas suatu produk
atau hasil akhir yang diharapkan. Istilah
Tabel 1. Nilai Random Indeks "SOP" dan istilah-istilah seperti
protokol, instruksi, lembar kerja, dan
Bila nilai CR lebih kecil dari 10%,
prosedur operasi laboratorium juga dapat
ketidak-konsistenan pendapat masih
digunakan.
dianggap dapat diterima.
SOP dapat menjelaskan baik
aspek teknis maupun aspek dasar pada
elemen operasional yang diprogramkan 1. Analisa Pembobotan
suatu organisasi untuk kemudian Pembobotan dengan komponen
dikelola berdasarkan rencana kerja atau bangunan menggunakan metode AHP,
rencana Jaminan Kualitas (QA). mana dilakukan penilian berdingan
Dokumen SOP akan dirancang untuk pasangan terhadap:
memberikan panduan dalam persiapan 1.
dan penggunaannya dalam sistem mutu. omponen bangunan, yaitu
komponen struktur, komponen
8. Tata Tulis SOP arsitektur, dan komponen utilitas
SOP harus ditulis dalam langkah 2.
yang singkat/ringkas, bertahap, format ub komponen bangunan yaitu
yang mudah dibaca. Informasi yang masing-masing dari komponen
disajikan harus tidak bermakna ganda struktur, arsitektur dan utilitas
dan tidak terlalu rumit. Suara aktif dan 3.
kata kerja waktu sekarang harus melen bangunan, yaitu masing-
digunakan. Penggunaan kata "Anda" masing dari sub elemen struktur, sub
sebaiknya tidak digunakan, tetapi elemen arsitektur dan sub elemen
tersirat. Jangan berlebihan atau terlalu utilitas
panjang, tetap sederhana dan singkat, 4.
Informasi harus disampaikan dengan ub bangunan, yaitu masing-masing
jelas dan mudah dimengerti untuk dari sub elemen bangunan struktur,
menghilangkan keraguan tentang apa sub eleman bangunan arsitektur dan
yang dibutuhkan. Dapat menggunakan sun eleman bangunan utilitas.
diagram alur untuk mengilustrasikan Aspek yang menjadi dasar
proses yang sedang dijelaskan. Selain penilaian untuk semua perbandingan
itu, ikuti panduan tata tulis yang pasangan adalah aspek keselamatan,
digunakan oleh organisasi, misalnya aspek kenyamanan, aspek kesehatan dan
ukuran huruf dan lainnya. aspek kemudahan.
Langkah-langkah dalam metode
C. METODOLOGI PENELITIAN AHP pada penelitiaan ini meliputi:
1. M
Untuk dapat menjelaskan sejauh
mana implementasi Penyusunan endefinisikan masalah dan
menentukan solusi yang diinginkan.
anggaran Berbasis Kinerja diperlukan
pendekatan penelitian yang sesuai. 2. M
Pendekatan kuantitatif dirasa kurang embuat stuktur hirarki yang diawali
mampu dalam menjelaskan beberapa dengan tujuan umum, dilanjutkan
fenomena sosial dan hal ini membuat sub-sub tujuan, kriteria dan
peneliti menggunakan pendekatan lain kemungkinan alternatif-alternatif
yang lebih sesuai yaitu pendekatan pada tingkatan kriteria yang paling
kualitatif. Pendekatan kualitatif dalam bawah.
penelitian ini bertujuan untuk 3. M
mendiskripsikan pemahaman atas embuat matrik perbandingan
fenomena penyusunan anggaran dengan perpasangan yang menggambarkan
berfokus bagaimana implementasi kontrubusi relatif atau pengaruh
penyusunan anggaran berbasis kinerja setiap elemen terhadap masing-
pada satuan kerja Politap. masing tujuan atau kriteria yang
setingkat diatasnya. Perbandingan
dilakukan berdasarkan judgment
dari pengambilan keputusan dengan komunikasi dengan responden untuk
menilai tingkat kepetingan suatu memperoleh data. Data yang diperoleh
elemen dibandingkan terhadap dan dikumpulkan berasal dari pengisian
elemen lain. kuesioner berupa pendapat suatu
4. pernyataan Msecara langsung oleh
elakukan perbandingan berpasangan responden, yang berkaitan dengan
sehingga diperoleh judgment variabel-variabel yang dibutuhkan.
sebanyak n x ( (n-1)/2)) buah, Daftar pernyataan yang digunakan hanya
dengan n adalah banyaknya elemen ditujukan untuk jenis pernyataan yang
yang dibandingkan. bersifat obyektif dengan pilihan
5. pendapat yangM telah ditentukan.
enghitung nilai eigen dan menguji
konsistensinya, jika tidak konsisten 3. Persiapan SOP
maka pengambilan dapat diulang. Organisasi ataupun unit harus
6. memiliki prosedur
M untuk menentukan
engulang langkah 3, 4 dan 5 seluruh prosedur atau proses apa yang perlu
tingkat hirarki. dicatat dan kemudian dokumentasikan.
7. Dokumen tersebut
M kemudian harus
enghitung vektor eigen dari setiap ditulis oleh orang-orang yang memiliki
matriks perbandingan berpasangan. pengetahuan tentang aktivitas dan
Nilai vektor eigen merupakan bobot struktur internal organisasi. Individu
setiap elemen. Langkah ini untuk yang dimaksud pada dasarnya adalah
mensintesis judgment dalam para ahli pada subjek yang yaitu orang
menentukan prioritas elemen- yang benar-benar melakukan pekerjaan
elemen pada tingkat hirarki terendah atau terlibat langsung dalam proses
sampai pencapaian tujuan, pelaksanaannnya. Pembentukan tim juga
8. dapat dilakukan,
M terutama untuk proses
emeriksa konsistens hirarki. Jika yang multi-tugas yang memerkuan
nilainya melebihi dari 10 % maka pengalaman dari sejumlah individu.
nilai judgment harus diperbaiki. SOP tersebut harus ditulis
dengan detail yang cukup sehingga
2. Instrumen Penelitian walaupun nantinya melibatkan seseorang
Instrumen penelitian adalah alat dengan pengalaman terbatas atau minim
bantu yang digunakan oleh peneliti pengetahuan tentang prosedur dimaksud
untuk mengumpulkan informasi dengan pemahaman dasarnya dapat
kuantitatif tentang variabel yang sedang berhasil melakukan hal-hal sesuai
diteliti. Instrumen penelitian adalah alat prosedur meskipun ketika tidak diawasi.
yang digunakan untuk mengumpulkan, Persyaratan pengalaman untuk
memeriksa, menyelidiki suatu masalah. melakukan suatu kegiatan harus dicatat
Instrumen penelitian dapat diartikan pula dalam bagian tentang kualifikasi
sebagai alat untuk mengumpulkan, personel. Misalnya, jika pengalaman
mengolah, menganalisa dan menyajikan kimia dasar atau pengalaman biologi
data-data secara sistematis serta objektif atau pelatihan tambahan diperlukan,
dengan tujuan memecahkan suatu persyaratan harus diindikasikan dalam
persoalan atau menguji suatu hipotesis. SOP yang akan dibuat.
Instrumen penelitian yang Inti dari penyusunan SOP adalah
digunakan dalam hal ini adalah memberikan pedoman praktis bagi
kuesioner, digunakan sebagai alat penyusun, pengimplementasi dan
pengendali SOP di dalam unit. Tahap- D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
tahap teknis penyusunan SOP dimulai HASIL PENELITIAN
dengan tahap persiapan. Tahapan ini 1. Kondisi Eksisting dan Rencana
bertujuan untuk memahami kebutuhan Pengembangan Sarpras
penyusunan atau pengembangan SOP Kondisi luas lahan kampus saat
serta menyusun alternatif tindakan ini adalah 102.152 m2. Rasio luas lahan
yang harus dilakukan oleh unit kerja kampus per mahasiswa adalah 422 m2.
yang terdiri dari 4 (empat) langkah, Total luas bangunan kampus saat ini
yaitu: adalah 10.987 m2. Rasio luas bangunan
a. Mengetahui kebutuhan. kampus per mahasiswa adalah 45 m2.
b. Mengevaluasi dan menilai Dalam merealisasikan rencana
kebutuhan pengembangan sarana fisik POLITAP
c. Menetapkan kebutuhan untuk kurun waktu sepuluh tahun ke
d. Menetapkan alternatif tindakan. depan diperkirakan akan menghadapi
Produk dari tahapan ini adalah kendala baik internal maupun eksternal.
keputusan mengenai alternatif tindakan Kendala-kendala tersebut meliputi antara
yang akan dilakukan. lain:
a) Luas lahan yang dimiliki saat ini
4. Diagram Alir Penelitian terbatas sehingga diupayakan
perluasan lahan untuk
pengembangan kampus sehubungan
dengan penambahan program studi
baru dalam kurun waktu sepuluh
tahun ke depan. Selain itu, luas
lahan yang tersedia saat ini perlu
dimanfaatkan secara efisien untuk
menampung seluruh kebutuhan
ruang dan lahan sesuai dengan
program yang dilaksanakan
POLITAP. Bila luas persil untuk
setiap mahasiswa adalah 25 m2,
maka dengan jumlah mahasiswa
sebesar 3.847 mahasiswa pada
tahun akademik 2024/2025
diperlukan luas lahan sebesar
96.175 m2. Jumlah luas lahan ini
belum termasuk untuk keperluan
pengembangan laboratorium
lapangan seperti kebun percobaan,
kolam percobaan, danau
penyimpan air, gelanggang
olahraga terpadu yang dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat
umum di Kabupaten Ketapang
yang dapat berfungsi sebagai
wahana wisata, perluasan
Gambar 4. Diagram Alir Penelitian lapangan parkir, dll). Oleh karena
itu, diproyeksikan total luas lahan
yang dibutuhkan adalah 300.000 m2 berkaitan dengan kebijakan adalah
atau 30 Ha. menyusun kerangka pikir tentang
b) Dalam kurun waktu sepuluh tahun program pemeliharaan, rancangan
ke depan, lokasi kampus Politeknik program pemeliharaan dan rancangan
Negeri Ketapang akan semakin strategis program pemeliharaan. Pada
ramai dengan pemukiman dan tahap ini terjadi pemilihan konsentrasi
perkantoran. Oleh karena itu, yang akan dilaksanakan, tentunya
perlu diantisipasi kondisi akses disesuaikan dengan fokus peruntukan
jalan memasuki dan di sekitar bangunan. Selanjutnya adalah
kampus yang cenderung lebih menerapkan seluruh program yang telah
ramai dari keadaan saat ini. disepakati terhadap bangunan beserta
Kondisi tersebut berpengaruh fasilitasnya, termasuk didalamnya
pula pada keamanan dan adalah pengisian form yang harus diisi
ketertiban lingkungan sehingga oleh pelaksana program ini.
perlu diantisipasi dengan Melakukan evaluasi dan
memproteksi lingkungan kampus monitoring terhadap program
POLITAP agar terjamin pemeliharaan harus selalu
keamanannya terutama dari dilakukan guna mendapatakan
ancaman pencurian. tingkat efektifitas dan efisiensi,
dilanjutkan dengan pembuatan
2. Kerangka Kegiatan Pemeliharaan laporan akhir yang nantinya akan
Kondisi eksisting pemeliharaan di diserahkan kepada pemilik
Politap belum terstruktur dengan baik, bangunan dan fasilitasnya yang
kegiatan pemeliharaan bangunan gedung berisi tentang performa bangunan
selama ini telah dilaksanakan masih dan fasilitas yang ada pada setiap
bersifat insidentil, tidak berkala, belum perioda waktu tertentu. didalamnya
ada pemetaan pemeliharaan gedung adalah pengisian form yang harus
karena masih sangat tergantung diisi oleh pelaksana program ini.
ketersediaan dana perawatan dan
pemeliharaan serta cenderung kurang 3. Hirarki Bangunan
terencana. Bangunan Gedung Kuliah
Setiap program yang akan Bersama disusun hirarkinya sesuai
dibentuk sebaiknya direncanakan dengan kondisi bangunan yang ada.
dengan seksama, hal ini dikarenakan Bangunan tersebut terdiri dari 3 lantai
semua program yang akan dijalankan sehingga hirarki terdiri atas 3 sistem
berkaitan dengan anggaran biaya yang lantai. Setiap lantai diturunkan menjadi 3
dibutuhkan dan ini harus disepakati oleh komponen yaitu: struktur, arsitektur dan
pemilik bangunan dan fasilitasnya. utilitas. Setiap elemen komponen
Pada tahap awal dari proses diturunkan menjadi beberapa sub
penerapan program pemeliharaan komponen, sub komponen diturunkan
adalah kebijakan dari pemilik menjadi beberapa elemen. Tahap akhir,
bangunan terhadap keinginan untuk setiap elemen diturunkan menjadi
memelihara bangunannya agar tercipta beberapa sub elemen.
rasa nyaman dan aman bagi
penggunanya. Tanpa adanya komitmen 4. Pembobotan
dari si pemilik bangunan maka program Hasil dari pembobotan, dilakukan
pemeliharaan tidak akan berjalan analisa Analytic Hierarchy Process
lancar. Tahap selanjutnya yang hirarki bangunan gedung perkuliahan
politeknik negeri ketepang, maka dapat Dengan meilhat hasil tersebut dan
ditentukan nilai bobot pada masing- kriteria pembobotan yang telah
masing elemen bangunan. ditentukan, maka dapat disimpulkan
Dari hasil pengumpulan data pada bahwa lantai I mempuyai skala prioritas
bangunan Gedung Kuliah Bersama yang tinggi jika dilakukan kegiatan
Politeknik Negeri Ketapang, maka dapat pemeliharaan. Nilai bobot komponen
ditentukan nilai bobot pada masing- struktur bangunan (56,94%) >
masing elemen bangunan. Data dapat Komponen Arsitektur (26,03%) >
disajikan sebagai berikut: Komponen Utilitas (17,02%). maka
dapat disimpulkan bahwa komponen
struktur mempuyai skala prioritas yang
tinggi jika dilakukan kegiatan
pemeliharaan.
Kerusakan pada struktur
bangunan gedung yang umumnya terjadi
adalah keretakan pada beton, yang dapat
disebabkan oleh:
1. Proses pemadatan beton yang tidak
sempurna mengakibatkan beton
berongga yang akhirnya
menimbulkan keretakan.
2. Perawatan beton yang tidak sesuai
dengan persyaratan teknis pada saat
beton berumur sampai dengan 28
hari, mengakibatkan pengerasan
beton permukaan dan bagian dalam
beton tidak bersamaan, karena
bagian luar sudah mengeras, sedang
bagian dalam belum terjadi
pengerasan, akhirnya
mengakibatkan keretakan.
3. Retak pada permukaan beton karena
mengalami penyusutan, lendutan
akibat beban hidup (live load)/
beban mati (dead load).

Dari hasil pemeriksaan kondisi


dan analisa, maka kerusakan yang
terjadi pada sub elemen bangunan yaitu
Tabel 2. Nilai Bobot Bangunan Gedung cat tembok, plesteran, Plafond dan
Kuliah Bersama Politap keramik lantai. Nilai yang kerusakan
yang terbesar itu pada sub elemen
Hasil Analytic Hierarchy plafond sebesar 70, terkecil pada sub
Process, pembobotan hirarki bangunan elemen keramik lantai sebesar 90, dan
gedung perkuliahan Politeknik Negeri pada sub elemen cat tembok dan
Ketapang, dimana ideks bangunan pada plesteran dinding sebesar 75. Dari nilai
lantai I dengan bobot (55,28%) > lantai tersebut, dapat ditentukan tingkat
II (28,38%) > lantai III (16,34%). kerusakan bangunan, prioritas
pemeliharaan dan langkah penganganan prosedur berurutan, dibagi menjadi
dalam upaya permeliharaan bangunan bagian yang signifikan; misalnya,
gedung. kemungkinan gangguan, peralatan yang
Indeks Kondisi bangunan gedung dibutuhkan, kualifikasi personel, dan
diperoleh perkuliahan sebesar 97,72. pertimbangan keselamatan (sebaiknya
Kondisi fisik bagunan secara dicantumkan dalam huruf tebal untuk
keseluruhan masuk dalam zona 1 (70- menangkap perhatian pengguna).
100 nilai indeks kondisi) Dengan Terakhir, jelaskan semua kegiatan
gambaran kondisi beberapa kekurangan QA/Penjaminan Mutu dan kontrol
mungkin terlihat dan tindakan kualitas (QC) yang sesuai untuk
pemeliharan yang bersifat segera tidak prosedur itu, dan buat daftar referensi
disyaratkan (kerusakan ringan). Adapun yang dikutip atau signifikan.
Prioritas pemeliharaan masuk dalam Seperti disebutkan di atas, SOP
Prioritas Pemeliharaan 10 (dengan nilai harus dituliskan dengan jelas sehingga
indeks kondisi antara 90 – 100 % yaitu mudah dipahami oleh orang yang
sebesar 97,72%). memiliki pengetahuan tentang konsep
umum prosedur, dan prosedur itu harus
5. Proses Persiapan SOP ditulis dalam format yang dengan jelas
SOP yang dipersiapkan oleh menguraikan langkah-langkah dalam
suatu organisasi harus ditulis dengan urutan. Penggunaan diagram dan
detail yang cukup sehingga walaupun diagram alur membantu memecah
nantinya melibatkan seseorang dengan bagian panjang teks dan secara singkat
pengalaman terbatas atau minim merangkum serangkaian langkah untuk
pengetahuan tentang prosedur dimaksud pembaca.
dengan pemahaman dasarnya dapat Lampirkan informasi apa pun
berhasil melakukan hal-hal sesuai yang sesuai, misalnya, SOP dapat
prosedur meskipun ketika tidak diawasi. merujuk pada SOP lain. Dalam kasus
Persyaratan pengalaman untuk seperti itu, hal-hal berikut harus
melakukan suatu kegiatan harus dicatat disertakan:
dalam bagian tentang kualifikasi 1. Sebutkan SOP lainnya dan
personel. Misalnya, jika pengalaman lampirkan salinannya, atau rujukan
kimia dasar atau pengalaman biologi tempat yang mudah ditemukan.
atau pelatihan tambahan diperlukan, 2. Jika SOP yang direferensikan tidak
persyaratan harus diindikasikan dalam diikuti dengan tepat, modifikasi
SOP yang akan dibuat. yang diperlukan harus ditetapkan
dalam SOP di bagian di mana SOP
6. Format Isi lain dikutip.
SOP yang ditulis dengan baik SOP dapat ditulis untuk setiap
pertama-tama harus menjelaskan secara aktivitas teknis yang berulang, serta
singkat tujuan dari pekerjaan atau untuk setiap prosedur programatik
proses, termasuk setiap informasi atau administratif atau fungsional, yang
standar peraturan yang sesuai dengan diikuti dalam suatu organisasi.
proses SOP dan ruang lingkup untuk
menunjukkan apa yang dicakup. E. KESIMPULAN
Definisikan istilah khusus atau tidak Dari hasil penelitian yang telah
biasa baik di bagian definisi terpisah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa
atau di bagian diskusi yang sesuai. poin sebagai berikut:
Menunjukkan apa yang harus diikuti
1. Kondisi eksisting pemeliharaan di 7. SOP Pemeliharaan dan Perawatan
Politap belum terstruktur dengan yang telah selesai disusun harus
baik, kegiatan pemeliharaan disetujui oleh pejabat yang
bangunan gedung selama ini telah berwenang, seperti kepala bagian
dilaksanakan masih bersifat atau unit dan petugas penjaminan
insidentil, tidak berkala, belum ada mutu sebagaimana dijelaskan dalam
pemetaan pemeliharaan gedung Rencana Manajemen Mutu.
karena masih sangat tergantung 8. SOP Pemeliharaan dan Perawatan
ketersediaan dana perawatan dan perlu memasukkan langkah-langkah
pemeliharaan serta cenderung spesifik yang ditujukan untuk
kurang terencana. Hal tersebut salah memulai, mengkoordinasi, dan
satunya disebabkan belum adanya merekam/ mencatat dan/atau
petunjuk/pedoman khusus tentang melaporkan hasil kegiatan, dan
pemeliharaan aset negara tersebut. harus sesuai dengan kegiatannya.
2. Dengan Nilai Indeks Kondisi 9. SOP Pemeliharaan dan Perawatan
sebesar 97,72%, kondisi fisik harus sesuai dengan kerangka kerja,
bagunan secara keseluruhan masuk tetapi format ini dapat dimodifikasi
dalam zona 1 (70-100 nilai indeks sesuai kebutuhan.
kondisi) berdasarkan tabel 2.4.
Dengan gambaran kondisi beberapa 5.1. Saran
kekurangan mungkin terlihat dan 1. Politeknik Negeri Ketapang perlu
tindakan pemeliharan yang bersifat segera merevisi struktur manajemen,
segera tidak disyaratkan (kerusakan terutama mempercepat
ringan). pembentukan Unit Pemeliharaan
3. Dengan Nilai Indeks Kondisi dan Perawatan karena secara riil
sebesar 97,72%, maka berdasarkan diperlukan dalam rangka
tabel 2.5. Prioritas pemeliharaan peningkatan pemeliharaan aset
masuk dalam Prioritas Pemeliharaan negara.
10 (dengan nilai indeks kondisi 2. Dalam penyusunan Standard
antara 90–100 %) dengan kategori Operating Procedure (SOP)
rusak ringan. diperlukan keterlibatan berbagai
4. Standard Operating Procedure pihak untuk menjamin Program
(SOP) merupakan instruksi tertulis Mutu yang sesuai dan diharapkan
yang mendokumentasikan aktivitas mampu memenuhi Visi, Misi dan
rutin atau berulang dan kaidah untuk Tujuan Politeknik Negeri Ketapang
diikuti oleh organisasi/lembaga. itu sendiri.
5. SOP Pemeliharaan dan Perawatan
dibuat oleh Unit Penjaminan Mutu F. DAFTAR PUSTAKA
berdasarkan peraturan perundangan Aresande, Roggy Faula. 2016.
yang berlaku dan dilaksanakan oleh Manajemen Perawatan dan
unit kerja yang terkait. Perbaikan Bangunan Gedung
6. SOP Pemeliharaan dan Perawatan Utama Rumah Sakit Umum
yang dipersiapkan oleh suatu Daerah (RSUD) Arifin Achmad
organisasi harus ditulis dengan Pekanbaru Provinsi Riau.
detail sehingga mudah dipahami. Laporan Tugas Akhir DIV
Kualifikasi personil harus TPPG: POLBAN.
dicantumkan dalam SOP. Ervianto, Wulfram I., Juni 2007,
Studi Pemeliharaan Bangunan
Gedung (Studi Kasus Gedung Gedung (Building Maintenance)
Kampus), Jurnal Teknik Sipil Di Universitas Lampung,
Volume 7 No. 3, Halaman 212 – REKAYASA, Jurnal Sipil dan
223. Perencanaan, Vol. 13 No. 2.
Kementerian Pekerjaan Umum. 2008.
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Republik Indonesia
Nomor 24/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Pemeliharaan Dan
Perawatan Bangunan Gedung.
Kementerian Perhubungan RI -
Sekeretariat Jenderal. Juni 2013.
Pedoman Pembuatan Standard
Operating Procedures (SOPs)
Tentang Tata Kelola Data (PDT-
PS/SOP-1) . Pusat Data dan
Informasi Jakarta 10110.
Manurung, S, A., 2016, Penyusunan
dokumen pemeliharaan gedung
rumah sakit umum daerah Sultan
Syarif Mohamad Alkadrie Kota
Pontianak, Universitas
Tanjungpura, Pontianak.
Moleong. 2014. Metodologi
Penelitian Kualitatif (Revisi ed.).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Raharjo Ferianto., 2008, Ekonomi
Teknik Analisis Pengambilan
Keputusan, Andi, Jakarta
Raharjo Udi., 2004, Operasi dan
Pemeliharaan Bangunan,
Pusbiktek Bandung.
Sancoko, B. 2008. Kajian terhadap
Penganggaran Berbasis Kinerja
di Indonesia, Badan Pendidikan
dan Pelatihan Keuangan.
Siregar, Doli D., 2004, Manajemen
aset, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
United States Environmental
Protection Agency, 2007, Office
of Environmental Information
Washington DC 20460,
Guidance for Preparing Standard
Operating Procedures (SOPs).
Usman, Kristianto, Restita Winandi,
Agustus 2009, Kajian
Manajeman Pemeliharaan

You might also like